Re: [assunnah] solat belakang imam tabligh

2012-06-05 Terurut Topik Abu Fida M. Riza
Wa'alaikumussalam

Inysa'Allah sah-sah saja... Kalaulah seseorang memaksakan diri untuk tidak 
sholat kecuali di belakang imam yang bertakwa dan wara’,  konsekwensinya adalah 
harus mencari tahu dulu keimanan tiap imam yang akan di ikuti tiap mau sholat, 
dan ini akan menyulitkan, sementara  agama ini adalah mudah, Allah berfirman:

[وما جعل عليكم في الدين من حرج]

“Dan Dia tidak pernah menjadikan atas kalian di dalam agama kesulitan” (22:78)

Di nukil dari fatwa Bin Baz, Wallahu'alam

Wassalam

On Jun 4, 2012, at 11:07 AM, JamilahS wrote:

 Assalamualaikum

 Ini ada soalan.Sah atau tidak solat belakang imam yang beliau itu seorang 
 tabligh?Kebetulan,di masjid itu ada ramai jemaah tabligh.

 Solatnya zahirnya sama macam ahlisunnah waljamaah.Jadi,sah tidak solat jemaah 
 belakang imam tabligh?Shukran.

 jamilahsalim
 Malaysia




[assunnah] Tempat Akad Nikah sesuai sunnah

2012-06-05 Terurut Topik haris syahdu
Assalamu'alaikum
dimana sebenarnya tempat melakukan akad nikah yang sesuai sunnah karena saya 
pernah membaca artikel bahwa lebih afdhal di lakukan di masjid karena adanya 
dalil yang mengatakan tersebut tapi saya juga pernah mendengar ceramah lebih 
afdhal di rumah pengantin pria...Manakah yang shahih?

Jazakallahu
haris

[assunnah] Tanya : fatwa amar maruf nahi mungkar

2012-06-05 Terurut Topik Rizky Rahmadhany
Saya hendak bertanya, adakah saudara sekalian mengetahui fatwa ulama berkaitan 
dengan amar ma'ruf nahi mungkar, yang menyatakan apabila si tamu tidak sengaja 
menemukan khamr yang disembunyikan oleh tuan rumah ketika bertamu syaikh 
menjawab tidak boleh dibuang, namun diberi garam lebih baik. Hal ini 
mengindikasikan bahwa amar maruf nahi mungkar hanya kepada sesuatu yang nampak.
Saya pernah membaca artikel atau mendengar ceramah seorang ustadz mengenai ini, 
namun file tersebut hilang. Apabila rekan sekalian punya transkrip lengkap 
mengenai ini, tolong bisa di posting.
Hal ini sangat membantu. Saya ucapkan terima kasih.


Abu Azka


__
This email has been scanned by the Symantec Email Security.cloud service.
For more information please visit http://www.symanteccloud.com
__

[assunnah] OOT : Tanya Wedding Organizer di Bandung

2012-06-05 Terurut Topik edward barchia
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Saya berencana untuk menikah insyaAllah dalam waktu dekat ini.
Saya ingin bertanya pada sahabat semua adakah yang punya informasi tentang 
wedding organizer yang sesuai Sunnah
Mohon bantuannya bila ada informasi tentang wedding organizer tersebut,bisa 
langsung japri ke saya barchia_edw...@yahoo.com
Syukran

Edward

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.




Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[assunnah] Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

2012-06-05 Terurut Topik Abu Abdillah

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN PAHALANYA

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
http://almanhaj.or.id/content/404/slash/0

Di Antara Fadhilah (Keutamaan) Berbakti Kepada Kedua Orang Tua.

Pertama.
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan 
dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang 
disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin 
Mas'ud radhiyallahu 'anhu dia berkata :


سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ 
أَفْضَلُ؟ قَالَ : اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ 
: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي 
سَبِيلِ اللَّهِ

Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang amal-amal yang 
paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 
Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal 
waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah 
[Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-amal yang paling 
utama di antaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua).

Kedua.
Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua. Dalam hadits yang 
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam 
Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu 'anhuma dikatakan 
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

رِضَا الرَبِّ فِى رِضَا الوَالِدِ و سُخْطُ الرَبِّ فِى سُخْطِ الوَالِدِ

Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung 
kepada kemurkaan orang tua [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), 
Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

Ketiga.
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang 
dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut. Dengan dasar 
hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Ibnu Umar, dia berkata :

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Pada suatu hari tiga orang 
berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah 
gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan 
menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain, 'Ingatlah amal 
terbaik yang pernah kamu lakukan'. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan 
bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan 
kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, Ya Allah, sesungguhnya 
aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai 
istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke 
rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum 
orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan 
mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang 
tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu 
tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih 
tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan 
aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum 
susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu 
sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu 
ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. 
Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya 
Allah, bukakanlah. Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser [Hadits 
Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah 
Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A'mal]

Ini menunjukkan bahwa perbuatan berbakti kepada kedua orang tua yang pernah 
kita lakukan, dapat digunakan untuk bertawassul kepada Allah ketika kita 
mengalami kesulitan, Insya Allah kesulitan tersebut akan hilang. Berbagai 
kesulitan yang dialami seseorang saat ini diantaranya karena perbuatan durhaka 
kepada kedua orang tuanya.

Kalau kita mengetahui, bagaimana beratnya orang tua kita telah bersusah payah 
untuk kita, maka perbuatan 'Si Anak' yang 'bergadang' untuk memerah susu 
tersebut belum sebanding dengan jasa orang tuanya ketika mengurusnya sewaktu 
kecil.

'Si Anak' melakukan pekerjaan tersebut tiap hari dengan tidak ada perasaan 
bosan dan lelah atau yang lainnya. Bahkan ketika kedua orang tuanya sudah 
tidur, dia rela menunggu keduanya bangun di pagi hari meskipun anaknya 
menangis. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua harus didahulukan 
daripada kebutuhan anak kita sendiri dalam rangka berbakti kepada kedua orang 
tua. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan berbakti kepada orang tua harus 
didahulukan dari pada berbuat baik kepada istri sebagaimana 

[assunnah] Re: OOT: Tanya: Masalah Waktu Kerja

2012-06-05 Terurut Topik al_atsary
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

Kalo berdasar peraturan yang ana tau, tiap pekerja berhak untuk cuti 12
hari pertahunnya akhi. Ini ana copykan salinan peraturannya.

Ketentuan mengenai cuti karyawan mengacu pada UU 13/2003 pasal 79 sbb:

1. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada
pekerja/buruh.

2. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
:

a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
tidak termasuk jam kerja;


b. istirahat mingguan 1 (satu) hari minggu atau 2 (dua) hari untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;


c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus; dan

d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan
pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi
pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus
menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunanannya dalam 2 (dua)
tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja
6 (enam) tahun.


3. Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.


4. Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.

5. Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Sedang pengkhususan seperti yang antum tanyakan, ana belum tahu tentang
hal itu.

Barakallaahu fiikum

--- In assunnah@yahoogroups.com, Abu Hanif abu.hanief@... wrote:

 ana mau tanya, ada gak peraturan pengkhususan untuk tenaga kerja,
misalnya si A bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan hari kerja 5
hari. karena keluarganya berada di provinsi lain maka si A meminta
bekerja dengan 6 hari kerja, setelah 4 bulan si A mengambil cuti dari
kumulasi tambahan 1 hari kerja.

 wasalam
 syukron




[assunnah] Kajian salaf di seputaran BSD tangerang selatan

2012-06-05 Terurut Topik elsalaf
Asslmkum,
Ikhwah sekalian mhn bantuan info, mengenai kajian salaf diseputar BSD city.
Syukron.

Wasslm.
Abu Naifa




Sent from Samsung tablet

[assunnah] Tanya : Uang penginapan

2012-06-05 Terurut Topik Benny Haddli irawan
Assalamu'alaykum warohmatulloh

Ana mau bertanya, berdosakah jika kita tidak menggunakan uang penginapan dinas 
kemudian kita memberikan kwitansi penggunaan uang penginapan dinas tersebut? 
Kondisinya ialah ana menginap dikediaman orang tua, sehingga uang penginapan 
ana berikan saja kepada orang tua sebagai ganti untuk perawatan rumahnya.

Jazakallah khoiron


Ibnu Haddan


[assunnah] Syaikh Al-Albani pun Menangis…

2012-06-05 Terurut Topik Victor Johnson
Afwan, hanya ingin berbagi.. Pernah suatu kali browsing2, bertemu dengan
e-book Kumpulan Kamus Cela Albani (kurang lebih demikian judulnya), ingin
sekali untuk mengunduhnya waktu itu -penasaran apa sih isinya-. Namun
Alhamdulillah tidak jadi, karena ana yakin isinya tak lebih dari
syubhat-syubhat dari orang-orang yang benci dengan dakwah Sunnah.. Namun,
judul e-book tersebut tetap saja mengganggu pikiran ana.

Pada pagi ini, -qadarullah- saya mencari di Yufid dengan kata kunci
Rasulullah menangis, ternyata saya temukan tulisan di salah satu website
berikut :
Syaikh Al-Albani pun Menangis…

Percakapan ini terjadi antara *Syaikh Albani* *rahimahullah *dan seorang
wanita dari algeria [didengar dari rekaman suaranya, kemungkinan besar
komunikasi ini terjadi melalui telpon, atau ketika diadakannya ceramah oleh
Syaikh.

[wanita] : Ya Syaikh! Saya mempunyai berita!

[Syaikh] : Saya berharap Allah merahmatimu dengan berita bagus.

[wanita] : Salah satu akhwat pernah bermimpi, dan saya akan
memberitahukannya kepada engkau.

[Syaikh] : Saya berharap dia melihat sesuatu yang baik.

[Wanita] : Ya Syaikh! apakah jika seseorang ingin menceritakan mimpinya
kemudian mengatakan “Saya harap kamu melihat sesuatu yang bagus dan
berharap itu bagus” Apakah itu sesuai dengan sunnah?”

[Syaikh] : Tidak, ucapan ini tidak ada dalam sunnah, tapi tidak mengapa
mengucapkannya

[Wanita]: Seorang teman bermimpi, dalam mimpi itu iya berada dalam sebuah
ruangan, yang didalam ruangan itu ada jalan. Dan diatas jalan ini dia
melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam [ia mengenalnya dari
ciri-cirinya]. Dan dia melihatku berdiri didepan Rasulullah, dan melihat
Rasulullah senyum kepadaku, dan aku pun senyum kepada Rasulullah . Kemudian
aku memanggil memanggil teman tersebut, dan berkata kepadanya “mendekatlah
kemari kepada kami”. Dia pun mendekat dan bertanya kepadaku, siapakah orang
yang engkau lihat ini?”

Kemudian aku berkata; “Lihatlah kepada orang yang melihat kepadaku ini” ,
dia pun melihat Rasulullah. Rasulullah kemudian tersenyum, dan meneruskan
perjalanannya di atas jalan tersebut.

Kami kemudian berjalan bersama (aku dan teman yang menceritakan mimpi ini).
Dan ketika kami sedang berjalan, kami melihat seorang Syaikh yang juga
sedang berjalan pada jalan yang sama.

Kami pun mengucapkan “Assalamualaikum”

Syaikh tersebut kemudian menjawab “Waalaikumsalam Warrahmatullah wa
barakatuh”

Kemudian Syaikh tersebut bertanya kepada kami “Apakah kalian melihat
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam?

Kami menjawab “ya, kami melihat beliau”

Temanku kemudian bertanya kepadaku “Siapakah Syaikh ini?”

Akupun berkata kepadanya *“Ini adalah Syaikh Albani”*

[akhir dari mimpi]

Wanita yang bercerita itu kemudian berkata “Aku berdoa kepada Allah untuk
menjadikan mimpi ini menjadi kabar baik untuk mu Ya Syaikh, dan aku ingin
memberitahu , semoga ini menjadi berita baik – insya allah, bahwa engkau
telah berjalan di atas jalan sunnah ya Syaikh. Insya allah ta’ala .
“bagaimana pendapatmu Syaikh?”

Disini Syaikh tidak mengatakan apapun, air mata beliau terlihat mulai
bercucuran dan beliau rahimahullah pun menangis. [tangisan ini sempat
terekam selama 2 menit, sebelum kemudian beliau menyuruh orang-orang yang
berada disekitar beliau untuk meninggalkan beliau sendiri]

[mohon maaf jika ada kesalahan terjemahan, diambil dari
http://www.youtube.com/watch?v=01dxgcAm7_c ]
Allahu Akhbar...

sumber :
http://moslemsunnah.wordpress.com/2009/03/01/syaikh-al-albani-pun-menangis/

-- 
*Abu Yazid Abdul Hamid
(Victor Johnson)*


[assunnah] Hukum Mengangkat Tangan Dalam Berdo'a

2012-06-05 Terurut Topik Prada Aisyah
HUKUM MENGANGKAT TANGAN DALAM BERDO'A
Oleh
Syaikh Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al Abbad
http://almanhaj.or.id/content/3271/slash/0


Mengangkat kedua tangan dalam berdo'a kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, termasuk adab yang agung. Demikian terdapat di banyak hadits
yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian
ulama menggolongkannya ke dalam hadits mutawatir secara makna.

Di dalam Tadribur Rawi Syarh Taqrib Imam Nawawi, ketika mencontohkan
hadits-hadits yang mutawatir secara maknawi, Imam Suyuthi rahimahullah
berkata : ”Diriwayatkan dari Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
sekitar seratus hadits berisi tentang do'a dengan mengangkat tangan.
Saya mengumpulkannya dalam satu juz tersendiri, namun dengan masalah
yang beragam. Memang dalam setiap masalah tersebut, haditsnya tidak
mutawatir. Namun bila dikumpulkan, maka menjadi mutawatir”. (2/180).

Di dalam kitab Shahih-nya, Imam Bukhari rahimahullah membuat bab
tentang mengangkat tangan dalam berdo'a. Dia membawakan beberapa
hadits, yaitu dari Abu Musa Al Asy'ari, dia berkata :

دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثمُ َّرَفَعَ
يَدَيْهِ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a, kemudian mengangkat kedua
tangannya, sehingga aku melihat putih kedua ketiak Beliau. [1].

Hadits Ibnu Umar, dia berkata:

رَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ وَقَالَ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya lantas
berdo'a, ”Wahai, Allah. Aku berlepas diri kepadaMu dari apa yang
diperbuat Khalid (bin Walid).” [2]

Hadits Anas bin Malik, dari Nabi:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ
حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ

Bahwa Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya,
sehingga aku melihat putih kedua ketiaknya. [3]. .

Di dalam Syarah Bukhari (Fatthul Bari), Al Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullah mengisyaratkan, bahwa hadits yang semakna dengan
hadits-hadits ini banyak sekali. Lalu ia menyebutkan sebagiannya,
diantaranya tentang hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:

قَدِمَ الطُفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو الدَّوْسِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ إِنَّ دَوْسًا عَصَتْ
فَادْعُ اللهَ عَلَيْهَا فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ
فَقَالَ اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا

Thufail bin 'Amr Ad Dausi mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam lalu berkata,”Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya kabilah Daus
telah durhaka. Berdo'alah kepada Allah agar melaknat mereka,” maka
Beliau menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya, ”Wahai, Allah.
Berilah petunjuk kepada kabilah Daus.” (Hadits ini dikeluarkan Imam
Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, dan termaktub pula dalam Shahihain
tanpa kalimat mengangkat kedua tangannya.[4].

Hadits Jabir bin Abdillah, bahwa Thuafil bin 'Amr, hijrah lalu
mengisahkan laki-laki yang berhijrah bersamanya disebutkan Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: ”Wahai, Allah. Karena perbuatan
kedua tangannya, maka ampunilah dia,” lalu beliau mengangkat kedua
tangannya. Al Hafizh berkata: ”Sanadnya shahih.” Dikeluarkan juga oleh
Muslim.[5]

Hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia melihat Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya: “Wahai,
Allah. Aku hanyalah manusia biasa …”.[6] Al Hafizh berkata,”Sanadnya
shahih.”

Selanjutnya, Al Hafizh berkata,”Diantara hadits-hadits shahih dalam
masalah ini, yaitu hadits yang dikeluarkan oleh Al Bukhari dalam kitab
Juz Rof'ul Yadain: “Aku melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
mengangkat kedua tangannya mendo'akan Utsman”[7]. Dikeluarkan pula
oleh Muslim dari hadits Abdurrahman bin Samurah dalam kisah gerhana:
“Aku (Abdurrahman) sampai kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
sedangkan Beliau berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya.”[8]

Hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dalam kisah gerhana, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya.[9] Dari
‘Aisyah pula, ketika Rasulullah mendo'akan para sahabat yang dikubur
di Baqi, ”Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua
tangannya tiga kali.”[10]

Dari hadits Abu Hurairah yang panjang dalam peristiwa fathu Makkah
disebutkan,”Beliau mengangkat kedua tangannya, kemudian mulai
berdo'a.”[11]

Hadits Abu Humaid dalam kisah Ibnu Lubtiyyah,”Beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam lantas mengangkat kedua tangannya sampai kulihat
putih kedua ketiaknya, Beliau berucap,’Wahai, Allah. Bukankah aku
telah menyampaikan (risalah Mu)’.”[12]

Hadits Abdullah bin Amr: “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
menyebutkan ucapan Nabi Ibrahim dan Nabi Isa, lantas mengangkat kedua
tangannya, (sembari) berucap: ‘Wahai, Allah. Umatku’.” [13]

Dalam hadits Umar Radhiyallahu anhu, disebutkan bahwa “Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika turun wahyu kepadanya akan
terdengar dari dekat wajah Beliau seperti suara dengungan tawon. Suatu
hari wahyu turun kepada Beliau, kemudian rasa berat