Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-29 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Saya hanya ingin memberikan komentar sedikit mengenai bah Mandarin. 
Bahasa ini memang katanya universal utk semua China :  Taiwan, Hongkong, Macau, 
Singapore dan Mainland China sendiri dari Beijing sampai Urumchi. Tetapi oleh 
karena disetiap daerah ada logat2 lain penggunaan perkataan meskipun ditulis 
sama di-ucapkannya berlainan.
Ump.nya ini joke antara orang HK dan Taiwan - Orang HK mau makan chiaoche 
[potsticker] dia tanya siao cie  - ie wan suichiau toh sao kuai - semangkok 
chiaoche berapa duit. Ini orang HK langsung ditampar oleh pelayan tsb - sebab 
logatnya  seolah2 dia bertanya  siao cie - sekali tidur main sex berapa duit.
Jadi setiap daerah memang lain logatnya sama seperti diJawa kalian dapat 
menbedakan orang Jawa dan orang Sunda. 
Saya mau kasih contoh lain anak saya teman2nya ada yg dari Hubei, Wuhan, 
Shanghai, Taipei, Beijing, HK etc- mereka sewaktu mula2 ketemu jikalau 
berbicara dgn putonghua [kuoyu] mereka sangat hati2 dan sering menduga maksud 
teman dgn melakukan confirming questions - utk mencegah misunderstanding 
seperti orang HK/Taiwan diatas. 
Mandarin dari Indonesia sering sekali aksennya [inclinasinya] pada tempat yg 
salah - maklum karena kebiasaan memakai bah. lain jadi juga sumber 
misunderstanding.
Isteri saya bisa memakai Szechuan, HK, hakka dan Taiwan dialect dan karena itu 
dia juga sangat hati2 memakai putonghua agar jangan misunderstanding.
 
Sekian  -- Andreas

--- On Sun, 9/28/08, melani chia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: melani chia <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, September 28, 2008, 6:08 PM











sampe di SIngapore JEN = org JUK= daging
mereka ngak ngerti?? 



--- On Sun, 28/9/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 11:07 PM






iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah 
dan timur tetap Ren.
Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 
pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada 
pembagian mahab guru berdasarkan wilayah???



- Original Message 
From: melani chia <[EMAIL PROTECTED] co..uk>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia








Kalau 
JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ?


--- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM




Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto
 wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. ..
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
>  




 













Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik melani chia
sampe di SIngapore JEN = org JUK= daging
mereka ngak ngerti??



--- On Sun, 28/9/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 11:07 PM








iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah 
dan timur tetap Ren.
Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 
pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada 
pembagian mahab guru berdasarkan wilayah???



- Original Message 
From: melani chia <[EMAIL PROTECTED] co..uk>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia








Kalau 
JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ?


--- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM




Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto
 wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. ..
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
>  



 














  

Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Walaupun kemampuannya bukan Mandarin standard, 'hanya' dialek Soetjoan, Hakka, 
Khek, atau Hokkian, atau bahkan samasekali tidak bisa bahasa Cina, hanya bisa 
bahasa Indonesia atau bahasa Batak, tetapi kan teman-teman Tionghoa itu 
samasekali tidak lantas jadi berkurang kebanggaan dan jatidirinya sebagai orang 
Tionghoa...

Wasalam.

=


  - Original Message - 
  From: Hendri Irawan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, September 28, 2008 8:05 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia


  Oh yah,

  Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
  Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
  daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
  apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

  Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
  bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
  tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

  Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
  Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
  dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
  Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

  Contoh dialek Sichuan

  saya = ngo, dialek standar = wo
  ratus = pek, dialek standar = bai

  Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
  lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
  Sichuan ?

  Hormat saya,

  Yongde

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS)Â yth,
  > Â 
  > Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
  postingan bapak, sbb :
  > Â 
  > 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
  2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
  seluruh jumlah populasi Indonesia.
  > 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
  etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
  dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
  mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku... untuk
  mendapatkan pengalaman baru...  
  > 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
  Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
  sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
  bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang...
  > 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
  di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
  > Â 
  > wassalam,
  > Jhon Siswanto  
  > Â 



   


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - http://www.avg.com 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 9/24/2008 
6:51 PM


Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik Fy Zhou
iya nih, Jen paling populer di jakarta (dan sumatra?), sedangkan di Jawa tengah 
dan timur tetap Ren.
Kelihatannya ada kekhususan2 di setiap wilayah Indonesia, kesalahannya2 
pengucapannya berbeda antra satu wilayah dng yang lain wilayah. apa ada 
pembagian mahab guru berdasarkan wilayah???



- Original Message 
From: melani chia <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 28, 2008 8:27:20 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia


Kalau 
JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya? ?


--- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM


Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto
 wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3..   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. ..
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
>  

 
 


  

Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik melani chia
Kalau 
JEN = ren( orang),ini mandarin dari mana aslinya??


--- On Sun, 28/9/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, 28 September, 2008, 9:05 PM






Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto
 wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. ..
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
>  

 














  

Re: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik Fy Zhou
Di Jawa tengah dan timur juga populer ucapan Pek disampaing Bai tuh, meski 
gurunya bukan dari Sichuan. sedangkan yang ngucapin Ngo juga ada, saya tahu 
yang dari jawa Timur. menurut mereka ini pengaruh dialek Hokkian??? di jawa 
gurunya kalau bukan Hokkian biasanya ya Hakka. 



- Original Message 
From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 28, 2008 8:05:43 PM
Subject: [budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia


Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto
 wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku. .. untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang. ..
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
>  

 


  

[budaya_tionghua] Dialek Sichuan Di Indonesia

2008-09-28 Terurut Topik Hendri Irawan
Oh yah,

Di kota Pematang Siantar bahasanya adalah mandarin dialek Sichuan.
Jadi bukan mandarin Beijing yang standar. Selain di Pematang Siantar,
daerah saya di Aceh juga memakai dialek Sichuan. Tetapi tidak tahu
apakah generasi muda masih paham dialek Sichuan.

Setelah tanya beberapa orang tua yang masih ingat, ternyata guru-guru
bahasa Tionghua yang dikirim ke dua daerah ini (saya hanya tahu dua,
tidak tertutup banyak lagi) ternyata orang-orang Sichuan. 

Saya sendiri mengerti dialek Sichuan secara pasif dan sedikit aktif.
Orang tua saya sendiri kalau berbicara antar sesama selalu memakai
dialek Sichuan. Padahal kalau dirunut leluhurnya berasal dari Meixian.
Dengan anak-anak sih berbahasa hakka dan mandarin standar.

Contoh dialek Sichuan

saya = ngo, dialek standar = wo
ratus = pek, dialek standar = bai

Selain itu intonasi juga beda jauh dengan dialek standar. Rekan-rekan
lain yang dari daerah apakah ada juga yang memakai mandarin dialek
Sichuan ?

Hormat saya,

Yongde




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Akhmad Bukhari Saleh (ABS) yth,
>  
> Terima kasih atas pencerahan bapak, saya ingin mengomentari
postingan bapak, sbb :
>  
> 1.   Menurut Wikipedia Indonesia, berdasarkan sensus penduduk tahun
2000, jumlah populasi Tionghoa Indonesia adalah berkisar 4% - 5% dari
seluruh jumlah populasi Indonesia.
> 2.   Kalau anda datang ke kota kelahiran saya, Pematang Siantar,
etnis Tionghoanya minimal 90 % mampu berbahasa Mandarin (bukan
dialek), bukan 10 %..., bahkan non-Tionghoanyapun bisa berbahasa
mandarin.. bingung ? coba deh jalan-jalan ke kota kelahiranku... untuk
mendapatkan pengalaman baru...  
> 3.   Saya lebih cenderung, kita tidak mendikotomikan masalah
Tionghoa dan non-Tionghoa, lebih baik kita membahas, bagaimana kita
sebagai suatu bangsa, saling bahu membahu membangun negara kita
bersama, niscaya, masalah-masalah turunannya juga akan dikisis/hilang...
> 4. Kalau kita masih ribut yang boten-boten, sementara jurang pemisah
di antara kita makin melebar, apa jadinya bangsa ini ke depan ?
>  
> wassalam,
> Jhon Siswanto  
> Â