[budaya_tionghua] Re: Mao Tanya
secara umum emang dibilang getu, rahim dingin. Tapi kalu yg ketemu ama yg kompeten gak selalu bilang rahim dingin, ada jg karena pencernaan yg kurang bagus dsbnya. Sinse itu perlu pengalaman ama feeling yg bagus buat diagnosa pasiennya. Kalu di RRT sana seh banyak sinse yg spesialisasi, jg obatnya murah2 ama biaya periksanya murah. Kasus2 org yg ke dokter gak hasil tapi sukses di sinse banyak, temen ada satu di GZ yg sukses ke sinse, sinsenya praktek di klinik di daerah Changshou street nama kliniknya Xiguan. Ada jg yg sinse gelap di GZ hehehehehe alias gak ikut ujian negara, cuma bekal dari pengetahuan sama keluarganya. Kalu yg gelap perlu rekomendasi tuh. Tapi yg gelap seh gw bilang cukup manjur jg. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rosiana r05...@... wrote: halo semuanya...salam kenal yah... ada yang tau ga yah..ada yang pernah ke sinshe dan dibilang rahimnya dingin ga sih( untuk perempuan) makanya susah punya anak?? ada yang pernah ngalamin ga? thx New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[budaya_tionghua] Fw: Zhuge Liang dengan kawan dan lawan Zhou Yu dalam Peperangan Zhi Bi
- Original Message - From: H.S. Han To: C.T. Chan Sent: Sunday, November 15, 2009 7:11 PM Subject: Re: Zhuge Liang dengan kawan dan lawan Zhou Yu dalam Peperangan Zhi Bi Zhuge Liang dengan kawan dan lawan Zhou Yu dalam Peperangan Zhi Bi Zhuge Liang, ada yang namakan beliau Kong Ming, atau Zhuge Kong Ming. Seorang berprovinsi Shandong (lahir di Shan-Dong), dan dikubur di Shi Chuan, Cheng-Du. Saya dulu waktu masih mahasiswa berpikir bahwa dalam hidup saya ini saya harap bisa menghormat pada dua orang yang saya puja ialah: Kong Fu Zi dan Zhu Ge-Liang. Syukur keinginan saya ini dapat saya penuhi dalam hidup saya ini. Zhuge Liang sewaktu saya memimpin delegasi ahli kedokteran Belanda berkunjung ke RRT padatahun 1981 dan Kong Fu Zi, saya dengan Shueh Yu berkunjung ke QuFu pada tahun 2007. Zhuge Liang di beri julukan Wo-Long, Wo berarti tidur dan Long artinya naga, atau naga yang tidur. Beliau punya identitas ialah bertopi tao dan selalu memegang kipas putih dan duduk dikreta. Beliau adalah seorang taois, karena itu hidupnya menyendiri di dekat hutan yang sunyi. Tinggal sama dengan saudaranya dan hidup sebagai petani. Seorang taois jarang yang mau aktif dalam kenegaraan, mereka beranggapan tidak mau atas nama kebijakan merebut kekayaan atau berperang untuk kepentingan pribadi, tanpa pandang korban yang besar etc. Jelas Liu Bei dan dua saudara angkatnya baru sesudah ketiga kalinya datang kerumahnya, Zhuge Liang baru mau membantu Liu Bei memimpin untuk membangun kembali negara Han. Kesedian Zhuge Liang untuk membantu Liu Bei, mungkin karena hati Zhuge Liang tersentuh dengan kepribadian Liu Bei yang besedia datang sampai tiga kali kerumahnya dan dengan tenang menunggu beliau sedang tidur, sehingga bangun. Pula beliau tersentuh dengan budi Liu Bei yang baik dan cinta pada rakyatnya. Beliau memperkembangkan strategi peperangan menurut taoisme (berbasis pada Yi-Ching, Patkua), disampingnya itu beliau menemukan senjata peperangan yang banyak jumblahnya (inventor) diantaranya panah yang sekaligus bisa menyembur berturut-turut sepuluh anak panah dengan kekuatan yang mematikan musuh dalam jarak 50 meter. Pula biliau seorang politikus/diplomat yang terhormat dan ahli meteorologi. Beliau juga menulis buku tentang strategi peperangan dan buku beliau juga dibaca oleh para ahli militer dunia, meskipun tidak seternama didunia militer dengan buku peperangan dari Sun Zi. Salah satu politik beliau yang terkenal ialah: bekerja sama dengan Sun Quan berkekuatan 60 000 orang, yang ingin menyerah atas penyerangan dari Cao-cao dengan kekuatan tentara 850 000 orang. Atas keahlian Zhuge Liang Sun Quan mau bekerja sama dengan Zhu Ge Liang yang hanya berkekuatan 10 000 orang. Zhou Yi jendral dan pembatu utama (commander in Chief) dari Sun Quan, seorang jendral yang masih muda tetapi sangat pandai, sebetulnya tidak setuju dengan menyerah pada Cao Cao, maka dengan bantuan Zhuge Liang, Sun Quan setuju berperang yang terkenal dinamakan Zi Bi zhi Zhan Battle of The Redd Cliffs. Baik Zhuge Liang maupun Zhou Yu setuju menggunakan api dalam peperangan ini. Dengan taktik dan strategi yang tepat dari kedua strateg, peperangan ini dapat dimenangkan dengan gemilang. Baik Zhuge maupun Zhou Yu membuat analisa yang teliti kelemahannya tentara Cao Cao yaitu:” mereka memang dalam jumblah yang besar tetapi (1) mereka berasal dari utara dan tidak kenal peperangan dengan kapal, diatas air (naval war). Tentaranya telah capai berhubung baru berekspedisi jauh dan peperangan yang tidak hentinya dan (3) kebanyakan tentaranya adalah tentara yang baru menyerah sehingga kesetiaanya tidak dapat dipercaya. Disampingnya itu Zhou Yu memakai cara-cara yang licin agar Cao-Cao membunuh dua orang Jendralnya yang mengerti peperangan diatas kapal. Semua taktik dan intrik dari Zhou Yu diobsevir dan ditebak oleh Zhuge Liang yang datang sebagai tamu dinegaranya Zhou Yu, dimana peperangan akan terjadi. Dengan ini Zhou Yu menganggap Zhuge Liang sebagai orang yang lebih pandai dari dirinya dan ingin membunuhnya, tetapi tidak sukses. Dapatlah dikatakan dalam persekutuan ini terdapat rivalry dan intrik intrik, terutama dari fihak Zhou Yu untuk membunuh Zhuge Liang. Dalam perjuangan antara kedua comamnder in chiefs ini Zhuge Liang memberikan kontribusinya dengan mendapatkan seratus ribu batang anak panah. Kong Ming juga seoarang ahli meteorologi, beliau tahu bahwa pada hari yang tertentu malam-pagi hari akan sangat berkabut (foggy), maka beliau pakai 20 kapal-kapal dimana diisi penuh dengan orang-orangan yang dibuat dari merang (straw). Dengan kapal ini Zhuge sambil minum teh “menyerbu” tentara Cao Cao dengan keramaian tambur. Tentara Cao Cao kira ini satu penyerbuan, tetapi karena penglihatan tidak jelas, maka dibalas dengan panah. Sesudah hampir pagi kapal itu mundur kembali dan dihitung jumblah anak panah lebih dari 100 000 batang. Dalam peperangan Zhi Bi ini Cao-cao mendapatkan
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan berlalu saja (Confucius) Sabda Suci VII, 16 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] UNDANGAN diskusi # 4 , FORUM BUDAYA di Bandung. 20-11-09. Pelukis Tionghoa, 1930 - 1965
Undangan Forum Budaya, diskusi bulanan ke 4. Thema : JEJAK PELUKIS TIONGHOA INDONESIA dan KARYANYA, PERIODE 1930-1965. Nara sumber : Bpk. Beng Mazmuri. Waktu : Jumat 20 Nopember 2009. Jam 16.00- 19.00. Tempat : Ruang FSRD, UK Maranatha , Jl. Suria Sumantri 65 , Bandung. Pengunjung masuk dari gerbang no 1. Biaya gratis . Semua peminat ditunggu kehadirannya. Salam erat, CCDACS oo Invitation from the Culture Forum, 4th monthly discussion. Subject : TRACES OF INDONESIAN CHINESE PAINTERS AND THEIR CREATIONS , 1930-1965 Speaker : Mr BENG MAZMURI Time : Friday 20th NOVEMBER 2009, At 4.00 - 7.00 PM. Premise : Fine Art and Design dept. Maranatha Christian University, Jl. Suryasumantri 65. Bandung. Entrance through the gate # 1. Free of charge. All parties are welcome. Regards, CCDACS ___
Re: [budaya_tionghua] Pertanyaan :Bahasa leluhur
Gelombang migrasi dari bumi utara ke selatan pada dasarnya bukan hanya satu babak. Mungkin betul pertama kali orang2 dari tiongkok datangnya ke pulau2 di luar jawa, seperti suku dayak di kalimantan, juga di palembang di zaman kerajaan sriwijaya. Budaya mereka2 ini sdh terserap menjadi budaya nusantara, shg banyak orang tak sadar lagi unsur ketionghosannya. Tapi setelah itu masih saja ada gelombang pendatang baru dari Tiongkok, dan gelombang terakhir pendatang yg di luar jawa(sumatra dan kalimantan)memang usianya relatif lebih muda dari gelombang terakhir yg datang ke pulau jawa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Date: Sat, 14 Nov 2009 12:17:10 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Pertanyaan :Bahasa leluhur Tapi kalau dilihat dari situs dan peinggalan sejarah, kayaknya luar Jawa lebih dahulu kedatangan Imigran dari Tiongkok, ini bisa dlihihat dari salah buku berjudul : Budaya Indo China di Persimpangan. Hanya saja tidak dipublikasikan sehingga tidak diketahui oleh masyarakat luas. Sehingga yang lebih populer justru pendatang yang lebih baru. Harus juga diketahui bahwa persilangan budaya antara Tionghoa dan nusantara di Pulau Jawa dan diluar Jawa tidaklah sama. Kalau kita jeli melihat ( tapi tentu butuh waktu ), kita akan melihat bahwa, ada persamaan budaya antara Vietnam ( yang berbatasan dengan Tiongkok, budaya di Pulau Bangka, Poso ( Sulawesi Tengah) dan Bugis ( Sulawesi Selatan). Budaya yang ada di daerah yang saya sebut diatas pada dasarnya berafiliasi ke Tiongkok ( misalnya dalam bercocok tanam, kesenian, kekerabatan dan hal-hal yang berhubungan larangan/pantangan, sedangkan budaya Pulau Jawa berafiliasi dengan Tanah Hindustan/India. Ciri khasnya adalah membuat kasta atau tingkatan masyarakat yang kemudian disedernahanakan menjadi wong cilik ( biasanya yang tertindas dari masa kemasa ) dan wong tidak cilik ( penguasa / diktator ) ini sebenarnya adopsi dari Budaya Hindustan. Bedanya adalah, kalo di India Wong terbagi atas 4 tingkatan ( kasta ) ini lebih parah lagi...:(( Kemudian dalam kehidupan sehari-hari kita juga bisa lihat cara membuat masakan yang kaya akan rempah2 itu dilakukan di Pulau Jawa pada umumnya dan di kecuali Tanah Minang (??), seperti halnya juga dengan di Tanah Hindustan. Di luar Jawa, pola masakannya adalah minimalis sebagaimana yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, tapi tentunya juga sudah dimodifikasi juga sehingga tidak terlalu sama betul dengan di Tiongkok. Tambahan : Kemudian setelah Islam/Kristen, masuk nusantara dan diterima oleh sebagian masyarakat nusantara ( termasuk di Malaysia ), namun mereka tidak semuanya mengadopsi ajaran Islam/Kristen. Mereka masih tetap menjalankan atau setidaknya mempercayai ajaran/tradisi leluhur misalnya sedekah laut, sedekah gunung dan lain-lain yang hingga kini tetap aja berlanjut.istilahnya anjing menggonggong kapilah berlalu...hehehe Saya mau mengatakan bahwa kita ini beruntung karena walau mengadopsi budaya dari mana-mana, kita tidak pernah diklaim mencuri Budaya Hindustan atau Tiongkok. Hanya kita yang sering mengklaim bahwa budaya kita dipatenkan oleh Malaysia...nah suatu saat kalau Malaysia bukan mustahil juga akan melarang penggunaan/serapan bahasa Melayu kedalam bahasa Indonesia . Termasuk penggunaan jenggot yang meniru budaya Arab...hati-hati karena bisa dikomplen ama Orang2 Timur Tengah...hehehe...=)) =)) --- On Sat, 11/14/09, alex ferry alexfe...@gmail.com wrote: From: alex ferry alexfe...@gmail.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Pertanyaan :Bahasa leluhur To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, November 14, 2009, 12:21 AM Karena gelombang imigran tiongkok yang pertama mendarat di pulau jawa usianya lebih tua di bandingkan gelombang imigran tiongkok yg kedua dan ketiga di luar pulau jawa. Gelombang imigran tiongkok terbaru mungkin setelah tahun 2000, akulturasi dan inkulturasi antar budaya tionghoa dan budaya jawa sudah sedemikian pesat sehingga terjadi budaya baru. Salam Alex On 11/12/09, jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com wrote: Mengapa keturunan china di pulau jawa (jakarta sampai surabaya ) jarang ada yang bisa bahasa leluhur (hokian,khe, tio ciu dll) tetapi untuk keturunan china di pulau kalimantan,sumatra (kecuali lampung )dan pulau lainnya bisa bahasa leluhur mereka. Mengapa demikian? Ada yang bisa bantu menjelaskan? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device