Re: [Udah jadi OOT] Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme--> Martha vs Holy Uncle

2006-12-01 Thread Ronen Tejaya
Maaf, Anda telah salah persepsi. saya tidak menyombongkan agama, saya  bukan 
orang yang tertarik dengan agama. Cuma mengajukan pertanyaan saja.
  
  Kenapa agama harus dibanggakan? Orang yg keliatannya taat beribadah  
(misalkan sering ke tempat ibadah) belum tentu dalam kehidupan  sehari-harinya 
kelakuannya baik. Jadi agama tidak selamanya berbanding  lurus dengan kelakuan 
baik. Setuju?

Narpati Pradana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Pertama,
  di luar lingkup milis ini.
  
  Kedua,
  berpotensi debat kusir sia-sia
  
  Ketiga,
  banyak milis atau forum2 lain buat memuaskan hasrat membanggakan agama
  seperti ini
  
  Keempat,
  secara tidak langsung anda sudah menghakimi yang artinya sudah memulai debat
  kusir.
  
  Kelima,
  pengetahuan yang setengah-setengah kadang-kadang lebih berbahaya daripada
  tahu seluruhnya atau tidak tahu sama sekali
  
  Keenam,
  saya bisa mengajukan bukti teks (dalil naqli) dan peristiwa sejarah yang
  membuktikan anda salah,
  
  Ketujuh,
  pada saat yang sama saya bisa mengajukan bukti teks dan peristiwa sejarah
  yang mendukung pernyataan anda,
  
  Kedelapan,
  ketika ada kontradiksi seperti itu, mau tak mau pemeluk agama harus memilih
  mana yang dia percaya, (nilai agamaku di kampus A minus, sementara
  teman-temanku yang lain dapat A karena aku sering mengajukan kontradiksi2
  seperti itu tanpa memberikan solusi ... [memang cuma ditujukan bikin kelas
  Agama yang membosankan jadi lebih ramai] )
  
  Kesembilan,
  bahkan ketika sudah berusaha seobyektif mungkin, dengan ilmu dan pengetahuan
  sebanyak mungkin (shahih atau dhaif.. aql atau naql.. sanad atau matan,
  peristiwa nyata atau fiktif, dll..), tetap gak bisa lepas dari
  subyektivitas. Manusia cenderung untuk merasionalkan perbuatannya daripada
  berbuat secara rasional.
  
  Kesepuluh,
  diteruskan seperti ini, benar-benar di luar ruang lingkup milis ini.
  
  Saya menghormati agama apapun. Bahkan ketika ada point-point yang tidak
  kusetujui dari sebuah agama, tidak pernah membuatku berprasangka.
  
  Kenapa saya menyergah ketika saudara Ronen bertanya adakah ada agama lain
  yang mengajarkan Golden Rule? Karena jujur saja, saya menangkap nada
  kesombongan, karena itu saya tunjukkan link yang menunjukkan prinsip serupa
  dalam agama2 lain dari seluruh dunia.
  
  Sekarang untuk point 7 dan 8, saya tahu ada penulis-penulis Islam yang
  mengatakan selain "Muslim" (perhatikan tanda petik) amalnya tidak akan
  diterima dan saya tahu ada penulis-penulis Islam yang mengatakan sebaliknya.
  Memberikan alasan panjang lebar masing2 penulis tadi di milis ini, berarti
  di luar lingkup milis ini alias OOT.
  
  Terlalu picik mengatakan (jangankan Islam), Kristen sebagai pecahan Yahudi
  walaupun dalam sejarahnya Yesus berasal dari Yahudi dan kitab-kitab Yahudi
  sebagian masih dipakai oleh Kristen (dalam Perjanjian Lama).
  
  Terlalu picik juga mengatakan Timur sebagai hal yang pasti benar dan patut
  diagung-agungkan.
  
  Saya pernah kaget mendengar seorang Thailand yang beragama Budha (teman kost
  [sharehouse] di Australia) menafsirkan konsep 'Karma' dengan begitu kejam
  dan aku tidak menyangka mendengar itu justru dari pemeluk Budha sendiri.
  (Seandainya yang berbicara itu seorang muslim fanatis dan bengis, mungkin
  aku tidak akan sekaget itu)
  
  Saya jadi ingat, seorang sesepuh dalam sebuah paguyuban sebuah kepercayaan
  memusingkan tingkah laku para penghayat kepercayaan yang sama karena
  mementingkan 'Dawuh (ucapan)' dari pendiri kepercayaan yang disebut sebagai
  Romo. Menurutnya setiap 'Dawuh Romo' punya tujuan sendiri dan tidak selalu
  untuk setiap orang. Karena itu, menurut sang sesepuh, para penghayat
  kepercayaan tersebut seharusnya lebih memperhatikan Rasa daripada Dawuh.
  
  Pada saat yang sama, kawan saya (dari generasi muda penghayat kepercayaan
  tersebut) justru curhat pada saya karena alasan Rasa sangat subyektif dan
  tidak bisa diukur kadar kebenarannya secara massal. Permasalahannya bukan
  karena dia tidak percaya keberadaan Rasa, yang justru dia yakini sepenuhnya,
  namun karena secara organisasi, paguyuban tersebut menjadi mandeg karena
  para penghayat bisa menjadikan Rasa sebagai alasan.
  
  Sebelum aku melantur ke mana-mana, biar kutegaskan kembali
  Aku cerita, bukan untuk menghakimi siapa yang benar siapa yang salah.
  Aku cerita dengan satu tujuan,
  kalau niat kita buruk, konsep sebagus apapun dari agama apapun atau budaya
  apapun atau ucapan siapapun bisa kita tafsirkan menjadi buruk atau kita
  cari-cari kelemahannya.
  
  Mau Golden Rule, kek. mau Ahimsa, kek.. mau Tauhid, kek.. Mau Karma, kek..
  Sosialisme, Kapitalisme,  si vis pacem para bellum, Nationalism, humanism, 
back
  to nature, toleransi, dll.. semua bisa kita cari kelemahannya kalau hati
  kita sedang mendongkol.
  
  dan aku percaya, milis ini bukan tempatnya untuk debat hal-hal seperti itu.
  Ada banyak tempat di Internet untuk memuaskan hal-hal seperti itu.

Re: [Udah jadi OOT] Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme--> Martha vs Holy Uncle

2006-12-07 Thread Narpati Pradana
saya sedikit tidak setuju..
lebih tepatnya adalah pengetahuan tentang agama tidak berbanding lurus
dengan kelakuan baik.


Bersama ini,
saya juga minta maaf atas perilaku saya
dan saya juga minta maaf atas begitu lamanya waktu yang saya butuhkan untuk
bisa minta maaf secara terbuka.

.. bagaimana cara minta maaf dalam bahasa Mandarin? Dui bu qi?


Saya juga minta maaf buat yang lain, telah membuat milis rusuh. Semoga tidak
diperpanjang setelah ini.

Maafkan saya,
pemuda 23 tahun,

Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana

On 12/1/06, Ronen Tejaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Maaf, Anda telah salah persepsi. saya tidak menyombongkan agama, saya
> bukan orang yang tertarik dengan agama. Cuma mengajukan pertanyaan saja.
>
> Kenapa agama harus dibanggakan? Orang yg keliatannya taat beribadah
> (misalkan sering ke tempat ibadah) belum tentu dalam kehidupan
> sehari-harinya kelakuannya baik. Jadi agama tidak selamanya berbanding lurus
> dengan kelakuan baik. Setuju?
>
> Narpati Pradana <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> Pertama,
>
>
>
>
> 
>



-- 
help thy brother, just or unjust


[Non-text portions of this message have been removed]