Re: [balita-anda] info : Mafia Taxi di Airport

2004-06-28 Terurut Topik Kristianti Dewi Joris
Setau saya Blue Bird memang dilarang ngambil/membawa penumpang di Airport,
sudah agreement-nya begitu. Jadi kalaupun mau naik blue bird harus ke lt.2
terminal keberangkatan tapi kucing-kucingan sama petugas karena kalau
ketauan Blue Bird-nya didenda Rp 100,000 kita sendiri sebagai penumpang juga
nggak enak kan. Yang aman yang kalau di terminal kedatangan (lt. 1)
langsung aja naik Silver Bird daripada naik taxi lain yang nggak jelas.

Regards,
Dewi

Auliya Syafril wrote:

 Duh... Nyebelin banget sih yg kayak gini, ada yg kerja di perum Angkasa
 Pura gak?
 Kalo orang kita aja sebel dengernya gimana turis ya?

 Aya Syafril
 Office Coordinator
 ANTS Indonesia
 Tactical Indonesia
 Ged. Bank Syariah Mandiri 5th Fl
 Jl. S. Hasanudin 57
 Jakarta 12160
 Phone/Fax : +62-21 270 1220/1221

 -Original Message-
 From: Dessy [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, June 28, 2004 3:09 PM
 To: 'Sigit'; 'Jones'; 'Diana'; 'Titi'; [EMAIL PROTECTED];
 'Indah'; 'Nu'manFahriansyah'; 'Bram'; 'Solhot';
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [Funky_mom] info : Mafia Taxi di Airport





 Mafia Taxi di Airport

 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sekarang memang sudah jadi sarang

 preman. Sejak banyaknya penerbangan

 memberlakukan tarif murah, sehingga masyarakat dari berbagai tingkat

 ekonomi sudah terbiasa dengan airport.

 Masalah baru ternyata muncul, premanisme yang dulunya menguasai

 pelabuhan dan terminal bus kini juga pindah ke

 airport. Kalau melihat begitu banyaknya ojek yang merajalela di Bandara

 itu belum apa-apa, sekarang ada lagi

 premanisme taxi, enggak tahu kapan mulainya, namun teman saya kena

 batunya.

 Teman saya baru pulang dari Bali mengikuti sebuah konvensi yang

 ditugaskan oleh kantornya. Dia keluar dan menanti

 Taxi untuk segera pulang karena sudah kelelahan. Namun sebuah kenyataan

 aneh dua jam dia menunggu taxi, tidak

 satupun taxi yang berhasil dinaikinya. Kita cenderung ingin taxinya yang

 terkenal integritasnya seperti Blue Bird, namun ditempat itu, para

 satpamnya yang pura-pura membantu mencari taxi tidak memperkenankan

 satupun blue bird untuk bisa mampir. Semua blue bird atau taxi2 'bagus'

 yang berancang-ancang menepi mengambil penumpang semuanya

 dihalau oleh satpam2 tersebut. Alih-alih mereka malah menawarkan taxi

 yang mangkal disitu (yang jelek integritasnya), tapi non argo, atau

 borongan. Teman saya walaupun juga berwatak keras sehingga membuatnya

 hampir bentrok dengan satpam2 disitu, akhirnya menyerah juga. Namun

 setelah mendengar harga borongan yang hampir tiga kali lipat dari harga

 argo biasanya, membuat dia mengurungkan niatnya, dan bertekad untuk

 tetap mencari taxi lain. Seorang satpam malah datang marah2 mengatakan

 dia sudah capek mencarikan taxi, namun tidak ada yang disetujui teman

 saya. Perang mulut, dan perang urat syaraf pun terjadi, akhirnya para

 satpam itupun menyerah, mereka pura2

 mendapatkan taxi yang mau memakai argo. Akhirnya teman saya naik taxi

 yang juga jelek integritasnya ini, tapi saat

 naik ia melihat sopir taxi memberikan amplop untuk seorang satpam.

 Curiga akan amplop itu, teman saya bertanya,

 Apaan tuh..., satpam itu mengelak dengan mengatakan itu karcis yang

 dikembalikan.

 Akhirnya, teman saya itu sampai dirumah, setelah membayar sesuai argo

 (senilai 60.000), ternyata sopirnya minta

 tambah sebesar Rp20.000. Jelas saja teman saya kaget, dan menanyakan itu

 uang apa. Ternyata itu adalah potongan

 yang katanya disetorkan pada satpam tadi, alias pajak airport. Karena

 sudah kelelahan dan tidak ingin ribut2 lagi teman saya membayarkan

 sesuai yang dimintanya.

 Peristiwa yang ini belum lama berselang. Seorang saudara perempuan saya,

 kerena tidak berhasil bertemu dengan

 penjemputnya, akhirnya memutuskan naik taxi saja. Saat naik sopir taxi

 itu biasa2 saja, dan menyalakan argonya

 kemudian berangkat. Namun saat keluar dari airport, tiba2 sopir minta

 harga borongan tiga kali lipat dari harga biasa bila pakai argo. Saudara

 saya masih coba berargumen, tidak ada perjanjian sebelum naik. Sopir

 taxi itu tiba2

 menghentikan mobilnya, ditengah jalan tol. Ia kemudian menyuruh

 saudara saya turun kalau tidak mau borongan.

 Bayangkan harus turun ditengah jalan tol?! Tentu saja saudara perempuan

 saya menyerah dengan pemaksaan seperti

 itu, ia terpaksa setuju dengan harga borongan.

 Teman saya yang lain punya pengalaman sendiri, kalau ada yang ingin naik

 Damri daripada Taxi, saat kita menanyakan

 dimana menunggu Damri pada para security atau pengangkat barang disitu,

 mereka akan sengaja menyesatkan kita

 menunggu ditempat yang salah. Atau pura2 tidak tahu kalau ada Damri.

 Akhirnya kita harus naik pada taxi atau

 angkutan yang sudah bekerja-sama dengan mereka.

 Jadi hati-hati kalau di airport. Kasih tau sama semua saudara2 dan

 teman2, airport sekarang sangat rawan. Mintalah

 jemputan dari kerabat, atau teman kamu saat di Airport. Menghindari hal

 tidak 

RE: [balita-anda] info : Mafia Taxi di Airport

2004-06-28 Terurut Topik Amin Ch
Berikut ini saya posting berita dari Kompas hari ini mengenai taxi di
bandara.

-

Taksi di Bandara Soekarno-Hatta Ditertibkan


Tangerang, Kompas - PT Angkasa Pura II dan Kepolisian Resor Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, Kamis pekan lalu, mulai menertibkan
taksi-taksi yang biasa mengangkut penumpang dari bandara. Penertiban taksi
dilakukan dengan mengubah pola antrean sehingga memudahkan calon penumpang
taksi yang baru tiba di bandara memilih taksi yang diinginkan. Upaya ini
dilakukan agar wajah bandara kelihatan lebih tertib.

Berdasarkan pengamatan hari Sabtu dan Minggu (27/6), puluhan taksi yang
mengantre di tempat antrean terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta tak
lagi dibiarkan dalam posisi paralel di sepanjang koridor yang biasa
digunakan penumpang menunggu taksi. Taksi-taksi itu berada dalam posisi
miring-berjajar. Pada Jumat lalu, perubahan sistem taksi di bandara ini
mengundang reaksi keras sopir taksi yang suka menerapkan tarif borongan.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Besar
Firman Santya Budi, pihak pengelola bandara telah melakukan upaya
menertibkan taksi.

Ini memungkinkan para pengguna jasa taksi memilih taksi mana yang mereka
sukai. Mereka tidak lagi harus terpancang dengan ’aturan’ bahwa mereka harus
naik taksi yang berada di urutan terdepan, kata Firman.

Ia menyatakan, selama ini para penumpang taksi di bandara tidak mendapatkan
pelayanan yang memadai sehingga mereka harus kucing-kucingan dengan petugas
keamanan bandara untuk naik taksi dari tempat kedatangan.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, jumlah
perusahaan taksi yang beroperasi di bandara mencapai 15 perusahaan. Dari
jumlah itu terdapat sekitar 1.200 taksi.

Sementara itu, setelah mengalami keterlambatan penerbangan akibat gangguan
sistem data reservasi yang kelebihan beban, kemarin kondisi penerbangan
maskapai Garuda Indonesia sudah kembali normal. Pihak maskapai sudah mampu
mengatasi gangguan tersebut.

Kepala Komunikasi Perusahaan PT Garuda Indonesia Pujobroto menyatakan, untuk
mencegah munculnya gangguan serupa pada sistem data reservasi, pihaknya
berencana membentuk tim khusus IT yang disebut Flexible Response. Tim ini
yang akan bertugas mengontrol sistem data reservasi. (MAS)



-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]