[assunnah] Tanya: imam memberi kesempatan kepada makmum utk baca qunut

2006-04-10 Terurut Topik rafiani rari
Assalamu aliakum wr-wb
Subhanallah, ana merasa kebingungan mengambil sikap yang satu ini !
Di masjid kami sejak dari dulu mengerjakan sholat subuh memakai qunut (banyak 
beda pendapat dalam hal ini) Tetapi 2 minggu ini imam tidak pakai qunut dan 
memberi kesempatan pada makmum untuk baca qunut, makmum ada yang baca ada yang 
tidak. Bagaimana hukumnya, adakah dalil dalil yang menjelaskannya. Dan mohon 
penjelasanya bagaimana yang harus dilakukan ?.
Atas jawaban dan saran dari antum semoga Allah merahmatinya.
Wassalamu alakum wr-wb

Ahmad Daim



Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [assunnah] Tanya: imam memberi kesempatan kepada makmum utk baca qunut

2006-04-10 Terurut Topik Dhanny Kosasih
Wa'alaikumus salaam warahmatullah wabarakaatuh,
Berikut ini adalah cuplikan tulisan tentang qunut shubuh karya Abdul Qadir 
Jawas, semoga bermanfaat.
-
HADITS-HADITS TENTANG QUNUT SHUBUH DAN PENJELASANNYA

HADITS PERTAMA
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Senantiasa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam berqunut pada shalat Shubuh sehingga beliau berpisah dari dunia (wafat).

Hadits ini telah diriwayatkan oleh: Imam Ahmad[1], 'Abdurrazzaq[2], Ibnu Abi 
Syaibah[3], secara ringkas, ath-Thahawi[4], ad-Daruquthni[5], al-Hakim, dalam 
kitab al-Arba'iin, al-Baihaqi[6], al-Baghawi[7], Ibnul Jauzi[8].

Semuanya telah meriwayatkan hadits ini dari jalan Abu Ja'far ar-Razi (yang 
telah menerima hadits ini) dari Rubaiyyi' bin Anas, ia berkata: 'Aku pernah 
duduk di sisi Anas bin Malik, lalu ada (seseorang) yang bertanya: 'Apakah 
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah qunut selama 
sebulan?' Kemudian Anas bin Malik menjawab: ...(Seperti lafazh hadits di 
atas).

Keterangan:
Walaupun sebagian ulama ada yang meng-hasan-kan hadits di atas. Akan tetapi 
yang benar adalah bahwa hadits ini derajatnya dha'if (lemah), hadits ini telah 
dilemahkan oleh ulama para Ahli Hadits:

Imam Ibnu Turkamani yang memberikan ta'liq (ko-mentar) atas Sunan Baihaqi 
membantah pernyataan al-Baihaqi yang mengatakan hadits itu shahih. Ia berkata: 
Bagaimana mungkin sanadnya shahih? Sedang perawi yang meriwayatkan dari 
Rubaiyyi', yaitu ABU JA'FAR 'ISA BIN MAHAN AR-RAZI masih dalam pembicaraan 
(para Ahli Hadits):

[1]. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam an-Nasa-i ber-kata: 'Ia bukan orang yang 
kuat riwayatnya.'

[2]. Imam Abu Zur'ah berkata: 'Ia banyak salah.'

[3]. Imam al-Fallas berkata: 'Ia buruk hafalannya.'

[4]. Imam Ibnu Hibban menyatakan bahwa ia sering mem-bawakan hadits-hadits 
munkar dari orang-orang yang masyhur.

[Lihat Sunan al-Baihaqi (I/202) dan periksa Mizaanul I'tidal III/319.] [9]

[5]. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: Abu Ja'far ini telah dilemahkan 
oleh Imam Ahmad dan imam-imam yang lainÂ… Syaikh kami Syaikhul Islam Ibnu 
Taimiyyah berkata kepadaku, 'Sanad hadits ini (hadits qunut Shubuh) sama dengan 
sanad hadits (yang ada dalam Mustadrak al-Hakim (II/ 323-324): Tentang ma-salah 
Ruh yang diambil perjanjian dalam surat 7 ayat 172, (yakni firman Allah 
Subhanahu wa Ta'ala):

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan (keturunan anak-anak 
Adam) dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka 
(seraya berfirman): 'Bukankah Aku ini Rabb-mu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau 
Rabb kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari 
Kiamat kamu tidak mengatakan: 'Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang 
yang lengah terhadap ini (ke-Esaan Allah).'[Al-A'raaf: 172]

(Yakni) hadits Ubay bin Ka'ab yang panjang yang di-sebutkan di dalamnya: Dan 
ruh Isa 'alaihis salam termasuk dari (kumpulan) ruh-ruh yang diambil 
kesaksiannya pada zaman Adam, maka (Dia) kirimkan ruh tersebut kepada Maryam 
'alaihas salam ketika ia pergi ke arah Timur, maka Allah kirimkan dengan rupa 
seorang laki-laki yang tampan, maka dia pun hamil dengan orang yang mengajarkan 
bi-cara, maka masuklah (ruh tersebut) ke dalam mulutnya. Jadi, yang dimaksud 
adalah Isa dan yang mengajak bicara ibunya adalah 'Isa, bukan Malaikat, padahal 
menurut ayat yang mengajak bicara adalah Malaikat, dalam surat Mar-yam ayat 19, 
Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabb-mu, untuk 
memberimu seorang anak laki-laki yang suci. [Maryam: 19]

Yang mengajak bicara bukan 'Isa, sebab hal ini mus-tahil dan hal ini merupakan 
kesalahan yang jelas.
[Periksa: Zaadul Ma'aad (I/276), tahqiq: Syaikh Syu'aib al-Arnauth, cet. 
Mu-assasah ar-Risalah, th. 1412 H]

Syaikhul Islam Ibnul Qayyim berkata: Maksud dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 
ialah: Bahwa Abu Ja'far 'Isa bin Mahan ar-Razi adalah orang yang sering 
memba-wakan hadits-hadits munkar. Yang tidak ada seorang pun dari Ahli Hadits 
yang berhujjah dengannya ketika dia menyendiri (dalam periwayatannya).

Saya katakan: Dan di antara hadits-hadits itu ialah hadits qunut Shubuh 
terus-menerus.

[6]. Al-Hafizh Ibnu Katsir ad-Damsyqiy asy-Syafi'i dalam kitab tafsirnya juga 
menyatakan bahwa riwayat Abu Ja'far ar-Razi itu mungkar.

[7]. Al-Hafizh az-Zaila'i dalam kitabnya Nashbur Raayah (II/132) sesudah 
membawakan hadits Anas di atas, ia berkata: Hadits ini telah dilemahkan oleh 
Ibnul Jauzi di dalam kitabnya at-Tahqiq dan al-'Ilalul Muta-nahiyah, ia 
berkata: Hadits ini tidak sah, karena se-sungguhnya Abu Ja'far ar-Razi, namanya 
adalah Isa bin Mahan, dinyatakan oleh Ibnul Madini: 'Ia sering keliru.'

[8]. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany rahimahullah, seorang Ahli Hadits 
zaman ini berkata: Hadits Anas munkar. [10]

Kemudian al-Hafizh al-Baihaqi telah membawakan beberapa syawahid (penguat) bagi 
hadits Anas, sebagai-mana yang dikatakan oleh al-Hafizh al-Baihaqi