RE: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-19 Terurut Topik fithri Purwanti Devi
sediihh dah banyak sederet majalah, tabloid seperti itu malah ditambah 
lagiii..
biasanya klo' lagi maraknya ngebahas majalah play boy indonesia or yg laenya 
bisa2 semua yg penasaran pd belii dehhh...
pengen ta'u seperti apa ya.. majalahnya/isinya?! terusss peluncuran perdananya 
sukses berat n lariss manizz bak kacang goreng
klo' kaya' gini mahh egoiss carii untung sendiri tanpa mau ta'u dampak yg akan 
terjadii...
cari dosa ko' ngajak2 orang (takut sendirian ya!) :D

Salam,   
~ Umminya Abi n Farras ~
http://www.babiesonline.com/babies/a/abifarras

 -Original Message-
 From: Ummu Auliya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, January 18, 2006 9:02 AM
 To:   balita-anda@balita-anda.com
 Subject:  Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak 
 Pasti Kejar Playboy Indonesia
 
 iya nih... gak ada playboy magz aja tingkat perkosaan udah tinggi, apalagi
 ada... waddduhhh serem juga nih punya anak perempuan... bismillah... semoga
 selamat selaluterhindar dari hal2 sedemikian
 
 On 1/17/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ehem.., ehem..,
  Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru
  ini.
 
  rgrd
 
 
  Selasa, 17 Januari 2006  9:38:00
  Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia
 
 
  Jakarta-RoL-- Pakar seksologi Naek L Tobing khawatir para remaja dan
  anak-anak akan mencari atau mengejar-ngejar majalah Playboy Indonesia ,
  apalagi hukum disini belum kuat untuk melindungi remaja dari peredaran media
  'panas' atau berbau porno, sehingga ia minta penerbit tidak memaksakan diri
  menerbitkannya.
 
  Hukum di Indonesia belum kuat untuk melakukan pemilahan distribusi media
  berbau porno sehingga para remaja dan anak di bawah umur bisa membelinya
  secara bebas, kata Naek L Tobing ketika dihubungi antara di Jakarta,
  Selasa.
 
  Pernyataanya tersebut disampaikan ketika mengomentari rencana peluncuran
  majalan Playboy versi Indonesia Maret 2006 .  Ia menyebutkan di AS , majalah
  Playboy tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Majalah itu
  dibungkus rapat dengan plastik . Majalah tersebut menurut Naek, dijual di
  toko-toko buku yang benar-benar menaati aturan yang ada yakni hanya
  menjualnya kepada orang dewasa.
 
  Mereka (toko buku) tidak berani  melanggar aturan itu, hukumannya cukup
  berat. Kalau di Indonesia,  saya pesimis ketegasan hukum itu bisa dilakukan,
  selama hukumnya belum jelas maka lebih baik tak usah ada, kata Naek L
  Tobing.
 
  Memang menurut Naek L Tobing , pasarnya untuk orang dewasa, namun ia
  melihat justru majalah tersebut akan 'dikejar-kejar' oleh remaja dan juga
  anak-anak. Kesadaran anak-anak untuk tidak 'membeli dan membaca' media orang
  dewasa di Indonesia masih harus dipertanyakan.
 
  Kalau memang hukum yang ada berjalan baik dan bisa memproteksi remaja dan
  anak-anak, orang tua pun ada yang membutuhkanya, kata Naek L Tobing.
 
  Namun ia pesimis hal itu akan bisa dilakukan pada saat seperti ini. Bahkan
  dari kacamata seksologi menurut Naek L Tobing unsur 'seks educationnya'
  sangat kecil sekali.
 
  Dari sudut orang dewasa dan seksologi tidak ada masalah, namun harus
  mempertimbangkan aspek lainnya di Indonesia dari sudut agama, adat istiadat
  serta norma-norma yang ada di masyarakat.
 
  Media tersebut tidak termasuk bagian dari bahan-bahan untuk seks
  education, meskipun untuk orang dewasa ada yang membutuhkannya, tambahnya.
 
  Seksolog yang sudah menulis puluhan judul buku tentang pendidikan seks
  education tersebut menyebutkan terhadap  remaja di Indonesia perlu dilakukan
  pembatasan. Selain di Indonesia, di negara-negara lainnya di belahan dunia
  saat ini dihadapkan dengan perubahan perilaku seks yang cukup berat.
 
  Ia menyebutkan, di  Eropa dan Amerika Serikat segala sesuatu didasarkan
  dari hasil penelitian di lapangan. Apabila hasil penelitian tersebut
  dampaknya positif, baru diperkenalkan kepada publik.
 
  Karena perencanaan sebuah program dan inovasi baru tersebut dipersiapkan
  secara terarah maka dampaknya akan positif dan penerimaan masyarakat akan
  positif pula.
 
  Menurut Naek, apa pun yang mereka luncurkan, tidak akan berdampak apa-apa
  dan lebih mudah ditata karena sudah berdasarkan penelitian yang kuat yang
  benar-benar disesuaikan dari sudut sosial dan hukumnya kuat.
 
  Kalau di Indonesia,  hukumnya tidak kuat, aspek sosialnya juga sangat
  plural. Lebih baik penerbit majalah itu tidak usah memaksakan diri , kata
  Naek L Tobing.
 
  Ia juga mengaku cukup prihatin dengan beredar luasnya media cetak dan
  internet yang berbau porno di masyarakat tanpa ada upaya pembatasan usia
  pembelinya.
 
  Siapa pun bisa membeli dengan mudah tanpa ada upaya menghindarkan dari
  para remaja dan anak-anak yang dari segi usia belum cocok membaca atau
  melihatnya.
 
  Berdasarkan penelitian yang dilakukan,  rata-rata anak usia SMP kelas I
  sudah pernah menonton blue film. Hal itu sangat memprihatinkan bagi

Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-18 Terurut Topik Ummu Auliya
iya nih... gak ada playboy magz aja tingkat perkosaan udah tinggi, apalagi
ada... waddduhhh serem juga nih punya anak perempuan... bismillah... semoga
selamat selaluterhindar dari hal2 sedemikian

On 1/17/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ehem.., ehem..,
 Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru
 ini.

 rgrd


 Selasa, 17 Januari 2006  9:38:00
 Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia


 Jakarta-RoL-- Pakar seksologi Naek L Tobing khawatir para remaja dan
 anak-anak akan mencari atau mengejar-ngejar majalah Playboy Indonesia ,
 apalagi hukum disini belum kuat untuk melindungi remaja dari peredaran media
 'panas' atau berbau porno, sehingga ia minta penerbit tidak memaksakan diri
 menerbitkannya.

 Hukum di Indonesia belum kuat untuk melakukan pemilahan distribusi media
 berbau porno sehingga para remaja dan anak di bawah umur bisa membelinya
 secara bebas, kata Naek L Tobing ketika dihubungi antara di Jakarta,
 Selasa.

 Pernyataanya tersebut disampaikan ketika mengomentari rencana peluncuran
 majalan Playboy versi Indonesia Maret 2006 .  Ia menyebutkan di AS , majalah
 Playboy tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Majalah itu
 dibungkus rapat dengan plastik . Majalah tersebut menurut Naek, dijual di
 toko-toko buku yang benar-benar menaati aturan yang ada yakni hanya
 menjualnya kepada orang dewasa.

 Mereka (toko buku) tidak berani  melanggar aturan itu, hukumannya cukup
 berat. Kalau di Indonesia,  saya pesimis ketegasan hukum itu bisa dilakukan,
 selama hukumnya belum jelas maka lebih baik tak usah ada, kata Naek L
 Tobing.

 Memang menurut Naek L Tobing , pasarnya untuk orang dewasa, namun ia
 melihat justru majalah tersebut akan 'dikejar-kejar' oleh remaja dan juga
 anak-anak. Kesadaran anak-anak untuk tidak 'membeli dan membaca' media orang
 dewasa di Indonesia masih harus dipertanyakan.

 Kalau memang hukum yang ada berjalan baik dan bisa memproteksi remaja dan
 anak-anak, orang tua pun ada yang membutuhkanya, kata Naek L Tobing.

 Namun ia pesimis hal itu akan bisa dilakukan pada saat seperti ini. Bahkan
 dari kacamata seksologi menurut Naek L Tobing unsur 'seks educationnya'
 sangat kecil sekali.

 Dari sudut orang dewasa dan seksologi tidak ada masalah, namun harus
 mempertimbangkan aspek lainnya di Indonesia dari sudut agama, adat istiadat
 serta norma-norma yang ada di masyarakat.

 Media tersebut tidak termasuk bagian dari bahan-bahan untuk seks
 education, meskipun untuk orang dewasa ada yang membutuhkannya, tambahnya.

 Seksolog yang sudah menulis puluhan judul buku tentang pendidikan seks
 education tersebut menyebutkan terhadap  remaja di Indonesia perlu dilakukan
 pembatasan. Selain di Indonesia, di negara-negara lainnya di belahan dunia
 saat ini dihadapkan dengan perubahan perilaku seks yang cukup berat.

 Ia menyebutkan, di  Eropa dan Amerika Serikat segala sesuatu didasarkan
 dari hasil penelitian di lapangan. Apabila hasil penelitian tersebut
 dampaknya positif, baru diperkenalkan kepada publik.

 Karena perencanaan sebuah program dan inovasi baru tersebut dipersiapkan
 secara terarah maka dampaknya akan positif dan penerimaan masyarakat akan
 positif pula.

 Menurut Naek, apa pun yang mereka luncurkan, tidak akan berdampak apa-apa
 dan lebih mudah ditata karena sudah berdasarkan penelitian yang kuat yang
 benar-benar disesuaikan dari sudut sosial dan hukumnya kuat.

 Kalau di Indonesia,  hukumnya tidak kuat, aspek sosialnya juga sangat
 plural. Lebih baik penerbit majalah itu tidak usah memaksakan diri , kata
 Naek L Tobing.

 Ia juga mengaku cukup prihatin dengan beredar luasnya media cetak dan
 internet yang berbau porno di masyarakat tanpa ada upaya pembatasan usia
 pembelinya.

 Siapa pun bisa membeli dengan mudah tanpa ada upaya menghindarkan dari
 para remaja dan anak-anak yang dari segi usia belum cocok membaca atau
 melihatnya.

 Berdasarkan penelitian yang dilakukan,  rata-rata anak usia SMP kelas I
 sudah pernah menonton blue film. Hal itu sangat memprihatinkan bagi perilaku
 remaja kita, kata Naek.

 Sayangnya saat ini belum ada penelitian yang dilakukan di Indonesia yang
 mempelajari perilaku seksualitas remaja.  Satu waktu kedepan akan ada
 penelitian ke arah sana. Harus ada metode penelitian yang baik sehingga
 hasilnya valid, tambahnya. ant/fif



 http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=231219kat_id=23





--
Laksmi Juwita
FS : [EMAIL PROTECTED]
Multiply : http://ummuauliya.multiply.com
Babyrate:http://www.ratemybabypics.com/view/ummu_auliya.html#comm
Blog:http://ummuauliya.blogspot.com (Not yet finish )


Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-18 Terurut Topik Maria Endang Pallupi
hik..hik..hik..
jadi bingung nih majalah playboy emang sebaiknya tidak dijual secara bebas
tetapi begitu juga dengan tabloid or majalah2 esek2 yg sudah beredar dengan
bebas di setiap penjual koran sebaiknya juga dilarang untuk dijual
bebas...istilahnya qta sibuk bikin vaksin untuk virus dari luar yg akan
datang tapi qta lupa untuk membuat vaksin yg sudah beredar di sekitar
kita...
ohhh sungguh berat nian jadi orang tua dijaman yg mengusung kebebasan
ini

salam
bunda ogan
- Original Message -
From: intan dima [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, January 17, 2006 3:12 PM
Subject: Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak
Pasti Kejar Playboy Indonesia


 kalau seperti ini, gimana ya moral codenya para insan media?
 kalau masyarakatnya memang sudah dewasa saya rasa gak masalah mau ada
 majalan porno atau film bokep...
 na kalau masyarakatnay masih otak ngeres, belum dewasa, dan jelas2 sudah
 ada penelitian bahwa media porno bisa mendorong aktivitas porno terutama
di
 indoensia, masa insan media tidak berpikir apa yg akan terjadi kalau
mereka
 menerbitkan majalah2 ngeres seperti itu ya?

 tapi kalau kembali ke masalah duit, ya saya no comment deh... duit emang
 bisa membeli segalanya
 dan kalo alasannya karena kebebasan pers, no comment juga kadang
 kebebasan juga kelewat batas

 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 To: depokmilis [EMAIL PROTECTED]
 Cc: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Tuesday, January 17, 2006 2:06 PM
 Subject: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti
 Kejar Playboy Indonesia


 Ehem.., ehem..,
 Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru
 ini.



 
 Kirim bunga, http://www.indokado.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]






Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-18 Terurut Topik Vincentia Divka
menurut saya justru di sini peran pemerintahlah sebagai regulator harusnya 
bekerja,
mau ada majalah porno, film porno, aksi porno itu kan bisa-bisanya 
pemerintah melindungi warganya yang tidak seharusnya menikmati, tapi juga 
mempersilahkan pihak-pihak yang memang memiliki hak untuk itu (sekalian 
ditarik duitnya yang kenceng untuk dana sosial/ pembangunan, dll)
tapi memang pemerintah kita masih seperti'remaja'2 yang ngejar majalah 
Playboy alias yang masih menomor satukan nafsunya dulu daripada menjadi 
abdi masyarakat. dari pertama daftar menjadi abdi negara juga motivasinya 
supaya bisa korupsi/ dapet duit sampingan/ kekuasaan, ya gak ? akhirnya 
lama-lama Indonesia jadi negara bodoh ya . kacian deh loe :)



On Wed, 18 Jan 2006 09:02:26 +0700, Ummu Auliya [EMAIL PROTECTED] 
wrote:


iya nih... gak ada playboy magz aja tingkat perkosaan udah tinggi, 
apalagi
ada... waddduhhh serem juga nih punya anak perempuan... bismillah... 
semoga

selamat selaluterhindar dari hal2 sedemikian

On 1/17/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


Ehem.., ehem..,
Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah 
baru

ini.

rgrd


Selasa, 17 Januari 2006  9:38:00
Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia


Jakarta-RoL-- Pakar seksologi Naek L Tobing khawatir para remaja dan
anak-anak akan mencari atau mengejar-ngejar majalah Playboy Indonesia 
,
apalagi hukum disini belum kuat untuk melindungi remaja dari peredaran 
media
'panas' atau berbau porno, sehingga ia minta penerbit tidak memaksakan 
diri

menerbitkannya.

Hukum di Indonesia belum kuat untuk melakukan pemilahan distribusi 
media

berbau porno sehingga para remaja dan anak di bawah umur bisa membelinya
secara bebas, kata Naek L Tobing ketika dihubungi antara di Jakarta,
Selasa.

Pernyataanya tersebut disampaikan ketika mengomentari rencana peluncuran
majalan Playboy versi Indonesia Maret 2006 .  Ia menyebutkan di AS , 
majalah

Playboy tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Majalah itu
dibungkus rapat dengan plastik . Majalah tersebut menurut Naek, dijual 
di

toko-toko buku yang benar-benar menaati aturan yang ada yakni hanya
menjualnya kepada orang dewasa.

Mereka (toko buku) tidak berani  melanggar aturan itu, hukumannya cukup
berat. Kalau di Indonesia,  saya pesimis ketegasan hukum itu bisa 
dilakukan,

selama hukumnya belum jelas maka lebih baik tak usah ada, kata Naek L
Tobing.

Memang menurut Naek L Tobing , pasarnya untuk orang dewasa, namun ia
melihat justru majalah tersebut akan 'dikejar-kejar' oleh remaja dan 
juga
anak-anak. Kesadaran anak-anak untuk tidak 'membeli dan membaca' media 
orang

dewasa di Indonesia masih harus dipertanyakan.

Kalau memang hukum yang ada berjalan baik dan bisa memproteksi remaja 
dan

anak-anak, orang tua pun ada yang membutuhkanya, kata Naek L Tobing.

Namun ia pesimis hal itu akan bisa dilakukan pada saat seperti ini. 
Bahkan

dari kacamata seksologi menurut Naek L Tobing unsur 'seks educationnya'
sangat kecil sekali.

Dari sudut orang dewasa dan seksologi tidak ada masalah, namun harus
mempertimbangkan aspek lainnya di Indonesia dari sudut agama, adat 
istiadat

serta norma-norma yang ada di masyarakat.

Media tersebut tidak termasuk bagian dari bahan-bahan untuk seks
education, meskipun untuk orang dewasa ada yang membutuhkannya, 
tambahnya.


Seksolog yang sudah menulis puluhan judul buku tentang pendidikan seks
education tersebut menyebutkan terhadap  remaja di Indonesia perlu 
dilakukan
pembatasan. Selain di Indonesia, di negara-negara lainnya di belahan 
dunia

saat ini dihadapkan dengan perubahan perilaku seks yang cukup berat.

Ia menyebutkan, di  Eropa dan Amerika Serikat segala sesuatu didasarkan
dari hasil penelitian di lapangan. Apabila hasil penelitian tersebut
dampaknya positif, baru diperkenalkan kepada publik.

Karena perencanaan sebuah program dan inovasi baru tersebut dipersiapkan
secara terarah maka dampaknya akan positif dan penerimaan masyarakat 
akan

positif pula.

Menurut Naek, apa pun yang mereka luncurkan, tidak akan berdampak 
apa-apa
dan lebih mudah ditata karena sudah berdasarkan penelitian yang kuat 
yang

benar-benar disesuaikan dari sudut sosial dan hukumnya kuat.

Kalau di Indonesia,  hukumnya tidak kuat, aspek sosialnya juga sangat
plural. Lebih baik penerbit majalah itu tidak usah memaksakan diri , 
kata

Naek L Tobing.

Ia juga mengaku cukup prihatin dengan beredar luasnya media cetak dan
internet yang berbau porno di masyarakat tanpa ada upaya pembatasan usia
pembelinya.

Siapa pun bisa membeli dengan mudah tanpa ada upaya menghindarkan dari
para remaja dan anak-anak yang dari segi usia belum cocok membaca atau
melihatnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan,  rata-rata anak usia SMP kelas I
sudah pernah menonton blue film. Hal itu sangat memprihatinkan bagi 
perilaku

remaja kita, kata Naek.

Sayangnya saat ini belum ada penelitian yang dilakukan di Indonesia yang
mempelajari perilaku seksualitas remaja.  

[balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-17 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Ehem.., ehem..,
Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru ini.

rgrd


Selasa, 17 Januari 2006  9:38:00
Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia


Jakarta-RoL-- Pakar seksologi Naek L Tobing khawatir para remaja dan anak-anak 
akan mencari atau mengejar-ngejar majalah Playboy Indonesia , apalagi hukum 
disini belum kuat untuk melindungi remaja dari peredaran media 'panas' atau 
berbau porno, sehingga ia minta penerbit tidak memaksakan diri menerbitkannya.

Hukum di Indonesia belum kuat untuk melakukan pemilahan distribusi media 
berbau porno sehingga para remaja dan anak di bawah umur bisa membelinya secara 
bebas, kata Naek L Tobing ketika dihubungi antara di Jakarta, Selasa.

Pernyataanya tersebut disampaikan ketika mengomentari rencana peluncuran 
majalan Playboy versi Indonesia Maret 2006 .  Ia menyebutkan di AS , majalah 
Playboy tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Majalah itu dibungkus 
rapat dengan plastik . Majalah tersebut menurut Naek, dijual di toko-toko buku 
yang benar-benar menaati aturan yang ada yakni hanya menjualnya kepada orang 
dewasa. 

Mereka (toko buku) tidak berani  melanggar aturan itu, hukumannya cukup berat. 
Kalau di Indonesia,  saya pesimis ketegasan hukum itu bisa dilakukan, selama 
hukumnya belum jelas maka lebih baik tak usah ada, kata Naek L Tobing.

Memang menurut Naek L Tobing , pasarnya untuk orang dewasa, namun ia melihat 
justru majalah tersebut akan 'dikejar-kejar' oleh remaja dan juga anak-anak. 
Kesadaran anak-anak untuk tidak 'membeli dan membaca' media orang dewasa di 
Indonesia masih harus dipertanyakan. 

Kalau memang hukum yang ada berjalan baik dan bisa memproteksi remaja dan 
anak-anak, orang tua pun ada yang membutuhkanya, kata Naek L Tobing. 

Namun ia pesimis hal itu akan bisa dilakukan pada saat seperti ini. Bahkan dari 
kacamata seksologi menurut Naek L Tobing unsur 'seks educationnya' sangat kecil 
sekali. 

Dari sudut orang dewasa dan seksologi tidak ada masalah, namun harus 
mempertimbangkan aspek lainnya di Indonesia dari sudut agama, adat istiadat 
serta norma-norma yang ada di masyarakat.

Media tersebut tidak termasuk bagian dari bahan-bahan untuk seks education, 
meskipun untuk orang dewasa ada yang membutuhkannya, tambahnya.

Seksolog yang sudah menulis puluhan judul buku tentang pendidikan seks 
education tersebut menyebutkan terhadap  remaja di Indonesia perlu dilakukan 
pembatasan. Selain di Indonesia, di negara-negara lainnya di belahan dunia saat 
ini dihadapkan dengan perubahan perilaku seks yang cukup berat.

Ia menyebutkan, di  Eropa dan Amerika Serikat segala sesuatu didasarkan dari 
hasil penelitian di lapangan. Apabila hasil penelitian tersebut dampaknya 
positif, baru diperkenalkan kepada publik. 

Karena perencanaan sebuah program dan inovasi baru tersebut dipersiapkan secara 
terarah maka dampaknya akan positif dan penerimaan masyarakat akan positif pula.

Menurut Naek, apa pun yang mereka luncurkan, tidak akan berdampak apa-apa dan 
lebih mudah ditata karena sudah berdasarkan penelitian yang kuat yang 
benar-benar disesuaikan dari sudut sosial dan hukumnya kuat. 

Kalau di Indonesia,  hukumnya tidak kuat, aspek sosialnya juga sangat plural. 
Lebih baik penerbit majalah itu tidak usah memaksakan diri , kata Naek L 
Tobing.

Ia juga mengaku cukup prihatin dengan beredar luasnya media cetak dan internet 
yang berbau porno di masyarakat tanpa ada upaya pembatasan usia pembelinya.

Siapa pun bisa membeli dengan mudah tanpa ada upaya menghindarkan dari para 
remaja dan anak-anak yang dari segi usia belum cocok membaca atau melihatnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan,  rata-rata anak usia SMP kelas I sudah 
pernah menonton blue film. Hal itu sangat memprihatinkan bagi perilaku remaja 
kita, kata Naek.

Sayangnya saat ini belum ada penelitian yang dilakukan di Indonesia yang 
mempelajari perilaku seksualitas remaja.  Satu waktu kedepan akan ada 
penelitian ke arah sana. Harus ada metode penelitian yang baik sehingga 
hasilnya valid, tambahnya. ant/fif



http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=231219kat_id=23



Re: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-17 Terurut Topik intan dima

kalau seperti ini, gimana ya moral codenya para insan media?
kalau masyarakatnya memang sudah dewasa saya rasa gak masalah mau ada 
majalan porno atau film bokep...
na kalau masyarakatnay masih otak ngeres, belum dewasa, dan jelas2 sudah 
ada penelitian bahwa media porno bisa mendorong aktivitas porno terutama di 
indoensia, masa insan media tidak berpikir apa yg akan terjadi kalau mereka 
menerbitkan majalah2 ngeres seperti itu ya?


tapi kalau kembali ke masalah duit, ya saya no comment deh... duit emang 
bisa membeli segalanya
dan kalo alasannya karena kebebasan pers, no comment juga kadang 
kebebasan juga kelewat batas


- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]

To: depokmilis [EMAIL PROTECTED]
Cc: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, January 17, 2006 2:06 PM
Subject: [balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti 
Kejar Playboy Indonesia



Ehem.., ehem..,
Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru 
ini.





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



[balita-anda] (NEWS!) Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia

2006-01-17 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Ehem.., ehem..,
Mudah2an para balita kita yg pada imut itu gak ikut2an ngeja2 majalah baru ini.

rgrd


Selasa, 17 Januari 2006  9:38:00
Naek L Tobing : Remaja dan Anak-anak Pasti Kejar Playboy Indonesia


Jakarta-RoL-- Pakar seksologi Naek L Tobing khawatir para remaja dan anak-anak 
akan mencari atau mengejar-ngejar majalah Playboy Indonesia , apalagi hukum 
disini belum kuat untuk melindungi remaja dari peredaran media 'panas' atau 
berbau porno, sehingga ia minta penerbit tidak memaksakan diri menerbitkannya.

Hukum di Indonesia belum kuat untuk melakukan pemilahan distribusi media 
berbau porno sehingga para remaja dan anak di bawah umur bisa membelinya secara 
bebas, kata Naek L Tobing ketika dihubungi antara di Jakarta, Selasa.

Pernyataanya tersebut disampaikan ketika mengomentari rencana peluncuran 
majalan Playboy versi Indonesia Maret 2006 .  Ia menyebutkan di AS , majalah 
Playboy tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Majalah itu dibungkus 
rapat dengan plastik . Majalah tersebut menurut Naek, dijual di toko-toko buku 
yang benar-benar menaati aturan yang ada yakni hanya menjualnya kepada orang 
dewasa. 

Mereka (toko buku) tidak berani  melanggar aturan itu, hukumannya cukup berat. 
Kalau di Indonesia,  saya pesimis ketegasan hukum itu bisa dilakukan, selama 
hukumnya belum jelas maka lebih baik tak usah ada, kata Naek L Tobing.

Memang menurut Naek L Tobing , pasarnya untuk orang dewasa, namun ia melihat 
justru majalah tersebut akan 'dikejar-kejar' oleh remaja dan juga anak-anak. 
Kesadaran anak-anak untuk tidak 'membeli dan membaca' media orang dewasa di 
Indonesia masih harus dipertanyakan. 

Kalau memang hukum yang ada berjalan baik dan bisa memproteksi remaja dan 
anak-anak, orang tua pun ada yang membutuhkanya, kata Naek L Tobing. 

Namun ia pesimis hal itu akan bisa dilakukan pada saat seperti ini. Bahkan dari 
kacamata seksologi menurut Naek L Tobing unsur 'seks educationnya' sangat kecil 
sekali. 

Dari sudut orang dewasa dan seksologi tidak ada masalah, namun harus 
mempertimbangkan aspek lainnya di Indonesia dari sudut agama, adat istiadat 
serta norma-norma yang ada di masyarakat.

Media tersebut tidak termasuk bagian dari bahan-bahan untuk seks education, 
meskipun untuk orang dewasa ada yang membutuhkannya, tambahnya.

Seksolog yang sudah menulis puluhan judul buku tentang pendidikan seks 
education tersebut menyebutkan terhadap  remaja di Indonesia perlu dilakukan 
pembatasan. Selain di Indonesia, di negara-negara lainnya di belahan dunia saat 
ini dihadapkan dengan perubahan perilaku seks yang cukup berat.

Ia menyebutkan, di  Eropa dan Amerika Serikat segala sesuatu didasarkan dari 
hasil penelitian di lapangan. Apabila hasil penelitian tersebut dampaknya 
positif, baru diperkenalkan kepada publik. 

Karena perencanaan sebuah program dan inovasi baru tersebut dipersiapkan secara 
terarah maka dampaknya akan positif dan penerimaan masyarakat akan positif pula.

Menurut Naek, apa pun yang mereka luncurkan, tidak akan berdampak apa-apa dan 
lebih mudah ditata karena sudah berdasarkan penelitian yang kuat yang 
benar-benar disesuaikan dari sudut sosial dan hukumnya kuat. 

Kalau di Indonesia,  hukumnya tidak kuat, aspek sosialnya juga sangat plural. 
Lebih baik penerbit majalah itu tidak usah memaksakan diri , kata Naek L 
Tobing.

Ia juga mengaku cukup prihatin dengan beredar luasnya media cetak dan internet 
yang berbau porno di masyarakat tanpa ada upaya pembatasan usia pembelinya.

Siapa pun bisa membeli dengan mudah tanpa ada upaya menghindarkan dari para 
remaja dan anak-anak yang dari segi usia belum cocok membaca atau melihatnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan,  rata-rata anak usia SMP kelas I sudah 
pernah menonton blue film. Hal itu sangat memprihatinkan bagi perilaku remaja 
kita, kata Naek.

Sayangnya saat ini belum ada penelitian yang dilakukan di Indonesia yang 
mempelajari perilaku seksualitas remaja.  Satu waktu kedepan akan ada 
penelitian ke arah sana. Harus ada metode penelitian yang baik sehingga 
hasilnya valid, tambahnya. ant/fif



http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=231219kat_id=23