Terima kasih banyak atas pencerahannya
Oh ya... Karena hasil tersebut dibawah maka kakak saya di anjurkan dokter
untuk minum obat Rovamycin (3mju) hingga melahirkan. Saya sendiri kurang
mengerti apakah obat ini untuk mengobati Toxo nya atau untuk Rubella???
mungkin rekan rekan bisa memberi sedikit bantuan.
Selain itu bagi yang tahu informasi mengenai Rubella mohon dapat di
berikan.
Thks a lot
Salam,
Husni
--
From: Taufan Surana[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, April 12, 2002 6:46 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Mohon informasi Mengenai Toxoplasma
Rubella
Kalau dilihat datanya yg IgM negatif
dan IgG positif, berarti kakak anda sebenarnya
sdh punya kekebalan thd toxoplasma.
Tapi kok dokternya nyuruh makan obat ya...
Kakak anda perlu ngecek lagi, yg salah itu daftar hasil tesnya
atau dokternya yg nyuruh minum obat terus.
Utk lebih lengkapnya, ibawah ini saya forwardkan artikel ttg toxoplasma
yg pernah disampaikan di milis ini juga.
Semoga bermanfaat.
salam,
Taufan
Ingin meningkatkan kecerdasan anak balita anda ?
Kunjungi www.balitacerdas.com
Atau, kirimkan email kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]
forwarded message:
INFEKSI KEHAMILAN OLEH TOKSOPLASMA
Salah satu infeksi yang berbahaya bagi wanita hamil adalah infeksi dan
berkembangnya parasit Toxoplasma gondii. Sesuai dengan nama parasit
penyebabnya, ini juga disebut sebagai toksoplasmosis. Terutama pada ibu
hamil, hasil positif atas pemeriksaan tokso ini perlu diperhatikan, karena
berpotensi menyebabkan keguguran atau bayi cacat. Potensi penularan tokso
terhadap janin selama masa kehamilan ini sangat tinggi, yaitu bisa
mencapai
50%. Infeksi yang terjadi pada janin dan ibu (toksoplasmosis kongenital)
ini berpotensi menyebabkan cacat bawaan terutama bila terjadi pada usia
kehamilan awal (sampai usia janin 3 bulan), dan akan menurun potensinya
pada usia kehamilan lanjut. Pemeriksaan toksoplasma ini seringkali
dilakukan bersama dengan rubella, cytomegalovirus dan herpes simpleks,
sehingga seringkali disebut sebagai pemeriksaan TORCH.
Penyebab
Penyakit ini bisa menular ke manusia akibat termakannya spora Toxoplasma
gondii. Misalnya makan daging mentah yang mengandung telur (ookista)
toksoplasma atau sayuran yang terkontaminasi telur ini. Parasit ini
sendiri
bisa berbiak di semua mamalia, seperti ternak atau hewan peliharaan
(anjing, kucing dan burung). Sayangnya infeksi toksoplasma ini di sebagian
besar kasus tidak menunjukkan gejala yang jelas. Oleh karenanya
pemeriksaan
laboratorium semacam TORCH sangat dianjurkan sebelum memulai kehamilan,
atau minimal di saat awal kehamilan. Bila ditemukan hasil positif, harus
dilakukan terapi sampai sembuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan
kehamilan.
Penanganan
Indikasi infeksi pada janin bisa diketahui dari pemeriksaan USG, yaitu
terdapat cairan berlebihan pada perut (asites), perkapuran pada otak atau
pelebaran saluran cairan otak (ventrikel). Sebaliknya bisa saja sampai
lahir tidak menampakkan gejala apapun, namun kemudian terjadi retinitis
(radang retina mata), penambahan cairan otak (hidrosefalus), atau
perkapuran pada otak dan hati.
Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan pengambilan jaringan (biopsi) dan
pemeriksaan serum (serologis). Umumnya cara kedua yang sering dilakukan.
Pada pemeriksaan serologi akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
adanya reaksi imun dalam darah, dengan cara mendeteksi adanya IgG
(imunoglobulin G), IgM, IgA, IgE. Pemeriksaan IgM untuk ini mengetahui
infeksi baru. Setelah IgM meningkat, maka seseorang akan memberikan reaksi
imun berupa peningkatan IgG yang kemudian menetap. IgA merupakan reaksi
yang lebih spesifik untuk mengetahui adanya serangan infeksi baru,
terlebih
setelah kini diketahui lgM dapat menetap bertahun-tahun, meskipun hanya
sebagian kecil kasus.
Sebenarnya sebagian besar orang telah terinfeksi parasit toksoplasma ini.
Namun sebagian besar diantaranya telah membentuk kekebalan tubuh sehingga
tidak berkembang, dan parasit terbungkus dalam kista yang terbentuk dari
kerak perkapuran (kalsifikasi). Sehingga wanita hamil yang telah memiliki
lgM negatif dan lgG positif berarti telah memiliki kekebalan dan tidak
perlu khawatir terinfeksi. Sebaliknya yang memiliki lgM dan lgG negatif
harus melakukan pemeriksaan secara kontinyu setiap 3 bulan untuk
mengetahui
secara dini bila terjadi infeksi.
Bagaimana bila lgM dan lgG positif ? Untuk ini disarankan melakukan
pemeriksaan ulang. Bila ada peningkatan lgG yang signifikan, diduga timbul
infeksi baru. Meski ini jarang terjadi, tetapi adakalanya terjadi. Untuk
lebih memastikan akan dilakukan juga pemeriksaan lgA. Pemeriksaan bisa
juga
dilakukan dengan PCR, yaitu pemeriksaan laboratorium dari sejumlah kecil
protein parasit ini yang diambil dari cairan ketuban atau darah