Re: [budaya_tionghua] Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

2010-05-24 Terurut Topik Maria Claudia
Itulah masalahnya. Karena ga ada yang berani angkat bicara. Para pemuka agama 
kan ga akan protes karena mereka diposisikan untuk menjadi 'teladan', coba 
kalau kita, umatnya yang ramai-ramai protes, didengar kal ... Kalau aku 
protes sendirian .. siapa juga yang mau peduli 

Maria






From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, May 23, 2010 7:57:24 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

  
Saya kok belum dengar para tokoh agama yg keberatan dng pemaksaan nikah secara 
agama ini? Rupanya para agamawan senang2 saja dpt bantuan negara untuk 
mengumpulkan umat. Dimana nilai2 kejujuran dan ketulusan yg seharusnya 
dijunjung tinggi dlm ajaran  agama???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Maria Claudia claudia_maria_ a...@yahoo. com 
Sender:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Sun, 23 May 2010 00:21:49 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
ReplyTo:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING
  


Surya Paloh itu bener banget. Coba lihat UU Perkawinan. Masa sebelum menikah di 
catatan sipil harus nikah di lembaga keagamaan dulu. Apa urusannya agama dan 
negara? Nenek moyang juga kita juga bisa nikah di catatan sipil tanpa harus 
nikah di gereja. Memangnya kalau nikah di lembaga keagamaan dijamin bakal jadi 
orang beragama? Yang bener adalah waktu mau kawin sibuk cari tempat yang bisa 
mengawinkan, tapi setelah upacara selesai, mungkin lewat tempat ibadat pun 
tidak. Ga bener tuh! Harus ada yang memulai untuk merubahnya.

Salam
Maria



From: ChanCT sa...@netvigator. com
To: tionghoa-net@ yahoogroups. com
Sent: Sat, May 22, 2010 5:43:53 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

  
Setuju! Pengalaman sejarah jangan dilewatkan begitu saja, bahkan banyak 
pengalaman sudah dibayar sangat mahal dengan korban jiwa manusia yang begitu 
banyaknya, ... Jadi, benar-benar harus dijadikan cambuk untuk menuntut 
generasi berikut lebih keras dan berani melihat kenyataan sejarh. Dengan 
berani akui dan betulkan yang salah, untuk maju lebih lebih baik dan jangan 
sampai terulang jatuh korban-korban yang tak diperlukan!

Seandainya kita perhatikan, saat-saat Tong Sien Fu yang meninggalkan 
Indonesia ditahun 1960, sebagaimana saya ketahui, Pemerintah Indonesia saat 
itu menetapkan bagi mereka yang pulang kampung (Hui Guo) lebih dahulu harus 
menandatangani pernyataan TIDAK AKAN KEMBALI KE INDONESIA LAGI, maka 
ketidak berhasilan Tong Sien Fu mendapatkan WNI ada benarnya juga. Tentu 
saya tidak menyangkal kemungkinan hanya karena sang pejabat yang nakal dan 
serakah, setelah gaet 50 juta, merasa KURANG, ingin dapatkan lebih banyak, 
akhirnya Tong balik pikiran setelah kesal-mendongkol melihat busuknya 
birokrasi dinegeri ini. Karena sayapun melihat kenyataan, tidak sedikit 
Tionghoa bisa kembali hidup di Indonesia, sekalipun juga yang pulang 
kekampung tahun 60, bahkan jelas tergolong korban PP-10.

Jadi, Pemerintah yang berkuasa sekarang ini, kudu lebih dahulu dengan TEGAS 
benahi ketentuan-ketentuan yang dirasakan SALAH pemerintah terdahulu dan, 
... benahi birokrasi Pemerintahan, agar setiap pejabat Pemerintah secara 
jujur menjadi pengabdi rakyat yang baik-baik, menjadi KACUNG rakyat yang 
membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya.

Salam,
ChanCT

- Original Message - 
From: Flowing Water syahr...@cbn. net.id
To: tionghoa-net@ yahoogroups. com
Sent: Sunday, May 23, 2010 8:13 AM
Subject: RE: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Kutipan: Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin
naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan
biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an, kata Alan. Awalnya
dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang
dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan
surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS,
katanya.

Membaca ini saya tidak bisa mengelak untuk marah. Apakah ulat2 yang
menjijikkan yang mengatur urusan beginian di kantor2 masih bercokol. Pantes
saja negeri ini terpuruk. Soalnya kebanyakan orang2 bermental b***k yang
bercokol dimana-mana. Alan benar negeri ini bukan hanya kurang bisa
menghargai nilai2 tetapi bahkan TIDAK menghargai nilai2, seperti para
pelatih nasional. Sangat memalukan...

-Original Message-
From: den suta [mailto:sutawiy...@yahoo. com]
Sent: Sunday, May 23, 2010 6:44 AM
To: tionghoa-net@ yahoogroups. com
Subject: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Dear T-neters,

Untuk dapat cepat membangun suatu bagsa dan negara,
harus ada keinginan keras dan mau cepat berubah

Tak cepat berubah takkan sampai ke-mana2. Kayaknya
sudah

Re: 回覆: [budaya_tionghua] Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

2010-05-24 Terurut Topik Maria Claudia
Adik Chan sayang, he he he . so akrab 

Maksud saya juga begitu. Ada banyak orang Tionghoa yang sebenarnya ga punya 
agama, ngakunya Budha tapi doanya apa juga ga tau, mereka cuma percaya Thian, 
tapi Liam Keng juga ga pernah, mereka cuma pegang hio kalau ada anggota 
keluarganya yang meninggal atau pas melayat. Nah, giliran mau kawin, ada 
peraturan harus nikah di lembaga agama, kelabakan deh. Ujung2nya lari ke Budha, 
yang paling dekat dan mungkin paling gampang persyaratannya, atau yang lebih 
modern ke Katolik, supaya masih bisa 'pegang hio' dan nanti ananknya gampang 
cari sekolah. Nah, setelah dapat surat dari vihara atau gereja, apa mereka mau 
ke sana lagi? Mungkin iya kalau mau cerai ., kalau ga sih boro-boro 
.. lewat juga ga .

Selain itu ada masalah yang lebih penting. Masalah kdrt. Tau ga kalau gereja 
Katolik itu ketat banget aturannya. Kalau udah kawin, 
suliit banget untuk cerai apa pun alasannya. Tanpa UU 
Perkawinan itu aja udah susah, ditambah lagi ada aturan itu. Bayangin lho, itu 
korban kdrt, udah tiap hari disiksa suami, mau cerai ke catatan sipil, ga bisa, 
karena diancam terus, lari ke gereja eh  malah disuruh ke 
catatan sipil dulu  Akhirnya menderita seumur hidup ... 
Kasian ga dengernya? Mendingan kita ikutan deh mikiran nasib orang2 yang 
seperti itu. Kasihan kan mereka ga bisa apa2.

Kalau kawin kebo mah bodo aja ceweknya. Yang rugi siapa? Jangan mau dong 
diajakin kawin kebo. Ntar cowoknya kabur, minta pertanggung jawabannya gimana?

Maria






From: ChanCT sa...@netvigator.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, May 24, 2010 12:54:18 AM
Subject: 回覆: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

  
 
Mbak Maria yb,
 
Maksud kalimat terakhir, Harus ada yang memulai 
untuk merubahnya. Itu apa maksudnya, ya? Kan, kalau orang tidak ber-Agama atau 
Agama yang dianut tidak termasuk Agama yang diakui sah oleh Pemerintah, 
misalnya 
Agama Kong Hu Chu dimasa Soeharto berkuasa yang tidak diakui sebagai Agama yang 
sah, itu akibatkan mereka jalankan kawin kebo. Tidak tercatat di catatan sipil, 
karena mereka tidak hendak menghianati Agama yang menjadi 
keyakinannya, atau disuruh ganti Agama untuk tercatat perkawinan 
mereka.
 
Saya SETUJU, jangan libatkan Agama dengan 
NEGARA. Orang kawin apapun Agama-nya tidak ada hubungan denegan catatan sipil, 
CATAT-lah mereka sebagai warga yang melangsungkan perkawinan secara sah. Negara 
tidak usah ikut mencampuri Agama orang yang dianut, berilah kebebasan pada 
masing-masing. Karena kepercayaan dan keyakinan Agama itu sepenuhnya adalah 
masalah pribadi orang, yang tidak seharusnya direcoki oleh 
Pemerintah.
 
Jadi, untuk merubahnya bukan harus ada orang 
yang memulai. Itu sudah banyak orang yang memulai tidak mencatatkan diri 
dicatatan sipil, ... tapi, Pemerintah yang berkuasa harus ambil tindakan untuk 
merubah. Bahkan bubarkan saja itu Dept. Agama, yang katanya hanya jadi sarang 
korup. Biarlah setiap Agama yang ada diurus sendiri oleh Agama 
masing-masing.
 
Salam,
ChanCT
 
- 原始郵件- 
寄件者: Maria Claudia 
收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
傳送日期: 2010年5月23日 15:21
主旨: Re: [budaya_tionghua] Re: PELAJARAN 
  SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING




Surya 
  Paloh itu bener banget. Coba lihat UU Perkawinan. Masa sebelum menikah di 
  catatan sipil harus nikah di lembaga keagamaan dulu. Apa urusannya agama dan 
  negara? Nenek moyang juga kita juga bisa nikah di catatan sipil tanpa harus 
  nikah di gereja. Memangnya kalau nikah di lembaga keagamaan dijamin bakal 
 jadi 
  orang beragama? Yang bener adalah waktu mau kawin sibuk cari tempat yang 
 bisa 
  mengawinkan, tapi setelah upacara selesai, mungkin lewat tempat ibadat pun 
  tidak. Ga bener tuh! Harus ada yang memulai untuk 
  merubahnya.

Salam
Maria



 From: ChanCT 
  sa...@netvigator. com
To:   tionghoa-net@ yahoogroups. com
Sent: Sat, May 22, 2010 5:43:53 
  PM
Subject: [budaya_tionghua] 
  Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

  
Setuju! Pengalaman sejarah jangan dilewatkan begitu saja, bahkan banyak 
 
pengalaman sudah dibayar sangat mahal dengan korban jiwa manusia yang 
  begitu 
banyaknya, ... Jadi, benar-benar harus dijadikan cambuk untuk 
  menuntut 
generasi berikut lebih keras dan berani melihat kenyataan sejarh. 
  Dengan 
berani akui dan betulkan yang salah, untuk maju lebih lebih baik 
  dan jangan 
sampai terulang jatuh korban-korban yang tak 
  diperlukan!

Seandainya kita perhatikan, saat-saat Tong Sien Fu yang 
  meninggalkan 
Indonesia ditahun 1960, sebagaimana saya ketahui, Pemerintah 
  Indonesia saat 
itu menetapkan bagi mereka yang pulang kampung (Hui Guo) 
  lebih dahulu harus 
menandatangani pernyataan TIDAK AKAN KEMBALI KE 
  INDONESIA LAGI, maka 
ketidak berhasilan Tong Sien Fu mendapatkan WNI ada 
  benarnya juga. Tentu 
saya tidak menyangkal

Re: [budaya_tionghua] Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

2010-05-23 Terurut Topik Maria Claudia


Surya Paloh itu bener banget. Coba lihat UU Perkawinan. Masa sebelum menikah di 
catatan sipil harus nikah di lembaga keagamaan dulu. Apa urusannya agama dan 
negara? Nenek moyang juga kita juga bisa nikah di catatan sipil tanpa harus 
nikah di gereja. Memangnya kalau nikah di lembaga keagamaan dijamin bakal jadi 
orang beragama? Yang bener adalah waktu mau kawin sibuk cari tempat yang bisa 
mengawinkan, tapi setelah upacara selesai, mungkin lewat tempat ibadat pun 
tidak. Ga bener tuh! Harus ada yang memulai untuk merubahnya.

