RE: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya

2005-06-30 Terurut Topik liang u
Sdr. Ulysee, 
Iseng ataupun serius, anda menghina orang. Apakah
semua begitu, apakah anda pernah survei? Sample anda
tak boleh yang anda lihat saja.
Semoga lain kali lebih objektif.

--- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Iseng ah mau jawab,
 
 No 1. Yang membedakan. Kelakuan juga beda. Kalu
 Tanya dekat ke orang
 mainland atau orang Indonesia lain suku, lebih dekat
 ke orang Indonesia.
 justeru di luar negeri mengicip identitas sebagai
 bangsa Indonesia (abis
 di negeri sendiri mengidap penyakit kronis krisis
 identitas)
 Bedanya sama cino-mainland, heheheh tionghua kita
 lebih bersih, lebih
 rajin mandi, kesannya lebih intelek nggak suka buang
 ludah sembarangan. 
 
 Budaya mandi sehari duakali itu datangnya darimana
 ya? Dari Jawa atau
 warisan VOC?
 
 No 2. Misunderstanding bisa dengan cara apa. 
 Hmmm, dengan cara jualan. Jadi orang tionghua
 Indonesia butuh tenaga
 marketing yang bisa menjual supaya suku tionghua
 bisa diterima oleh
 masyarakat sebagai salah satu bagian kehidupan sama
 seperti indomie yang
 rata rata orang Indonesia doyan indomie bisa
 dijadikan pengganti nasi
 masuk segala lapisan :P
 
 Hehehhe, gimana nih, lulus enggak? Nilainya A atau
 D?
 
 
 
 --- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua
  diaspora.
  dan bedanya dengan yang di Indonesia 
  
  Beberapa yang jadi poin saya :
  
  1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua 
 di
  Indonesia
  dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang
  di mainland ?
  
  2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia
  terhadap
  saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa
 diredusir
  dengan cara
  apa ?  Mengingat secara kultural, hal ini sudah
  demikian tercetak,
  apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah
  menahun 
  
  salam,
  Ari Condro
  
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya

2005-06-28 Terurut Topik liang u
Pertanyaan yang sangat menarik.
Kalau kita, Tionghoa Indonesia ke luar negeri,
katakanlah sekolah di sana, tolong perhatikan, apakah
mahasiswa Tionghoa Indonesia lebih dekat ke mahasiswa
pribumi Indonesia atau ke mahasiswa Tiongkok? Di sana
jelas, bahwa karena lingkungan sudah berbeda, orang
Tionghoa Indonesia sudah berkiblat ke Indonesia bukan
ke Tiongkok, hanya saja orang-orang tertentu tak bisa
melihat jauh, rabun mata dekat. Kalau Tionghoa
Indonesia masih mempunyai perbedaan dengan suku lain
di Indonesia itu wajar, sebab tiap suku di Indonesia
mempunyai kultur masing-masing. Bukankah kita menuju
Bhinneka Tunggal Ika? Berbeda-beda tapi tetap sama?
Salam

--- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua
 diaspora.
 dan bedanya dengan yang di Indonesia 
 
 Beberapa yang jadi poin saya :
 
 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua  di
 Indonesia
 dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang
 di mainland ?
 
 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia
 terhadap
 saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir
 dengan cara
 apa ?  Mengingat secara kultural, hal ini sudah
 demikian tercetak,
 apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah
 menahun 
 
 salam,
 Ari Condro
 
 
 - Original Message -
 From: Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED]
 =
 
 Asumsi tidak serta merta menjadikan anda rasis,
 karena saya yakin
 anda berbeda dan tidak rasis, tetapi sekedar
 mengemukakan asumsi.
 
 Lebih heran lagi bagi saya, seolah anda dan JD
 mempunyai asumsi
 yang sama pula, walaupun argumen nya tidak sama.
 
 Saya sangsi sama sekali kalau asumsi anda di apply
 ke semua Chinese,
 karena dengan demikian, anda mengesampingkan
 segment Chinese yang
 tidak termasuk dalam asumsi anda.  Apakah mereka
 ini mayoritas atau
 minoritas? Apakah anda sudah fix menyatakan
 mereka itu minoritas
 sehingga dapat diabaikan dalam asumsi anda?
 
 =
 Saya tidak apply statement saya terhadap
 Cino-Indonesia, karena dalam
 pandangan dan pengamatan saya - Cino-Indonesia
 adalah species yang sangat
 sama sekali berbeda dengan Cino-daratan.  SANGAT
 JAUH berbeda...!  (Dan
 tentunya ini hal yang juga menjadi sangat menarik). 
 Bahkan dengan
 Cino-Hong Kong atau Cino-Taiwan - mereka pun SANGAT
 berbeda.
 
