Re: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by Gede Prama+++

2004-04-19 Terurut Topik Nur Idham Khalid
 
meski penjara
mengurung jasadnya. Ia telah menjadi orang terdepan dalam 
perjuangan
menegakkan kalimatullah di Mesir dan menutup sejarah 
hidupnya sebagai
seorang syuhada di tiang gantungan. Dialah. Sayyid Quthb! 
(NoS)

*bu'dunnazar = pandangan yang jauh ke depan



Oleh: Novia Syahidah

-Original Message-
From: mel/chan [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, April 17, 2004 12:43 PM
Subject: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by 
Gede Prama


ORANG BRENGSEK GURU SEJATI

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat 
senang mengundang
saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing 
With Difficult
People.
Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang 
demikian tertarik dan
tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau 
bukan dengan niat
untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari 
manusia-manusia sulit seperti
keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau 
kerja sama dll.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali 
untuk membuat
manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka 
yang datang menemui
saya
menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain 
di luar sana
sebagian adalah manusia sulit.

Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara 
mereka sendiri untuk
memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang 
memamerkan
perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan 
perilaku mereka ;
seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian 
saya tanya apakah
itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari 
mereka hanya tersenyum
kecut.

Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan 
untuk membersihkan
kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. 
Dalam banyak kasus,
karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka 
orangpun kelihatan
kotor.
Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, 
yakinlah kalau bukan
Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, 
maka orang berbeda
pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah 
tersinggung, maka
orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda 
jadi kesal.

Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh 
dibicarakan dalam
keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya 
ingin mengajak Anda
masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. 
Dengan meyakini
bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah 
guru kehidupan, maka
guru
terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super 
sulit. Terutama
karena
beberapa alasan.

Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita 
dengan menunjukkan
betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika 
orang-orang ramai
menyatukan
pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar 
melihat dari segi
positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. 
Semakin sering kita
bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang 
semakin diingatkan
untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya 
berterimakasih
sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka 
menghina dulu.
Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak 
mengizinkan
putera-puteri
saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak 
kecil yang kasar
dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu 
pendidikan
anak-anak di
rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit 
hati dan tidak
enaknya dihina anak kecil.

Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam 
membuat kita jadi
orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan 
dan jiwa ini seperti
karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering 
ditarik maka ia akan
longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita 
dibuat panas kepala,
mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh 
manusia super sulit,
itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh 
dan jiwa ini)
menjadi
lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan 
anak-anak muda yang
tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin 
mengkritik. Setiap di depan
kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya 
memang membuat
tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini 
jadi kebal. Seorang
anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil 
saya, pernah
heran dengan
cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan 
gurunya ya itu tadi,
manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi 
pemimpin jempolan.
Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan 
dipimpin manusia
sulit,
ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan 
daya kontribusinya.
Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi 
pengalaman memimpin
dan
dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat 
banyak sekali orang
menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih 
asertif setelah
dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras 
dan diktator.

Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang 
memproduksi kita
menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan 
tukang hina tentu saja
kita

Re: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by Gede Prama+++

2004-04-17 Terurut Topik ayahnya irfan
 = pandangan yang jauh ke depan




Oleh: Novia Syahidah

-Original Message-
From: mel/chan [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, April 17, 2004 12:43 PM
Subject: [balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by Gede Prama


 ORANG BRENGSEK GURU SEJATI

 Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang
 saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult
 People.
 Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan
 tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat
 untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti
 keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.

 Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat
 manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui
 saya
 menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana
 sebagian adalah manusia sulit.

 Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk
 memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan
 perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka ;
 seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah
 itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum
 kecut.

 Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan
 kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus,
 karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan
 kotor.
 Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan
 Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda
 pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka
 orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.

 Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam
 keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda
 masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini
 bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka
 guru
 terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama
 karena
 beberapa alasan.

 Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan
 betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai
 menyatukan
 pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi
 positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita
 bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan
 untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih
 sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu.
 Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan
 putera-puteri
 saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar
 dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan
 anak-anak di
 rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak
 enaknya dihina anak kecil.

 Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi
 orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti
 karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan
 longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala,
 mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit,
 itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini)
 menjadi
 lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang
 tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan
 kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat
 tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang
 anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah
 heran dengan
 cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi,
 manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

 Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.
 Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia
 sulit,
 ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.
 Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin
 dan
 dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang
 menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah
 dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.

 Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita
 menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja
 kita
 memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi
 menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya
 dihina orang lain.

 Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang

[balita-anda] OOT- Orang Brengsek Guru Sejati by Gede Prama

2004-04-16 Terurut Topik mel/chan
 ORANG BRENGSEK GURU SEJATI

 Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang
 saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult
 People.
 Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan
 tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat
 untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti
 keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll.

 Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat
 manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui
 saya
 menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana
 sebagian adalah manusia sulit.

 Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk
 memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan
 perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka ;
 seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah
 itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum
 kecut.

 Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan
 kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus,
 karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan
 kotor.
 Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan
 Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda
 pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka
 orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.

 Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam
 keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda
 masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini
 bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka
 guru
 terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama
 karena
 beberapa alasan.

 Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan
 betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai
 menyatukan
 pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi
 positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita
 bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan
 untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih
 sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu.
 Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan
 putera-puteri
 saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar
 dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan
 anak-anak di
 rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak
 enaknya dihina anak kecil.

 Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi
 orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti
 karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan
 longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala,
 mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit,
 itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini)
 menjadi
 lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang
 tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan
 kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat
 tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang
 anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah
 heran dengan
 cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi,
 manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

 Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.
 Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia
 sulit,
 ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.
 Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin
 dan
 dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang
 menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah
 dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.

 Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita
 menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja
 kita
 memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi
 menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya
 dihina orang lain.

 Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit
 sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk
 orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka
 membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau
 ada kesempatan