RE: [balita-anda] Mau ngajak anak berenang

2005-08-09 Terurut Topik Indi.Zulha.Mariani
Ayahnya Tasha.
Mudah - mudahan bermanfaat 

Salam

-Original Message-
From: Zainal Arifin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, August 09, 2005 2:52 PM
To: 'balita-anda@balita-anda.com'
Subject: [balita-anda] Mau ngajak anak berenang

Dear all,

Anakku Tasha umurnya 3 bulan 2 minggu. Saya kepingin banget ngajak dia
berenang biar nggak takut air (kebetulan kalau lagi dimandiin dengan air
dingin dia enak2 aja tuh). Kira2 boleh nggak yah anak seusia Tasha di
ajak berenang (pasti pake ban) di kolam renang. Mohon nasehatnya dong,
mungkin ade pare netters yang punya artikel atau pengalaman dengan
anak2nya.
Sekalian pingin tauk usia berapa sih si anak udah bisa di ajak berenang.

Makasih atas infonya yah.

Wassalam,

Ayahnya Tasha




===

The content of this message may contain the private
views and opinions of the sender and does not
constitute a formal view and/or opinion of the
company unless specifically stated.

The contents of this email and any attachments
may contain confidential and/or proprietary
information, and is intended only for the
person/entity to whom it was originally addressed.
Any dissemination, distribution or copying of this
communication is strictly prohibited.

If you have received this email in error please
notify the sender immediately by return e-mail
and delete this message and any attachments from
your system.

Please refer to http://www.newmont.com/en/disclaimer
for other language versions of this disclaimer.





AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH  DAN SUMATERA 
UTARA !!!

Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

[balita-anda] Recall: [balita-anda] Mau ngajak anak berenang

2005-08-09 Terurut Topik Indi.Zulha.Mariani
Indi Zulha Mariani would like to recall the message, [balita-anda] Mau ngajak 
anak berenang.


===

The content of this message may contain the private
views and opinions of the sender and does not
constitute a formal view and/or opinion of the
company unless specifically stated.

The contents of this email and any attachments
may contain confidential and/or proprietary
information, and is intended only for the
person/entity to whom it was originally addressed.
Any dissemination, distribution or copying of this
communication is strictly prohibited.

If you have received this email in error please
notify the sender immediately by return e-mail
and delete this message and any attachments from
your system.

Please refer to http://www.newmont.com/en/disclaimer
for other language versions of this disclaimer.






RE: [balita-anda] Mau ngajak anak berenang

2005-08-09 Terurut Topik Indi.Zulha.Mariani
Mengajarkan renang sudah bisa dimulai sebelum usia satu tahun. Intinya
adalah membuat bayi nyaman berada di air. 

Bermain air bisa membuat bayi gembira. Amati saja saat ia dimandikan
dengan cara yang tepat, ia tampak begitu nyaman. Bukankah selama dalam
rahim, ia pun sudah akrab dengan air. Sementara di hari-hari berikutnya,
secara rutin ia akan dimandikan. Oleh karena itu, sangat mendukung
apabila berenang mulai diajarkan di usia bayi, karena melatihnya justru
akan lebih mudah. 

MANFAAT RENANG

J   Menghilangkan rasa takut pada air 
Banyak anak tak mau belajar renang karena takut air. Jika aktivitas
renang dikenalkan sejak bayi, hal itu tak akan terjadi. 
J   Sarana bermain 
Bermain tak harus selalu di kamar atau di taman. Kolam renang bisa juga
menjadi sarana bermain yang menyenangkan. 
J   Menyehatkan badan dan merangsang gerakan motorik 
Dengan bermain air, otot-otot bayi berkembang, persendiannya tumbuh
secara optimal, pertumbuhan badannya meningkat, dan tubuh pun jadi
lentur. Dengan kata lain, semua komponen tubuhnya akan terlatih melalui
renang karena seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tangan, hingga
kepala digerakkan walaupun belum dengan teknik yang sempurna. Bayi jadi
terlatih dan daya tahan tubuhnya pun lebih terjaga. 
J   Mengasah kemandirian, keberanian, dan percaya diri 
Berenang mendorong bayi tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan memiliki
rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini tercermin saat bayi tak lagi
takut menjelajah bersama orang tua di kolam yang besar. 
J   Kemampuan sosial 
Berenang bersama-sama di kolam akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
meningkatkan kemampuannya beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang
lain. 

LANGKAH BELAJAR RENANG

UNTUK mulai mengajari bayi berenang, bayi mesti melalui tahap pengenalan
air. 
J   Lakukan latihan awal dengan menggunakan kolam plastik sebelum
masuk ke kolam sungguhan. Basahi tubuhnya seperti ketika memandikan agar
tak timbul fobia air. Bawa serta mainan tahan air seperti mainan bebek
atau ikan, agar ia merasakan main di kolam sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Jangan ragu untuk melibatkannya agar mau bermain-main,
seperti menciprat-cipratkan air. Ini akan memancingnya untuk tersenyum
dan tertawa, sekaligus menstimulasi kemampuan motoriknya. 
J   Jika si kecil sudah akrab dengan air, ajaklah ia untuk masuk ke
kolam renang sungguhan. Namun, sebelumnya ada beberapa faktor yang mesti
diperhatikan, antara lain : 
*   Kedalaman kolam 
Jangan bawa bayi ke kolam renang yang tidak memiliki bagian khusus untuk
anak. Pilihlah area yang tingkat kedalamannya hanya sebatas pinggangnya.
Selain menghindari hal-hal yang tak diinginkan, semisal tenggelam, kolam
yang terlalu dalam juga dikhawatirkan membuat si kecil merasa tak nyaman
yang malah mengakibatkannya jadi takut air. Untuk mengenalkan tingkat
kedalaman yang berbeda, lakukanlah secara bertahap, dari yang paling
dangkal. 
*   Suhu air 
Air kolam renang sebaiknya jangan terlalu dingin atau terlalu panas.
Usahakan yang bersuhu kurang lebih sama dengan suhu badan. Air yang
terlalu dingin maupun panas bisa menyebabkan si kecil sakit. 
*   Kejernihan air 
Usahakan air kolam renang jernih dan tak keruh, sehingga kalaupun
terminum tidak mengakibatkan apa-apa. Sedapat mungkin hindari kolam
renang yang airnya mengandung kaporit karena justru akan berdampak buruk
pada mata dan kulitnya. 
*   Lantai kolam 
Perhatikan kebersihan lantai kolam. Hindari yang permukaannya licin
karena bisa mengakibatkannya gampang terpeleset. 
J   Sebagai langkah awal, seperti yang dilakukan di kolam karet,
lakukan pengenalan air secara bertahap dimulai dengan membasuh seluruh
tubuhnya. Lalu dalam posisi duduk gerakkan kaki silih berganti dan
gerakkan tangannya seperti mencipratkan air. Jangan lupa, tetap bawa
serta mainan air kesayangannya agar si kecil tak cepat bosan berada di
kolam. 
J   Tahap berikutnya, gunakan pelampung yang berbentuk ban yang
mampu menahan tubuhnya atau yang dilingkarkan pada pergelangan tangan.
Fungsi pelampung ini selain sebagai alat pengaman, juga bisa membantu
bayi berlatih mengapung. Sambil menggunakan pelampung, bawa ia
menyusuri pinggir kolam. Tapi ingat, jangan sesekali melepaskan pegangan
maupun pengawasan Anda dari si kecil. 
J   Secara bertahap penggunaan pelampung sebaiknya dihentikan agar
bayi tak tergantung pada alat tersebut. Sebagai pengganti pelampung,
ayah/ibu bisa memegangi badan si kecil dan ajak untuk menikmati acara
jalan-jalan di dalam kolam. Jika ia sudah terbiasa dengan air yang ada
di sekelilingnya, secara bertahap pula ajak ia berenang di kolam yang
lebih dalam. 
J   Agar bayi lebih termotivasi bereksplorasi di air, ajak anak-anak
yang lain. Dengan proses belajar yang menyenangkan di antara banyak
teman, tentu bayi akan lebih bersemangat. Secara tidak langsung, dengan
banyaknya teman yang ikut berlatih, dalam diri bayi akan tumbuh
keyakinan bahwa berenang itu sungguh menyenangkan. 
J   Pengawasan dan pendampingan 

[balita-anda] Cara bijak memarahi anak

2005-08-09 Terurut Topik Indi.Zulha.Mariani
Saya ada artikel bagus
Cara Bijak Memarahi Anak

Sebagaimana senyuman yang damai, kadang kita harus memarahi anak. Ini
bukan berarti kita meninggalkan kelembutan, sebab memarahi dan sikap
lemah-lembut bukanlah dua hal yang bertentangan. Lemah-lembut merupakan
kualitas sikap, sebagai sifat dari apa yang kita lakukan. Sedangkan
memarahi -bukan marah-merupakan tindakan. Orang bisa saja bersikap
kasar, meskipun dia sedang bermesraan dengan istrinya.

Persoalan kemudian, kita acapkali tidak bisa meredakan emosi pada saat
menghadapi perilaku anak yang menjengkelkan. Kita menegur anak bukan
karena ingin meluruskan kesalahan, tetapi karena ingin meluapkan amarah
dan kejengkelan. Tidak mudah memang, tetapi kita perlu terus-menerus
belajar meredakan emosi saat menghadapi anak, utamanya saat menghadapi
perilaku mereka yang membuat kita ingin berteriak dan membelalak. Jika
tidak, teguran kita akan tidak efektif. Bahkan, bukan tidak mungkin
mereka justru semakin menunjukkan kenakalannya.

Sekali lagi, betapa pun sulit dan masih sering gagal, kita perlu
berusaha untuk menenangkan emosi saat menghadapi anak sebelum kita
menegur mereka, sebelum kita memarahi mereka. Selebihnya, ada beberapa
catatan yang bisa kita perhatikan :

Ajarkan Kepada Mereka Konsekuensi, Bukan Ancaman

Anak-anak belajar dari kita. Mereka suka mengancam karena kita sering
menghadapi mereka dengan gaya mengancam. Mereka melihat bahwa dengan
cara mengancam, apa yang diinginkannya dapat tercapai. Dari kita, mereka
juga belajar meluapkan kemarahannya untuk menunjukkan keakuannya.

Tidak dipungkiri, banyak pengaruh luar yang bisa mengubah perilaku anak.
Teman-teman sebaya, khususnya yang sangat akrab dengan anak, bisa
mempengaruhi anak. Ia meniru temannya dari cara bicara, bertindak,
mengekspresikan kemarahan, sampai dengan kata-kata yang diucapkan.
Kadang anak memahami apa yang dikatakan, tetapi terkadang anak tidak
tahu apa maksudnya. Ia hanya menirukan apa yang didengar. Perbincangan
kali ini bukanlah tentang peniruan. Karena itu marilah kita kembali
berbincang bersama bagaimana ancaman kepada anak, acapkali tidak
menghasilkan perubahan yang baik. Ancaman tidak banyak bermanfaat untuk
menghentikan kenakalan anak atau perilaku yang membuat kita sewot.
Sebaliknya, ancaman justru membuat anak belajar berontak dan menentang.
Salah satu sebabnya, anak merasa orangtua tidak menyayangi ketika kita
meneriakkan ancaman di telinga mereka. Selain itu, kita sering lupa
menunjukkan apa yang seharusnya dikerjakan anak manakala kita asyik
melontarkan ancaman.

Lalu apa yang perlu kita lakukan?
Pertama, Adalah buruk memarahi tanpa memberikan penjelasan. Sekali waktu
kita perlu duduk bersama dalam suasana yang mesra dengan anak untuk
berbicara tentang aturan-aturan. Kedua, kita bisa membuat komitmen
bersama dengan anak untuk mematuhi aturan. Misalnya, mintalah kepada
anak agar tenang ketika ada tamu. Kalau ada yang perlu disampaikan, atau
anak menginginkan sesuatu, hendaknya menyampaikan kepada orangtua dengan
baik-baik dan bersabar bila belum bisa memenuhinya.

Bersama dengan komitmen ini kita bisa membicarakan dengan anak
konsekuensi apa yang bisa diterima bila anak mengamuk di saat ada tamu.
Sekali lagi, konsekuensi ini disampaikan dengan nada yang akrab.
Bukanancaman. Bila anak melakukan hal-hal negatif yang sangat
mengganggu, orangtua bisa mengingatkan kembali kepada anak dan lagi-lagi
tidak dengan nada mengancam. Di sinilah letak beratnya. Kita acapkali
mudah kehilangan kendali. Kita mudah membelalak saat marah, tetapi lupa
untuk konsisten.

Ibu / Bapak Sudah Bilang Berkali-kali.

Perilaku yang menjengkelkan memang lebih mudah diingat, lebih membekas
dan cenderung menggerakkan kita untuk segera bertindak. Sebaliknya
perilaku positif cenderung kurang bisa mendorong kita untuk memberi
komentar, kecuali jika perilaku tersebut benar-benar sangat mengesankan.
Konsumen yang kecewa pada suatu produk, akan segera menggerutu ke sana
kemari, meski kekecewaan itu sebenarnya tidak seberapa. Tetapi konsumen
yang puas cenderung akan diam saja, kecuali jika kepuasan itu sangat
menakjubkan. Orangtua dan anak juga demikian. Orangtua mudah ingat
perilaku negatif anak, sementara anak mungkin tidak bisa melupakan
tindakan orangtua yang menyakitkan hatinya.

Salah satu kebiasaan umum orangtua yang menyakitkan hati anak sehingga
bisa melemahkan citra dirinya adalah ungkapan, Ibu / Bapak sudah
berkali-kali bilang, tapi kamu tidak mau mendengarkan. Ungkapan ini
memang efektif untuk membuat anak diam menunduk. Tetapi ia diam karena
harga dirinya jatuh, bukan karena menyadari kesalahan. Jika ini sering
terjadi, anak akan memiliki citra diri yang buruk. Dampak selanjutnya,
konsep diri dan harga diri (self esteem) anak akan lemah. Anak melihat
belajar memandang dirinya secara negatif, sehingga lupa dengan berbagai
kebaikan dan keunggulan yang ia miliki. Sebaliknya orangtua juga
demikian, semakin sering berkata seperti itu kepada anak, kita akan
semakin mudah bereaksi secara impulsif. Kita