Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
Kendari, salah satu daerah di kepulauan Papua (Jayus.com http://jayus.com/ ). saya baru tahu kalo Kendari itu daerah di Papua.. aargghhh,...mesti kembali ke SD nih On 4/1/08, Amril Taufik Gobel [EMAIL PROTECTED] wrote: Tawwa..resensi bukunya Jakarta UnderKompor. Saya pesan ya Arham! ATG -- Forwarded message -- From: Dani Ardiansyah [EMAIL PROTECTED] Date: 2008/4/1 Subject: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor To: [EMAIL PROTECTED], Apsas [EMAIL PROTECTED] - Judul Buku : Jakarta UnderKompor - Jenis : Komedy - Penulis : Arham Kendari - Penerbit : Kendari Info Publishing (Indie) - Tebal : 180 hal ~Dani Ardiansyah~ Sudah tahu buku yang berjudul kambing jantan bukan? Yupz, kumpulaan tulisan yang lebih mirip diary yang di tulis oleh Raditya Dika pada blognya di internet, ternyata mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para pembaca, ketika akhirnya kumpulan tulisan tulisan tersebut di rangkum dalam sebuah buku dengan gaya asli si penulisnya. Lain Kambing Jantan, lain pula buku yang satu ini. Jakarta UnderKompor. Dengan konsep penggarapan yang sama (sama-sama berasal dari blog) dengan Kambing Jantan, Jakarta UnderKompor yang ditulis oleh seorang bloger, Arham Kendari yang berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kendari, salah satu daerah di kepulauan Papua (Jayus.com http://jayus.com/). Buku ini cukup dekat dengan saya, dalam arti yang sesungguhnya. Dari awal proses penerbitannya, saya dan Istrilah yang turut membidani kelahiran buku tersebut. Sejak pembukaan pertama, kedua dan seterusnya, bahkan sampai pecah ketuban. (loh, ini kok malah ke persalinan?). Arham Kendari, adalah salah seorang seleb di dunia maya. Coba saja buktikan dengan mengetikan namanya sebagai keyword di mesin pemotong rumput; Google. Niscaya, Anda akan di arahkan pada banyak tempat yang hampir keseluruhan bersifat mistik (garing, ah). Jakarta UnderKompor adalah sebuah kumpulan tulisan yang ditulis oleh Arham Kendari di beberapa blognya yang tersebar di Internet, coba blog walking ke beberapa blognya yang ini, ini dan ini. Buku ini didisain dengan sederhana dengan tetap memerhatikan unsur kenyamanan para pembaca. Pemilihan judul yang mengadopsi spelling sebuah judul buku: Jakarta Under Cover. Disain Cover yang cukup unik, yang langsung mengingatkan kita pada para kaum dhuafa yang banyak bertebaran di Jakarta ini, sebuah artefak yang dimodifikasi dengan kemampuan grafis si Penulis itu sendiri. Patung Api Nan Tak Kunjung Padam yang berada di bundaran Senayan ini, di modifikasi sehingga menjadi sedemikian rupa, disesuaikan dengan judul tersebut. Membuka halaman-halaman awal buku ini, kita segera akan menemukan kegilaan si penulis. Semoga sekarang dia sudah menjadi waras. Konsep indie dalam penerbitan buku ini, telah memberikan kebebasan berakspresi dari si penulis. Membaca keseluruhan isi buku ini, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang lain dari biasanya. Tidak hanya joke imajiner hasil khaayalan yang mengada-ada. Tapi berasal dari realita yang kemudian disublimasi dengan kacamata berbeda. (emang proses sublimasi pake kacamata?). Ditambah karikatur racikannya sendiri (racikan?) yang akan memperkuat imajinasi pembaca pada cerita di dalam buku tersebut. Hampir disemua judul tulisan dalam buku ini, kita akan mendapatkan hikmah atau pelajaran (minimal, kita akan sadar bahwa kita telah menyia-nyiakan waktu dengan membaca buku tersebut) Hehehe, Piss. Gaya penceritaan yang memang tidak mengikuti kaidah, ka imah, kak imron dan kak Seto, dan ka EYD, menjadikan terasa begitu akrab. Seolah-olah kita tengah benar-benar mendengarkan si Penulis berbicara. Overall: Buku ini pantas dimiliki, untuk sekedar menjadi barometer antara kesadaran yang penuh, dan penuh yang kesadaran (apaan seeh?), kocak abiz, ga nyisa. Ringan (karena tidak terlalu tebal), menyenangkan, baik hati dan tidak sombong, rajin menabung, dan yang lebih utama adalah orisinal, karena buku ini diterbitkan secara indie. Harganya yang murah, hanya Rp. 25.000saja. Pembaca akan mendapatkan pengalaman memnbaca buku yang tak terlupakan (hiperbol). Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak terlalu melekatkan lokalitas budaya Kendari yang mayoritas bersuku Bugis, padahal, itu bisa menjadi kelebihan tersendiri untuk jenis buku seeprti ini. Penjualan buku ini memang hanya dilakukan online alias via internet, jangan harap Anda akan mendapatkan buku ini di binatu, atau wartel-wartel kesayangan Anda, Bahkan Gramediapun tidak menjual buku tersebut. Ingat, buku ini hanya dijual secara online, jika ada penawaran dalam bentuk selain online, pihak distributor tidak menjamin keasliannya. Harap memeriksa tanggal kadaluarsa buku tersebut. Dan jangan diterima jika segel rusak. Info penjualan
Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
tambah lagi... Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak terlalu melekatkan lokalitas budaya Kendari yang mayoritas bersuku Bugis, padahal, itu bisa menjadi kelebihan tersendiri untuk jenis buku seeprti ini saya baru tahu kalo di Kendari mayoritas Bugis...bukan orang Koname atau orang Kendari..yg bangsawanna pake gelar La Ode atau Wa One... On 4/1/08, daengrusle [EMAIL PROTECTED] wrote: Kendari, salah satu daerah di kepulauan Papua (Jayus.comhttp://jayus.com/ ). saya baru tahu kalo Kendari itu daerah di Papua.. aargghhh,...mesti kembali ke SD nih On 4/1/08, Amril Taufik Gobel [EMAIL PROTECTED] wrote: Tawwa..resensi bukunya Jakarta UnderKompor. Saya pesan ya Arham! ATG -- Forwarded message -- From: Dani Ardiansyah [EMAIL PROTECTED] Date: 2008/4/1 Subject: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor To: [EMAIL PROTECTED], Apsas [EMAIL PROTECTED] - Judul Buku : Jakarta UnderKompor - Jenis : Komedy - Penulis : Arham Kendari - Penerbit : Kendari Info Publishing (Indie) - Tebal : 180 hal ~Dani Ardiansyah~ Sudah tahu buku yang berjudul kambing jantan bukan? Yupz, kumpulaan tulisan yang lebih mirip diary yang di tulis oleh Raditya Dika pada blognya di internet, ternyata mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para pembaca, ketika akhirnya kumpulan tulisan tulisan tersebut di rangkum dalam sebuah buku dengan gaya asli si penulisnya. Lain Kambing Jantan, lain pula buku yang satu ini. Jakarta UnderKompor. Dengan konsep penggarapan yang sama (sama-sama berasal dari blog) dengan Kambing Jantan, Jakarta UnderKompor yang ditulis oleh seorang bloger, Arham Kendari yang berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kendari, salah satu daerah di kepulauan Papua (Jayus.com http://jayus.com/). Buku ini cukup dekat dengan saya, dalam arti yang sesungguhnya. Dari awal proses penerbitannya, saya dan Istrilah yang turut membidani kelahiran buku tersebut. Sejak pembukaan pertama, kedua dan seterusnya, bahkan sampai pecah ketuban. (loh, ini kok malah ke persalinan?). Arham Kendari, adalah salah seorang seleb di dunia maya. Coba saja buktikan dengan mengetikan namanya sebagai keyword di mesin pemotong rumput; Google. Niscaya, Anda akan di arahkan pada banyak tempat yang hampir keseluruhan bersifat mistik (garing, ah). Jakarta UnderKompor adalah sebuah kumpulan tulisan yang ditulis oleh Arham Kendari di beberapa blognya yang tersebar di Internet, coba blog walking ke beberapa blognya yang ini, ini dan ini. Buku ini didisain dengan sederhana dengan tetap memerhatikan unsur kenyamanan para pembaca. Pemilihan judul yang mengadopsi spelling sebuah judul buku: Jakarta Under Cover. Disain Cover yang cukup unik, yang langsung mengingatkan kita pada para kaum dhuafa yang banyak bertebaran di Jakarta ini, sebuah artefak yang dimodifikasi dengan kemampuan grafis si Penulis itu sendiri. Patung Api Nan Tak Kunjung Padam yang berada di bundaran Senayan ini, di modifikasi sehingga menjadi sedemikian rupa, disesuaikan dengan judul tersebut. Membuka halaman-halaman awal buku ini, kita segera akan menemukan kegilaan si penulis. Semoga sekarang dia sudah menjadi waras. Konsep indie dalam penerbitan buku ini, telah memberikan kebebasan berakspresi dari si penulis. Membaca keseluruhan isi buku ini, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang lain dari biasanya. Tidak hanya joke imajiner hasil khaayalan yang mengada-ada. Tapi berasal dari realita yang kemudian disublimasi dengan kacamata berbeda. (emang proses sublimasi pake kacamata?). Ditambah karikatur racikannya sendiri (racikan?) yang akan memperkuat imajinasi pembaca pada cerita di dalam buku tersebut. Hampir disemua judul tulisan dalam buku ini, kita akan mendapatkan hikmah atau pelajaran (minimal, kita akan sadar bahwa kita telah menyia-nyiakan waktu dengan membaca buku tersebut) Hehehe, Piss. Gaya penceritaan yang memang tidak mengikuti kaidah, ka imah, kak imron dan kak Seto, dan ka EYD, menjadikan terasa begitu akrab. Seolah-olah kita tengah benar-benar mendengarkan si Penulis berbicara. Overall: Buku ini pantas dimiliki, untuk sekedar menjadi barometer antara kesadaran yang penuh, dan penuh yang kesadaran (apaan seeh?), kocak abiz, ga nyisa. Ringan (karena tidak terlalu tebal), menyenangkan, baik hati dan tidak sombong, rajin menabung, dan yang lebih utama adalah orisinal, karena buku ini diterbitkan secara indie. Harganya yang murah, hanya Rp. 25.000 saja. Pembaca akan mendapatkan pengalaman memnbaca buku yang tak terlupakan (hiperbol). Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak
Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
saya juga baru tau *manggut2* mungkin karna arhamnya yg suku bugis jadi di generalisir mi *tanpa cek ricek lebih lanjut* klo di kendari itu mayoritas suku bugis 2008/4/1 daengrusle [EMAIL PROTECTED]: tambah lagi... Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak terlalu melekatkan lokalitas budaya Kendari yang mayoritas bersuku Bugis, padahal, itu bisa menjadi kelebihan tersendiri untuk jenis buku seeprti ini saya baru tahu kalo di Kendari mayoritas Bugis...bukan orang Koname atau orang Kendari..yg bangsawanna pake gelar La Ode atau Wa One... . -- Nanie http://sayapbidadari.blogspot.com
Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
he eh..mayoritas suku bugis... *yang sebagian besar keluarganya di Kendari kesi'na, tp lom pernah pi ke Kendari.. * Yah, para Daeng-daeng...mohon memesan tawwaada beberapa Daeng, yg namanya tertoreh di ucapan terima kasihnya.. :D.. *strategi pemasarannya bede Arham..bede..** 2008/4/1 nanie koe [EMAIL PROTECTED]: saya juga baru tau *manggut2* mungkin karna arhamnya yg suku bugis jadi di generalisir mi *tanpa cek ricek lebih lanjut* klo di kendari itu mayoritas suku bugis 2008/4/1 daengrusle [EMAIL PROTECTED]: tambah lagi... Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak terlalu melekatkan lokalitas budaya Kendari yang mayoritas bersuku Bugis, padahal, itu bisa menjadi kelebihan tersendiri untuk jenis buku seeprti ini saya baru tahu kalo di Kendari mayoritas Bugis...bukan orang Koname atau orang Kendari..yg bangsawanna pake gelar La Ode atau Wa One... . -- Nanie http://sayapbidadari.blogspot.com -- Salam, deen http://deen.co.nr
Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
Wah..begitukah? Siapa tahu ada tong namanya Daeng Battala nyantol disana? hehehe.. Rusle, kamu ternyata punya bakat jadi editor ulung. Begitu cermat mengamati teks-nya! Hmm..sejak kapan ya Kendari pindah ke Papua? hahahaha ATG 2008/4/1 deen(.^_^.) [EMAIL PROTECTED]: he eh..mayoritas suku bugis... *yang sebagian besar keluarganya di Kendari kesi'na, tp lom pernah pi ke Kendari.. * Yah, para Daeng-daeng...mohon memesan tawwaada beberapa Daeng, yg namanya tertoreh di ucapan terima kasihnya.. :D.. *strategi pemasarannya bede Arham..bede..** 2008/4/1 nanie koe [EMAIL PROTECTED]: saya juga baru tau *manggut2* mungkin karna arhamnya yg suku bugis jadi di generalisir mi *tanpa cek ricek lebih lanjut* klo di kendari itu mayoritas suku bugis 2008/4/1 daengrusle [EMAIL PROTECTED]: tambah lagi... Sebagai sebuah karya, anak negeri. Jakarta UnderKompor memiliki beberapa kelemahan yang tidak terlalu mengganggu. Arham Kendari, si penulis buku ini tidak terlalu melekatkan lokalitas budaya Kendari yang mayoritas bersuku Bugis, padahal, itu bisa menjadi kelebihan tersendiri untuk jenis buku seeprti ini saya baru tahu kalo di Kendari mayoritas Bugis...bukan orang Koname atau orang Kendari..yg bangsawanna pake gelar La Ode atau Wa One... . -- Nanie http://sayapbidadari.blogspot.com -- Salam, deen http://deen.co.nr -- www.daengbattala.com --update : There's Something Pinky in My Heart
Re: [blogger_makassar] Fwd: [*Apresiasi-Sastra*] Resensi: Jakarta Under Kompor
Saya jg mau memesan, tp blon sempat. Ada toh namaku Deen. ;)) *Narsis dot com* Piiiss, DM http://catatanku.com http://selayar.blogspot.com Sent from my BlackBerry® wireless device Komunitas Blogger Makassar http://www.angingmammiri.org/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/