Re: CiKEAS> Lagi-lagi suruh milih yang cantik........

2009-06-20 Thread sunny
Mungkin dalam pikiran Mega dia sedang turut dalm kontest ratu kecantikan, maka 
oleh karena itu dia katakan hendaklah dipilih capres yang paling cantik.

  - Original Message - 
  From: c_baa 
  To: CIKEAS@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, June 19, 2009 11:38 AM
  Subject: CiKEAS> Lagi-lagi suruh milih yang cantik





  Saya heran dalam setiap kampanyenya mega selalu ngajak memilih capres yang 
paling cantik, yang punya tahi lalat, menurut saya itu bukan bahasa yang bagus 
bahkan kurang mendidik seharusnya lebih baik lagi kalo dalam kampanyenya mega 
menggunakan kata-kata yang jauh lebih "cerdas" bukan bahasa murahan biara 
berbobot dan rakyat bisa menaksir seberapa jauh kemampuannya. Tapi kalo lihat 
saat mega diwawancarai salah satu TV swasta saya heran ternyata mega jauh dari 
yang saya duga sebelumnya, terus saya pikir beliau arogansi juga (meski ini 
sah-sah saja) saya pikir berat sekali menang satu ronde, realistis saja 
pendukung mega banyak yang berkurang karena sekarang rakyat makin cerdas dan 
bisa berfikir degan akal sehat tidak kemakan jargon kharimatis, cantik, punya 
tahi lalat dsb. Mungkin jargon2 spt itu cocok untuk daerah pelosok2 yan tidak 
tersentuh mass media sama sekali. 

  merdeka!!



  

Re: CiKEAS> Djoko Tjandra Kabur ke Papua Nugini

2009-06-20 Thread hendri simatupang
Mohon pendapat dari rekan profesi hukum, apakah bisa setelah bebas dari putusan 
MA tahun 2001,
Kemudian tahun 2009,  Kejaksaan mengajukan Peninjuan Kembali pada kasus yang 
sama ke- MA. Lalu keluar putusan yang bertolak belakang dari keputusan tahun 
2001.
Sebenarnya ada apa dalam cessie tsb  ?
Kalo tidak salah pada awal kasus ada nama Tanri Abeng, Setya Novanto dan 
Baramuli kenapa mereka tidak terlibat.

hens
=




From: Ciluk Baa 
To: CIKEAS@yahoogroups.com
Sent: Friday, June 19, 2009 4:36:33 PM
Subject: Re: CiKEAS> Djoko Tjandra Kabur ke Papua Nugini





nah, sekarang kita liat ke depan..para calon presiden akan bersikap seperti apa 
terhadap kasus kaburnya Djoko Candra ini??


bakal jadi bahan retorika semata atau bisa ditangkap??




From: sunny 
To: Undisclosed- Recipient@ yahoo.com
Sent: Friday, June 19, 2009 12:31:45 PM
Subject: CiKEAS> Djoko Tjandra Kabur ke Papua Nugini


Jawa Pos
[ Jum'at, 19 Juni 2009 ] 
 
 
Djoko Tjandra Kabur ke Papua Nugini 
Kejagung 
Meminta Djoko Tjandra Menyerah 


JAKARTA - Aparat kejaksaan 
harus bekerja ekstra keras untuk mengeksekusi Djoko Sugiarto Tjandra, terpidana 
kasus korupsi dana hak tagih (cessie) Bank Bali Rp 546 miliar. Bos Grup 
Mulia itu tidak lagi berada di Indonesia, namun bersembunyi di Papua Nugini. 

Djoko pergi ke Port Moresby, Papua Nugini, menggunakan pesawat carter 
dari operator Tag Avia dengan nomor penerbangan CL604. Dia berangkat 10 Juni 
atau sehari menjelang Mahkamah Agung (MA) memutus peninjauan kembali (PK) 
kasusnya. Pengusaha yang pernah disebut Artalyta Suryani alias Ayin dengan nama 
Joker itu terbang melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, bersama dua 
rekannya. Djoko pergi dengan menggunakan paspor bernomor P 806888.

''Dia 
(Djoko) pergi dua hari setelah putusan PK Syahril Sabirin dan sehari sebelum 
putusan PK atas nama Djoko Tjandra (keluar),'' kata Kapuspenkum Kejagung Jasman 
Pandjaitan menyampaikan informasi tentang Djoko Tjandra tadi malam. 

Putusan PK keduanya disampaikan Mahkamah Agung dalam keterangan pers 
pada Kamis (11/6). Namun, Jasman tak mau berspekulasi apakah Djoko telah 
mendapatkan informasi lebih awal tentang putusan PK Syahril. ''Langkah 
selanjutnya belum bisa dipastikan. Informasi baru kami terima,'' ujar mantan 
kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Timur itu.

Djoko seharusnya sudah 
meringkuk di sel Lapas Cipinang bersama terpidana lain, yakni mantan Gubernur 
Bank Indonesia (BI) Syahril Sabirin. Syahril sendiri memilih kooperatif dengan 
memenuhi panggilan kejaksaan sekaligus bersedia dieksekusi pada 16 Juni lalu. 

Tim jaksa sebelumnya berusaha mengawasi gerak-gerik Djoko. Termasuk 
mendatangi rumah mewahnya di kawasan Simprug Golf, Jakarta Selatan, yang 
ternyata kosong.

Saat Djoko berada di Papua Nugini, kuasa hukumnya, O.C. 
Kaligis, meminta penundaan eksekusi. Permintaan itu terungkap dari surat yang 
dikirim melalui Kejari Jakarta Selatan. ''Tapi, tidak tahu sampai kapan 
(penundaannya) ,'' kata Jasman.

Djoko merupakan terpidana kasus Bank Bali 
yang diputus dua tahun penjara dalam putusan PK. Pemohon PK adalah kejaksaan. 
Dalam amar putusan, pemilik Hotel Mulia itu juga diharuskan untuk membayar 
denda 
Rp 15 juta subsider 3 bulan. Djoko tidak sendiri. MA sebelumnya juga memberikan 
hukuman yang sama kepada Syahril Sabirin.

Di tempat terpisah, Jaksa Agung 
Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Marwan Effendy mengatakan, berdasar informasi 
yang diperoleh sebelumnya, tidak ada di catatan Imigrasi bahwa Djoko bepergian 
ke luar negeri. Namun, Marwan berpendapat, Djoko belakangan berada di luar 
negeri. ''Dia menggunakan jalur-jalur tradisional, '' kata Marwan di gedung 
Kejagung kemarin.

Dia memperkirakan, Djoko menjadikan dua negara sebagai 
tujuan kepergiannya ke luar negeri. Yaitu, Papua Nugini dan Singapura. Alasan 
itu didasari adanya saudara Djoko yang tinggal di sana. Selain itu, alasan 
bisnis yang dilakukan Djoko di dua negara tetangga Indonesia itu menjadi 
pertimbangan. ''Kami tetap melacak di mana keluarganya, '' jelas mantan 
Kapusdiklat Kejagung itu.

Hingga kini, kejaksaan memberikan waktu bagi 
Djoko untuk memenuhi panggilan kedua yang dijadwalkan Senin (22/6). ''Kalau 
mentok usaha kami, (penanganannya) akan diserahkan ke tim pemburu koruptor,'' 
urai Marwan.

Hingga kini, kejaksaan memberikan waktu bagi Djoko untuk 
memenuhi panggilan kedua yang dijadwalkan Senin (22/6). ''Kalau mentok usaha 
kami, (penanganannya) akan diserahkan ke tim pemburu koruptor,'' urai 
Marwan.

Terkait dengan uang Rp 546 miliar, Marwan menegaskan, sesuai 
de­ngan putusan MA, uang tersebut dirampas untuk negara. Pihaknya sudah 
memerintah tim untuk me­lakukan penjajakan terhadap Bank Permata, tempat 
uang itu disimpan dalam rekening penampungan. "Kalau (Bank Permata) tidak mau, 
ada instrumen hukumnya. Bisa di­kenai pasal penggelapan karena statusnya 
titipan," tegas mantan kepala Kejaksaan Tinggi Jatim itu.

Terpisah, 
Direktur Penyidikan

CiKEAS> Visi-Aksi-Pekerti

2009-06-20 Thread abe setiawan
 
Lelaki gendut berparas Amerika – Italia mengeluh pada Don Corleone 
soal ketidakadilan pengadilan Amerika. Putrinya diperkosa 2 orang lelaki 
Amerika 
hingga trauma hebat menimpanya. Ironis, kejahatan itu hanya berganjar 3 tahun 
penjara.


 

Bonasera, 
nama lelaki `blasteran' Amerika-Itali ini percaya bahwa Don Corleone sanggup 
menghukum setimpal pemerkosa. Ia tahu Corleone adalah God Father yang akan 
mengorbankan apa saja yang dicintainya, termasuk 
keadilan.

 

"Bonasera, 
kita saling kenal sejak lama, tetapi ini kali pertama kau dating padaku minta 
tolong. Aku ingat kapan terakhir kau undang aku minum kopi di rumahmu, meskipun 
istri-istri kita bersahabat" Dengan aksen Italia yang 
kental.

 

Bonasera 
tersipu, malu karena pernah menodai persahabatannya dengan Corleone. Bonasera 
lebih percaya persahabatan daripada pengadilan. Dan ternyata benar, maka dengan 
cinta Corleone membantunya.

 

Menjelang 
kepergian Bonasera Corleone dengan mimik serius dan sungguh2 bertanya pada 
Bonasera "Apakah kamu mencintai keluargamu?"

 

Don 
Corleone dalam film godfather yang diputar di sebuah televisi swasta nasional 
(2 
bulan lalu CMIIW), digambarkan oleh Francis  Coppola, sang 
sutradara sebagai seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya. Ia mencintai 
keluarga sepenuh hati, demikian juga dengan 
persahabantannya.

 

Kepada anak 
sulungnya, Michael Corleone : "Istri dan anakmu, apakah kau bahagia dengan 
mereka?"

 

Kepada 
Johny anak angkatnya "Apakah kau mengurus keluargamu? Seorang lelaki yang 
membagi waktunya untuk keluarga tidak akan pernah bias menjadi lelaki 
sejati".

 

Melalui 
Corleone, saya melihat tokoh yang sukses menerapkan (nilai/value) kehidupan. 
Mereka sangat solid karena value yang dipegang 
kuat.

 

Atau masih ingatkah kita 
dengan Hiroshima? Harry Trumman adalah Presiden AS masa itu, 
 dengan Openheimer adalah kepala proyek Manhattan dan Paul Wafield 
Tibbets si pilot pelepas bom maut itu. Kebijakan politik Trumman adalah kunci 
dari semua peristiwa bersejarah, pemboman yang luar biasa, yang akhirnya 
disesalkan oleh Einstein.

 

Bisa jadi 
pembuatan bom itu yang menjadi titik awal pembuatan bom nuklir hingga kini, 
berapa Negara yang berlomba untuk itu?

 

Teknologi 
nuklir telah melahirkan situasi saling curiga dan ancaman peperangan 
menghantui. 
Bukan karena teknologinya, tapi lebih kepada pengambilan keputusan. Para 
pengambil kaeputusan yang mengabaikan value moral, kebajikan dan mengedepankan 
value nafsu, kekuasaan, materi (Harta, Tahta, Wanita). 


Soal value, 
memang bukan hal baru dalam sejarah kehidupan manusia, terlebih di dunia sains, 
Thomas Kuhn, ahli sejarah sains menemukannya, 
banyak.

 

Revolusi 
Copernican misalnya, yang sukses memperluas dunia manusia menyangkut cakrawala 
ruang angkasa.

 

Atau Edward 
jenner yang menemukan vaksinasi, Zabdiel Boylston, dokter dari Boston. Mungkin 
masih banyak yang lain. Dan masih ingatkah dengan Abdurrahman Soleh yang berani 
melawan pendapat kalangan jaksa dan hakim yang terlibat dalam sidang Akbar 
Tandjung?.

 

Kalau boleh 
diambil benang merah dari kejadian-kejadian diatas, `Value' yang dipegang 
kokoh, 
dan menjadi pedoman, pondasi dan titik bagi tindakan dan keputusan. Terbukti 
menunjukkan `impact' yang luar biasa.

 

(Bukan) 
'Value' yang Busuk

Busuk, 
apakah identik dengan kejelekan? Apakah busuk adalah sinonim jelek? Nanah, 
darah, mayat dianggap busuk, tapi tidak berarti demikian bagi dunia kesehatan. 
Atau kotoran ternak dianggap busuk, tapi tak berarti demikian di dunia 
pertanian.

 

Satu-satu 
kebusukan yang identik dengan kejelekan adalah busuknya jiwa. Bisa saja wajah 
tampak ramah, senyum manis, mobil mewah, tapi jiwa busuk seperti  
musang berbulu domba. Didepan memuji di belakang lain misi, tiba-tiba 
menikam dari belakang. Pernahkah kita main games "Menggunting dalam lipatan?". 
Ia menghancurkan.

 

`Value', 
Malu Tapi Mau

Jika Tuhan 
berjanji "Berdo'alah kepadaku, niscaya kuperkenankan 
bagimu"

Jika kita 
yakin, mengapa kita masih mempersoalkan dan mencari definisi-definisi lain? 
Jika 
kelak, sampai waktunya,

Ketika 
tangan dan kaki tak lagi bicara.

Ketika 
hanya amal yang ditimbang dan dipertimbangkan, 

Ketika 
hanya do'a seorang anak `sholeh' yang memohon kepada Tuhan  untuk 
ke2 ortunya, 

Dan atau 
ketika ilmunya mencerahkan, memberi manfaat, memudahkan, mensejahterakan hajat 
hidup,  

 


 
 

Kemudian, 
juga Michael H Hart berbicara tentang tokoh-tokoh sejarah dunia yang 
benar-benar 
mempengaruhi kehidupan dunia hingga kini, dengan memposisikan Muhammad pada 
urutan pertama dan paling berpengaruh, apakah pengaruh Muhammad yang paling 
mendasar? Muhammad tidak saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam, 
sekaligus juga pokok-pokok etika, moralnya. Juga `penerang' dan `pencatat' 
kalamNYA untuk menjadi pedoman bagi seluruh ummat manusia/semesta, yang 
`dibumikan'

 

Kombinasi 
tak terbandingkan antara Agama dan Dunia, tak ada pemisahan, sekulerisasi 
antara 
satu dengan 

CiKEAS> Amien Rais

2009-06-20 Thread abe setiawan
Biografi Amien Rais    
  
  Sumber : 
http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/amien-rais/amien_rais_biografi.html

  Amien Rais lahir di Solo, 26 April 1944, dari sebuah keluarga yang sangat 
  taat dalam menjalankan agamanya. Suhud Rais, ayahnya, adalah lulusan 
  Mu’allimin Muhammadiyah dan semasa hidupnya bekerja sebagai pegawai 
kantor 
  Departemen Agama. Sang ibu, Sudalmiyah, adalah alumni Hogere Inlandsche 
  Kweek­school [HIK] Muhammadiyah, kemudian menjadi aktivis Aisyiyah dan 
  pernah menjabat sebagai ketuanya di Surakarta selama dua puluh tahun.
   
  Sudalmiyah juga dikenal sebagai seorang guru yang ulet. Ia mengajar di 
  Sekolah Guru Kepandaian Putri [SGKP] Negeri dan Sekolah Bidan Aisyiyah 
  Surakarta. Karena prestasinya di dunia pendidikan, pada tahun 1985, 
  Sudalmiyah mendapat gelar Ibu Teladan se-Jawa Tengah. Ia juga aktif di 
  partai politik Masyumi ketika masa jayanya pada tahun 1950-an. Kakek 
Amien 
  Rais, Wiryo Soedarmo, adalah salah seorang pendiri Muhammadiyah di 
Gombong, 
  Jawa Tengah. Jadi, Amien Rais dilahirkan dari keluarga yang sangat kental 
  warna Muhammadiyahnya.

  

  Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, 
  dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan 
Siti 
  Asyiah. Mereka tumbuh dan dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak 
  kecil mereka sudah dilatih disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil 
  melanggar, sang ibu tidak segan-segan menghukumnya. Mereka harus bangun 
  pukul 04.00 WIB setiap pagi. Caranya dengan meletakkan jam weker di dekat 
  tempat tidur. Dan ketika bangun, mereka diminta untuk mengucapkan 
  “ashalatu khairum minan naum” dengan suara keras sehingga terdengar sang 
  ibu. Sang ibu biasanya memberikan imbalan berupa uang 50 sen. Uang 
  tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan baju baru menjelang lebaran.

  

  Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya. 
  Anak-anaknya dibiarkan tumbuh secara alami, sesuai dengan minat dan 
  bakatnya masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu yang tak pernah putus 
  adalah mengingatkan mereka bahwa haki­kat hidup adalah ibadah. Yang terus 
  diingat Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah pun ibadah.”

  

  Dalam berbagai kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa 
  ibunyalah yang sangat mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa 
basa-basi. 
  Sampai kini Amien masih menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan 
tempat 
  pelipur lara. Mana kala ia meng­hadapi situasi atau persoalan pelik, ia 
  selalu pulang ke Solo menemui sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau 
  sekadar untuk menghindari kejaran wartawan yang pantang ia tolak. Setiap 
  Idul Fitri ia beserta semua saudaranya juga berkumpul di rumah sang ibu. 
  Menurut Amien, hingga usia 80-an, ketegasan dan kejernihan berpikir 
Ibunya 
  masih tetap seperti dulu. Ibunda Amien Rais wafat hari Jumat, 14 
September 
  2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam usia 89 tahun.

  

  Sewaktu masih duduk di bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi 
  walikota. Cita-cita ini sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada 
Muhammad 
  Saleh yang menjabat Walikota Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah 
seorang 
  muslim yang taat. Ia sering memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah 
  Solo. Walikota asal Madura ini sangat dihormati dan dicintai oleh 
  rakyatnya. Namun setelah SMA, cita-cita Amien berubah. Ia ingin jadi duta 
  besar. Mungkin cita-cita ini yang ikut mempengaruhinya untuk memilih 
  jurusan hubungan internasional ketika memasuki perguruan tinggi. 

  

  Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya sangat sederhana, yaitu 
  mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya, orang harus berbicara 
  dan berbuat apa adanya. “You are what you are,” katanya suatu ketika. Ia 
  membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual, 
  kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan 
spiritual 
  diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. 
Kebahagiaan 
  intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran kepada 
  masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa 
  berbuat atau menolong orang lain.

  

  Amien Rais menikah pada 9 Februari 1969, dengan seorang gadis yang sudah 
  dikenalnya sejak mereka masih sama-sama kanak-kanak, Kusnasriyati Sri 
  Rahayu. Selama sepuluh tahun pertama pernikahannya ia belum dikaruniai 
  anak, meskipun ia sudah berkonsultasi dengan banyak dokter spesialis 
  kandungan di Solo, Yogya, bahkan ketika berada di Chicago. Sampai suatu 
  saat mereka berdua mendapat kesempatan naik haji ke Makkah. Di depan 
  Ka’bah mereka berdua 

CiKEAS> "Tentukan Sendiri Pemimpin Anda"

2009-06-20 Thread abe setiawan

Biografi Amien Rais    
  
  Sumber : 
http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/amien-rais/amien_rais_biografi.html

  Amien Rais lahir di Solo, 26 April 1944, dari sebuah keluarga yang sangat 
  taat dalam menjalankan agamanya. Suhud Rais, ayahnya, adalah lulusan 
  Mu’allimin Muhammadiyah dan semasa hidupnya bekerja sebagai pegawai 
kantor 
  Departemen Agama. Sang ibu, Sudalmiyah, adalah alumni Hogere Inlandsche 
  Kweek­school [HIK] Muhammadiyah, kemudian menjadi aktivis Aisyiyah dan 
  pernah menjabat sebagai ketuanya di Surakarta selama dua puluh tahun.
   
  Sudalmiyah juga dikenal sebagai seorang guru yang ulet. Ia mengajar di 
  Sekolah Guru Kepandaian Putri [SGKP] Negeri dan Sekolah Bidan Aisyiyah 
  Surakarta. Karena prestasinya di dunia pendidikan, pada tahun 1985, 
  Sudalmiyah mendapat gelar Ibu Teladan se-Jawa Tengah. Ia juga aktif di 
  partai politik Masyumi ketika masa jayanya pada tahun 1950-an. Kakek 
Amien 
  Rais, Wiryo Soedarmo, adalah salah seorang pendiri Muhammadiyah di 
Gombong, 
  Jawa Tengah. Jadi, Amien Rais dilahirkan dari keluarga yang sangat kental 
  warna Muhammadiyahnya.

  

  Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, 
  dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan 
Siti 
  Asyiah. Mereka tumbuh dan dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak 
  kecil mereka sudah dilatih disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil 
  melanggar, sang ibu tidak segan-segan menghukumnya. Mereka harus bangun 
  pukul 04.00 WIB setiap pagi. Caranya dengan meletakkan jam weker di dekat 
  tempat tidur. Dan ketika bangun, mereka diminta untuk mengucapkan 
  “ashalatu khairum minan naum” dengan suara keras sehingga terdengar sang 
  ibu. Sang ibu biasanya memberikan imbalan berupa uang 50 sen. Uang 
  tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan baju baru menjelang lebaran.

  

  Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya. 
  Anak-anaknya dibiarkan tumbuh secara alami, sesuai dengan minat dan 
  bakatnya masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu yang tak pernah putus 
  adalah mengingatkan mereka bahwa haki­kat hidup adalah ibadah. Yang terus 
  diingat Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah pun ibadah.”

  

  Dalam berbagai kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa 
  ibunyalah yang sangat mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa 
basa-basi. 
  Sampai kini Amien masih menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan 
tempat 
  pelipur lara. Mana kala ia meng­hadapi situasi atau persoalan pelik, ia 
  selalu pulang ke Solo menemui sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau 
  sekadar untuk menghindari kejaran wartawan yang pantang ia tolak. Setiap 
  Idul Fitri ia beserta semua saudaranya juga berkumpul di rumah sang ibu. 
  Menurut Amien, hingga usia 80-an, ketegasan dan kejernihan berpikir 
Ibunya 
  masih tetap seperti dulu. Ibunda Amien Rais wafat hari Jumat, 14 
September 
  2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam usia 89 tahun.

  

  Sewaktu masih duduk di bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi 
  walikota. Cita-cita ini sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada 
Muhammad 
  Saleh yang menjabat Walikota Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah 
seorang 
  muslim yang taat. Ia sering memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah 
  Solo. Walikota asal Madura ini sangat dihormati dan dicintai oleh 
  rakyatnya. Namun setelah SMA, cita-cita Amien berubah. Ia ingin jadi duta 
  besar. Mungkin cita-cita ini yang ikut mempengaruhinya untuk memilih 
  jurusan hubungan internasional ketika memasuki perguruan tinggi. 

  

  Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya sangat sederhana, yaitu 
  mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya, orang harus berbicara 
  dan berbuat apa adanya. “You are what you are,” katanya suatu ketika. Ia 
  membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual, 
  kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan 
spiritual 
  diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. 
Kebahagiaan 
  intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran kepada 
  masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa 
  berbuat atau menolong orang lain.

  

  Amien Rais menikah pada 9 Februari 1969, dengan seorang gadis yang sudah 
  dikenalnya sejak mereka masih sama-sama kanak-kanak, Kusnasriyati Sri 
  Rahayu. Selama sepuluh tahun pertama pernikahannya ia belum dikaruniai 
  anak, meskipun ia sudah berkonsultasi dengan banyak dokter spesialis 
  kandungan di Solo, Yogya, bahkan ketika berada di Chicago. Sampai suatu 
  saat mereka berdua mendapat kesempatan naik haji ke Makkah. Di depan 
  Ka’bah mereka berdua

CiKEAS> 7 Kebiasaan Efektif

2009-06-20 Thread abe setiawan
 TUJUH (7) KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri
(di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat
pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang
pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah
pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk
tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka
lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia
manusia yang unik – kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan
kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar
untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong
kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling
mendasar yang bisa diambil setiap orang.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir
Segalanya diciptakan dua kali – pertama secara mental, kedua secara
fisik. Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya
masing-masing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan setiap
proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi
hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental
mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan,
dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat
komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan
misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat
disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan
misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan
lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai,
adalah inti dari kepemimpinan.

Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik.
Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan,
apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda,
nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak
didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan
organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah
mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang
utama.

 Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai
keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam
semua interaksi. Berpikir menang/menang adalah didasarkan pada
kelimpahan – “kue” yang selamanya cukup, peluang, kekayaan, dan
sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan serta
persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois
(menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam
kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara
saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir
menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing
individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan.
Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan,
dan imbalan.

 Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain,
ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan
membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa
ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk
berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.

 Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga – bukan caraku,
bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita
masing-masing. Memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam
mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta
keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing
individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini
mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak
puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2).
Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

 Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam
keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan
rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita utnuk
menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi,
Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus,
kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan
organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga,
Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi
m

CiKEAS> 4 Lensa dan 14 Prinsip Deming

2009-06-20 Thread abe setiawan
Teori
empat lensa adalah (1) berpikir sistem untuk memimpin sistem, (2)
mamahami variasi dalam perencanaan dan 

pemecahan
masalah, (3) memahami pengetahuan agar bisa dilakukan perbaikan, (4)
memahami manusia dan mengapa 

mereka
bertindak seperti itu.









14
Prinsip Deming,



1. Organisasi
harus memiliki tujuan tertentu,



2. Pimpinan
harus dapat menjadi panutan bagi anggota organisasinya,



3. Hilangkan
ketergantungan terhadap inspeksi masal,



4. Jangan
menyandarkan keputusan bisnis berdasarkan harga termurah saja.



5.Perbaikan
proses secara terus menerus,



6. Pelatihan
dan pelatihan ulang,



7. Kepemimpinan,



8. Hilangkan
ketakutan dan kesungkanan yang menghambat komunikasi,



9. Hilangkan
batas-batas antar departemen atau antar unit bisnis.



10. Hilangkan
slogan-slogan kosong,



11. Hilangkan ketergantungan terhadap target,



12. Tumbuhkan kebanggan dalam bekerja,



13. Tingkatkan diri terus menerus,





14. Laksanakan (Do it)

http://ariefbudi.wordpress.com   http://jalanku.multiply.com  
http://teknofood.blogspot.com
FaceBook : http://id-id.new.facebook.com/people/Arief-Budi-Setyawan/1663852032
  
"...Bila engkau penat menempuh jalan panjang, menanjak dan berliku.. dengan 
perlahan ataupun berlari, berhenti dan duduklah diam.. pandanglah ke atas.. 
'Dia' sedang melukis pelangi untukmu.."


  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

CiKEAS> 'Suicide blast' hits Tehran shrine

2009-06-20 Thread sunny
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/06/2009620132947283202.html

UPDATED ON:
Saturday, June 20, 2009 
17:09 Mecca time, 14:09 GMT

  'Suicide blast' hits Tehran shrine 
 
 
 
 
   
  At least one person has been killed after a suspected suicide bomber 
reportedly blew himself up near the shrine of Ayatollah Ruhollah Khomeini, the 
leader of Iran's 1979 Islamic revolution.

  Two other people were wounded in the explosion in Tehran, the Iranian 
capital, local news agencies reported on Saturday.

  "A terrorist detonated his explosive vest in the Imam Khomeini shrine ... 
[causing] damage in one section of it," Hossein Sajedinia, Iran's deputy police 
chief for operations, told the Mehr news agency.

  Al Jazeera's Teymoor Nabili, who recently returned from covering the 
Iranian presidential election, said that many people would believe the 
explosion was "a government conspiracy".

  "The official media is widely distrusted ... so irrespective of who 
really carried out that bombing, I am sure that the protesters on the street 
will feel that the government has simply engineered something to blame them for 
something else," he said.

  'Forced confrontation'

  But he said that it was possible that the People's Mujahidin of Iran, a 
group which calls for the overthrow of the Islamic republic, could have carried 
out the attack.

  "They have dwindled in number and they have certainly dwindled as far as 
credibility is concerned, but you can't write off the fact they may still have 
some capability," he said.

  Mehrdad Khonsari, a former Iranian diplomat, told Al Jazeera: "We have to 
wait and see who instigated that blast ... but the whole point is the regime 
has forced a situation whereby there is a confrontation.
   
  "They have tried to intimidate the protesters from not coming and not 
embarking on the course which they have. That has apparently failed. So the 
question is, how much more can this situation escalate?
   
  "If this blast has led to the death of a number of people, this will 
infuriate the masses and it will propel them to want to engage. This is how 
revolutions happen."

  The explosion took place as police fired tear gas and water cannon at 
thousands of protesters gathered in Tehran to protest over the disputed 
re-election of Mahmoud Ahmadinejad, the Iranian president.
 


CiKEAS> Ribuan Buruh Tolak Peraturan UMP Jabar

2009-06-20 Thread sunny
http://www.antaranews.com/view/?i=1245221724&c=NAS&s=NAK

Ribuan Buruh Tolak Peraturan UMP Jabar
Rabu, 17 Juni 2009 13:55 WIB | Peristiwa | Naker | Dibaca 361 kali

(ANTARA/ Ujang Zaelani)

Bandung (ANTARA News) - Ribuan buruh, Rabu, berunjukrasa di depan gedung 
Pemprov Jawa Barat menentang rancangan peraturan gubernur mengenai Upah Minimum 
Provinsi (UMP) dan Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK).

Ribuan pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia 
(FSPMI) itu datang ke Jalan Diponegoro Bandung, meminta rencana penerbitan 
peraturan mengenai UMP dan UMK itu dibatalkan.

"Kami sangat menolak rancangan undang-undang (peraturan gubernur) mengenai 
penetapan UMP/UMK," kata perwakilan FSPMI dari Bekasi, Cahyadi Kurnia.

Beberapa orang perwakilan dari buruh akhirnya diterima oleh Asisten Daerah 3 
Bidang Kesra Provinsi Jabar, Peri Suparman, di kantor Provinsi.

Sementara di luar gedung, pendemo yang berusaha masuk, saling dorong dengan 
polisi di depan gerbang. 

Tidak lama setelah itu, Peri Suparman menemui pendemo dan menjelaskan mengenai 
hasil pembicaraan dengan perwakilan buruh.

Menurut Peri, peraturan mengenai UMP dan UMK masih berupa rancangan dan apabila 
beberapa pihak tidak setuju masih memungkinkan untuk dibatalkan.

"Hari ini akan membatalkan surat tersebut," kata Peri lantang dan disambut 
tepuk tangan riuh ribuan pendemo.

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam FPSMI datang dari beberapa daerah di Jabar, 
seperti Karawang, Bekasi, Cirebon, Bandung, dan lainnya.

Mereka menggunakan sekitar 1.500 motor dan empat bus kota.
<>

CiKEAS> Iran warns opposition against staging street rally

2009-06-20 Thread sunny
http://www.gulfnews.com/region/Iran/10324518.html

Iran 
   
 
Iran 
   
 
 
 
 
   
 
   
 

  Supporters of opposition leader Mir Hossein Mousavi have 
planned a massive rally in Tehran later on Saturday. 
   
 
   
Iran warns opposition against staging street rally 
AP
Published: June 20, 2009, 13:25


   
Tehran: Iran's opposition leader received another stern warning on 
Saturday not to encourage his supporters to take to the streets a day after the 
country's top leader sought to end the deepening election crisis by effectively 
declaring President Mahmoud Ahmadinejad the winner. 

Supporters of opposition leader Mir Hossein Mousavi have planned a 
massive rally in Tehran later on Saturday, but it was unclear if he would 
attend and how large the rally would be after Supreme Leader Ayatollah Ali 
Khamenei ordered opposition leaders on Friday to end street protests or be held 
responsible for any "bloodshed and chaos" to come. 









Iran's Interior Ministry reiterated the warning to Mousavi on 
Saturday, saying he would "be held responsible for the consequences of any 
illegal gatherings." The ministry also accused the 67-year-old former prime 
minister of supporting protests that "have lead to the disruption of security 
and public order," State Security Council secretary, Abbas Mohtaj, said in a 
statement on the ministry's website. 

The warnings place Mousavi at a pivotal moment. He can either back 
down or risk a crushing response from police and the forces at Khamenei's 
disposal - the powerful Revolutionary Guard and their volunteer citizen 
militia, the basij. 

There also are questions about Mousavi's ability to control his own 
followers, many who are waiting for a clear response to Khamenei's edict on 
Friday before Saturday's planned rally.

Mousavi, who accuses the government of widespread voter fraud in 
the June 12 election, and the two other candidates who ran against Ahmadinejad 
were to meet with Iran's Guardian Council on Saturday. The council, an 
unelected body of 12 clerics and Islamic law experts close to Khamenei, 
investigates voter fraud claims. 

The council has said it was prepared to conduct a limited recount 
of ballots at sites where candidates claim irregularities. It not clear, 
however, if they have initiated any investigations. 

It also was unclear if the planned rally on Saturday would take 
place, and if so, how many people would attend. Hundreds of thousands of 
Mousavi supporters have flooded Tehran streets during several massive marches 
earlier this week that recall the scale of protests during the 1979 Islamic 
Revolution. 

In a first sign of possible resistance to Khamenei's orders came 
shortly after nightfall in Tehran Friday. Cries of "Death to the dictator!" and 
"Allahu akbar" - "God is great" - rang from rooftops in what's become a nightly 
ritual of opposition unity. 

Since the June 12 election, Mousavi has become the figurehead for a 
broad collection of demonstrators - from the most liberal-leaning reformists to 
religious conservatives. Some could be prepared to take their protests to the 
limit, but many others have no interest in an all-out mutiny against the 
country's Islamic system. 

Khamenei was blunt Friday about what a wider fight would bring - 
warning those who "want to ignore the law or break the law" will face the 
consequences. 

Police clashed with protesters in running battles around Tehran 
immediately after the election and the basij militia had a reported role in 
attacks at the university. Gunfire from a basij compound in Tehran also left at 
least seven people dead on Monday. 

But the full force of the police and Revolutionary Guard has 
remained in check. And this was Khamenei's implicit message since the Guard and 
the vast volunteer militia force it controls is under direct command of the 
ruling clerics 
 
<<20_rg_tehran_protest_ap_4.jpg>>

CiKEAS> Road to death

2009-06-20 Thread sunny
http://www.arabnews.com/?page=13§ion=0&article=123826&d=20&m=6&y=2009

Saturday 20 June 2009 (26 Jumada al-Thani 1430)


  Road to death
  Saad A. Al-Ghamdi | Okaz
 

  If you want to travel on any of our roads, don't forget to write your 
last will and testament. This is because death may be waiting for you. You 
might find death in those companies carrying out maintenance and construction 
who leave their equipment and construction debris strewn across roads. Often, 
drivers are surprised to see these traps and wake up in hospitals or even die.

  This negligence does not cost the construction company anything because 
it does not pay compensation and does not pay any fines because such laws do 
not exist. You find death at road entrances and exits with no signs and no 
clear instructions regarding which oncoming autos have the right of way. You 
see cars driving everywhere with each driver thinking he has a priority over 
others. Also, you are sometimes surprised by a speed bump.

  Other highways running between cities lack fences on both sides to block 
either cars or animals from crossing in front of cars. So drivers should expect 
a surprise to happen at any time, as if the road was designed to sharpen the 
ability of drivers to predict what is going to happen.

  You also see cars driven by drivers who are occupied with unfinished 
business on mobile phones, reading newspapers or are busy chatting with other 
passengers. This could lead to death. We might be one of the first countries 
when it comes to road accidents compared with our per capita population. 

  We should trace the roots of this problem. Is it the roads or the 
drivers? Or is it the absence of clear supervision from authorities? 
Authorities should work hard to reduce the number of accidents and deaths.
 


CiKEAS> Iran's new adversary

2009-06-20 Thread sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/952/fr1.htm

18 - 24 June 2009
Issue No. 952
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Iran's new adversary

In Tehran, Mustafa El-Labbad watches as the regime faces what could be its most 
dangerous foe yet, calls for change that originate not from outside but are 
being raised on Iranian streets 



Iranians have now turned their attention to the Guardian Council, the body 
charged with conducting a probe into the complaints of vote rigging filed by 
presidential candidates Mir-Hussein Mousavi and Mohsen Rezai. A spokesman for 
the council, which is constitutionally responsible for ascertaining the probity 
of presidential elections, announced that the council has no intention to 
nullify Friday's results but will allow partial recount in constituencies where 
irregularities are alleged to have taken place.

It was not just the candidates and their supporters who pressed for a probe. 
Speaker of parliament Ali Larijani, too, demanded proof, conferring upon the 
Mousavi cause a useful stamp of moral and legal approval. Larijani, a prominent 
opponent of Mahmoud Ahmadinejad, also censured Minister of Interior Sadeq 
Mahsouli, holding him responsible for the violent clashes in Tehran and 
ordering an investigation into the death of 12 students and other civilians in 
the clashes. In the hope of averting further violence the opposition moved its 
demonstrations Monday evening from Vali Asr Square, where Ahmadinejad's 
supporters were rallying, to Vank Square. Eye witnesses report that the two 
demonstrations passed without incident. 

