Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
Saya hanya ingin memberikan komentar sedikit mengenai bah Mandarin. Bahasa ini memang katanya universal utk semua China : Taiwan, Hongkong, Macau, Singapore dan Mainland China sendiri dari Beijing sampai Urumchi. Tetapi oleh karena disetiap daerah ada logat2 lain penggunaan perkataan meskipun ditulis sama di-ucapkannya berlainan. Ump.nya ini joke antara orang HK dan Taiwan - Orang HK mau makan chiaoche [potsticker] dia tanya siao cie - ie wan suichiau toh sao kuai - semangkok chiaoche berapa duit. Ini orang HK langsung ditampar oleh pelayan tsb - sebab logatnya seolah2 dia bertanya siao cie - sekali tidur main sex berapa duit. Jadi setiap daerah memang lain logatnya sama seperti diJawa kalian dapat menbedakan orang Jawa dan orang Sunda. Saya mau kasih contoh lain anak saya teman2nya ada yg dari Hubei, Wuhan, Shanghai, Taipei, Beijing, HK etc- mereka sewaktu mula2 ketemu jikalau berbicara dgn putonghua [kuoyu] mereka sangat hati2 dan sering menduga maksud teman dgn melakukan confirming questions - utk mencegah misunderstanding seperti orang HK/Taiwan diatas. Mandarin dari Indonesia sering sekali aksennya [inclinasinya] pada tempat yg salah - maklum karena kebiasaan memakai bah. lain jadi juga sumber misunderstanding. Isteri saya bisa memakai Szechuan, HK, hakka dan Taiwan dialect dan karena itu dia juga sangat hati2 memakai putonghua agar jangan misunderstanding. Sekian -- Andreas --- On Sun, 9/28/08, melani chia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: melani chia <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 28, 2008, 6:08 PM sampe di SIngapore JEN = org JUK= daging mereka ngak ngerti?? --- On Sun, 28/9/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, 28 September, 2008, 11:07 PM iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah dan timur tetap Ren. Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada pembagian mahab guru berdasarkan wilayah??? - Original Message From: melani chia <[EMAIL PROTECTED] co..uk> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia Kalau JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ? --- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. .. > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â
Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
sampe di SIngapore JEN = org JUK= daging mereka ngak ngerti?? --- On Sun, 28/9/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, 28 September, 2008, 11:07 PM iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah dan timur tetap Ren. Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada pembagian mahab guru berdasarkan wilayah??? - Original Message From: melani chia <[EMAIL PROTECTED] co..uk> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia Kalau JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ? --- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. .. > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â
Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
Walaupun kemampuannya bukan Mandarin standard, 'hanya' dialek Soetjoan, Hakka, Khek, atau Hokkian, atau bahkan samasekali tidak bisa bahasa Cina, hanya bisa bahasa Indonesia atau bahasa Batak, tetapi kan teman-teman Tionghoa itu samasekali tidak lantas jadi berkurang kebanggaan dan jatidirinya sebagai orang Tionghoa... Wasalam. = - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 28, 2008 8:05 PM Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku... untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang... > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  >  -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - http://www.avg.com Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 9/24/2008 6:51 PM
Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah dan timur tetap Ren. Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada pembagian mahab guru berdasarkan wilayah??? - Original Message From: melani chia <[EMAIL PROTECTED]> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia Kalau JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ? --- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3..  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. .. > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â
Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
Kalau JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya?? --- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. .. > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â
Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
Di Jawa tengah dan timur juga populer ucapan Pek disampaing Bai tuh, meski gurunya bukan dari Sichuan. sedangkan yang ngucapin Ngo juga ada, saya tahu yang dari jawa Timur. menurut mereka ini pengaruh dialek Hokkian??? di jawa gurunya kalau bukan Hokkian biasanya ya Hakka. - Original Message From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 28, 2008 8:05:43 PM Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. .. > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â
[budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
Oh yah, Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan. Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar, daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan. Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua, tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif. Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian. Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar. Contoh dialek Sichuan saya = ngo, dialek standar = wo ratus = pek, dialek standar = bai Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek Sichuan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth, >  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari postingan bapak, sbb : >  > 1.  Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. > 2.  Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar, etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku... untuk mendapatkan pengalaman baru...  > 3.  Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang... > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ? >  > wassalam, > Jhon Siswanto  > Â