[budaya_tionghua] Wayang China, Dalang Jawa...
Permisi, punten, cia ko, numpang lewat! sekedar berbagi.. komentar? huehue [:)] --- http://cetak.kompas.com/read/2010/07/31/03240559/wayang.china.dalang.jaw\ a... http://cetak.kompas.com/read/2010/07/31/03240559/wayang.china.dalang.ja\ wa...%20 Wayang China, Dalang Jawa...Sabtu, 31 Juli 2010 | 03:24 WIB [http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/07/31/3929940p.jpg] KOMPAS/IWAN SETIYAWANWayang potehi dengan lakon Sie Jin Kwie dimainkan oleh kelompok Lima Merpati di Kelenteng Hong Tiek Hian, Surabaya, Jawa Timur. Indonesia adalah negeri silang budaya. Kebudayaan masuk dari luar, diperkaya dan disempurnakan di Nusantara. Demikian pula nasib wayang potehi (bu dai xi dalam Mandarin). Kesenian Tionghoa yang dibawa para pendatang dari Tiongkok dipelihara kaum Peranakan Tionghoa dan kini dilanjutkan oleh para dalang asli suku Jawa. Para dalang Jawa yang menjadi pelestari Wayang Potehi mampu bertutur dalam bahasa Melayu pasar dan dialek Hokkian dengan fasih tak ubahnya seorang Tionghoa. Saya belajar pedalangan potehi sudah 30 tahun lebih. Mendalang sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Tidak punya pekerjaan lain. Mentas di Kelenteng Kampung Dukuh atau pertunjukan keliling jadi sumber penghasilan sehari-sehari, kata Mujiono (55), dalang wayang potehi asal Kampung Dukuh, Kembang Jepun, di Surabaya. Saat ditemui Senin (26/7) petang di jalanan depan Kelenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama, Tangerang, Mujiono baru saja menyelesaikan satu babak pertunjukan lakon Sie Jin Kwie yang berperang ke barat. Sepanjang pertunjukan, puluhan orang peranakan Tionghoa dan Betawi berbaur menonton wayang potehi yang ditampilkan Mujiono. Adegan pertempuran Jenderal Sie Jin Kwie dengan Jenderal Sou Pou Tong ditampilkan Mujiono dengan piawai. Golok terbang dan adu tombak antara Sie Jin Kwie dan Sou Pou Tong berlangsung seru. Penonton menatap serius ke atas panggung menikmati suasana pertempuran yang diiringi musik tradisional Tionghoa. Tangan Mujiono meliuk ke kanan-ke kiri. Boneka potehi saling tebas dan saling pukul seperti adegan film kungfu di tangan seorang Mujiono. Para pemain musik Tionghoa yang mengiringi Mujiono pun ternyata pemuda-pemuda Jawa arek Suroboyo. Er hu, kencrengan, dan pelbagai instrumen dimainkan piawai mengiri dalang Mujiono. Saat pertunjukan selesai, sepasang awak televisi dari Central China Television (CCTV) langsung mewawancara Mujiono. Mereka terkagum-kagum melihat pertunjukan seni Tionghoa yang dimainkan oleh seniman asli Jawa yang menggunakan bahasa non- Mandarin sebagai pengantar cerita. Mujiono membuka cerita bahwa dirinya adalah murid dari Encek Gan Cou Cou asal Fujian yang hijrah ke Surabaya. Saya ngengger sejak SMP sama Encek Gan. Rumah saya di depan kelenteng dan hampir setiap hari saya menonton potehi hingga jatuh cinta. Selanjutnya saya boleh belajar mendalang dan memainkan cerita-cerita klasik seperti Sie Jin Kwie, Sun Go Kong, dan lain-lain. Banyak pesan moral, sifat kesatria, dan kebaikan dalam potehi, ujar Mujiono menceritakan awal ketertarikan dengan potehi. Saat ini dalang potehi yang tersisa boleh dihitung dengan sebelah tangan. Di masa silam, pemerhati budaya Tionghoa, Edie Prabowo Witanto, menjelaskan, pertunjukan potehi menjadi sarana guyub warga Tionghoa dan setempat di kota-kota Pulau Jawa. Tradisi itu luntur seiring kebijakan politik Orde Baru yang pro-Washington. Walhasil, keberadaan Mujiono dan segelintir dalang potehi asli Jawa kini menjadi berkah sekaligus sarana diplomasi publik yang ampuh. Potehi di tanah Jawa menjadi seni Tionghoa dengan cita rasa dan sentuhan seniman asli Jawa. Sungguh sebuah kekayaan budaya Nusantara. Tak ubahnya negeri Jepang menerima dan memodifikasi ragam budaya dari daratan Tiongkok. (Iwan Santosa)