As though determined to demonstrate his grip on the situation, President 
Ahmadinejad travelled to Russia to participate in the Shanghai Cooperation 
Organisation. Meanwhile, in Tehran, a huge rally of Ahmadinejad supporters 
assembled in a venue that had been scheduled to host a pro-Mousavi 
demonstration. The reformist candidate urged his supporters not to go ahead 
with their demonstration there in order to avoid clashes, but Ahmadinejad's 
message was clear: he was warning the Mousavi camp that they would pay a high 
price for questioning the election results. 

Touring the Bakhtari tribal areas near Isfahan, Al-Ahram Weekly found solid 
support for Ahmadinejad. Most of those interviewed admired the incumbent for 
fighting corruption. 

There have been unconfirmed reports of the arrest of two prominent reformists, 
Said Hajarian and Mohamed Ali Abtahi. The former had been a senior official in 
Iranian intelligence, the latter a director of the president's office under 
Mohamed Khatami. If the report, cited in the Pakistani English language News 
International newspaper, is true, the opposition will be deprived of two 
powerful supporters known for their organisational skills. 

The Weekly learned from a media source close to the Ahmadinejad camp that 
fighting corruption, and "purging the institutions of the state", top the 
Iranian president's agenda for his new term. The remark hints at a showdown 
with Hashemi Rafsanjani, whom Ahmadinejad accused of corruption during a 
televised campaign debate on the eve of the polls. His aim is to unify 
Rafsanjani's political and ideological opponents behind him, further polarising 
the climate in Iran. According to the same source, the elections were "fair and 
accurately reflected the popular will", adding that the president's team 
believes that the huge pro-Ahmadinejad turnout and their refusal to give in to 
the opposition will eventually sap opposition demonstrations. 

The opposition is determined not to give their adversaries any legal pretext 
for clampdowns and detentions. They have kept their demonstrations as peaceful 
as possible, while simultaneously pressing for the intervention of the 
constitutional and legal authorities in the hope of gradually gaining an edge 
over the Ahmadinejad camp. Earlier this week, Mousavi wrote to the Supreme 
Guide urging him to order a revote on the grounds of "clear irregularities". He 
repeated his request to the Guardian Council, asking it to investigate specific 
"irregularities" and recount the votes in certain districts. The council has 
agreed to recount disputed votes in the election. But it hasn't agreed to annul 
the results.

Observers detect a new thrust in opposition tactics, involving pro-Mousavi 
spokesman abroad. Speaking from Paris, Iranian filmmaker Mohsen Makhbalbaf 
announced that Mousavi's supporters would continue demonstrating and appealed 
to a religious authority to issue a fatwa declaring Ahmadinejad's presidency 
illegitimate. 

The Mousavi camp has faced problems in mobilising supporters. SMS messaging has 
been blocked, as has Mousavi's website. Supporters, as a result, have had to 
resort to more traditional forms of communication, not always successfully. In 
one demonstration several days ago protesters chanted "Tomorrow at 5:00 in Vali 

CiKEAS> Leader: All four candidates belong to Islamic system

2009-06-20 Thread sunny
http://www.tehrantimes.com/index_View.asp?code=197114

June 20, 2009 
Leader: All four candidates belong to Islamic system
Tehran Times Political Desk


TEHRAN - Supreme Leader of the Islamic Revolution Ayatollah Seyyed Ali Khamenei 
has said all four presidential candidates belong to the Islamic system and thus 
all pursue their complaints through legal channels. 


He made the remarks in his sermons delivered at Friday prayers in Tehran. 

The Leader stated that the presidential election's 'unprecedented' turnout of 
almost 85 percent hit the enemy like a 'political earthquake' and became a 
cause for a 'real celebration' for the friends of the country. 

Ayatollah Khamenei said the high turnout in the election, in which about 40 
million Iranians cast ballots, was a great manifestation of the people's 
solidarity with the Islamic establishment. 

He went on to say that the June 12 presidential election showed that the 
Iranian nation has a 'common sense of responsibility' to determine the destiny 
of the country. 

All those who took part in the election proved their 'political consciousness 
and commitment' to the Islamic establishment to the entire world, he added. 

"The Islamic Republic of Iran will by no means betray the votes of the nation," 
he asserted. 

However, Ayatollah Khamenei maintained that the Guardian Council, the body 
tasked with overseeing the election, would look into the complaints of the 
candidates who are unhappy about the election results. 

The Leader stated that the establishment would never give in to illegal demands 
and urged all presidential candidates to pursue their complaints through legal 
channels. He also called on the people to halt the illegal street 
demonstrations over the election results. 

Following the announcement of the outcome of the election, supporters of the 
defeated candidate Mir-Hossein Mousavi -- who has rejected the election results 
-- took to the streets of Tehran and other cities in daily rallies. 

"It must be determined at the ballot box what the people want and what they 
don't want, not in the streets," he said. 

The Leader also urged all presidential candidates to be vigilant in the face of 
enemy plots to sow the seeds of discord in the nation. 

Ayatollah Khamenei stated that the enemies are trying to undermine the people's 
trust in the establishment. 

The Leader also warned about foreign media outlets' efforts to destabilize the 
country and blamed Britain in particular. 

On June 12, President Ahmadinejad was reelected president with almost 25 
million votes, which was over 60 percent of the vote. 

His three challengers were Mir-Hossein Mousavi, Mahdi Karroubi, and Mohsen 
Rezaii. 

The Leader said the time is over for rivalry and stated that everyone should 
unite and line up behind the president-elect. 

He stated that the election was fair and ruled out any allegations of fraud in 
the presidential election, insisting that the Islamic system does not "cheat" 
voters. 

"Iran's laws do not allow vote rigging, especially at the level of 11 million," 
he said, referring to Ahmadinejad's victory margin. 

"If the difference was 100,000 or 500,000 or 1 million, well, one may say fraud 
could have happened. But how can one rig 11 million votes?" Ayatollah Khamenei 
asked. 

The Leader said the only way to resolve the complaints is through "legal 
channels", adding, "I will not surrender to illegal precedents." 

"If the legal framework is broken today, no election will be trusted in the 
future," he added. 

Ayatollah Khamenei also stated that all groupings should refrain from going to 
extremes. 

"If the political elites violate the law, unintentionally or on purpose, they 
are responsible for the bloodshed, aggression, and chaos." 

In a reference to the presidential debates, in which the incumbent president 
accused the families of Expediency Council Chairman Akbar Hashemi Rafsanjani 
and former parliament speaker Ali-Akbar Nateq-Nouri of financial corruption, 
the Leader said, "Concerning relatives of these individuals or others, whoever 
has any case to raise, he should just pursue those cases through legal 
channels. Without proving anything, nothing should be mentioned. As long as an 
accusation is not proven, there is no difference between individuals and nobody 
should then be accused


CiKEAS> Musicians thrive again in Baghdad

2009-06-20 Thread sunny
Click ini

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7945361.stm


Iraq's sectarian violence has prevented most musicians, particularly women, 
from performing in public. 

CiKEAS> Check out my photos on Facebook

2009-06-20 Thread Tolak Sby
Hi cikeas@yahoogroups.com,

I set up a Facebook profile where I can post my pictures, videos and events and 
I want to add you as a friend so you can see it. First, you need to join 
Facebook! Once you join, you can also create your own profile.

Thanks,
Tolak

To sign up for Facebook, follow the link below:
http://www.facebook.com/p.php?i=1840913269&k=R3126V5Z342M5ABDWJ6YQV&r


cikeas@yahoogroups.com was invited to join Facebook by Tolak Sby. If you do not 
wish to receive this type of email from Facebook in the future, please click on 
the link below to unsubscribe.
http://www.facebook.com/o.php?k=27f3b9&u=1364680502&mid=a72bb6G51575f36G0G8
Facebook's offices are located at 1601 S. California Ave., Palo Alto, CA 94304.



CiKEAS> Asean And Rapid Global Change

2009-06-20 Thread sunny
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1941&Itemid=590

  Friday, 19 June 2009 


  Asean And Rapid Global Change  
  Written by Terry Lacey 
 
  The Southeast Asian alliance needs to grow up 



  As Jusuf Wanandi pointed out recently in Indonesian media, Asia is 
getting more motivated and better structured so it should be able to follow on 
from the October 2008 Western economic crisis and reinforce the role of the 
G20, effectively helping to replace the G8 rich man's club of Western nations.

  But constraints must be resolved, or the region could miss the bus to 
more rapid recovery, by going too slowly on global and regional economic change.

  First, if Asean is to be the engine of Asian economic integration, then 
it needs more push and speed. Second, Myanmar is holding Asean back, a 
permanent spanner in the works. Neither Asean nor the EU or US can afford this 
any more. Third, despite the growing weight of G20 economies, Western nations 
still pack a disproportionate political punch in international economic 
institutions.

  Several Asian countries are looking to recover from recession (Singapore, 
Thailand, Japan) while China, India and Indonesia maintained positive growth in 
2009, at 8, 6 and 4.4 percent respectively.

  In Indonesia Stock Exchange capitalization rose by 31 percent from 
January to May, the bond market is bouncing along and Indonesia has the highest 
figures for several years on consumer confidence. 

  Confirming the wealth of the Indonesian super-rich, sales of Ferrari 
California luxury cars costing up to US$500,000 each rose from 16 in 2007, to 
30 in 2008, to 40 by June of 2009. And Indonesia is amazingly cutting 
unemployment now, holding it at below 8.3 percent, with further falls expected 
in 2009.

  The main Asian regional and structural reactions to the global crisis are 
on the right lines, but the advantages come with implementation and 
consolidation:

  First, to improve coordination of moves towards economic integration in 
East Asia, including free trade, trade financing and currency swaps, more steps 
to reduce dependency on the US dollar and on common currency possibilities.

  Second, to strengthen strategic links between East Asia and the Pacific 
Rim (via APEC -the Asia Pacific Economic forum) and to make progress with the 
EU (via ASEM - the Asia-Europe Meeting, but moving onto the much-delayed trade 
agreement).

  Third, to coordinate joint pressure to strengthen the influence of the 
Asean, Asian and G20 states in the restructuring of global economic 
institutions, notably the World Bank group (WB), the International Monetary 
Fund (IMF) and the World Trade Organization (WTO).

  However Jusuf Wanandi also acknowledged that given the size of the crisis 
and the urgency, it really took a lot of time for Asean+3 to get its act 
together on trade financing and to support the Chiang Mai Initiative.

  Five of the G20 powers are in Asia (China, Japan, Indonesia, South Korea 
and Australia). The 10 nation Asean group already regularly meets as Asean + 3 
- along with China, South Korea and Japan. This group is moving towards an 
interconnected set of Free Trade Agreements (FTAs).

  We are now on the way to Asean + 3 + 3 including Australia, New Zealand 
and India, as conceived by the Comprehensive Economic Partnership in East Asia 
(CEPEA), moving towards an Asean + 6 FTA, according to Mun-Heng Toh, writing 
May 15 in the East Asia Forum. 

  But Indonesia, with its strong consumer economy, state enterprises and 
state-backed measures can protect its domestic economic interests and still 
make progress on FTAs.

  Asean should not fall into the trap of the Caribbean Community or other 
trade groupings in Latin America or Africa of doing too little too late and 
then wondering about lack of progress.

  Exceptions, derogations and delays on specific measures are the staff of 
life of trade agreements. FTAs do not have to mean you throw out the baby with 
the bath water.

  The Asean problem was summed by up Kavi Chongkittavorn in the New Nation 
of Bangkok, that Asean`s old members want the new Asean, while Asean`s new 
members still want the old one.

  More rapid success by hard progress the new way, or failure by slow 
consensus the old way. That's the choice now.

  Terry Lacey is a development economist who writes from Jakarta on 
modernization in the Muslim world, investment and trade relations with the EU 
and Islamic banking.  
<>

CiKEAS> Buy the rumor and sell it as a fact

2009-06-20 Thread sunny
  

http://www.arabnews.com/?page=7§ion=0&article=123843&d=20&m=6&y=2009

Saturday 20 June 2009 (26 Jumada al-Thani 1430) 
 


  Buy the rumor and sell it as a fact
  Tariq Al-Maeena | talmae...@aol.com
 

  There's an old proverb that says, "What you don't see with your eyes, 
don't witness with your mouth." But how many of us can resist the temptation to 
believe rumors?

  Rumors are defined as pieces of unverified information and of uncertain 
origin. In the not so distant past, our mouths were the main conduits for such 
untruths and our audience was limited to those within our earshot. But as 
technology gradually took over most of our daily functions, the mobile phone 
with messaging services today is the predominant source for the dissemination 
of such unverified information.

  Rumors range from the funny to the outlandish, and occasionally to the 
downright malicious. And the effortlessness with which they gather storm today 
is alarming, especially if they border on spiteful intent. 

  Take the case of an SMS that made the rounds recently, not just in Saudi 
Arabia, but in the region as well. While I had deleted the message as soon as I 
had read it and cannot reprint the exact wording, the contents went along the 
following lines:

  A McDonald's employee has been discovered as having been afflicted with 
the H1N1 (swine flu) virus, and patrons are well advised to stay clear of all 
McDonald's outlets. It implied that McDonald's was concealing such information 
from the general public. The message also stated the name of the worker.

  This name was later found out to be the name of a street in Cairo, on 
which several fast food outlets carried out their trade, raising doubts about 
the origin of this particular SMS. The intent of the message was obviously to 
frighten people and hurt McDonald's.

  I would hazard a guess that some people who received the message 
restrained themselves or their family members from eating out at McDonald's or 
other fast food outlets. I say this with confidence as that particular message 
made its way through various e-mails with varying degrees of alert and caution. 

  Swine flu is very much in the news these days, and one has to welcome the 
transparency exercised by our Ministry of Health in reporting and dealing with 
this latest outbreak. Newspapers daily carry items relating to new cases 
discovered in the Kingdom, and report on plans from the health officials on how 
to meet this pandemic head on.

  Had one of the staff at the McDonald's been indeed a carrier of such a 
virus, it would have certainly been reported by the ministry and immediately 
made public. And yet many found it easier to believe the message. Is it human 
nature to believe just about everything we are told, without taking any effort 
to verify such claims? 

  Now I know the folks running the McDonald's enterprise in the western 
region, and I know for a fact that many of their family members patronize the 
various outlets. They follow extremely ethical business practices and I believe 
them when they rubbish such rumors. And no, I'm not getting a free meal, 
up-sized and all, by making such statements either! 

  Preying on human naiveté and fears, such nasty and unverified messages 
invariably hurt honest establishments. Back in the 19th century, the 
distinguished English novelist Maria Louise Ramé wrote, "a cruel story runs on 
wheels, and every hand oils the wheels as they run."

  And so folks, the next time you receive an SMS stating that Britney 
Spears has converted to Islam, or the shampoo you are using will cause you 
cancer, or the meat patties in a hamburger are not halal, contact the 
individual or establishment in question for verification or use Snopes.Com.

  Or else, press delete on your mobile phone and move on.

  The Holy Qur'an says: "O you who have believed, if there comes to you a 
disobedient one with information, investigate, lest you harm a people out of 
ignorance and become, over what you have done, regretful." (Al-Hujurat: 6)
 


CiKEAS> Bom di Makam Khomeini Tewaskan Dua Orang

2009-06-20 Thread sunny
http://www.antaranews.com/view/?i=1245520397&c=INT&s=TIM


Bom di Makam Khomeini Tewaskan Dua Orang

Minggu, 21 Juni 2009 00:53 WIB 
Teheran (ANTARA News) - Dua orang tewas dalam pemboman bunuh diri Sabtu di 
makam pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, televisi negara 
melaporkan.

Press TV, siaran  berbahasa-Inggris milik pemerintah Iran, mengatakan delapan 
orang juga terluka dalam pemboman itu, yang mungkin untuk meningkatkan 
kemarahan di antara masyarakat Iran yang memuja-muja pendiri Republik Islam 
tersebut.

Press TV kemudian mengatakan penyerangnya juga tewas, tanpa mengatakan apakah 
mereka menganggap pembom tersebut di antara kedua orang yang tewas itu.

Kantor berita setengah-resmi Fars mengatakan pemboman itu terjadi di sayap 
utara makam. Laporannya telah dikonfirmasikan oleh seorang pejabat senior 
polisi.

Di tempat lainnya di Teheran, polisi anti-kerusuhan Iran telah menggunakan gas 
air mata untuk membubarkan demonstran yang memprotes terhadap pemilihan 
presiden yang diperselisihkan, seorang saksi mengatakan pada Reuters.

Press TV mengatakan polisi juga telah menggunakan meriam air terhadap 
demonstran di lapangan Enghelab di Teheran.(*)

CiKEAS> Mengecoh, Debat Capres Antiklimaks!

2009-06-20 Thread sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009062100463416

  Minggu, 21 Juni 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Mengecoh, Debat Capres Antiklimaks! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  "DEBAT capres di televisi malam Jumat antiklimaks bagi penonton!" ujar 
Temin. "Jadi dialog ewuh-pakewuh, seperti dua menko (SBY dan JK) bicara di 
depan presiden--Mega!"

  "Bahkan JK keceplos 'Saya sekarang masih wakil presiden!' saat diminta 
menanggapi uraian SBY!" sambut Temon. "Gaya ketiga capres tidak klop dengan 
saat kampanye di depan massanya, yang cenderung saling menyerang pesaing!"

  "Jauh saling serang, jumpa saling melengkapi?" timpal Temin. "Ada apa di 
balik antiklimaks itu?"

  "Ternyata format debat tanpa perdebatan itu hasil kesepakatan KPU dengan 
tim sukses ketiga capres! (Kompas, 20-6) Jadi, antiklimaks itu justru sesuai 
skenario! Nyatanya, lembaga pengelola demokrasi dan para aktor belum siap 
memainkan demokrasi sesungguhnya! Baru main secara formalistik--debat sekadar 
memenuhi ketentuan formal, tidak mempertajam dan memperdalam pemahaman terhadap 
esensi materi kampanye untuk dinilai publik pemilih! Esensi debat itu justru 
disisihkan!"

  "Kalau begitu, berarti KPU bersama tim sukses ketiga capres secara 
sengaja mengecoh publik!" tukas Temin. "Apakah secara etika-moral tim-pemimpin 
itu patut mengecoh rakyat pemilih?"

  "Tak ada pasal untuk pengecohan di UU Pilpres!" tegas Temon. "Soal 
pengecohan elite pada rakyat, tak hanya saat kampanye! Bahkan pembangunan 
selama 40 tahun ini juga pengecohan!"

  "Gile lo!" potong Temin. "Apa buktinya!"

  "Buktinya pada Rasio Gini yang terus menanjak, sebagai petunjuk 
ketimpangan pendapatan terus melebar!" tegas Temon. "Menurut Mudrajat Kuncoro, 
guru besar ekonomika dan bisnis UGM, 1971 Rasio Gini Indonesia 0,18, naik 
menjadi 0,24 pada 1997--menyulut multikrisis menjatuhkan Orde Baru! 
(investorindonesia.com, 19-5-2008, 23:29:35 WIB). Orde Reformasi ternyata lebih 
parah, hanya dalam 10 tahun, pada 2007 Rasio Gini Indonesia menjadi 0,37." 
(Gajah Kusumo & Dewi Astuti, Bisnis Indonesia, 19-8-2008)

  "Maksudnya semakin tinggi angkanya kian lebar pula ketimpangan 
pendapatan?" sela Temin.

  "Betul! Artinya, selama 40 tahun pembangunan, ketimpangan pendapatan 
meningkat lebih dua kali lipat! Apa dengan begitu pembangunan tidak mengecoh 
rakyat?" entak Temon. "Rasio Gini itu standar Bank Dunia, skor 0 sampai 1, tapi 
tak boleh melampaui 0,5 sebagai limit terparah! Kita semakin mendekati limit 
itu!"

  "Seperti apa wujud ketimpangan itu?" kejar Temin.

  "Contoh, 40% penduduk berpendapatan rendah 2002 mendapat kue nasional 
(PDB) 20,82%, pada 2007 tinggal 19,1%. Lalu 40% warga kelompok menengah dari 
38,89% turun jadi 36,11%. Sedang 20% kelas atas, naik dari 42,2% jadi 44,8%," 
jelas Temon. "Jadi, pembangunan selama ini mengecoh rakyat, yang miskin kian 
melarat, sedang elite--yang selalu mendahulukan kepentingan dirinya--tambah 
makmur drastis!" ***
 
<><>

CiKEAS> Mengecoh, Debat Capres Antiklimaks!

2009-06-20 Thread sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009062100463416

  Minggu, 21 Juni 2009 
 
  BURAS 
 
 
 


   
  H. Bambang Eka Wijaya

  Mengecoh, Debat Capres Antiklimaks! 

  "DEBAT capres di televisi malam Jumat antiklimaks bagi penonton!" ujar 
Temin. "Jadi dialog ewuh-pakewuh, seperti dua menko (SBY dan JK) bicara di 
depan presiden--Mega!"

  "Bahkan JK keceplos 'Saya sekarang masih wakil presiden!' saat diminta 
menanggapi uraian SBY!" sambut Temon. "Gaya ketiga capres tidak klop dengan 
saat kampanye di depan massanya, yang cenderung saling menyerang pesaing!"

  "Jauh saling serang, jumpa saling melengkapi?" timpal Temin. "Ada apa di 
balik antiklimaks itu?"

  "Ternyata format debat tanpa perdebatan itu hasil kesepakatan KPU dengan 
tim sukses ketiga capres! (Kompas, 20-6) Jadi, antiklimaks itu justru sesuai 
skenario! Nyatanya, lembaga pengelola demokrasi dan para aktor belum siap 
memainkan demokrasi sesungguhnya! Baru main secara formalistik--debat sekadar 
memenuhi ketentuan formal, tidak mempertajam dan memperdalam pemahaman terhadap 
esensi materi kampanye untuk dinilai publik pemilih! Esensi debat itu justru 
disisihkan!"

  "Kalau begitu, berarti KPU bersama tim sukses ketiga capres secara 
sengaja mengecoh publik!" tukas Temin. "Apakah secara etika-moral tim-pemimpin 
itu patut mengecoh rakyat pemilih?"

  "Tak ada pasal untuk pengecohan di UU Pilpres!" tegas Temon. "Soal 
pengecohan elite pada rakyat, tak hanya saat kampanye! Bahkan pembangunan 
selama 40 tahun ini juga pengecohan!"

  "Gile lo!" potong Temin. "Apa buktinya!"

  "Buktinya pada Rasio Gini yang terus menanjak, sebagai petunjuk 
ketimpangan pendapatan terus melebar!" tegas Temon. "Menurut Mudrajat Kuncoro, 
guru besar ekonomika dan bisnis UGM, 1971 Rasio Gini Indonesia 0,18, naik 
menjadi 0,24 pada 1997--menyulut multikrisis menjatuhkan Orde Baru! 
(investorindonesia.com, 19-5-2008, 23:29:35 WIB). Orde Reformasi ternyata lebih 
parah, hanya dalam 10 tahun, pada 2007 Rasio Gini Indonesia menjadi 0,37." 
(Gajah Kusumo & Dewi Astuti, Bisnis Indonesia, 19-8-2008)

  "Maksudnya semakin tinggi angkanya kian lebar pula ketimpangan 
pendapatan?" sela Temin.

  "Betul! Artinya, selama 40 tahun pembangunan, ketimpangan pendapatan 
meningkat lebih dua kali lipat! Apa dengan begitu pembangunan tidak mengecoh 
rakyat?" entak Temon. "Rasio Gini itu standar Bank Dunia, skor 0 sampai 1, tapi 
tak boleh melampaui 0,5 sebagai limit terparah! Kita semakin mendekati limit 
itu!"

  "Seperti apa wujud ketimpangan itu?" kejar Temin.

  "Contoh, 40% penduduk berpendapatan rendah 2002 mendapat kue nasional 
(PDB) 20,82%, pada 2007 tinggal 19,1%. Lalu 40% warga kelompok menengah dari 
38,89% turun jadi 36,11%. Sedang 20% kelas atas, naik dari 42,2% jadi 44,8%," 
jelas Temon. "Jadi, pembangunan selama ini mengecoh rakyat, yang miskin kian 
melarat, sedang elite--yang selalu mendahulukan kepentingan dirinya--tambah 
makmur drastis!" ***
 
<><>

CiKEAS> TAJUK: Gizi Buruk Menuntut Keseriusan Pemerintah

2009-06-20 Thread sunny
Refleksi : Ini yang dibilang NKRI HARGA MATI. Rakyat miskin  kalau sakit  atau 
kekurangan gizi  seperti teken kontrak kematian karena tidak mendapat 
pertolongan selayaknya dari yang disebut negara.

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009061905163054

  Jum'at, 19 Juni 2009 
 

  OPINI 
 
 
 

TAJUK: Gizi Buruk Menuntut Keseriusan Pemerintah 


  PENDERITA gizi buruk, Sukria, terpaksa dibawa pulang dari Rumah Sakit 
Umum Abdul Moeloek (RSUAM) sebelum masa pengobatannya tuntas, Rabu (18-6). 
Padahal, bocah berusia 9 tahun itu masih koma dan dokter tak mengizinkan 
keluarga membawanya pulang. Tapi, tak ada kekuatan yang bisa menghalangi orang 
tua Sukria.

  Sukria telah dirawat selama 21 hari di RSUAM. Menilik kompleksitas 
penyakitnya--selain gizi buruk bocah itu juga menderita meningitis 
tuberkolosis--dokter memperkirakan perlu perawatan 1--2 bulan. Tapi, orang tua 
Sukria beralasan memperpanjang perawatan buah hatinya berarti kesulitan ekonomi 
bakal kian mengimpit. Ia tak mampu lagi membayar rumah sakit, transportasi, dan 
akomodasi selama di Bandar Lampung.

  Kita tidak tahu kondisi Sukria di rumahnya. Bisa jadi ada "keajabiban". 
Tetapi, di rumah sakit yang tersedia dokter, peralatan medis, dan obat-obatan 
saja Sukria tak lekas membaik.

  Sukria hanya salah satu kisah sedih dari sekian banyak penderita gizi 
buruk di Provinsi Lampung. Sebelumnya seorang balita dari Panjang, Maulana, 
bahkan harus dijemput maut karena persoalan serupa.

  Di provinsi berpenduduk 7,3 juta ini sedikitnya terdapat 68 penderita 
serupa yang tercatat di Dinas Kesehatan Lampung. Data ini tentu belum valid 
belaka. Pertama, karena belum seluruh kabupaten/kota menyerahkan data terakhir. 
Kedua, boleh jadi lebih banyak penderita serupa yang tidak tercatat secara 
resmi.

  Gizi buruk adalah PR besar bagi pemerintah dan masyarakat Lampung. Sebab, 
dari tahun ke tahun kisah sedih ini selalu terulang dan belum ada tanda-tanda 
penurunan yang siginifikan. Padahal, provinsi ini tengah gencar melakukan 
perang terhadap kemiskinan.

  Yang lebih ironis, gizi buruk muncul di tengah penghargaan dalam bidang 
ketahanan pangan yang diraih enam kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Enam 
kabupaten/kota itu adalah Bandar Lampung, Lampung Timur, Lampung Barat, Metro, 
Tanggamus, dan Way Kanan. Mereka mendapat anugerah Program Peningkatan Produksi 
Beras Nasional (P2BN) yang diberikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
8 Juni silam.

  Apa artinya itu semua? Benarkah penghargaan itu mencerminkan realitas 
yang sesungguhnya? Adakah itu itu hanya angka-angka di atas kertas? Jika benar, 
berarti ada distribusi pangan yang tidak merata. Ternyata prestasi itu tidak 
berdampak bagi masyarakat luas.

  Selain itu, dalam berbagai kesempatan kita mendengar pemerintah amat 
perpihak kepada rakyat dengan memberi rupa-rupa bantuan kepada si miskin. 
Tetapi, apa artinya itu semuanya?

  Sementara itu, dalam menghadapi gizi buruk Presiden telah pula 
menginstruksikan antara lain mengaktifkan lagi posyandu, pemeriksaan ibu hamil 
minimal empat kali selama kehamilan, dan berikan imunisasi lengkap. Selian itu, 
balita juga mesti ditimbang sebulan sekali, basmi jentik nyamuk dengan 3 M, 
jaga lingkungan tetap bersih, dan ikuti program Kelurga Berencana. Berjalankah 
ini semua?

  Dari sisi regulasi juga tak kurang jelasnya. Sesuai SK Menteri Kesehatan 
Nomor 1209/1998, setiap kasus gizi buruk diberlakukan sebagai dan masuk dalam 
kategori kejadian luar biasa (KLB). Sebagai KLB, pemerintah harus melakukan 
berbagai langkah yang luar biasa pula, bukan dengan cara-cara biasa.

  Dengan tubuh yang sehat saja tidak ada jaminan provinsi ini mempunyai 
sumber daya manusia yang tangguh; yang bisa menyumbangkan pikiran-pikiran 
terbaiknya bagi pembangunan Lampung. Apa jadinya dengan gizi buruk? Dengan 
penyakit ini kita bepotensi kehilangan satu generasi! Sekali lagi gizi buruk 
persoalan amat serius yang tidak boleh disikapi dengan biasa-biasa saja. Ini 
adalah PR besar bagi pemerintah Provinsi Lampung. Gubernur, para bupati/wali 
kota, camat, para dokter, dan masyarakat harus satu langkah menghadapi gizi 
buruk ini. Bukti komitmen itu akan kita lihat tahun depan: gizi buruk tak 
terjadi lagi!
 
<>

CiKEAS> Penderita Gangguan Jiwa Susah Mendapatkan Obat

2009-06-20 Thread sunny
http://www.serambinews.com/news/penderita-gangguan-jiwa-susah-mendapatkan-obat

Penderita Gangguan Jiwa Susah Mendapatkan Obat
* Di RSJ Banda Aceh Banyak, di Kabupaten/Kota Langka
20 June 2009, 11:22 Utama Administrator 

BANDA ACEH - Masih banyaknya penderita gangguan jiwa yang dipasung di Aceh, 
terutama di daerah-daerah terpencil, membuat Dr Andrew Mohanraj, Psikiater dari 
Aceh Psychosocial Rehabilitation Programme (APRP) prihatin, apalagi kalau 
penyebabnya karena masyarakat sukar menemukan obat yang bisa mereka berikan 
untuk anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa (psychosocial disorder). 
Menurut Andrew Mohanraj, ada dua jenis obat dengan harga terjangkau yang bisa 
mengobati gejala halusinasi pada penderita gangguan jiwa. "Obat antipsikotik 
yang sangat biasa digunakan di negara-negara berkembang adalah Haloperidol dan 
Chloropromazine untuk menekan gejala halusinasi penderita. Dua obat ini telah 
keluar sejak lima puluh tahun lalu," katanya usai menyampaikan materi pada 
workshop yang mengangkat topik Kualitas Hidup Penderita Gangguan Jiwa, di Oasis 
Hotel, Banda Aceh, Jumat (19/6).

Ia mengaku prihatin melihat kenyataan bahwa masih ada juga tempat-tempat di 
dunia seperti di Aceh, obat seperti ini tidak bisa dengan mudah ditemukan. 
"Padahal obat ini dijual bebas dengan harga relatif murah dan bisa diperoleh 
dengan resep generik. Penderita gangguan jiwa harus tekun minum obat, disertai 
dukungan keluarga untuk memastikan penderita minum obat," ujarnya. Selain 
karena kelangkaan obat, sebagian besar keluarga memasung penderita karena tidak 
memahami apa yang seharusnya dilakukan untuk penderita, sekaligus melindungi 
penderita. "Mereka tidak mengetahui kalau ada obat yang bisa diberikan untuk 
mengurangi bahkan menghilangkan gejala (symptom), seperti halusinasi yang kerap 
menyerang penderita," katanya.

Andrew juga menyatakan tidak setuju jika peneliti dari luar mengaitkan 
pemasungan penderita gangguan jiwa di Aceh dengan pelanggaran hak asasi 
manusia. "Dari berbagai penelitian yang saya lakukan di lapangan, saya temukan 
fakta bahwa anggota keluarga memasung penderita gangguan jiwa, lebih karena 
mereka menyayangi dan ingin melindungi penderita dari hal-hal yang tidak 
diinginkan. Mereka khawatir penderita menyakiti orang lain, lalu mendapat 
balasan dari masyarakat dengan kembali menyakiti si penderita, baik secara 
fisik atau cemoohan," katanya. 

Akui sukar
Komentar senada juga disampaikan dr Syahrial SpKj, seorang dari 30 peserta 
workshop. Menurutnya, di daerah-daerah tingkat dua dan di puskesmas-puskesmas, 
obat-obat generasi terbaru untuk penderita gangguan jiwa sangat sukar 
ditemukan. "Kalau di Rumah Sakit Jiwa di Banda Aceh sangat cukup dan lengkap 
dengan jenis obat generasi terbaru. Hanya saja di kabupaten/kota masih sukar 
ditemukan. Hal ini menyebabkan kesenjangan tindakan pengobatan pasien yang 
sudah ditangani di RSJ Banda Aceh, saat pulang ke daerahnya," ungkap dia.

Ia sangat mengharapkan ada inisiatif dari pemerintah kabupaten/kota 
mengusahakan di daerahnya masing-masing tersedia obat-obat untuk penderita 
gangguan jiwa. "Minimal jika tidak ada di puskesmas-puskesmas, cukup di RSU 
kabupaten/kota saja sudah sangat memadai. Kalau ada obat generasi terbaru 
seperti misperidone dan clozapin itu sudah sangat bagus," tandasnya. Syahrial 
menilai, kalau obat sudah ada di daerah, pasien dan keluarga tidak perlu 
membuang uang untuk biaya perjalanan yang banyak untuk berkali-kali datang ke 
Banda Aceh hanya untuk mengambil obat. Jika obat tersebut tersedia di daerah 
maka akses penderita untuk mendapatkan obat akan menjadi lebih mudah," 
pungkasnya.

Karena ekonomi
Sebelumnya, dr Kris, seorang spesialis jiwa di RSJ Banda Aceh, sebagaimana 
pernah disiarkan koran ini mengungkapkan, jumlah pasien yang telah sembuh 
sebenarnya sudah banyak dan mereka sudah keluar dari RSJ Banda Aceh. Tapi 
karena keluarganya miskin dan kurang melanjutkan pembinaan kepada pasien yang 
baru sembuh, maka pasien yang telah sembuh itu masuk kembali ke rumah sakit.

Menurut Kris, pasien gangguan jiwa yang masuk ke RSJ Banda Aceh, pada umumnya 
disebabkan dua faktor, yaitu keturunan dan tekanan ekonomi. Pasien yang masuk 
rata-rata dari keluarga miskin. Karena itu, setelah mereka sembuh dari gangguan 
jiwanya, karena keluarganya miskin, ia kurang mendapat perhatian ekonomi, maka 
tak jarang yang masuk lagi. Sedangkan Direktur RSJ Banda Aceh, Drs H Saifuddin 
AR SPMH MKes mengatakan, jumlah pasien RSJ Banda Aceh hingga posisi Mei 2009, 
mencapai 315 orang. Jumlah ini memang telah melampaui kapasitas ruang yaitu 220 
orang. Menurutnya, saat ini ada sekitar 120 pasien penderita gangguan jiwa yang 
dipasung di berbagai kawasan Aceh.(ami) 

CiKEAS> Ahmadineyad Syah Terpilih Tidak Ada Kecurangan !!!

2009-06-20 Thread Hafsah Salim
Ahmadineyad Syah Terpilih Tidak Ada Kecurangan !!!
  
Memang betul, sewaktu penghitungan suara terakhir dikumpulkan ternyata 
Ahmadineyad hanya memperoleh 17% suara.  Namun setelah jumlah suara ini masuk 
ke komputer dan diolah oleh Dewan Pengawal Konstitusi dibawah pimpinan 
Ayatollah Ali Khatami, maka jumlah suara untuk Ahmadineyad menjadi 67% karena 
hasil perhitungan tsb dikoreksi oleh Khatami sendiri sebagai pimpinan tertinggi 
dewan.

Para pemenang perolehan suara menjadi marah karena merasa dicurangi dan adanya 
kecurangan.  Kesemuanya ini disebabkan kesalahan pemahaman mereka yang kalah.  
Mereka lupa bahwa Iran itu adalah bukan negara Demokratik melainkan negara 
Syariah Islam Syiah dimana konstitusi dipimpin oleh seorang ayatollah.  
Ayatollah = wakil Allah, titel ini serta merta boleh dianggap lebih tinggi 
daripada utusan Allah.  Tetapi dipastikan titel ini pasti diatas tingkatan 
seorang Caliph.  Dalam konstitusi Islam Iran telah ditetapkan bahwa Ayatollah 
hanya ada satu dalam setiap negara dan kedudukannya adalah kepala atau pemimpin 
dewan pengawal konstitusi Islam yang kedudukannya dijabat seumur hidup.  
Ayatollah Ali Khatami dipilih sebagai pengganti Ayatollah Khomeini yang 
meninggal dunia.

