[assunnah] >>Kemaksiatan Dan Dampak Negatifnya<

2011-06-20 Terurut Topik Prada Aisyah
KEMAKSIATAN DAN DAMPAK NEGATIFNYA TERHADAP INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Oleh
Syaikh Raid bin Shabri Abu ‘Ulfah
http://almanhaj.or.id/content/3097/slash/0


Perbuatan dosa dan maksiat memberi pengaruh yang besar serta efek yang
sangat berbahaya bagi masyarakat dan individu. Allah telah menerangkan
dengan sejelas-jelasnya pengaruh perbuatan ini sejak perbuatan maksiat
dilakukan pertama kali.

Marilah kita mengambil beberapa nash Al Qur’an dan hadits, serta atsar
(riwayat) ulama’ Salaf yang menyebutkan pengaruh-pengaruh ini. Allah
berfirman.

وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى . ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ
عَلَيْهِ وَهَدَى . قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ
فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ كَذَلِكَ
أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى .
وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِئَايَاتِ رَبِّهِ
وَلَعَذَابُ اْلأَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى

Dan Adam pun mendurhakai Rabb-nya, maka ia sesat. Kemudian Rabb-nya
(Adam) memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberi Adam
petunjuk. Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain. Maka
jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada
hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia:"Ya, Rabb-ku, mengapa
Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya
seorang yang bisa melihat". Allah berfirman:"Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari inipun kamu dilupakan". Dan demikanlah Kami membalas orang
yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabb-nya.
Dan sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
[Thaha:121-127].

Ayat ini menyebutkan beberapa efek negatif yang ditimbulkan karena
perbuatan maksiat. Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa akibat
(yang ditimbulkan karena) perbuatan maksiat adalah ghay (kesesatan)
yang merupakan sebuah kerusakan. Seakan-akan Allah berfirman
“Barangsiapa mendurhakai Allah, maka Allah akan merusak kehidupannya
di dunia.” Makna seperti ini juga disebutkan dalam ayat-ayat berikut.
FirmanNya:

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى

Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia
tidak akan celaka. [Thaha : 123].

Konsekwensinya, orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah, maka ia
akan sesat dan sengsara. Dan ayat-ayat berikut ini menjelaskan lebih
gamblang.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit. [Thaha:124].

Maksudnya, dia akan mendapatkan kesengsaraan dan kesusahan. Dalam
tafsirnya (3/164), Ibnu Katsir berkata: “Di dunia, dia tidak akan
mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Hatinya gelisah yang
diakibatkan kesesatannya. Meskipun dhahirnya nampak begitu enak, bisa
mengenakan pakaian yang ia kehendaki, bisa mengkonsumsi jenis makanan
apa saja yang ia inginkan, dan bisa tinggal dimana saja yang ia
kehendaki; selama ia belum sampai kepada keyakinan dan petunjuk, maka
hatinya akan senantiasa gelisah, bingung, ragu dan masih terus saja
ragu. Inilah bagian dari kehidupan yang sempit”.

Alangkah seringnya kita melihat dan mendengar berita tentang orang
yang memiliki harta yang sangat banyak, mati bunuh diri dengan terjun
dari tempat-tempat yang tinggi (atau gedung-gedung). Apa yang
menyebabkan mereka melakukan itu? (Sudah puaskah mereka menikmati
harta kekayaannya, Pent)? Pasti, penyebabnya adalah sempitnya
kehidupan yang menderanya akibat berpaling dari dzikrullah. Kalau
orang-orang yang berpaling dari dzikrullah itu tidak bertaubat, maka
akibatnya mereka akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang Mahsyar
dalam keadaan buta. Allah berfirman.

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ أَعْمَى
وَأَضَلُّ سَبِيلاً

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat
(nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang
benar) [Al Isra:72].

Dan dia akan dibiarkan di dalam neraka. Allah berfirman.

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ
كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ
تُنْسَى

Berkatalah ia: "Ya, Rabb-ku. Mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang dapat melihat?” Allah
berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka
kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu dilupakan.”
[Thaha :125- 126].

Kata “dilupakan” dalam ayat di atas, maksudnya adalah ia dibiarkan d

[assunnah] >>Kemaksiatan Dan Dampak Negatifnya<

2011-03-11 Terurut Topik Prada Aisyah
KEMAKSIATAN DAN DAMPAK NEGATIFNYA TERHADAP INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Oleh 
Syaikh Raid bin Shabri Abu ‘Ulfah
http://almanhaj.or.id/content/3005/slash/0

Perbuatan dosa dan maksiat memberi pengaruh yang besar serta efek yang
sangat berbahaya bagi masyarakat dan individu. Allah telah menerangkan
dengan sejelas-jelasnya pengaruh perbuatan ini sejak perbuatan maksiat
dilakukan pertama kali.

Marilah kita mengambil beberapa nash Al Qur’an dan hadits, serta atsar
(riwayat) ulama’ Salaf yang menyebutkan pengaruh-pengaruh ini. Allah
berfirman,

وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى . ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ
عَلَيْهِ وَهَدَى . قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ
فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ كَذَلِكَ
أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى .
وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِئَايَاتِ رَبِّهِ
وَلَعَذَابُ اْلأَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى

Dan Adam pun mendurhakai Rabb-nya, maka ia sesat. Kemudian Rabb-nya
(Adam) memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberi Adam
petunjuk. Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain. Maka
jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada
hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia:"Ya, Rabb-ku, mengapa
Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya
seorang yang bisa melihat". Allah berfirman:"Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari inipun kamu dilupakan". Dan demikanlah Kami membalas orang
yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabb-nya.
Dan sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal
[Thaha:121-127].

Ayat ini menyebutkan beberapa efek negatif yang ditimbulkan karena
perbuatan maksiat. Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa akibat
(yang ditimbulkan karena) perbuatan maksiat adalah ghay (kesesatan)
yang merupakan sebuah kerusakan. Seakan-akan Allah berfirman
“Barangsiapa mendurhakai Allah, maka Allah akan merusak kehidupannya
di dunia.” Makna seperti ini juga disebutkan dalam ayat-ayat berikut.
FirmanNya:

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى

lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia
tidak akan celaka. [Thaha : 123].

Konsekwensinya, orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah, maka ia
akan sesat dan sengsara. Dan ayat-ayat berikut ini menjelaskan lebih
gamblang.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit. [Thaha:124].

Maksudnya, dia akan mendapatkan kesengsaraan dan kesusahan. Dalam
tafsirnya (3/164), Ibnu Katsir berkata: “Di dunia, dia tidak akan
mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Hatinya gelisah yang
diakibatkan kesesatannya. Meskipun dhahirnya nampak begitu enak, bisa
mengenakan pakaian yang ia kehendaki, bisa mengkonsumsi jenis makanan
apa saja yang ia inginkan, dan bisa tinggal dimana saja yang ia
kehendaki; selama ia belum sampai kepada keyakinan dan petunjuk, maka
hatinya akan senantiasa gelisah, bingung, ragu dan masih terus saja
ragu. Inilah bagian dari kehidupan yang sempit”.

Alangkah seringnya kita melihat dan mendengar berita tentang orang
yang memiliki harta yang sangat banyak, mati bunuh diri dengan terjun
dari tempat-tempat yang tinggi (atau gedung-gedung). Apa yang
menyebabkan mereka melakukan itu? (Sudah puaskah mereka menikmati
harta kekayaannya, Pent)? Pasti, penyebabnya adalah sempitnya
kehidupan yang menderanya akibat berpaling dari dzikrullah. Kalau
orang-orang yang berpaling dari dzikrullah itu tidak bertaubat, maka
akibatnya mereka akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang Mahsyar
dalam keadaan buta. Allah berfirman.

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ أَعْمَى
وَأَضَلُّ سَبِيلاً

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat
(nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang
benar). [Al Isra:72].

Dan dia akan dibiarkan di dalam neraka. Allah berfirman.

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ
كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ
تُنْسَى

Berkatalah ia: "Ya, Rabb-ku. Mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang dapat melihat?” Allah
berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka
kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu dilupakan.”
[Thaha :125- 126].

Kata “dilupakan” dalam ayat di atas, maksudnya adalah ia dibiarkan