CiKEAS> Undangan Silaturahmi Bersama Ananda

2009-01-12 Thread muhamad agus syafii
Undangan Silaturahmi Bersama Ananda


Assalamulaikum Wr Wb

"Aku ingin sekolah, bunda. Aku sekolah tinggi agar mamah tidak ngojek lagi " 
begitulah kata hendrik yang ibunya bekerja sebagai tukang ojek di pasar 
Ciledug. Hendrik adalah salah satu anak asuh program Ananda, ketika Hendrik 
masih kecil ayahnya sudah meninggal dunia.

Hendrik memiliki impian sekolah sebagaimana anak-anak lainnya. Itulah sebabnya 
Program Ananda ingin membantu  hendrik dan teman-temannya untuk bisa sekolah 
dan belajar dengan baik. kami mengundang teman2 untuk Silahturahmi dengan 
seluruh keluarga besar Ananda pada:
 
Hari/tangga; : Sabtu, 24 Januari 2009
Jam  :  14.00 WIB
Tempat   : Rumah Singgah Ananda
Jl. Suroso Raya no. 6 E, Komplek Peruri, Sudimara Timur, 
Ciledug, Tangerang, Banten
 
Kalau istilah kerennya nih " Tiada kesan tanpa kehadiran kalian" cie
 

Untuk konfirmasi kehadiran, silahkan hubungi:

Pungky  : 0818 685 165 (putri_salj...@yahoo.com)
Asih  : 0817 1129 77 ( redlight_specia...@yahoo.com)
Tien  : 0813 1466 1876 (siku_802...@yahoo.com)

Nabi Bersabda, “Barang siapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak 
yatim, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk 
surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak terampunkan” (H.R. Turmudzi).
 

Wassalam,
agussyafii

+++
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye "Untukmu Ananda." sebuah kampanye 
pengasuhan anak-anak yatim program Ananda. selanjutnya silahkan kirimkan 
dukungan dan kepedulian anda kepada "Untukmu Ananda" di 087 8777 12 431 atau di 
http://agussyafii.blogspot.com









  

CiKEAS> UN Tidak Mengutuk Israel, Cuma Minta Gencatan Senjata Saja !!!

2009-01-12 Thread Hafsah Salim
UN Tidak Mengutuk Israel, Cuma Minta Gencatan Senjata Saja !!!
   
Tidak ada kata2 dari UN yang mengutuk maupun menyalahkan Israel,
resolusi yang dikeluarkannya hanyalah sebatas gencatan senjata.  Namun
karena Hamas masih terus menembak, wajar kalo Israel menolak untuk
gencatan senjata.  Israel berhak membela kedaulatan negaranya, dan
berkewajiban melindungi warganegaranya berapapun bayarannya.

Negara2 yang mengutuk Israel hanyalah sebatas negara2 Islam saja tak
ada lainnya.  Kalopun ada dari agama lainnya menyalahkan Israel
se-mata2 hanyalah basa basi untuk mencegah gereja mereka dibakar
Muslim seperti yang banyak terjadi di Indonesia.  Bayangin apa yang
terjadi dengan gereja2 di Indonesia apabila umat Kristen rame2 demo
menyokong tindakan Israel.

Oleh karena itu bukanlah sebenarnya kalo ada umat Kristen ber-pura2
menyalahkan Israel karena dengan logika normal saja sudah jelas bahwa
Israel berada diposisi yang benar karena memang itu negaranya.

Lain dengan Arab Palestina, mereka itu bukanlah orang Palestina karena
mereka sama seperti Cina Indonesia yang bukan orang Indonesia.  Aseli
Palestina itu khan menyembah berhala dewa dewi Filistin, padahal Arab
Palestina mengharamkan berhala dan mewajibkan menyembah Allah, maka
sudah jelas orang Arab Palestina ini menipu mereka mencatut nama
bangsa Palestina dan seluruh dunia maju tahu sejarah Palestina itu
beserta dewa dewi yang disembahnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





CiKEAS> Laporkan 210 Temuan, BPK Tak Mau RI Jadi 'The Sick Man of Asia'

2009-01-12 Thread Sunny
Refleksi:  Indonesia dijulukan pada zaman Pak Harto sebagai "The sick man of 
Asia". Terang saja penyakit belum bisa sembuh sebab yang berkuasa adalah 
begundal-begundalnya.

http://www.detikfinance.com:80/read/2009/01/12/092725/1066637/4/laporkan-210-temuan-bpk-tak-mau-ri-jadi-the-sick-man-of-asia


Senin, 12/01/2009 09:27 WIB
Laporkan 210 Temuan, BPK Tak Mau RI Jadi 'The Sick Man of Asia'
Wahyu Daniel - detikFinance


Jakarta - Dalam kurun waktu 2003-2008, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah 
melaporkan 210 kasus hasil pemeriksaannya kepada penegak hukum dengan nilai Rp 
30,18 triliun dan US$ 470 juta, ini dilakukan dalam upaya penyelamatan uang 
negara.

Demikian dikatakan oleh Ketua BPK Anwar Nasution dalam pidatonya di acara ulang 
tahun BPK yang ke 62, di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 
(12/1/2009).

"Sejak tahun 2005, BPK telah mengadakan kesepakatan bersama dengan sejumlah 
institusi negara yang terkait dengan hasil pemeriksaan BPK yang berindikasi 
pidana seperti Kejaksaan Agung, KPK, PPATK dan Polri," tutur Anwar.

Anwar mengatakan kelemahan pengelolaan negara sebagaimana terungkap dalam 
pemeriksaan BPK, telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara terkorup.

"Akibat ulah kita sendiri, kehidupan rakyat menjadi sengsara dan Indonesia 
dianggap the sick man of Asia. BPK tidak mau pengalaman pahit itu terulang 
kembali," ujarnya.

Karena itulah, ulang tahun kali ini hendak digunakan sebagai momen untuk 
meningkatkan percepatan penegakan pemerintahan yang bersih dan pengelolaan 
keuangan negara yang transparan dan bertanggung jawab.(dnl/qom)

Baca juga : 
  a.. BPK Soroti Penyerapan Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun 
  b.. BPK Fokus 4 Pemeriksaan Strategis di 2009 
  c.. Laporan KL Banyak Disclaimer Karena Masalah Tanah 


Re: CiKEAS> Presiden Palestina itu Din Samsudin atau Abbas ???

2009-01-12 Thread hendri simatupang
Nah ketahuan toh siapa yang pro terorist ?
hehe...koq malah mau calonkan diri jadi presiden.

hens


--- On Mon, 1/12/09, Hafsah Salim  wrote:

> From: Hafsah Salim 
> Subject: CiKEAS> Presiden Palestina itu Din Samsudin atau Abbas ???
> To: CIKEAS@yahoogroups.com
> Date: Monday, January 12, 2009, 10:10 AM
> Presiden Palestina itu Din Samsudin atau Abbas ???
>  
> Baru2 ini Din Samsudin memerintahkan agar PBB dibubarkan
> saja karena
> tidak bisa memaksa Israel untuk menghentikan serangannya.
> 
> Lucu ya, membubarkan jemaah Ahmadiah saja belum mampu malah
> mau
> membubarkan PBB.  Begitulah kalo udah diracuni keimanan
> Islamiah
> sehingga tak bisa lagi membedakan posisinya berada dimana.
> 
> Padahal urusan Palestina itu khan berada dibawah hak
> kedaulatan dan
> kekuasaan presiden Abbas yang menjadi presiden syah
> Palestina yang
> diakui oleh PBB.
> 
> Padahal sebelum serangan Israel dilakukan terlebih dulu
> diadakan
> pertemuan antara Hosni Mubarak, Abbas, Israel, Syria,
> Yordania, Arab
> Saudia dan juga Hamas diundang tetapi menolak datang.  Dari
> hasil
> pertemuan itulah Israel sudah memutuskan untuk melakukan
> serangan dan
> meminta agar negara2 lainnya tidak menghalanginya.  Setelah
> memberi
> laporan terperinci kepada ketua Dewan Keamanan PBB barulah
> Israel
> memulai serangannya.
> 
> Dunia jelas tidak bisa ikut2an meresponse-nya karena urusan
> penyerangan ini sudah dalam pengetahuan negara2 ybs diatas,
> tetapi
> yang mencak2 atas serangan israel ini justru negara2 Islam
> gurem
> seperti Indonesia, Malaysia dll.  Malah mau ngirim bantuan
> untuk Hamas
> oleh Egypt di-pingpong pulang pergi hingga bingung mau
> masuk ke Gaza.
> 
> Lhaaa.  nasib rakyat Palestina itu khan tanggung
> jawabnya presiden
> Abbas bukan presiden Din Samsudin.  Lalu rakyat Palestina
> yang mana
> yang mau dibela oleh Din Samsudin??? Rakyat Palestina itu
> semuanya
> berada dibawah Abbas dalam keadaan sejahtera.  Namun kalo
> yang
> dimaksudkan adalah Hamas maka Hamas itu tidak diakui PBB
> sebagai
> pembawa suara rakyat Palestina sehingga dia tidak punya
> kursi di PBB.
> 
> Serahkanlah kesejahteraan dan keselamatan rakyat Palestina
> kepada
> Abbas tak perlu Din Samsudin melangkahi atau mengkudeta
> Abbas untuk
> menjadi pembela rakyat Palestina.  Kalo Din Samsudin mau
> mencatut nama
> rakyat Palestina nantinya bernasib seperti Hamas. 
> Janganlah jadi
> terrorist kasihan rakyatnya yang menderita.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati.


  


CiKEAS> Ayo, Ikuti Lomba "Green Poetry Valentine Day 2009"!

2009-01-12 Thread kabarindonesia
Sepanjang tahun 2008 yang lampau, setidak-tidaknya Harian Online 
KabarIndonesia (HOKI)  telah menuai sukses besar menggelar empat jenis 
kejuaraan amat bergengsi. Yakni Lomba Karya Tulis YPHL, Lomba Foto 
YPHL—yang berhadiah ratusan juta rupiah serta Lomba Menulis Surat 
Cinta dan Lomba HOKI Literary Online Award. Dengan kata lain, dinamika 
HOKI bisa dibilang tak pernah surut (sepi) dari berbagai event lomba.

Performanensi media online berbasis pewarta warga ini dijamin kian 
beken. Para pembaca dan penulis HOKI pun siap dimanja-manjakan dengan 
beragam sajian khas acara yang pokoknya "HOKI banget". Salah satunya, 
sejak detik awal tahun 2009 ini; HOKI yang baru berusia lebih dari dua 
tahun itu telah berkolaborasi dengan Yayasan Peduli Hutan Lestari 
(YPHL) menggelar Lomba Menulis Puisi Hijau bertajuk: "Green Poetry 
Valentine Day".

Lantas di manakah titik koordinat (mapping) kespesialisan dari acara 
ini, sampai-sampai ada ide menghijaukan puisi (green poetry) segala? 
Mengapa harus green poetry; bukannya white poetry, blue poetry, atau 
biar lebih kental nuansa kosmisnya memilih saja black poetry? Bukankah 
misalkan—grey poetry, dark yellow poetry itu jauh lebih romantis-
melankolis kedengarannya dibandingkan dengan green poetry? Tak lain 
spirit green poetry itu dilentikkan guna merekonstruksikan kesadaran 
mata batin kita yang telah terdekonstruksi akut; agar melek lingkungan 
hidup. Pasca melek lingkungan hidup, praktis rasa cinta kita pada 
lingkungan hidup tumbuh merekah, laksana keindahan warna pelangi dari 
kilauan bunga-bunga di musim penghujan.

Sebab selama ini yang sudah terlanjur terjadi adalah Hari Valentine 
hanya diraya-rayakan sebagai ungkapan rasa cinta dengan sesama 
manusia, terlebih kepada person to person, people to people (p to p), 
pacar pada gadis pujaannya. Khasanah cinta dalam Hari Valentine tidak 
diperluas pada jejaring cinta yang jauh melibas batas-batas wilayah 
cinta yang amat primordialistis di atas. 

Aura cinta sejati sesungguhnya, terletak pada gairah ruh cinta yang 
meledak-ledak bagaikan setangkup bebijian kapas (randu) yang 
merindukan percikan air dari gemulai tangan-tangan manusia atau 
curahan awan di musim kemarau. Sebab cinta itu sama seperti juga 
tanaman, yang diawali dengan bibit dan agar bisa tumbuh sempurna; ia 
harus dirawat dan diberikan pupuk. Pohon tanpa perawatan akan mati 
sia-sia. Apabila dirawat dengan baik pasti akan berbunga, lantas 
berbuah, dan berbiji. Cinta yang tumbuh terus itulah cinta hijau.

Hal inilah yang mendorong HOKI dan YPHL mengadakan lomba puisi Green 
Poetry Valentine Day. Tak mustahil lagi bahwa tahun 2009 ini akan di-
ploting menjadi Green Year, karena begitu banyak perusahaan maupun 
masyarakat yang semakin peduli akan lingkungan. Sedangkan esensialitas 
Puisi Hijau (Green Poetry) sendiri merupakan salah satu kunci pokok 
untuk merealisasikan seluruh kesadaran manusia dalam mewujudkan Green 
Year di atas.

Memang benar adanya, lomba ini memanfaatkan momentum strategis 
perayaan Hari Kasih "Valentine Day" Sayang yang jatuh pada 14 Februari 
2009. Bila mau mencermati lebih seksama lagi, perayaan Valentine Day 
di belahan dunia Barat menjadi masa-masa teristimewa di mana para 
kekasih yang sedang dimabuk rasa jatuh cinta mengungkapkan cinta 
mereka.

Ada yang mengungkapkan rasa cintanya dengan membelikan sekuntum bunga 
rose merekah berona merah marun teruntuk sang pujaan, kekasih. 
Sebagian lain mengkado-kadokan secincin emas atau liontin pada 
pasangan setianya. Bahkan ada juga yang meraya-rayakan hari itu 
sembari menyantuni anak-anak yatim piatu di berbagai penjuru kota.

Khusus di belahan dunia Timur (Utara dan Selatan), perayaan Valentine 
Day masih terkesan "kering". Bahkan khusus di Indonesia, sebagian 
orang tidak tahu apa itu Hari Valentine, apalagi kalau ditanya kapan 
hari H-nya; aduh kuper amat. Kendati begitu, acap kali Hari Valentine 
yang dianggap sebagai masa berkasih sayang itu disalahgunakan oleh 
mayoritas pasangan muda-mudi (ABG) dengan mengobral cinta murah(an) 
hingga melanggar batas-batas norma/etika (agama, negara, adat-
istiadat).

Padahal sejujur-jujurnya, substansialitas hari kasih sayang itu bukan 
lagi sebatas mencurahkan kasih sayang (original love, tresno, liebe, 
hubb) pada kekasih semata, melainkan juga kepada semua makhluk ciptaan 
Tuhan; orang tua, guru, rekan, tetangga dekat-jauh, karib kerabat, 
bahkan tanah, air, udara, bintang-gemintang serta lingkungan dan all 
every things over this world.

Dengan mengambil puncak orgasmus kesakralan spirit momentum Valentine 
"Hari Kasih Sayang" Day itu pula; Lomba Menulis Puisi "Green Poetry 
Valentine Day" ini diharapkan mampu mentransformasikan rasa cinta 
bukan hanya sekedar untuk menyadarkan sang kekasih mengenai cinta 
saja. Tetapi juga mempunyai tujuan lainnya yang lebih penting nan 
tinggi lagi yakni mengenai cinta lingkungan hidup maupun pelestarian 
hutan. Selain itu nantinya juga kuasa melahirkan penyair-penyair baru, 
tenar yang peduli te

CiKEAS> Sang Kiai Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka

2009-01-12 Thread Sunny
Refleksi:  Rupanya sang Kijai tidak egois, beliau hanya ingin  membagi berkat 
kesenangan jasmaniah dan rohaniah surgawi kepada para santriwatinya. Jadi harap 
 pak polisi maklum adanya.

http://surabaya.detik.com/read/2009/01/12/211645/1067232/475/sang-kiai-ditetapkan-polisi-jadi-tersangka

Senin, 12/01/2009 21:16 WIB



Dilaporkan Cabuli 16 Santriwati
Sang Kiai Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka
Samsul Hadi - detikSurabaya


Surabaya - Satuan Resort Kriminal Polres Blitar akhirnya resmi menatapkan Kiai 
SH, pengasuh Pondok Pesantren (ponpes) Raoudhotul Jannah, Desa Gading, 
Kecamatan Selopuro, Blitar, sebagai tersangka atas laporan dugaan pencabulan 
atas 16 santriwatinya. 

Penetapan tersangka kepada kiai SH, setelah yang bersangkutan mendatangi 
Mapolres Blitar untuk melakukan klarifikasi atas pemberitaan sejumlah media, 
terkait dugaan pencabulan yang dilakukannya. 

Namun karena sebelumnya polisi telah mendapatkan keterangan dari saksi dan 
korban, kiai SH akhirnya langsung diperiksa secara maraton dan resmi ditetapkan 
sebagai tersangka. 

"Sebenarnya kita akan memanggilnya, tapi karena dia datang sendiri pemeriksaan 
dapat langsung dilakukan. Hasilnya, sekarang dia resmi kami jadikan tersangka 
atas laporan pencabulan itu," kata Kapolres Blitar, AKBP Putu Jayan Danu Putra 
kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Senin (12/1/2009). 

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, sampai saat ini polisi belum 
melakukan penahanan terhadap kiai SH. Belum selesainya pemeriksaan menjadi 
alasannya. "Sampai sore ini dia masih kami periksa di ruag PPA (Perlindungan 
Perempuan dan Anak), jadi tunggu saja nanti pemeriksaan selesai baru kami 
tahan," ujar Putu. 

Apabila nantinya dalam pemeriksaan kiai SH terbukti bersalah, maka akan 
dikenakan ancaman hukuman lebih dari12 tahun penjara. Dia disangka melanggar UU 
RI No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, dan Pasal 335 KUHP tentang 
perbuatan tidak menyenangkan kepada seseorang. 

Secara terpisah, kuasa hukum kiai SH, Oyik Rudi Hidayat, saat dikonfirmasi 
sejumlah wartawan disela-sela mendampingi kliennya menjalani pemeriksaan, 
enggan memberikan keterangan lebih lanjut. 

Dia hanya merasa yakin kliennya tidak bersalah, karena menurut pengakuan dari 
kliennya, pencabulan yang dituduhkan tersebut tidak pernah terjadi. "Sementara 
hanya itu yang bisa saya katakan, dan ma'af saya sedang sibuk mendampingi 
beliau," ujarnya sambil mempersilahkan wartawan meninggalkannya. 

Korban Depresi

Kondisi 16 santriwati Pondok Pesantren dan panti asuhan yatim piatu Roudhotul 
Jannah, Desa Gading, Kecamatan Selopuro, Blitar, yang diduga menjadi korban 
pencabulan oleh kiainya sendiri mengalami depresi berat. 

Salah satu santriwati tersebut adalah IS (16), warga Desa Sumberagung, 
Kecamatan Panggungrejo, Blitar, yang juga sebagai pelapor atas kebejatan kiai 
SH, pengasuh sekaligus pengelola panti asuhan Roudhotul Jannah ke Mapolres 
Blitar.

"Kasihan dia, sekarang jadinya murung dan sangat takut kepada setiap orang yang 
menemuinya. Makanya kami akan terus mendampinginya salam pemeriksaan kasus 
ini," kata kuasa hukum ke 16 korban pencabulan, Musna'am kepada sejumlah 
wartawan di Mapoleres Blitar, Senin (12/1/2008). 

Kejadian pencabulan yang dialami korban, diakui oleh Musna'am terjadi pada 
pertengahan Maret 2008 silam. Saat itu, korban diakuinya diminta datang ke 
rumah kiai SH untuk diminta memijitnya. Namun disela-sela memijit, korban 
secara mendadak dicium. Korban juga diminta tidur di dada kiai SH, sambil 
diraba pada bagian intimnya. 

"Itu keterangan yang saya dapat dari cerita korban sendiri. Akibat kejadian 
tersebut, pada pertengahan Mei 2008, korban memutuskan keluar dari pondok 
karena sudah tidak tahan lagi," ujar Musna'am. 
(gik/gik) 

CiKEAS> Most rape cases in Kedah involve students [Malaysia]

2009-01-12 Thread Sunny
http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2009/1/12/nation/20090112171542&sec=nation

Published: Monday January 12, 2009 MYT 5:17:00 PM

Most rape cases in Kedah involve students


ALOR STAR: Statistics on rape cases in Kedah shows a disturbing trend with 226 
of the 309 cases reported involving students, mostly those from rural areas.

Kedah police chief Datuk Syed Ismail Syed Azizan said that of the 226 cases, 
187 involved 12-16 year-olds while the other 39 cases involved 17-18 year-olds.

"Rape cases that involve students comprise about 74 percent of the total rape 
cases reported in Kedah last year," he told reporters at the monthly gathering 
of the Kedah police contingent on Monday.

Students involved in rape usually had social problems that needed to be 
addressed from the legal aspect and supported by education and the family 
institution, he said.

Syed Ismail also said records showed that only four rapes cases that involved 
18 year-olds were nonconsensual.

"Rape usually occurred after the girls had willingly followed their boy 
friends," he added. - Bernama 


CiKEAS> Malaysia Larang Edisi Melayu Koran Katolik

2009-01-12 Thread Sunny
Refleksi: Dimulai dengan larangan kaum Nasrani memakai kata "Allah", sekarang 
dilarang koran edisi bahasa Melayu..

http://www.korantempo.com:80/korantempo/koran/2009/01/02/Internasional/krn.20090102.152478.id.html

Malaysia Larang Edisi Melayu Koran Katolik

KUALA LUMPUR ---Pemerintah Malaysia kemarin memerintahkan pemimpin redaksi The 
Herald untuk menutup harian edisi bahasa melayu mereka. Pemerintah beralasan 
pengadilan belum memutuskan apakah harian Katolik itu boleh memakai kata 
"Allah" dalam setiap terbitannya. 

"Konstitusi Malaysia menegaskan bahasa Melayu adalah bahasa nasional," kata 
Romo Lawrence Andrew kepada kantor berita AFP. "Lalu mengapa kami dilarang 
memakai bahasa nasional kami?" Romo Andrew menganggap perintah itu tidak bisa 
diterima. 

"Kami akan beraksi," tutur Andrew, pemimpin surat kabar yang diedarkan di 
kalangan Katolik itu, yang populasinya mencapai 850 ribu jiwa di Malaysia. 
"Tindakan ini merupakan serangkaian upaya pemerintah muslim konservatif untuk 
menjegal kami menerbitkan koran Katolik lagi." 

Sebab, menurut Andrew, mayoritas umat Katolik di Malaysia adalah bumiputra atau 
warga etnis asli Malaysia yang selama ini bercakap dalam bahasa Melayu. "Lebih 
50 persen umat Katolik adalah bumiputra dan dua dari sejumlah uskup yang ada 
juga bumiputra," tuturnya. 

Lagi pula, kata Romo Andrew, "Tidak terbukti bahwa pemakaian bahasa Melayu bisa 
meruntuhkan keyakinan umat Islam di Malaysia." Harian New Strait Times 
menyebutkan pengadilan akan mengeluarkan keputusan pada bulan depan. 

Adapun Departemen Dalam Negeri menyatakan bakal memantau aksi-aksi The Herald 
dari dekat. Saat ini 60 persen dari 27 juta jiwa penduduk Malaysia adalah etnis 
Melayu yang beragama Islam dan mendominasi pemerintahan. Sisanya etnis Cina dan 
India. AFP | NST | ANDREE PRIYANTO 


CiKEAS> Jakarta admits sea safety reform delay

2009-01-12 Thread Sunny
http://www.ft.com/cms/s/0/bc9a8184-e0c9-11dd-b0e8-77b07658.html?nclick_check=1

Jakarta admits sea safety reform delay 
By John Aglionby in Jakarta 

Published: January 12 2009 17:13 | Last updated: January 12 2009 17:13

Indonesia's government admitted on Monday it had undertaken fewer than half of 
the reforms planned in the past four years for its crucial maritime sector, 
which suffered another fatal accident at the weekend when a ferry sank. 

Jusman Djamal, transport minister, said the creation of harbourmaster and port 
authorities, and reform of services implementation, were examples of measures 
awaiting action.

"We've done about 40 to 50 per cent of what we need to do," he told a press 
conference held to explain the latest ferry accident.
Mr Jusman said 245 people were missing after the Teratai Prima, which was last 
inspected in December, sank on Sunday in a small cyclone while sailing from 
Sulawesi island to Borneo. There were 22 survivors, including the captain, but 
no bodies have been recovered.

Ships are the only means of transportation for tens of millions of Indonesians, 
particularly in the eastern half of the 17,500-island nation. But inadequate 
regulations and poor enforcement of those that exist mean accidents are so 
common they are barely newsworthy unless the death toll is in the scores.

Experts in the maritime sector believe the minister's figures for action taken 
are probably an overestimation. "If accidents don't happen it's by luck, not by 
design," said one port operator.

Indonesia's parliament passed a sea transport law last May that tightened rules 
and ended the state monopoly on port management. But the accompanying 
regulations have not been published, meaning much of the legislation cannot be 
implemented.

A port operator, who asked not to be identified, said the new law would have 
little impact on safety at sea. "The real problem is how the [authorities] 
organise themselves," he said.

Bambang Susantono, head of the Indonesian Transportation Society, a 
non-governmental organisation, said the devolution of many surveillance and 
enforcement responsibilities to inadequately trained local officials and the 
lack of resources to monitor all boats meant accidents would continue to be 
frequent.

"Bad weather can always happen and that can't be controlled," he said. "But too 
often the authorities aren't competent and ship owners and operators don't 
prioritise safety so when accidents do happen the number of casualties is much 
higher than it could have been."

Abdul Gani, director-general of sea transport at the transport ministry, 
acknowledged that overloading and reckless disregard for rules and regulations 
put many people at risk.

Mr Bambang said safety in the aviation sector had improved more in comparison 
following high-profile crashes in 2007 because it was easier to enforce 
regulations. Indonesia has worked hard to improve its aviation sector following 
a European Union ban on all its airlines in the same year. 


CiKEAS> Oknum TNI-Polri Baku Hantam

2009-01-12 Thread Sunny
Refleksi: Ayo ramai-ramai silahkan baku hantam atau saling baku guling.

http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=25350

  Senin, 12 Jan 2009, | 31 

  Oknum TNI-Polri Baku Hantam  
 
  Ambon, AE.- Baku hantam antara oknum anggota TNI dan Polri kembali 
terjadi, kemarin, di Terminal Mardika, Kota Ambon. Bunyi tembakan peringatan 
sebanyak tiga bahkan sempat membuat masyarakat panik dan berlarian. 
  Akibat insiden ini, satu orang diduga terkena timah panas pada bagian 
kakinya. Insiden ini terjadi dua kali di hari yang sama, namun di jam berbeda. 
Kejadian pertama berlangsung sekitar pukul 18.00 Wit di Terminal Mardika, 
ketika seorang anggota Brimob berpakaian preman dipukul oleh sejumlah orang 
yang diduga oknum anggota TNI-AD. Sampai malam tadi, belum diketahui apa motif 
penganiayaan tersebut, namun Akibat pemukulan ini, anggota brimob mengalami 
luka-luka.

  Anggota brimob tersebut kemudian menyelamatkan diri ke rekan-rekannya 
yang kebetuluan berada tak jauh dari TKP. Mereka langsung berlarian menuju 
sejumlah orang yang diduga anggota TNI AD. Sampai disana terjadi pertengkaran 
mulut. Tiba-tiba seorang anggota brimob mengancam dengan senjata. Beruntung 
salah satu rekannya Melarang. 

  "Jangan, nanti masalahnya tambah besar," ujar salah satu anggota Brimob 
lainnya kepada rekannya yang mengarahkan ujung senapannya ke arah anggota TNI 
tersebut. Akhirnya kedua kelompok aparat tersebut masing-masing membubarkan 
diri tak lama kemudian. Namun dari insiden pertama, berdampak pada pemukulan 
terhadap seorang siswa magang TNI-AD oleh sejumlah orang yang diduga berasal 
dari anggota brimob di tempat yang pada pukul 20.30. Sejumlah saksi di Tempat 
Kejadian Perkara atau TKP juga membenarkan dugaan tersebut. 

  Korban saat itu sedang berada di atas angkot jurusan Waiheru. Dia dipaksa 
turun lalu dipukuli beramai-ramai oleh para pria berpakaian preman berambut 
cepak, beberapa diantaranya menggunakan topi. Tetapi untunglah hal ini tidak 
berlangsung lama setelah sejumlah petugas dari Reskrim Polres PP Ambon yang 
kebetulan sedang bertugas di sekitar TKP datang dan memburu para pelaku yang. 
Salah satu berhasil ditangkap, setelah dilumpuhkan kakinya dengan timah panas.

  Sejumlah petugas baik dari Reskrim Polres PP Ambon maupun Intel Kodima 
belum bersedia memberikan keterangan lebih rinci tentang identitas pelaku dari 
dua peristiwa pengeroyokan yang terjadi berturut-turut tersebut. "Kita juga 
masih belum bisa memastikan oknum-oknum yang terlibat dari kesatuan apa, 
termasuk motifnya karena apa," ujar salah satu anggota Intel Kodam XVI 
Pattimura.

  Sementara itu sampai malam tadi, provost dari Brimob Polda Maluku dan 
Reskrim Polres PP Ambon tengah berada di TKP untuk mengamankan TKP. Aktivitas 
masyarakat yang sempat terganggu, juga sudah kembali normal 20 menit setelah 
insiden tersebut. (M2)  




CiKEAS> Hamas Titip Salam Untuk Indonesia

2009-01-12 Thread Sunny
  http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=25347
  Senin, 12 Jan 2009, | 22 

  Hamas Titip Salam Untuk Indonesia  

 
  Jakarta, AE.- Para pejuang Haroqah Al Muqowammah Al Islamiyah ( Hamas ) 
di Palestina menitipkan salam untuk masyarakat Indonesia. Solidaritas dan 
sumbangan dana kemanusiaan sudah diterima dan siap digunakan. 
  Salam itu dititipkan pada Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang baru saja 
pulang dari Timur Tengah. Hidayat berangkat dalam kapasitasnya selaku anggota 
organisasi Al Quds International yang dipimpin oleh Dr Yusuf Qardhawi. 

  "Saya sudah bertemu pemimpin-pemimpin mereka di Damaskus, Syria dan 
Amman, Jordania. Mereka mengucapkan salam dan terima kasih untuk bangsa 
Indonesia," ujar Hidayat saat berorasi di Tugu Monas, Jakarta kemarin. Ribuan 
massa PKS menyambutnya dengan teriakan takbir. 

  Menurut Hidayat, dirinya berkunjung ke sejumlah negara Arab untuk mencari 
jalan perdamaian. Hidayat berangkat sejak Kamis 1 Januari dan pulang Kamis 8 
Januari. Dia sempat bertemu Amir Qatar Syeikh Hamd Khalifah Ali Tsani , Raja 
Arab Saudi King Abdullah, Presiden Syria Bashar Assad, Raja Abdullah ke II 
Yordania (Selasa), dan Presiden Turki Abdullah Gul. 
  Hidayat juga bertemu dengan pimpinan empat kelompok Palestina, Faksi 
Hamas, Faksi Jihad, Faksi Nasional dan Kemasyarakatan, dan Faksi Fatah. Ketika 
di Jordania delegasi mengunjungi korban agresi Israel di Rumah Sakit Elia.

  "Para pejuang Palestina bersyukur saudaranya di Indonesia ikhlas membantu 
dengan apapun yang bisa dilakukan," kata Hidayat yang kemarin berkoko lengan 
pendek warna putih. Selain Hidayat dan tokoh-tokoh PKS, demo juga dihadiri 
perwakilan umat Budha, perwakilan PGI, dan beberapa organisasi masyarakat. 

  Menurut Hidayat, PBB sudah tak bisa lagi diharapkan. "Resolusi saja 
diingkari oleh Israel, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Jadi, sebaiknya memang 
perlu ada badan baru," kata mantan Presiden PKS itu. 

  Hidayat juga akan menemui SBY agar segera melakukan langkah lebih nyata. 
"Saya akan bicara dengan bapak Presiden karena Indonesia punya peran yang 
sangat strategis di dunia Arab maupun di badan-badan internasional," katanya. 

  Demo yang berakhir tengah hari itu juga diikuti anak-anak. Bahkan, putra 
Hidayat Hubaib, juga ikut berorasi di atas panggung. Massa PKS tidak membawa 
bendera partainya. Hanya bendera merah putih dan bendera Palestina. 

  Aksi ditutup dengan happening art berjudul Menembus Camp Israel. Hidayat 
dan Adang berlari membawa bendera Palestina dan menerobos semacam papan tipis 
bergambar bendera Israel. Massa juga membakar bendera Israel lalu berdoa 
bersama. 
  Ratu Se-Arabia Dukung Palestina
  Israel boleh saja memunggungi dunia, tapi mereka tidak bisa mengabaikan 
suara para ratu Jazirah Arabia. Terpanggil ratap tangis anak-anak Palestina, 
para ratu dan ibu negara di kawasan Timur Tengah kemarin (11/1) berkumpul. 
Mereka menuntut Israel menghentikan agresi militer ke Gaza serta menarik 
pasukan dan mengakhiri blokade.

  Para ratu dan ibu negara yang berkumpul di sebuah hotel di tepi Pantai 
Bosporus, Istanbul, Turki, itu adalah Ratu Rania, permaisuri Raja Jordania 
Abdullah; Asma Assad, istri Presiden Syiria Bashar Assad; Ratu Qatar Sheika 
Mozah bint Nasser al-Missned, istri Emir Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa 
Al-Thani; dan Wafa Suleiman, istri Presiden Lebanon Michel Suleiman. Pertemuan 
itu juga dihadiri putri pemimpin Libya Muammar Khadafi, Aisha, dan istri PM 
Pakistan Yusuf Raza Gilani, Fauzia Gilani. 

  Tuan rumah sekaligus penggagas pertemuan bertajuk Women for Peace in 
Palestine itu adalah Emine Erdogan, istri PM Turki Recep Tayyip Erdogan. 
Setelah pertemuan, sebelum membacakan pernyataan bersama, Emine menangis ketika 
menanggapi serangan militer di Jalur Gaza. Dia mengaku sangat terganggu dengan 
semakin banyaknya anak-anak yang terjebak dalam perang itu. 

  "Mereka terbunuh ketika bersepeda di taman. Mereka mencari perlindungan 
di sekolah, tapi tetap saja terbunuh di tempat tersebut. Mereka terbunuh di 
dalam masjid. Ke rumah sakit pun, mereka masih saja dijemput kematian," ujarnya 
sesenggukan. 
  "Saya berbicara atas nama rasa pedih yang saya rasakan di dalam hati 
sebagai seorang ibu," imbuhnya sambil mengusap air mata.

  Dalam pernyataan bersama, Emine meminta dunia internasional terus 
menolong para korban serangan Israel di Gaza. "Atas nama perempuan yang 
keberadaannya sangat penting bagi perdamaian dan kehidupan manusia, kami 
meminta komunitas internasional menekan Israel agar mereka menghentikan 
serangan itu," tegas Emine mewakili rekan-rekannya.
  Untuk semakin menunjukkan kepeduliannya, para wanita yang menjadi pujaan 
di negara-negara masing-masing itu mengenakan syal putih yang bertuliskan kata 
"damai" dalam bahasa Turki, Arab, dan Inggris di pundak mereka.

  Obama Tangani Gaza di Hari Pertama
  Dari perkembangan situasi di Gaza, sepanjang 

CiKEAS> Haniyeh: We'll deal positively with any cease-fire initiative

2009-01-12 Thread Sunny
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1231774432114&pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull

Jan 12, 2009 21:05 | Updated Jan 12, 2009 23:57 


Haniyeh: We'll deal positively with any cease-fire initiative
By KHALED ABU TOAMEH 

For the first time since the beginning of the IDF military operation in the 
Gaza Strip, Hamas on Monday openly signaled its willingness to accept a 
cease-fire with Israel. 

 
Smoke rises in Gaza after an IAF strike. 
Photo: AP

The message from Hamas was issued by its prime minister, Ismail Haniyeh, who 
has been in hiding since the beginning of the offensive. 

Haniyeh's remarks contradict fiery statements made by Hamas leaders in Syria 
and Lebanon. 

Haniyeh said in a televised speech that Hamas would cooperate with any 
initiative to stop the offensive and reopen the border crossings into the Gaza 
Strip. 

"We will deal positively with any initiative aimed at ending the offensive," he 
said. 

However, Haniyeh said that Hamas would also continue to fight against the 
"occupation forces" of Israel.  


"We are confident that eventually we would achieve victory and crush the 
aggression," he said. "The intifada must continue because the occupation is 
continuing to kill." 

Haniyeh claimed that at least half of the Palestinians killed in the IDF 
operation were women and children. "Victory comes to those who believe in Allah 
and carry out his commandments," he added, citing several versus from the 
Koran. 

"We have confidence in Allah because He's on our side. We are nearing victory 
over the Zionist war machine. After 17 days of fighting, I can say that the 
Gaza Strip and faith will prevail. With Allah's help, the Palestinian people 
will prevail over the infidels." 

Haniyeh's speech, which ended with a prayer, was seen by some Palestinians as 
an admission of defeat. A Fatah official in Ramallah said the speech reflected 
Hamas's growing predicament. 

"This speech shows that Hamas has been defeated," he said. "Haniyeh has 
actually raised the white flag." 

The official pointed out that the speech was also an indication of the growing 
rift between the Hamas leadership in the Gaza Strip and the one in Damascus and 
Beirut. 

"The Hamas leaders in the Gaza Strip are desperate for a cease-fire," he said. 
"After more than two weeks of fighting, they are tired and frustrated." 

The Fatah official said that Haniyeh's remarks were likely to escalate tensions 
between the two leaderships. "I don't think [Damascus-based Hamas leader] 
Khaled Mashaal is going to like what Haniyeh said," he remarked. "The Hamas 
leaders in Damascus and Beirut are under heavy pressure from the Syrians and 
Iranians not to accept the latest Egyptian cease-fire initiative." 

A Hamas delegation returned to Cairo Tuesday night carrying the movement's 
response to the Egyptian initiative, which calls for an immediate cease-fire 
between Israel and the Islamist movement. 

The four-member delegation held talks in Cairo earlier this week with Egyptian 
Intelligence Chief Omar Suleiman before heading to Damascus for consultations 
with Hamas leaders. 

The delegation had originally expressed reservations about some points in the 
Egyptian proposal, especially regarding the Rafah border crossing and the 
deployment of an international force in the Gaza Strip. The delegation also 
voiced opposition to declaring a long-term cease-fire with Israel. 

Osama Hamdan, the Hamas representative in Lebanon, denied that the Egyptians 
had set an ultimatum to Hamas to accept their initiative. "No one can impose a 
deadline on us," he said. "Everything now depends on whether the Egyptians 
accept our reservations over their proposal." He expressed hope that the 
Egyptians would accept Hamas's reservations over the cease-fire initiative. He 
added that Hamas was demanding an immediate halt to the Israeli operation 
before discussing the issue of a cease-fire. 

In a related development, the Hamas government said that it would continue to 
function despite the "reoccupation" of the Gaza Strip by Israel. 

"We are continuing to assume our responsibilities although the Gaza Strip has 
been divided," said a statement issued by the Hamas government. "We are 
continuing to provide the citizens with various services


Satellite?blobcol=urlimage&blobheader=image%2Fjpeg&blobheadername1=Cache-Control&blobheadervalue1=max-age%3D420&blobkey=id&blobtable=JPImage&blobwhere=1231774432251&cachecontrol=5%3A0%3A0+*%2F*%2F*&ssbinary=true
Description: Binary data


CiKEAS> Who uses whom?

2009-01-12 Thread Sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/929/re81.htm

8 - 14 January 2009
Issue No. 929
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Who uses whom?
Syria has a history of supporting militant Palestinian factions, but some say 
it uses them as pawns, Bassel Oudat writes from Damascus 


   Click to view caption 
  Syrian protesters shout anti-Israel slogans as they hold candles with 
Arabic placards that read: "The children of Gaza as the martyrs of freedom" 
left, and "Only the Israelis will pay later for they are doing in Gaza now", 
during a demonstration against the Israeli attack on Gaza in Damascus 
--
 
Syrian-Palestinian relations suffered during the 1970s and 1990s, first because 
of the Lebanese civil war and then because of the Oslo Accords. Once the 
Palestine Liberation Organisation initiated its policy of "independent 
Palestinian decision-making", many Palestinians took that as a message for 
Syria to stay out of Palestinian affairs.

Syrian-Palestinian relations turned chilly after the Palestinians and the 
Israelis signed a self-government agreement in Oslo in 1993. Damascus portrayed 
the move as a stab in the back of Arab solidarity, a blow to the integrity of 
the Arab negotiating position.

Since the Madrid Conference of 1991, Syria and some Palestinian factions agreed 
that collective Arab negotiations with Israel were preferable to one-track 
talks. The Damascus-based groups, in particular, saw eye to eye with Syria on 
all matters concerning negotiations -- prompting speculation that Syria was 
using them as a bargaining chip.

Tensions abated in 2000 when Yasser Arafat attended the funeral of the late 
president Hafez Al-Assad in Damascus. A year later, President Bashar Al-Assad 
met Arafat on the sidelines of an Arab summit in Amman. In 2003, many 
Palestinian officials visited Syria in an attempt to revive relations and were 
given a warm reception by the Syrians.

Following the 9/11 attacks, the US made a list of alleged terror organisations, 
including Hamas, the Islamic Jihad, and the Popular Front for the Liberation of 
Palestine-General Command (PLFP-GC). In August 2003, the US Treasury decided to 
freeze the assets of six Hamas leaders, including Khaled Mashaal and Moussa Abu 
Marzouq, who both lived in Damascus.

The US administration warned Syria in June 2002 that it would come under 
sanctions unless it closed down the offices of "extremist" Palestinian 
organisations in Damascus. The Damascus-based groups were engaged in 
recruiting, training, financing, and plotting attacks against Israel, US 
officials said. Washington also accused Syria of training Palestinian fighters 
in camps near Damascus. Syrian officials denied everything, saying that only 
Palestinian media offices existed in Damascus.

In fact, several Palestinian organisations are based in Damascus, especially 
the 10 groups that opposed the PLO since the Madrid Conference of 1991: Hamas, 
the Islamic Jihad, the PFLP-GC, the Democratic Front for the Liberation of 
Palestine, the Palestinian National Liberation Movement (Fatah Al-Intifada), 
the Palestinian Liberation Front, the Popular Liberation Brigades (Al-Saeqah), 
the Popular Front for the Liberation of Palestine, the Palestinian People's 
Struggle Front and the Palestinian Revolutionary Communist Parties.

After the US warning, some Palestinian leaders, especially those of Hamas, left 
Syria. But in November 2003, US officials claimed that Syria had failed to 
restrain Palestinian groups and that the latter were planning "terrorist acts" 
out of Damascus. Washington claimed that Syria facilitated the delivery of 
hardware to Hamas, using a freight plane formerly used in relief operations in 
Iran.

In early 2004, Damascus responded, saying that it asked Palestinian groups 
operating in Syria to stop their media and political activities. Syrian 
officials told Palestinian leaders to keep a low profile, and occasionally 
limited their movement. Weeks later, Palestinian groups residing in Syria 
denied that Syria had pressured them or closed their offices, saying that they 
were still operating as usual. 

In January 2005, Mahmoud Abbas, then Fatah candidate in the presidential 
elections, went to Syria in his first visit since 1996. When Abbas won the 
elections, Al-Assad congratulated him. The Syrian rapprochement with the 
official Palestinian Authority (PA) was generally seen as an answer to 
Washington. Syria was telling US officials that it was talking to all the 
Palestinians, not just the hardliners. Before June 2003, Fatah offices in 
Damascus had been closed for 20 years.

Nonetheless, Damascus has very close ties with Hamas, although the latter is 
part of the Muslim Brotherhood, a group banned in Syria. Following Hamas's 
electoral victory, Al-Assad received Mashaal and congratulated 

CiKEAS> UNHRC says Israel guilty of "grave" human rights viola tions

2009-01-12 Thread Sunny
http://www.tehrantimes.com/index_View.asp?code=186724

January 13, 2009 
UNHRC says Israel guilty of "grave" human rights violations
Israel using white phosphorus in Gaza: Human Rights Watch


GENEVA (Reuters/AP) - The UN Human Rights Council on Monday adopted a 
resolution condemning Israel's offensive in the Gaza Strip and accusing it of 
"grave" human rights violations against Palestinian people. 


The resolution drafted by Arab, Asian and African countries also called for the 
urgent dispatch of an international mission to investigate Israeli behavior in 
the enclave, and called on Israel to cooperate with it. 

But the non-binding resolution, passed by 33 votes with 13 abstentions and one 
against, was dismissed by Israel as one-sided and reflecting the "fairytale 
world" of the 47-member Council, for which the Israel is a prime target. 

The text of the document said the Council "strongly condemns the ongoing 
Israeli military operations... which have resulted in massive violations of 
human rights of the Palestinian people and systematic destruction of the 
Palestinian infrastructure." 

The resolution, whose wording diplomats said had been softened at the request 
of Palestinian envoys in an effort to get a consensus in the Council, was 
opposed outright by Canada while European countries, Japan and South Korea 
abstained. 

The United States is not a member of the Council and took no part in the 
discussions. 

Canada complained that the text, which called for an immediate withdrawal of 
Israeli forces, failed to recognize that Israel had acted to stop rocket 
attacks on its territory from Gaza. 

Germany, speaking for European Union members on the Council, said they would 
abstain for the same reason. 

However, the resolution also called for an end to "launching of the crude 
rockets against Israeli civilians that resulted in the loss of 4 civilian 
lives" but noted that Israeli attacks had brought some 900 Palestinian deaths 
and injured around 4,000. 

In the earlier debate on the resolution, Pakistan, speaking for the 57-member 
Organization of the Islamic Conference (OIC), denounced what it called Israel's 
"unrestrained use of force, killing of innocent civilians" and violation of UN 
havens. 

The resolution was backed by Russia, China and Latin American states on the 
Council including Argentina and Brazil. 

Meanwhile, Human Rights Watch said Sunday that Israel's military has fired 
artillery shells with the incendiary agent white phosphorus into Gaza and a 
doctor there said the chemical was suspected in the case of 10 burn victims who 
had skin peeling off their faces and bodies, the Associated Press reported. 

Researchers in Israel from the rights group witnessed hours of artillery 
bombardments that sent trails of burning smoke indicating white phosphorus over 
the Jebaliya refugee camp in northern Gaza. But they could not confirm injuries 
on the ground because they have been barred from entering the territory. 

The chief doctor at Nasser Hospital in southern Gaza said he treated several 
victims there with serious burns that might have been caused by phosphorus. He 
said, however, that he did not have the resources or expertise to say with 
certainty what caused the injuries. 

The substance can cause serious burns if it touches the skin and can spark 
fires on the ground, the rights group said in a written statement calling on 
Israel not to use it in crowded areas of Gaza. 

Israeli Military spokeswoman Maj. Avital Leibovich refused to comment directly 
on whether Israel was using phosphorus, but said the army was "using its 
munitions in accordance with international law." 

Israel used white phosphorus in its 34-day war with Hezbollah in Lebanon in 
2006. The U.S. military in Iraq used the incendiary during a November 2004 
operation against insurgents in the city of Fallujah. 

An AP photographer and a TV crew based in Gaza visited Nasser Hospital in Khan 
Younis on Sunday and recorded images of several burn patients. 

One of them, Haitham Tahseen, recalled sitting outside his home with his family 
in the morning when something exploded above them. 

"Suddenly, I saw bombs coming with white smoke," said the man, whose burned 
face was covered with medical cream. "It looked very red and it had white 
smoke. That's the first time I've seen such a thing." 

His cousin, in another hospital bed, was more severely burned, with patches of 
skin peeling off his face and body, and had to be wrapped with thick white 
bandages. 

The hospital's chief doctor, Youssef Abu Rish, said the burns were not from 
contact with fire, but he couldn't say what sort of substance caused them. He 
said information he collected on the Internet indicated it could have been 
white phosphorus. 

White phosphorus is not considered a chemical weapon, and militaries are 
permitted under laws of warfare to use it in artillery shells, bombs and 
rockets to create smoke screens to hide troop movements as wel

CiKEAS> Pregnant as a result of rape, she was killed by her family

2009-01-12 Thread Sunny
http://www.smh.com.au/news/world/pregnant-by-rape-her-family-killed-her/2009/01/13/1231608653354.html


Pregnant as a result of rape, she was killed by her family  

January 13, 2009 - 6:50AM
A Turkish court sentenced five members of the same family to life imprisonment 
for the "honour killing" of Naile Erdas, 16, who got pregnant as a result of 
rape, activists said Monday.
In its verdict, a court in the eastern city of Van sentenced the murder 
victim's brother to life in jail for the 2006 murder to cleanse the family 
honour, the Van Women's Association said.

The girl's father, mother and two uncles were also given life sentences for 
instigating the murder, while a third uncle was jailed for 16 years and eight 
months for failing to report the murder in one of the heaviest sentences handed 
down in Turkey for such a killing.

"We can say this verdict is a first in terms of the harshness of the sentences 
and the fact that the entire family was convicted," Mazlum Bagli, a researcher 
into honour killings at the Dicle University, said.

Zelal Ozgokce of the Van Women's Association also welcomed the sentence as an 
appropriate deterrent.

"It is very good that the entire family was punished for the crime," she said. 
"It will serve as a deterrent. People will become aware that they will face the 
consequences of an honour killing."

Erdas became pregnant as a result of a rape but concealed her condition until 
she was hospitalised for a severe headache, when doctors determined she was 
pregnant.

When the family made threats and offered bribes to get the girl back, doctors 
decided to keep her in the hospital and informed police and the prosecutor's 
office.

One week after Erdas gave birth, the prosecutor agreed to send her home after 
the girl's father promised she would not be harmed.

But she was shot dead by her brother a few hours after returning home.

In "honour killings", generally prevalent among Turkey's Kurdish community, a 
so-called family council names a member to murder a female relative considered 
to have sullied the family honour. In most cases this is because of an 
extra-marital affair.

But there have been cases where those killed have been rape victims or women 
who simply talked to strange men or requested a song on the radio.

In recent years, the government and civic groups have stepped up efforts to 
stamp out honour killings, but the practice still has considerable public 
support in the mainly Kurdish southeast.


CiKEAS> Melawan Perusak Lingkungan

2009-01-12 Thread Retno Kintoko

=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi alam, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia."  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Democration & Pruralism Indonesia Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
"Belajar menyelamatkan lingkungan bersama untuk kebaikan bangsa Indonesia." 
  
Simon Sinaga, Melawan Perusak Lingkungan 
Selasa, 13 Januari 2009 | 03:00 WIB 
Oleh: ANDREAS MARYOTO 
Memasuki usia 66 tahun tak menghalanginya untuk berjalan di goa yang gelap dan 
terjal. Ia tetap bersemangat mengantar tamu untuk melihat kawasan hutan hasil 
rehabilitasi lahan tandus dan gersang Sikopi Kopi di Kecamatan Aek Kanopan, 
Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. 
Sejak 1994 saya mengelola lahan ini. Semula lahan ini tandus karena warga 
menebangi pohon lalu membakarnya menjadi lahan pertanian. Setelah itu, mereka 
meninggalkan lahan ini,” kata Pastor Simon Sinaga OFM Cap tentang awal mula 
kondisi kawasan Sikopi Kopi. 
Hutan ini sebenarnya biasa saja. Dilihat luasnya, Sikopi Kopi hanya 40 hektar. 
Hutan ini tergolong kecil dibandingkan dengan luas kebun sawit di Sumut yang 
hampir mencapai 1 juta hektar. 
Akan tetapi, keberadaan hutan di tengah kepungan perkebunan sawit di Sumut bisa 
menjadi simbol. Simbol perlawanan terhadap perluasan perkebunan sawit yang tak 
terkendali, kebablasan. Sikopi Kopi secara pasif menahan ”agresi” perkebunan 
kelapa sawit. 
Riwayat Sikopi Kopi bermula saat ordo OFM Cap, salah satu tarekat rohaniwan 
Katolik, membeli lahan itu. Sinaga lalu menanami kawasan itu dengan berbagai 
jenis pohon meski ia tak punya pengetahuan layaknya ahli konservasi lingkungan 
untuk menghijaukan kawasan. Bermodal tekun dan cinta pada lingkungan, setiap 
kali dia menanam berbagai bibit tanaman di lahan yang kritis. 
Setelah 14 tahun, kawasan itu kembali hijau dengan pohon-pohon besar di lereng 
Sikopi Kopi. Berbagai jenis hewan, seperti kera dan ular, berumah di hutan itu. 
Semak tumbuh liar, tanaman seperti rotan pun tumbuh leluasa. 
Bekas jalan masuk ke hutan ini mulai tertutup tanaman liar. Di dalam hutan 
terdapat goa yang menjadi habitat kelelawar dan ular. Kehadiran berbagai jenis 
satwa dan tanaman itu menjadi ciri membaiknya lingkungan. 
Pemandangan ini kontras dengan kawasan sekitar yang dipenuhi tanaman kelapa 
sawit. Pilihan Sinaga memang tak berdampak langsung atau mengurangi perluasan 
kebun sawit. Ia hanya ingin mengingatkan, hutan harus dijaga dan tak bisa 
semena-mena diubah semuanya menjadi kebun sawit sebab hutan punya fungsi lain 
untuk menunjang kehidupan. 
”Tak semua orang mau melihat masa depan. Orang suka berpikir instan, ingin 
mendapat uang dengan cara apa pun, termasuk menebangi hutan untuk kebun sawit. 
Hutan itu punya banyak fungsi bagi kelestarian makhluk hidup,” kata Sinaga. 
Merisaukan 
Ketika mulai berkarya sebagai pastor paroki di Aek Kanopan tahun 1986, ia sudah 
berurusan dengan persoalan lingkungan yang merisaukan. Banyak orang meracuni 
ikan di kanal-kanal pembuangan air di sekitar perkebunan sawit. Itu tentulah 
merusak lingkungan meski pelakunya sebagian justru aparat negara. 
”Saya pelajari undang-undang, jadi saya tahu mereka melanggar hukum. Saya 
sempat memotret aparat yang meracuni ikan. Dari gambar itu saya laporkan mereka 
kepada penegak hukum,” cerita Sinaga tentang kasus yang kemudian dibawa ke 
pengadilan. 
Ia ingin kasus ini dituntaskan. Namun, melihat itikad baik dari mereka yang 
semula bertindak tak benar itu, Sinaga mau berdamai dengan syarat para 
tersangka mau memelopori penebaran kembali ikan di kanal-kanal tersebut. Ini 
sebagai bukti mereka tak akan merusak lingkungan. 
Tak cukup dengan itu, sebagai ”hukuman sosial”, saat mereka menebarkan 
benih-benih ikan ke kanal-kanal di Aek Kanopan pun disaksikan langsung oleh 
penduduk setempat. 
”Orang meracun ikan itu hanya demi makan sekitar dua hari saja. Mereka cuma 
merasa puas bisa mendapat ikan dalam jumlah banyak. Namun, mereka tak 
menyadari, setelah semua itu habis, akan terjadi kelaparan,” kata Sinaga. 
Peristiwa ini membuat cintanya terhadap lingkungan makin membesar. 
Tanaman kemenyan 
Setelah merawat Sikopi Kopi, belakangan ini Sinaga berupaya menjaga kepunahan 
tanaman kemenyan di Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Dia melihat 
penebangan hutan yang terus-menerus di kawasan ini akan mengurangi lahan 
kemenyan. 
Padahal, jenis tanaman itu masih sulit dibiakkan dan belum ditemukan cara 
budidayanya. Kemenyan tumbuh dan berkembang secara alami. Bila tanaman kemenyan 
punah, Indonesia akan kehilangan salah satu kekayaan hayatinya. 
Kemenyan adalah salah satu tanaman yang hanya tumbuh di wilayah barat kawasan 
Sumut. Penebangan hutan yang terjadi di daerah itu sungguh berpotensi 
mengurangi populasi pohon kemenyan. 
”Ancaman terhadap tanaman kemenyan sangat nyata. Hutan itu terus dibabat,” kata 
Sinaga meng