Re: [balita-anda] FW: FW: How to behave?

1999-06-16 Terurut Topik Anonymous

kenapa sih kok dikirim terus - menerus ..satu kali aja saya rasa
semua udah baca kok.masak habis di fw, di fw lagidan
sekarang di fw lagi ? bosan dong.topik yang lain deh..
-Original Message-
From: ella [EMAIL PROTECTED]
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
Date: 16 June 1999 12:48
Subject: RE: [balita-anda] FW: FW: How to behave?


 Ingat, Kita Membesarkan Anak, Bukan Bunga!

 David, tetangga saya sebelah, mempunyai dua orang anak yang
 berusia lima dan tujuh tahun.  Pada suatu hari dia mengajari anak
 lelakinya
 yang berusia tujuh tahun, Kelly, tentang bagaimana cara mendorong
pemotong
 rumput berbahan bakar gas mengelilingi halaman.  Ketika dia mengajari
 anaknya
 bagaimana cara membalikkan pemotong rumput itu di pojok halaman,
istrinya,
 Jan,
 memanggilnya untuk menanyakan sesuatu.  Ketika David menoleh untuk
 menjawab
 pertanyaan istrinya, Kelly mendorong pemotong rumput tersebut persis
 melewati
 taman bunga di pinggir halaman - meninggalkan dua jejak besar yang rata
 dengan
 tanah!

 Ketika David menoleh kembali dan melihat apa yang telah terjadi,
 dia mulai kehilangan kontrol.  David telah menghabiskan banyak waktu dan
 tenaga untuk menjadikan taman bunga tersebut sesuatu yang diirikan oleh
 tetangga-tetangganya.  Pada saat dia mulai meninggikan suaranya
 kepada anak lelakinya, Jan berjalan dengan cepat ke arahnya, meletakkan
 tangannya dibahu suaminya dan berkata, "David, ingatlahkita
 membesarkan
 anak-anak, bukan bunga!"

 Jan mengingatkan saya betapa penting sebagai orangtua untuk
 ingat akan prioritas-prioritas kita.  Anak-anak dan harga diri mereka
jauh
 lebih penting dibandingkan dengan berbagai macam benda fisik yang mungkin
 mereka pecahkan atau hancurkan.  Kaca jendela pecah oleh sebuah bola
 baseball,
 sebuah lampu berantakan karena ulah seorang anak yang sembrono, atau
 sebuah
 piring yang terjatuh di dapur sudah terlanjur pecah.  Bunga-bunga itu
 sudah
 terlanjur mati. Saya harus ingat untuk tidak menambah kehancuran dengan
 mematahkan semangat seorang anak dan mematikan semangat hidup mereka.

 ---


 Beberapa minggu yang lalu saya membeli sebuah jaket olah raga.
 Mark Michaels, pemilik toko itu, dan saya berbincang-bincang mengenai
 bagaimana
 menjadi orangtua.  Dia memberi tahu saya bahwa ketika dia, istrinya dan
 anak
 perempuan mereka yang berusia tujuh tahun sedang makan malam di luar,
anak
 perempuan mereka itu memecahkan gelas minumnya.  Setelah air dibersihkan
 tanpa
 adanya kemarahan dari orangtuanya, dia mendongak dan berkata,
"Terimakasih
 ayah, ibu,
 karena ayah dan ibu tidak seperti orangtua-orangtua lainnya.
 Sebagian besar orangtua teman-teman saya pasti sudah akan memarahi mereka
 dan
 memberikan nasihat untuk lebih berhati-hati.  Terima kasih karena ayah
dan
 ibu
 tidak melakukan itu!" Dulu, ketika saya sedang makan malam dengan
beberapa
 teman, terjadi peristiwa yang hampir sama.  Anak lelaki mereka yang
 berusia
 lima tahun menumpahkan
 segelas susu di meja makan.  Ketika mereka mulai memarahinya,
 dengan sengaja saya menjatuhkan gelas saya juga.  Ketika saya jelaskan
 bahwa
 saya masih sering mejatuhkan benda-benda bahkan pada umur 48 tahun, anak
 tersebut mulai bersinar wajahnya dan orangtuanya nampaknya paham maksud
 saya
 dan tidak jadi memarahinya.  Betapa mudahnya melupakan bahwa sebenarnya
 kita
 semua masih belajar.

 -


 Baru-baru ini saya mendengar sebuah kisah dari Stephen Glenn
 tentang seorang ilmuwan riset yang terkenal yang telah melakukan beberapa
 terobosan penting di bidang medis.  Dia diwawancarai oleh seorang
reporter
 sebuah surat kabar yang bertanya kepadanya mengapa dia berpikir bahwa dia
 bisa
 menjadi lebih kreatif dibanding kebanyakan orang.  Apa yang membuat
 dirinya
 begitu jauh berbeda dari
 orang-orang lain? Dia menjawab bahwa, menurut pendapatnya, semua itu
 berasal
 dari sebuah pengalaman yang dia miliki bersama dengan ibunya yang terjadi
 ketika dia masih berusia tiga tahun.  Dia mencoba mengeluarkan sebotol
 susu
 dari lemari pendingin dengan satu tangan dan botol itu terlepas karena
 licin
 dan jatuh, isinya tumpah memenuhi seluruh lantai dapur --- benar-benar
 menjadi
 lautan susu! Ketika ibunya masuk ke dapur, dia tidak membentaknya,
 menguliahinya atau menghukumnya, tapi malah berkata, "Robert, betapa
hebat
 dan
 bagusnya kekacauan
 yang telah kamu buat!  Ibu jarang sekali melihat genangan susu
 yang begitu luas.  Begini, semua ini tela terlanjur terjadi.  Maukah kamu
 bermain dikubangan susu itu barang sebentar sebelum kita
membersihkannya?"
 Dia
 pun melakukan perintah ibunya.  Setelah beberapa menit, ibunya berkata,
 "Kamu
 tahu, Robert, setiap kali kamu bikin kotor dan kacau seperti ini,
akhirnya
 kamu
 sendiri toh harus membersihkannya dan mengembalikan segala sesuatunya
 seperti
 semula.  Jadi, bagaimana kamu akan memberesk

RE: [balita-anda] FW: FW: How to behave?

1999-06-16 Terurut Topik Anonymous

maaf sebelumnya ibu Dyah, mungkin ibu Ella hanya mengingatkan
jadi apakah tidak sebaiknya kita biarkan, mungkin diantara para rekan netter
ada yang belum menerima artikel tersebut.

sekali lagi maaf bila saya menggurui...


salam
hendri

 -Original Message-
 From: Dyah Qwartina [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Wednesday, June 16, 1999 12:53 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] FW: FW: How to behave?
 
 kenapa sih kok dikirim terus - menerus ..satu kali aja saya rasa
 semua udah baca kok.masak habis di fw, di fw lagidan
 sekarang di fw lagi ? bosan dong.topik yang lain deh..
 -Original Message-
 From: ella [EMAIL PROTECTED]
 To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
 Date: 16 June 1999 12:48
 Subject: RE: [balita-anda] FW: FW: How to behave?
 
 
  Ingat, Kita Membesarkan Anak, Bukan Bunga!
 
  David, tetangga saya sebelah, mempunyai dua orang anak yang
  berusia lima dan tujuh tahun.  Pada suatu hari dia mengajari anak
  lelakinya
  yang berusia tujuh tahun, Kelly, tentang bagaimana cara mendorong
 pemotong
  rumput berbahan bakar gas mengelilingi halaman.  Ketika dia mengajari
  anaknya
  bagaimana cara membalikkan pemotong rumput itu di pojok halaman,
 istrinya,
  Jan,
  memanggilnya untuk menanyakan sesuatu.  Ketika David menoleh untuk
  menjawab
  pertanyaan istrinya, Kelly mendorong pemotong rumput tersebut persis
  melewati
  taman bunga di pinggir halaman - meninggalkan dua jejak besar yang rata
  dengan
  tanah!
 
  Ketika David menoleh kembali dan melihat apa yang telah terjadi,
  dia mulai kehilangan kontrol.  David telah menghabiskan banyak waktu
 dan
  tenaga untuk menjadikan taman bunga tersebut sesuatu yang diirikan oleh
  tetangga-tetangganya.  Pada saat dia mulai meninggikan suaranya
  kepada anak lelakinya, Jan berjalan dengan cepat ke arahnya, meletakkan
  tangannya dibahu suaminya dan berkata, "David, ingatlahkita
  membesarkan
  anak-anak, bukan bunga!"
 
  Jan mengingatkan saya betapa penting sebagai orangtua untuk
  ingat akan prioritas-prioritas kita.  Anak-anak dan harga diri mereka
 jauh
  lebih penting dibandingkan dengan berbagai macam benda fisik yang
 mungkin
  mereka pecahkan atau hancurkan.  Kaca jendela pecah oleh sebuah bola
  baseball,
  sebuah lampu berantakan karena ulah seorang anak yang sembrono, atau
  sebuah
  piring yang terjatuh di dapur sudah terlanjur pecah.  Bunga-bunga itu
  sudah
  terlanjur mati. Saya harus ingat untuk tidak menambah kehancuran dengan
  mematahkan semangat seorang anak dan mematikan semangat hidup mereka.
 
  ---
 
 
  Beberapa minggu yang lalu saya membeli sebuah jaket olah raga.
  Mark Michaels, pemilik toko itu, dan saya berbincang-bincang mengenai
  bagaimana
  menjadi orangtua.  Dia memberi tahu saya bahwa ketika dia, istrinya dan
  anak
  perempuan mereka yang berusia tujuh tahun sedang makan malam di luar,
 anak
  perempuan mereka itu memecahkan gelas minumnya.  Setelah air
 dibersihkan
  tanpa
  adanya kemarahan dari orangtuanya, dia mendongak dan berkata,
 "Terimakasih
  ayah, ibu,
  karena ayah dan ibu tidak seperti orangtua-orangtua lainnya.
  Sebagian besar orangtua teman-teman saya pasti sudah akan memarahi
 mereka
  dan
  memberikan nasihat untuk lebih berhati-hati.  Terima kasih karena ayah
 dan
  ibu
  tidak melakukan itu!" Dulu, ketika saya sedang makan malam dengan
 beberapa
  teman, terjadi peristiwa yang hampir sama.  Anak lelaki mereka yang
  berusia
  lima tahun menumpahkan
  segelas susu di meja makan.  Ketika mereka mulai memarahinya,
  dengan sengaja saya menjatuhkan gelas saya juga.  Ketika saya jelaskan
  bahwa
  saya masih sering mejatuhkan benda-benda bahkan pada umur 48 tahun,
 anak
  tersebut mulai bersinar wajahnya dan orangtuanya nampaknya paham maksud
  saya
  dan tidak jadi memarahinya.  Betapa mudahnya melupakan bahwa sebenarnya
  kita
  semua masih belajar.
 
  -
 
 
  Baru-baru ini saya mendengar sebuah kisah dari Stephen Glenn
  tentang seorang ilmuwan riset yang terkenal yang telah melakukan
 beberapa
  terobosan penting di bidang medis.  Dia diwawancarai oleh seorang
 reporter
  sebuah surat kabar yang bertanya kepadanya mengapa dia berpikir bahwa
 dia
  bisa
  menjadi lebih kreatif dibanding kebanyakan orang.  Apa yang membuat
  dirinya
  begitu jauh berbeda dari
  orang-orang lain? Dia menjawab bahwa, menurut pendapatnya, semua itu
  berasal
  dari sebuah pengalaman yang dia miliki bersama dengan ibunya yang
 terjadi
  ketika dia masih berusia tiga tahun.  Dia mencoba mengeluarkan sebotol
  susu
  dari lemari pendingin dengan satu tangan dan botol itu terlepas karena
  licin
  dan jatuh, isinya tumpah memenuhi seluruh lantai dapur --- benar-benar
  menjadi
  lautan susu! Ketika ibunya masuk ke dapur, dia tidak membentaknya,
  menguliahinya atau menghukumnya, tapi malah berkata, "Ro

RE: [balita-anda] FW: FW: How to behave?

1999-06-15 Terurut Topik Anonymous

ibu Yulie..
sungguh luar biasa artikel yang telah ibu kirimkan pada kami
terima kasih yang tak terduga atas artikel ini..
semoga bisa menjadi bahan untuk lebih banyak belajar lagi
cara mendidik anak yang baik dan benar tanpa meninggalkan
peran kita sebagai orang tua.

sekali lagi terima kasih.

=hendri=

 -Original Message-
 From: Yulie.Hendriyani [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Tuesday, June 15, 1999 1:40 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [balita-anda] FW: FW: How to behave?
 
 for your reference.
 
 -Original Message-
 From: Wiesmarini Anwar [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Friday, June 04, 1999 1:32 PM
 To:   Banowati, Diah; Ernita, Ernita; Hary, Suryani; Ibnoe, Lili-Hasan;
 Manuhutu,
 Helda; Manuhutu, Henny; Sari, Tina-Oktiana; Sopa, Rien; Syamsuri, Sumpeni;
 Aisyah, Aisyah; Astuti, Desi; Buwono, Erika-B; Dethan, Jenny; Fanari,
 Nina;
 Hendriyani, Yulie; Heryadi, Yussie; Megarani, Otty; Nugroho, Mona;
 Suryanthy,
 Susy; Suswantoro, Winantiyani; Aji, Efi-Karno; Kartika, Dewi; Kusuma,
 Endang;
 Kuswati, Koes; Nuraeni, Ani; Nurhayati, Nurhayati; Rini, Puspita;
 Syahriar,
 Katharina; Yulistyaningrum, Yulistyaningr
 Subject:  FW: How to behave?
 
 
 Ingat, Kita Membesarkan Anak, Bukan Bunga!
 
 David, tetangga saya sebelah, mempunyai dua orang anak yang
 berusia lima dan tujuh tahun.  Pada suatu hari dia mengajari anak
 lelakinya
 yang berusia tujuh tahun, Kelly, tentang bagaimana cara mendorong pemotong
 rumput berbahan bakar gas mengelilingi halaman.  Ketika dia mengajari
 anaknya
 bagaimana cara membalikkan pemotong rumput itu di pojok halaman, istrinya,
 Jan,
 memanggilnya untuk menanyakan sesuatu.  Ketika David menoleh untuk
 menjawab
 pertanyaan istrinya, Kelly mendorong pemotong rumput tersebut persis
 melewati
 taman bunga di pinggir halaman - meninggalkan dua jejak besar yang rata
 dengan
 tanah! 
 
 Ketika David menoleh kembali dan melihat apa yang telah terjadi,
 dia mulai kehilangan kontrol.  David telah menghabiskan banyak waktu dan
 tenaga untuk menjadikan taman bunga tersebut sesuatu yang diirikan oleh
 tetangga-tetangganya.  Pada saat dia mulai meninggikan suaranya
 kepada anak lelakinya, Jan berjalan dengan cepat ke arahnya, meletakkan
 tangannya dibahu suaminya dan berkata, "David, ingatlahkita
 membesarkan
 anak-anak, bukan bunga!"
 
 Jan mengingatkan saya betapa penting sebagai orangtua untuk
 ingat akan prioritas-prioritas kita.  Anak-anak dan harga diri mereka jauh
 lebih penting dibandingkan dengan berbagai macam benda fisik yang mungkin
 mereka pecahkan atau hancurkan.  Kaca jendela pecah oleh sebuah bola
 baseball,
 sebuah lampu berantakan karena ulah seorang anak yang sembrono, atau
 sebuah
 piring yang terjatuh di dapur sudah terlanjur pecah.  Bunga-bunga itu
 sudah
 terlanjur mati. Saya harus ingat untuk tidak menambah kehancuran dengan
 mematahkan semangat seorang anak dan mematikan semangat hidup mereka.
 
 ---
 
 
 Beberapa minggu yang lalu saya membeli sebuah jaket olah raga.
 Mark Michaels, pemilik toko itu, dan saya berbincang-bincang mengenai
 bagaimana
 menjadi orangtua.  Dia memberi tahu saya bahwa ketika dia, istrinya dan
 anak
 perempuan mereka yang berusia tujuh tahun sedang makan malam di luar, anak
 perempuan mereka itu memecahkan gelas minumnya.  Setelah air dibersihkan
 tanpa
 adanya kemarahan dari orangtuanya, dia mendongak dan berkata, "Terimakasih
 ayah, ibu,
 karena ayah dan ibu tidak seperti orangtua-orangtua lainnya.
 Sebagian besar orangtua teman-teman saya pasti sudah akan memarahi mereka
 dan
 memberikan nasihat untuk lebih berhati-hati.  Terima kasih karena ayah dan
 ibu
 tidak melakukan itu!" Dulu, ketika saya sedang makan malam dengan beberapa
 teman, terjadi peristiwa yang hampir sama.  Anak lelaki mereka yang
 berusia
 lima tahun menumpahkan
 segelas susu di meja makan.  Ketika mereka mulai memarahinya,
 dengan sengaja saya menjatuhkan gelas saya juga.  Ketika saya jelaskan
 bahwa
 saya masih sering mejatuhkan benda-benda bahkan pada umur 48 tahun, anak
 tersebut mulai bersinar wajahnya dan orangtuanya nampaknya paham maksud
 saya
 dan tidak jadi memarahinya.  Betapa mudahnya melupakan bahwa sebenarnya
 kita
 semua masih belajar.
 
 -
 
 
 Baru-baru ini saya mendengar sebuah kisah dari Stephen Glenn
 tentang seorang ilmuwan riset yang terkenal yang telah melakukan beberapa
 terobosan penting di bidang medis.  Dia diwawancarai oleh seorang reporter
 sebuah surat kabar yang bertanya kepadanya mengapa dia berpikir bahwa dia
 bisa
 menjadi lebih kreatif dibanding kebanyakan orang.  Apa yang membuat
 dirinya
 begitu jauh berbeda dari
 orang-orang lain? Dia menjawab bahwa, menurut pendapatnya, semua itu
 berasal
 dari sebuah pengalaman yang dia miliki bersama dengan ibunya yang terjadi
 ketika dia masih berusia tiga tahun.  Dia mencoba mengeluarkan sebotol
 susu
 dari lemari pendingin dengan satu tangan dan botol itu