Re: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-03 Terurut Topik helnuri
 klu umur 8 bulanan gt bisa dibeliin baby worker juga ngak ya ??
 Moms,
 aku juga mau share nih ttg baby walker.
 Khaka (16bl) juga pernah pake baby walker dari mulai umurnya sekitar
 8/9 bulan gt deh.. soalnya dia tuh kan udah maunya jalan-jalan, tapi
 disuruh jalan sendiri males.. ya udah aku beliin baby walker, tapi yang
 ada alasnya dibawah dan bisa dialih fungsikan jadi kuda2an.. jadi waktu
 dia udah mulai terbiasa dengan walker yg pake roda-nya aku mulai lepas
 rodanya soalnya takut kebablasan.. jadi either ga pake roda atau pake
 alasnya, jadi kaki ga menyentuh tanah tapi kita yg dorong, hanya untuk
 seru-an aja dan untuk dia duduk sambil makan.. Suggest sih klo mau
 belajar jalan pake activity walker aja atau mainan yg bisa di dorong,
 atau suruh pegangan pake kursi plastik aja, lebih memacu dia untuk
 belajar jalan. Terbukti sama Khaka, dibeliin activity walker wkt dia
 ultah 1 th dan umur 13 bl lebih 3 hari dia udah bisa jalan sendiri,
 meskipun awalnya pake activity walker sempet takut2 juga..

 Segitu aja deh sharingnya, semoga membantu..

 salam,

 Yanti- Bunda Khaka
 hera [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita.
 Saya sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak
 saya waktu usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau
 menurut saya, bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja,
 bahaya...

 regards,
 Hera




 BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN

 Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
 mengakibatkan kelainan kaki.
 Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang
 tinggal di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi
 penggunaannya karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang
 tidak diawasi dengan ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut,
 otomatis barang ini jadi langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai
 terjadi kecelakaan, konsumen enggak bisa menyeret produsen ke
 pengadilan (ibaratnya sudah tahu bahayanya, kok masih dipakai.. yah
 salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap jalan, dia akan jalan
 kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas untuk berjalan.

 Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya
 yang bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di
 Indonesia akan keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim.
 Nyatanya di sini baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya
 produk ini masih banyak dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan
 dr. Karel A.L. Staa. M.D., dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta,
 kalau mau melirik kembali ke negara-negara barat, Amerika katakanlah,
 soal keamanan baby walker ini sudah menjadi ajang perdebatan seru sejak
 lama.

 Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama
 dari tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
 pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup
 baik untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan
 kalau perlu dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker
 pernah diubah menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud
 agar benda itu tidak bisa menerobos pintu rumah

 Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah
 terjadinya kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi
 baby walker di negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain
 baby walker yang beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang
 sebenarnya sudah
 ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada
 bayi yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai
 kini masih terjadi di Indonesia.

 TERKESAN PRAKTIS

 Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena
 baby walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal
 dimasukkan ke dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan
 leluasa. Bagi bayi berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan
 tengah melatih
 kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang
 tua. Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek
 menatih si kecil?

 Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak
 sebagai benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam
 baby walker-nya, ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah.
 Jadilah orang tua berpikir, Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk
 bergerak. Ini kan baik untuk persiapan fase berjalannya! Namun, alasan
 penggunaan baby walker yang paling utama biasanya berkaitan dengan
 upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana kemari. Dengan bisa
 bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak bosan. Sementara
 bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan kepadanya untuk
 mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus mendampingi si
 kecil setiap saat.

 RIBUAN KASUSKenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar
 14.000 kasus bayi masuk rumah 

Re: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-02 Terurut Topik yanti

Moms,
aku juga mau share nih ttg baby walker.
Khaka (16bl) juga pernah pake baby walker dari mulai umurnya sekitar 8/9 bulan 
gt deh..
soalnya dia tuh kan udah maunya jalan-jalan, tapi disuruh jalan sendiri males..
ya udah aku beliin baby walker, tapi yang ada alasnya dibawah dan bisa dialih 
fungsikan jadi kuda2an..
jadi waktu dia udah mulai terbiasa dengan walker yg pake roda-nya aku mulai 
lepas rodanya soalnya takut kebablasan.. jadi either ga pake roda atau pake 
alasnya, jadi kaki ga menyentuh tanah tapi kita yg dorong, hanya untuk seru-an 
aja dan untuk dia duduk sambil makan..
Suggest sih klo mau belajar jalan pake activity walker aja atau mainan yg bisa 
di dorong, atau suruh pegangan pake kursi plastik aja, lebih memacu dia untuk 
belajar jalan.
Terbukti sama Khaka, dibeliin activity walker wkt dia ultah 1 th dan umur 13 bl 
lebih 3 hari dia udah bisa jalan sendiri, meskipun awalnya pake activity walker 
sempet takut2 juga..
 
Segitu aja deh sharingnya, semoga membantu..
 
salam,
 
Yanti- Bunda Khaka
hera [EMAIL PROTECTED] wrote:
Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita. Saya
sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya waktu
usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...

regards,
Hera




BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN

Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
mengakibatkan kelainan kaki.
Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang tinggal
di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi penggunaannya
karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi dengan
ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini jadi
langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen
enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu bahayanya,
kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap
jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas
untuk berjalan.

Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang
bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia akan
keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini
baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih banyak
dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa. M.D.,
dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke
negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini sudah
menjadi ajang perdebatan seru sejak lama.

Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama dari
tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup baik
untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau perlu
dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah
menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu
tidak bisa menerobos pintu rumah

Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah terjadinya
kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker di
negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain baby walker yang
beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah
ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada bayi
yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini masih
terjadi di Indonesia.

TERKESAN PRAKTIS 

Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena baby
walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal dimasukkan ke
dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan leluasa. Bagi bayi
berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan tengah melatih
kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang tua.
Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek menatih si
kecil? 

Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak sebagai
benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam baby walker-nya,
ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah. Jadilah orang tua berpikir,
Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk bergerak. Ini kan baik untuk persiapan
fase berjalannya! Namun, alasan penggunaan baby walker yang paling utama
biasanya berkaitan dengan upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana
kemari. Dengan bisa bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak
bosan. Sementara bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan
kepadanya untuk mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus
mendampingi si kecil setiap saat.

RIBUAN KASUSKenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar
14.000 kasus bayi masuk rumah sakit diakibatkan oleh kecelakaan saat
menggunakan baby walker. Antara lain karena si kecil suka bereksplorasi ke
setiap sudut rumah, 

Re: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik hera
Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita. Saya
sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya waktu
usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...

regards,
Hera




BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN

Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
mengakibatkan kelainan kaki.
Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang tinggal
di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi penggunaannya
karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi dengan
ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini jadi
langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen
enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu bahayanya,
kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap
jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas
untuk berjalan.

Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang
bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia akan
keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini
baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih banyak
dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa. M.D.,
dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke
negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini sudah
menjadi ajang perdebatan seru sejak lama.

Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama dari
tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup baik
untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau perlu
dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah
menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu
tidak bisa menerobos pintu rumah

Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah terjadinya
kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker di
negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain baby walker yang
beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah
ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada bayi
yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini masih
terjadi di Indonesia.

TERKESAN PRAKTIS 

Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena baby
walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal dimasukkan ke
dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan leluasa. Bagi bayi
berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan tengah melatih
kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang tua.
Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek menatih si
kecil? 

Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak sebagai
benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam baby walker-nya,
ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah. Jadilah orang tua berpikir,
Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk bergerak. Ini kan baik untuk persiapan
fase berjalannya! Namun, alasan penggunaan baby walker yang paling utama
biasanya berkaitan dengan upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana
kemari. Dengan bisa bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak
bosan. Sementara bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan
kepadanya untuk mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus
mendampingi si kecil setiap saat.

RIBUAN KASUSKenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar
14.000 kasus bayi masuk rumah sakit diakibatkan oleh kecelakaan saat
menggunakan baby walker. Antara lain karena si kecil suka bereksplorasi ke
setiap sudut rumah, komposisi roda yang tidak mendukung keamanan, komposisi
rangka kurang kokoh, dan bentuknya yang membuat anak rentan jatuh.

Namanya juga bayi, tentu saja ia belum bisa mengenal situasi lingkungan;
belum bisa membedakan mana permukaan curam atau landai, tangga atau lantai,
benda berbahaya atau aman. Inilah beberapa kecelakaan yang sering terjadi
akibat penggunaan baby walker:

* Menggelinding di tangga - kecelakaan ini kemungkinan besar mengakibatkan
patah tulang dan luka serius pada kepala.

* Terkena benda panas

- ketika duduk dalam baby walker anak jadi bisa meraih benda-benda yang
dapat membahayakan dirinya. Contohnya secangkir kopi panas di atas meja.

* Tenggelam 

- tanpa disadari anak meluncur (dengan menggunakan baby walker-nya) ke dalam
kolam renang, bath tub, atau toilet lalu tercemplung.

* Meraih obyek berbahaya

- dengan baby walker, anak lebih mudah meraih obyek berbahaya seperti
gunting, pisau, atau garpu yang tergeletak di atas meja misalnya.

* Terjepit 

- ketika melewati permukaan yang bercelah, kaki bayi bisa terjepit dan

RE: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik Wanda Manoppo (HRD, AGS-HO)
Mba, anakku termasuk di bantu ama baby walker
saranku u/ yg nanya masalah ini, seandainya ada fasilitasnya silahkan
digunakan asal posisi bayi sdh belajar duduk, jaga keamanan ruangan selama
bayi di dalam baby walker, ada yg mengawasi, en jgn terlalu lama di dudukan
di sana.khawatir btk badan en kejenuuhan bayi, tp kalo' khusus beli baby
walker, sebaiknya jangan.silahkan memilih fasilitas lain karena
referensi dari milis ini pernah ku baca.di negara luar pun baby walker
sdh tidak diajurkan lagi..
u/ Daffa ( 10 bln ) karena msh ada turunan inventaris dari kakaknya, dia
lagi happy dg baby walkernya, tp Daffa suka jenuh.dibanding Salma dulu,
jadinya suka aku lepas di sofa, en dia lebih seneng belajar berdiri sambil
megangin apa aja..
intinya dimana2 fasilitas bayi ada positif negatifnya, asal kita bisa
menjaganya en menggunakan sesuai dg porsinya..
thx.

-Original Message-
From: tantie [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 02 December, 2004 11:13 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Baby Wolker


Hi Temans,

sorry neh, dah lama pasif. Nongol lagi nih mo minta sharenya  tentang Baby
Walker apa sih negatif N positifnya.

Thanks.

tantiyangkantoresekarangpindahdipondokgede



-

DUKUNG situs Balita-Anda.Com sebagai Situs Terbaik Wanita  Anak 2004-2005
versi Majalah Komputer Aktif, dengan ketik: POLL ST WAN 2
ke nomor 8811, selama 16 Okt sd. 30 Nov. 2004.
Raih sebuah ponsel SonyEricsson K500i, dua buah ponsel Nokia 3100 dan 10
paket merchandise komputerakt!f bagi para peserta polling yang beruntung.
Satu nomor ponsel hanya berhak memberikan satu suara dukungan untuk tiap
kategorinya. Polling ini berlaku untuk pelanggan Telkomsel, Indosat maupun
Excelcom dengan tarif Rp 1.500. 

-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

-

DUKUNG situs Balita-Anda.Com sebagai Situs Terbaik Wanita  Anak 2004-2005 
versi Majalah Komputer Aktif, dengan ketik: POLL ST WAN 2
ke nomor 8811, selama 16 Okt sd. 30 Nov. 2004.
Raih sebuah ponsel SonyEricsson K500i, dua buah ponsel Nokia 3100 dan 10 paket 
merchandise komputerakt!f bagi para peserta polling yang beruntung. Satu nomor 
ponsel hanya berhak memberikan satu suara dukungan untuk tiap kategorinya. 
Polling ini berlaku untuk pelanggan Telkomsel, Indosat maupun Excelcom dengan 
tarif Rp 1.500. 

-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik intan dima
saya sepaham dengan mbak Hera :)

anak saya juga pakai babywalker keuntungannya cukup banyak, paling tidak
babywalker amat sangat membantu sekali buat orangtua saya menjaga cucunya,
berhubung cucunya udah berat (eyangnya udah gak kuat gendong lagi) sekiatr
9,5 kg dan amat sangat banyak gerak.

babywalker menyebabkan kelainan kaki? nggak bisa diambil mentah2 juga saya
rasa kata penelitian emang begitu, tapi, kalau dilihat realitanya, kok
saya belum pernah liat yah temen2 saya (dan bahkan saya sekalipun) punya
kelainan kaki (dari pengkang atau ngangkang) saya waktu kecil pake
babywalker.


- Original Message -
From: hera [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 02, 2004 11:25 AM
Subject: Re: [balita-anda] Baby Wolker


 Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita.
Saya
 sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya waktu
 usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
 bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...

 regards,
 Hera




 BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN

 Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
 mengakibatkan kelainan kaki.
 Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang tinggal
 di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi penggunaannya
 karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi
dengan
 ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini jadi
 langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen
 enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu
bahayanya,
 kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap
 jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas
 untuk berjalan.

 Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang
 bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia
akan
 keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini
 baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih banyak
 dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa. M.D.,
 dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke
 negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini
sudah
 menjadi ajang perdebatan seru sejak lama.

 Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama
dari
 tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
 pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup baik
 untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau perlu
 dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah
 menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu
 tidak bisa menerobos pintu rumah

 Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah terjadinya
 kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker
di
 negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain baby walker yang
 beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah
 ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada
bayi
 yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini
masih
 terjadi di Indonesia.

 TERKESAN PRAKTIS

 Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena baby
 walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal dimasukkan ke
 dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan leluasa. Bagi
bayi
 berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan tengah melatih
 kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang tua.
 Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek menatih si
 kecil?

 Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak sebagai
 benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam baby
walker-nya,
 ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah. Jadilah orang tua
berpikir,
 Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk bergerak. Ini kan baik untuk
persiapan
 fase berjalannya! Namun, alasan penggunaan baby walker yang paling utama
 biasanya berkaitan dengan upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana
 kemari. Dengan bisa bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak
 bosan. Sementara bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan
 kepadanya untuk mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus
 mendampingi si kecil setiap saat.

 RIBUAN KASUSKenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar
 14.000 kasus bayi masuk rumah sakit diakibatkan oleh kecelakaan saat
 menggunakan baby walker. Antara lain karena si kecil suka bereksplorasi ke
 setiap sudut rumah, komposisi roda yang tidak mendukung keamanan,
komposisi
 rangka kurang kokoh, dan bentuknya yang membuat anak rentan jatuh.

 Namanya juga bayi, tentu saja ia belum bisa mengenal situasi lingkungan;
 belum bisa membedakan

Re: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik intan dima
saya sepaham dengan mbak Hera :)

anak saya juga pakai babywalker keuntungannya cukup banyak, paling tidak
babywalker amat sangat membantu sekali buat orangtua saya menjaga cucunya,
berhubung cucunya udah berat (eyangnya udah gak kuat gendong lagi) sekiatr
9,5 kg dan amat sangat banyak gerak.

babywalker menyebabkan kelainan kaki? nggak bisa diambil mentah2 juga saya
rasa kata penelitian emang begitu, tapi, kalau dilihat realitanya, kok
saya belum pernah liat yah temen2 saya (dan bahkan saya sekalipun) punya
kelainan kaki (dari pengkang atau ngangkang) saya waktu kecil pake
babywalker.


- Original Message -
From: hera [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 02, 2004 11:25 AM
Subject: Re: [balita-anda] Baby Wolker


 Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita.
Saya
 sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya waktu
 usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
 bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...

 regards,
 Hera




 BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN

 Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
 mengakibatkan kelainan kaki.
 Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang tinggal
 di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi penggunaannya
 karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi
dengan
 ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini jadi
 langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen
 enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu
bahayanya,
 kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap
 jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas
 untuk berjalan.

 Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang
 bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia
akan
 keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini
 baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih banyak
 dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa. M.D.,
 dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke
 negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini
sudah
 menjadi ajang perdebatan seru sejak lama.

 Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama
dari
 tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
 pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup baik
 untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau perlu
 dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah
 menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu
 tidak bisa menerobos pintu rumah

 Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah terjadinya
 kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker
di
 negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain baby walker yang
 beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah
 ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada
bayi
 yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini
masih
 terjadi di Indonesia.

 TERKESAN PRAKTIS

 Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena baby
 walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal dimasukkan ke
 dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan leluasa. Bagi
bayi
 berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan tengah melatih
 kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang tua.
 Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek menatih si
 kecil?

 Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak sebagai
 benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam baby
walker-nya,
 ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah. Jadilah orang tua
berpikir,
 Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk bergerak. Ini kan baik untuk
persiapan
 fase berjalannya! Namun, alasan penggunaan baby walker yang paling utama
 biasanya berkaitan dengan upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana
 kemari. Dengan bisa bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak
 bosan. Sementara bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan
 kepadanya untuk mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus
 mendampingi si kecil setiap saat.

 RIBUAN KASUSKenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar
 14.000 kasus bayi masuk rumah sakit diakibatkan oleh kecelakaan saat
 menggunakan baby walker. Antara lain karena si kecil suka bereksplorasi ke
 setiap sudut rumah, komposisi roda yang tidak mendukung keamanan,
komposisi
 rangka kurang kokoh, dan bentuknya yang membuat anak rentan jatuh.

 Namanya juga bayi, tentu saja ia belum bisa mengenal situasi lingkungan;
 belum bisa membedakan

RE: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik Rita Samsikin (Feed-Jkt)
Mumpung masih istirahat ikut komentar ah
Betul mbak Intan, saya setuju
Saya juga kasih ivan baby walker. Dan jalannya juga ndak ada pengaruh ke X
atau ke O. 
Dulu pernah nanya ke dsa yg khusus nanganin ivan di klinik tumbuh kembang RS
Hermina juga dsa-nya di RS Harkit, menurut kedua dsa tsb ndak ada pengaruh
pakai baby walker bikin anak menderita kelainan kaki, malah dikatakan
beliaunya kalau penyebab kaki X atau O cenderung krn bawaan dr lahir (waktu
hamil ibu kurang asupan kalsium), krn keturunan (biasanya yg dikeluarganya
mudah terkena osteoporosis akan menurunkan anak dengan kecenderungan
memiliki kelainan kaki), terlalu dini mengajak titah bayi supaya berjalan
(kemampuan pertumbuhan tulang setiap anak berbeda lho, bukti tinggi anak yg
umurnya sama belum tentu tingginya sama, anakku yg lahir 46 cm, sekarang
sudah setahun sdh bisa jalan dan tingginya 100 cm), dan masih banyak lagi
penyebabnya. 
Baby walker tuh kemungkinan menjadi penyebabnya sangat kecil terjadi dan
biasanya didukung oleh faktor2 yg lain.
Trus sekarang kan ada baby walker yg didorong (sikecil ndak dimasukkan
kedalam).
Juga kalo memang merugikan pasti toko sdh ndak boleh jualan dan pasti
diprotes habis2an oleh para ortu yg kritis2 spt di BA ini.
Salam
rita

 -Original Message-
 From: intan dima [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, December 02, 2004 11:33 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] Baby Wolker
 
 saya sepaham dengan mbak Hera :)
 
 anak saya juga pakai babywalker keuntungannya cukup banyak, paling
 tidak
 babywalker amat sangat membantu sekali buat orangtua saya menjaga cucunya,
 berhubung cucunya udah berat (eyangnya udah gak kuat gendong lagi) sekiatr
 9,5 kg dan amat sangat banyak gerak.
 
 babywalker menyebabkan kelainan kaki? nggak bisa diambil mentah2 juga saya
 rasa kata penelitian emang begitu, tapi, kalau dilihat realitanya, kok
 saya belum pernah liat yah temen2 saya (dan bahkan saya sekalipun) punya
 kelainan kaki (dari pengkang atau ngangkang) saya waktu kecil pake
 babywalker.
 
 
 - Original Message -
 From: hera [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, December 02, 2004 11:25 AM
 Subject: Re: [balita-anda] Baby Wolker
 
 
  Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita.
 Saya
  sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya
 waktu
  usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
  bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...
 
  regards,
  Hera
 
 
 
 
  BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN
 
  Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
  mengakibatkan kelainan kaki.
  Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang
 tinggal
  di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi
 penggunaannya
  karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi
 dengan
  ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini
 jadi
  langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen
  enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu
 bahayanya,
  kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah
 siap
  jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas
  untuk berjalan.
 
  Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang
  bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia
 akan
  keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini
  baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih
 banyak
  dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa.
 M.D.,
  dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke
  negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini
 sudah
  menjadi ajang perdebatan seru sejak lama.
 
  Sampai-sampai, desain alat bantu belajar jalan ini, tidak pernah sama
 dari
  tahun ke tahun dan diberi semacam masa kedaluwarsa oleh pihak
  pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup
 baik
  untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau
 perlu
  dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah
  menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu
  tidak bisa menerobos pintu rumah
 
  Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah
 terjadinya
  kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker
 di
  negeri Paman Sam tersebut dihentikan. Sementara desain baby walker yang
  beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah
  ditinggalkan di negara asalnya, ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada
 bayi
  yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini
 masih
  terjadi di Indonesia.
 
  TERKESAN PRAKTIS
 
  Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena
 baby

RE: [balita-anda] Baby Wolker

2004-12-01 Terurut Topik Meita R. Dewi
ya aku juga setuju...dulu aku juga punya pertimbangan untuk beliin baby 
walker buat putra karena terpengaruh adanya artikel2 mengenai baby 
walker..

tapi karena mertuaku beliin putra baby walker 2 bulan yang lalu, jadi 
berubah deh pandanganku ttg baby walker..

soalnya sejak ada baby walker itu banyak kegunaannya bagiku dan anakku 
diantaranya :
lebih anteng kalau ditinggalin kemana2..(biasanya kalo kita tinggalin dia 
ke kamar mandi atau keluar kamar, dia pasti nangis, sejak ada baby walker 
dia bisa lebih anteng) 
lebih aman ga takut jatuh kalo main (putraku udah 2 kali jatuh dari tempat 
tidur, soalnya dia ga bisa diem muter2 di tempat tidur, walau belum bisa 
merangkak, tapi jagonya kalo udah gulang guling di tempat tidur, dalam 
itungan detik udah sampe di pinggir tempat tidur. di taro boxnya engga 
pernah mau... jadi kalo di taro di baby walkernya dia bisa diem, kita bisa 
tenang mau makan, mau jalan2 ke ruangan lain, ataupun beraktivitas lain... 
soalnya baby walker yang punya putra ada music dan mainannya)
sekarang putra udah bisa maju atau mundur beberapa langkah, jadi terlatih 
dalam menggerakan kakinya. walau belum bisa berdiri dan berjalan dengan 
sendirinya bisa terlatih.
bisa jadi tempat bermainnya dia.. karena ada musicnya dia jadi seneng 
banget, ada aja tingkahnya yang bikin lucu... itu khan hiburan juga buat 
kita orang tuanya...

So, punya pertimbangan boleh aja... masing2 orang khan ga sama cara 
berpikirnya.. tapi menurut aku ga perlu takut lagi kalo ntar kakinya 
bentuk x atau o atau jalannya jinjit dll...itu khan ga ada kaitannya 
dengan baby walker.. seperti penjelasan mbak rita itu memang bisa dari 
faktor lain jadi bukan dari faktor pemberian baby walkernya

Oke gitu aja semoga sharingku membantu..




Rita Samsikin (Feed-Jkt) [EMAIL PROTECTED] 
12/02/2004 12:31 PM
Please respond to
[EMAIL PROTECTED]


To
[EMAIL PROTECTED]
cc

Subject
RE: [balita-anda] Baby Wolker






Mumpung masih istirahat ikut komentar ah
Betul mbak Intan, saya setuju
Saya juga kasih ivan baby walker. Dan jalannya juga ndak ada pengaruh ke X
atau ke O. 
Dulu pernah nanya ke dsa yg khusus nanganin ivan di klinik tumbuh kembang 
RS
Hermina juga dsa-nya di RS Harkit, menurut kedua dsa tsb ndak ada pengaruh
pakai baby walker bikin anak menderita kelainan kaki, malah dikatakan
beliaunya kalau penyebab kaki X atau O cenderung krn bawaan dr lahir 
(waktu
hamil ibu kurang asupan kalsium), krn keturunan (biasanya yg dikeluarganya
mudah terkena osteoporosis akan menurunkan anak dengan kecenderungan
memiliki kelainan kaki), terlalu dini mengajak titah bayi supaya berjalan
(kemampuan pertumbuhan tulang setiap anak berbeda lho, bukti tinggi anak 
yg
umurnya sama belum tentu tingginya sama, anakku yg lahir 46 cm, sekarang
sudah setahun sdh bisa jalan dan tingginya 100 cm), dan masih banyak lagi
penyebabnya. 
Baby walker tuh kemungkinan menjadi penyebabnya sangat kecil terjadi dan
biasanya didukung oleh faktor2 yg lain.
Trus sekarang kan ada baby walker yg didorong (sikecil ndak dimasukkan
kedalam).
Juga kalo memang merugikan pasti toko sdh ndak boleh jualan dan pasti
diprotes habis2an oleh para ortu yg kritis2 spt di BA ini.
Salam
rita

 -Original Message-
 From:  intan dima [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 Sent:  Thursday, December 02, 2004 11:33 AM
 To:[EMAIL PROTECTED]
 Subject:   Re: [balita-anda] Baby Wolker
 
 saya sepaham dengan mbak Hera :)
 
 anak saya juga pakai babywalker keuntungannya cukup banyak, paling
 tidak
 babywalker amat sangat membantu sekali buat orangtua saya menjaga 
cucunya,
 berhubung cucunya udah berat (eyangnya udah gak kuat gendong lagi) 
sekiatr
 9,5 kg dan amat sangat banyak gerak.
 
 babywalker menyebabkan kelainan kaki? nggak bisa diambil mentah2 juga 
saya
 rasa kata penelitian emang begitu, tapi, kalau dilihat realitanya, 
kok
 saya belum pernah liat yah temen2 saya (dan bahkan saya sekalipun) punya
 kelainan kaki (dari pengkang atau ngangkang) saya waktu kecil pake
 babywalker.
 
 
 - Original Message -
 From: hera [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, December 02, 2004 11:25 AM
 Subject: Re: [balita-anda] Baby Wolker
 
 
  Berikut saya kirimkan petikan artikel tentang baby walker dari Nakita.
 Saya
  sendiri tidak 'mengharamkan' pemakaian baby walker, malah anak saya
 waktu
  usia 8,5 bln sedang senang2nya naik baby walker. Kalau menurut saya,
  bahayanya ya kalau tidak diawasi. Meleng sedikit saja, bahaya...
 
  regards,
  Hera
 
 
 
 
  BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN
 
  Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat
  mengakibatkan kelainan kaki.
  Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang
 tinggal
  di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi
 penggunaannya
  karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi
 dengan
  ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini