[budaya_tionghua] nama marga

2010-07-18 Thread indra pratama
Rekan-rekan sekalian ,

Apa ada yang tau Marga Hou dalam dialek mandarin atau marga heuw dalam dialek 
hakka berasal dari mana?

Mohon infonya..

 

Best Regards,

Indra Pratama



[budaya_tionghua] nama marga..

2008-01-27 Thread indra_tama270689
teman-teman yang budiman..

aq mau cari tau ne...
asal muasal marga HOU..
aq dari pontianak..
marga aq ini setelah aq cari tau lebih banyak berasal dari
Mempawah,kalimanta barat,,
tapi karna pertikaian etnis antara dayak dan Tionghoa antara sekitar
taun 1950-1960..
keluarga besar kami mengungsi ke pontianak..

kalo dalam bahasa khek nya..
Heuw..
nama saya heuw can khiun..

teman-teman kalo ada yang ada informasi na..
tolong beritahu saya..

terima kasih




[budaya_tionghua] nama MARGA

2007-10-28 Thread yekonia
Dear Rekan rekan
   
  Salam kenal, saya anggota baru..jadi banyak ketinggalan berita. Dan mungkin 
masalah ini pernah di bahas di milis dan saya tidak tahu.
  Mohon bantuan sharing nya untuk :
   
  1. Nama saya di Akta Lahir dan KTP ( termasuk semua dokumen yg ada sebelum   
menikah ) menggunakan Anton Adi Wijaya.  Ayah saya ganti nama dan membuat SBKRI 
pada saat saya umur 15 tahun dari nama China ke nama Indonesia menjadi Liem 
Joni. Pada saat saya menikah tahun 2004, nama saya di Akta perkawinan oleh 
petugas catatan sipil ditambahkan nama Liem didepan nya sehingga menjadi " 
Liem, Anton Adi Wijaya ". Karena hal penambahan ini maka KTP dan KK saya 
akhirnya saya ubah juga dengan ada tambahan Liem didepan ( atas inisiatif saya 
sendiri untuk tujuan kesamaan data, walaupun di Akta tidak saya ubah juga )
  Namun pada saya perpanjang SIM dengan data nama terbaru, kenapa nama Liem nya 
tidak muncul ? Demikian juga di pasport ?
  Maka saya mau bertanya atas dasar hukum apa petugas catatan sipil itu 
menambahkan nama Liem didepan nama saya ? Karena ini membuat saya bingung jika 
akan membuat dokumen dokumen baru lainnya seperti Buku tabungan bank, 
pencantuman nama lengkap saya di akta lahir anak saya, dll.
   
  2. Sehingga saat anak laki laki saya lahir thn 2005 saya sengaja menambahakan 
sendiri nama Liem didepan nama anak saya "Liem Rafael Justin Wijaya", dengan 
maksud kasus seperti saya tidak terjadi saat anak laki laki saya menikah di 
kemudian hari ( menghindari penambahan nama marga di depan, padahal nama di 
akta lahir tdk ada nama tsb,)
   
  3. Sebenarnya apakah bijaksana tindakan saya terhadap penambahan nama marga 
anak saya didepan ( seperti terurai di no 2 )
   
   
  4. Dalam susunan nama saya dan ayah saya seharusnya nya nama marga 
dicantumkan di belakang, tapi kenapa oleh petugas ditaruh didepan. karena 
pasport saya pun yg menjadi Surname adalah WIJAYA bukan LIEM. Karena setahu 
saya Indonesia menganut sistem barat dalam hal Surname. ( susunan nama ayah 
saya di ganti nama seharusnya JONI LIEM )
   
  5. Sampai sekarang saya masih simpang siur mengenai masalah ini, apalagi anak 
ke dua juga mau lahir, apakah perlu lagi saya tambahkan nama marga di depan dgn 
maksud menghindari penambahan nama marga di depan yg sebenarnya tidak ada di 
akta lahir.
  Karena bagaimanapun yg dianggap sah ( lebih kuat secara hukum ) kan Akta Lahir
   
  Note : Ayah saya memiliki SBKRI dan saya tidak. Jadi saya masih ikut SBKRI 
ayah.
   Apakah karena saya secara pribadi tidak memiliki sendiri SBKRI 
makanya terjadiseperti ini.Saya kelahiran tahun 1977.
   
  Maaf jika terlalu panjang.
  Terima kasih atas bantuannya.
   
   
   
   
   



 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] nama marga

2010-07-18 Thread twasey
Bro, mngkn lebih bagus kalau ada karakter huruf mandarin yg disertakan, spy 
lebih jelas.

Sebab spt yg anda tau jg, ada beberapa huruf mandarin yg berbeda, tetapi 
pengucapan nya sama meski dgn intonasi yg berbeda.

Semoga ada sesepuh yg bisa membantu.
Trims.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "indra pratama" 
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sun, 18 Jul 2010 00:23:37 
To: 
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] nama marga

Rekan-rekan sekalian ,

Apa ada yang tau Marga Hou dalam dialek mandarin atau marga heuw dalam dialek 
hakka berasal dari mana?

Mohon infonya..

 

Best Regards,

Indra Pratama




Re: [budaya_tionghua] nama marga

2010-07-18 Thread liang u
Ada tiga asal usul marga Hou 侯. seperti kebanyakan marga lain berasal dari 
zaman 
Chunqiu atau zaman yang disebut Musim Semi dan Musim Gugur. Dua dari tiga asal 
tsb berasal dari nama jabatan, ada jabatan semacam gubernur yang berkuasa penuh 
untuk suatu daerah, kemudian para gubernur ini melepaskan dari dari pemerintah 
pusat yang lemah, yaitu Dinasti Zhou Timur, keturunannya menggunakan nama 
jabatan sebagai marga. Waktu ada sebutan negara zhuhou yang artinya negara yang 
dikuasai para hou. 

Satu cabang lagi berasal dari etnis Xianbei yang berasimlasi dengan etnis Han 
dan mengganti marganya menjadi Hou,  jumlah yang berasal dari sini tak banyak 
tapi ada.
Karena ada urusan saya harus segera pergi besok lusa saya tambahkan lagi, 
banyak 
teman lain juga yang bisa menambahnya.
Kiongchiu







From: indra pratama 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 18, 2010 1:23:37 AM
Subject: [budaya_tionghua] nama marga

  
Rekan-rekan sekalian ,
Apa ada yang tau Marga Hou dalam dialek mandarin atau marga heuw dalam dialek 
hakka berasal dari mana?
Mohon infonya..
 
Best Regards,
Indra Pratama
 


  

RE: [budaya_tionghua] nama marga

2010-07-20 Thread indra pratama
Terima kasih pak liang  u…

Atas infonya,…

Saya tunggu informasi tambahan dari bapak ..

 

 

Best Regards,

Indra Pratama

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of liang u
Sent: Monday, July 19, 2010 12:16 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] nama marga

 

  

Ada tiga asal usul marga Hou 侯. seperti kebanyakan marga lain berasal dari 
zaman Chunqiu atau zaman yang disebut Musim Semi dan Musim Gugur. Dua dari tiga 
asal tsb berasal dari nama jabatan, ada jabatan semacam gubernur yang berkuasa 
penuh untuk suatu daerah, kemudian para gubernur ini melepaskan dari dari 
pemerintah pusat yang lemah, yaitu Dinasti Zhou Timur, keturunannya menggunakan 
nama jabatan sebagai marga. Waktu ada sebutan negara zhuhou yang artinya negara 
yang dikuasai para hou. 
Satu cabang lagi berasal dari etnis Xianbei yang berasimlasi dengan etnis Han 
dan mengganti marganya menjadi Hou,  jumlah yang berasal dari sini tak banyak 
tapi ada.
Karena ada urusan saya harus segera pergi besok lusa saya tambahkan lagi, 
banyak teman lain juga yang bisa menambahnya.
Kiongchiu

 

 

  _  

From: indra pratama 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 18, 2010 1:23:37 AM
Subject: [budaya_tionghua] nama marga

  

Rekan-rekan sekalian ,

Apa ada yang tau Marga Hou dalam dialek mandarin atau marga heuw dalam dialek 
hakka berasal dari mana?

Mohon infonya..

 

Best Regards,

Indra Pratama

 





[budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-06-28 Thread angelulari_tan
Bpk Liang U yang terhormat, saya ingin menanyakan asal-usul marga 
Liang, dan kata lain dari marga liang tersebut, saya membutuhkan itu 
untuk memberi nama anak2 saya kelak, karena suami saya memiliki marga 
Liang, sedangkan saya tidak terlalu familiar dengan marga Liang.
Atas perhatian dan bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih

Best regards
-Ria_Tan-



Re: [budaya_tionghua] nama marga..

2008-02-25 Thread liang u
Sdr. Indra, (encoding: Chinese Simplified 2312)

ºî 
Mandarin (Hanyu Pinyin): Hou
Kheq: Heo (ejaan lama Heuw)
Hokkian: Hao atau Kao (Ejaan lama Hauw atau Kauw)

Asal: 

1.  Zaman Chunqiu (Musim Semi dan Musim Gugur, akhir
dinasti Zhou Timur) sekitar 300 tahun sebelum Masehi.
Dua orang  raja muda (Zhuhou) 
dari negara Jin dihukum mati oleh Jin Gonghou,
penguasa negara Jin. Keturunannya melarikan diri, dan
kemudian menggunakan nama jabatan orang tuanya hou
sebagai sne (marga). Keturunan inilah yang terbanyak.
 
2.  Keturunan sne Xiahou yang diangkat menjadi hou dan
kemudian menggunakan  Hou saja.
sbg snenya. 
 
3.  Minoritas orang non Han bangsa Xainbei yang
mengganti sne rangkapnya menjadi Hou saja. 

Pusat leluhur (qunwang) 
  Di Gujun, timur laut propinsi Hebei
sekarang, di Tiongkok Utara sekitar kabupaten Huailai
sekarang. 

Semoga membantu

Liang U

--- indra_tama270689 <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> teman-teman yang budiman..
> 
> aq mau cari tau ne...
> asal muasal marga HOU..
> aq dari pontianak..
> marga aq ini setelah aq cari tau lebih banyak
> berasal dari
> Mempawah,kalimanta barat,,
> tapi karna pertikaian etnis antara dayak dan
> Tionghoa antara sekitar
> taun 1950-1960..
> keluarga besar kami mengungsi ke pontianak..
> 
> kalo dalam bahasa khek nya..
> Heuw..
> nama saya heuw can khiun..
> 
> teman-teman kalo ada yang ada informasi na..
> tolong beritahu saya..
> 
> terima kasih
> 
> 
> 



  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-06-28 Thread liang u
Dik Ria, 
 
Mandarinnya Liang kan? Liang dalam Mandarin dalam dialek Hokkian adalan Nio, 
sedang dalam dialek Hakka adalah Liong. 
Pertanyaan akan saya jawab dalam dua tiga hari ini yah, hari ini tak sempat.
Salam
Liang U

--- On Sat, 6/28/08, angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 28, 2008, 10:17 AM






Bpk Liang U yang terhormat, saya ingin menanyakan asal-usul marga 
Liang, dan kata lain dari marga liang tersebut, saya membutuhkan itu 
untuk memberi nama anak2 saya kelak, karena suami saya memiliki marga 
Liang, sedangkan saya tidak terlalu familiar dengan marga Liang.
Atas perhatian dan bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih

Best regards
-Ria_Tan-

 














  

RE: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-06-29 Thread ibcindon
Pak Liang U ,

 

Mohon tanya bukankah Nio itu kata mandirinnya  Niang ??  apakah sama dengan
Liang ??

 

Salam hormat,

 

Sugiri

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of liang u
Sent: Sunday, June 29, 2008 1:50 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

 


Dik Ria, 

 

Mandarinnya Liang kan? Liang dalam Mandarin dalam dialek Hokkian adalan Nio,
sedang dalam dialek Hakka adalah Liong. 

Pertanyaan akan saya jawab dalam dua tiga hari ini yah, hari ini tak sempat.

Salam

Liang U

--- On Sat, 6/28/08, angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 28, 2008, 10:17 AM

Bpk Liang U yang terhormat, saya ingin menanyakan asal-usul marga 
Liang, dan kata lain dari marga liang tersebut, saya membutuhkan itu 
untuk memberi nama anak2 saya kelak, karena suami saya memiliki marga 
Liang, sedangkan saya tidak terlalu familiar dengan marga Liang.
Atas perhatian dan bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih

Best regards
-Ria_Tan-


 



Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-06-29 Thread Mang Ucup
Pantes sdr Linag U itu memiliki banyak pendapat yang hampir serupa dengan mang 
Ucup
tidak tahunya kita ini satu marga he-he-he

--- liang u <[EMAIL PROTECTED]> schrieb am So, 29.6.2008:

Von: liang u <[EMAIL PROTECTED]>
Betreff: Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Sonntag, 29. Juni 2008, 8:49











Dik Ria, 
 
Mandarinnya Liang kan? Liang dalam Mandarin dalam dialek Hokkian adalan Nio, 
sedang dalam dialek Hakka adalah Liong. 
Pertanyaan akan saya jawab dalam dua tiga hari ini yah, hari ini tak sempat.
Salam
Liang U

--- On Sat, 6/28/08, angelulari_tan  wrote:

From: angelulari_tan 
Subject: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Saturday, June 28, 2008, 10:17 AM




Bpk Liang U yang terhormat, saya ingin menanyakan asal-usul marga 
Liang, dan kata lain dari marga liang tersebut, saya membutuhkan itu 
untuk memberi nama anak2 saya kelak, karena suami saya memiliki marga 
Liang, sedangkan saya tidak terlalu familiar dengan marga Liang.
Atas perhatian dan bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih

Best regards
-Ria_Tan-


 














  __
Gesendet von Yahoo! Mail.
Dem pfiffigeren Posteingang.
http://de.overview.mail.yahoo.com

Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-06-30 Thread liang u
  biasanya disebutkan 
mereka adalah dari junwang mana. Contohnya xing Liang ini dapat ditulis 
Tianshui Liangshi. Atau keluarga Liang turunan dari junwang Tianshui. Sayang 
sekarang yang menyimpan meja leluhur sudah tak banyak. Ada yang karena berganti 
agama, ada yang ketakutan dicap Cina jaman Orba. 
 
Junwang atau kampung halaman sering ditulis di atas batu nisan bongpay orang 
Tionghoa, jadi menelusur bongpay dapat dijadikan alat menelusur leluhur.
 
Sebetulnya leluhur kita tetap berjasa dan tetap itu-itu juga meskipun kita 
sudah pindah agama. Tanpa leluhur tak akan ada kita. Tanpa jasa leluhur kita 
tak akan hidup. Jadi penghormatan kepada leluhur seharusnya tetap ada, meskipun 
caranya berbeda. Kalau penghormatan dan penghargaan kepada leluhur hilang, 
terjadilah krisis orang tua seperti di negara barat, banyak yang mati baru 
ketahuan setelah busuk, sebab tinggal sendirian, bahkan ada yang bunuh diri, 
karena menderita tak ada anak cucu yang merawat.
 
Untuk mencari leluhur (xungen) dalam tahap pertama harus tahu berasal dari 
daerah mana, kabupaten apa? Misalnya kita xing Liang dari propinsi Fujian 
kabupaten Nan’an. Maka carilah ke kelenteng leluhur di situ. Kalau tak ada 
berarti orang xing Liang di situ tak banyak maka beberapa kabupaten bergabung 
menjadi satu di protektorat (keresidenan). Di sana biasanya ada. Kalau anda 
orang Hakka dari kabupaten apa? Meixian, cari ke sanalah. 
 
Kalau mau mencari junwang asli atau pusat, dari Junwang cabang sana dapat 
dicari data lagi, dari mana asal usul keluarga xing Liang di sana. 
 
Untuk: Ria_Tan 
[EMAIL PROTECTED]

--- On Sat, 6/28/08, angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: angelulari_tan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 28, 2008, 10:17 AM






Bpk Liang U yang terhormat, saya ingin menanyakan asal-usul marga 
Liang, dan kata lain dari marga liang tersebut, saya membutuhkan itu 
untuk memberi nama anak2 saya kelak, karena suami saya memiliki marga 
Liang, sedangkan saya tidak terlalu familiar dengan marga Liang.
Atas perhatian dan bantuan Bapak saya ucapkan terimakasih

Best regards
-Ria_Tan-

 














  

Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang

2008-07-01 Thread dede angel
Terimakasih Bpk.Liang U atas penjelasan yang Bapak berikan, sangat berguna bagi 
saya untuk mulai mengenali silsilah marga liang.
best regards
ria_tan

--- On Tue, 7/1/08, liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: liang u <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Liang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, July 1, 2008, 2:01 AM











梁
 
Pada zaman dinasti Zhou (Ciu), dinasti ketiga dalam sejarah Tiongkok, pendiri 
dinasti kaisar Zhou Wuwang (Ciu Bu Ong) menggunakan sistem seperti negara 
federal zaman sekarang. Dinasti dibagi dalam banyak negara bagian yang disebut 
negara zhuhou Orang-orangnya yang berjasa diangkat sebagai kepala negara yaitu 
hou atau zhuhou. Para penerjemah cerita kuno dan cerita silat di Indonesia 
menterjemahkannya sebagai raja muda. 
 
Dinasti Zhou berdiri abad 11 sebelum Masehi, tapi kemudian sedikit-sedikit 
melorot, sampailah suatu ketika pemerintah pusat menjadi sangat lemah dan 
diganggu terus oleh kaum minoritas di utara.dan barat. Kaisar Xuanwang (Ciu 
Suan Ong) hanya berhasil mengatasi kesulitan negara untuk sementara atas 
jasanya pejabat yang bernama Qin Zhong (Cin Tiong). Tapi waktu kaisar 
berikutnya, negara melemah lagi, sampai akhirnya kaisar Zhou Pingwang (Ciu Ping 
Ong) terpaksa memindahkan ibukota ke sebelah timur untuk mencegah gangguan dari 
sebelah barat. 
 
Kaisai Zhou Pingwang mengangkat cucu Qin Zhong yang bernama Kang (Khang) 
menjadi rajamuda di suatu tempat di propinsi Shaanxi yang bernama Liangshan (di 
kota Hancheng sekarang). Di sanalah didirikan negara Liang. Pada akhir zaman 
dinasti Zhou negara zhuhou ini sudah tidak tunduk pada pemerintah pusat yang 
lemah dan saling serbu memperluas wilayah masing-masing, zaman ini disebut 
zaman Chunqiu. Pada saat itulah negara Liang dihancurkan negara Qin (Tjin). 
Negara Qin ini akhirnya berhasil mengalahkan seluruh lawannya termasuk 
menghancurkan dinasti Zhou yang sudah lemah, dan mendirikan kekaisaran baru 
yaitu dinasti Qin (Tjin) dengan Qin Shihuang (Tjin Se Ong) sebagai kaisarnya.
 
Sebagaimana kebiasaan waktu itu, anak cucu keturunan raja Liang menggunakan 
Liang sebagai xing (sne, marga) nya. Jadi orang xing Liang, adalah keturunan 
Qin Zhong, sedang Qin Zhong adalah keturunan Bo Yi, Bo Yi adalah keturunan 
Huangdi (*Ui Te atau Kaisar Kuning) yang dianggap salah seorang leluhur orang 
Han. Orang Han selalu menganggap dirinya adalah keturuan Yan-Huang yaitu Yandi 
(Yan Te) dan Huangdi. (*Ui Te).
 
Sne Liang mempunyai tambahan dari suku non Han yang terasimilasi dengan orang 
Han dan mengganti xingnya dari Balielan menjadi Liang juga.
 
Karena Liang adalah xing yang besar (yang jumlah penduduknya banyak) maka pusat 
leluhurnya juga ada beberapa tempat. Pusat leluhur atau junwang adalah tempat 
di mana xing itu berkembang menjadi xing yang besar dan didirikan sebuah 
kelenteng leluhur yang biasanya digunakan untuk penghormatan leluhur dan 
menyimpan semua silsilah orang xing tsb di tempat tsb beserta keturunannya. 
Karena orang xing Liang ini akhirnya menyebar ke seluruh Tiongkok, tentu tak 
praktis kalau semua harus datang bersembahyang ke junwang asli yang ribuan km 
jauhnya, padahal lalu lintas zaman dulu sulit, karena itu bila di tempat  yang 
baru mereka berkembang, maka didirikan junwang cabang. 
 
Hampir semua orang Tionghoa di Indonesia berasal dari Tiongkok selatan, 
terbanyak dari propinsi Fujian (orang Hokkian, Hokchnia, Hinhua, Hakka), 
propinsi Guangdong (orang Konghu, orang Tiociu, orang Hakka), Hainan (orang 
Hainan yang keturunan orang Hokkian juga) dan sedikit Hakka, Guangxi (orang 
Konghu, orang Hakka) dll. 
 
Pencarian leluhur pertama biasanya mencari junwang cabang di daerah yang 
disebut di atas, zaman sekarang orang tak cukup mencari di sana, setelah ketemu 
dicari lagi leluhurnya dari mana, orang Han di Tiongkok selatan semua berasal 
dari Tiongkok utara, dicarilah junwang yang asli. Misalnya orang xing Wang 
(Ong) berhasil menemukan junwang pusatnya di Taiyuan, ibu kota propinsi Shanxi 
di Tiongkok utara sekarang.
 
Junwang cabang biasanya dapat dicari di kota kabupaten atau kota prefektorat di 
propinsi ybs. Zaman dulu orang selalu melapor kepada junwang pusat untuk 
dicatat silsilahnya, kebudayaan, buku dll yang bersangkutan dengan xing yang 
bersangkutan.
 
Xing Liang adalah dalam Mandarin, dalam dialek Hokkian menjadi Nio, Tiociu 
tetap Liang, dalam dialek Hakka menjadi Liong, sedang dalam dialek Konghu 
adalah Leung.
 
Junwang atau pusat leluhur xing Liang yang terutama ada tiga tempat:
 
1.  Anding,  terletak di perbatasan propinsi Gansu daerah Pingliang dan 
Daerah Otonomi Hui Ningxia kota Guyuan.
2.  Tianshui, propinsi Gansu
3.  Henan, dekat kota Luoyang.
 
Mencari kelenteng leluhur untuk xing kecil tidak mudah, tapi untuk xing besar 
lebih mudah. Meskipun dalam sejarah nama tempat dapat berganti, dan kelenteng 
dapat hancur karena tak terawatt rusak karena bencana alam, perang dll, 
keturunannya biasanya memba

[budaya_tionghua] nama marga di depan

2007-10-29 Thread yekonia
Salam kenal, saya anggota baru..jadi banyak ketinggalan berita. Dan mungkin 
masalah ini pernah di bahas di milis dan saya tidak tahu.
  Mohon bantuan sharing nya untuk :
   
  1. Nama saya di Akta Lahir dan KTP ( termasuk semua dokumen yg ada sebelum   
menikah ) menggunakan Anton Adi Wijaya.  Ayah saya ganti nama dan membuat SBKRI 
pada saat saya umur 15 tahun dari nama China ke nama Indonesia menjadi Liem 
Joni. Pada saat saya menikah tahun 2004, nama saya di Akta perkawinan oleh 
petugas catatan sipil ditambahkan nama Liem didepan nya sehingga menjadi " 
Liem, Anton Adi Wijaya ". Karena hal penambahan ini maka KTP dan KK saya 
akhirnya saya ubah juga dengan ada tambahan Liem didepan ( atas inisiatif saya 
sendiri untuk tujuan kesamaan data, walaupun di Akta tidak saya ubah juga )
  Namun pada saya perpanjang SIM dengan data nama terbaru, kenapa nama Liem nya 
tidak muncul ? Demikian juga di pasport ?
  Maka saya mau bertanya atas dasar hukum apa petugas catatan sipil itu 
menambahkan nama Liem didepan nama saya ? Karena ini membuat saya bingung jika 
akan membuat dokumen dokumen baru lainnya seperti Buku tabungan bank, 
pencantuman nama lengkap saya di akta lahir anak saya, dll.
   
  2. Sehingga saat anak laki laki saya lahir thn 2005 saya sengaja menambahakan 
sendiri nama Liem didepan nama anak saya "Liem Rafael Justin Wijaya", dengan 
maksud kasus seperti saya tidak terjadi saat anak laki laki saya menikah di 
kemudian hari ( menghindari penambahan nama marga di depan, padahal nama di 
akta lahir tdk ada nama tsb,)
   
  3. Sebenarnya apakah bijaksana tindakan saya terhadap penambahan nama marga 
anak saya didepan ( seperti terurai di no 2 )
   
   
  4. Dalam susunan nama saya dan ayah saya seharusnya nya nama marga 
dicantumkan di belakang, tapi kenapa oleh petugas ditaruh didepan. karena 
pasport saya pun yg menjadi Surname adalah WIJAYA bukan LIEM. Karena setahu 
saya Indonesia menganut sistem barat dalam hal Surname. ( susunan nama ayah 
saya di ganti nama seharusnya JONI LIEM )
   
  5. Sampai sekarang saya masih simpang siur mengenai masalah ini, apalagi anak 
ke dua juga mau lahir, apakah perlu lagi saya tambahkan nama marga di depan dgn 
maksud menghindari penambahan nama marga di depan yg sebenarnya tidak ada di 
akta lahir.
  Karena bagaimanapun yg dianggap sah ( lebih kuat secara hukum ) kan Akta Lahir
   
  Note : Ayah saya memiliki SBKRI dan saya tidak. Jadi saya masih ikut SBKRI 
ayah.
   Apakah karena saya secara pribadi tidak memiliki sendiri SBKRI 
makanya terjadiseperti ini.Saya kelahiran tahun 1977.
   
  Maaf jika terlalu panjang.
  Terima kasih atas bantuannya.
   
   
   
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] nama marga [1 Attachment]

2010-07-24 Thread liang u
Dik Indra, 
   Ini jawaban saya ada pada lampiran, kalau kurang puas bisa diskusi lagi. 
   Silahkan buka
    Kiongchiu
  LU





From: indra pratama 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 18, 2010 1:23:37 AM
Subject: [budaya_tionghua] nama marga

  
Rekan-rekan sekalian ,
Apa ada yang tau Marga Hou dalam dialek mandarin atau marga heuw dalam dialek 
hakka berasal dari mana?
Mohon infonya..
 
Best Regards,
Indra Pratama



  

Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Tidak Dicantumkan dalam Akta Kelahiran

2008-08-05 Thread surya lesmana
hahahha.
itulah Indonesia ! Pemerintah gak pernah serius menangani maslah pencatatan 
sipil khususnya untuk warga Tionghoa ! pemerintah kita dari jaman dulu hingga 
kini ya begitu,mengeluarkan peraturan baru tetapi ttg pelaksanaannya entah 
kapan shg para punggawa dibawah pura2 tidak tahu cara pelaksanaannya karena 
katanya PP nya belum ada lah..masing2 daerah beda lah..dll !
makanya paling malas ngurus catatan sipil isinya  bangsat semua...UUD !

--- On Tue, 8/5/08, HKSIS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Nama Marga Tidak Dicantumkan dalam Akta Kelahiran
To: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, August 5, 2008, 9:54 AM








Nama Marga Tidak Dicantumkan dalam Akta Kelahiran
KOMPAS - Selasa, 5 Agustus 2008 | 00:42 WIB  
Pada tahun 2002, sesuai dengan referensi dari rumah sakit di mana anak saya 
dilahirkan, saya mendaftarkan kelahiran anak saya di Kantor Catatan Sipil 
Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Samuel Gunawan.
Dalam akta kelahiran yang saya terima tertulis: ”... telah lahir: (format 
cetak) dengan nama kecil Samuel anak laki-laki dari (font komputer) ...” Waktu 
itu saya menanyakan, mengapa tidak ditulis Samuel Gunawan seperti yang saya 
daftarkan. Petugas di sana menjelaskan, semua akta kelahiran ditulis dengan 
cara seperti itu, yaitu nama marga tidak dicantumkan. Padahal, akta kelahiran 
anak-anak rekan sekantor saya yang usianya sebaya anak saya yang juga dibuat di 
Kantor Catatan Sipil Surabaya ditulis lengkap dengan nama marganya
Petugas itu meyakinkan pula bahwa sekolah-sekolah juga mengakui cara pembacaan 
nama marga secara otomatis mengikuti nama ayah, tanpa harus dituliskan pada 
akta. Tahun 2008, saya mendaftarkan anak saya di SD Santo Carolus, Surabaya. 
Ternyata nama anak saya terdaftar Samuel saja. Menurut petugas administrasi 
sekolah, penulisan ini harus disesuaikan dengan apa yang tertulis pada akta 
kelahiran.
Saya mencoba menjelaskan bahwa yang tertulis itu hanya nama kecil, nama 
marganya otomatis mengikuti nama marga saya, sesuai keterangan petugas dari 
Kantor Catatan Sipil Surabaya. Petugas tersebut kemudian menunjukkan contoh 
salah satu salinan akta kelahiran murid dengan cara penulisan serupa, tetapi 
dilengkapi dengan surat keterangan dari Kantor Catatan Sipil Surabaya tahun 
2007 bahwa cara membaca nama tersebut adalah dengan mengikutkan nama marga ayah.
Kemudian saya meminta surat keterangan seperti itu di Kantor Catatan Sipil 
Surabaya, tetapi petugas di sana mengatakan bahwa mereka tidak mengeluarkan 
surat keterangan yang dimaksud karena seharusnya memang cara membaca nama di 
akta itu adalah Samuel (nama kecil) diikuti Gunawan (nama marga ayah), dan 
pihak sekolah yang salah karena tidak mengacu pada peraturan pemerintah. Mohon 
perhatian pihak yang berwenang agar menerapkan peraturan yang baku. AGUS DJAJA 
GUNAWAN Jalan Manggis XI/29, Tambakrejo, Sidoarjo, Jatim 














  

Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Tidak Dicantumkan dalam Akta Kelahiran

2008-08-06 Thread liang u
Dik Surya, 
 
Waktu ganti nama, selain surat ganti nama, surat lahir diganti. Salah seorang 
anak saya ditulis namanya hanya satu kata. Saya tahu memang jaman Belanda, anak 
yang baru lahir hanya ditulis nama kecilnya, nanti pada waktu menikah, surat 
lahir dicabut diganti surat nikah dalam surat nikah itu, kalau orang tuanya 
tidak mempunyai surat nikah catatan sipil, anaknya harus turut sne ibunya, 
kalau orang tua punya surat nikah catatan sipil, maka sne si anak menjadi 
mengikuti sne ayahnya. Kalau sudah dewasa belum menikah, surat lahir boleh 
diganti, tidak usah menunggu menikah. Seperti di atas, ditambahkan sne ayah 
atau ibu tergantung orang tuanya mempunyai surat nikah catatan sipil atau 
tidak. Nah sejak itu si anak punya nama dewasa, yaitu nama kecil ditambah sne 
atau marga.
Ketika ganti surat lahir,  salah satu anak saya ditulis hanya nama kecil saja, 
dan saya diberi keterangan persis seperti zaman Belanda. Saya terima saja, 
memang saya tahu peraturannya begitu. 
Tapi begitu mau menikah, petugas sudah bukan yang dulu, ia katakan surat lahir 
itu tidak sah. Harus dirubah dulu ke pengadilan. Mertua laki-laki ibunya 
pribumi, bapaknya Tionghoa totok yang lahir di Tiongkok. Menurut undang-undang 
waktu itu, karena orang tuanya  tak punya surat nikah, maka secara hukum si 
mertua itu termasuk pribumi. Catatan sipil tak mau menerima alasannya tidak 
bisa wajahnya mirip Cina. Saya katakan: "Memangnya Cina koq, hanya 
undang-undang negara memasukkan ia kedalam katagori pribumi." Ia tetap ngotot 
minta surat bukti kewarganegaraan.  Saya bilang "Bapak agak putih loh pak. 
Apakah buktinya bapak pribumi?" Ia marah, tidak relevan katanya. Saya tahu ia 
ingin uang saya tak mau memberi hanya mau membayar biaya resmi.  Ketika saya 
keluar ada petugas lain mengikuti saya, ia bilang: "Ko, jangan dikasih uang, ia 
sudah mau pensiun, uang masuk ia terus pensiun." Lebih cari pak anu yang akan 
menggantikan.  Sayapun pulang, pada saat
 menentukan kapan acara pernikahan saya dilakukan, saya datang ia tak ada, 
sudah pensiun, uang biaya resmi belum masuk ke kas kantor. Saya susul 
kerumahnya, ia bilang, "Sudah diserahkan pada pak anu. Kalau ia lupa, pasti ada 
di laci saya, cari saja." Saya balik lagi, yang ditunjuk tidak mengaku. Hilang 
sudah, bukti pembayaran dikatakan salah tak sah. Menghadap petugas baru, hal 
lama tak dipersoalkan, surat lahir mertua dipersoalkan, di sana tertulis 
berdasarkan Lembaran Negara nomor.tahun 1919, maka.
Katanya nomor itu salah, itu untuk orang Tionghoa, kalau termasuk pribumi bukan 
nomor itu. Saya katakan orangnya sudah berumur 50 tahun lebih, setelah 50 tahun 
baru diusik? Yang salah petugas catatan sipil, kita tidak tahu lembaran negara 
tahun 1991 nomor sekian  itu apa, mereka yang tahu. "Tidak bisa, harus melalui 
pengadilan untuk dirubah."  Saya katakan bukan kesalahan kami, kesalahan 
kalian, meskipun bukan bapak pribadi, mengapa harus saya yang kepengadilan? 
Tetap tidak bisa, ia bilang semua orang sama di depan hukum, hebat!
Deadlock, saya pulang, lagi-lagi yang memberi tahu dulu keluar lagi, ia tanya: 
Beres ko? Belum kata saya. Ia bilang: Pak ini pejabat baru, ia tak berani 
terang-terangan, sebaiknya sore saja ke rumahnya. Engko tahu dah caranya.!
Ya dah, saya kerumahnya, masih ia coba bertahan. Saya pulang, besoknya saya 
datang lagi, bawa amplop terpaksa, saya katakan bantu saya dah pak, saya  tak 
punya waktu bolak balik saya harus kerja. "Wah, berat ko, kalau ketahuan saya 
kena hukum, uang sebegitu habis tak ada artinya, maaf saja tak bisa." Saya 
hilang sabar, saya katakan: " Bapak hari Senin depan jam tujuh pagi acara 
pemberian surat nikah dilaksanakan di rumah saya, saya tak mau mengerti bapak 
harus datang, kalau bapak tak mau saya menghadap atasan Bapak , ia pasti 
membantu saya, waktu itu bapak diperintah atasan tanpa mendapat apa-apa. Bapak 
pilih dan putuskan, bantu saya atau tak dapat apa-apa. Bereslah semuanya. 
Maaf cerita panjang, tapi siapa yang tak sewot. Cuma jangan lama-lama sewotnya 
sebab kalau sakit kita sendiri yang rugi. Habis hukumnya sudah begitu. Eh, maaf 
bukan hukum, mungkin UUDnya sudah begitu. Dont talk too much, do it! (du it) 
Salam
Liang U

--- On Tue, 8/5/08, surya lesmana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: surya lesmana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Nama Marga Tidak Dicantumkan dalam Akta Kelahiran
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 5, 2008, 9:08 AM











hahahha. . ...
itulah Indonesia ! Pemerintah gak pernah serius menangani maslah pencatatan 
sipil khususnya untuk warga Tionghoa ! pemerintah kita dari jaman dulu hingga 
kini ya begitu,mengeluarkan peraturan baru tetapi ttg pelaksanaannya entah 
kapan shg para punggawa dibawah pura2 tidak tahu cara pelaksanaannya karena 
katanya PP nya belum ada lah..masing2 daerah beda lah..dll !
makanya paling malas ngurus ca

[budaya_tionghua] Nama Marga dan Hegemoni Negara - Kebersamaan di Tengah Kesibukan Warga Tampak Siring - UU Kewarganegaraan Kado HUT Kemerdekaan RI

2006-08-23 Thread HKSIS
http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=243121
Kamis, 24 Agt 2006,
Nama Marga dan Hegemoni Negara


Oleh Tomy Su 

"Anehnya, dalam perjalanan 61 tahun bangsa ini, berbagai kebijakan 
diskriminatif justru coba terus dilembagakan negara. Padahal, dalam kehidupan 
sehari-hari, banyak warga kita sudah membaur dan tidak lagi mempersoalkan asal 
usul atau warna kulit. "


Euforia atau antusiasme warga Tionghoa dalam menyambut UU Kewarganegaraan baru 
yang disyahkan 11 Juli 2006 agak terganggu. Setelah ribut-ribut soal SBKRI, 
muncul kewajiban pencantuman nama marga dalam akta perkawinan bagi warga 
keturunan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya.

Syukurlah, pada 10 Agustus 2006, Depdagri mengeluarkan surat bernomor 
4741/2627/MD yang ditandatangani Direktur Jenderal Administrasi Kependudukan A. 
Rasyid Saleh. Ada dua penjelasan yang tertuang dalam surat Depdagri itu. Yakni, 
pencantuman nama keluarga, marga, dan keturunan di belakang nama kecil dapat 
dipergunakan jika ada yang meminta. Syaratnya, pencantuman itu melalui 
pembuktian hukum keturunan. 

Demikian juga, pencantuman nama keluarga, marga, keturunan dalam dokumen 
kependudukan (KK, KTP, dan akta catatan sipil) harus mengacu akta kelahiran.

Meski sudah ada surat dari Depdagri tersebut, toh masih terdapat masalah 
krusial, apakah mereka yang telanjur mencantumkan nama marganya di akta 
perkawinan akan direhabilitasi atau direvisi. Seperti diungkapkan Prof Eko 
Sugitario, mereka yang telanjur ditulis nama marganya harus direhabilitasi atau 
direvisi. Pasalnya, ketidakcocokan nama dalam dokumen akta kelahiran dengan 
dokumen-dokumen kependudukan berimplikasi serius bagi orang bersangkutan (Jawa 
Pos, 18/8/2006)

Tak Mudah Dihapus

Ribut-ribut nama marga itu menjadi salah satu bukti bahwa persoalan 
diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di tanah air memang tidak begitu mudah 
dihapus meski Indonesia telah merdeka 61 tahun. Meski sudah ada UU 
Kewarganegaraan baru, diskriminasi di negri ini memang susah sekali dihapus. 

Mengapa? Sebab, diskriminasi sudah dilembagakan, bahkan dilegetimasi dalam 
produk hukum selama ratusan tahun sejak era penjajahan Belanda. Karena itu, 
upaya untuk melawan praktik diskriminasi harus terus disuarakan.

Kalau kita flashback, kita tentu masih ingat salah satu produk hukum 
diskriminatif, yaitu "passenstelsel", yakni keharusan bagi setiap orang 
Tionghoa untuk memiliki surat jalan khusus apabila hendak bepergian ke luar 
kawasan yang sudah ditetapkan bagi mereka. Selain passenstelsel, VOC juga 
mengeluarkan peraturan "wijkenstelsel". 

Bahkan, terkait agama, pada abad XVIII Belanda mengeluarkan peraturan yang 
melarang Tionghoa masuk Islam. Pada waktu itu, Belanda mengenakan pajak untuk 
kucir orang Tionghoa. Apabila seorang Tionghoa memeluk Islam -apa pun 
motivasinya-, dia akan memotong kucir itu. 

Dengan demikian, Belanda akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. 
Selain itu, perkawinan antara Muslim dengan Tionghoa juga dilarang pada abad 
yang sama.

Untuk mengawal produk-produk hukum yang diskriminatif itu, pemerintah kolonial 
mendirikan Kantoor voor Chineeesche Zaken (KCZ). Kantor itu bersikap paranoid 
terhadap peranakan Tionghoa dan banyak menuai protes.

Ketika para founding father, seperti Soekarno dan Hatta, memproklamasikan 
negeri ini 61 tahun lalu, semangat proklamasi sesungguhnya dilandasi semangat 
kebangsaan (konsep nation state) ala Ernest Renan tentang sekumpulan manusia 
yang merasa senasib dan sepenanggungan, lalu memutuskan hidup dalam satu 
kesatuan kenegaraan untuk masa-masa yang akan datang. 

Dalam konsep kebangsaan ini, tidak dipersoalkan asal usul, keturunan, ras, 
etnisitas, warna kulit, dan latar belakang lainnya. Jadi, Proklamasi 
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan bentuk perwujudan konsep nation state 
tersebut. 

Konsep itu kemudian dituangkan dalam lambang negara kita, yaitu Bhinneka 
Tunggal Ika. Para founding father menyadari betul bahwa secara alami kita sudah 
berbeda, baik suku, ras, warna kulit, keturunan, agama, sosial budaya, dan 
ekonomi. Tetapi, toh kita ingin bersatu dalam perbedaan tersebut.

Anehnya, dalam perjalanan 61 tahun bangsa ini, berbagai kebijakan diskriminatif 
justru coba terus dilembagakan negara. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, 
banyak warga kita sudah membaur dan tidak lagi mempersoalkan asal usul atau 
warna kulit. 

Bahkan, saking usilnya negara atau pemerintah RI, pada era Orba, soal nama pun 
coba dihegemoni oleh negara. Yang sangat terkenala dalah Keputusan Presidium No 
127/U/Kep/12/1966 tentang Peraturan Ganti Nama bagi WNI yang memakai nama 
Tionghoa. 

Didorong rasa takut yang luar biasa, jutaan warga Tionghoa sejak saat itu 
mengganti namanya dengan nama Indonesia. Keputusan ganti nama itu lalu 
dikuatkan Soeharto dengan Inpres No 14/1967 yang melarang semua hal berbau 
Tionghoa, termasuk nama Tionghoa, dipakai di depan umum. Jadi, betapa represif 
dan otoriternya Orba kepada warga Tionghoa! 

Langkah Mundur

Akhirnya, j