Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-15 Terurut Topik mel/chan
sah2 aja kok mbak wening...
memang gak bakalan pernah kelar kalo udah dikonfrontasi masalah ibu bekerja dengan 
segudang rasa bersalahnya. padahal tiap2 pilihan yg diambil kalo memang niatannya baik 
ya gak perlu merasa bersalah, kan..?
gak mungkinlah kita semua mematok standar sama untuk masing2 individu yg jelas2 gak 
ada yg sama persis ini..
kalo buat urusan anak, selama anaknya terurus dan berhasil baik, meski sang ibu 
bekerja sekalipun, pasti kan semua 'cap' itu baik juga. lalu kalo yg ftm ketiban anak 
yg kurang berhasil? apa capnya? 'ngapain aja dirumah..wong anaknya gak becus 
gitu?'.bukannya bebannya lebih berat juga? kesimpulannya ya timbal balik lah..masing2, 
tiap pilihan, gak ada dehhh yg 100% enak dan nyaman buat semua orang..--mo 
menyenangkan org lain? gak bakalan pernah bisa. hehe. jadi lebih baik fokus ke 
keluarga kita masing2 aja kan..berbuat sebisanya untuk anak2 dan keluarga kita 
tercinta..
buat para ibu bekerja, apapun prioritasnya [nambah income keluarga plus aktualisasi 
diri, atau sebaliknya..aktualisasi diri sekaligus tambah2 income]..lakukan aja dengan 
sebaiknya.sekali pilihan dibuat, jalani aja dengan kesungguhan..jangan merasa bersalah 
lagi yak. mo ibu bekerja or ftm juga tetep kok kita sama2 ibu yg punya segudanggg 
perannn [di rumah,dikantor,terhadap anak/suami/keluarga] yg gak bakalan pernah bisa 
digantikan siapapun.
met kerja moms..


mama neal


  - Original Message - 
  From: Wening DS 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, April 15, 2004 10:42 AM
  Subject: Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


  Dalam hati kecil memang nggak pernah tega anak dirumah hanya sama pengasuh
  aza, bagi saya pendidikan tinggi juga no problem bila harus saya korbankan
  untuk mengurus buah hati kita,tapi masalahnya di jaman yang serba tidak
  menentu ini peran kita untuk menyangga ekonomi keluarga juga penting (
  kecuali suami udah konglomerat ... he he he), bila terjadi sesuatu
  diperusahaan suami kita ( jangan sampai lho..) kita bisa menggantikan walau
  untuk sementarapemikiran saya begitu..

  WENING DS
  Email : [EMAIL PROTECTED]
  - Original Message -
  From: visacc [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, April 15, 2004 10:24 AM
  Subject: RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


   Buat papanya Alamidah,
  
   h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya
   Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri
   di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa
   nambah naik ranting  he..he..?
  
   Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya
  dapur,anak
   dan suami,
   Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan.
  
   tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal
  dirumah
   dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg
   selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan
   berat
  
   antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama
  mrk
   balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk
   mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin
   ...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini
  
   Salam manis
   moms Michelle  Gaby
  
  
   -Original Message-
   From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
  
  
   Dear Ibu Ristika
  
   Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani
   yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan
   ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir.
  
   Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan
   diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja.
  
  
   Papanya Almaidah
   dari anak yang pernah
   merasakan ibunya bekerja
  
   -Original Message-
   From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700
   Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
  
  
  
   Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah.
   Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi
   Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang
   enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron
   yang
   Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang
   ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV.
   Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang
   Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah.
   Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA.
   Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok.
   Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4
   th, dan saya rencana kalau

RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-14 Terurut Topik Ristika Elviana


Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah.
Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi
Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang
enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron
yang 
Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang
ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV.
Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang
Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah.
Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA.
Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok.
Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4
th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar
Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya.

Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran

Nandenya dimas



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-14 Terurut Topik visacc
Buat papanya Alamidah,

h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya
Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri
di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa
nambah naik ranting  he..he..?

Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya dapur,anak
dan suami,
Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan.

tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal dirumah
dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg
selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan
berat

antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama mrk
balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk
mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin
...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini

Salam manis
moms Michelle  Gaby


-Original Message-
From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


Dear Ibu Ristika

Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani
yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan
ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir.

Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan
diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja.


Papanya Almaidah
dari anak yang pernah
merasakan ibunya bekerja

-Original Message-
From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700
Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak



Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah.
Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi
Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang
enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron
yang
Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang
ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV.
Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang
Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah.
Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA.
Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok.
Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4
th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar
Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya.

Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran

Nandenya dimas



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-14 Terurut Topik Wening DS
Dalam hati kecil memang nggak pernah tega anak dirumah hanya sama pengasuh
aza, bagi saya pendidikan tinggi juga no problem bila harus saya korbankan
untuk mengurus buah hati kita,tapi masalahnya di jaman yang serba tidak
menentu ini peran kita untuk menyangga ekonomi keluarga juga penting (
kecuali suami udah konglomerat ... he he he), bila terjadi sesuatu
diperusahaan suami kita ( jangan sampai lho..) kita bisa menggantikan walau
untuk sementarapemikiran saya begitu..

WENING DS
Email : [EMAIL PROTECTED]
- Original Message -
From: visacc [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 15, 2004 10:24 AM
Subject: RE: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Buat papanya Alamidah,

 h ternyata hati kecil semua suami2 sama kali ya
 Mrk bangga kalu istrinya berprestasi tapi mrk akan lebih tenang kalu istri
 di rumah ia nggak Bapak2 lagian karier para suami yg lagi naik daun bisa
 nambah naik ranting  he..he..?

 Tapi kadang sbg istri khan butuh juga aktualisasi diri tdk hanya
dapur,anak
 dan suami,
 Mosok ya kita sekolah dan potensi ditinggalkan.

 tapi juga kita juga nggak tega kalo lihat si Permata hati ditinggal
dirumah
 dg menatap kosong lambaian tangan kita setiap pagi yg seharusnya kita yg
 selalu menyentuhnya..hi..hi,,aku jadi sedih...soalnya ini pertimbangan
 berat

 antara dua pilihan lho pak, apalgi anak khan butuh kita full time selama
mrk
 balita saja, selepas itu semakin besar proporsi kita semakin sedikit utk
 mrk, nah sedangkan kalo kita mau back to the office...wuah kagak jamin
 ...bisa2 kita start dari nol. aku yakin banyak moms yg berfikir gini

 Salam manis
 moms Michelle  Gaby


 -Original Message-
 From: Timor - Akuntansi Biaya 2 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April 15, 2004 8:44 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Fwd: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Dear Ibu Ristika

 Haaah akhirnya.saya dukung langkah Ibu 100%, dari hati nurani
 yang paling dalam saya sebagai seorang suami merasakan adanya ketenangan
 ketika penjaga buah hati yang sebenarnya hadir.

 Saya hanya bisa menasehati dan berdoa agar istri saya tidak memaksakan
 diri untuk bekerja walau dia punya potensi yang besar untuk bisa bekerja.


 Papanya Almaidah
 dari anak yang pernah
 merasakan ibunya bekerja

 -Original Message-
 From: Ristika Elviana [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Date: Wed, 14 Apr 2004 18:09:18 +0700
 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak



 Masalah pengasuh memang gampang-gampang susah.
 Saya punya pengasuh yanh sekarang ini sudah sejak anak saya bayi
 Dia sih sayang, tapi kayaknya agak nglunjak yach nuntut yang
 enggak-enggak. Dan yang saya paling sebal hobynya suka nonton sinetron
 yang
 Bikin saya pusing, kadang kalau dia lagi beres-beres anak yang
 ditongkrongin di depan TV, jadilah anak saya penggemar acara TV.
 Untuk ibu-ibu yang kerja, sebaiknya dipikirin lagi, kalau memang
 Penghasilan mencukupi sebaiknya kita yang ibu-ibu ini dirumah.
 Karena jangan lupa ANAK ADALAH INVESTASI KITA.
 Segala apa yang kita tabur saat ini. Itulah yang akan kita tuai esok.
 Saya kebetulan juga lagi hamil anak kedua dan anak yang pertama usia 4
 th, dan saya rencana kalau mendekati cuti hamil sekalian keluar
 Karena saya nggak mau nanti malah hancur semuanya.

 Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pemikiran

 Nandenya dimas



 -
  Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


 -
  Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


 -
  Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Tita Widodo
Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya pulang
karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
ditinggalkan:-((

- Original Message -
From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil
memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena tubuhnya
ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si buah
hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang
tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan dibiasakan
terjadi.

 Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil agar
bisa lebih konsen ketika berada di kantor:

 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus
diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan. Benda-benda
beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil yang
mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan
dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak. Pesankan
juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu luar,
pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup.

 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor telepon
genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat
dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar
mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap
saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter anak
atau rumah sakit, dan tetangga terdekat.

 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah tersedia
dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan lain
agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu yang
habis.

 4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak
terduga.

 5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu sembarangan,
apalagi orang yang tidak dikenal.

 6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara
bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan
benar.

 7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan pengawasan
terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya
jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah hati.

 8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak
untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja.

 9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat
sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada
awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda.

 10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil dan
pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga
anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi. Tenang di
kantor, aman di rumah.
 (liv)

 Sumber: cbni/astaga

  Yahoo! Messenger
 - Log on with your mobile phone!



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik natalia
Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang
ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara
saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. . 



-Original Message-
From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
pulang
karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
ditinggalkan:-((

- Original Message -
From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil
memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena
tubuhnya
ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si
buah
hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang
tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan
dibiasakan
terjadi.

 Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil
agar
bisa lebih konsen ketika berada di kantor:

 1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus
diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan.
Benda-benda
beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil
yang
mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan
dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak.
Pesankan
juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu
luar,
pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan
tertutup.

 2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor
telepon
genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat
dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar
mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap
saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter
anak
atau rumah sakit, dan tetangga terdekat.

 3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah
tersedia
dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan
lain
agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu
yang
habis.

 4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak
terduga.

 5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu
sembarangan,
apalagi orang yang tidak dikenal.

 6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara
bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan
benar.

 7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan
pengawasan
terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya
jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah
hati.

 8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak
untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja.

 9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat
sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada
awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda.

 10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil
dan
pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga
anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi.
Tenang di
kantor, aman di rumah.
 (liv)

 Sumber: cbni/astaga

  Yahoo! Messenger
 - Log on with your mobile phone!



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Kristianti Dewi Joris
Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen
karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari
kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama
mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji
Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi
ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan
baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di
kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan
mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya
dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-)

Dewi, mama Ruth.

natalia wrote:

 Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang
 ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
 pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
 sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
 nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
 ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
 banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara
 saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. .

 -Original Message-
 From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

 Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
 pulang
 karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
 Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
 ditinggalkan:-((

 - Original Message -
 From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
 Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

  Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil
 memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena
 tubuhnya
 ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si
 buah
 hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang
 tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan
 dibiasakan
 terjadi.
 
  Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil
 agar
 bisa lebih konsen ketika berada di kantor:
 
  1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus
 diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan.
 Benda-benda
 beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil
 yang
 mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan
 dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak.
 Pesankan
 juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu
 luar,
 pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan
 tertutup.
 
  2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor
 telepon
 genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat
 dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar
 mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap
 saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter
 anak
 atau rumah sakit, dan tetangga terdekat.
 
  3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah
 tersedia
 dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua peralatan
 lain
 agar tidak perlu si pengasuh pergi ke luar rumah untuk membeli sesuatu
 yang
 habis.
 
  4. Tetap tinggalkan uang secukupnya bagi pengasuh untuk keperluan tak
 terduga.
 
  5. Pastikan pengasuh tahu aturan untuk tidak menerima tamu
 sembarangan,
 apalagi orang yang tidak dikenal.
 
  6. Pastikan pengasuh sudah mengetahui dan terbiasa dengan tata cara
 bermain, memandikan, memberi makan, dan menidurkan anak dengan baik dan
 benar.
 
  7. Pastikan pengasuh memiliki kapasitas untuk bisa memberikan
 pengawasan
 terbaik bagi anak anda. Pastikan dia adalah orang yang dapat dipercaya
 jasmani rohani dan juga memiliki rasa kasih sayang terhadap si buah
 hati.
 
  8. Kalau perlu, telepon kerumah satu kali sehari dalam waktu yang acak
 untuk memastikan keadaan di rumah baik-baik saja.
 
  9. Jangan pergi dari rumah secara diam-diam. Selalu beri ciuman hangat
 sebelum pergi walau menyebabkan anak menjadi menangis dan rewel pada
 awalnya. Lambat laun ia akan terbiasa dan mengerti aktifitas rutin anda.
 
  10. Berdoalah sebelum anda meninggalkan rumah bersama dengan si kecil
 dan
 pengasuhnya. Jika anda percaya, Tuhan sendiri yang akan menjaga keluarga
 anda dengan sempurna. Dengan begitu, anda tidak perlu kuatir lagi.
 Tenang di
 kantor, aman di rumah.
  (liv)
 
  Sumber: cbni/astaga
 
   Yahoo! Messenger
  - Log on with your mobile phone!

 -
  Kirim bunga, buket balon atau cake

Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Santi Saraswati
sama seperti mbak Ririn, Gilang (2,5thn) nggak punya eyang putri yg bisa 
dimintain tolong utk jagain..sementara neneknya jauh di sumatra. Untung 
eyang kakungnya masih ada, walaupun nggak bisa diserahin ngawasin full 
kayak eyang putri, minimal mau diajakin main rumah2an sama Gilang. 
Alhamdulillah pengasuhnya yg skr pinter momong dan udah deket banget 
sama Gilang. Saking deketnya minggu lalu masih nangis2 minta dikelonin 
bobo malem sama pengasuhnya. Untung Gilang udah ngerti diajak ngomong, 
saya bilangin kalo malem bobonya sama ibu, siang baru sama mbak. Jadi 
skr kalo malem bobonya mau dikelonin sama saya dan saya usahain sebelum 
tidur ajak main dia dulu. Emang susah ya jadi ibu pekerja, musti punya 
tenaga ekstra biar tetep deket sama anak :)

maaf kalo kepanjangan..

ibunya Gilang
Ririn wrote:
enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya.
Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke
pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama
temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania
diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak
jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket
buanget sama pengasuhnya.
rgds
Ririn
-Original Message-
From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen
karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari
kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama
mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji
Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi
ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi dan
baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di
kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan
mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai saya
dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-)
Dewi, mama Ruth.

natalia wrote:

 

Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang
ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara
saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. .
-Original Message-
From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
pulang
karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
ditinggalkan:-((
- Original Message -
From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
   

Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil
 

memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena
tubuhnya
ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si
buah
hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang
tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan
dibiasakan
terjadi.
   

Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil
 

agar
bisa lebih konsen ketika berada di kantor:
   

1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang harus
 

diingat adalah benda-benda bermuatan listrik supaya diamankan.
Benda-benda
beracun seperti pembasmi serangga harus dijauhkan. Benda-benda kecil
yang
mudah tertelan anak seperti kelereng, koin, dan korek api harus disimpan
dengan benar. Obat-obatan juga harus dijauhkan dari jangkauan anak.
Pesankan
juga pada pengasuh untuk menjauhkan anak dari dapur. Selain itu, pintu
luar,
pintu kamar mandi dan pintu gudang sebaiknya selalu dalam keadaan
tertutup.
   

2. Pastikan pengasuh memiliki nomor telepon anda di kantor, nomor
 

telepon
genggam anda dan suami, nomor telepon orang tua dan juga mertua. Catat
dengan besar dan tempel di dekat telepon rumah atau di pintu kulkas agar
mudah dilihat dan dihubungi. Pastikan nomor-nomor tersebut aktif setiap
saat. Catat juga nomor telepon darurat seperti kantor polisi, dokter
anak
atau rumah sakit, dan tetangga terdekat.
   

3. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan buah hati anda sudah
 

tersedia
dirumah secara lengkap. Susu, makanan bayi, popok, dan semua

RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Ririn
Bener mbak Tita
memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya dia
nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl
saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma sementara
yah.
Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ...
lagi... hiks... hiks...
masa manggil pengasuhnya mama...mama...

rgds

-Original Message-
From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


Mbak Ririn, nyantai aja...
Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi sama
saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam
dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama
pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket
banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh
malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita dengan
anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara
kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja
So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita.
Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita
seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita
mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo
pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama
bs/pengasuh. begitchu
maaf kalo terlalu panjang...
- Original Message -
From: Ririn [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM
Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya.
 Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih ke
 pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama
 temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis Tania
 diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak
 jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket
 buanget sama pengasuhnya.

 rgds
 Ririn

 -Original Message-
 From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen
 karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari
 kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu pertama
 mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin RuthPuji
 Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja pagi
 ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi
dan
 baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di
 kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan
 mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai
saya
 dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-)

 Dewi, mama Ruth.

 natalia wrote:

  Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael yang
  ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
  pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
  sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
  nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
  ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
  banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong sementara
  saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. .
 
  -Original Message-
  From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
 
  Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
  pulang
  karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
  Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
  ditinggalkan:-((
 
  - Original Message -
  From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
  Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
 
   Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil
  memang sering kehilangan konsentrasi di kantor. Wajar saja, karena
  tubuhnya
  ada dikantor, hati dan pikirannya selalu ketinggalan dirumah bersama si
  buah
  hati. Walaupun anak dititipkan pada orang yang paling dipercayai, kadang
  tetap saja ada rasa was-was. Hal itu sangat wajar, tapi jangan
  dibiasakan
  terjadi.
  
   Dibawah ini ada beberapa tips untuk si ibu yang ninggalin si kecil
  agar
  bisa lebih konsen ketika berada di kantor:
  
   1. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan safe bagi si kecil. Yang

Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Tita Widodo
Waduh, masa'  sih manggil pengasuhnya mama
pengasuhnya nggak berusaha mbenerin? kalo bisa kasih pengertian ke
pengasuhnya supaya manggil dia mbak bukan mama. MAmanya kan mbak ririn???

- Original Message -
From: Ririn [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:42 AM
Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Bener mbak Tita
 memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya
dia
 nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl
 saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma
sementara
 yah.
 Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ...
 lagi... hiks... hiks...
 masa manggil pengasuhnya mama...mama...

 rgds

 -Original Message-
 From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Mbak Ririn, nyantai aja...
 Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi
sama
 saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam
 dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama
 pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket
 banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh
 malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita
dengan
 anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara
 kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja
 So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita.
 Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita
 seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita
 mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo
 pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama
 bs/pengasuh. begitchu
 maaf kalo terlalu panjang...
 - Original Message -
 From: Ririn [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


  enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya.
  Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih
ke
  pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama
  temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis
Tania
  diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak
  jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket
  buanget sama pengasuhnya.
 
  rgds
  Ririn
 
  -Original Message-
  From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
 
 
  Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen
  karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari
  kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu
pertama
  mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin
RuthPuji
  Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja
pagi
  ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi
 dan
  baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di
  kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan
  mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai
 saya
  dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-)
 
  Dewi, mama Ruth.
 
  natalia wrote:
 
   Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael
yang
   ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
   pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
   sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
   nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
   ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
   banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong
sementara
   saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. .
  
   -Original Message-
   From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
  
   Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
   pulang
   karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
   Tapi saya tetap harus ke kantor karena ada tugas yang tidak bisa
   ditinggalkan:-((
  
   - Original Message -
   From: Marcellius Jevon [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Tuesday, April 13, 2004 12:56 PM
   Subject: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
  
Wanita karir yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih
kecil
   memang sering kehilangan konsentrasi di kantor

RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak

2004-04-13 Terurut Topik Ririn
he... he... entar deh dikasih pengertian mudah mudahan lama lama bisa
maklum mbak baru 13 bulan jadi ngomongnya baru bisa mammmaaa.. papaapaa,
cecak... dak ada ...ndak mau...ba...ba.. sama ketawa ngakak ...

-Original Message-
From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:52 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


Waduh, masa'  sih manggil pengasuhnya mama
pengasuhnya nggak berusaha mbenerin? kalo bisa kasih pengertian ke
pengasuhnya supaya manggil dia mbak bukan mama. MAmanya kan mbak ririn???

