[balita-anda] Kelainan jantung

2004-10-08 Terurut Topik Romelda Yustina
Dear moms and dads,

Saya punya keponakan berumur 3 thn, sejak berusia 2 bulan dokter mengatakan
kalo jantungnya bocor (kalo tidak salah namanya klep jantung ya). Sejak
diketahui ada kelainan jantung, dia sering keluar masuk rumah sakit,
badannya kurus dan susah makan. adakah moms and dads yang punya pengalaman
bagaimana perawatan intensive untuk anak kelainan jantung, atau ada yang
punya artikel mengenai penyakit ini? Saya kasihan sekali, sampai sekarang
anak tersebut setiap hari harus makan obat2an dari dokter. Mohon info dan
pencerahannya.

Mama Michelle


-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kelainan jantung

2004-10-08 Terurut Topik Angina's Mom
Mama Michelle,

ini ada artikel mengenai jantung bocor. saya turut sedih dgn penyakit
yg diderita ponakan mom. semoga cepat sembuh yah.

Angina's Mom

===

JANTUNG ANAK BOCOR? BISA DIREPARASI

Penyakit jantung bawaan pada anak balita masih cukup banyak penderitanya.
Untunglah penyakit ini bisa diatasi meski biayanya cukup besar.
Juga kita mesti berhati-hati bila anak menderita sakit tenggorokan.
Sebab, bila tidak diberantas tuntas, kuman streptokokus yang menjadi biangnya
bisa membuahkan penyakit jantung rematik yang sulit disembuhkan. 

Aji tampak kurus, pucat, dan tak bersemangat. Ia terus menyandarkan kepalanya
pada pundak ibunya yang menggendongnya ke sana kemari, sambil menunggu giliran
diperiksa dokter. Bocah berusia dua tahun itu, ungkap ibunya, sejak bayi
kurang nafsu makan. Timbangan badannya sulit naik. Keaktifannya pun terbatas
karena mudah capai dan sering menderita demam. 

Dokter menduga, Aji menderita kelainan jantung. Sebab itu, Aji dianjurkan
periksa kembali di rumah sakit jantung. 

Bisa karena jamu 

Penyakit jantung bawaan pada anak memang bukan penyakit langka. Di antara
1.000 anak lahir hidup di Indonesia, menurut data rumah-rumah sakit di
Indonesia, sembilan di antaranya mengidap penyakit jantung bawaan.
Hasil survai di luar negeri prevalensinya kurang lebih sama, kata
Dr. Ganesja M. Harimurti, spesialis jantung dan pembuluh darah dari
Sub Bagian Jantung Anak, RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Jadi,
kelainan ini bukan hanya diderita oleh anak di negara-negara berkembang
atau miskin, tambahnya.

Lebih dikenal dengan istilah jantung bocor atau penyakit jantung biru,
kelainan itu antara lain karena sekat pemisah bilik atau serambi jantung
kiri dan kanan belum atau tidak tertutup sempurna. Akibatnya, jantung
tidak berfungsi dengan baik. 

Padahal, jantunglah yang memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang
mengandung 96% zat asam (darah bersih yang berwarna merah segar) dari
bilik kiri jantung dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi.
Saat kembali ke bilik kanan, darah tidak lagi bersih dan warna berubah
menjadi lebih tua. Pada saat itu kadar zat asamnya tinggal sekitar 60%.
Namun, selanjutnya darah kotor ini dipompa kembali dari bilik kanan,
dialirkan ke paru-paru untuk menghirup zat asam sehingga menjadi
bersih kembali. Begitulah aliran darah pada tubuh, yang berlangsung
tanpa henti sepanjang hidup kita. 

Bila sekat pemisah tidak tertutup sempurna, tentu saja darah kotor akan
bercampur dengan darah bersih. Ini berakibat kerja jantung akan terganggu,
sehingga sering mengeluarkan tanda-tanda biru, khususnya pada kuku jari
tangan dan bibir penderita. Namun, bila kadar zat asam dalam darah masih
berkisar 80%, umumnya tidak sampai memunculkan tanda biru, jelas dr. Ganesja.

Pertumbuhan anak yang menderita kebocoran sekat jantung juga terhambat.
Nafsu makan berkurang dan umumnya bayi dengan penyakit ini tidak kuat
menyedot ASI. Anak tampak lesu dan mudah capai. Bila dirontgen, jantung
tampak membesar dan dengan pemeriksaan stetoskop terdengar suara bising
(murmur). Selain itu, anak tak henti-hentinya mengalami batuk dan demam. 

Disebut penyakit bawaan karena kebocoran terjadi sejak dalam kandungan.
Semestinya, jantung bayi sudah terbentuk sempurna pada usia kehamilan
tiga bulan. Tapi, karena beberapa hal seperti si ibu terserang penyakit
campak jerman atau rubela, terjadilah ketidaksempurnaan itu. 

Menurut dr. Ganesja, ibu yang melahirkan pada usia 35 tahun ke atas,
atau suaminya sudah berusia lanjut (di atas 55 tahun) pun cukup berisiko
melahirkan bayi dengan cacat bawaan ini.

Obat penenang, obat penghilang rasa mual atau jamu-jamuan tertentu yang
diberikan selama usia kehamilan muda, terkena sinar radiasi, kurang
vitamin, rokok (perokok aktif dan pasif) juga bisa merupakan biang keladinya.
Ditambah lagi faktor genetik lain yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. 

Kebocoran sekat jantung antara satu penderita dengan yang lain tidak sama.
Namun, banyak pula yang beruntung karena sekat tertutup dengan sendirinya
sebelum anak berusia dua tahun, tambah dr. Ganesja. 

Kapan sekat bisa atau perlu dikoreksi, kapan tidak perlu atau tidak bisa lagi
dikoreksi, menurut spesialis jantung ini, tergantung pada cepat tidaknya si
penderita diperiksakan ke dokter. Adakalanya, sedemikian kecil kebocorannya
sehingga tidak perlu dikoreksi karena tidak akan mengganggu kesehatannya
sepanjang hidupnya. 

Penderitaan akan menjadi parah bila kebocoran yang cukup besar didiamkan
selama bertahun-tahun, misalnya sampai usia anak mencapai 9 - 10 tahun.
Kalau darah bersih bercampur darah kotor didiamkan sedemikian lama, akan
terjadi perubahan pada paru-parunya. Pasalnya, paru-paru akan terus
menampung darah kotor secara berlebihan yang lama-kelamaan akan menumpuk,
sehingga dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah di paru-paru. 

Keadaan itu disebut hipertensi paru-paru. Gejalanya, penderita merasakan
sering sesak napas, sangat