Salam
Maria



From: ChanCT sa...@netvigator.com
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Sent: Sat, May 22, 2010 5:43:53 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

  
Setuju! Pengalaman sejarah jangan dilewatkan begitu saja, bahkan banyak 
pengalaman sudah dibayar sangat mahal dengan korban jiwa manusia yang begitu 
banyaknya, ... Jadi, benar-benar harus dijadikan cambuk untuk menuntut 
generasi berikut lebih keras dan berani melihat kenyataan sejarh. Dengan 
berani akui dan betulkan yang salah, untuk maju lebih lebih baik dan jangan 
sampai terulang jatuh korban-korban yang tak diperlukan!

Seandainya kita perhatikan, saat-saat Tong Sien Fu yang meninggalkan 
Indonesia ditahun 1960, sebagaimana saya ketahui, Pemerintah Indonesia saat 
itu menetapkan bagi mereka yang pulang kampung (Hui Guo) lebih dahulu harus 
menandatangani pernyataan TIDAK AKAN KEMBALI KE INDONESIA LAGI, maka 
ketidak berhasilan Tong Sien Fu mendapatkan WNI ada benarnya juga. Tentu 
saya tidak menyangkal kemungkinan hanya karena sang pejabat yang nakal dan 
serakah, setelah gaet 50 juta, merasa KURANG, ingin dapatkan lebih banyak, 
akhirnya Tong balik pikiran setelah kesal-mendongkol melihat busuknya 
birokrasi dinegeri ini. Karena sayapun melihat kenyataan, tidak sedikit 
Tionghoa bisa kembali hidup di Indonesia, sekalipun juga yang pulang 
kekampung tahun 60, bahkan jelas tergolong korban PP-10.

Jadi, Pemerintah yang berkuasa sekarang ini, kudu lebih dahulu dengan TEGAS 
benahi ketentuan-ketentuan yang dirasakan SALAH pemerintah terdahulu dan, 
... benahi birokrasi Pemerintahan, agar setiap pejabat Pemerintah secara 
jujur menjadi pengabdi rakyat yang baik-baik, menjadi KACUNG rakyat yang 
membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya.

Salam,
ChanCT

- Original Message - 
From: Flowing Water syahr...@cbn.net.id
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 23, 2010 8:13 AM
Subject: RE: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Kutipan: Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin
naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan
biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an, kata Alan. Awalnya
dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang
dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan
surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS,
katanya.

Membaca ini saya tidak bisa mengelak untuk marah. Apakah ulat2 yang
menjijikkan yang mengatur urusan beginian di kantor2 masih bercokol. Pantes
saja negeri ini terpuruk. Soalnya kebanyakan orang2 bermental b***k yang
bercokol dimana-mana. Alan benar negeri ini bukan hanya kurang bisa
menghargai nilai2 tetapi bahkan TIDAK menghargai nilai2, seperti para
pelatih nasional. Sangat memalukan...

-Original Message-
From: den suta [mailto:sutawiy...@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 23, 2010 6:44 AM
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Subject: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Dear T-neters,

Untuk dapat cepat membangun suatu bagsa dan negara,
harus ada keinginan keras dan mau cepat berubah

Tak cepat berubah takkan sampai ke-mana2. Kayaknya
sudah merpakan hukum alamno pain mo gainba-
hwa utk, meraih kemajuan apa pun harus ada pengorban-
nan!!

Memang, kata para umat Buddhis, agar bisa hidup baha-
gia, terutama harus berpikir here and now, karena apa
yang sudah lalu gak akan terulang yang sama lagi, dan
karenanya hilangkan rasa takut. Demikian pula, apa yang
akan datang gak usah dikuatirkan, karena blm. tahu apa
yang akan terjadi. Namun, bagi DS belajar sejarah masa
lalu, dan antisipasi masa depan, demi maraih suatu kema-
juan dan kemenangan tetap perlu.

Dalam konteks ini, mungkin artikel kiriman seorang teman
di Canada ini, dapat menjadi contoh nyata yang perlu di-
pelajari, agar gak terulang kejadian yang merugikan...

Silakan...

Salam belajar sejarah,
DS

Sat, May 22, 2010 8:26:18 PM
Fw: Tong Sin Fu
From:
To: REUNION-3-HOUSTON reunion-3-hous...@yahoogroups.com


- Forwarded Message 
From:
Sent: Sat, May 22, 2010 1:18:04 AM
Subject: Tong Sin Fu

TANG HSIN FOE

Mantan pemain nasional Alan Budi Kusuma menganggap negara lain lebih
memberi penghargaan kepada para pelatih bulu tangkis yang berprestasi.

Hal ini diungkapkan oleh Alan mengenai sosok pelatih China kelahiran
Indonesia

[budaya_tionghua] Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

2010-05-22 Terurut Topik ChanCT
Setuju! Pengalaman sejarah jangan dilewatkan begitu saja, bahkan banyak 
pengalaman sudah dibayar sangat mahal dengan korban jiwa manusia yang begitu 
banyaknya, ... Jadi, benar-benar harus dijadikan cambuk untuk menuntut 
generasi berikut lebih keras dan berani melihat kenyataan sejarh. Dengan 
berani akui dan betulkan yang salah, untuk maju lebih lebih baik dan jangan 
sampai terulang jatuh korban-korban yang tak diperlukan!

Seandainya kita perhatikan, saat-saat Tong Sien Fu yang meninggalkan 
Indonesia ditahun 1960, sebagaimana saya ketahui, Pemerintah Indonesia saat 
itu menetapkan bagi mereka yang pulang kampung (Hui Guo) lebih dahulu harus 
menandatangani pernyataan TIDAK AKAN KEMBALI KE INDONESIA LAGI, maka 
ketidak berhasilan Tong Sien Fu mendapatkan WNI ada benarnya juga. Tentu 
saya tidak menyangkal kemungkinan hanya karena sang pejabat yang nakal dan 
serakah, setelah gaet 50 juta, merasa KURANG, ingin dapatkan lebih banyak, 
akhirnya Tong balik pikiran setelah kesal-mendongkol melihat busuknya 
birokrasi dinegeri ini. Karena sayapun melihat kenyataan, tidak sedikit 
Tionghoa bisa kembali hidup di Indonesia, sekalipun juga yang pulang 
kekampung tahun 60, bahkan jelas tergolong korban PP-10.

Jadi, Pemerintah yang berkuasa sekarang ini, kudu lebih dahulu dengan TEGAS 
benahi ketentuan-ketentuan yang dirasakan SALAH pemerintah terdahulu dan, 
... benahi birokrasi Pemerintahan, agar setiap pejabat Pemerintah secara 
jujur menjadi pengabdi rakyat yang baik-baik, menjadi KACUNG rakyat yang 
membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya.

Salam,
ChanCT


- Original Message - 
From: Flowing Water syahr...@cbn.net.id
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 23, 2010 8:13 AM
Subject: RE: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING



Kutipan: Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin
naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan
biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an, kata Alan. Awalnya
dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang
dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan
surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS,
katanya.

Membaca ini saya tidak bisa mengelak untuk marah. Apakah ulat2 yang
menjijikkan yang mengatur urusan beginian di kantor2 masih bercokol. Pantes
saja negeri ini terpuruk. Soalnya kebanyakan orang2 bermental b***k yang
bercokol dimana-mana. Alan benar negeri ini bukan hanya kurang bisa
menghargai nilai2 tetapi bahkan TIDAK menghargai nilai2, seperti para
pelatih nasional. Sangat memalukan...

-Original Message-
From: den suta [mailto:sutawiy...@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 23, 2010 6:44 AM
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Subject: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Dear T-neters,

Untuk dapat cepat membangun suatu bagsa dan negara,
harus ada keinginan keras dan mau cepat berubah

Tak cepat berubah takkan sampai ke-mana2. Kayaknya
sudah merpakan hukum alamno pain mo gainba-
hwa utk, meraih kemajuan apa pun harus ada pengorban-
nan!!

Memang, kata para umat Buddhis, agar bisa hidup baha-
gia, terutama harus berpikir here and now, karena apa
yang sudah lalu gak akan terulang yang sama lagi, dan
karenanya hilangkan rasa takut. Demikian pula, apa yang
akan datang gak usah dikuatirkan, karena blm. tahu apa
yang akan terjadi. Namun, bagi DS belajar sejarah masa
lalu, dan antisipasi masa depan, demi maraih suatu kema-
juan dan kemenangan tetap perlu.

Dalam konteks ini, mungkin artikel kiriman seorang teman
di Canada ini, dapat menjadi contoh nyata yang perlu di-
pelajari, agar gak terulang kejadian yang merugikan...

Silakan...

Salam belajar sejarah,
DS








Sat, May 22, 2010 8:26:18 PM
Fw: Tong Sin Fu
From:
To: REUNION-3-HOUSTON reunion-3-hous...@yahoogroups.com






- Forwarded Message 
From:
Sent: Sat, May 22, 2010 1:18:04 AM
Subject: Tong Sin Fu

TANG HSIN FOE

Mantan pemain nasional Alan Budi Kusuma menganggap negara lain lebih
memberi penghargaan kepada para pelatih bulu tangkis yang berprestasi.

Hal ini diungkapkan oleh Alan mengenai sosok pelatih China kelahiran
Indonesia, Tong Sin Fu atau Tang Hsienhu, yang mendampingi para pemain
negeri itu mengalahkan Indonesia 3-0 pada final Piala Thomas, Minggu
(16/5/2010).

Alan memang dikenal dekat dengan pelatih kelahiran Teluk Betung, Lampung, 13
Maret 1942. Perkenalan terjadi saat Tong melatih di Indonesia pada 1987
hingga 1998. Bayangkan, pada usia setua itu, ia masih diberi kesempatan
duduk mendampingi pemainnya. Padahal setahu saya, ia memiliki masalah dengan
jantungnya, serta memang sejak muda hidup dengan satu ginjal, katanya.

Peraih medali emas olimpiade ini memang merupakan salah satu anak didik
Tong sejak muncul akhir 1980-an. Menurutnya, Tong sebagai pelatih
menanamkan disiplin tinggi buat anak didiknya. Kalau latihan pukul delapan,
dia sudah di lapangan 

Re: [budaya_tionghua] Re: PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

2010-05-22 Terurut Topik zhoufy
Saya juga sering heran, Indonesia ini sangat jual mahal dalam memberi status 
warga negara kpd warga asing. Mungkin menganggap negeri ini adalah satu2nya 
surga di dunia, yg menjadi incaran semua orang? Absurd!

Negeri Amerika saja yg banyak menjadi incaran orang2 dari negeri sedang 
berkembang, sangat bermurah hati dlm hal ini! Setiap tahun diadakan lotere 
greencard, orang yg sdh 10tahun hidup di sana dpt menjadi Warga negara. Anak yg 
lahir disana juga otomatis dpt warga negara.
Australia pun demikian, secara berjangka diadakan pengampunan bagi imigran 
gelap utk mendapat greencard, setelah sekian lama dpt naturalisasi menjadi 
warga negara.
Negeri2 yg banyak menampung imigran terbukti maju di banyak bidang, para 
pendatang ini adalah darah segar dan merupakan aset berharga.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: ChanCT sa...@netvigator.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sun, 23 May 2010 08:43:53 
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re:  PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Setuju! Pengalaman sejarah jangan dilewatkan begitu saja, bahkan banyak 
pengalaman sudah dibayar sangat mahal dengan korban jiwa manusia yang begitu 
banyaknya, ... Jadi, benar-benar harus dijadikan cambuk untuk menuntut 
generasi berikut lebih keras dan berani melihat kenyataan sejarh. Dengan 
berani akui dan betulkan yang salah, untuk maju lebih lebih baik dan jangan 
sampai terulang jatuh korban-korban yang tak diperlukan!

Seandainya kita perhatikan, saat-saat Tong Sien Fu yang meninggalkan 
Indonesia ditahun 1960, sebagaimana saya ketahui, Pemerintah Indonesia saat 
itu menetapkan bagi mereka yang pulang kampung (Hui Guo) lebih dahulu harus 
menandatangani pernyataan TIDAK AKAN KEMBALI KE INDONESIA LAGI, maka 
ketidak berhasilan Tong Sien Fu mendapatkan WNI ada benarnya juga. Tentu 
saya tidak menyangkal kemungkinan hanya karena sang pejabat yang nakal dan 
serakah, setelah gaet 50 juta, merasa KURANG, ingin dapatkan lebih banyak, 
akhirnya Tong balik pikiran setelah kesal-mendongkol melihat busuknya 
birokrasi dinegeri ini. Karena sayapun melihat kenyataan, tidak sedikit 
Tionghoa bisa kembali hidup di Indonesia, sekalipun juga yang pulang 
kekampung tahun 60, bahkan jelas tergolong korban PP-10.

Jadi, Pemerintah yang berkuasa sekarang ini, kudu lebih dahulu dengan TEGAS 
benahi ketentuan-ketentuan yang dirasakan SALAH pemerintah terdahulu dan, 
... benahi birokrasi Pemerintahan, agar setiap pejabat Pemerintah secara 
jujur menjadi pengabdi rakyat yang baik-baik, menjadi KACUNG rakyat yang 
membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya.

Salam,
ChanCT


- Original Message - 
From: Flowing Water syahr...@cbn.net.id
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 23, 2010 8:13 AM
Subject: RE: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING



Kutipan: Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin
naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan
biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an, kata Alan. Awalnya
dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang
dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan
surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS,
katanya.

Membaca ini saya tidak bisa mengelak untuk marah. Apakah ulat2 yang
menjijikkan yang mengatur urusan beginian di kantor2 masih bercokol. Pantes
saja negeri ini terpuruk. Soalnya kebanyakan orang2 bermental b***k yang
bercokol dimana-mana. Alan benar negeri ini bukan hanya kurang bisa
menghargai nilai2 tetapi bahkan TIDAK menghargai nilai2, seperti para
pelatih nasional. Sangat memalukan...

-Original Message-
From: den suta [mailto:sutawiy...@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 23, 2010 6:44 AM
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Subject: [t-net] PELAJARAN SEJARAH, YANG MAHAL TAPI PENTING

Dear T-neters,

Untuk dapat cepat membangun suatu bagsa dan negara,
harus ada keinginan keras dan mau cepat berubah

Tak cepat berubah takkan sampai ke-mana2. Kayaknya
sudah merpakan hukum alamno pain mo gainba-
hwa utk, meraih kemajuan apa pun harus ada pengorban-
nan!!

Memang, kata para umat Buddhis, agar bisa hidup baha-
gia, terutama harus berpikir here and now, karena apa
yang sudah lalu gak akan terulang yang sama lagi, dan
karenanya hilangkan rasa takut. Demikian pula, apa yang
akan datang gak usah dikuatirkan, karena blm. tahu apa
yang akan terjadi. Namun, bagi DS belajar sejarah masa
lalu, dan antisipasi masa depan, demi maraih suatu kema-
juan dan kemenangan tetap perlu.

Dalam konteks ini, mungkin artikel kiriman seorang teman
di Canada ini, dapat menjadi contoh nyata yang perlu di-
pelajari, agar gak terulang kejadian yang merugikan...

Silakan...

Salam belajar sejarah,
DS








Sat, May 22, 2010 8:26:18 PM
Fw: Tong Sin Fu
From:
To: REUNION-3-HOUSTON reunion-3-hous