RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib (daftar imunisasi)

2000-09-04 Terurut Topik mamanya Dafi

Ibu Rayhan,
Mungkin maksud ibu yang sudah selesai adalah imunisasi
dasar ya? Karena Rayhan masih di bawah 1 tahun rasanya
masih banyak imunisasi yang belum di dapat.
Sebagai gambaran (dari pengalaman Dafi), imunisasi
yang perlu didapat oleh anak selama 2 tahun pertama
adalah :
- BCG waktu lahir
- DPT I, II, III dibawah 1 tahun dan DPT IV saat 2
tahun
- Polio I, II, III, IV di bawah 1 tahun dan Polio V
saat 2 tahun
- Hepatitis B (2x)
- Hepatitia A (2x)
- Campak (9 bulan)
- Hib bisa 4 kali (2, 4, 6 bulan dan di atas 1 tahun )
atau 1x diatas 1 tahun
- MMR (15-18 bulan)
- Varilrix/varicella (15-18 bulan)
- Typhim (2 tahun)
Selain itu perlu ada booster (suntikan ulang untuk
memeperkuat kekebalan) sampai anak usia SD tetapi saya
kebetulan saya tidak punya jadwalnya. Juga untuk
Varilrix dan Typhim perlu diulang 3 tahun sekali.
Meskipun tidak semuanya wajib tetapi saya pikir selagi
kita bisa memenuhi akan lebih baik, karena kita tidak
tahu reaksi apa yang akan terjadi jika anak terkena
penyakit tertentu yang sebenarnya bisa dicegah dengan
imunisasi.
Nah ibu, mudah-mudahan bermanfaat. Sebaiknya memang
anak selalu dicek kesehatannya minimal 1 tahun sekali
untuk menentukan apakah anak tumbuh normal baik dari
fisik, mental dan kemampuan lain.

Mamanya Dafi

--- "Mardhiana, Rahajeng"
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear Netters,
 
 Putra saya sekarang sudah 10,5 bulan , nach
 imunisasinya sudah selesai
 kira " bagaimana untuk mengetahui kesehatan putra
 saya supaya tetap bisa
 terjaga  tercontrol setiap saat
 apakah perlu imunisasi yang lain atau mesti control
 tiap bulan ke dokter
 anak..?
 mungkin ada rekan " yg sudah berpengalaman , saya
 mohon sharingnya dari
 rekan "
 sebelum  sesudahnya saya ucapkan terimakasih 
 
 Ibu Rayhan


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere!
http://mail.yahoo.com/

 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib (daftar imunisasi)

2000-09-04 Terurut Topik Mardhiana, Rahajeng

Terimakasih atas sharingnya , mamanya Dafi 

tetapi saya ada pertanyaan lagi, apakah imunisasi buat anak yang lebih dari
9 bulan bisa ke Posyandu seperti biasanya , atau mungkin hanya bisa kita
dapat  lakukan ke Bidan atau Dokter Spesialis anak ..
sebab saya masih bingung
selama ini terus terang , setiap imunisasi Rayhan saya bawa ke Bidan
sebab kalau pagi saya kerja , sedang kegiatan Posyandu di Komplek saya
pagi hari ...biasanya kalau di Posyandu khan kadang dikasih vitamin " yg
modelnya seperti kapsul transparan khan...?? Nach selama Rayhan saya bawa ke
Bidan kok , perasaan , saya belum pernah dikasih vitamin semacam di Posyandu
ya...??
apakah itu harus dipenuhi Bu...?? meski Putra kami sehat sehat aja 

terimakasih sebelumnya

Ibu Rayhan


 -Original Message-
 From: mamanya Dafi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Monday, September 04, 2000 2:14 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:      RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib (daftar imunisasi)
 
 Ibu Rayhan,
 Mungkin maksud ibu yang sudah selesai adalah imunisasi
 dasar ya? Karena Rayhan masih di bawah 1 tahun rasanya
 masih banyak imunisasi yang belum di dapat.
 Sebagai gambaran (dari pengalaman Dafi), imunisasi
 yang perlu didapat oleh anak selama 2 tahun pertama
 adalah :
 - BCG waktu lahir
 - DPT I, II, III dibawah 1 tahun dan DPT IV saat 2
 tahun
 - Polio I, II, III, IV di bawah 1 tahun dan Polio V
 saat 2 tahun
 - Hepatitis B (2x)
 - Hepatitia A (2x)
 - Campak (9 bulan)
 - Hib bisa 4 kali (2, 4, 6 bulan dan di atas 1 tahun )
 atau 1x diatas 1 tahun
 - MMR (15-18 bulan)
 - Varilrix/varicella (15-18 bulan)
 - Typhim (2 tahun)
 Selain itu perlu ada booster (suntikan ulang untuk
 memeperkuat kekebalan) sampai anak usia SD tetapi saya
 kebetulan saya tidak punya jadwalnya. Juga untuk
 Varilrix dan Typhim perlu diulang 3 tahun sekali.
 Meskipun tidak semuanya wajib tetapi saya pikir selagi
 kita bisa memenuhi akan lebih baik, karena kita tidak
 tahu reaksi apa yang akan terjadi jika anak terkena
 penyakit tertentu yang sebenarnya bisa dicegah dengan
 imunisasi.
 Nah ibu, mudah-mudahan bermanfaat. Sebaiknya memang
 anak selalu dicek kesehatannya minimal 1 tahun sekali
 untuk menentukan apakah anak tumbuh normal baik dari
 fisik, mental dan kemampuan lain.
 
 Mamanya Dafi
 
 --- "Mardhiana, Rahajeng"
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear Netters,
  
  Putra saya sekarang sudah 10,5 bulan , nach
  imunisasinya sudah selesai
  kira " bagaimana untuk mengetahui kesehatan putra
  saya supaya tetap bisa
  terjaga  tercontrol setiap saat
  apakah perlu imunisasi yang lain atau mesti control
  tiap bulan ke dokter
  anak..?
  mungkin ada rekan " yg sudah berpengalaman , saya
  mohon sharingnya dari
  rekan "
  sebelum  sesudahnya saya ucapkan terimakasih 
  
  Ibu Rayhan
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere!
 http://mail.yahoo.com/
 
  www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
  Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib (daftar imunisasi)

2000-09-04 Terurut Topik mamanya Dafi

Ibu Rayhan,
Saya kurang tahu apakah imunisasi lanjutan bisa
didapat di posyandu. Setahu saya yang diberikan di
posyandu adalah imunisasi dasar (BCG, DPT, Polio dan
campak) sedang yang lain harus ke bidan/dokter anak.
Kebijakan ini mungkin punya tujuan agar semua anak
mendapat imunisasi yang paling dasar dengan harga
terjangkau atau bahkan gratis, sedang vaksin untuk
imunisasi lanjutan biasanya masih di impor dan
harganya cukup mahal sehingga pemerintah tidak bisa
mensubsidi, tidak seperti vaksin dasar tadi demikian
juga vitamin yang diberikan gratis di posyandu lebih
mempunyai sasaran kepada bayi dan balita yang
ditakutkan tidak terpenuhi kebutuhan vitamin nya
sedang anak yang dibawa ke bidan/dokter anak bisa
diasumsikan kebutuhan vitaminnya sudah bisa tercukupi
baik dari makanan maupun dari vitamin tambahan yang
diberikan oleh orang tuanya.
Untuk jelasnya mungkin ibu bisa bertanya ke
bidan/dokter anak. Demikian dari saya

Mamanya Dafi


--- "Mardhiana, Rahajeng"
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Terimakasih atas sharingnya , mamanya Dafi 
 
 tetapi saya ada pertanyaan lagi, apakah imunisasi
 buat anak yang lebih dari
 9 bulan bisa ke Posyandu seperti biasanya , atau
 mungkin hanya bisa kita
 dapat  lakukan ke Bidan atau Dokter Spesialis anak
 ..
 sebab saya masih bingung
 selama ini terus terang , setiap imunisasi Rayhan
 saya bawa ke Bidan
 sebab kalau pagi saya kerja , sedang kegiatan
 Posyandu di Komplek saya
 pagi hari ...biasanya kalau di Posyandu khan kadang
 dikasih vitamin " yg
 modelnya seperti kapsul transparan khan...?? Nach
 selama Rayhan saya bawa ke
 Bidan kok , perasaan , saya belum pernah dikasih
 vitamin semacam di Posyandu
 ya...??
 apakah itu harus dipenuhi Bu...?? meski Putra kami
 sehat sehat aja 
 
 terimakasih sebelumnya
 
 Ibu Rayhan


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere!
http://mail.yahoo.com/

 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-03 Terurut Topik Mardhiana, Rahajeng

Dear Netters,

Putra saya sekarang sudah 10,5 bulan , nach imunisasinya sudah selesai
kira " bagaimana untuk mengetahui kesehatan putra saya supaya tetap bisa
terjaga  tercontrol setiap saat
apakah perlu imunisasi yang lain atau mesti control tiap bulan ke dokter
anak..?
mungkin ada rekan " yg sudah berpengalaman , saya mohon sharingnya dari
rekan "
sebelum  sesudahnya saya ucapkan terimakasih 

Ibu Rayhan

 -Original Message- 
 From: Rames Sitorus [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
 To:   Balita ML
 Subject:      Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
 Dear Netters,
 
 Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document Word, saya
 copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
 (Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
 Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.
 
 Salam,
 Papa-nya Resa
 Rames Sitorus
 Tel.  62-21-4242000
 Fax. 62-21-4268546
 http://www.Kring12000.com
 
 
 Balita Kena Flu, Jangan Main-main
 
 Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada baiknya selalu
 mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib), biang penyebab
 utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.
 
 Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt University School
 of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In Indonesia year
 2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6), serangan Hib ini
 termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.
 
 Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan negara
 tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib cenderung
 pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk Indonesia,
 Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk
 meningitis
 (radang otak).
 
 Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro, serta Bradford dan
 kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai penyebab utama
 meningitis bakteri pada usia 2 bulan
 hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8% meningitis bakteri
 disebabkan Hib.
 "Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di Lombok, telah
 menemukan
 4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
 dinasofaring,"
 ujar Decker.
 
 Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana bakteri menyebar
 melalui air liur
 penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita. Lalu sejauh
 mana
 kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia? Decker memang tak
 menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang menjadi penyebab
 radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang tentunya sama
 dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran penyakit berisiko
 tinggi membawa kematian itu.
 
 "Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara dini, sehingga
 tidak kehilangan
 kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit ini," katanya.
 
 Sama Tingginya
 Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera belahan bumi utara
 sama tingginya
 dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib di
 negara-negara
 yang sudah tinggi
 tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun Firlandia, sama
 tingginya
 dengan di Indonesia.
 
 "Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari penyakit Hib,
 dan semua pasien
 (masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit itu," ujarnya.
 
 Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak lab./SMF Ilmu
 Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair Surabaya,
 mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai teridentifikasi
 sejak
 1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.
 
 Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit radang otak yang
 disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun, 27% pada anak
 1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari data di sana
 juga
 terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada 1997, dari
 sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan tanpa cacat,
 28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari data itu,
 tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa menyelamatkan balita
 dari
 serangan Hib," ujarnya.
 
 Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal serangan Hib itu? Decker maupun
 Darto, mengatakan, untuk sementara tindakan orangtua balita yang paling
 tepat adalah melakukan preventif melalui imunisasi. Apalagi hasil rekayasa
 ilmu kedokteran didukung teknologi medis telah ditemukan vaksin Hib
 konjugat. Imunisasi vaksin Hib itu, lanjut Decker, sebaiknya dilakukan
 pada
 balita mulai usia 2 bulan, di mana antibodi maternal sudah tidak ada lagi.
 
 "Menghadapi serangan Hib itu, WHO kini telah merekomendasikan untuk
 mempertimbangkan
 penggunaan vaksin Hib konjugat dalam program imunisasi nasional bagi
 negara-negara anggotanya," tegas Decker.
 
 Dalam pertemuan ilmiah membedah fenomena penyakit Hib, diikut

RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-03 Terurut Topik Ana,AndrianiJKELL

Dear Ibunya Rayhan,

Biasanya pada waktu imunisasi terakhir kita diberitahukan kapan harus
kembali, seperti anak saya Bana (1 th 7bl) selesai imunisasi waktu umur nya
1 th5 bln, dan kata dsa nya harus kembali untuk imunisasi ulang pada waktu
umur 2 th, lebih baik Ibu tanyakan lagi dengan dsa-nya kapan Rayhan harus
kembali untuk imunisasi.
Atau mungkin di lingkungan ibu bisa ikut kegiatan Posyandu yang diadakan 1
bulan 1 kali.

Mudah-mudahan Ibunya Rayhan nggak bingung lagi

Salam
Ibunya Bana

--
From:  Mardhiana, Rahajeng
[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:  Monday, September 04, 2000 8:12 AM
To:  '[EMAIL PROTECTED]'
Subject:  RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

Dear Netters,

Putra saya sekarang sudah 10,5 bulan , nach imunisasinya sudah
selesai
kira " bagaimana untuk mengetahui kesehatan putra saya supaya tetap
bisa
terjaga  tercontrol setiap saat
apakah perlu imunisasi yang lain atau mesti control tiap bulan ke
dokter
anak..?
mungkin ada rekan " yg sudah berpengalaman , saya mohon sharingnya
dari
rekan "
sebelum  sesudahnya saya ucapkan terimakasih 

Ibu Rayhan

 -Original Message- 
 From: Rames Sitorus [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
 To:   Balita ML
 Subject:      Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
 Dear Netters,
 
 Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document Word,
saya
 copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
 (Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
 Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.
 
 Salam,
 Papa-nya Resa
 Rames Sitorus
 Tel.  62-21-4242000
 Fax. 62-21-4268546
 http://www.Kring12000.com
 
 
 Balita Kena Flu, Jangan Main-main
 
 Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada baiknya
selalu
 mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib), biang
penyebab
 utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.
 
 Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt
University School
 of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In
Indonesia year
 2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6), serangan Hib
ini
 termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.
 
 Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan
negara
 tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib
cenderung
 pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk
Indonesia,
 Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk
 meningitis
 (radang otak).
 
 Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro, serta
Bradford dan
 kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai penyebab
utama
 meningitis bakteri pada usia 2 bulan
 hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8% meningitis
bakteri
 disebabkan Hib.
 "Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di
Lombok, telah
 menemukan
 4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
 dinasofaring,"
 ujar Decker.
 
 Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana bakteri
menyebar
 melalui air liur
 penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita. Lalu
sejauh
 mana
 kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia? Decker
memang tak
 menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang menjadi
penyebab
 radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang
tentunya sama
 dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran penyakit
berisiko
 tinggi membawa kematian itu.
 
 "Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara dini,
sehingga
 tidak kehilangan
 kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit ini,"
katanya.
 
 Sama Tingginya
 Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera belahan
bumi utara
 sama tingginya
 dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib di
 negara-negara
 yang sudah tinggi
 tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun Firlandia, sama
 tingginya
 dengan di Indonesia.
 
 "Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari
penyakit Hib,
 dan semua pasien
 (masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit itu,"
ujarnya.
 
 Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak
lab./SMF Ilmu
 Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas 

Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-03 Terurut Topik Lily Trisna Dewi

Rekan netters,
saya mau tanya (mungkin sebelumnya udah pernah ditanyakan),
ada ngga' efek samping dari imunisasi HiB initolong yah...
ma' kasih...

mamanya Hanif



"Witra, Mirsa" wrote:

 Terima kasih ya Pak Rames..

 Mamanya nadya

 -Original Message-
 From:   Rames Sitorus [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Friday, September 01, 2000 3:14 PM
 To: Balita ML
 Subject:    Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

 Dear Netters,

 Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document
 Word, saya
 copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
 (Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
 Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.

 Salam,
 Papa-nya Resa
 Rames Sitorus
 Tel.  62-21-4242000
 Fax. 62-21-4268546
 http://www.Kring12000.com

 Balita Kena Flu, Jangan Main-main

 Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada
 baiknya selalu
 mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib),
 biang penyebab
 utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.

 Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt
 University School
 of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In
 Indonesia year
 2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6),
 serangan Hib ini
 termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.

 Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara
 dan negara
 tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan
 Hib cenderung
 pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis,
 termasuk Indonesia,
 Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam
 bentuk meningitis
 (radang otak).

 Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro,
 serta Bradford dan
 kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai
 penyebab utama
 meningitis bakteri pada usia 2 bulan
 hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8%
 meningitis bakteri
 disebabkan Hib.
 "Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di
 Lombok, telah
 menemukan
 4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
 dinasofaring,"
 ujar Decker.

 Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana
 bakteri menyebar
 melalui air liur
 penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita.
 Lalu sejauh mana
 kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia?
 Decker memang tak
 menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang
 menjadi penyebab
 radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang
 tentunya sama
 dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran
 penyakit berisiko
 tinggi membawa kematian itu.

 "Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara
 dini, sehingga
 tidak kehilangan
 kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit
 ini," katanya.

 Sama Tingginya
 Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera
 belahan bumi utara
 sama tingginya
 dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib
 di negara-negara
 yang sudah tinggi
 tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun
 Firlandia, sama tingginya
 dengan di Indonesia.

 "Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari
 penyakit Hib,
 dan semua pasien
 (masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit
 itu," ujarnya.

 Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak
 lab./SMF Ilmu
 Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair
 Surabaya,
 mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai
 teridentifikasi sejak
 1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.

 Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit
 radang otak yang
 disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun,
 27% pada anak
 1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari
 data di sana juga
 terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada
 1997, dari
 sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan

Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-01 Terurut Topik Rames Sitorus
dari
vaksin Hib," katanya.

Sekadar diketahui, dalam pengembangan vaksin Hib konjugat itu, salah satunya
hasil produksi Pasteur Merieux Connaught, di mana vaksin Hib yang dihasilkan
mengandung PRP-T, dan khusus pengembangan di sini ditangani PT Aventris
Pasteur. (sab)
Sumber: http://www.surabayapost.co.id/




- Original Message -
From: Nining [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, September 01, 2000 2:44 PM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: [balita-anda] RE: imunisasi Hib


 Tolong dong,

 Aku juga mau, please kirim ke aku ya.

 Terima kasih.

 -Original Message-
 From: Gokma Hasugian [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, September 01, 2000 2:38 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Fw: [balita-anda] RE: imunisasi Hib


 tolong kirim ke aku juga dong (japri)

 thx,
 mama bonita-benito

 Rames Sitorus wrote:

  Ibu Sri,
 
  Saya mau kirim artikel tentang Hib, ditolak sama Milis, karena lebih
dari
 40
  Kb.
 
  Rgds,
  Rames S.
 
  - Original Message -
  From: Rames Sitorus [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Friday, September 01, 2000 11:32 AM
  Subject: Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
   Ibu Sri,
  
   Saya bantu mencarikan artikel ttg  Haemophilus Influenza tipe B (Hib).
   Berikut salah satu cuplikan dari artikel :
   Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan negara
   tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib
 cenderung
   pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk
 Indonesia,
   Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk
  meningitis
   (radang otak).
  
   Untuk lebih lengkapnya , silahkan baca sendiri artikel attachment
 (Balita
   Kena Flu.doc (32,0 KB)).
  
   Salam,
   Rames S. (Papa-nya Resa)
   Tel.  62-21-4242000
   Fax. 62-21-4268546
   http://www.Kring12000.com
  



 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-01 Terurut Topik Sri Rubiasih

Wah ...makasih banget pak Rames. 

Salam
Mama Putra  Calista

 -Original Message-
 From: Rames Sitorus [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
 To:   Balita ML
 Subject:  Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
 Dear Netters,
 
 Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document Word, saya
 copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
 (Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
 Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.
 
 Salam,
 Papa-nya Resa
 Rames Sitorus
 Tel.  62-21-4242000
 Fax. 62-21-4268546
 http://www.Kring12000.com
 
 
 Balita Kena Flu, Jangan Main-main
 
 Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada baiknya selalu
 mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib), biang penyebab
 utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.
 
 Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt University School
 of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In Indonesia year
 2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6), serangan Hib ini
 termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.
 
 Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan negara
 tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib cenderung
 pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk Indonesia,
 Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk
 meningitis
 (radang otak).
 
 Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro, serta Bradford dan
 kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai penyebab utama
 meningitis bakteri pada usia 2 bulan
 hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8% meningitis bakteri
 disebabkan Hib.
 "Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di Lombok, telah
 menemukan
 4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
 dinasofaring,"
 ujar Decker.
 
 Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana bakteri menyebar
 melalui air liur
 penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita. Lalu sejauh
 mana
 kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia? Decker memang tak
 menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang menjadi penyebab
 radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang tentunya sama
 dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran penyakit berisiko
 tinggi membawa kematian itu.
 
 "Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara dini, sehingga
 tidak kehilangan
 kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit ini," katanya.
 
 Sama Tingginya
 Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera belahan bumi utara
 sama tingginya
 dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib di
 negara-negara
 yang sudah tinggi
 tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun Firlandia, sama
 tingginya
 dengan di Indonesia.
 
 "Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari penyakit Hib,
 dan semua pasien
 (masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit itu," ujarnya.
 
 Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak lab./SMF Ilmu
 Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair Surabaya,
 mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai teridentifikasi
 sejak
 1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.
 
 Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit radang otak yang
 disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun, 27% pada anak
 1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari data di sana
 juga
 terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada 1997, dari
 sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan tanpa cacat,
 28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari data itu,
 tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa menyelamatkan balita
 dari
 serangan Hib," ujarnya.
 
 Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal serangan Hib itu? Decker maupun
 Darto, mengatakan, untuk sementara tindakan orangtua balita yang paling
 tepat adalah melakukan preventif melalui imunisasi. Apalagi hasil rekayasa
 ilmu kedokteran didukung teknologi medis telah ditemukan vaksin Hib
 konjugat. Imunisasi vaksin Hib itu, lanjut Decker, sebaiknya dilakukan
 pada
 balita mulai usia 2 bulan, di mana antibodi maternal sudah tidak ada lagi.
 
 "Menghadapi serangan Hib itu, WHO kini telah merekomendasikan untuk
 mempertimbangkan
 penggunaan vaksin Hib konjugat dalam program imunisasi nasional bagi
 negara-negara anggotanya," tegas Decker.
 
 Dalam pertemuan ilmiah membedah fenomena penyakit Hib, diikuti 250 dokter
 itu ramai diwarnai tanya jawab. Bahkan dari penjelasan Decker, rupanya
 masih
 ada keraguan sejumlah dokter sehingga mereka lebih memilih menunda
 pemberian
 vaksin Hib hingga bayi berusia enam bulan. Langkah ini lebih untuk
 menghindari pemberian suntikan lebih dari dua kali pada balita.
 
 Apakah tindakan ini benar? Menjawab pertanyaan itu, Decker meng

RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-01 Terurut Topik Nining

Pak Rames,

Trima kasih juga. 

-Original Message-
From: Sri Rubiasih [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, September 01, 2000 3:39 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib


Wah ...makasih banget pak Rames. 

Salam
Mama Putra  Calista

 -Original Message-
 From: Rames Sitorus [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
 To:   Balita ML
 Subject:  Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
 Dear Netters,
 
 Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document Word, saya
 copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
 (Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
 Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.
 
 Salam,
 Papa-nya Resa
 Rames Sitorus
 Tel.  62-21-4242000
 Fax. 62-21-4268546
 http://www.Kring12000.com
 
 
 Balita Kena Flu, Jangan Main-main
 
 Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada baiknya selalu
 mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib), biang penyebab
 utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.
 
 Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt University School
 of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In Indonesia year
 2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6), serangan Hib ini
 termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.
 
 Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan negara
 tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib cenderung
 pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk Indonesia,
 Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk
 meningitis
 (radang otak).
 
 Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro, serta Bradford dan
 kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai penyebab utama
 meningitis bakteri pada usia 2 bulan
 hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8% meningitis bakteri
 disebabkan Hib.
 "Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di Lombok, telah
 menemukan
 4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
 dinasofaring,"
 ujar Decker.
 
 Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana bakteri menyebar
 melalui air liur
 penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita. Lalu sejauh
 mana
 kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia? Decker memang tak
 menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang menjadi penyebab
 radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang tentunya sama
 dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran penyakit berisiko
 tinggi membawa kematian itu.
 
 "Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara dini, sehingga
 tidak kehilangan
 kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit ini," katanya.
 
 Sama Tingginya
 Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera belahan bumi utara
 sama tingginya
 dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib di
 negara-negara
 yang sudah tinggi
 tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun Firlandia, sama
 tingginya
 dengan di Indonesia.
 
 "Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari penyakit Hib,
 dan semua pasien
 (masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit itu," ujarnya.
 
 Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak lab./SMF Ilmu
 Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair Surabaya,
 mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai teridentifikasi
 sejak
 1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.
 
 Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit radang otak yang
 disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun, 27% pada anak
 1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari data di sana
 juga
 terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada 1997, dari
 sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan tanpa cacat,
 28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari data itu,
 tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa menyelamatkan balita
 dari
 serangan Hib," ujarnya.
 
 Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal serangan Hib itu? Decker maupun
 Darto, mengatakan, untuk sementara tindakan orangtua balita yang paling
 tepat adalah melakukan preventif melalui imunisasi. Apalagi hasil rekayasa
 ilmu kedokteran didukung teknologi medis telah ditemukan vaksin Hib
 konjugat. Imunisasi vaksin Hib itu, lanjut Decker, sebaiknya dilakukan
 pada
 balita mulai usia 2 bulan, di mana antibodi maternal sudah tidak ada lagi.
 
 "Menghadapi serangan Hib itu, WHO kini telah merekomendasikan untuk
 mempertimbangkan
 penggunaan vaksin Hib konjugat dalam program imunisasi nasional bagi
 negara-negara anggotanya," tegas Decker.
 
 Dalam pertemuan ilmiah membedah fenomena penyakit Hib, diikuti 250 dokter
 itu ramai diwarnai tanya jawab. Bahkan dari penjelasan Decker, rupanya
 masih
 ada keraguan sejumlah dokter sehingga mereka lebih memilih m

RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-01 Terurut Topik Witra, Mirsa

Terima kasih ya Pak Rames..

Mamanya nadya

-Original Message-
From:   Rames Sitorus [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, September 01, 2000 3:14 PM
To: Balita ML
Subject:Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

Dear Netters,

Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document
Word, saya
copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
(Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.

Salam,
Papa-nya Resa
Rames Sitorus
Tel.  62-21-4242000
Fax. 62-21-4268546
http://www.Kring12000.com


Balita Kena Flu, Jangan Main-main

Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada
baiknya selalu
mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib),
biang penyebab
utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.

Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt
University School
of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In
Indonesia year
2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6),
serangan Hib ini
termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.

Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara
dan negara
tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan
Hib cenderung
pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis,
termasuk Indonesia,
Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam
bentuk meningitis
(radang otak).

Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro,
serta Bradford dan
kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai
penyebab utama
meningitis bakteri pada usia 2 bulan
hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8%
meningitis bakteri
disebabkan Hib.
"Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di
Lombok, telah
menemukan
4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
dinasofaring,"
ujar Decker.

Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana
bakteri menyebar
melalui air liur
penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita.
Lalu sejauh mana
kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia?
Decker memang tak
menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang
menjadi penyebab
radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang
tentunya sama
dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran
penyakit berisiko
tinggi membawa kematian itu.

"Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara
dini, sehingga
tidak kehilangan
kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit
ini," katanya.

Sama Tingginya
Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera
belahan bumi utara
sama tingginya
dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib
di negara-negara
yang sudah tinggi
tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun
Firlandia, sama tingginya
dengan di Indonesia.

"Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari
penyakit Hib,
dan semua pasien
(masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit
itu," ujarnya.

Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak
lab./SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair
Surabaya,
mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai
teridentifikasi sejak
1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.

Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit
radang otak yang
disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun,
27% pada anak
1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari
data di sana juga
terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada
1997, dari
sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan
tanpa cacat,
28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari
data itu,
tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa
menyelamatkan balita dari
serangan Hib," ujarnya.

Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal ser

RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-09-01 Terurut Topik Rudy Christna

Dear netters,
Bisakah imunisasi HIB dilakukan pada balita umur 10 bln, krn bulan kemarin
anak saya baru imunisasi campak, dan saya tidak tahu untuk bulan ke-10 ini
harus suntik apa..?
Kira-kira ada pengaruhnya,, kalo ada yang punya artikel mengenai HIB tolong
dong infonya via japri ajah.. biar kagak repot..thanks before.

Regards,

Rudy Christna


-Original Message-
From: Rames Sitorus [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
To: Balita ML
Subject: Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib


Dear Netters,

Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document Word, saya
copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
(Mudah-mudahan tidak ditolak Milis :))
Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.

Salam,
Papa-nya Resa
Rames Sitorus
Tel.  62-21-4242000
Fax. 62-21-4268546
http://www.Kring12000.com


Balita Kena Flu, Jangan Main-main

Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada baiknya selalu
mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib), biang penyebab
utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.

Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt University School
of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In Indonesia year
2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6), serangan Hib ini
termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.

Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara dan negara
tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan Hib cenderung
pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis, termasuk Indonesia,
Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam bentuk meningitis
(radang otak).

Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro, serta Bradford dan
kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai penyebab utama
meningitis bakteri pada usia 2 bulan
hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8% meningitis bakteri
disebabkan Hib.
"Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di Lombok, telah
menemukan
4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib dinasofaring,"
ujar Decker.

Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana bakteri menyebar
melalui air liur
penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita. Lalu sejauh mana
kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia? Decker memang tak
menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang menjadi penyebab
radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang tentunya sama
dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran penyakit berisiko
tinggi membawa kematian itu.

"Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara dini, sehingga
tidak kehilangan
kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit ini," katanya.

Sama Tingginya
Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera belahan bumi utara
sama tingginya
dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib di negara-negara
yang sudah tinggi
tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun Firlandia, sama tingginya
dengan di Indonesia.

"Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari penyakit Hib,
dan semua pasien
(masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit itu," ujarnya.

Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak lab./SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair Surabaya,
mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai teridentifikasi sejak
1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.

Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit radang otak yang
disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun, 27% pada anak
1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari data di sana juga
terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada 1997, dari
sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan tanpa cacat,
28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari data itu,
tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa menyelamatkan balita dari
serangan Hib," ujarnya.

Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal serangan Hib itu? Decker maupun
Darto, mengatakan, untuk sementara tindakan orangtua balita yang paling
tepat adalah melakukan preventif melalui imunisasi. Apalagi hasil rekayasa
ilmu kedokteran didukung teknologi medis telah ditemukan vaksin Hib
konjugat. Imunisasi vaksin Hib itu, lanjut Decker, sebaiknya dilakukan pada
balita mulai usia 2 bulan, di mana antibodi maternal sudah tidak ada lagi.

"Menghadapi serangan Hib itu, WHO kini telah merekomendasikan untuk
mempertimbangkan
penggunaan vaksin Hib konjugat dalam program imunisasi nasional bagi
negara-negara anggotanya," tegas Decker.

Dalam pertemuan ilmiah membedah fenomena penyakit Hib, diikuti 250 dokter
itu ramai diwarnai tanya jawab. Bahkan dari penjelasan Decker, rupanya masih
ada keraguan sejumlah dokter sehingga mereka lebih memilih menunda pemberian
vaksin Hib hingga bayi berus

Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-08-31 Terurut Topik mamanya Dafi

Mbak Sri,
Vaksin apa pun pasti dari kuman/virus yang dilemahkan
karena memang definisinya demikian. Lain dengan serum
yang diambil dari antibodi yang terbentuk setelah
terserang suatu penyakit.
Vaksin dipakai karena memberikan kekebalan aktif
kepada seseorang. Jadi misalnya anak ibu diberikan
vaksin Hib artinya dalam tubuhnya dimasukkan
kuman/virus Hib yang sudah dilemahkan denga tujuan
tubuh dapat membentuk antibodi. Dengan antibodi suatu
saat jika anak ibu terkena virus tersebut maka si
antibodi akan melawannya sehingga anak tidak
terjangkit penyakit tersebut.
Sedangkan serum disebut sebagai kekebalan pasif karena
memang antibodi yang sudah jadi yang disuntikkan ke
dalam tubuh. Kelemahannya antibodi seperti ini tidak
dapat bertahan lama dan kurang efektif.
Rasanya tidak perlu khawatir deh bu, selama anak dalam
keadaan sehat, toh selama ini imunisasi yang dijalani
dari mulai lahir juga dari kuman/virus kan?

Mamanya Dafi

--- Sri Rubiasih [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 
  Dear Netter
  Saya salah satu yg takut meng-imunisasi Hib. Karna
 saya takut waktu
  diimunisasi keadaan anak sedang tidak benar 2x
 sehat (walau sudah dicek o/
  dsa) , dan dengan begitu dimasukkan kuman ( walau
 kuman yg sdh dilemahkan
  ) takutnya nanti malah sakit  seremnya Hib itu
 kan u/ radang otak .
  Tolong dong netter masukannya atau apalah biar
 saya yakin benar dgn
  imunisasi Hib tsb. dan apakah vaksin itu selalu dr
 kuman yg dilemahkan
  atau diambil dr bagian kuman tsb misalnya dr
 protein-nya atau apalah.
  Please help mekarna saya belum pernah
 tanya dsa.
  Thank's sebelumnya..
  
  Salam


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere!
http://mail.yahoo.com/

 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















RE: [balita-anda] RE: imunisasi Hib

2000-08-31 Terurut Topik Sri Rubiasih

Dear Mama Dafi
thank's yach sharingnya... Mbak kalo bisa cari artikel ttg vaksin ok
juga tuch..he.he..he pasti netter yg lain banyak juga yg mau. sekali
lagi makasih.

Salam 
Mama Putra  Calista

 -Original Message-
 From: mamanya Dafi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Thursday, August 31, 2000 3:34 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
 
 Mbak Sri,
 Vaksin apa pun pasti dari kuman/virus yang dilemahkan
 karena memang definisinya demikian. Lain dengan serum
 yang diambil dari antibodi yang terbentuk setelah
 terserang suatu penyakit.
 Vaksin dipakai karena memberikan kekebalan aktif
 kepada seseorang. Jadi misalnya anak ibu diberikan
 vaksin Hib artinya dalam tubuhnya dimasukkan
 kuman/virus Hib yang sudah dilemahkan denga tujuan
 tubuh dapat membentuk antibodi. Dengan antibodi suatu
 saat jika anak ibu terkena virus tersebut maka si
 antibodi akan melawannya sehingga anak tidak
 terjangkit penyakit tersebut.
 Sedangkan serum disebut sebagai kekebalan pasif karena
 memang antibodi yang sudah jadi yang disuntikkan ke
 dalam tubuh. Kelemahannya antibodi seperti ini tidak
 dapat bertahan lama dan kurang efektif.
 Rasanya tidak perlu khawatir deh bu, selama anak dalam
 keadaan sehat, toh selama ini imunisasi yang dijalani
 dari mulai lahir juga dari kuman/virus kan?
 
 Mamanya Dafi
 
 --- Sri Rubiasih [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
   Dear Netter
   Saya salah satu yg takut meng-imunisasi Hib. Karna
  saya takut waktu
   diimunisasi keadaan anak sedang tidak benar 2x
  sehat (walau sudah dicek o/
   dsa) , dan dengan begitu dimasukkan kuman ( walau
  kuman yg sdh dilemahkan
   ) takutnya nanti malah sakit  seremnya Hib itu
  kan u/ radang otak .
   Tolong dong netter masukannya atau apalah biar
  saya yakin benar dgn
   imunisasi Hib tsb. dan apakah vaksin itu selalu dr
  kuman yg dilemahkan
   atau diambil dr bagian kuman tsb misalnya dr
  protein-nya atau apalah.
   Please help mekarna saya belum pernah
  tanya dsa.
   Thank's sebelumnya..
   
   Salam
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Mail - Free email you can access from anywhere!
 http://mail.yahoo.com/
 
  www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
  Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 www.jajak.com  Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]