Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
sah2 aja kok mbak wening... memang gak bakalan pernah kelar kalo udah dikonfrontasi masalah ibu bekerja dengan segudang rasa bersalahnya. padahal tiap2 pilihan yg diambil kalo memang niatannya baik ya gak perlu merasa bersalah, kan..? gak mungkinlah kita semua mematok standar sama untuk masing2 individu yg jelas2 gak ada yg sama persis ini.. kalo buat urusan anak, selama anaknya terurus dan berhasil baik, meski sang ibu bekerja sekalipun, pasti kan semua 'cap' itu baik juga. lalu kalo yg ftm ketiban anak yg kurang berhasil? apa capnya? 'ngapain aja dirumah..wong anaknya gak becus gitu?'.bukannya bebannya lebih berat juga? kesimpulannya ya timbal balik lah..masing2, tiap pilihan, gak ada dehhh yg 100% enak dan nyaman buat semua orang..--mo menyenangkan org lain? gak bakalan pernah bisa. hehe. jadi lebih baik fokus ke keluarga kita masing2 aja kan..berbuat sebisanya untuk anak2 dan keluarga kita tercinta.. buat para ibu bekerja, apapun prioritasnya [nambah income keluarga plus aktualisasi diri, atau sebaliknya..aktualisasi diri sekaligus tambah2 income]..lakukan aja dengan sebaiknya.sekali pilihan dibuat, jalani aja dengan kesungguhan..jangan merasa bersalah lagi yak. mo ibu bekerja or ftm juga tetep kok kita sama2 ibu yg punya segudanggg perannn [di rumah,dikantor,terhadap anak/suami/keluarga] yg gak bakalan pernah bisa digantikan siapapun. met kerja moms.. mama neal - Original Message - From: Wening DS To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 10:42 AM Subject: Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Dalam hati kecil memang nggak pernah tega anak dirumah hanya sama pengasuh aza, bagi saya pendidikan tinggi juga no problem bila harus saya korbankan untuk mengurus buah hati kita,tapi masalahnya di jaman yang serba tidak menentu ini peran kita untuk menyangga ekonomi keluarga juga penting ( kecuali suami udah konglomerat ... he he he), bila terjadi sesuatu diperusahaan suami kita ( jangan sampai lho..) kita bisa menggantikan walau untuk sementarapemikiran saya begitu.. WENING DS Email : [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: visacc [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 10:24 AM Subject: RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Buat papanya Alamidah, h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa nambah naik ranting he..he..? Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya dapur,anak dan suami, Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan. tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal dirumah dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan berat antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama mrk balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin ...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini Salam manis moms Michelle Gaby -Original Message- From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Dear Ibu Ristika Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir. Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja. Papanya Almaidah dari anak yang pernah merasakan ibunya bekerja -Original Message- From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah. Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron yang Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV. Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah. Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA. Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok. Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4 th, dan saya rencana kalau
RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah. Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron yang Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV. Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah. Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA. Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok. Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4 th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran Nandenya dimas - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Buat papanya Alamidah, h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa nambah naik ranting he..he..? Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya dapur,anak dan suami, Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan. tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal dirumah dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan berat antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama mrk balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin ...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini Salam manis moms Michelle Gaby -Original Message- From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Dear Ibu Ristika Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir. Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja. Papanya Almaidah dari anak yang pernah merasakan ibunya bekerja -Original Message- From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah. Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron yang Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV. Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah. Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA. Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok. Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4 th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran Nandenya dimas - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Dalam hati kecil memang nggak pernah tega anak dirumah hanya sama pengasuh aza, bagi saya pendidikan tinggi juga no problem bila harus saya korbankan untuk mengurus buah hati kita,tapi masalahnya di jaman yang serba tidak menentu ini peran kita untuk menyangga ekonomi keluarga juga penting ( kecuali suami udah konglomerat ... he he he), bila terjadi sesuatu diperusahaan suami kita ( jangan sampai lho..) kita bisa menggantikan walau untuk sementarapemikiran saya begitu.. WENING DS Email : [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: visacc [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 10:24 AM Subject: RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Buat papanya Alamidah, h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa nambah naik ranting he..he..? Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya dapur,anak dan suami, Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan. tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal dirumah dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan berat antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama mrk balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin ...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini Salam manis moms Michelle Gaby -Original Message- From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Dear Ibu Ristika Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir. Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja. Papanya Almaidah dari anak yang pernah merasakan ibunya bekerja -Original Message- From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah. Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron yang Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV. Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah. Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA. Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok. Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4 th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran Nandenya dimas - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan terjadi. Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar bisa lebih konsen ketika berada di kantor: 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan. Benda-benda beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil yang mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak. Pesankan juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu luar, pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup. 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor telepon genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter anak atau rumah sakit, dan tetangga terdekat. 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah tersedia dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan lain agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu yang habis. 4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak terduga. 5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu sembarangan, apalagi orang yang tidak dikenal. 6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan benar. 7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan pengawasan terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah hati. 8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja. 9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda. 10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil dan pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi. Tenang di kantor, aman di rumah. (liv) Sumber: cbni/astaga Yahoo! Messenger - Log on with your mobile phone! - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan terjadi. Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar bisa lebih konsen ketika berada di kantor: 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan. Benda-benda beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil yang mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak. Pesankan juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu luar, pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup. 