[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" wrote: > > Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari > China! > AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang > menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini > adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, > akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar > gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara > industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau > sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? > MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan > pencerahan pada kita semua di sini. > > Salam, > > Erik > \ > -- > In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: > Wah topik bagus. > Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir > melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang > datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di > jakarta. > Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia > (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari > china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor > relasi mereka di china daratan > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > \ > -> > -Original Message- > > From: "east_road" east_road@ > > Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? > > > > Dear all, saya membuka forum diskusi baru. > > AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran > tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. > jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada > didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. > > Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk > menghadapi era tatangan dari AFTA ? > > >
[budaya_tionghua] Re: Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor Kodok"...
menurut saya begitu sih. Ditambah lagi saat itu Lehman jatuh, beberapa bank di Eropa dan AS jatuh (malah negara Iceland bangkrut), AIG goyang, hampir seluruh Wall Street (dan Amerika) lagi kebingungan hampir ambruk, dst, dst. Menurut saya yang jadi masalah bukan Bail Out tidaknya Bank Century, tapi ke mana duit 6,7 triliun itu, dan bagaimana bisa dialirkan sebanyak itu, bukannya persetujuannya cuma 1,3 triliun? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: > > Ah kayaknya makin pikun nih opa satu ini. Lupa apa saat itu udah 5 bank > listnya yg beredar dlm kondisi semaput mirip century, klo century ga ditake > over saat itu bank2 laen bakal di rush juga n dampaknya bakal kayak 98. > Sampe2 org ga bersalah yg cuma meneruskan info aja ditangkap. > -Original Message- > From: "HKSIS" > Date: Fri, 20 Nov 2009 10:30:23 > To: HKSIS > Subject: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor > Kodok"... > > Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal > "Profesor Kodok"... > > Inggried Dwi W > Ekonom Kwik Kian GieKamis, 19 November 2009 | 15:27 WIB > Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary > > > JAKARTA, KOMPAS.com Ekonom Kwik Kian Gie berpendapat, alasan bail-out Bank > Century karena kekhawatiran akan menimbulkan dampak sistemik terhadap sistem > perbankan hanya sebuah kamuflase. Dampak sistemik akan terjadi jika bank yang > dibiarkan bangkrut meninggalkan utang dalam jumlah besar terhadap bank-bank > lain. Kenyataannya, berdasar data yang ia miliki, Century justru memiliki > tagihan pada bank-bank lain. > > Pernyataan seorang profesor (tanpa menyebut nama), bahwa dampak sistemik > berkaitan dengan psikologis bank dan nasabah, dikritik keras oleh mantan > Menteri Ekuin ini. Ia menyebut hal itu sebagai pernyataan seorang "profesor > kodok" yang hanya tahu teori dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya. > > Kwik lantas menganalogikannya dalam sebuah cerita. "Di pinggir kali, ada anak > berusia 5 tahun, seorang profesor, dan anak jalanan berumur 14 tahun yang > setiap hari ada di pinggir kali itu. Anak 5 tahun tanya ke profesor, 'Berapa > kali lompatan yang dibutuhkan kodok untuk melompat ke seberang kali?" > tuturnya, pada diskusi Membongkar Skandal Bank Century, Kamis (19/11) di > Gedung DPR, Jakarta. > > Ia melanjutkan, "Si profesor kodok menjawab, 'Kita lihat lebar diukur berapa > senti kemudian dikalikan dengan panjangnya, baru tahu berapa lompatannya'. > Jawaban profesor ini dibantah oleh anak 14 tahun. Anak itu bilang, 'Bapak > salah, yang saya lihat hanya dua kali. Karena, setelah melompat sekali dan > menyentuh air, kodoknya akan berenang. Kemudian, dia melompat sekali lagi ke > daratan," papar Kwik. > > Dari cerita tersebut, Kwik ingin menggambarkan bahwa si anak yang berusia 14 > tahun lebih mengetahui dari apa yang dilihatnya di lapangan dibandingkan sang > profesor. "Menteri yang profesor kodok, tanpa tahu lapangan, cuma tahu > hitung-hitungan. Saya enggak tahu, pura-pura bodoh atau bodoh betul," katanya. > > Kemudian, ia menguraikan, hanya bank-bank tertentu yang jika dibiarkan > bangkrut akan berdampak sistemik. Bank-bank tersebut di antaranya bank > multi-nasional. "Kalau Bank Century, tidak ada bank-bank lain yang > menempatkan uangnya di sana sehingga tidak mungkin ada dampak sistemik," kata > Kwik. >