[budaya_tionghua] Re:Timbulnya perpecahan umat Tridharma >anggapan perpecahan di kalangan tionghwa

2009-03-24 Thread Joao Kho
Saya coba kembalikan Judul postingan ke Timbulnya perpecahan umat Tridharma 
yang kurang cocok diganti dgn kalangan tionghwa.

Sebenarnya perubahan / perpecahan itu memang tidak perlu dikuatirkan, karena 
sesuai dengan perumpamaan: Bersatu lama akan terpecah, Terpecah lama akan 
bersatu kembali.

Tetapi pointnya bukan disana, didalam kasus ini banyak kelompok yang mempunyai 
kepentingan, dan memciptakan berbagai masalah yang sudah tidak sehat lagi.

Kedua, saya rasa inti ajaran dari KHC, Dao dan Budha tidaklah sama walaupun 
menghasilkan tujuan yg bisa kita katakan sama.

Ketiga, sesuai dengan semangat budaya tionghua, rasa kekeluargaan dan toleransi 
seharusanya hal tersebut memang sudah seharusnya diselesaikan dengan musyawarah 
dan toleransi. Tetapi faktanya dilapangan tidaklah demikian, sebagai contoh: di 
satu cetiya/bio yang hampir 100% pengurus dan umat pengen kembalikan yayasan ke 
naungan MATAKIN, tetapi dilaporkan oleh yayasan buddhis ke aparat hukum dgn 
alasan banyak suara yang menolak keputusan tersebut, dan menyuruh sekelompok 
orang tak dikenal didaerah tersebut untuk ikut campur dalam rapat pengurus 
cetiya/bio. Jadi permainannya sudah mulai kasar.

Keempat, ini bukan hanya masalah agama sebagai alat transportasi, tetapi sudah 
ketingkat elit (politik/pempinan) pusat yang sedang beradu kekuatan untuk 
menarik massa maupun sumber rezeki. 

Sebenarnya masalah tersebut tidak berpengaruh terhadap umat awam dalam jangka 
pendek, karena toh kepercayaan adalah hak masing2 orang. Dan di bio yang sama 
mereka tetap bisa melakukan penghormatan kepada Buddha dan Dewata yang di 
yakininnya. Tetapi dalam jangka panjang, maupun melihat kembali ke topik 
"Dewata dipaksa pindah Agama". Dan tindakan lebih lanjut di daerah sekitarnya.. 
sudah terjadi pemaksaan tertentu .

Salam damai,
Joao Kho


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karna Hasim  wrote:
>
> Menurut saya perpecahan di kalangan Tiong Hwa tidak perlu ditakutkan, karena 
> nanti juga akan menemukan titik keseimbangan yang baru yang akan menuju 
> harmoni.
> 
> Perubahan nama dari Bio, Kelenteng menjadi Vihara terjadi karena campur 
> tangan pemerintah yang dulu yang ingin menghapuskan kebudayaan tiong Hwa dari 
> bumi Nusantara yang kita cintai ini. Tapi menurut saya inti ajaran dari KHC, 
> Dao dan Budha adalah sama yang berbeda hanya ritualnnya saja. Juga dengan 
> agama2 yang lain jika diambil intisarinya akan menuju ke satu kesimpulan 
> yaitu mencari kebahagiaan lahir & batin, dunia & akhirat. 
> Jadi menurut saya tidak perlu dipertengkarkan & dicari2 perbedaannya.
> 
> Ibarat orang yang ingin menyeberangi sungai, agama adalah alat 
> transportasinya, ada yang menggunakan perahu besar, ada yang menggunakan kano 
> atau malah ada yang ingin berenang, pilihan bebas ditangan individu masing2., 
> yang penting jangan merasa paling benar dan menyalahkan yang lain.
> 
> Salam bahagia
> Namastee
>




[budaya_tionghua] Re:Timbulnya perpecahan umat Tridharma >anggapan perpecahan di kalangan tionghwa

2009-03-29 Thread ardian_c
bio atau kelenteng di asia tenggara dan chinatown dinegara lainnya memiliki 
fungsi yg unik yaitu SENTRA KOMUNITAS, makanya gak aneh kalu bio yg dibangun 
ame org zhang zhou bisa ada dewa lain yg masuk yg bukan dewa org zhang zhou. Jg 
buat agama lain seperti misalnya Buddha/Kwan Im bisa masuk berdampingan dgn 
Taishang Laojun/Xiantian Shangdi dsbnya.

Mereka yg dibio jg gak mikir pangkat dewanya itu sederajat or tidak getu, but 
yg jelas ada pakem yg STANDAR !
biar itu dewa kelas rendah kayak toapekong tapi kalu itu tuan rumah, mo dewa 
setinggi langit jg minggir disampingnya.
itu namanya menghormati !! bukan AROGAN !

itu sekilas sebagian inti budaya kelenteng yg ada !!!
sayangnya gw bukan sapa2 huehehehehehe jadi ya suara gw gak kedengeran bang 
jokk


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Joao Kho"  wrote:
>
> Saya coba kembalikan Judul postingan ke Timbulnya perpecahan umat Tridharma 
> yang kurang cocok diganti dgn kalangan tionghwa.
>
> Sebenarnya perubahan / perpecahan itu memang tidak perlu dikuatirkan, karena 
> sesuai dengan perumpamaan: Bersatu lama akan terpecah, Terpecah lama akan 
> bersatu kembali.
>
> Tetapi pointnya bukan disana, didalam kasus ini banyak kelompok yang 
> mempunyai kepentingan, dan memciptakan berbagai masalah yang sudah tidak 
> sehat lagi.
>
> Kedua, saya rasa inti ajaran dari KHC, Dao dan Budha tidaklah sama walaupun 
> menghasilkan tujuan yg bisa kita katakan sama.
>
> Ketiga, sesuai dengan semangat budaya tionghua, rasa kekeluargaan dan 
> toleransi seharusanya hal tersebut memang sudah seharusnya diselesaikan 
> dengan musyawarah dan toleransi. Tetapi faktanya dilapangan tidaklah 
> demikian, sebagai contoh: di satu cetiya/bio yang hampir 100% pengurus dan 
> umat pengen kembalikan yayasan ke naungan MATAKIN, tetapi dilaporkan oleh 
> yayasan buddhis ke aparat hukum dgn alasan banyak suara yang menolak 
> keputusan tersebut, dan menyuruh sekelompok orang tak dikenal didaerah 
> tersebut untuk ikut campur dalam rapat pengurus cetiya/bio. Jadi permainannya 
> sudah mulai kasar.
>
> Keempat, ini bukan hanya masalah agama sebagai alat transportasi, tetapi 
> sudah ketingkat elit (politik/pempinan) pusat yang sedang beradu kekuatan 
> untuk menarik massa maupun sumber rezeki.
>
> Sebenarnya masalah tersebut tidak berpengaruh terhadap umat awam dalam jangka 
> pendek, karena toh kepercayaan adalah hak masing2 orang. Dan di bio yang sama 
> mereka tetap bisa melakukan penghormatan kepada Buddha dan Dewata yang di 
> yakininnya. Tetapi dalam jangka panjang, maupun melihat kembali ke topik 
> "Dewata dipaksa pindah Agama". Dan tindakan lebih lanjut di daerah 
> sekitarnya.. sudah terjadi pemaksaan tertentu .
>
> Salam damai,
> Joao Kho
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karna Hasim  wrote:
> >
> > Menurut saya perpecahan di kalangan Tiong Hwa tidak perlu ditakutkan, 
> > karena nanti juga akan menemukan titik keseimbangan yang baru yang akan 
> > menuju harmoni.
> >
> > Perubahan nama dari Bio, Kelenteng menjadi Vihara terjadi karena campur 
> > tangan pemerintah yang dulu yang ingin menghapuskan kebudayaan tiong Hwa 
> > dari bumi Nusantara yang kita cintai ini. Tapi menurut saya inti ajaran 
> > dari KHC, Dao dan Budha adalah sama yang berbeda hanya ritualnnya saja. 
> > Juga dengan agama2 yang lain jika diambil intisarinya akan menuju ke satu 
> > kesimpulan yaitu mencari kebahagiaan lahir & batin, dunia & akhirat.
> > Jadi menurut saya tidak perlu dipertengkarkan & dicari2 perbedaannya.
> >
> > Ibarat orang yang ingin menyeberangi sungai, agama adalah alat 
> > transportasinya, ada yang menggunakan perahu besar, ada yang menggunakan 
> > kano atau malah ada yang ingin berenang, pilihan bebas ditangan individu 
> > masing2., yang penting jangan merasa paling benar dan menyalahkan yang lain.
> >
> > Salam bahagia
> > Namastee
> >
>




Re: [budaya_tionghua] Re:Timbulnya perpecahan umat Tridharma >anggapan perpecahan di kalangan tionghwa

2009-03-25 Thread Ning M. Widjaja
Saya juga melihatnya demikian. Sayangnya jaman sekarang yang besuara lantang
saja yang diangap mewakili pandangan umum, padahal yang umukan suara
kerasnya saja, tanpa pendukung yang besar. Yah jamannya radikalisme
berkembang sekarang.

On 3/25/09, Joao Kho  wrote:
>
>   Saya coba kembalikan Judul postingan ke Timbulnya perpecahan umat
> Tridharma yang kurang cocok diganti dgn kalangan tionghwa.
>
> Sebenarnya perubahan / perpecahan itu memang tidak perlu dikuatirkan,
> karena sesuai dengan perumpamaan: Bersatu lama akan terpecah, Terpecah lama
> akan bersatu kembali.
>
> Tetapi pointnya bukan disana, didalam kasus ini banyak kelompok yang
> mempunyai kepentingan, dan memciptakan berbagai masalah yang sudah tidak
> sehat lagi.
>
> Kedua, saya rasa inti ajaran dari KHC, Dao dan Budha tidaklah sama walaupun
> menghasilkan tujuan yg bisa kita katakan sama.
>
> Ketiga, sesuai dengan semangat budaya tionghua, rasa kekeluargaan dan
> toleransi seharusanya hal tersebut memang sudah seharusnya diselesaikan
> dengan musyawarah dan toleransi. Tetapi faktanya dilapangan tidaklah
> demikian, sebagai contoh: di satu cetiya/bio yang hampir 100% pengurus dan
> umat pengen kembalikan yayasan ke naungan MATAKIN, tetapi dilaporkan oleh
> yayasan buddhis ke aparat hukum dgn alasan banyak suara yang menolak
> keputusan tersebut, dan menyuruh sekelompok orang tak dikenal didaerah
> tersebut untuk ikut campur dalam rapat pengurus cetiya/bio. Jadi
> permainannya sudah mulai kasar.
>
> Keempat, ini bukan hanya masalah agama sebagai alat transportasi, tetapi
> sudah ketingkat elit (politik/pempinan) pusat yang sedang beradu kekuatan
> untuk menarik massa maupun sumber rezeki.
>
> Sebenarnya masalah tersebut tidak berpengaruh terhadap umat awam dalam
> jangka pendek, karena toh kepercayaan adalah hak masing2 orang. Dan di bio
> yang sama mereka tetap bisa melakukan penghormatan kepada Buddha dan Dewata
> yang di yakininnya. Tetapi dalam jangka panjang, maupun melihat kembali ke
> topik "Dewata dipaksa pindah Agama". Dan tindakan lebih lanjut di daerah
> sekitarnya.. sudah terjadi pemaksaan tertentu .
>
> Salam damai,
> Joao Kho
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> Karna Hasim  wrote:
> >
> > Menurut saya perpecahan di kalangan Tiong Hwa tidak perlu ditakutkan,
> karena nanti juga akan menemukan titik keseimbangan yang baru yang akan
> menuju harmoni.
> >
> > Perubahan nama dari Bio, Kelenteng menjadi Vihara terjadi karena campur
> tangan pemerintah yang dulu yang ingin menghapuskan kebudayaan tiong Hwa
> dari bumi Nusantara yang kita cintai ini. Tapi menurut saya inti ajaran dari
> KHC, Dao dan Budha adalah sama yang berbeda hanya ritualnnya saja. Juga
> dengan agama2 yang lain jika diambil intisarinya akan menuju ke satu
> kesimpulan yaitu mencari kebahagiaan lahir & batin, dunia & akhirat.
> > Jadi menurut saya tidak perlu dipertengkarkan & dicari2 perbedaannya.
> >
> > Ibarat orang yang ingin menyeberangi sungai, agama adalah alat
> transportasinya, ada yang menggunakan perahu besar, ada yang menggunakan
> kano atau malah ada yang ingin berenang, pilihan bebas ditangan individu
> masing2., yang penting jangan merasa paling benar dan menyalahkan yang lain.
> >
> > Salam bahagia
> > Namastee
> >
>
>  
>


Re: [budaya_tionghua] Re:Timbulnya perpecahan umat Tridharma >anggapan perpecahan di kalangan tionghwa

2009-03-29 Thread ANDREAS MIHARDJA
Untuk mereka yg ingin melihat system kelanteng a'la daoism yg betul² cukup 
komplit - kita bisa lihat di Taipei kelenteng Lung San. Terus terang sewaktu 
melihat saya tidak pernah melihat dari gereja pendidikan sampai kekayaan atau 
sumpah semua dgn patung²nya.
Kalau kaga baca tulisannya sih kaga bisa kenalin.
Andreas

--- On Sun, 3/29/09, ardian_c  wrote:

From: ardian_c 
Subject: [budaya_tionghua] Re:Timbulnya perpecahan umat Tridharma >anggapan 
perpecahan di kalangan tionghwa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, March 29, 2009, 1:31 PM






bio atau kelenteng di asia tenggara dan chinatown dinegara lainnya memiliki 
fungsi yg unik yaitu SENTRA KOMUNITAS, makanya gak aneh kalu bio yg dibangun 
ame org zhang zhou bisa ada dewa lain yg masuk yg bukan dewa org zhang zhou. Jg 
buat agama lain seperti misalnya Buddha/Kwan Im bisa masuk berdampingan dgn 
Taishang Laojun/Xiantian Shangdi dsbnya.

Mereka yg dibio jg gak mikir pangkat dewanya itu sederajat or tidak getu, but 
yg jelas ada pakem yg STANDAR !
biar itu dewa kelas rendah kayak toapekong tapi kalu itu tuan rumah, mo dewa 
setinggi langit jg minggir disampingnya.
itu namanya menghormati !! bukan AROGAN !

itu sekilas sebagian inti budaya kelenteng yg ada !!!
sayangnya gw bukan sapa2 huehehehehehe jadi ya suara gw gak kedengeran bang 
jokk 

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Joao Kho"  wrote:
>
> Saya coba kembalikan Judul postingan ke Timbulnya perpecahan umat Tridharma 
> yang kurang cocok diganti dgn kalangan tionghwa.
> 
> Sebenarnya perubahan / perpecahan itu memang tidak perlu dikuatirkan, karena 
> sesuai dengan perumpamaan: Bersatu lama akan terpecah, Terpecah lama akan 
> bersatu kembali.
> 
> Tetapi pointnya bukan disana, didalam kasus ini banyak kelompok yang 
> mempunyai kepentingan, dan memciptakan berbagai masalah yang sudah tidak 
> sehat lagi.
> 
> Kedua, saya rasa inti ajaran dari KHC, Dao dan Budha tidaklah sama walaupun 
> menghasilkan tujuan yg bisa kita katakan sama.
> 
> Ketiga, sesuai dengan semangat budaya tionghua, rasa kekeluargaan dan 
> toleransi seharusanya hal tersebut memang sudah seharusnya diselesaikan 
> dengan musyawarah dan toleransi. Tetapi faktanya dilapangan tidaklah 
> demikian, sebagai contoh: di satu cetiya/bio yang hampir 100% pengurus dan 
> umat pengen kembalikan yayasan ke naungan MATAKIN, tetapi dilaporkan oleh 
> yayasan buddhis ke aparat hukum dgn alasan banyak suara yang menolak 
> keputusan tersebut, dan menyuruh sekelompok orang tak dikenal didaerah 
> tersebut untuk ikut campur dalam rapat pengurus cetiya/bio. Jadi permainannya 
> sudah mulai kasar.
> 
> Keempat, ini bukan hanya masalah agama sebagai alat transportasi, tetapi 
> sudah ketingkat elit (politik/pempinan) pusat yang sedang beradu kekuatan 
> untuk menarik massa maupun sumber rezeki. 
> 
> Sebenarnya masalah tersebut tidak berpengaruh terhadap umat awam dalam jangka 
> pendek, karena toh kepercayaan adalah hak masing2 orang. Dan di bio yang sama 
> mereka tetap bisa melakukan penghormatan kepada Buddha dan Dewata yang di 
> yakininnya. Tetapi dalam jangka panjang, maupun melihat kembali ke topik 
> "Dewata dipaksa pindah Agama". Dan tindakan lebih lanjut di daerah 
> sekitarnya.. sudah terjadi pemaksaan tertentu .
> 
> Salam damai,
> Joao Kho
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karna Hasim  wrote:
> >
> > Menurut saya perpecahan di kalangan Tiong Hwa tidak perlu ditakutkan, 
> > karena nanti juga akan menemukan titik keseimbangan yang baru yang akan 
> > menuju harmoni.
> > 
> > Perubahan nama dari Bio, Kelenteng menjadi Vihara terjadi karena campur 
> > tangan pemerintah yang dulu yang ingin menghapuskan kebudayaan tiong Hwa 
> > dari bumi Nusantara yang kita cintai ini. Tapi menurut saya inti ajaran 
> > dari KHC, Dao dan Budha adalah sama yang berbeda hanya ritualnnya saja. 
> > Juga dengan agama2 yang lain jika diambil intisarinya akan menuju ke satu 
> > kesimpulan yaitu mencari kebahagiaan lahir & batin, dunia & akhirat. 
> > Jadi menurut saya tidak perlu dipertengkarkan & dicari2 perbedaannya.
> > 
> > Ibarat orang yang ingin menyeberangi sungai, agama adalah alat 
> > transportasinya, ada yang menggunakan perahu besar, ada yang menggunakan 
> > kano atau malah ada yang ingin berenang, pilihan bebas ditangan individu 
> > masing2., yang penting jangan merasa paling benar dan menyalahkan yang lain.
> > 
> > Salam bahagia
> > Namastee
> >
>