Balasan: [Bicara] Tips 176: Kalo Mau Ya Insya Allah Bisa-Bisa Aja

2008-01-14 Terurut Topik Jamhari Maskat
Salam Bung Ikhwan Sopa,

Saya senang kalau urang Indonesia punya cita-cita tinggi, biar ngga kalah sama 
si Bule, kan kita waktu keluar sama-sama ngga pake popok?
Aye mau kasih semangat biar apa yang dicita-citakan oleh Bung Ikhwan Sopa kelak 
menjadi kenyataan, alias diredhai Tuhan Yang Maha Esa.
Kenapa saya begitu tertarik pada E-mail ini, karena ada seorang wanita yang 
sangat terkenal yang baru pulang dari menunaikan Haji tetapi yang banyak 
menulis tentang bisnis online.
Siapa dia ? Dia adalah sahabat saya dari dunia maya, namanya :Hj. Anna Akhira, 
Selamat mudah-mudahan menjadi Hajjah yang mabrur.

Salam 
Djamhari Maskat


Ikhwan Sopa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Tips 176: Kalo Mau Ya Insya Allah Bisa-Bisa Aja
  
 Anda mungkin belum pernah mendengar ini. Saya punya cita-cita, dalam 3 sampai 
10 tahun yang akan datang, menjadi motivator kelas dunia, dan memiliki sebuah 
sekolah bisnis dan life coach yang juga berkelas dunia. Sementara ini, saya 
belum bisa lebih jelas, lebih clear, lebih detil atau lebih terencana dari itu. 
Jadi, ini masih mimpi. Seinget saya, kalo bermimpi memang gak perlu pelit. 
Bermimpilah yang besar. 
  Ini sudah saya utarakan kepada semua kerabat kerja saya. Mereka semua Insya 
Allah mendukung saya. Saya juga sangat ingin, Anda semua pun mendukung saya.
 Belum banyak yang bisa saya lakukan untuk go international. Lha wong nasional 
atau lokal aja masih megap-megap koq. Tapi ya itu tadi, mimpi harus besar. 
Ngapain mimpi kecil.
 Dua hal kecil sedang saya garap untuk mewujudkan mimpi itu. Dua hal yang 
menjadi tahap awal dari semua rangkaian mimpi yang Insya Allah menjadi 
kenyataan.
 Pertama, saya sedang mencari co-trainer yang mampu berbahasa Inggris dengan 
baik. Sebab, bahasa Inggris saya ancur-ancuran. Saya sendiri sebenarnya kurang 
terampil dalam soal bahasa. Istri saya urang Sunda. Kami sudah menikah lebih 
dari sepuluh tahun. Sampai detik ini, bahasa Sunda saya benar-benar pasif. 
Mendengar saja, masih harus celingak-celinguk mengartikannya. Malah mending 
bahasa Inggris karena sudah kenal lebih lama. 
 Nilai TOEFL saya, cuman 550 (first try). Setelah itu saya tidak pernah secara 
serius memperbaikinya. Saya lebih senang melakukan uji coba, baik dalam bentuk 
tulisan maupun dalam bentuk lisan ala kadarnya. Suatu saat, keinginan untuk 
lebih baik dalam berbahasa Inggris itu pastilah akan begitu kuat. Kita tunggu 
saja. 
 Anyway, jika Anda merasa fluent dalam berbahasa Inggris, dan Anda tertarik 
untuk menjadi co-trainer saya, tinggal bilang. Mari keliling dunia bersama 
saya. Mari kita E.D.A.N.-in manusia di seluruh dunia.
 Salah satu bentuk eksperimentasi gabungan saya dalam mencoba menjadi lebih 
baik dalam berbahasa Inggris, adalah membuat sebuah blog dengan marketing niche 
yang baru pertama kali ada di dunia. Silahkan lihat di sana, betapa 
ancur-ancurannya bahasa Inggris saya. Cuek aja. 
 Saat saya menjadi pejabat pemerintah dulu, saya sering bertemu dengan 
orang-orang sukses dari Taiwan, Cina, Jepang, atau India. Tidak semuanya jago 
bahasa Inggris. Saya sering bertemu dengan mereka yang justru lebih parah 
bahasa Inggrisnya. Inilah yang membuat saya penasaran, mosok kita juga nggak 
bisa sih? 
 Apa yang saya pahami tentang mengejar sebuah kesuksesan, bukanlah tentang 
capable semata, melainkan being able. Capable mungkin lebih berkonotasi intelek 
atau terdidik melalui metode dan cara yang lebih ilmiah. Sementara being able, 
lebih mencerminkan tentang eager dan kemauan kuat. Saya pikir, berdasarkan 
berbagai fenomena kesuksesan dari orang-orang sukses, being able-lah yang lebih 
berpengaruh besar. 
 Benar-benar bisa itu penting. Merasa bisa, itu super penting. Banyak lho orang 
yang sebenarnya benar-benar bisa, tapi hanya diam menikmati zona nyaman karena 
merasa tidak bisa melangkah lebih jauh. Sementara itu, banyak sekali mereka 
yang semula benar-benar tidak bisa, menjadi benar-benar bisa. Bedanya, ada pada 
"merasa bisa". Tentu saja, itu bukan hanya tinggal perasaan, tapi perasaan yang 
ditindaklanjuti alias inspired action. Carilah cara, agar Anda bisa menemukan 
perasaan bisa itu. 
 Kedua, saya mencoba nekat menulis artikel berbahasa Inggris. Kebetulan, dunia 
internet sangat ramah untuk kepentingan ini.
 Dua hari yang lalu, saya mendapat kabar bahwa "artikel saya dalam bahasa 
Inggris" ternyata diterima untuk dipublikasikan secara luas di sebuah situs 
terkenal, yaitu Ezinearticles . Untuk apapun profesi Anda, situs ini bisa 
menjadi pintu masuk buat Anda yang mau go international.
 Di situs itu, ada puluhan ribu penulis dari berbagai belahan dunia. Dari 
Indonesia sendiri, saya adalah orang yang tepat ke-300 masuk ke sana sebagai 
expert author.
 Beberapa nama dari Indonesia yang saya kenal di antaranya:
 Dadang Kadarusman (6 artikel)
Anne Ahira (39 artikel)
 Chairil Maxum (2 artikel)
Suwandi Chow (6 artikel)
Putera Lengkong (3 artikel)
 Ikhwan Sopa (baru 1 artikel hi...hi...hi...)
 Untuk bisa masuk ke sana, saya harus punya 

[Bicara] Tips 176: Kalo Mau Ya Insya Allah Bisa-Bisa Aja

2008-01-12 Terurut Topik Ikhwan Sopa
*Tips 176: Kalo Mau Ya Insya Allah Bisa-Bisa Aja*

Anda mungkin belum pernah mendengar ini. Saya punya cita-cita, dalam 3
sampai 10 tahun yang akan datang, menjadi motivator kelas dunia, dan
memiliki sebuah sekolah bisnis dan life coach yang juga berkelas dunia.
Sementara ini, saya belum bisa lebih jelas, lebih clear, lebih detil atau
lebih terencana dari itu. Jadi, ini masih mimpi. Seinget saya, kalo bermimpi
memang gak perlu pelit. Bermimpilah yang besar.

Ini sudah saya utarakan kepada semua kerabat kerja saya. Mereka semua Insya
Allah mendukung saya. Saya juga sangat ingin, Anda semua pun mendukung saya.

Belum banyak yang bisa saya lakukan untuk go international. Lha wong
nasional atau lokal aja masih megap-megap koq. Tapi ya itu tadi, mimpi harus
besar. Ngapain mimpi kecil.

Dua hal kecil sedang saya garap untuk mewujudkan mimpi itu. Dua hal yang
menjadi tahap awal dari semua rangkaian mimpi yang Insya Allah menjadi
kenyataan.

Pertama, saya sedang mencari co-trainer yang mampu berbahasa Inggris dengan
baik. Sebab, bahasa Inggris saya ancur-ancuran. Saya sendiri sebenarnya
kurang terampil dalam soal bahasa. Istri saya urang Sunda. Kami sudah
menikah lebih dari sepuluh tahun. Sampai detik ini, bahasa Sunda saya
benar-benar pasif. Mendengar saja, masih harus celingak-celinguk
mengartikannya. Malah mending bahasa Inggris karena sudah kenal lebih lama.

Nilai TOEFL saya, cuman 550 (first try). Setelah itu saya tidak pernah
secara serius memperbaikinya. Saya lebih senang melakukan uji coba, baik
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan ala kadarnya. Suatu saat,
keinginan untuk lebih baik dalam berbahasa Inggris itu pastilah akan begitu
kuat. Kita tunggu saja.

Anyway, jika Anda merasa fluent dalam berbahasa Inggris, dan Anda tertarik
untuk menjadi co-trainer saya, tinggal bilang. Mari keliling dunia bersama
saya. Mari kita E.D.A.N.-in manusia di seluruh dunia.

Salah satu bentuk eksperimentasi gabungan saya dalam mencoba menjadi lebih
baik dalam berbahasa Inggris, adalah membuat sebuah blog dengan marketing
niche  yang baru pertama kali ada di
dunia. Silahkan lihat di sana, betapa ancur-ancurannya bahasa Inggris saya.
Cuek aja.

Saat saya menjadi pejabat pemerintah dulu, saya sering bertemu dengan
orang-orang sukses dari Taiwan, Cina, Jepang, atau India. Tidak semuanya
jago bahasa Inggris. Saya sering bertemu dengan mereka yang justru lebih
parah bahasa Inggrisnya. Inilah yang membuat saya penasaran, mosok kita juga
nggak bisa sih?

Apa yang saya pahami tentang mengejar sebuah kesuksesan, bukanlah tentang *
capable* semata, melainkan *being able*. Capable mungkin lebih berkonotasi
intelek atau terdidik melalui metode dan cara yang lebih ilmiah. Sementara
being able, lebih mencerminkan tentang eager dan kemauan kuat. Saya pikir,
berdasarkan berbagai fenomena kesuksesan dari orang-orang sukses, being
able-lah yang lebih berpengaruh besar.

Benar-benar bisa itu penting. Merasa bisa, itu super penting. Banyak lho
orang yang sebenarnya benar-benar bisa, tapi hanya diam menikmati zona
nyaman karena merasa tidak bisa melangkah lebih jauh. Sementara itu, banyak
sekali mereka yang semula benar-benar tidak bisa, menjadi benar-benar bisa.
Bedanya, ada pada "merasa bisa". Tentu saja, itu bukan hanya tinggal
perasaan, tapi perasaan yang ditindaklanjuti alias inspired action. Carilah
cara, agar Anda bisa menemukan perasaan bisa itu.

Kedua, saya mencoba nekat menulis artikel berbahasa Inggris. Kebetulan,
dunia internet sangat ramah untuk kepentingan ini.

Dua hari yang lalu, saya mendapat kabar bahwa "artikel saya dalam bahasa
Inggris" ternyata diterima untuk dipublikasikan secara luas di sebuah situs
terkenal, yaitu Ezinearticles . Untuk apapun
profesi Anda, situs ini bisa menjadi pintu masuk buat Anda yang mau go
international.

Di situs itu, ada puluhan ribu penulis dari berbagai belahan dunia. Dari
Indonesia sendiri, saya adalah orang yang tepat ke-300 masuk ke sana sebagai
expert author.

Beberapa nama dari Indonesia yang saya kenal di antaranya:

Dadang Kadarusman  (6
artikel)
Anne Ahira  (39 artikel)
Chairil Maxum  (2 artikel)
Suwandi Chow  (6 artikel)
Putera Lengkong  (3
artikel)
Ikhwan Sopa  (baru 1 artikel
hi...hi...hi...)

Untuk bisa masuk ke sana, saya harus punya artikel yang copyright-nya memang
asli milik saya sendiri. Alhamdulillah, beberapa dari ratusan tulisan saya,
benar-benar asli hasil karya sendiri.

Small steps memang, tapi saya yakin bahwa semua yang saya lakukan di atas,
adalah bagian dari langkah-langkah menuju masa depan. Anda, bisa mengikuti
langkah saya. Go International.

Setidaknya, saya merasa cukup senang karena kini saya satu ruang r