[budaya_tionghua] Re: Agama Buddha bagian tak terpisahkan dari budaya tionghua

2005-12-24 Thread Erik
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Satu lagi, dari sejarah dapat diketahui sebenarnya Buddhisme 
Mahayana adalah corak Buddhisme di Tiongkok, sangat lain dari 
Buddhisme Theravada yang mayoritas di Indonesia. Ada sedikit banyak 
kesan bahwa Buddhisme Theravada di Indonesia menolak kekangan tradisi 
Tionghoa.
-
Mohon maaf Rinto Heng:
Sejauh yang pernah saya baca, agama Buddha yang pernah berkembang di 
bumi Nusantara dulu adalah dari aliran Tantrayana. Hal tsb.dapat 
dibuktikan dari peninggalan kitab Sang Hyang Kamahayanikan (Konsep 
Ketuhanan dalam Ke-Mahayana-an) serta arca Vairocana, Vajrapani dan 
Avalokitesvara dalam candi Mendut. Umat Buddha pribumi (Jawa) yang 
masih tersisa di kantong-kantong Buddhis di Jawa-tengah misalnya masih 
sangat kuat dipengaruhi oleh tradisi mantra yang merupakan warisan 
ajaran Trantik nenek moyang mereka. 
Adapun aliran Theravada yang menurut Rinto Heng adalah yang mayoritas 
di Indonesia, sebetulnya baru masuk ke Indonesia pada era Orde Baru 
beberapa puluh tahun ini. Selain alm. bhikkhu Ashin Jinarakkhita, yang 
sangat berjasa dalam menyebarkan ajaran Theravada di Indonesia adalah 
hikku Vin (Vidhurdhammaborn) yang secara khusus diutus oleh kerajaan 
Thai ke Indonesia.
Rinto Heng mengatakan ada sedikit banyak kesan bahwa Buddhisme 
Theravada di Indonesia menolak kekangan tradisi Tionghoa, itu memang 
benar adanya. Saya menduga hal ini memang dibiarkan atau bahkan justru 
sengaja dirancang oleh rejim Orde Baru dalam rangka pembasmian budaya 
Tionghoa waktu itu. Sehingga dengan masuknya aliran Theravada, 
masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha dihadapkan pada dua pilihan, 
tetap menganut aliran Mahayana yang sangat kental corak kecinaannya, 
atau beralih ke aliran Theravada yang lebih direstui oleh pihak 
penguasa. Melalui politik stigmatisasi dan marginalisasi yang kenakan 
pada masyarakat Tionghoa, rasa minder terhadap budaya sendiri membuat 
masyarakat Tionghoa secara sadar atau tidak sadar berusaha mengingkari 
identitas budayanya sendiri, dan ini pun berdampak pada pilihan antara 
kedua aliran agama Buddha tsb. di atas. Pilih Mahayana yang kental 
aroma budaya Cinanya atau pilih Theravada!
Hasil akhir proses pemilihan itu telah dapat kita saksikan sekarang, 
persis sebagaimana dikatakan Rinto Heng, Theravada sudah menjadi yang 
mayoritas di Indonesia, mengalahkan Mahayana yang identik dengan 
budaya Cina!!


Salam, 


Erik








 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help the victims of the Pakistan/India earthquake rebuild their lives.
http://us.click.yahoo.com/it0YpD/leGMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Agama Buddha bagian tak terpisahkan dari budaya tionghua

2005-12-24 Thread ANDREAS MIHARDJA



Saya hanya ingin tambahin,  Banyak ket. chinese diIndonesia dan diluar China yg beragama bukan tridarma type lagi. Untuk mereka kebudayaan tetap dipakai.   Kalau yg beragama RK biasanya sembayang untuk leluhur dan orang tua tidak dilarang, dan pemakaian hio didalm segala ceremony keagamaan tidak dilarang dan dipakai [incorporated] kedlm agama RK. Didalam pandangan RK KuanYin boleh disamakan dgn Maria dan juga meditasi2 yg dipakai didalam agama tridarma dipakai oleh priest dan pengikut RK. Bedanya hanya sint orang RK dan orang tridarma lain.  Kalau yg agama kristen - apalagi yg asal US memang agak konservatip dgn theory Intelligent design mereka. - Mereka hanya boleh percaya injil dn melarang tradisi2 chinese in general --- tetapi jaman sekarang kalau kita lihat tradisi yg dipakai oleh kel. Pres. Chiang -- kebudayaan tidak dilupakan malah diincorporeer juga.  Juga yg beragama muslim sama.  AndreasRinto Jiang
 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Arifin Tanzil menulis:  mas Rinto dan kawan2 lain yg baik,  menurut saudara sekalian,   Seandainya unsur2 agama Buddha dikeluarkan dari kebudayaan tionghoa, apakah masih bisa disebut sebagai kebudayaan tionghoa???  seandainya Shao lin, Tai chi chuan, cerita seperti Sun go kong, Siluman Ular Putih, Sampek Engtai, Bodhidharma, 4 gunung buddhis (omeishan, Jiuhua shan, Putuoshan, Wuthaishan), seni patungdan arsitektur seperti pagoda, pahatan Buddha di bukit Leshan setinggi 71 meter yg dibangun pd abad ke 6 , di Dun Huang, di Long Men terdapat 1352 goa dan 750 lorong dengan 97.306 patung yg dibangun pd abad ke 5, Shaolin,
 Tai Chi(?) dll. (tolong diperpanjang daftar ini). dikeluarkan dari kebudayaan tionghua ???Rinto Jiang:Yah, dalam hal ini saya setengah setuju atas pendapat Arifin-heng, setengah tidak setuju karena kita membahas isi ajaran Buddhisme apakah boleh diposting di sini atau tidak. Tentu saja lain dengan pembahasan pengaruh Buddhisme terhadap kebudayaan Tionghoa pada umumnya.Karena kita cuma membahas apakah isi Lun Yu boleh diposting di milis ini atau tidak, maka kembali pada masalah inti ajaran dari ajaran Buddhis dan Konfusianisme dapat ditarik banyak perbedaan mendasar yang menyebabkan isi Dhammapada atau Tri-Pitaka misalnya menurut saya tetap saja tidak baik dipostingkan ke milis. Hal yang sama juga dapat dipasangkan kepada Buddhisme dan Taoisme. Aris-heng misalnya juga sering mengirimkan terjemahannya tentang Daodejing (Tao Tse Tsing), padahal Aris-heng ini bukan pemeluk Taoisme bila Taoisme itu dianggap sebagai
 agama. Konfusianisme sebenarnya "terpaksa" dilembagakan sebagai agama di Indonesia karena di Indonesia ada peraturan "miring" tentang agama yang diakui oleh negara. Padahal, bila mengerti ajaran Konfusianisme, inti ajarannya cuma mengenai tata cara dan aturan interaksi antar manusia. Tidak ada ajaran mengenai surga neraka, kehidupan setelah meninggal dan doktrin sejenisnya.Jadi, mengenai apakah postingan kutipan kitab suci, pandangan saya tetap kembali kepada agama yang diakui secara de-yure di Indonesia. Secara de-facto walaupun nampaknya Konghucu telah ada sebagai lembaga agama di Indonesia, namun secara de-yure tetap saja belum diakui. Departemen Agama masih mencantumkan pemeluk agama selain 5 agama yang diakui sebagai "Lainnya". Jadi, menurut saya sesuai dengan pendapat teman2 anggota lainnya, saya kira postingan Lun Yu lebih akan dapat diterima sebagai suatu filsafat universal daripada filsafat Buddhisme di milis ini. Satu lagi, dari sejarah dapat diketahui sebenarnya
 Buddhisme Mahayana adalah corak Buddhisme di Tiongkok, sangat lain dari Buddhisme Theravada yang mayoritas di Indonesia. Ada sedikit banyak kesan bahwa Buddhisme Theravada di Indonesia menolak kekangan tradisi Tionghoa.Membahas pengaruh Buddhisme di Tiongkok dan kebudayaan Tionghoa secara keseluruhan tentunya tidak dapat dinihilkan begitu saja. Sejarah Buddhisme di Tiongkok tentu saja dapat dibahas, namun saya tetap merasa tidak dengan membahas ajaran Buddhisme itu sendiri. Di zaman Dinasti Han, Konfusianisme pernah dipertentangkan dengan Taoisme, namun karena Konfusianisme lebih universal, maka Konfusianisme kemudian menjadi tata-cara pemerintahan kekaisaran. Setelah itu, zaman Dinasti Sui, Buddhisme juga dipertentangkan dengan Konfusianisme, namun universalisme Konfusianisme tetap menjadi satu point tak tertandingi waktu itu. Walaupun Buddhisme pernah menjadi agama negara pada zaman Dinasti Tang, namun ujian negara dan pemerintahan tetap tidak menguji pengetahuan calon
 pejabat tentang ajaran Buddhisme, karena bahan ujian tetap adalah nilai2 ajaran Konfusianisme. Orang Mongol juga menerapkan tata cara ujian negara ini. Hal ini bertahan selama ribuan tahun sampai zaman Qing membuktikan ke-elastis-an ajaran Konfusianisme.Inti dari pandangan saya di atas bukan karena saya itu gandrung atau fanatik dengan Konfusius dan ajarannya, saya sendiri bahkan belum pernah mempelajari secara serius apa itu ajarannya.Terakhir, dari point ini saya ingin mengkoreksi sedikit daftar Arifin-heng. Tai

[budaya_tionghua] Fw: Perobahan waktu dan menimati pesta winter. essay

2005-12-24 Thread HKSIS
Title: Filosofi Tionghoa mengatakan bahwa dunia itu berputar dan masyarakat berobah, dan taoisme mengatakan bahwamenurut Tao semua it





 
- Original Message - 
From: Han Hwie 
Song 
To: Nasional-list ; C.T. Chan ; Jonathan 
Goeij ; K. Prawira ; Tionghoa-net 
Sent: Saturday, December 24, 2005 6:39 PM
Subject: Perobahan waktu dan menimati pesta winter. 
essay


Menikmati bulan desember, bulan yang penuh dengan kegembiraan
 
Filosofi Tionghoa mengatakan bahwa dunia berputar dan masyarakat berobah; taoisme mengatakan bahwa menurut Tao semua itu berobah secara spontan, disini baik saya ambil sebagi contoh perobahan seasons.  Saya 
masih ingat tiga-empat minggu yang lalu hawa udara masih nyaman. Banyak penduduk dengan keluarganya duduk di kebun menikmati rembulan dan bintang-bintang, “pesta” barbecues 
dibawah langit yang biru dan bercakap-cakap sampai jauh malam.
    
Sekarang hari-hari 
menjadi pendek jam 17.00 sore sudah gelap dan jam delapan pagi baru mulai terang. Karena hawa yang dingin dan gelap orang lebih baik tinggal didalam rumah yang lebih hangat, nyaman sambil membakar kayu di kachel atau heater. Berkumpul dengan keluarga dan menikmati “kehangatan” kebersamaan, lilin yang membakar dan pohon cemara yang hijau bergemerlapan dengan lampu serta dekorasi yang indah, inilah keindahan dari bulan desember di Eropa dan chususnya di Holland. 
    
Bulan desember bagi keluarga kami adalah bulan penuh dengan kegembiraan, banyak re-uni dengan keluarga dan teman-teman. Untuk keluarga kami bulan desember adalah bulan banyak dengan hari-hari pesta, dan keluarga kami gembira karena mendapatkan kado-kado, menerima kedatangan keluarga dan teman-teman, membuat makanan yang spesial dan membaca buku untuk mencari resep-resep yang unik untuk pesta yang akan datang. Untuk memenuhi ini kami harus sering kali pergi supermarkt 
yang chusus menjual makanan, untuk memenuhi koelkas dan 
diepvries. Satu kerepotan 
tetapi tokh yang menyenangkan.
Hari-hari yang saya maksudkan ialah : Kesatu “hari lahir” St. Nikolaas beken di Indonesia dengan nama Sinterklaas pada tanggal 5 
desember; tanggal 12 desember hari lahir cucu saya yang sekarang ini paling kecil Li-May; tanggal 21 saya punya HUT dan tanggal 25 dan 26 “HUT” dari Tuhan Jezus, beken dengan Hari Natal, dan achirnya ialah pengantian tahun. Bulan manakah yang begitu penuh dengan kegembiraan seperti bulan desember, maka bagi saya yang sudah senior dan mempunyai penyakit, pada malam-malam hari yang sunyi, aku katakan pada diriku: “nikmatilah setiap pesta bersama keluarga di sini dan sekarang.” Bulan desember adalah pesta untuk generasi tua dan muda!
Kebudayaan Tionghoa mengatakan dengan adanya berbagai hari besar tujuan pertama-tama adalah re-uni dengan keluarga, agar relasi antar mereka tetap dekat dan harmonis. Kedua ialah makan besar bersama dirumah sambil berkongkou di tengah-tengah keluarga dan teman yang dekat, dengan pengertian: “tiada sesuatu kegembiraan yang lebih baik dari pada “home”, dan dipertahankan sweet home selalu. Keadaan dan relasi yang sudah dikenal sedari kecil, dan saling percaya antar keluarga dan teman, sesuai sekali dengan suasana pesta musim winter dan memberikan pesta-pesta yang chusus 
ini suatu suasana yang berseri-seri dan 
aspirasi yang baik.
Istri saya dan saya, karena masih tergolong dalam generasi agak tua, dan terutama istri saya, karena orangtuanya datang dari Fu Zhou, Tiongkok daratan dan saya, engkong datang dari Fuzhou dan mak saya datang dari Xiamen juga Fujian (Hokkian). Maka kami ini, sedikit banyak terikat dengan tradisi dan rituil, terutama dari budaya Tionghoa dan pula sedikit banyak dari Jawa, karena kami dilahirkan, dibesarkan dan interaksi dengan etnis Jawa; istri saya dengan masyarakat Solo dan saya dengan masyarakat Surabaya. Pula kami berdua dan anak-anak kami sudah biasa pindah tempat. Dari Jawa ke Shanghai, lalu ke Hongkong, Nederland, Belgia dan 
kembali ke Holland. 
Maka istri saya 
kalau masak selalu diachiri dengan Chinese atau Jawanese touch dalam pesta-pesta 
itu. Pada Hari Ulang Tahun sebagai gantinya bahmi ialah pasta Italia, sebagai 
simbol dari panjang usia. Masakannya pasti ada satu yang pedas atau disediakan 
sambel.
Pesta-pesta 
ini merupahkan juga istirahat dari penghidupan umunya di Eropa yang hektis dan 
komplex. Pula kami berkumpul dan makan bersama jarang sekali, sehingga kalau ada 
kesempatan kami usahakan bisa berkumpul sekeluarga untuk makan bersama. Bagi 
cucu-cucu kami mengenal familinya lebih baik, perkenalan ini juga memerlukan 
investasi dan pesta-pesta bersama inilah merupahkan satu ketika untuk mereka 
saling mengenal dan agar lebih close lagi untuk kemudian hari kalau kita 
generasi tua ini sudah meninggalkan dunia dan hubungan kekeluargaan tetap dapat 
dilanjutkan. 
Anak 
saya Shiuw-Huey sangat tertarik dengan pajangan meja dengan stijl yang kreatif 
dari servis yang dipakai. Bunga tidak lupa selalu ada diatas meja, sebab 
bunga-bunga ini memberi suasana yang segar, alamia

[budaya_tionghua] OOT: CORAT-CORET KETIKA DI PARIS ( Perkara Visa - bagian satu )

2005-12-24 Thread Sobron Aidit
Sobron Aidit :


C O R A T - C O R E T  K E T I K A  D I  P A R I S
( Perkara Visa  -  bagian satu )

Ketika itu ada peraturan yang dikeluarkan pemerintah RI mengenai orang-orang 
asing yang datang ke Indonesia. Beberapa negara tertentu - boleh mengambil 
visanya di Jakarta - begitu sampai di bandara. Beberapa negara tertentu 
harus mengambil visanya di KBRI negara setempat.

Misalnya, kami yang berpaspor Perancis - boleh mengambil visanya begitu 
sampai di Jakarta. Tetapi bagi orang-orang yang berpaspor Kerajaan Belanda - 
harus mengambil visanya di Den Haag - di negara setempat. Saya tidak tahu 
apa dasar perhitungannya maka adanya perbedaan itu. Tetapi bagi orang-orang 
yang berpaspor Perancis - boleh juga mengambil visa di negara setempatnya. 
Jadi boleh dua-duanya - baik di Jakarta maupun di Perancisnya. Bagi pemegang 
paspor Kerajaan Belanda - hanya boleh mengambil visa di negara setempatnya 
saja ( Den Haag ).

Tampaknya menurut pikiran saya yang dulu - enak dong kami - mengambil 
visanya di Jakarta saja baiknya! Ternyata perhitungan saya salah. Nah, ini 
ada sebabnya. Ketika kedatangan saya di Jakarta tahun 2004, saya mengambil 
visanya secara "visa on arrival" - begitu datang. Dan ketika itu betapa 
mudahnya - sebab saya tidak antri - hanya saya sendirian! Barangkali 
kebetulan tak banyak orang lainnya.

Begitu sampai di bandara ada petunjuk dengan pengumuman besar - mana-mana 
negara yang bisa mengambil visanya di sini ( bandara Cengkareng - Jakarta ). 
Saya sempat membacanya bahwa orang yang berpaspor Perancis ada pada urutan 
ke 17. Saya dengan sedikit berhati geer ( GR ) merasa ada enaknyapunya 
paspor Perancis.

Tetapi ketika kedatangan saya selanjutnya pada tahun 2005 - akhir Juli - 
minta ampun. Ketika itu ada beberapa pesawat yang kebetulan mendaratnya 
dalam waktu berbeda hanya beberapa menit. Yang juga dari Jerman - Inggris 
dan lainnya. Dan apa yang saya lihat. Yang antri buat mengambil "visa on 
arrival itu", seperti orang antri beras zaman dulu kala! Panjang sampai 
puluhan meter - jalannya seperti bekicot. Sebab satu per satu semua paspor 
harus diteliti - diperiksa - menerima bayaran uang asingnya - euro atau 
dolar AS - lalu menukarinya dengan uang rupiah. Dan setiap orang memerlukan 
beberapa menit sampai belasan menit! Jadi hari itu - saya hitung benar - 
saya antri buat mengambil visa - selama 4 jam! Berdiri dengan muka dan badan 
berkeringat - pakaian basah. Begitu banyaknya orang-orang antri buat 
mengambil visa.

Kemudian saya pikir-pikir - dan mau saya anjurkan kepada siapa saja pemegang 
paspor yang disebutkan boleh mengambil visa on arrival - sebaiknya Anda 
berusahalah mengambil visa di negara Anda di mana Anda tinggal. Pabila 
mengambilnya di Jakarta - besar kemugkinan akan lama antrinya bisa 
berjam-jam seperti yang pernah saya alami.

Dan buat Tahun 2006 nanti ini - saya ke KBRI Paris buat minta dan mengambil 
visa RI di KBRI Paris. Enak saja - sebab nggak antri - ketika itu hanya dua 
tiga orang yang ada. Dan bisa dibuatkan pada hari itu juga. Kalau tahu 
begini - kata saya dalam hati - ngapain susah-susah antri di Jakarta ketika 
itu.
Lalu ada perhitungan lain - pabila kita bayar dengan euro atau dolar AS - 
kembali uang kita akan dikembalikan dalam rupiah - ini artinya uang kita 
akan selalu berkurang karena sudah dipecahkan - dan kita harus terima - 
tidak boileh ada tawar-menawar dengan bagian Pabean - Imigrasi. Jadi jauh 
sangat mendingin lebih baiklah minta dan mengambil visa di negara setempat - 
di mana Anda tinggal.

Minta dan mengambil visa di KBRI Paris - bagi saya adalah pengalaman 
pertama. Sebab dulunya kami bebas visa - tanpa visa buat wilayah RI. Nah, 
begitu ke KBRI Paris - ada cerita lain. Tapi bukan perkara KBRI-nya - tak 
ada hubungannya dengan KBRI-nya - jangan pula nanti belum apa-apa ada orang 
KBRI membaca cerita ini lalu deg-degan - cemas dan kuatir. Tenang aja - 
nggak ada apa-apa. Saya hanya mau cerita pengalaman bertemu dengan TKW yang 
mau pulang ke Jakarta - sangat memelas dan saya sangat jatuh-hati - sangat 
iba-hati - kasihan melihatnya. Besok saya lanjutkan ceritanya atau Hari 
Senan - sebab Hari MInggu sudah ada jadwal buat khusus Hari Minggu dengan 
Minggu Pagi-nya,-



Negeri Belansa,-  24 desember 05,-






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help the victims of the Pakistan/India earthquake rebuild their lives.
http://us.click.yahoo.com/it0YpD/leGMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, sen

Re: [budaya_tionghua] Re: Lun Yu Sehari-hari--perlu disalin di milis BT

2005-12-24 Thread Arifin Tanzil



Teman-teman yang baik,     Bagaimana kita dapat memahami/ mengerti tradisi,adat istiadat,kebiasaan,pola pikir, pandangan dan aspek2 budaya tionghua lainnya, jika kita tidak (MAU/BERANI) mengetahui dan mempelajari filsafat-filsafat yg berkembang,hidup dan terutama filsafat2 yang dominan mempengaruhi perjalanan panjang kebudayaan tionghoa ???.     Terkait dengan hal tersebut diatas, menurut perasaan saya, apa yang dilakukan Sdr. Hendri Irawan dgn postingannya mengenai Lun Yu sehari-hari ke BT sangat relevan.     Kekhawatiran sebagian teman2 dapat dihilangkan, bila moderator cukup mampu membedakan mana postingan yg berhubungan mana yg postingannya mirip-mirip infiltrasi.     Coba kita bandingkan postingan Lun Yu sehari-hari dgn posting Sdr. Jonathan Goeij tgl 22/12=Selamat Hari Natal.  Menurut teman2 postingan mana yg relevan dan postingan mana yg 'perlu
 dipertimbangkan untuk tidak dimuat' ?     mohon pertimbangan para moderator untuk hal ini.   makasih.   
		Yahoo! for Good - 
Make a difference this year. 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [budaya_tionghua] Re: Weeweechu a Merry Christmas

2005-12-24 Thread liang u
OK Terima kasih, maklum jangan mendengar anak
bernyanyi
LU

--- kribo1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Apa yang dimaksud dengan weeweechu ini? Bahasa
> apa?
> > LU
> > 
> 
> Kedengarannya seperti bahasa bayi. :-) Saya duga
> dari lagu:
> 
> we wish you a merry christmas,
> we wish you a merry christmas,
> and a happy new year.
> 
> > --- "Widyarto Adi Ps." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> 
> Weleh, Wid, tumben anda nongol juga di sini. :-)
> Weeweechu a merry christmas juga.
> 
> Salam,
> 
> Aris.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 





__ 
Yahoo! for Good - Make a difference this year. 
http://brand.yahoo.com/cybergivingweek2005/


 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/