 Point yang menarik dalam pandangan saya adalah bahwa
 Cino asli daratan yang
 saya temui ternyata punya kemampuan buat peer
 pressure terhadap sesama Cino
 - hingga ke masalah bahasa.
 
 Selama bergaul dan mengenal akrab Cino-Indonesia
 selama hampir seumur hidup
 saya (mulai dari saya sekolah TK dulu) -- belum
 pernah saya temui peer
 pressure terhadap sesama Cino hingga dalam bentuk
 bahasa.  Kalaupun ada
 preferensi terhadap bahasa - malah lebih saya lihat
 pada penggunaan bahasa
 daerah (misal bahasa Jawa) ketimbang hal lain. 
 Kalaupun ada preferensi
 pekerjaan dalam penguasaan terhadap bahasa Mandarin
 -- hal itu lebih
 terkait pada aspek praktek bisnis (semisal karena
 harus berurusan dengan
 orang Hong Kong, Cina, atau Taiwan) - ketimbang
 masalah sosial dan kultur.
 
 Itu yang kadang membuat kadang saya merasa kasihan
 terhadap sedemikian
 besarnya mispersepsi kalangan pribumi (whatever it
 is) - terhadap
 cino-indonesia.  Padahal di sisi lain - ketika
 Cino-Indonesia berhadapan
 dengan Cino-asli daratan -- merekapun tetap nggak
 dianggap.
 
 Apa masih kurang apesnya orang-orang demikian??
 
 =
 
 
 
 
 
 




 
Yahoo! Sports 
Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football 
http://football.fantasysports.yahoo.com


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya

2005-06-28 Terurut Topik ulysee
Iseng ah mau jawab,

No 1. Yang membedakan. Kelakuan juga beda. Kalu Tanya dekat ke orang
mainland atau orang Indonesia lain suku, lebih dekat ke orang Indonesia.
justeru di luar negeri mengicip identitas sebagai bangsa Indonesia (abis
di negeri sendiri mengidap penyakit kronis krisis identitas)
Bedanya sama cino-mainland, heheheh tionghua kita lebih bersih, lebih
rajin mandi, kesannya lebih intelek nggak suka buang ludah sembarangan. 

Budaya mandi sehari duakali itu datangnya darimana ya? Dari Jawa atau
warisan VOC?

No 2. Misunderstanding bisa dengan cara apa. 
Hmmm, dengan cara jualan. Jadi orang tionghua Indonesia butuh tenaga
marketing yang bisa menjual supaya suku tionghua bisa diterima oleh
masyarakat sebagai salah satu bagian kehidupan sama seperti indomie yang
rata rata orang Indonesia doyan indomie bisa dijadikan pengganti nasi
masuk segala lapisan :P

Hehehhe, gimana nih, lulus enggak? Nilainya A atau D?



--- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua
 diaspora.
 dan bedanya dengan yang di Indonesia 
 
 Beberapa yang jadi poin saya :
 
 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua  di
 Indonesia
 dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang
 di mainland ?
 
 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia
 terhadap
 saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir
 dengan cara
 apa ?  Mengingat secara kultural, hal ini sudah
 demikian tercetak,
 apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah
 menahun 
 
 salam,
 Ari Condro
 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya

2005-06-27 Terurut Topik Rinto Jiang






Ari menulis :

1. Sebenarnya apa sich yang membedakan
tionghua di Indonesia
dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang di mainland ?

2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia terhadap
saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir dengan cara
apa ? Mengingat secara kultural, hal ini sudah demikian tercetak,
apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah menahun 


Rinto Jiang :

1. 
Pasti ada dong. Yang pasti, kondisi sosial politik menyebabkan
perbedaan ini. Fenomena ini seperti aliran sungai, semua boleh berhulu
di suatu tempat yang sama, namun setelah sampai di hilir, mereka
terpisah2 jadi anak2 sungai yang berbeda. Tionghoa di daratan, di
Indonesia, Singapura dan sebagainya masing2 telah berada di aliran
sungai yang berbeda. Sebenarnya, secara detilpun di antara Tionghoa di
mainland itu masih banyak perbedaan yang mendasar. Walau sama2
memperingati itu Duanwu atau Imlek misalnya, tapi cara-cara
memperingati itu kan tidak sama antara satu propinsi dengan propinsi
lainnya.

Jangankan satu propinsi dengan propinsi lainnya, dulu di satu propinsi
Fujian saja, antara orang Tiociu, Hokciu, Senyiu dan lain2 ada
stereotip di antara mereka. Antara orang Tiongkok Selatan dan Utarapun
ada stereotipisasi, orang Tiongkok Utara lebih pintar berpolitik karena
dekat dengan core kekuasaan, orang Tiongkok Selatan lebih pintar
berdagang karena pusat ekonomi Tiongkok memang dari dulu berada di
Selatan.

Perbedaan ini pernah dipertajam oleh Dinasti Yuan-nya Kublai Khan.
Kublai Khan menggolongkan rakyat Yuan dalam 4 kasta. Kasta paling
tinggi orang Mongol, kasta kedua orang Asia Tengah (Turkic), kasta
ketiga orang Han Utara, kasta terendah orang Han Selatan (kita2 ini).
Ini satu bentuk stereotipisasi dan diskriminasi legal di zaman dulu.
Sampai sekarang, walau tidak di-undang-kan dan dijadikan peraturan
resmi, sebenarnya juga masih banyak praktek2 seperti ini di banyak
negara di dunia. Bahkan di negara Barat yang paling demokratis
sekalipun.

2. 
Ini perlu pendidikan dari sejak kecil yah. Lalu usaha pemerintah juga
sangat penting buat mengurangi pandangan2 sempit steeotipisasi dan
generalisasi di antara suku2 di Indonesia (bukan hanya terhadap
Tionghoa). Lihat saja clash antar suku di Indonesia, Dayak vs Madura.
Bicara tentang ini, campur tangan pihak yang berkuasa itu sangat
penting. Dulu selama beratus tahun orang Dayak hidup damai dengan
Melayu dan Tionghoa di Borneo, namun sampai pada Gestapu, ketika
militer masuk dan mengadu domba serta menggunakan Dayak dan Melayu
untuk menggilas Tionghoa, tonggak kedamaian di Borneo yang sudah
ratusan tahun itu ambruk begitu saja.

Namun bagi Tionghoa sendiri, jangan hanya cuma bisa nuntut ini dan itu.
Kita juga harus melakukan otokritik. Kita menuntut apakah kita juga
telah menuntut diri sendiri untuk tidak berpandangan yang bukan2
terhadap suku2 non-Tionghoa yang dianggap pribumi di Indonesia? Masih
saya temui koq ada yang menggeneralisasi pribumi ini gini2 dan gitu2.
Terus di kalangan pribumi juga begitu kayak saya dulu sering mendengar
siaran2 radio bawah tanah yang bernada rasis, padahal yang bicara itu
ngakunya pemuka agama. Kita harus belajar untuk membedakan apa itu
oknum dan apa itu suku secara keseluruhan. Kesalahan Acong jangan
langsung dilemparkan ke suku atau kampung dia berasal. 

Lalu ada orang bilang, pembauran, pembauran, jangan eksklusif. Ah, ini
koq terkesan terlalu menyederhanakan masalah yang sudah berabad2 ini.
Kadang masalahnya bukan hanya masalah Cina atau bukan Cina. Kadang
sudah terpatri kalau Cina itu pasti lebih kaya dan punya uang. Jadi
masalahnya kembali ke yang paling pokok, ekonomi. Padahal kenyataannya
juga gak begitu. Terus pembauran hasil politisir kayak ganti nama,
kawin mawin antar suku itu juga terlalu teoritis. Tidak realistis. Mau
realistis, jangan pernah dipaksa2. Biarkan semuanya berlangsung secara
natural.

Selain usaha, tentunya ini juga perlu waktu. Dikotomi pribumi (kaya,
anasionalis) vs non-pribumi (tidak kaya, nasionalis) yang diciptakan
oleh pemerintah Indonesia dan segregasi Eropa (Kristen) vs Cina
(Kepercayaan) vs Inlander (Islam) yang diciptakan oleh pemerintah India
Belanda bukan hanya berumur semalam dua malam. Ini perlu beberapa
generasi mungkin untuk mereduksinya. Saya pribadi sih optimis saja yah.
Member seperti Jeritan Bisu itu sebenarnya sangat saya harapkan
kehadirannya di sini. Selama ia masih mau bertanya2 di sini artinya ia
masih mau berkomunikasi dengan kita2 yang ia "curigai" karena sisa2
pikiran stereotipisasi dan generalisasinya. Ia masih lebih baik
daripada orang2 yang tidak mau tahu dan tetap saja berpikiran sempit.
Orang Cina sendiri juga masih banyak yang berpikiran sempit. Ini
kenyataan yang ada dan kita tidak boleh mencoba menyembunyikan atau
menghindarinya.


Rinto Jiang




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan