Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-18 Terurut Topik Santo Putra
Dear All.

Salam damai dan sejahtera.

Menurut hemat saya, mengungkapkan apa yang telah dilakukan oleh seorang tokoh 
masyarakat Tionghua baik dia itu kirno, likno, atau apa saja dan apakah orang 
itu anggota milis ini atau bukan dan apakah orangnya masih hidup atau sudah 
meninggal tidaklah menjadi masalah, yang penting apa yang diungkapkan adalah 
fakta. Sebagai anggota masyarakat Tionghua tentulah kita perlu tahu apa saja 
yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh kita, baik itu enak didengar maupun 
kurang enak didengar. 

Terima kasih.
Santo Putra.   
 



- Original Message 
From: extrim_bluesky [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 9:42:26 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI


HE HE HE...

saya perjelas ya. Dulu CSIS yg dimotori oleh
Harry Tjan Silalahi itu masuk kelompok 
MUNGKIR CINO alias Kirno. sekarang, karena
asimilasi yg diadobsi dari teori melting pot
amerika sudah jelas melanggar HAM dan USA
adobsi multikulturalisme alias Integrasi
yg dulu pernah diusung oleh BAPERKI yg diketuai
oleh SIAUW GIOK TJHAN lantas Bang Harry Silalahi
semerta-merta balik cino alias lik-no.
bahkan sampe tega buang duit kirim anak didiknya
yg bernama Christine Susanna Tjin untuk belajar
politik di Beijing. gak tau berdasarkan motive 
apa. yang pasti, orang-orang CSIS memantau milis
Budaya Tionghoa ini. 

Nah si pengarang buku dengan judul aneh bin
norak spt Tionghoa dalam Cengkraman SBKRI itu
adalah anasir CSIS. personally, i love him
yet judul bukunya aja uda ngeselin sekalipun
gak se-ngeselin judul buku Cokin, so What gitchu
lho. gue bilang sih buku ke 2 itu kampungan
bin norak abizz. 

Cokin so what gitu lho, kata mereka...??

ya jelas masalah lah. sebutan apa itu cokin??
slank dari cina?? sejak kapan kita setuju dgn
istilah cina?? bego bener...!! inilah bocah-bocah
CSIS yg gak pernah belajar sejarah hingga gak
pernah paham arti cina dan TIONGHOA tapi
karena tajir bin kaya raya sehingga uda berani
bikin buku. 

best regards,
Kenken

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]  
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jandi jandi_zhang@  
wrote:
 
  halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di 
CSIS. 
  tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
  dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
  berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
  
  Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
  Waktu : Pk. 16.00—18.30
  Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
  
  Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan 
RI dan
  Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
  Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre 
for
  Strategic and International Studies/CSIS) ; Mohammad Sobary
  (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan 
Perjuangan
  Anti Diskriminasi/ GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); 
Indradi
  Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI) ; serta penulis
  buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.
  
  Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
  dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa 
masih
  dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
  paspor, dll. 
  
  SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan 
Tionghoa
  saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
  mendikriminasikan warga negaranya. 
  
  Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan 
harga
  yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke 
ortu
  masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
  
  Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
  memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
  
  Trims yah,
 





  

RE: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-18 Terurut Topik Ulysee
 
Hayuk.
 
Oom Nano sekarang lagi di indonesia??? Boleh lah beta undang karaoke di
manggadua square. 
Ada tempat karaoke di panggung open air, sambil karaoke sambil makan
makan
sambil taruhan, yang lewat itu cina indonesia atau cina mainland, bisa
bedakan tidak, heheheheh. 
 
Ay. kapan dunks kapan
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono
HADINOTO
Sent: Thursday, September 18, 2008 10:29 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam
cengkraman SBKRI



--- In HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

- eleted-

 Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
 keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
 sure she will only be glad to!

*** Dikawal cik Ul? Wah saya juga mau! Tapi ke karaoke...kalo ke kantor 
CSIS mah beta sudah keluar masuk tanpa permisi atuhhh



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
9/12/2008 2:18 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
9/12/2008 2:18 PM
 


Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
memang ada bunglon2 tionghoa, yang rela mengorbankan kelompoknya sendiri untuk 
karier politik! saat zaman berubah, mereka berusaha mengubah wajah supaya 
tetap eksis, dan tetap berusaha merekrut para penerus... 



- Original Message 
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 8:32:56 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI


Orang dulu mengatakan:

- Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
- di saat Yin memuncak, Yang muncul
- di saat Yang memuncak, Yin muncul
- tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
abadi 

Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang
para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jandi jandi_zhang@ ... wrote:

 halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. 
 tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan..
 dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
 berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
 
 Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
 Waktu : Pk. 16.00—18.30
 Tempat : Gedung CSIS, Jl.. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
 
 Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan
 Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
 Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for
 Strategic and International Studies/CSIS) ; Mohammad Sobary
 (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan
 Anti Diskriminasi/ GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi
 Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI) ; serta penulis
 buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji..
 
 Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
 dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih
 dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
 paspor, dll. 
 
 SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa
 saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
 mendikriminasikan warga negaranya. 
 
 Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga
 yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu
 masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
 
 Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
 memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
 
 Trims yah,


 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Daripada ngatain orang yang nggak ada disini, mbok iyao bikin buku
sendirilah, kumpulan karangan yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan
Silalahi gitu loh.  Kalau bukunya Ivan Wibowo(editor) hehe itu bukan buku
sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan mereka.  Lha sekarang dibuat
anti bukunya saja, ngabis-abisin energi nulis disini mau galak 1 juta
kalipun percuma.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 18, 2008 3:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam
cengkraman SBKRI

 Daripada ngatain orang yang nggak ada di sini,
 mbok iyao bikin buku sendirilah, kumpulan karangan
 yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan Silalahi
 gitu loh.
 Kalau bukunya Ivan Wibowo (editor), hehe, itu bukan
 buku sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan
 mereka, lha sekarang dibuat anti bukunya saja.
 Ngabis-abisin energi nulis di sini, mau galak 1 juta kalipun
 percuma.

 Salam, Tantono

-

Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu
sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya...

Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara
itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di-
posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua.
Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi,
berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana
galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh 
tetap terbatas, ya diperhalus lah...

Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
sure she will only be glad to!
Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak
saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih...

Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu.
Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa
jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan
datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama
Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani...

Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah
buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya
publikasi di media akan luas.
Jadi badai tidak cuma di cangkir saja...

Wasalam. 



RE: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Maap om, sapa yg dimaksud pahlawan yah?
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 17 Sep 2008 13:54:26 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI


 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
  mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang.  
  
  Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

*** Betapa benarnya, mas Hendri, betapa benarnya! 
Kini mereka menjadi Pahlawan China... dahoeloe? wwwauw


Salam dari seorang saksi sejarah

Danardono




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde