Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya - Original Message - From: Lily Trisna Dewi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:29 AM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Ada baiknya juga ibu yang tulen sebagai ibu RT dan ndak ngantor bisa curhat pengalamannya dalam ngurus anak seharian di rumah. Dewi Hayu wrote: Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya - Original Message - From: Lily Trisna Dewi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:29 AM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Memutuskan untuk berhenti bekerja untuk berkonsentrasi 100% pada keluarga terutama anak memang bukan hal yang mudah. Banyak hal yg harus dipertimbangkan. Kalau dipikir2, sebenarnya untuk apa sih istri bekerja terutama bila dari suami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga (lain lagi bila alasannya dari gaji suami belum cukup). Tapi ini kembali ke pribadi masing2 karena kriteria cukup bagi setiap individu/keluarga tentunya berbeda2. Ada yang mungkin hanya terpenuhi kebutuhan pokok saja sudah cukup, tapi ada juga yg memikirkan masa depan keluarga, misalnya wah .. kita belum punya rumah sendiri, belum punya sesuatu untuk diwariskan ke anak dsb. Selain itu juga status istri tidak bisa memungkiri bahwa ia juga seorang individu yang kadang ingin mengaktualisasikan keberadaannya pada lingkungan di luar keluarga, entah itu lingkungan pekerjaan atau pergaulan/masyarakat yg lebih luas. Terlebih lagi bila istri tsb punya latar belakang pendidikan yg lumayan. Orangtua si istri juga tentunya ada yg berkeinginan anaknya punya penghasilan sendiri mapan tanpa harus bergantung semata2 pada suami. Alasan mereka karena mereka sudah bersusah payah menyekolahkan anaknya sampai jenjang yg lumayan..masa' begitu lulus cuma nganggur. Bagi ortu si istri tentunya lebih enak bila sewaktu2 butuh 'bantuan' anaknya, bantuan tsb seolah2 datang dari anak kandungnya sendiri, bukan dari menantunya' (walaupun teorinya sih baik anak maupun menantu statusnya adl dianggap anak sendiri). Tapi kalau mau jujur, perasaan ortu tetap ada batas antara anak kandung menantu. Selain itu juga perlu dipikirkan apakah dengan keberadaan istri 100% di rumah menjamin kualitas anak nantinya ? Sebab ada pendapat sebenarnya yang penting bukan kuantitas pertemuan tapi kualitas pertemuan ortu anak. Banyak juga kita amati kondisi dimana si Ibu di rumah, tetap saja anaknya seolah2 nggak keurus. Sebaliknya ada anak yg kedua ortunya bekerja tapi justru mereka lebih sehat, mandiri, penuh motivasi percaya diri. Saya sendiri karena alasan2 spt di atas saat ini masih bekerja di perusahaan swasta, berangkat pukul 06.30 pagi dan pulang sekitas jam 18.30. Ortu saya keduanya pegawai negeri saya yakin betul mereka berusaha keras agar anak2nya bisa sekolah setinggi2nya berkeinginan anak2nya bisa mandiri di kemudian hari, termasuk punya penghasilan sendiri. Saya sendiri punya prinsip memberikan waktu sebanyak mungkin untuk anak saya (17 bulan). Untuk itu sepulang kerja saya temani bermain bersamanya sampai kurang lebih jam 21.00. Hari Sabtu Minggu full untuk anak saya. Di waktu2 tsb saya manfaatkan betul dengan macam2 kegiatan, mulai dari main mobil2an, sepeda, membacakan melihat2 gambar,dsb. Suatu saat saya ingin dia menyadari bahwa ortunya bekerja untuk dia sehingga dia tidak protes atas kondisi seperti ini dia bisa tumbuh menjadi pribadi yg mandiri karena terbiasa melakukan semuanya sendiri. Sekian dulu pendapat saya maaf kalau kepanjangan. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 10:18 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja Ada baiknya juga ibu yang tulen sebagai ibu RT dan ndak ngantor bisa curhat pengalamannya dalam ngurus anak seharian di rumah. Dewi Hayu wrote: Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]