RE: Re[2]: [balita-anda] OOT: Bias Gender (was KARTINI)

2004-04-22 Terurut Topik Tarigan, Antonius (HP-GSO-Indonesia)
Wah...masalah mertua,
Ada enggak ya kiat-kiat dari para Bapaks yang bisa di share dengan saya untuk 
menghadapi mertua perempuan?
 

-Original Message-
From: fenty [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 22, 2004 3:42 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Re[2]: [balita-anda] OOT: Bias Gender (was KARTINI)


Mbak Ria,
 
Saya Batak lho...saya juga pernah ngalamin hal yg samatoh yg namanya jobless itu 
kan masalah nasional mbak...
Kita sih sama2 kerja, tapi kemudian dia jobless +/- 1 thn, dia juga yg ngurusin anak, 
mertua so far gak ada
masalah..he..he...mungkin tergantung orgnya lho mbak bgmn menghadapi suatu masalah.
 
Btwyg mau masukin saya untuk pasangan mertua-menantu harmonis versi Surf...boleh 
tuh..he...he..
 
---Original Message---
 
From: [EMAIL PROTECTED]
Date: 22 April 2004 15:24:41
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Re[2]: [balita-anda] OOT: Bias Gender (was KARTINI)
 
wah aku terharu bacanya...
pasti temennya mbak bukan orang batak , kan ?
kalo orang batak, pasti mertua perempuan temen mab pasti ngga setuju kalo
anaknya (sang suami) di rumah ngurusin anak ...he..he...
 
i wish your friend good luck on her journey of living
 
-ria-
 
 
- Original Message -
From: Dewi [EMAIL PROTECTED]
To: Ria Natalie [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 22, 2004 3:17 PM
Subject: Re[2]: [balita-anda] OOT: Bias Gender (was KARTINI)
 
 
 yep. saya juga setuju.

 saya punya temen kantor yg suaminya ga bekerja. udah cari kerjaan
 tapi ga dapet2. sebelumnya sempet kerja tapi kena pengurangan.
 udah gitu dia punya baby yg masih umur bulanan. akhirnya 3 bulan setelah
 melahirkan temen saya kembali bekerja, menghidupi anak dan suaminya.
 so yg ngurus babynya itu suami, ganti popok, mandiin, pokoknya semuanya
deh
 klo istrinya kerja dia yg ngurus, kecuali malam temenku yg gantian
 ngurus si baby. selain bekerja, teman kantorku ini punya sambilan bikin
kue2
 dan jualan produk salah satu MLM. dia bagian marketing, suaminya yg
ngambilin/
 beli barang ke distributor. mereka saling kerja sama aja, si istri ga
pernah
 ngeluh, suami jg senang2 aja ngurus anak. malah temenku cerita, suaminya
ini
 telaten banget, lebih jago suaminya daripada dia dalam hal ngurus anak.
 sampai saat ini dia jg masih berusaha cari2 kerjaan buat suaminya.
 aku suka sedih klo denger ceritanya, mangkanya klo temenku nawarin
produknya,
 aku ga tega nolaknya. pasti aku beli, walaupun ga banyak.

 aku salut sama temenku ini, benar2 wanita yg mandiri. di saat suaminya
 jobless dia masih bisa move on.

 -Dewi-

 Thursday, April 22, 2004, 2:43:34 PM, you wrote:

 RN BRAVO pak Hande Ataizi 


 RN - Original Message -
 RN From: Hande Ataizi [EMAIL PROTECTED]
 RN To: [EMAIL PROTECTED]
 RN Sent: Thursday, April 22, 2004 2:26 PM
 RN Subject: [balita-anda] OOT: Bias Gender (was KARTINI)


  Ada opini dua Bapak yang kebetulan ikut kebuka dalam
  cek random mail saya, yang cukup menggelitik dan
  membuat saya tertarik untuk komentar.
 
  Jujur saja saya sedikit kaget membacanya, karena
  semula saya berpikir bahwa bapak-bapak yang ikut milis
  BA adalah mereka yang cukup terbuka pikirannnya,
  sehingga mau sharing urusan balita yang biasanya
  dianggap urusan ibu-ibu.
 
  Ada dua istilah yang mirip (sering dipertukarkan) tapi
  sangat jauh maknanya, yaitu jenis kelamin dan gender.
  Jenis kelamin adalah perbedaan peran perempuan dan
  laki-laki yang merupakan pemberian Tuhan dan tidak
  bisa dipertukarkan. Misalnya, perempuan mempunyai alat
  reproduksi sehingga mampu hamil, melahirkan dan
  menyusui, sedangkan pria tidak.
 
  Istilah kedua adalah gender, yaitu perbedaan peran
  laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil
  konstruksi sosial yang sama sekali bukan takdir, bukan
  fitrah dan bukan kodrat, sehingga sudah tentu dapat
  dan terbukti bisa dipertukarkan. Misalnya sejak zaman
  batu perempuan diberi peran mengasuh anak dan
  laki-laki mencari nafkah. Pertukaran peran ini bisa
  dan memang sudah terbukti banyak terjadi.
 
  Oleh karena itu saya sama sekali tidak setuju dengan
  Pak Eddy yang mengatakan bahwa fitrah perempuan adalah
  berperan di wilayah domestik (Rumah tangga). Istilah
  menyalahi takdir, kodrat atau fitrah sebetulnya
  merupakan contoh dari contradictio interminis, sebuah
  istilah yang mengandung kontradiksi. Takdir Tuhan
  tidak akan pernah mampu dilanggar. Jika bisa
  dilanggar, berarti bukan takdir.
 
  Menurut saya, sebuah keluarga adalah tanggung-jawab
  bersama, termasuk di dalamnya tugas-tugas domestik,
  mencari nafkah dan mendidik anak. Pembagian peran
  dibutuhkan untuk efektifitas kerja tanpa mengurangi
  tanggung-jawab bersama tadi. Oleh karena itu,
  kegagalan-kegagalan dalam menjalankan tanggung jawab
  berkeluarga tidak bisa ditimpakan pada salah satu
  pihak. Mislanya kegagalan mendidik anak tidak bisa
  ditimpakan pada ibu semata. Anak tidak hanya
  mengharapkan kehadiran ibu, tetapi juga Bapak.
 
  

[balita-anda] Tips Untuk Pria Berkeluarga

2004-04-19 Terurut Topik Tarigan, Antonius (HP-GSO-Indonesia)
1. Biasakan untuk berbincang-bincang dengan istri pada malam hari. Tidak
perlu di dalam rumah. Anda bisa mengajak istri ke mal, ke taman, atau ke
restoran untuk makan malam. Intinya ialah memelihara kebersamaan dan
komunikasi. Jangan lupa, bicarakan apapun secara transparan, dari hati
ke hati. Namanya juga istri sendiri.

2. Temani anak-anak saat berangkat tidur. Sebelum tidur, para bapak akan
mendapat kesempatan untuk mendengar segala hal yang anak-anak pikirkan
dan yang ingin mereka tanyakan. Hal-hal tersebut biasanya tidak mereka
katakan atau tanyakan pada waktu-waktu yang lain. Bersiaplah untuk
menjadi pendengar yang setia.

3. Apakah anda mendengar peringatan dalam hari nurani yang mengatakan
bahwa mengejar karir lebih membuat anda asyik daripada mengerjakan
tugas-tugas di rumah sebagai suami dan bapak? Pikirkan benar-benar
sekali lagi. Tidakkah kesibukan anda pada akhrinya membuat menjadikan
istri sebagai orang tua tunggal di rumah? Tapi jika sekali-kali memang
tugas mewajibkan anda untuk pulang malam jangan lupa telpon ke rumah dan
memberitahukan hal itu terlebih dulu pada istri anda.

4. Ketika di rumah, sebisa mungkin layani diri sendiri.

5. Sekali-kali, luangkan waktu untuk menikmati akhir pekan yang
romantis.

6. Sekali-kali pula, ikuti acara-acara seminar tentang keluarga.

7. Telepon atau SMS istri di siang hari di tengah kesibukan anda
bekerja. Beri dorongan atau ucapkan kata-kata sederhana yang berasal
dari hati, seperti I love you.

8. Telepon atau SMS juga anak anda. Perhatian dari seorang bapak seperti
itu sangat jarang terjadi, tetapi besar khasiatnya.

9. Ingatlah, bahwa seks dimulai dari dapur. Artinya, jangan lupakan
percakapan ringan dengan istri dan jangan lupa perhatikan hal-hal kecil
yang akan membuatnya merasa lebih diperhatikan, dicintai dan dikasihi.

10. Belum pernah kirim bunga atau beri hadiah khusus bagi istri anda?
Jangan tunggu momen spesial untuk melakukannya. Justru saat tidak ada
yang dirayakan, hal tersebut menjadi lebih spesial.

Jadilah suami dan bapak yang lebih baik setiap hari!
(liv) 

Sumber: Karel CP. Napitupulu-cbni


[balita-anda] Tips Untuk Pria Berkeluarga

2004-04-19 Terurut Topik Tarigan, Antonius (HP-GSO-Indonesia)
You're most welcomed...Pak..

Regards,
Papinya Jevon



-Original Message-
From: Arif Wibowo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 19, 2004 2:27 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Tips Untuk Pria Berkeluarga


Thanks atas sharingnya Pak...cukup bagus dan aplikatif nih...

Regard

Ayah Adiv

-Original Message-
From: Tarigan, Antonius (HP-GSO-Indonesia)
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 19, 2004 1:35 PM
To: Balita Anda
Subject: [balita-anda] Tips Untuk Pria Berkeluarga


1. Biasakan untuk berbincang-bincang dengan istri pada malam hari. Tidak
perlu di dalam rumah. Anda bisa mengajak istri ke mal, ke taman, atau ke
restoran untuk makan malam. Intinya ialah memelihara kebersamaan dan
komunikasi. Jangan lupa, bicarakan apapun secara transparan, dari hati
ke hati. Namanya juga istri sendiri.

2. Temani anak-anak saat berangkat tidur. Sebelum tidur, para bapak akan
mendapat kesempatan untuk mendengar segala hal yang anak-anak pikirkan
dan yang ingin mereka tanyakan. Hal-hal tersebut biasanya tidak mereka
katakan atau tanyakan pada waktu-waktu yang lain. Bersiaplah untuk
menjadi pendengar yang setia.

3. Apakah anda mendengar peringatan dalam hari nurani yang mengatakan
bahwa mengejar karir lebih membuat anda asyik daripada mengerjakan
tugas-tugas di rumah sebagai suami dan bapak? Pikirkan benar-benar
sekali lagi. Tidakkah kesibukan anda pada akhrinya membuat menjadikan
istri sebagai orang tua tunggal di rumah? Tapi jika sekali-kali memang
tugas mewajibkan anda untuk pulang malam jangan lupa telpon ke rumah dan
memberitahukan hal itu terlebih dulu pada istri anda.

4. Ketika di rumah, sebisa mungkin layani diri sendiri.

5. Sekali-kali, luangkan waktu untuk menikmati akhir pekan yang
romantis.

6. Sekali-kali pula, ikuti acara-acara seminar tentang keluarga.

7. Telepon atau SMS istri di siang hari di tengah kesibukan anda
bekerja. Beri dorongan atau ucapkan kata-kata sederhana yang berasal
dari hati, seperti I love you.

8. Telepon atau SMS juga anak anda. Perhatian dari seorang bapak seperti
itu sangat jarang terjadi, tetapi besar khasiatnya.

9. Ingatlah, bahwa seks dimulai dari dapur. Artinya, jangan lupakan
percakapan ringan dengan istri dan jangan lupa perhatikan hal-hal kecil
yang akan membuatnya merasa lebih diperhatikan, dicintai dan dikasihi.

10. Belum pernah kirim bunga atau beri hadiah khusus bagi istri anda?
Jangan tunggu momen spesial untuk melakukannya. Justru saat tidak ada
yang dirayakan, hal tersebut menjadi lebih spesial.

Jadilah suami dan bapak yang lebih baik setiap hari!
(liv) 

Sumber: Karel CP. Napitupulu-cbni

- (on interscan1)

email-body was scanned and no virus found
-

-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]