- Original Message -
From: Ririn [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:42 AM
Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Bener mbak Tita
 memang sih saya kerja jadi lebih tenang cuma yah itu masa ditinggal saya
dia
 nggak nangis tp ditinggal pengasuhnya langsung dia nangis sedih banget( kl
 saya pulang khan tugas saya yg nemenin tidur ) mudah mudahan cuma
sementara
 yah.
 Tp yg bikin stress gemana kl pengasuhnya pulang harus cari dimana ...
 lagi... hiks... hiks...
 masa manggil pengasuhnya mama...mama...

 rgds

 -Original Message-
 From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 10:27 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


 Mbak Ririn, nyantai aja...
 Dulu Taris juga begitu. Saat usia 3 bulan udah ditinggalin sekolah lagi
sama
 saya. Sementara bapaknya bertugas di luar kota yang jarak tempuhnya 8 jam
 dari daerah saya. So saya cuman berbekal doa dan percaya sepenuhnya ama
 pengasuh Taris. Untungnya orang nya baik dan walhasil Taris jadi lengket
 banget ama dia. Kadang kalo saya pulang sekolah pengen nggendong dia, eh
 malah dia maunya digendong ama mbaknya. Tapi usahakan pertemuan kita
dengan
 anak berkualitas maka kedekatan antara ibu-anak akan terjalin. Sementara
 kedekatan bs-anak sifatnya sementara. Tenang aja
 So tingkatkan kualitas pertemuan dengan anak kita.
 Anggap saja begini. Untung ya ada yang ngurusin dan nyayangin anak kita
 seperti anaknya sendiri, so kita bisa kerjakan yang lain. TOh, kalo kita
 mau, anak itu juga bisa deket dengan kita. Itu hanya sementara. Nah, kalo
 pikiran kita sudah seperti itu, maka kita akan tenang dan tidak jelous ama
 bs/pengasuh. begitchu
 maaf kalo terlalu panjang...
 - Original Message -
 From: Ririn [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:52 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak


  enaknya masih punya ibu mertua dan ibu sendiri yg bisa ngasuhin cucunya.
  Kl Tania udah enggak punya eyang putri dan oma, jadi sepenuhnya dikasih
ke
  pengasuh. Sempet sih kemaren pengasuhnya dirayu rayu suruh pulang sama
  temennya. Sempet bingung and takut juga kl pengasuhnya pulang habis
Tania
  diasuh dr umur 3 bulan. Tp untung pengasuhnya mau dibujuk bujuk jd nggak
  jadi pulang. Tp masih stres aja gemana yah misahinnya abis Tania lengket
  buanget sama pengasuhnya.
 
  rgds
  Ririn
 
  -Original Message-
  From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, April 14, 2004 9:38 AM
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
 
 
  Wah mbaksaya udah sebulan seperti itukerja nggak pernah konsen
  karena yang ngasuh Ruth tiba-tiba minta pulang setelah dapet telpon dari
  kampung (nggak tau itu beneran dari kampungnya atau bukan). Minggu
pertama
  mbaknya pergi saya kerjaannya nangis melulu di toilet mikirin
RuthPuji
  Tuhan setelah usaha sana sini dapet pengasuh baru buat hari, baru aja
pagi
  ini dateng mbaknya yang baru. First impression sih orangnya bersih, rapi
 dan
  baik. Mudah-mudahan cocok dan awetjadi ibu yang sekaligus kerja di
  kantor emang tantangannya berat banget...masih untung banget ibu dan
  mertua saya bisa ngerti dan mau bantu ngasuh cucu secara gantian sampai
 saya
  dapet pengasuh Ruth yang baru, maklum Ruth cucu pertama.. :-)
 
  Dewi, mama Ruth.
 
  natalia wrote:
 
   Aduh saya jadi pengen nangis nich . . . . kebetulan saya inget Nael
yang
   ngasuh udah deket banget sama dia dan telaten banget tapi terpaksa dia
   pulang juga mau merit dan pengasuh skrg agak kurang bia ngurus anak,
   sudah mau 4 hari ini asal saya tinggal dan pamitan sama dia selalu
   nangis menjerit2 dan pengasuhnya diem aja. Aduh, jadi gak tega
   ninggalinnya. Sementara dikantor juga gak bisa ijin karena kerjaan
   banyak. Emang susah yach kalau pengasuhnya gak bisa momong
sementara
   saya harus ninggalin dia seharian. . . .  aduh gimana yach. .
  
   -Original Message-
   From: Tita Widodo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Wednesday, April 14, 2004 7:09 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Re: [balita-anda] Tidak Konsen Gara-gara Anak
  
   Waduh jadi pengen nangis soalnya inget Taris yang pengasuhnya
   pulang
   karena menikah dan Tasia yang agak demam. :-((
   Tapi saya tetap harus