Atas dasar konstitusi Islam Iran, maka presiden itu dipilih dan diangkat oleh 
kepala Dewan Pengawal Konstitusi Islam Iran yang dalam hal ini ayatollah Ali 
Khatami.  Cara2 mempertimbangan, memilih, dan menunjuk kepada kualifikasi 
seorang presiden didasarkan atas usul2 dari anggauta2 dewan dan juga melalui 
pemilu seperti yang baru saja berlangsung.

Demikianlah, setelah dilakukan pemilu atau pengumpulan suara dari masyarakat 
umum, ternyata Ahmadineyad hanya memperoleh 17%, namun suara masyarakat umum 
bukan hal yang mutlak karena konstitusi Islam tidak bisa memberi nilai suara 
yang sama antara laki2 dan wanita, dan antara seorang ulama dan bukan ulama, 
dan antara seorang yang berpendidikan agama dan yang berpendidikan bukan agama.

Demikianlah, suara umum yang cuma 17% ini kemudian dibandingkan atau 
ditambahkan suara dari anggauta2 Dewan Pengawal Konstitusi Islam yang 
kesemuanya adalah ulama besar di Iran yang setingkat dengan Ayatollah.  Dalam 
hal ini, Ahmadineyad berhasil mendapatkan dukungan dewan sekitar 50% yang 
menjadikan suaranya menjadi 67% sedangkan untuk saingannya tidak ada dukungan 
sama sekali.

Akhirnya secara pasti, Ayatollah Ali Khameini mengumumkan dan mengesyahkan 
secara resmi terpilihnya Ahmadineyad sebagai presiden.  Karena kalo mau cuma 
dihitung suara umum yang cuma 17% ini, malah pada pemilu yang pertama kali itu 
Ahmadineyah ternyata cuma mendapatkan suara dibawah 10% tetapi karena para 
pendukungnya dari Dewan Pengawal Konstitusi Islam Iran ini memberi suara 
dukungan secara absolut, maka Ahmadineyad dinyatakan secara resmi sebagai 
presiden Iran untuk kedua kalinya.  Hal ini tidak melanggar konstitusi Iran 
karena begitulah sesungguhnya konstitusi yang berlaku dinegara Syariah Islam 
Iran ini.  Jangan menyamakan konstitusi Iran ini dengan negara Demokrasi yang 
memastikan terpilihnya seorang presiden se-mata2 hanya berasal dari jumlah 
suara masyarakat umum saja.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





CiKEAS> Genap Itu Adalah Simbol Keseimbangan Hidup !!!

2009-06-20 Thread Hafsah Salim
Genap Itu Adalah Simbol Keseimbangan Hidup !!!
   
Keseimbangan adalah landasan segala yang menuju kepada keharmonisan, keadilan, 
kedamaian, dan keabadian.

Oleh karena itulah para filsuf orientalis selalu mendambakan keseimbangan dan 
mengharamkan dominasi.

Confusius menerangkan keseimbangan itu sebagai "Im" dan "Yang"
Newton menerangkan hukum keseimbangan itu dengan buah apel
Ahli2 fisika kimia dan matematika menerangkannya dengan (+)/(-)

Sebaliknya para sufi agama2 dari Timur Tengah mengabsolutkan keharusan dominasi 
dan mengharamkan keseimbangan.  Misalnya, Allah dan Setan tidak boleh seimbang, 
dominasi Allah harus absolut meskipun untuk mencapai itu harus menggunakan 
terror2 bomb bunuh diri.

Oleh karena itu, "Genap" merupakan simbol magic yang membawakan keseimbangan, 
keadilan, dan kedamaian tanpa adanya dominasi.

> Awal Anugerah  wrote:
> Kami kan sudah bilang, pilih yang genep
> jangan yang ganjil ganjil begitu. Lha
> sudah jelas ganjil koq mau dipilih, itu
> kan gila!!!??!!!.


Bener juga ya, genap itu adalah simbol keadilan karena kalo dibagi dua bisa 
seimbang tidak berat sebelah.

Sebaliknya ganjil itu simbol kecurangan karena kalo dibagi dua pasti tak bisa 
seimbang selalu terjadi ketimpangan2 dan korupsi.

Demikianlah, dengan memilih yang genap maka akan terjadi keseimbangan, terjadi 
keharmonisan, terjadi keadilan, tidak ada lagi pembakaran gereja, pembakaran 
mesjid, penjarahan harta benda umat Islam Ahmadiah, penjarahan toko2 keturunan 
Cina, pemerkosaan amoy2, dan terror2 bomb oleh pengejar pahala dan mereka yang 
serakah pahala.

Genap itu adalah simbol kesetaraan, simbol kesamaan hak, simbol kesamaan 
derajat.

Hukum fisika juga mengandung dua keseimbangan yaitu muatan positive dan muatan 
negative, dan hal ini sudah menjadi filsafat orang2 Cina, Buddha dan Hindu, 
antara lain tentang keseimbangan Im dan Yang.

Beda dengan "ganjil" seperti Syariah Islam dimana keseimbangan setan dan Allah 
selalu harus lebih menang ke Allahnya dan wajib memusnahkan setannya sehingga 
keseimbangan selalu rusak oleh Allah yang selalu merusak keseimbangan dan 
keharmonisan kehidupan dunia ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








CiKEAS> Presiden Iran Diangkat Oleh Ayatollah Bukan Suara Pemilu

2009-06-20 Thread Hafsah Salim
Presiden Iran Diangkat Oleh Ayatollah Bukan Suara Pemilu

Karena buta Syariah Islam, maka banyak umat Islam menyamakannya seperti 
Demokrasi.  Padahal Syariah Islam itu anti-Demokrasi bukan system yang 
Demokrasi.  Untuk membedakannya bisa anda membandingkannya dengan negara 
Demokrasi seperti di Indonesia sekarang ini.

Seorang capres setelah memenangkan pengumpulan suara pendukung2nya, belum bisa 
jadi presiden sebelum dilantik oleh Mandataris MPR.  Karena Mandataris MPR 
inilah yang mengangkat, melantik, maupun yang memecat seorang presiden.  Bukan 
tidak mungkin apabila SBY yang meskipun sudah memenangkan pengumpulan suara 
pendukung2nya sebanyak 99% tetapi Mandataris MPR menolak untuk melantiknya 
misalnya karena terlibat "Korupsi" yang masih dalam proses penyidikan.  Maka 
dalam kasus begini, kemelut politik tidak bisa dihindarkan.  Sama halnya yang 
terjadi di Iran sekarang ini.

Seorang capres di Iran setelah memenangkan pengumpulan suara para pendukung2nya 
belum syah jadi presiden sebelum disetujui oleh Ayatolah Ali Khatami yang 
mengepalai dewan para ayatollah yang dinamakan DEWAN PENGAWAL KONSTITUSI ISLAM 
IRAN.

Demikianlah, Ahmadineyad hanya mengumpulkan suara pendukung sejumlah 17% 
sedangkan saingannya mengumpulkan 46% dan 37% suara.  Hasil ini kemudian 
dirundingkan, dipertimbangkan, dan kemudian diputuskan oleh Ayatollah Ali 
Khatami yang dalam hal ini memiliki kekuasaan mutlak, hasilnya diumumkan bahwa 
Ahmadineyad dinyatakan terpilih sebagai presiden lagi dengan pengumpulan suara 
67%.

Pengumuman Ali Khatami ini membuat geram para pemenang pemilu di Iran ini yang 
akibatnya mereka main bakar seperti yang dibenarkan ajaran Islam kalo kita 
dizalimi.

Syariah Islam pada hakekatnya merupakan kekuasaan mutlak seumur hidup.  Dalam 
kaitannya dengan negara Iran, Ayatollah Ali Khatami itu bisa disejajarkan 
dengan Caliph, bahkan dimata umat Syiah kedudukan Ayatollah itu justru diatas 
Caliph.

Akibat kekacauan dalam pengaturan negara oleh Ayatollah Khomeini dimasa lalu, 
maka dewan Ayatollah dibentuk oleh Rafsanjani dimana kedudukan Ayatollah 
ditetapkan sebagai penasihat dan pengangkatan presiden dan tidak lagi 
mencampuri urusan executive pemerintahan.

Meskipun Dewan Ayatollah ini dibentuk oleh Ayatollah Rafsanjani yang mengangkat 
dirinya menjadi Ayatollah, tetapi pada masa akhir kehidupan Ayatollah Khomeini, 
oleh Khomeini ditunjuk Ali Khatami sebagai penggantinya dan diangkat sebagai 
Ayatollah menggantikan Rafsanjani.  Hal ini disebabkan ali Khatami ini adalah 
saudara seibu tetapi lain bapaknya.

Ayatollah Rafsanjani mulanya berhasil menjadi kepala dewan Ayatollah justru 
karena dukungan para ayatullah2 lainnya.  Namun semua pendukung Rafsanjani mati 
terbunuh dalam bomb yang mendadak meledak di Parlemen, dan akhirnya Khomeini 
menunjuk Ali Khatami menggantikan Rafsanjani sebagai kepala dewan Ayatollah dan 
menamakan dewan ayatollah ini sebagai Dewan Pengawal Konstitusi Islam Iran.

Rafsanjani meminta bantuan Dinas Rahasia Inggris untuk menemukan pelaku 
peledakan bomb diparlemen tsb.  Dan dari hasil penyidikan akhirnya didapatkan 
rekaman video yang menunjukkan bahwa pelaku peledakkan bomb di Parlement itu 
adalah Ali Khatami sendiri yang hadir dalam sidang parlement ini sebentar saja 
hanya untuk meletakkan bomb dibawah tempat duduknya dan keluar lagi.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






CiKEAS> Undangan SNWK XIII BAMAG Jawa Timur ( Dialog Capres 2009 )

2009-06-20 Thread toga_sidauruk
SEMINAR NASIONAL WAWASAN KEBANGSAAN - XIII  

Tema:   "Semangat Kebangsaan Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 
Merekatkan Semua Komponen Anak Bangsa Didalam Mempertahankan Keutuhan dan 
Kedaulatan NKRI"

Penyelenggara   :   Badan Musyawarah Antar Gereja ( BAMAG )
Jenis   :   Pendidikan – Lokakarya.
Peserta :   1000 Undangan Terbatas (Pendeta & Rohaniawan Kristen Katolik di 
Jawa Timur)
Tanggal :   Kamis, 24 Juni 2009.
Waktu   :   09:00 - 18:00 WIB
Tempat  :   GRAHA SAMUDRA BUMI MORO (KODIKAL)
Nama Jalan  :   Compleks KODIKAL, Bumimoro.
Kota/Daerah :   Surabaya, Indonesia
Pembicara   :   Prof. Dr. Ikrar Nusabakti, Dr. Ramlan Surbakti, 
Megawati Sukarnoputri, Prabowo Subianto, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Prof. 
Dr. Boediono, Jusuf Kalla, Wiranto.

Ketua Pelaksana; Sonny S. Saragih – 08155205540, 03170829984.

Profil  :
BAMAG adalah Wadah kebersamaan gereja-gereja, tidak membawahi gereja atau 
lembaga Kristen aras nasional dan lembaga Kristen lainnya tetapi bersama-sama 
melayani mempertemukan gereja-gereja dari berbagai denominasi didalam berbagai 
kegiatan pelayanan penyampaian Firman Tuhan dengan mengadakan KKR, 
Seminar-seminar, Ibadah bersama dan kegiatan sosial kemasyarakatan dengan 
mengadakan bakti sosial ke daerah bencana dan daerah-daerah yang memerlukan 
dukungan dengan tidak memperhatikan latar belakang,suku, agama dan dilaksanakan 
dengan tulus, serta membina hubungan baik dengan agama-agama lain dan dengan 
pemerintah dengan setiap tahun mengadakan Seminar Wawasan Kebangsaan dengan 
mengundang tokoh-tokoh nasional dari kalangan pemerintah, politikus, 
ekonom,agamawan lintas agama, hukum, pertahanan dan keamanan, pendidikan dan 
LSM.

Link ; http://bamagsurabaya.blogspot.com

Sekretariat Panitia SNWK
Jl. Nginden Intan Timur II No. 3 Surabaya.
(031) 5939460, 5939164  - Fax; (031) 5939460
Dengan Ibu Arik, Ibu Ernie dan Ibu Sunik.

