Re: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya"
♍ªªññ††ªªbb daeng http://bisot182.blogspot.com -Original Message- From: haerulsohibkamu Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com Date: Fri, 10 Sep 2010 00:17:50 To: Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com Subject: Re: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya" Selamat Idul fitri daeng, we are the champion, Minal Aidin wal Faizin,.. salam damai dan bahagia selalu... 2010/9/9 deNun > “Anakku, Kau Pemenangnya” > > “Mengenang kantuk kau yang berat, langkah gontaimu menuruni tangga, > mematung di depan menu ala kadarnya, lalu menatapmu dengan senyum > setengah, - sudah buka - katamu saat jarum jam di angka enam,”. > > *** > Di ujung Ramadhan, di dini hari tadi, ayah bermimpi sedang berkelana > ke lorong gelap waktu. Kau masih menyimpan mata di televisi. Tapi aku > tahu pikiranmu pasti lain. Sebelumnya, seusai sahur kita buat janji, > mengiyakan bersamamu melewati subuh di hari terakhir Ramadhan tahun > ini. Janji yang saya tidak terlalu perhatikan sebab bagiku, > sebagaimana biasanya, tidur adalah pilihan baik seusai sahur. > > Di luar gerimis, kita baru saja mengucap salam di shalat witir > terakhir (masih di tahun ini juga). Saat kita putuskan tetap menunggu > seraya memandangi para pengurus mesjid menghitung uang celengan > jamaah. Saat para amil zakat masih setia menunggu tamu Allah > menunaikan zakat fitrahnya. Ada yang menyodorkan uang biru, lalu sang > Amil segera merapal doa. “semoga zakat kita semua diridhoi,” ringkasku > mengamini. > > Detik-detik ujung Ramadhan berdetak, pikiran kita saling bergegas. Apa > yang baru dan beda tahun ini, anakku? > > Beberapa pengurus yang lain sedang bercengkerama. Sebagian lainnya > membentang spanduk menyambut datangnya Idul Fitri. “Ya Allah, akhirnya > Ramadhanmu berangsur menjauh,”. Rasanya, upaya mengambil posisi dan > peran masih saja ku perdebatkan, antara ajaran, anjuran dan ajakan, > dimana aku, kau? > > Menunggu dalam hujan yang tak pasti reda memberi kita kesempatan. Saat > kau menikmati sekerat bolu dan segelas air mineral, ayah merenung. Di > sudut mesjid ada vacuum cleaner yang disiapkan panitia. Warnanya > abuabu. Mesin sedot debu itu seakan manifestasi doa. Di ujung > Ramadhan, kita adalah lantai penuh debu lalu tanpa sungkan memohon > ampun kepada Sang Khalik. > > “Bersihkan saya ya Allah. Masih mungkinkah?” > > Selama Ramadhan tahun ini, juga tahun-tahun sebelumnya, sungguh > terlalu banyak celah yang tetap kubiarkan begitu saja. Tidur yang > teramat panjang dan mata yang selalu mengantuk saat memegang kitabmu > yang kariim, kaki yang selalu capai saat panggilanmu melintas di > pendengaran. > > “Shalat lebih baik dari tidur,” Katamu tadi subuh sebelum kita ke > mesjid. Ampuni hambamu ya Allah. > > Anakku, saya tahu kau lebih banyak memilih main jika sampai di mesjid. > Hingga beberapa orang dewasa menghardikmu. Tapi kau tidak sendiri. > Silakan menikmati waktu, membaca Fatihah, surah pendek sesukamu, kelak > kau akan terbiasa. > > Anakku, tiba-tiba saya ingin seperti dirimu, menikmati tarwih tanpa > beban, tanpa ketakutan yang teramat sangat pada ancaman neraka, tanpa > gairah yang berlebihan pada goda surga, aku ingin seperti kau yang > terbahak saat orangorang menistakan yang tak wajar,mencibir pada > sesama, mengutuk yang lalai. > > Aku ingin seperti kau yang saling berkejaran dan melempar sajadah saat > orangorang menghitung sumbangan dan menyebut nama dengan lantang. Aku > ingin seperti kau yang menunggu isya dengan cadangan rentang waktu > yang panjang, aku ingin seperti kau yang tak pernah alpa memandang > jarum jam saat menagih janji. > > Ada yang mesti ku akui, Ramadhan tahun ini sungguh sangat berkesan > denganmu. Saya tak perlu menceritakan semuanya, rasanya antara riya' > dan kekanak-kanakan. Saya belajar banyak darimu. > > Kau adalah pemenangnya… > > *** > > Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah > > > Mohon Maaf Lahir Batin > > -- >_ > www.denun.net > > > > > Komunitas Blogger Makassar > http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links > > > > -- http://haerulsohib.blogdetik.com http://haerulsohib.blogspot.com Senyum manis, senyum cerah, senyum bahagia, senyum keihklasan, & PISS Yaw...:)
Re: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya"
Selamat Idul fitri daeng, we are the champion, Minal Aidin wal Faizin,.. salam damai dan bahagia selalu... 2010/9/9 deNun > “Anakku, Kau Pemenangnya” > > “Mengenang kantuk kau yang berat, langkah gontaimu menuruni tangga, > mematung di depan menu ala kadarnya, lalu menatapmu dengan senyum > setengah, - sudah buka - katamu saat jarum jam di angka enam,”. > > *** > Di ujung Ramadhan, di dini hari tadi, ayah bermimpi sedang berkelana > ke lorong gelap waktu. Kau masih menyimpan mata di televisi. Tapi aku > tahu pikiranmu pasti lain. Sebelumnya, seusai sahur kita buat janji, > mengiyakan bersamamu melewati subuh di hari terakhir Ramadhan tahun > ini. Janji yang saya tidak terlalu perhatikan sebab bagiku, > sebagaimana biasanya, tidur adalah pilihan baik seusai sahur. > > Di luar gerimis, kita baru saja mengucap salam di shalat witir > terakhir (masih di tahun ini juga). Saat kita putuskan tetap menunggu > seraya memandangi para pengurus mesjid menghitung uang celengan > jamaah. Saat para amil zakat masih setia menunggu tamu Allah > menunaikan zakat fitrahnya. Ada yang menyodorkan uang biru, lalu sang > Amil segera merapal doa. “semoga zakat kita semua diridhoi,” ringkasku > mengamini. > > Detik-detik ujung Ramadhan berdetak, pikiran kita saling bergegas. Apa > yang baru dan beda tahun ini, anakku? > > Beberapa pengurus yang lain sedang bercengkerama. Sebagian lainnya > membentang spanduk menyambut datangnya Idul Fitri. “Ya Allah, akhirnya > Ramadhanmu berangsur menjauh,”. Rasanya, upaya mengambil posisi dan > peran masih saja ku perdebatkan, antara ajaran, anjuran dan ajakan, > dimana aku, kau? > > Menunggu dalam hujan yang tak pasti reda memberi kita kesempatan. Saat > kau menikmati sekerat bolu dan segelas air mineral, ayah merenung. Di > sudut mesjid ada vacuum cleaner yang disiapkan panitia. Warnanya > abuabu. Mesin sedot debu itu seakan manifestasi doa. Di ujung > Ramadhan, kita adalah lantai penuh debu lalu tanpa sungkan memohon > ampun kepada Sang Khalik. > > “Bersihkan saya ya Allah. Masih mungkinkah?” > > Selama Ramadhan tahun ini, juga tahun-tahun sebelumnya, sungguh > terlalu banyak celah yang tetap kubiarkan begitu saja. Tidur yang > teramat panjang dan mata yang selalu mengantuk saat memegang kitabmu > yang kariim, kaki yang selalu capai saat panggilanmu melintas di > pendengaran. > > “Shalat lebih baik dari tidur,” Katamu tadi subuh sebelum kita ke > mesjid. Ampuni hambamu ya Allah. > > Anakku, saya tahu kau lebih banyak memilih main jika sampai di mesjid. > Hingga beberapa orang dewasa menghardikmu. Tapi kau tidak sendiri. > Silakan menikmati waktu, membaca Fatihah, surah pendek sesukamu, kelak > kau akan terbiasa. > > Anakku, tiba-tiba saya ingin seperti dirimu, menikmati tarwih tanpa > beban, tanpa ketakutan yang teramat sangat pada ancaman neraka, tanpa > gairah yang berlebihan pada goda surga, aku ingin seperti kau yang > terbahak saat orangorang menistakan yang tak wajar,mencibir pada > sesama, mengutuk yang lalai. > > Aku ingin seperti kau yang saling berkejaran dan melempar sajadah saat > orangorang menghitung sumbangan dan menyebut nama dengan lantang. Aku > ingin seperti kau yang menunggu isya dengan cadangan rentang waktu > yang panjang, aku ingin seperti kau yang tak pernah alpa memandang > jarum jam saat menagih janji. > > Ada yang mesti ku akui, Ramadhan tahun ini sungguh sangat berkesan > denganmu. Saya tak perlu menceritakan semuanya, rasanya antara riya' > dan kekanak-kanakan. Saya belajar banyak darimu. > > Kau adalah pemenangnya… > > *** > > Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah > > > Mohon Maaf Lahir Batin > > -- > _ > www.denun.net > > > > > Komunitas Blogger Makassar > http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links > > > > -- http://haerulsohib.blogdetik.com http://haerulsohib.blogspot.com Senyum manis, senyum cerah, senyum bahagia, senyum keihklasan, & PISS Yaw...:)
Re: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya"
Daeng ini tulisan yang paling berkesan selama ramadhan ini.. Anak memang bukan hanya titipan namun juga ujian tempat kita mengambil hikmah... Makasih daeng untuk mengingatkan hal ini.. Suwardi dg Mappe Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: deNun Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com Date: Thu, 9 Sep 2010 07:56:31 To: ; blogger_makassar Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com Subject: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya" “Anakku, Kau Pemenangnya” “Mengenang kantuk kau yang berat, langkah gontaimu menuruni tangga, mematung di depan menu ala kadarnya, lalu menatapmu dengan senyum setengah, - sudah buka - katamu saat jarum jam di angka enam,”. *** Di ujung Ramadhan, di dini hari tadi, ayah bermimpi sedang berkelana ke lorong gelap waktu. Kau masih menyimpan mata di televisi. Tapi aku tahu pikiranmu pasti lain. Sebelumnya, seusai sahur kita buat janji, mengiyakan bersamamu melewati subuh di hari terakhir Ramadhan tahun ini. Janji yang saya tidak terlalu perhatikan sebab bagiku, sebagaimana biasanya, tidur adalah pilihan baik seusai sahur. Di luar gerimis, kita baru saja mengucap salam di shalat witir terakhir (masih di tahun ini juga). Saat kita putuskan tetap menunggu seraya memandangi para pengurus mesjid menghitung uang celengan jamaah. Saat para amil zakat masih setia menunggu tamu Allah menunaikan zakat fitrahnya. Ada yang menyodorkan uang biru, lalu sang Amil segera merapal doa. “semoga zakat kita semua diridhoi,” ringkasku mengamini. Detik-detik ujung Ramadhan berdetak, pikiran kita saling bergegas. Apa yang baru dan beda tahun ini, anakku? Beberapa pengurus yang lain sedang bercengkerama. Sebagian lainnya membentang spanduk menyambut datangnya Idul Fitri. “Ya Allah, akhirnya Ramadhanmu berangsur menjauh,”. Rasanya, upaya mengambil posisi dan peran masih saja ku perdebatkan, antara ajaran, anjuran dan ajakan, dimana aku, kau? Menunggu dalam hujan yang tak pasti reda memberi kita kesempatan. Saat kau menikmati sekerat bolu dan segelas air mineral, ayah merenung. Di sudut mesjid ada vacuum cleaner yang disiapkan panitia. Warnanya abuabu. Mesin sedot debu itu seakan manifestasi doa. Di ujung Ramadhan, kita adalah lantai penuh debu lalu tanpa sungkan memohon ampun kepada Sang Khalik. “Bersihkan saya ya Allah. Masih mungkinkah?” Selama Ramadhan tahun ini, juga tahun-tahun sebelumnya, sungguh terlalu banyak celah yang tetap kubiarkan begitu saja. Tidur yang teramat panjang dan mata yang selalu mengantuk saat memegang kitabmu yang kariim, kaki yang selalu capai saat panggilanmu melintas di pendengaran. “Shalat lebih baik dari tidur,” Katamu tadi subuh sebelum kita ke mesjid. Ampuni hambamu ya Allah. Anakku, saya tahu kau lebih banyak memilih main jika sampai di mesjid. Hingga beberapa orang dewasa menghardikmu. Tapi kau tidak sendiri. Silakan menikmati waktu, membaca Fatihah, surah pendek sesukamu, kelak kau akan terbiasa. Anakku, tiba-tiba saya ingin seperti dirimu, menikmati tarwih tanpa beban, tanpa ketakutan yang teramat sangat pada ancaman neraka, tanpa gairah yang berlebihan pada goda surga, aku ingin seperti kau yang terbahak saat orangorang menistakan yang tak wajar,mencibir pada sesama, mengutuk yang lalai. Aku ingin seperti kau yang saling berkejaran dan melempar sajadah saat orangorang menghitung sumbangan dan menyebut nama dengan lantang. Aku ingin seperti kau yang menunggu isya dengan cadangan rentang waktu yang panjang, aku ingin seperti kau yang tak pernah alpa memandang jarum jam saat menagih janji. Ada yang mesti ku akui, Ramadhan tahun ini sungguh sangat berkesan denganmu. Saya tak perlu menceritakan semuanya, rasanya antara riya' dan kekanak-kanakan. Saya belajar banyak darimu. Kau adalah pemenangnya… *** Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah Mohon Maaf Lahir Batin -- _ www.denun.net Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: blogger_makassar-dig...@yahoogroups.com blogger_makassar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: blogger_makassar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya"
Sooo... Like this. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: deNun Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com Date: Thu, 9 Sep 2010 07:56:31 To: ; blogger_makassar Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com Subject: [blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya" “Anakku, Kau Pemenangnya” “Mengenang kantuk kau yang berat, langkah gontaimu menuruni tangga, mematung di depan menu ala kadarnya, lalu menatapmu dengan senyum setengah, - sudah buka - katamu saat jarum jam di angka enam,”. *** Di ujung Ramadhan, di dini hari tadi, ayah bermimpi sedang berkelana ke lorong gelap waktu. Kau masih menyimpan mata di televisi. Tapi aku tahu pikiranmu pasti lain. Sebelumnya, seusai sahur kita buat janji, mengiyakan bersamamu melewati subuh di hari terakhir Ramadhan tahun ini. Janji yang saya tidak terlalu perhatikan sebab bagiku, sebagaimana biasanya, tidur adalah pilihan baik seusai sahur. Di luar gerimis, kita baru saja mengucap salam di shalat witir terakhir (masih di tahun ini juga). Saat kita putuskan tetap menunggu seraya memandangi para pengurus mesjid menghitung uang celengan jamaah. Saat para amil zakat masih setia menunggu tamu Allah menunaikan zakat fitrahnya. Ada yang menyodorkan uang biru, lalu sang Amil segera merapal doa. “semoga zakat kita semua diridhoi,” ringkasku mengamini. Detik-detik ujung Ramadhan berdetak, pikiran kita saling bergegas. Apa yang baru dan beda tahun ini, anakku? Beberapa pengurus yang lain sedang bercengkerama. Sebagian lainnya membentang spanduk menyambut datangnya Idul Fitri. “Ya Allah, akhirnya Ramadhanmu berangsur menjauh,”. Rasanya, upaya mengambil posisi dan peran masih saja ku perdebatkan, antara ajaran, anjuran dan ajakan, dimana aku, kau? Menunggu dalam hujan yang tak pasti reda memberi kita kesempatan. Saat kau menikmati sekerat bolu dan segelas air mineral, ayah merenung. Di sudut mesjid ada vacuum cleaner yang disiapkan panitia. Warnanya abuabu. Mesin sedot debu itu seakan manifestasi doa. Di ujung Ramadhan, kita adalah lantai penuh debu lalu tanpa sungkan memohon ampun kepada Sang Khalik. “Bersihkan saya ya Allah. Masih mungkinkah?” Selama Ramadhan tahun ini, juga tahun-tahun sebelumnya, sungguh terlalu banyak celah yang tetap kubiarkan begitu saja. Tidur yang teramat panjang dan mata yang selalu mengantuk saat memegang kitabmu yang kariim, kaki yang selalu capai saat panggilanmu melintas di pendengaran. “Shalat lebih baik dari tidur,” Katamu tadi subuh sebelum kita ke mesjid. Ampuni hambamu ya Allah. Anakku, saya tahu kau lebih banyak memilih main jika sampai di mesjid. Hingga beberapa orang dewasa menghardikmu. Tapi kau tidak sendiri. Silakan menikmati waktu, membaca Fatihah, surah pendek sesukamu, kelak kau akan terbiasa. Anakku, tiba-tiba saya ingin seperti dirimu, menikmati tarwih tanpa beban, tanpa ketakutan yang teramat sangat pada ancaman neraka, tanpa gairah yang berlebihan pada goda surga, aku ingin seperti kau yang terbahak saat orangorang menistakan yang tak wajar,mencibir pada sesama, mengutuk yang lalai. Aku ingin seperti kau yang saling berkejaran dan melempar sajadah saat orangorang menghitung sumbangan dan menyebut nama dengan lantang. Aku ingin seperti kau yang menunggu isya dengan cadangan rentang waktu yang panjang, aku ingin seperti kau yang tak pernah alpa memandang jarum jam saat menagih janji. Ada yang mesti ku akui, Ramadhan tahun ini sungguh sangat berkesan denganmu. Saya tak perlu menceritakan semuanya, rasanya antara riya' dan kekanak-kanakan. Saya belajar banyak darimu. Kau adalah pemenangnya… *** Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah Mohon Maaf Lahir Batin -- _ www.denun.net Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: blogger_makassar-dig...@yahoogroups.com blogger_makassar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: blogger_makassar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[blogger_makassar] Catatan Ramadhan, "Anakku, Kau Pemenangnya"
“Anakku, Kau Pemenangnya” “Mengenang kantuk kau yang berat, langkah gontaimu menuruni tangga, mematung di depan menu ala kadarnya, lalu menatapmu dengan senyum setengah, - sudah buka - katamu saat jarum jam di angka enam,”. *** Di ujung Ramadhan, di dini hari tadi, ayah bermimpi sedang berkelana ke lorong gelap waktu. Kau masih menyimpan mata di televisi. Tapi aku tahu pikiranmu pasti lain. Sebelumnya, seusai sahur kita buat janji, mengiyakan bersamamu melewati subuh di hari terakhir Ramadhan tahun ini. Janji yang saya tidak terlalu perhatikan sebab bagiku, sebagaimana biasanya, tidur adalah pilihan baik seusai sahur. Di luar gerimis, kita baru saja mengucap salam di shalat witir terakhir (masih di tahun ini juga). Saat kita putuskan tetap menunggu seraya memandangi para pengurus mesjid menghitung uang celengan jamaah. Saat para amil zakat masih setia menunggu tamu Allah menunaikan zakat fitrahnya. Ada yang menyodorkan uang biru, lalu sang Amil segera merapal doa. “semoga zakat kita semua diridhoi,” ringkasku mengamini. Detik-detik ujung Ramadhan berdetak, pikiran kita saling bergegas. Apa yang baru dan beda tahun ini, anakku? Beberapa pengurus yang lain sedang bercengkerama. Sebagian lainnya membentang spanduk menyambut datangnya Idul Fitri. “Ya Allah, akhirnya Ramadhanmu berangsur menjauh,”. Rasanya, upaya mengambil posisi dan peran masih saja ku perdebatkan, antara ajaran, anjuran dan ajakan, dimana aku, kau? Menunggu dalam hujan yang tak pasti reda memberi kita kesempatan. Saat kau menikmati sekerat bolu dan segelas air mineral, ayah merenung. Di sudut mesjid ada vacuum cleaner yang disiapkan panitia. Warnanya abuabu. Mesin sedot debu itu seakan manifestasi doa. Di ujung Ramadhan, kita adalah lantai penuh debu lalu tanpa sungkan memohon ampun kepada Sang Khalik. “Bersihkan saya ya Allah. Masih mungkinkah?” Selama Ramadhan tahun ini, juga tahun-tahun sebelumnya, sungguh terlalu banyak celah yang tetap kubiarkan begitu saja. Tidur yang teramat panjang dan mata yang selalu mengantuk saat memegang kitabmu yang kariim, kaki yang selalu capai saat panggilanmu melintas di pendengaran. “Shalat lebih baik dari tidur,” Katamu tadi subuh sebelum kita ke mesjid. Ampuni hambamu ya Allah. Anakku, saya tahu kau lebih banyak memilih main jika sampai di mesjid. Hingga beberapa orang dewasa menghardikmu. Tapi kau tidak sendiri. Silakan menikmati waktu, membaca Fatihah, surah pendek sesukamu, kelak kau akan terbiasa. Anakku, tiba-tiba saya ingin seperti dirimu, menikmati tarwih tanpa beban, tanpa ketakutan yang teramat sangat pada ancaman neraka, tanpa gairah yang berlebihan pada goda surga, aku ingin seperti kau yang terbahak saat orangorang menistakan yang tak wajar,mencibir pada sesama, mengutuk yang lalai. Aku ingin seperti kau yang saling berkejaran dan melempar sajadah saat orangorang menghitung sumbangan dan menyebut nama dengan lantang. Aku ingin seperti kau yang menunggu isya dengan cadangan rentang waktu yang panjang, aku ingin seperti kau yang tak pernah alpa memandang jarum jam saat menagih janji. Ada yang mesti ku akui, Ramadhan tahun ini sungguh sangat berkesan denganmu. Saya tak perlu menceritakan semuanya, rasanya antara riya' dan kekanak-kanakan. Saya belajar banyak darimu. Kau adalah pemenangnya… *** Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah Mohon Maaf Lahir Batin -- _ www.denun.net Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: blogger_makassar-dig...@yahoogroups.com blogger_makassar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: blogger_makassar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/