RE: [budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang -- Radityo
Pak Radityo yth, Sebenarnya postingan bapak dibawah ini apa hubungannya dengan Budaya Tionghoa ? atau apa hubungannya dengan milis BT ? Kalau tidak ada hubungannya, ya mbok perang di milis lain tidak usah dibawa ke milis BT. Atau dengan kata lain, kalau lagi perang ya perang sendiri saja engga usah ngajak-ngajak orang lain. Steve Haryono _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of radityo djadjoeri Sent: Tuesday, September 18, 2007 4:33 AM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; ilalang; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; budaya tionghoa; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang From: Manneke Budiman, Canada E-mail: [EMAIL PROTECTED] mailto:manneke%40interchange.ubc.ca .ubc.ca Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. Sayang...sungguh sungguh sayang... manneke __ Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta E-mail: sautsitumorang@ mailto:sautsitumorang%40yahoo.com yahoo.com hahaha...manneke! beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca! betapa lugunya!!! saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks! jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani buktiin! seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1 Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi saya! soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi kritikus sastra kita! kacian... soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis tentangnya dan membukukannya. jawablah tesis eseinya itu! kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! kacian... c'mon, man!!! hahaha... -saut situmorang ___ From: Gola Gong, Serang-Banten E-mail: gm_cakrawala@ mailto:gm_cakrawala%40yahoo.com yahoo.com - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik - Salam kreatif Saya baru saja keluar dari rumah sakit. Saya di sms Saut untuk membuka inbox email. Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman. Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia? Saya membaca tulisan MB di bawah ini: Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini... MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada Wowok, kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab Wowok, Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual. Kosakata kelamin harus dilawan dengan kelamin lagi. Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya. Jadi, soal penggunaan dramatis juga terlalu berlebihan. Biasa sajalah. Kalau GM dan KUK dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia tidak merasa mendramatisir. Bagi saya pribadi, GM dan KUK biasa saja. GM adalah seniman dan saya membacanya. Tapi, saya tidak bergantung pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. GM, Saut, Niewan, Sitok, Maneke sendiri, bagi saya, biasa sajalah. Kalian manusia. Mau berbaik-baik dengan saya dan Rumah Dunia, mari. Tidak, ya biasa sajalah. Kami tidak akan repot karena hal itu. Nah, ini ada penggalan lagi dari
Re: [budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang -- Radityo
Kelihatannya Radityo Djadjoeri ini 'salah kirim'... Merasa dirinya pengamat budaya yang intens, lalu dia mengirimkan posting-posting-nya ke semua milis yang kira-kira ada 'nyangkut-nyangkut'-nya sama budaya. Dia tidak melihat lagi satu per satu milis-milis itu seperti apa, dan tidak dipertimbangkannya lagi apakah posting-posting dia itu ada relevansinya atau tidak dengan milis yang dikiriminya. Sebetulnya pengiriman posting cara begini ini tergolong spam, yang di dunia internet merupakan hal terlarang. Biasanya orang yang seperti ini, spammer, tidak pernah membaca tanggapan orang pada posting-nya. Karena begitu banyaknya milis yang dikirimi posting-posting dia, maka dia tidak mungkin punya waktu untuk membaca-baca semua milis-milis itu. Jadi kalau ada tanggapan di salahsatu milis yang dia kirimi, 90% probabilitanya dia tidak akan menjawab, karena memang tidak membacanya. Jadi ada kemungkinan tanggapan atau teguran Steve-heng ini juga tidak akan dia jawab kembali, karena dia tidak baca. Untuk spammer yang seperti begini, satu-satunya yang bisa dilakukan moderator hanyalah langsung mencoretnya dari daftar members. Tetapi barangkali ada saja anggota milis budaya_tionghua ini yang sebetulnya tertarik membaca posting-posting Radityo ini. Mereka ini dapat saja terus membaca posting-posting tsb., hanya saja bukan di milis ini, melainkan di milis yang relevan. Silahkan subscribe ke milis yang seperti itu. Toh subscribe ke milis itu gratis!! Wasalam. = - Original Message - From: Steve Haryono To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 19, 2007 2:45 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang -- Radityo Pak Radityo yth, Sebenarnya postingan bapak dibawah ini apa hubungannya dengan Budaya Tionghoa ? atau apa hubungannya dengan milis BT ? Kalau tidak ada hubungannya, ya mbok perang di milis lain tidak usah dibawa ke milis BT. Atau dengan kata lain, kalau lagi perang ya perang sendiri saja engga usah ngajak-ngajak orang lain. Steve Haryono _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of radityo djadjoeri Sent: Tuesday, September 18, 2007 4:33 AM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; ilalang; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; budaya tionghoa; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang From: Manneke Budiman, Canada E-mail: [EMAIL PROTECTED] mailto:manneke%40interchange.ubc.ca .ubc.ca Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. Sayang...sungguh sungguh sayang... manneke __ Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta E-mail: sautsitumorang@ mailto:sautsitumorang%40yahoo.com yahoo.com hahaha...manneke! beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca! betapa lugunya!!! saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks!
[budaya_tionghua] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang
From: Manneke Budiman, Canada E-mail: [EMAIL PROTECTED] Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. Sayang...sungguh sungguh sayang... manneke __ Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta E-mail: [EMAIL PROTECTED] hahaha...manneke! beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca! betapa lugunya!!! saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks! jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani buktiin! seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1 Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi saya! soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi kritikus sastra kita! kacian... soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis tentangnya dan membukukannya. jawablah tesis eseinya itu! kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! kacian... c'mon, man!!! hahaha... -saut situmorang ___ From: Gola Gong, Serang-Banten E-mail: [EMAIL PROTECTED] - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik - Salam kreatif Saya baru saja keluar dari rumah sakit. Saya di sms Saut untuk membuka inbox email. Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman. Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia? Saya membaca tulisan MB di bawah ini: Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini... MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada Wowok, kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab Wowok, Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual. Kosakata kelamin harus dilawan dengan kelamin lagi. Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya. Jadi, soal penggunaan dramatis juga terlalu berlebihan. Biasa sajalah. Kalau GM dan KUK dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia tidak merasa mendramatisir. Bagi saya pribadi, GM dan KUK biasa saja. GM adalah seniman dan saya membacanya. Tapi, saya tidak bergantung pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. GM, Saut, Niewan, Sitok, Maneke sendiri, bagi saya, biasa sajalah. Kalian manusia. Mau berbaik-baik dengan saya dan Rumah Dunia, mari. Tidak, ya biasa sajalah. Kami tidak akan repot karena hal itu. Nah, ini ada penggalan lagi dari MB: Namun, jika kritiknya dilontarkan dengan cara kasar seperti yang dipertunjukkan oleh Rumah Dunia Banten, saya khawatir simpati masyarakat justru berbalik kepada TUK, dan para pengkritiknya malah yang akan dapat label sebagai kelompok norak yang tak punya kesantunan Hehehe, MB memang kurang riset dalam menulis nih. Rumah Dunia itu sebuah komunitas di Serang Banten. Kegiatan reguler tahunannya bernama Ode Kampung. Ini kali yang kedua. Yang pertama temu sastrawan, dan yang kedua temu komunitas. Se-Nusantara lho, may pren. Undangan kami sebar di milis-milis. Siapa saja boleh datang. Ini pesta komunitas. KUK juga komunitas seperti Rumah Dunia 'kan. Hanya sayang, mungkin KUK tidak ikut atau terdaftar sebagai anggota di milis-milis yang kami ikuti; pasarbuku, pojok teater, publik seni, penyair, sehingga luput dari peristiwa sastra ala kampung ini (tapi, bukankah kita ini berasal dari kampung, ya?). Sementara komunitas2 sastra dari Aceh hingga papua merespon dan ingin ikut acara 'Ode Kampung 2 dengan hajatan bernama temu komunitas sastra se-Nusantara di Rumah Dunia. Jadi, panitianya juga bersama komunitas2 lain. Nah, saat perayaan komunitas, semua komunitas tampil. Mereka melemparkan uneg-uneg dan gagasan. Semua orang diberi kesempatan untuk