Re: Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Yang harus ditanamkan adalah bagaimana menyikapi perbedaan itu dengan baik dan tetap berkepala dingin, jadi menunjukkan kedewasaan dan keluhuran budaya. Saya suka miris kalau melihat Tionghua makan Tionghua apalagi yang kuat menindas yang lemah. Macam pencurian listrik DI ITC Roxy Mas, duh, pengurusnya Tionghua, pengacara Tionghua dan yang nyuri' listrik untuk charge hp juga Tionghua. 2010/1/8 younginheart5000 crv...@yahoo.com Persatuan yang mana, Ko? Orang Tionghoa tidak monolitis, seperti juga suku suku anak bangsa tidak monolitis. Orang Tionghoa Kristen posisinya sama dengan anak bangsa yang Kristen, menghadapi umat agama lain, demikian juga yang Islam, yang Buda, dsb. Dalam setiap issue ada pro dan kontra. Orang Tionghoa juga seperti anak bangsa lainnya memposisikan diri pro kontra. Orang Indonesia ada yang pro atau tidak pro SBY, yang pro atau tidak pro Kalla. Lalu kalau diluar semua ini, orang Tionghoa disuruh jadi satu, kan namanya duduk manis manis dipojok kelas? ha ha ha Masak iya, misalnya, semua orang Makassar harus saling damai dan satu menghadapi semua hal? Orang Tionghoa di Indonesia adalah orang Indonesia. Orang Tionghoa Aceh juga berdiri dipihak rakyat Aceh melawan semua yang dianggap merugikan Aceh, ya kan? Orang Tionghoa mualaf ya lebih dekat anak bangsa yang Muslim. Tionghoa yang Kristen lebih dekat dengan saudara saudara Kristen dari suku lain. Menghadapi orang Tionghoa Dao atau Konghucu yang sembahyang di kelentang, orang Jawa sama asingnnya dengan orang Tionghoa Kristen atau Islam. Lha iyalahh.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya dengan baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar persatuan Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio Oen Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay -- Salam, Tantono Subagyo
Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Justru yang kok Tantono harapkan, tak mungkin terjadi. Orang Tionghoa bukanlah satu kelompok yang tersendiri, bersatu padu. Juga suku suku lain, Minangkabau, Batak, Makasar, semuanya beragam. Ada Batak makan Batak, Minangkabau makan Minangkabau, nah Tionghoa makan Tionghoa. Pengusaha dan pemerhati ekonomi dari kelompok Tionghoa juga beragam menikapi masalah ekonomi, ada pak Kwik, ada Wanandi, ada Anggoro, ada Christianto, ada yang lain lain. Ketika pak Harto berkuasa, ada kelompok Tionghoa yang sangat diuntungkan, muncullah konglo konglo kayaraya, ada yang dipojokkan. Pembisik tentara yang uber uber Konghucu juga orang Tionghoa. Keluhuran budaya juga dimiliki suku suku di Indonesia, tapi tetap ada kelompok yang berseberangan, atau saling makan. Nah, dalam masalah Century sami mawon. Yang punya Century Tionghoa, nasabah yang dirugikan juga kebanyakan Tionghoa. Ada Batak yang bela Century seperti Ruhut, ada Batak yang mengkritik Century, seperti Buyung. Komunitas Tionghoa adalah cermin masyarakat dimana mereka berada. Ini bukan soal kepala dingin atau panas, berbudaya atau tidak. Dalam menyikapi budaya kita sendiri, orang Tionghoa juga tidak satu pendapat. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Yang harus ditanamkan adalah bagaimana menyikapi perbedaan itu dengan baik dan tetap berkepala dingin, jadi menunjukkan kedewasaan dan keluhuran budaya. Saya suka miris kalau melihat Tionghua makan Tionghua apalagi yang kuat menindas yang lemah. Macam pencurian listrik DI ITC Roxy Mas, duh, pengurusnya Tionghua, pengacara Tionghua dan yang nyuri' listrik untuk charge hp juga Tionghua. 2010/1/8 younginheart5000 crv...@... Persatuan yang mana, Ko? Orang Tionghoa tidak monolitis, seperti juga suku suku anak bangsa tidak monolitis. Orang Tionghoa Kristen posisinya sama dengan anak bangsa yang Kristen, menghadapi umat agama lain, demikian juga yang Islam, yang Buda, dsb. Dalam setiap issue ada pro dan kontra. Orang Tionghoa juga seperti anak bangsa lainnya memposisikan diri pro kontra. Orang Indonesia ada yang pro atau tidak pro SBY, yang pro atau tidak pro Kalla. Lalu kalau diluar semua ini, orang Tionghoa disuruh jadi satu, kan namanya duduk manis manis dipojok kelas? ha ha ha Masak iya, misalnya, semua orang Makassar harus saling damai dan satu menghadapi semua hal? Orang Tionghoa di Indonesia adalah orang Indonesia. Orang Tionghoa Aceh juga berdiri dipihak rakyat Aceh melawan semua yang dianggap merugikan Aceh, ya kan? Orang Tionghoa mualaf ya lebih dekat anak bangsa yang Muslim. Tionghoa yang Kristen lebih dekat dengan saudara saudara Kristen dari suku lain. Menghadapi orang Tionghoa Dao atau Konghucu yang sembahyang di kelentang, orang Jawa sama asingnnya dengan orang Tionghoa Kristen atau Islam. Lha iyalahh.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya dengan baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar persatuan Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio Oen Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay -- Salam, Tantono Subagyo
Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Setiap kali membaca tentang tokoh Tionghua yang merupakan pejuang bangsa Indonesia, yang ikut membentuk Indonesia sebagai suatu bangsa seperti dr Tio Oen Bik, dr Oen (dr Tulung, dermawan di Solo), laksamana John Lie dls saya selalu berperasaan macam-macam. Kagum kepada beliau-beliau tersebut karena ketokohan-nya, ke Indonesiaan-nya dan kegigihan-nya, saya percaya bahwa dahulupun terdapat diskriminasi, dahulupun terdapat pengucilan dan penyerangan pribadi, tetapi beliau-beliau tetap teguh dan memegang keIndonesiaan mereka, sungguh suatu pengamalan budaya Tionghua yang luhur. Saya juga mimpi semoga dikalangan kita nanti timbul Tio Oen Bik muda, John Lie muda yang baru yang menunjukkan bahwa budaya tionghua adalah budaya yang luhur dan keturunan Tionghua adalah warganegara Indonesia teladan yang baik. Namun kadang-kadang miris juga, apa yang telah dan akan bisa kita perbuat untuk itu ???. Kontribusi saya sendiri terhadap masyarakat sangat kecil dan tak berarti paling juga secara lokal dalam sekolah kecil. Dalam skala bermasyarakat saya lihat banyak sekali budaya saling menyalahkan, keberingasan antara Kristen - Non Kristen etc, etc. Mudah-mudahan hal-hal yang mengundang perpecahan dan keberingasan itu dapat kita hindarkan dan jauhi sesuai dengan pepatah : di empat penjuru dunia semua orang adalah saudara, dan kita selesaikan permasalahan dengan baik tanpa menimbulkan perpecahan. Tapi duh miris, apakah hal ini mungkin terjadi. Mohon maaf apabila ada kata yang salah, ini adalah celoteh orang tua yang malam ini tidak bisa tidur gara-gara minum kopi Sidikalang. Sojah, Tan Lookay
Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Itu yang dikenal masyarakat Looheng. Masih banyak yang namanya tidak kedengaran tapi juga berjasa. Mereka inilah yang benar-benar disebut tanpa pamrih. Ada yang pernah dengar nama Babah Kiongpun? Saya rasa tidak. Tapi beliau salah satu tokoh yang membantu perjuangan para gerilyawan di daerah Cirebon ketika agresi Belanda ke-2. Salam Sojah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Setiap kali membaca tentang tokoh Tionghua yang merupakan pejuang bangsa Indonesia, yang ikut membentuk Indonesia sebagai suatu bangsa seperti dr Tio Oen Bik, dr Oen (dr Tulung, dermawan di Solo), laksamana John Lie dls saya selalu berperasaan macam-macam. Kagum kepada beliau-beliau tersebut karena ketokohan-nya, ke Indonesiaan-nya dan kegigihan-nya, saya percaya bahwa dahulupun terdapat diskriminasi, dahulupun terdapat pengucilan dan penyerangan pribadi, tetapi beliau-beliau tetap teguh dan memegang keIndonesiaan mereka, sungguh suatu pengamalan budaya Tionghua yang luhur. Saya juga mimpi semoga dikalangan kita nanti timbul Tio Oen Bik muda, John Lie muda yang baru yang menunjukkan bahwa budaya tionghua adalah budaya yang luhur dan keturunan Tionghua adalah warganegara Indonesia teladan yang baik. Namun kadang-kadang miris juga, apa yang telah dan akan bisa kita perbuat untuk itu ???. Kontribusi saya sendiri terhadap masyarakat sangat kecil dan tak berarti paling juga secara lokal dalam sekolah kecil. Dalam skala bermasyarakat saya lihat banyak sekali budaya saling menyalahkan, keberingasan antara Kristen - Non Kristen etc, etc. Mudah-mudahan hal-hal yang mengundang perpecahan dan keberingasan itu dapat kita hindarkan dan jauhi sesuai dengan pepatah : di empat penjuru dunia semua orang adalah saudara, dan kita selesaikan permasalahan dengan baik tanpa menimbulkan perpecahan. Tapi duh miris, apakah hal ini mungkin terjadi. Mohon maaf apabila ada kata yang salah, ini adalah celoteh orang tua yang malam ini tidak bisa tidur gara-gara minum kopi Sidikalang. Sojah, Tan Lookay
Re: Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya dengan baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar persatuan Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio Oen Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay
Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Betul, engkong juga cerita, orang Tionghoa macam macam kelompoknya. Banyak yang membantu gerilya, memasok makanan dan obat obatan, menyelundupkan senjata untuk pejuang. Tapi banyak juga yang memihak Belanda, terutama yang mempunyai jabatan di perusahaan perusahaan Belanda, pro pihak federal seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dsb. Mereka kebanyakan hengkang sama sama Belanda. Ada yang pro PRC, ada yang pro Taiwan. Ada yang pro bung Karno, ada yang pro musuhnya bung Karno. Ada orang CSIS yang anti PRC, ada orang Baperki, yang dikejar kejar pemerintah pak Harto. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@... wrote: Itu yang dikenal masyarakat Looheng. Masih banyak yang namanya tidak kedengaran tapi juga berjasa. Mereka inilah yang benar-benar disebut tanpa pamrih. Ada yang pernah dengar nama Babah Kiongpun? Saya rasa tidak. Tapi beliau salah satu tokoh yang membantu perjuangan para gerilyawan di daerah Cirebon ketika agresi Belanda ke-2. Salam Sojah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Setiap kali membaca tentang tokoh Tionghua yang merupakan pejuang bangsa Indonesia, yang ikut membentuk Indonesia sebagai suatu bangsa seperti dr Tio Oen Bik, dr Oen (dr Tulung, dermawan di Solo), laksamana John Lie dls saya selalu berperasaan macam-macam. Kagum kepada beliau-beliau tersebut karena ketokohan-nya, ke Indonesiaan-nya dan kegigihan-nya, saya percaya bahwa dahulupun terdapat diskriminasi, dahulupun terdapat pengucilan dan penyerangan pribadi, tetapi beliau-beliau tetap teguh dan memegang keIndonesiaan mereka, sungguh suatu pengamalan budaya Tionghua yang luhur. Saya juga mimpi semoga dikalangan kita nanti timbul Tio Oen Bik muda, John Lie muda yang baru yang menunjukkan bahwa budaya tionghua adalah budaya yang luhur dan keturunan Tionghua adalah warganegara Indonesia teladan yang baik. Namun kadang-kadang miris juga, apa yang telah dan akan bisa kita perbuat untuk itu ???. Kontribusi saya sendiri terhadap masyarakat sangat kecil dan tak berarti paling juga secara lokal dalam sekolah kecil. Dalam skala bermasyarakat saya lihat banyak sekali budaya saling menyalahkan, keberingasan antara Kristen - Non Kristen etc, etc. Mudah-mudahan hal-hal yang mengundang perpecahan dan keberingasan itu dapat kita hindarkan dan jauhi sesuai dengan pepatah : di empat penjuru dunia semua orang adalah saudara, dan kita selesaikan permasalahan dengan baik tanpa menimbulkan perpecahan. Tapi duh miris, apakah hal ini mungkin terjadi. Mohon maaf apabila ada kata yang salah, ini adalah celoteh orang tua yang malam ini tidak bisa tidur gara-gara minum kopi Sidikalang. Sojah, Tan Lookay
Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik
Persatuan yang mana, Ko? Orang Tionghoa tidak monolitis, seperti juga suku suku anak bangsa tidak monolitis. Orang Tionghoa Kristen posisinya sama dengan anak bangsa yang Kristen, menghadapi umat agama lain, demikian juga yang Islam, yang Buda, dsb. Dalam setiap issue ada pro dan kontra. Orang Tionghoa juga seperti anak bangsa lainnya memposisikan diri pro kontra. Orang Indonesia ada yang pro atau tidak pro SBY, yang pro atau tidak pro Kalla. Lalu kalau diluar semua ini, orang Tionghoa disuruh jadi satu, kan namanya duduk manis manis dipojok kelas? ha ha ha Masak iya, misalnya, semua orang Makassar harus saling damai dan satu menghadapi semua hal? Orang Tionghoa di Indonesia adalah orang Indonesia. Orang Tionghoa Aceh juga berdiri dipihak rakyat Aceh melawan semua yang dianggap merugikan Aceh, ya kan? Orang Tionghoa mualaf ya lebih dekat anak bangsa yang Muslim. Tionghoa yang Kristen lebih dekat dengan saudara saudara Kristen dari suku lain. Menghadapi orang Tionghoa Dao atau Konghucu yang sembahyang di kelentang, orang Jawa sama asingnnya dengan orang Tionghoa Kristen atau Islam. Lha iyalahh.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya dengan baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar persatuan Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio Oen Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay