RE: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya
Sdr. Ulysee, Iseng ataupun serius, anda menghina orang. Apakah semua begitu, apakah anda pernah survei? Sample anda tak boleh yang anda lihat saja. Semoga lain kali lebih objektif. --- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Iseng ah mau jawab, No 1. Yang membedakan. Kelakuan juga beda. Kalu Tanya dekat ke orang mainland atau orang Indonesia lain suku, lebih dekat ke orang Indonesia. justeru di luar negeri mengicip identitas sebagai bangsa Indonesia (abis di negeri sendiri mengidap penyakit kronis krisis identitas) Bedanya sama cino-mainland, heheheh tionghua kita lebih bersih, lebih rajin mandi, kesannya lebih intelek nggak suka buang ludah sembarangan. Budaya mandi sehari duakali itu datangnya darimana ya? Dari Jawa atau warisan VOC? No 2. Misunderstanding bisa dengan cara apa. Hmmm, dengan cara jualan. Jadi orang tionghua Indonesia butuh tenaga marketing yang bisa menjual supaya suku tionghua bisa diterima oleh masyarakat sebagai salah satu bagian kehidupan sama seperti indomie yang rata rata orang Indonesia doyan indomie bisa dijadikan pengganti nasi masuk segala lapisan :P Hehehhe, gimana nih, lulus enggak? Nilainya A atau D? --- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua diaspora. dan bedanya dengan yang di Indonesia Beberapa yang jadi poin saya : 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua di Indonesia dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang di mainland ? 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia terhadap saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir dengan cara apa ? Mengingat secara kultural, hal ini sudah demikian tercetak, apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah menahun salam, Ari Condro __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya
Pertanyaan yang sangat menarik. Kalau kita, Tionghoa Indonesia ke luar negeri, katakanlah sekolah di sana, tolong perhatikan, apakah mahasiswa Tionghoa Indonesia lebih dekat ke mahasiswa pribumi Indonesia atau ke mahasiswa Tiongkok? Di sana jelas, bahwa karena lingkungan sudah berbeda, orang Tionghoa Indonesia sudah berkiblat ke Indonesia bukan ke Tiongkok, hanya saja orang-orang tertentu tak bisa melihat jauh, rabun mata dekat. Kalau Tionghoa Indonesia masih mempunyai perbedaan dengan suku lain di Indonesia itu wajar, sebab tiap suku di Indonesia mempunyai kultur masing-masing. Bukankah kita menuju Bhinneka Tunggal Ika? Berbeda-beda tapi tetap sama? Salam --- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua diaspora. dan bedanya dengan yang di Indonesia Beberapa yang jadi poin saya : 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua di Indonesia dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang di mainland ? 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia terhadap saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir dengan cara apa ? Mengingat secara kultural, hal ini sudah demikian tercetak, apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah menahun salam, Ari Condro - Original Message - From: Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] = Asumsi tidak serta merta menjadikan anda rasis, karena saya yakin anda berbeda dan tidak rasis, tetapi sekedar mengemukakan asumsi. Lebih heran lagi bagi saya, seolah anda dan JD mempunyai asumsi yang sama pula, walaupun argumen nya tidak sama. Saya sangsi sama sekali kalau asumsi anda di apply ke semua Chinese, karena dengan demikian, anda mengesampingkan segment Chinese yang tidak termasuk dalam asumsi anda. Apakah mereka ini mayoritas atau minoritas? Apakah anda sudah fix menyatakan mereka itu minoritas sehingga dapat diabaikan dalam asumsi anda? = Saya tidak apply statement saya terhadap Cino-Indonesia, karena dalam pandangan dan pengamatan saya - Cino-Indonesia adalah species yang sangat sama sekali berbeda dengan Cino-daratan. SANGAT JAUH berbeda...! (Dan tentunya ini hal yang juga menjadi sangat menarik). Bahkan dengan Cino-Hong Kong atau Cino-Taiwan - mereka pun SANGAT berbeda. Point yang menarik dalam pandangan saya adalah bahwa Cino asli daratan yang saya temui ternyata punya kemampuan buat peer pressure terhadap sesama Cino - hingga ke masalah bahasa. Selama bergaul dan mengenal akrab Cino-Indonesia selama hampir seumur hidup saya (mulai dari saya sekolah TK dulu) -- belum pernah saya temui peer pressure terhadap sesama Cino hingga dalam bentuk bahasa. Kalaupun ada preferensi terhadap bahasa - malah lebih saya lihat pada penggunaan bahasa daerah (misal bahasa Jawa) ketimbang hal lain. Kalaupun ada preferensi pekerjaan dalam penguasaan terhadap bahasa Mandarin -- hal itu lebih terkait pada aspek praktek bisnis (semisal karena harus berurusan dengan orang Hong Kong, Cina, atau Taiwan) - ketimbang masalah sosial dan kultur. Itu yang kadang membuat kadang saya merasa kasihan terhadap sedemikian besarnya mispersepsi kalangan pribumi (whatever it is) - terhadap cino-indonesia. Padahal di sisi lain - ketika Cino-Indonesia berhadapan dengan Cino-asli daratan -- merekapun tetap nggak dianggap. Apa masih kurang apesnya orang-orang demikian?? = Yahoo! Sports Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football http://football.fantasysports.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya
Iseng ah mau jawab, No 1. Yang membedakan. Kelakuan juga beda. Kalu Tanya dekat ke orang mainland atau orang Indonesia lain suku, lebih dekat ke orang Indonesia. justeru di luar negeri mengicip identitas sebagai bangsa Indonesia (abis di negeri sendiri mengidap penyakit kronis krisis identitas) Bedanya sama cino-mainland, heheheh tionghua kita lebih bersih, lebih rajin mandi, kesannya lebih intelek nggak suka buang ludah sembarangan. Budaya mandi sehari duakali itu datangnya darimana ya? Dari Jawa atau warisan VOC? No 2. Misunderstanding bisa dengan cara apa. Hmmm, dengan cara jualan. Jadi orang tionghua Indonesia butuh tenaga marketing yang bisa menjual supaya suku tionghua bisa diterima oleh masyarakat sebagai salah satu bagian kehidupan sama seperti indomie yang rata rata orang Indonesia doyan indomie bisa dijadikan pengganti nasi masuk segala lapisan :P Hehehhe, gimana nih, lulus enggak? Nilainya A atau D? --- Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi menarik ttg Tionghua daratan dan Tionghua diaspora. dan bedanya dengan yang di Indonesia Beberapa yang jadi poin saya : 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua di Indonesia dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang di mainland ? 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia terhadap saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir dengan cara apa ? Mengingat secara kultural, hal ini sudah demikian tercetak, apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah menahun salam, Ari Condro .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Fw: Cino, sejarah selektif dan Nasionalisme-nya
Ari menulis : 1. Sebenarnya apa sich yang membedakan tionghua di Indonesia dengan tionghua diaspora lainnya, juga dengan yang di mainland ? 2. Misunderstanding kebanyakan orang Indonesia terhadap saudaranya yang tionghua di Indonesia bisa diredusir dengan cara apa ? Mengingat secara kultural, hal ini sudah demikian tercetak, apalagi memang terjadi segragasi sosial yang sudah menahun Rinto Jiang : 1. Pasti ada dong. Yang pasti, kondisi sosial politik menyebabkan perbedaan ini. Fenomena ini seperti aliran sungai, semua boleh berhulu di suatu tempat yang sama, namun setelah sampai di hilir, mereka terpisah2 jadi anak2 sungai yang berbeda. Tionghoa di daratan, di Indonesia, Singapura dan sebagainya masing2 telah berada di aliran sungai yang berbeda. Sebenarnya, secara detilpun di antara Tionghoa di mainland itu masih banyak perbedaan yang mendasar. Walau sama2 memperingati itu Duanwu atau Imlek misalnya, tapi cara-cara memperingati itu kan tidak sama antara satu propinsi dengan propinsi lainnya. Jangankan satu propinsi dengan propinsi lainnya, dulu di satu propinsi Fujian saja, antara orang Tiociu, Hokciu, Senyiu dan lain2 ada stereotip di antara mereka. Antara orang Tiongkok Selatan dan Utarapun ada stereotipisasi, orang Tiongkok Utara lebih pintar berpolitik karena dekat dengan core kekuasaan, orang Tiongkok Selatan lebih pintar berdagang karena pusat ekonomi Tiongkok memang dari dulu berada di Selatan. Perbedaan ini pernah dipertajam oleh Dinasti Yuan-nya Kublai Khan. Kublai Khan menggolongkan rakyat Yuan dalam 4 kasta. Kasta paling tinggi orang Mongol, kasta kedua orang Asia Tengah (Turkic), kasta ketiga orang Han Utara, kasta terendah orang Han Selatan (kita2 ini). Ini satu bentuk stereotipisasi dan diskriminasi legal di zaman dulu. Sampai sekarang, walau tidak di-undang-kan dan dijadikan peraturan resmi, sebenarnya juga masih banyak praktek2 seperti ini di banyak negara di dunia. Bahkan di negara Barat yang paling demokratis sekalipun. 2. Ini perlu pendidikan dari sejak kecil yah. Lalu usaha pemerintah juga sangat penting buat mengurangi pandangan2 sempit steeotipisasi dan generalisasi di antara suku2 di Indonesia (bukan hanya terhadap Tionghoa). Lihat saja clash antar suku di Indonesia, Dayak vs Madura. Bicara tentang ini, campur tangan pihak yang berkuasa itu sangat penting. Dulu selama beratus tahun orang Dayak hidup damai dengan Melayu dan Tionghoa di Borneo, namun sampai pada Gestapu, ketika militer masuk dan mengadu domba serta menggunakan Dayak dan Melayu untuk menggilas Tionghoa, tonggak kedamaian di Borneo yang sudah ratusan tahun itu ambruk begitu saja. Namun bagi Tionghoa sendiri, jangan hanya cuma bisa nuntut ini dan itu. Kita juga harus melakukan otokritik. Kita menuntut apakah kita juga telah menuntut diri sendiri untuk tidak berpandangan yang bukan2 terhadap suku2 non-Tionghoa yang dianggap pribumi di Indonesia? Masih saya temui koq ada yang menggeneralisasi pribumi ini gini2 dan gitu2. Terus di kalangan pribumi juga begitu kayak saya dulu sering mendengar siaran2 radio bawah tanah yang bernada rasis, padahal yang bicara itu ngakunya pemuka agama. Kita harus belajar untuk membedakan apa itu oknum dan apa itu suku secara keseluruhan. Kesalahan Acong jangan langsung dilemparkan ke suku atau kampung dia berasal. Lalu ada orang bilang, pembauran, pembauran, jangan eksklusif. Ah, ini koq terkesan terlalu menyederhanakan masalah yang sudah berabad2 ini. Kadang masalahnya bukan hanya masalah Cina atau bukan Cina. Kadang sudah terpatri kalau Cina itu pasti lebih kaya dan punya uang. Jadi masalahnya kembali ke yang paling pokok, ekonomi. Padahal kenyataannya juga gak begitu. Terus pembauran hasil politisir kayak ganti nama, kawin mawin antar suku itu juga terlalu teoritis. Tidak realistis. Mau realistis, jangan pernah dipaksa2. Biarkan semuanya berlangsung secara natural. Selain usaha, tentunya ini juga perlu waktu. Dikotomi pribumi (kaya, anasionalis) vs non-pribumi (tidak kaya, nasionalis) yang diciptakan oleh pemerintah Indonesia dan segregasi Eropa (Kristen) vs Cina (Kepercayaan) vs Inlander (Islam) yang diciptakan oleh pemerintah India Belanda bukan hanya berumur semalam dua malam. Ini perlu beberapa generasi mungkin untuk mereduksinya. Saya pribadi sih optimis saja yah. Member seperti Jeritan Bisu itu sebenarnya sangat saya harapkan kehadirannya di sini. Selama ia masih mau bertanya2 di sini artinya ia masih mau berkomunikasi dengan kita2 yang ia "curigai" karena sisa2 pikiran stereotipisasi dan generalisasinya. Ia masih lebih baik daripada orang2 yang tidak mau tahu dan tetap saja berpikiran sempit. Orang Cina sendiri juga masih banyak yang berpikiran sempit. Ini kenyataan yang ada dan kita tidak boleh mencoba menyembunyikan atau menghindarinya. Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan