Memutuskan untuk berhenti bekerja untuk berkonsentrasi 100% pada keluarga
terutama anak memang bukan hal yang mudah.  Banyak hal yg harus
dipertimbangkan. Kalau dipikir2, sebenarnya untuk apa sih istri bekerja
terutama bila dari suami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga (lain
lagi bila alasannya dari gaji suami belum cukup). Tapi ini kembali ke
pribadi masing2 karena kriteria cukup bagi setiap individu/keluarga tentunya
berbeda2.  Ada yang mungkin hanya terpenuhi kebutuhan pokok saja sudah
cukup, tapi ada juga yg memikirkan masa depan keluarga, misalnya wah .. kita
belum punya rumah sendiri, belum punya sesuatu untuk diwariskan ke anak dsb.
Selain itu juga status "istri" tidak bisa memungkiri bahwa ia juga seorang
individu yang kadang ingin mengaktualisasikan keberadaannya pada lingkungan
di luar keluarga, entah itu lingkungan pekerjaan atau pergaulan/masyarakat
yg lebih luas.  Terlebih lagi bila istri tsb punya latar belakang pendidikan
yg lumayan.  Orangtua si istri juga tentunya ada yg berkeinginan anaknya
punya penghasilan sendiri & mapan tanpa harus bergantung semata2 pada suami.
Alasan mereka karena mereka sudah bersusah payah menyekolahkan anaknya
sampai jenjang yg lumayan..masa' begitu lulus cuma nganggur.  Bagi ortu si
istri tentunya lebih enak bila sewaktu2 butuh 'bantuan' anaknya, bantuan tsb
seolah2 datang dari anak kandungnya sendiri, bukan dari "menantunya'
(walaupun teorinya sih baik anak maupun menantu statusnya adl dianggap anak
sendiri). Tapi kalau mau jujur, perasaan ortu tetap ada batas antara anak
kandung & menantu.
Selain itu juga perlu dipikirkan apakah dengan keberadaan istri 100% di
rumah menjamin kualitas anak nantinya ?  Sebab ada pendapat sebenarnya yang
penting bukan kuantitas pertemuan tapi kualitas pertemuan ortu & anak.
Banyak juga kita amati kondisi dimana si Ibu di rumah, tetap saja anaknya
seolah2 nggak keurus. Sebaliknya ada anak yg kedua ortunya bekerja tapi
justru mereka lebih sehat, mandiri, penuh motivasi & percaya diri.
Saya sendiri karena alasan2 spt di atas saat ini masih bekerja di perusahaan
swasta, berangkat pukul 06.30 pagi dan pulang sekitas jam 18.30. Ortu saya
keduanya pegawai negeri & saya yakin betul mereka berusaha keras agar
anak2nya bisa sekolah setinggi2nya & berkeinginan anak2nya bisa mandiri di
kemudian hari, termasuk punya penghasilan sendiri.  Saya sendiri punya
prinsip memberikan waktu sebanyak mungkin untuk anak saya (17 bulan). Untuk
itu sepulang kerja saya temani & bermain bersamanya sampai kurang lebih jam
21.00. Hari Sabtu & Minggu full untuk anak saya.  Di waktu2 tsb saya
manfaatkan betul dengan macam2 kegiatan, mulai dari main mobil2an, sepeda,
membacakan & melihat2 gambar,dsb. Suatu saat saya ingin dia menyadari bahwa
ortunya bekerja untuk dia sehingga dia tidak protes atas kondisi seperti ini
& dia bisa tumbuh menjadi pribadi yg mandiri karena terbiasa melakukan
semuanya sendiri.

Sekian dulu pendapat saya & maaf kalau kepanjangan.

----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, May 16, 2001 10:18 PM
Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja


> Ada baiknya juga ibu yang tulen sebagai ibu RT dan ndak ngantor bisa
curhat
> pengalamannya dalam ngurus anak seharian di rumah.
> Dewi Hayu wrote:
>
> > Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja............
> >
> > Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap...............
> >
> > salam
> > Ibunya Fathiya



>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke