Re: [assunnah] Tolong saya ttg tunangan dan memata2i

2006-04-18 Terurut Topik davidian
assalamu'alaikum wr. wb.
dah ada yg jawab blm yah?. pertama perlu diperjelas apa benar ada yang namanya 
pertunangan dalam islam? siapa yang mencontohkan, maksudnya dari kalangan mana, 
Nabi, sahabat, Tabiin dst?. setahu saya pertunangan itu tidak ada dalam ajaran 
islam (cmiiw), memata-matai hanya sebuah tindakan, yang menjadi bahasan adalah 
cara, niat/maksud memata2i tsb, niatnya apa? jika seorang guru memata-matai 
muridnya dalam ujian bagi saya hal tersebut adalah baik karena dalam semangat 
mendidik.

demikian, semoga ada yang menambahkan,

wasalam



Quoting evino_2006 [EMAIL PROTECTED]:

 assalamu'alaikum wr. wb.

 saya ingin bertanya apa hukumnya jika memutuskan tali pertunangan
 secara sepihak ? dan apa hukumnya memata-matai kehidupan seseorang
 ?
 sebelumnya saya mengucapkan terima kasih jika saudara sekalian mau
 membantu permasalahan ini.


__
Email gratis 4 MB dengan fasilitas POP3 dan SMTP.
Kunjungi Indonesia Interactive http://www.i2.co.id.






Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Qira'ah sab'ah

2006-04-04 Terurut Topik davidian
Assalamu'alaikum

Ilmu qira'at yang benar (ilmu seni baca AI-Qur'an secara tepat) diper­kenalkan 
oleh Nabi Muhammad saw. sendiri, suatu praktik (sunnah) yang me­nunjukkan tata 
cara bacaan setiap ayat. Aspek ini juga berkaitan erat dengan kewahyuan 
AI-Qur'an: Teks Al-Qur'an telah diturunkan dalam bentuk ucapan lisan dan dengan 
mengumumkannya secara lisan pula berarti Nabi Muhammad saw. secara otomatis 
menyediakan teks dan cara pengucapannya pada umatnya. Kedua-duanya haram untuk 
bercerai.

Kesatuan dialek yang sudah Nabi biasa dengannya sewaktu masih di Mekah mulai 
sirna setibanya di Madinah. Dengan meluasnya ekspansi Islam melintasi belahan 
wilayah Arab lain dengan suku bangsa dan dialek baru, berarti berakhirnya 
dialek kaum Quraish yang dirasa sulit untuk dipertahankan. Dalam kitab 
sahihnya, Muslim mengutip hadith berikut ini:

Ubayy bin Ka'b melaporkan bahwa ketika Nabi berada dekat lokasi banu Ghifar 
Malaikat Jibril datang dan berkata, Allah telah menyuruh kamu untuk membaca 
Al-Qur'an kepada kaummu dalam satu dialek, lalu Nabi bersabda, Saya mohon 
Ampunan Allah. Kaumku tidak mampu untuk itu lalu Jibril datang lagi untuk 
kedua kalinya dan berkata, Allah telah menyuruhmu agar membacakan Al-Qur'an 
pada kaummu dalam dua dialek, Nabi Muhammad  lalu menjawab, Saya mohon 
ampunan Allah. Kaumku tidak akan mampu melakukannya, Jibril datang ketiga 
kalinya dan berkata, Allah telah menyuruhmu untuk membacakan Al-Qur'an pada 
kaummu dalam tiga dialek, dan lagi-lagi Nabi Muhammad SAW berkata, Saya mohon 
arnpunan Allah, Kaumku tidak akan mampu melakukannya, Lalu Jibril datang 
kepadanya keempat kalinya dan menyatakan, Allah telah mengizinkanmu membacakan 
Al-Quran kepada kaummu dalam tujuh dialek, dan dalam dialek apa saja mereka 
gunakan, sah-sah saja.9

Ubayy (bin Ka'b) juga melaporkan.
Rasulullah  bertemu Malaikat jibril di Batu Mira' (di pinggiran Madinah, dekat 
Quba) dan berkata kepadanya, Saya telah diutus kepada suatu bangsa buta huruf, 
di antaranya, orang tua miskin, nenek-nenek, dan juga anak-anak, Jibril 
menjawab, Jadi suruh saja mereka membaca Al-Qur'an dalam tujuh dialek (ahruf).

Lebih dari dua puluh sahabat telah meriwayatkan hadith yang mengukuhkan bahwa 
Al-Qur'an telah diturunkan dalam tujuh dialek. Di sini kita tambahkan bahwa ada 
empat puluh pendapat ilmuwan tentang makna ahruf (secara literal: huruf-huruf). 
Beberapa dari kalangan mereka mengartikannya begitu jauh, tetapi kebanyakan 
sepakat bahwa tujuan utama adalah memberi kemudahan membaca Al-Qur'an bagi 
mereka yang tidak terbiasa dengan dialek orang Quraish. Konsesi diberikan 
melalui anugerah Allah.

Sebelumnya telah kita lihat bagaimana dialek yang berlainan telah memicu 
perselisihan pada dasawarsa berikutnya, di mana mempercepat langkah 'Uthman 
menyiapkan sebuah Mushaf dalam dialek orang Quraish. Akhirnya, jumlah semua 
ragam bacaan yang terdapat dalam kerangka lima Mushaf resmi tidak lebih dari 
empat puluh karakter, dan seluruh pembaca yang ditugaskan mengajar Al-Qur an 
wajib mengikuti teks Mushaf tersebut dan agar meneliti sumber otoritas dari 
mana mereka mempelajari bacaan sebelumnya. Zaid bin Thabit, orang yang begitu 
penting dalam pengumpulan Al-Qur'an, menyatakan bahwa Seni bacaan (qira'at) 
Al-Qur'an merupakan sunnah yang mesti dipatuhi dengan sungguh-sungguh.
Variasi adalah suatu istilah yang saya sebenarnya kurang begitu sreg 
memakainya. Dalam masalah tertentu, istilah itu secara definitif dapat memberi 
nuansa akan ketidakpastian. Jika pengarang nash menulis satu kalimat dengan 
caranya sendiri, kemudian rusak akibat kesalahan dalam menulis lalu kita 
perkenalkan prinsip ketidakpastian; akhirnya penyunting yang tak dapat 
mem­bedakan mana yang betul dan mana yang salah, akan meletakkan apa yang ia 
sangka sesuka hatinya ke dalam teks, sedangkan lainnya dimasukkan ke dalam 
catatan pinggir. Demikian halnya dengan masalah variasi (ragam bacaan). Akan 
tetapi masalah Al-Qur'an jelas berlainan karena Nabi Muhammad SAW, satu-satunya 
khalifah Allah sebagai penerima wahyu dan transmisinya, secara pribadi 
mengajarkan ayat-ayat dalam banyak cara. Di sini tak ada dasar keragu­raguan, 
tak terdapat istilah kabut hitam maupun kebimbangan, dan kata 'varian' tampak 
gagal dalam memberi arti yang masuk akal. Kata multiple jauh dapat memberi 
penjelasan akurat, oleh karena itu, di sini saya hendak meng­giring mereka pada 
pemakaian multiple reading (banyak bacaan). Salah satu alasan yang 
melatarbelakangi fenomena ini adalah adanya perbedaan dialek dalam bahasa Arab 
yang perlu diberi tempat selekas mungkin, seperti telah kita bicarakan di atas. 
Alasan kedua dapat jadi merupakan sebuah upaya mem­perjelas masalah dengan cara 
yang lebih baik, beberapa makna yang tersirat dalam ayat tertentu dengan 
menggunakan dua kata, yang semuanya muncul resmi dari perintah Allah. Contoh 
yang sangat jelas dalam hal ini adalah Surah al-Fatihah, di mana ayat ke empat 
dibaca 'malik' (Pemilik) atau 'malik' (Raja) di hari 

Re: [assunnah] Inikah kesempatan untuk saling bertemu

2006-02-02 Terurut Topik davidian
Assalamu'alaikum

semoga ada saudara kita yang berkenan menuliskan gambaran mengnai 
pertemuan tersebut nantinya buat saudara-saudara kita yang jauh.

Wassalamu'alaikum

Quoting Ahmad Sibil [EMAIL PROTECTED]:

 Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
 
 Ya ikhwan fillah...  Alangkah beruntungnya antum semua, inilah
 karunia Allah azza wajall yang tak terkira.
 
 Sungguh-sungguh ana dalam keadaan yang tidak seberuntung antum.
 
 Ana tidak akan bisa hadir bertemu para masyayikh murid Syeikh
 Albani rahimahullah, karena di negeri kafir amerika.
 
 Ana tidak akan bisa berkenalan dan bertemu langsung dengan antum
 semua, karena memang ana tidak hidup di negeri muslimin.
 
 Insya-Allah ana akan selalu berdo'a, semoga da'wah antum semua bisa
 memberkahi muslimin yang lainnya dan semoga Allah menolong antum
 dan menguatkan kedudukan antum di dunia, amin
 
 Jazakallah khairan
 
 Firman Syah [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh,
 
 Sesuai informasi admin Assunnah, pada 19 Feb 2006 murid Syaikh
 Nashiruddin Al-Albani akan bersilatuhmi dengan kaum muslimin
 Indonesia yang bertempat di Masjid Istiqlal Jakarta. Adakah yang
 bisa mengambil kesempatan untuk saling mengenal diantara milis
 Assunnah?
 
 Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala mempermudah langkah kita menuju ke
 sana dan mempertemukan kita, amin.
 
 Abu Azzam





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 

--
HADIRILAH.. SILATURAHMI ULAMA DAN UMMAT KE II BERSAMA MURID-MURID SENIOR
ULAMA AHLI HADITS ABAD INI SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI, MASJID
ISTIQLAL, AHAD 20 MUHARRAM 1427H/19 FEBRUARI 2006M JAM 08.00 – 12.00
Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
-- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/