[budaya_tionghua] Re: ritual dan upacara
Hi Snookie, [:)] kebetulan ada beberapa foto tentang sembahyang rebutan di Singkawang nih, tepatnya di http://hakka-singbebas.blogspot.com/2007/10/bulan-tujuh-penanggalan-imle\ k-dalam.html http://hakka-singbebas.blogspot.com/2007/10/bulan-tujuh-penanggalan-iml\ ek-dalam.html [BLOGGER_PHOTO_ID_5117037520460257474] http://bp1.blogger.com/_pRdlDEDdTRQ/RwNeg31hGMI/AWA/CuczF-uCoL4\ /s1600-h/1CoverChiongSiKu.jpg salam, rdt. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, snookie975 [EMAIL PROTECTED] wrote: ni hao, aku lg bikin skripsi ttg upacara sembahyang rebutan atau cioko (zhong yuan jie)-yg diselenggarakan tiap tanggal 15 bulan 7 imlek-, mungkin bisa kasih aku referensi buku2 yg membahas ttg upacara ini. xiexie...
[budaya_tionghua] Re: Budaya Kopi-tiam
Kopi Plok plok plok! terdengar suara tepukan tangan dari seberang. Plok plok plok lagi-lagi suara itu terdengar, beberapa pasang mata yang penasaran celingak celinguk mencari asal suara. Si yang paling mengerti maksud dan tujuan tepukan tangan itu pun menoleh dan menganggukkan kepalanya kepada sang penepuk dari gerobaknya. Tampak si penepuk mengangkat jari telunjuk tengah dan manisnya, lalu mengibaskan telapak tangan sesaat di depan lehernya sendiri. Plap plop, plap plop terdengar suara tutup panci logam yang berbentuk setengah lingkaran dibuka tutup. Kepulan asap pun membumbung tatkala air panas dipindahkan ke ceret yang bercorong kecil. Tak lama kemudian tampak seseorang membawa tiga gelas kecil kopi bertatakan piring logam ke arah ruko sang penepuk tangan yang tadi. Ketika berjalan kembali ke gerobaknya ada si abang yang menepuk bahunya dan berbisik Phui, kopi pancung ya. Dia pun menganggukan kepalanya tersenyum sambil mengiyakan. Namanya bukan Phui atau A Phui, tapi itu nama bekennya lantaran badannya besar dan subur alias thai phui. Gerobak yang berjualan kopi dan minuman di pasar hongkong http://hakka-singbebas.blogspot.com/2006/09/ingat-singkawang-ingat-maka\ nan.html tidak sedikit, tapi dialah yang paling awal memulai jualannya sehari-hari. Apabila hari menjelang sore, biasanya bukan hanya dia sendiri yang mondar-mandir mengantarkan minuman atau mengambil gelas-gelas kosong. Anak-anaknya yang terkadang bercelana biru atau merah turut membantu sang ayah sepulang dari sekolah. Meja-meja kayu di belakang gerobaknya sering ditongkrongi berbagai kalangan. Ada yang hanya sekedar melepas lelah kongkow-kongkow, ada juga para cangkau(makelar) yang kerap cari can(kangtow) sambil bertukar informasi dengan teman-temannya. Ji, mun ade yang nyarik motor bebek grand bilang-bilang ngai ihh pesan si tukang ojek ke penjual kopi di warkop depan terminal. Nanti kalo laku ngai kasih komisi wa lanjut si tukang ojek sambil memakai helmnya dan membayar lembaran ribuan ke si penjual. Ho ba...nyi piong thin ucap si penjual sambil menggayung air panas ke ceret. Keseharian para penjual kopi di kota seribu kuil kurang lebih sedemikian rupa. Di antara mereka ada yang sudah lama bertahan sampai turun temurun, ada juga yang sudah tutup lantas berganti usaha. Namun sejauh mata memandang, masih belum sulit untuk menemukan gerobak atau warung kopi yang tersebar. Warung kopi di sana, tongkrongan dari masa ke masa. Tempat mengadu langkah, para bidak putih hitam. Perantara titipan, dari pesan sampai can. Ajang diskusi, dari gosip sampai fakta. Kata orang, tidaklah susah untuk mengetahui informasi aktual di Singkawang. Bahkan dari skala desa sampai internasional. Caranya? coba deh duduk-duduk di warung kopi sambil menyeruput kopi pancung alias setengah gelas. Ingat ya, kopi pancung bukan kopi pangku. hue..hue.. [:)] -rdt-
[budaya_tionghua] Re: kamsia buat teman2 yg bantu kita semua di Pontianak dan Singkawang
Dear Kang Ardian, sama-sama kamsia berat e, terima kasih sudah berkenan bertandang ke tempat kami yang sederhana dan apa adanya. Mohon maaf apabila ada kekurangan yang terjadi selama kita mengarungi waktu , menjelajahi kota seribu kuil. Semoga pengalaman beberapa hari di Singkawang itu bisa berkesan dan bermanfaat di kemudian hari. Salam, Rudi. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: kamsia berat buat : 1. Rudi Dustika Teja yg mo jadi tour guide, booking hotel di Singkawang, membantu persiapan penelitian di Singkawang 2. Julie Lau ataw yg dikenal sbg Juleha yg mo bantu confirm bookingan hotel, bantu cari mobil sewaan en jgn lupa buku2nya jg yg buat perpustakaan BT 3.Hendy Lie yg berjasa bantu kita akses ke panitia en ketempat walikota Singkwang pak Hasan Karman dan menemani kita selama di Singkawang 4.bp.Jack Mulyana yg bantu kita cari hotel di Singkwang jg transportasi Pontianak- Singkawang 5.bp.Nusantio yg banyak bantu kita di Singkawang, juga bantuan transportasi dari Singkawang ke Pontianak 6.bp.Joni yg bantu kita di Pontianak jg pertemukan kita sama bp.FX Asali sama ibu Evie yg mantan (?) anggota DPRD 7. bp.Chin Miao Fuk selaku ketua panitia Cap gome 8. mbak Euginie Wu yg buka akses tatung di Yam Tong dan menemani kt semua pas di Singkawang 9. William yg jg buka akses tatung di Singkawang 10.bp.Tetiono yg melalui bp.Jack membooking hotel di Singkawang 11.seluruh pengurus panitia Capgome 12.bp.Wijaya dari MABT atas sumbangan pengetahuannya tentang capgome di Singkawang 13.seluruh anggota PERMASIS 14. orang tua Rudi yg ngundang kita makan malam yg enak dirumah Rudi 15. bp.FX Asali yg bersedia meluangkan waktu utk bertemu dgn kita semua di hotel Gajahmada Pontianak 16.bp.Amrin yg mau menjemput saya dan mengantarkan kita semua ke bandara Pontianak 17.bp.John Bamba dari Dayakologi yg mau sharing pengetahuan tentang dayak sama kita semua 18. Bp. Fang Jinqiang selaku tatung yg mau membagi pengetahuannya kpd kita 19.bp.Hidayat selaku pemilik hotel Restu yg mau membantu kita semua pas saat kekurangan kamar 21.bp.Hasan Karman selaku walikota Singkawang yg bersedia meluangkan waktu utk bertemu kita semua 20.juga org lain yg tidak dapat disebutkan semua Mohon maaf jika nama tidak sesuai urutan atau salah tulis dan jg jika ada yang terlewatkan
[budaya_tionghua] Re: Kebenaran Pelaku Tiao Tang (Tang Ki) di mata orang awam
Salam sejahtera, kebetulan ada beberapa foto tentang Cap Go Meh Singkawang tahun lalu di sini : http://hakka-singbebas.blogspot.com/2007/03/minggu-4-maret-2007-singkawang-begitu.html Semoga berkenan. Salam, rdt --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdri.Julia, sepanjang yang saya amati tangsin di luarnegri yang belum memiliki sentuhan dengan budaya lain, tidak ada prosesi yang menggigit binatang seperti yang ada di Singkawang. Walau tidak dipungkiri ada sekte-sekte atau perguruan tertentu yang menggunakan darah ayam jantan dalam pembuatan jimat mereka, tapi darah itu diambil dari luka jengger ayam jantan tersebut, yang mana ayam tersebut tidak dibunuh. Biasanya darah ayam itu diambil untuk kasus-kasus yang gawat, seperti melawan ilmu hitam. Untuk kasus yang anda ceritakan yang menggigit binatang atau memakan binatang, mungkin jika anda lihat tatung tersebut memakai bulu burung enggang ( CMIIW ) sebagai ciri khas tatung yang dirasuki oleh dewa atau sesepuh dari orang Dayak. Jika anda perhatikan, bahkan ada tatung yang menggunakan simbol tulisan dari agama tertentu dan konon tatung tersebut dirasuki oleh roh dari penganut agama tersebut. Jadi anda bisa bertanya, apakah tatung tersebut dirasuki oleh dewa orang Tionghoa atau bukan ? Tapi saya yakin tatung tersebut tidak dirasuki dewa Tionghoa. Mengenai fungsi ke 6 yaitu penyeimbang, kepala desa bisa dipilih oleh penduduk setempat atau karena sebagai sesepuh, bisa juga ditunjuk oleh penguasa daerah. Tapi tangsin itu ditunjuk atau dipilih oleh dewa. Jadi jika kepala desanya macam-macam, tangsin itu yang maju. Tapi jika tangsin itu juga macam-macam, artinya melanggar moral, seperti memperkosa orang, memperkaya diri, si kepala desa bisa menangkap tangsin itu. Hormat saya, Xuan Tong
[budaya_tionghua] Re: mohon bantuan
Halo Phang, kalau mau cari info tentang kota Singkawang, bisa mengunjungi site www.singkawang.us . Ada juga milis singkawang@yahoogroups.com , setahu saya tentang kehidupan masa lalu di Kal Bar di sana pernah mendiskusikan tentang Republik Lan Fang dll. Salam, Rudi http://hakka-singbebas.blogspot.com --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alim sudio bumilangit2002@ wrote: dear teman-teman tionghua saya sedang menulis sebuah cerita fiksi dengan latar belakang kehidupan pemain opera cina (tio ciu pan) di masa lalu, di Indonesia (lebih baik lagi kalau di Kalimantan barat), saya membutuhkan sejumlah data tambahan, adakah yang bisa membantu saya? saya ke gramedia, untuk mencari sejumlah literatur tentang kota singkawang dan Pontianak, namun disana juga tidak ada sama sekali, ada yang bisa memberi informasi dimana saya bisa mendapatkan data literatur yang lengkap tentang hal ini salam aphang Tulisan dan buku-buku mengenai sejarah, budaya dan kota Pontianak serta Singkawang memang terbatas dan agak jarang diterbitkan, apalagi tentang kehidupan dan budaya orang-orang Tionghoa yang hidup disana. Disini saya coba memberikan sedikit daftar buku-buku (bibliografi) yang sekiranya mungkin bermanfaat , walaupun tidak spesifik seperti yang diharapkan. Saya hanya dapat menginformasikan beberapa daftar buku tetapi tidak mengetahui semua tempat atau toko buku untuk mendapatkannya. Chinese Indonesians Remembering, Distorting, Forgetting editors: Tim Lindsey, Helen Pausacker Paperback: 242 pages Publisher: Monash Asia Institute 2005 Kumpulan karangan dari beberapa penulis dan salah satu penulisnya adalah Mary Somers Heidhues, yang menulis tentang sejarah orang Tionghoa di Kalimantan Barat. Didapat di toko buku Kinokuniya, Amazon.com atau Select Books (Singapore) Chinese Democracies A study of the Kongsis of West Borneo (1776-1884) Author : Dr. Yuan Bingling Publisher: Research School of Asian, African, and American Studies Universiteit Leiden, The Netherlands, 2000. 354 pages. Dr. Yuan Bingling adalah seorang wanita peneliti sejarah dari Tiongkok (University of Xiamen) yang mendapatkan PhD dari University of Leiden. Buku ini adalah sebuah studi yang lengkap tentang sejarah Republik Kongsi (Republik Lanfang) dan serta kelembagaannya yang berakar pada tradisi masyarakat Tionghoa disana. Agak sulit mendapatkannya di Indonesia tapi bisa didapat atau dipesan di toko buku Select Books (Singapore), Tanglin Shopping Centre (http://www.selectbooks.com.sg/), Email: [EMAIL PROTECTED] Orang Cina Khek dari Singkawang Pengarang: Hari Poerwanto Penerbit: Komunitas Bambu 2005, 412 halaman Bisa didapat di toko buku Gramedia atau Gunung Agung (TGA) atau di penerbitnya langsung di Depok, telp. 021-7755462. e-mail: [EMAIL PROTECTED] Buku ini tidaklah terlalu baik, karena terlalu banyak statistik, retorika-retorika Orba, prejudice dan lampiran-lampiran kebijaksanaan Orde Baru yang diskriminatif terhadap warga Tionghoa, serta menyudutkan orang Tionghoa dengan selalu menekankan stereotyp negatifnya. Pengarangnya adalah seorang Guru Besar Antropologi dari UGM dan bukan orang Kalbar serta tidak menguasai budaya, adat istiadat dan bahasa Tionghoa (dan tidak pernah tinggal di Singkawang), kebanyakan berupa kutipan-kutipan dari literatur sekunder dan bukan berdasarkan penelitian langsung. Kadang-kadang juga tidak ada kaitannya dengan orang Tionghoa Singkawang, tetapi mengaku bahwa buku ini diklaim merupakan buku serius pertama tentang orang Cina Khek di Singkawang. Tetapi mungkin ada beberapa angka statistiknya yang dapat dimanfaatkan dari buku ini. Perspektif Sejarah Berdirinya Kota Pontianak Disusun oleh tim Pemkot Pontianak: Drs. Ansar Rahman, H. Ja' Achmad, Muhadi Penerbit: Romeo Grafika Pontianak, 2000, 236 halaman Buku ini mengisahkan sejarah berdirinya kota Pontianak yang didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadri, seorang keturunan Arab yang berasal dari Hadramaut, Yemen pada abad ke 18. Jadi lebih banyak menceritakan sejarah keturunan Alkadri, tetapi buku ini juga menceritakan keadaan dan sejarah kota Pontianak sejak jaman dahulu serta dihiasi dengan beberapa foto. Dapat kontak dengan penerbitnya di Pontianak, telp. (0561) 730894- 744129 Tanah Mandor Bersimbah Darah Perjuangan Rakyat Kalimantan Barat Di Masa Pendudukan Jepang Pengarang: Syafruddin Usman Penerbit: Koperasi Mahasiswa Universitas Tanjungpura, 1996 Buku ini mengisahkan Kalimantan Barat pada waktu masa pendudukan Jepang (1942-1945), dimana banyak warga Kalimantan Barat (Dayak, Melayu dan Tionghoa) menjadi korban kekejaman tentara Jepang dan dibunuh di Mandor (21000 orang). Peristiwa Mandor ini sampai kini tidak pernah disebutkan
[budaya_tionghua] Re: Salam kenal. - immigrasi Hakka
Wah terima kasih banyak infonya Pak Andreas =) , sungguh menambah wawasan . Pak Andreas, dari yang saya ceritakan itu hanyalah secuil cerita sederhana yang pernah dituturkan oleh Kakek saya, dan saya sendiri masih kurang begitu mengetahui sejarahnya secara mendalam =). Nah soal mereka datang ke sini waktu itu volunteer apa nggak saya juga kurang tahu pasti, karena kakek saya sendiri waktu itu dibawa oleh orang tuanya ketika masih anak2. Pak Andreas kalau berkesempatan datang ke Singkawang aja =) , mumpung sebentar lagi cap go meh di sana dengan atraksi2 tatung. Saya rasa pasti bisa mewarnai pengetahuan Hakka kita. Dan, setuju sekali dengan Pak Andreas , Jangan pernah melupakan upaya nenek moyang Terima kasih banyak Pak Andreas. Salam, Rudi. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA [EMAIL PROTECTED] wrote: Thanks - saya hanya ingin tahu - sebab banyak orang Hakah juga naik perahu layar [sebelum 1900] merantau sampai kedaerah Caribean diAmerica. Yg saya ingin tahu adalah catatan pendatangan [registrasi penumpang2] dan caranya mereka masuk/mendarat Yg telah saya pelajari dari penyelidikan kaum ahli - DiHK/ Macau dan bbp kota lain diChina selatan - Kwantung ada bbp agent2 yg mendapat tugas untuk mencari kuli kerja untuk perkebunan, mining etc. [caranya controversial bisa beli, kidnap etc] - karena penduduk setempat pribumi America sudah dimusnakan sampai habis dan perkebunan gula berkembang. Jaman immigrasi dari China juga jaman setelah budak2 dari africa dilarang dan dibebaskan. Nenek moyang kita ditransport sebagai cargo - cargo manusia. Karena itu mereka dicatat hanya nama dan nomor cargo individue tsb. Jikalau ini tidak ada kesalahan administrasi - cargo itu dapat turun kapal dgn nama aslinya sejak kelahiran. Tetapi maklum cargo transport bisa salah dan surat yg dibawa tidak sesuai dgn cargonya - disini mereka dipaksa memakai nama yg dicatat dlm surat cargo - tetapi nama aslinya hanya dipakai didalam keluarga. Lucu utk jaman sekarang menyedihkan utk jaman kuli tsb - sebab mereka memang bukan budak tetapi kuli paksa atau rodi. Penghidupan kuli paksa tidak berbeda dgn penghidupan budak. Apalagi sewaktu pemerintah Qing sudah mulai jatuh dan nilai penduduknya tidak ada. Penduduk hakka didaerah Caribean ini juga masih fasih memaki bah hakka - dan jikalau diSuriname - bah ini dipakai didalam pemerintah dan bukan bah. mandarin. DiSuriname juga penduduk Jawanya dikidnap ditangkap etc dan dijadikan kuli paksa - dan ini pada permulaan abad ke 20.- Bah. Jawa juga merupakan bah. pemerintah dan bukan bah. Indonesia. Bagusnya mereka sudah ada catatan sipil - tetapi tetap cargo bisa salah maklum administrasi tangan. Kalau menurut catatan kamu - orang haka yg masuk Kalimantan adalah volunteer - bayar sendiri. Mereka mencari future. Ini sangat langkah sebab sedikit yg berani menentang kebudayaan dan menghadapi masa depan yg tak tertentu tsb. Apalagi harus menyeberang lautan yg besar. Karena itu harap kalian jangan melupakan daya upaya nenek moyang kalian. Menurut kebudayaan dari KungTze - OT kita bersedia berkorban untuk keturunannya agar keturunannya dapat hidup makmur - dan ini sangat berlainan dgn kebudayaan barat/kristen dari suku2 Europah dimana yg penting adalah mereka yg merantau yg ingin menjadi makmur. Ini perbedaan kecil dimata kalian yg membuktikan - kekuatan kebudayaan nenek moyang kita. Sudah pada tempatnya jikalau mereka dihormati dalam bulan ini. Kalau menurut tradisi jaman kini orang america sekarang juga menghormati roots mereka - dan tidak perlu malu jikalau nenek moyang kita adalah budak atau bangsa camar [hindu] atau kuli paksa dari China. Mereka bukan setan2 tetapi manusia yg bersedia berkorban. Andreas ajet_idur [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear sdr Andreas, terima kasih atas postingnya :) . Rata-rata yang tinggal di Singkawang masih fasih berbahasa Hakka. Dan soal generasi ke berapa, sangat variatif. Saya sendiri dulu pernah tanya-tanya ke Kakek tentang riwaya beliau, ternyata beliau waktu masih kecil(di bawah 10 tahun) dibawa oleh orang tuanya(moyang saya) naik kapal dan sampai di pedalaman Kalimantan Barat. Sebagian besar sudah beranak,cucu,cicit dst di sini. (sudah kategori berakar ? :) ) Sdr. Andreas posisinya di mana? sudah pernah ke Singkawang? Silahkan liat-liat Singkawang di blog dan site http://hakka-singbebas.blogspot.com dan http://www.singkawang.us di milis ini Sdr. Hendy Lie juga berasal dari Singkawang :) . Terima kasih. Salam, -rdt- www.friendster.com/cukheliang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA mihardja@ wrote: sdr Rudi, ingin tahu Darimana ini ket. Hakka ini. Apakah mereka masih memakai bah. Hakka atau sudah melupakannya. Yg tahu ket. Hakka banyak diBangka dan Bilitung dan juga banyak yg yinggal di daerah caribean - kepulauan di America tengah - seperti Trinidad - dan semua berasal dari jajahan Ingeris. Juga dikepulauan pacific banyak suku
[budaya_tionghua] Re: Salam kenal.
Dear sdr Andreas, terima kasih atas postingnya :) . Rata-rata yang tinggal di Singkawang masih fasih berbahasa Hakka. Dan soal generasi ke berapa, sangat variatif. Saya sendiri dulu pernah tanya-tanya ke Kakek tentang riwaya beliau, ternyata beliau waktu masih kecil(di bawah 10 tahun) dibawa oleh orang tuanya(moyang saya) naik kapal dan sampai di pedalaman Kalimantan Barat. Sebagian besar sudah beranak,cucu,cicit dst di sini. (sudah kategori berakar ? :) ) Sdr. Andreas posisinya di mana? sudah pernah ke Singkawang? Silahkan liat-liat Singkawang di blog dan site http://hakka-singbebas.blogspot.com dan http://www.singkawang.us di milis ini Sdr. Hendy Lie juga berasal dari Singkawang :) . Terima kasih. Salam, -rdt- www.friendster.com/cukheliang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA [EMAIL PROTECTED] wrote: sdr Rudi, ingin tahu Darimana ini ket. Hakka ini. Apakah mereka masih memakai bah. Hakka atau sudah melupakannya. Yg tahu ket. Hakka banyak diBangka dan Bilitung dan juga banyak yg yinggal di daerah caribean - kepulauan di America tengah - seperti Trinidad - dan semua berasal dari jajahan Ingeris. Juga dikepulauan pacific banyak suku Hakka dan diTaiwan ada bbp desa yg chusus adalah suku ini. Apakah suku kalian masih 1st, 2nd generation ataukah sudah berakar didaerah kalian. Andreas Rudi Dustika Teja [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam sejahtera, senang sekali bisa bergabung ke budaya_tionghua. Saya sangat menyukai kisah-kisah klasik tiongkok serta sejarah berbagai budaya tiongkok. Nama saya Rudi, berasal dari Singkawang, Kalimantan Barat. Hidup dan besar dalam lingkungan khek(hakka). Demikian perkenalan singkat saya, semoga berkenan untuk penghuni milis budaya_tionghua . Dan tak lupa juga saya ucapkan : Selamat merayakan tahun baru Imlek Gong Xi Fa Cai Kiung Hi Sin Nyien Terima kasih. Salam, -rdt- http://hakka-singbebas.blogspot.com - Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail QA for great tips from Yahoo! Answers users. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]