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor telepon genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter anak atau rumah sakit, dan tetangga terdekat. 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah tersedia dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan lain agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu yang habis. 4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak terduga. 5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu sembarangan, apalagi orang yang tidak dikenal. 6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan benar. 7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan pengawasan terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah hati. 8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja. 9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda. 10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil dan pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi. Tenang di kantor, aman di rumah. (liv) Sumber: cbni/astaga Yahoo! Messenger - Log on with your mobile phone! - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-) Dewi, mama Ruth. natalia wrote: Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan terjadi. Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar bisa lebih konsen ketika berada di kantor: 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan. Benda-benda beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil yang mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak. Pesankan juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu luar, pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup. 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor telepon genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter anak atau rumah sakit, dan tetangga terdekat. 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah tersedia dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan lain agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu yang habis. 4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak terduga. 5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu sembarangan, apalagi orang yang tidak dikenal. 6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan benar. 7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan pengawasan terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah hati. 8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja. 9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda. 10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil dan pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi. Tenang di kantor, aman di rumah. (liv) Sumber: cbni/astaga Yahoo! Messenger - Log on with your mobile phone! - Kirim bunga, buket balon atau cake
Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
sama seperti mbak Ririn, Gilang (2,5thn) nggak punya eyang putri yg bisa dimintain tolong utk jagain..sementara neneknya jauh di sumatra. Untung eyang kakungnya masih ada, walaupun nggak bisa diserahin ngawasin full kayak eyang putri, minimal mau diajakin main rumah2an sama Gilang. Alhamdulillah pengasuhnya yg skr pinter momong dan udah deket banget sama Gilang. Saking deketnya minggu lalu masih nangis2 minta dikelonin bobo malem sama pengasuhnya. Untung Gilang udah ngerti diajak ngomong, saya bilangin kalo malem bobonya sama ibu, siang baru sama mbak. Jadi skr kalo malem bobonya mau dikelonin sama saya dan saya usahain sebelum tidur ajak main dia dulu. Emang susah ya jadi ibu pekerja, musti punya tenaga ekstra biar tetep deket sama anak :) maaf kalo kepanjangan.. ibunya Gilang Ririn wrote: enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya. Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket buanget sama pengasuhnya. rgds Ririn -Original Message- From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-) Dewi, mama Ruth. natalia wrote: Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan terjadi. Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar bisa lebih konsen ketika berada di kantor: 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan. Benda-benda beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil yang mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak. Pesankan juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu luar, pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup. 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor telepon genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter anak atau rumah sakit, dan tetangga terdekat. 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah tersedia dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua
RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Bener mbak Tita memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya dia nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma sementara yah. Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ... lagi... hiks... hiks... masa manggil pengasuhnya mama...mama... rgds -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Mbak Ririn, nyantai aja... Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi sama saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita dengan anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita. Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama bs/pengasuh. begitchu maaf kalo terlalu panjang... - Original Message - From: Ririn [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya. Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket buanget sama pengasuhnya. rgds Ririn -Original Message- From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-) Dewi, mama Ruth. natalia wrote: Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan terjadi. Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar bisa lebih konsen ketika berada di kantor: 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang
Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Waduh, masa' sih manggil pengasuhnya mama pengasuhnya nggak berusaha mbenerin? kalo bisa kasih pengertian ke pengasuhnya supaya manggil dia mbak bukan mama. MAmanya kan mbak ririn??? - Original Message - From: Ririn [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:42 AM Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Bener mbak Tita memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya dia nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma sementara yah. Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ... lagi... hiks... hiks... masa manggil pengasuhnya mama...mama... rgds -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Mbak Ririn, nyantai aja... Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi sama saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita dengan anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita. Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama bs/pengasuh. begitchu maaf kalo terlalu panjang... - Original Message - From: Ririn [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya. Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket buanget sama pengasuhnya. rgds Ririn -Original Message- From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-) Dewi, mama Ruth. natalia wrote: Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan:-(( - Original Message - From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil memang sering kehilangan konsentrasi di kantor
RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
he... he... entar deh dikasih pengertian mudah mudahan lama lama bisa maklum mbak baru 13 bulan jadi ngomongnya baru bisa mammmaaa.. papaapaa, cecak... dak ada ...ndak mau...ba...ba.. sama ketawa ngakak ... -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:52 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh, masa' sih manggil pengasuhnya mama pengasuhnya nggak berusaha mbenerin? kalo bisa kasih pengertian ke pengasuhnya supaya manggil dia mbak bukan mama. MAmanya kan mbak ririn??? - Original Message - From: Ririn [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:42 AM Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Bener mbak Tita memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya dia nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma sementara yah. Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ... lagi... hiks... hiks... masa manggil pengasuhnya mama...mama... rgds -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Mbak Ririn, nyantai aja... Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi sama saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita dengan anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita. Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama bs/pengasuh. begitchu maaf kalo terlalu panjang... - Original Message - From: Ririn [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya. Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket buanget sama pengasuhnya. rgds Ririn -Original Message- From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-) Dewi, mama Ruth. natalia wrote: Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak, sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara saya harus ninggalin dia seharian. . . . aduh gimana yach. . -Original Message- From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-(( Tapi saya tetap harus