Email : ba...@mitra.net.id, hermanpon...@ymail.com



CiKEAS> Pilih Capres yang Mampu Atasi Persoalan Bangsa

2009-06-20 Thread sunny
Refleksi : PGI seperti gembala kehilangan domba-dombanya. Siapa diantara capers 
ini bisa mengatasi kesulitan rakyat? 

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=8721

2009-06-20 
Pilih Capres yang Mampu Atasi Persoalan Bangsa




[JAKARTA] Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengharapkan kepada 
masyarakat, khususnya umat Kristiani untuk memilih calon presiden 
(capres)-calon wakil presiden (cawapres) yang memiliki kemampuan dan 
keterampilan mengatasi persoalan bangsa Indonesia, terutama yang cakap dan 
mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat yang masih diimpit oleh belenggu 
kemiskinan. 

Pemimpin yang dicari ialah pemimpin yang takut akan Tuhan, yaitu pemimpin yang 
menjalankan tugasnya dengan mengandalkan kekuatan moral, menjauhkan diri dari 
kebohongan, dan segala bentuk manipulasi politik.

Demikian Surat Pengembalaan PGI yang dikeluarkan di Jakarta baru-baru ini dan 
disebarluarkan ke seluruh Tanah Air. Surat pengembalaan yang dikeluarkan 
menjelang berlangsungnya Pilpres 8 Juli 2009 tersebut, ditandatangani Ketua 
Umum PGI AA Yewa- ngoe dan Sekretaris Umum Richard M Daulay dan diterima SP 
Rabu (17/6). Dalam surat itu disebutkan, pemilihan presiden (pilpres) makin 
mendekat, dan kampanye pilpres sedang berlangsung. 

"Kita bersyukur sebab demokrasi berada dalam proses pertumbuhan, kendati masih 
banyak hal yang harus dibenahi sehingga demokrasi tidak sekadar memenuhi 
prosedur yang ada, tetapi sungguh-sungguh memperhatikan dan merefleksikan 
nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila dan UUD 1945," katanya.


Rekam Jejak

Di dalam surat pengembalaan itu, PGI menyampaikan pula pemimpin yang akan kita 
pilih dalam pilpres nanti mereka yang dapat dipercaya, yaitu mereka yang 
terbukti melakukan apa yang dia ucapkan. "Telusurilah rekam jejak setiap 
kandidat sehingga saudara dapat mengetahui siapa dari antara mereka yang dapat 
dipercaya dan siapa yang tidak".

Ditegaskan, pemimpin yang dibutuhkan adalah mereka yang benci kepada pengejaran 
suap, yaitu mereka yang selain jujur dan tidak korupsi, mereka juga harus 
bertekad untuk memberantas korupsi yang menghancurkan perekonomian negara ini.

Dalam Surat Pengembalaan, PGI menegaskan pula, pemimpin yang kita akan pilih 
ialah mereka yang tetap mempertahankan Pancasila dan nilai-nilai yang 
terkandung di dalamnya sebagai acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan 
bernegara. 

"Presiden dan Wakil Presiden haruslah sungguh-sungguh mempunyai komitmen teguh 
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika 
(masyarakat majemuk, setara dan bersatu), dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 
Indonesia."

Diingatkan, dampak Pilpres 2009 ini tidak hanya untuk periode 2009-2014 saja, 
melainkan berdurasi sangat panjang yang ikut menentukan nasib bangsa kita pada 
masa depan. Salah memilih berarti membawa bangsa ini kepada penyimpangan yang 
berakibat fatal bagi kelestarian bangsa. 

"Kita memilih bukan hanya capres dan cawapres, melainkan juga bangunan koalisi 
yang ada di belakangnya. Saudara-saudara harus melihat dengan jeli manakah dari 
pasangan koalisi itu yang tidak secara jelas menjadikan Pancasila sebagai 
solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melainkan ideologi yang lain," 
katanya.

Warga gereja perlu memperhatikan sikap partai-partai politik selama ini yang 
tidak tegas menolak undang-undang yang cenderung diskriminatif, seperti UU 
Pornografi dan Perda-perda yang diskrimnitif di berbagai daerah.

Ditambahkan, warga gereja juga perlu jeli untuk melihat bagaimana sikap 
partai-partai politik terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia 
selama 4-5 tahun terakhir ini.

Dipertanyakan apakah golongan Kristen misalnya di beberapa tempat mempunyai 
kebebasan untuk mendirikan gedung-gedung ibadah atau malah sering dihambat, 
sedangkan tindakan konkret pemerintah hampir tidak terlihat. Pada akhirnya, 
kami ingin menyatakan bahwa visi pembangunan bangsa kita bukan hanya untuk lima 
tahun mendatang, melainkan jauh melampauinya. "Maka yang terutama adalah 
bagaimana membangun sistem demokrasi yang sehat, bukan sekadar kalah/menang 
dalam pilpres."

Dalam surat pengembalaan itu, dinyatakan PGI dan gereja-gereja anggotanya 
bukanlah partai politik atau organisasi yang menjalankan politik praktis, yaitu 
politik yang berusaha merebut kekuasaan dalam negara. Politik gereja (baca: 
PGI) adalah politik moral atau yang bertujuan menyampaikan pesan-pesan moral 
atau suara kenabian di tengah zaman. 

Ditegaskan, dalam kaitan itu, PGI dan gereja-gereja ikut bertanggung jawab 
dalam kehidupan bersama di dalam polis (negara) Indonesia. Orang Kristen 
Indonesia sebagai bagian integral bangsa harus mampu hidup bersama secara 
proaktif di dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. [M-


CiKEAS> Change in Iran?

2009-06-20 Thread sunny
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\06\21\story_21-6-2009_pg3_5

Sunday, June 21, 2009

VIEW: Change in Iran? -Dilip Hiro



 Even if Mousavi did succeed Ahmadinejad, there would be no change in Tehran's 
stance on the nuclear issue. What would be different would be the style - more 
measured and nuanced, with diplomatic niceties, shorn of the anti-Israeli, 
anti-West bluster characteristic of Ahmadinejad

For the first time since the founding of the Islamic Republic, following the 
Shah's overthrow by massive street demonstrations, the power of the state is 
being challenged. A broad-based coalition of reformist and pragmatic 
conservative Islamic elements has risen peacefully against the contested 
re-election of Mahmoud Ahmadinejad and the hard line clerics, Revolutionary 
Guard commanders and intelligence officials around him.

The unseemly haste with which a landslide victory was attributed to Ahmadinejad 
has led to a protest unparalleled since the 1979 anti-Shah revolution. The poll 
was viewed as a referendum not only on the curtailment of social and cultural 
freedoms of Iranians, and the mismanagement of the economy, but also 
Ahmadinejad's unnecessarily provocative statements on Iran's relations with the 
West and Israel, as well as the nuclear issue. So, the outcome of the current 
crisis will reverberate beyond Iran's border.

Shaken by the protest, the supreme leader Ayatollah Ali Khamanei asked the 
12-member Guardian Council to investigate the challengers' complaints. The 
Council is the ultimate authority for validating the poll. Its decision could 
go down in history as a crucial turning point for the Islamic Republic and the 
region.

In many ways this election has been different. Traditionally, the Iranian 
regime loosens its iron grip over dissenters and oppositionists during the 
presidential election campaign, and rules regarding watching satellite TV are 
relaxed in a bid to encourage voters to participate in the poll.

The three 90-minute TV debates between the incumbent President Mahmoud 
Ahmadinejad and each one of his three challengers provided an unprecedented 
opportunity for the opposition leaders to criticise the government before an 
estimated audience of 50 million. These no-holds barred debates proved 
thrilling. This was particularly true of the one between Ahmadinejad and 
Mousavi, who was Iran's prime minister during the 1980-88 Iran-Iraq War. At one 
point Mousavi derided Ahmadinejad's foreign policy as one founded on 
"adventurism, illusionism, exhibitionism, extremism and superficiality."

Also unique to this election, young supporters of Mousavi used text messages as 
never before to shore up votes for him. Enthusiastic backing by Mohammed 
Khatami, the elder statesman of the reformist camp, bolstered Mousavi's 
standing too, and led to massive pre-election rallies.

At 84%, voter participation was the second highest after the record 88% in 1997 
when seven out of ten voters backed Khatami as president.

As a rule, a high turn-out means that more of the upper-middle and upper class 
Iranians - often secular - bothered to go to the polling stations. In general, 
as a largely alienated group in a theocratic system, they find voting 
pointless. The second highest voter turn-out in the eleventh presidential poll 
on June 12 indicated a surge of support for reformist Mousavi against 
Ahmadinejad.

It was not just the professional pollsters who predicted victory for Mousavi - 
albeit based on samples limited to ten largest cities - but also a private 
polling of 5,000 Iranians conducted nationwide for Khamanei. Its result, leaked 
to the Sunday Times of London, showed 58% backing Mousavi.

Little wonder that the official result of 62.6% for the incumbent and nearly 
34% for Mousavi - collated and announced within two hours of the polling ending 
at midnight without the presence of the candidates' monitors - came as a shock 
to most people in Iran and abroad.

Since then, among the varying statistics that have appeared on the opposition 
websites, one, attributed to an "informed source" in the Interior Ministry, 
gives Mousavi 57.2% of the vote, Ahmadinejad 28%, and the remaining two 
contestants together nearly 15%, versus the 3% accorded to them by the official 
count.

At home, the silent marches of hundreds of thousands of supporters of Mousavi 
in Tehran and other cities on June 15 and 16 showed the widespread distrust of 
the poll results.

Responding to the protest by all three opposition candidates, Khamanei 
instructed the Guardian Council on June 15 to "consider precisely" their 
complaints. Describing the announced result as "provisional", the council's 
spokesman said that it would rule within the next 10 days. While conceding a 
possible change in the final tally after a recount, he ruled out a wholesale 
re-run of the election. Therefore the street protests are continuing with a 
plan to pray in mosques on Friday for those martyred in the offi

CiKEAS> Pasukan Pengawal Islam Iran Mulai Melakukan Pembunuhan2

2009-06-20 Thread Hafsah Salim
Pasukan Pengawal Islam Iran Mulai Melakukan Pembunuhan2

Islam tidak mengajarkan untuk membunuh, tetapi kalo terhadap musuh2 Islam 
justru halal dan wajib dibunuh, besar pahalanya kalo berhasil membunuh musuh2 
Islam.

Demikianlah, negara Syariah Islam Iran melalui Dewan Majelis Ayatollah yang 
dipimpin oleh Ayatollah Ali Khameini telah mengeluarkan fatwa bahwa mereka yang 
menolak hasil pemilu dinyatakan musuh Islam dan semua demo2 dinyatakan hasil 
rekayasa Israel dan Yahudi.

Tentu saja, karena ajaran Islam melarang membunuh maka apabila penguasa ini 
ingin membunuhi rakyatnya yang memprotes pemimpinnya, maka lebih dulu harus 
dinyatakan sebagai musuh Islam ataupun Yahudi sehingga jadi halal-lah 
pembunuhan2 yang dilakukannya kemudian.

Ratusan demonstran sudah ditembak mati ditempat, tidak ada yang ditangkap.  
Pembunuhan2 oleh pasukan pengawal konstitusi Islam ini benar2 biadab karena 
korban2ya tidak bersenjata dan juga tidak terorganisir sehingga bisa dinamakan 
musuh.  Sementara pembunuhan masih berlangsung terus, pemberitaan media surat 
kabar dan internet diberangusnya.

Dewan Majelis Pengawal Konstitusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Ali 
Khameini menyatakan bertanggung jawab terhadap Allah dan menyatakan bahwa 
kekuasaannya mutlak tak bisa diganggu gugat.  Kemudian setelah mengeluarkan 
pernyataan yang merupakan ancaman dan terror ini, sang Ayatollah mengajak 
semuanya untuk shalat jum'at bersama dipimpin olehnya sendiri.

Iran inilah satu2nya negara Syariah Islam yang dianggap dunia Islam sebagai 
paling maju didunia.  Sejak wafatnya nabi Muhammad, pergantian kekuasaan selalu 
melalui cara2 kekerasan, pembunuhan, pemfitnahan, penculikan, dan terror2.  
Tidak pernah ada kehidupan yang tenang dan damai.  Memang systemnya sudah 
salah, mengangkat pemimpin agama menjadi penguasa negara, kemudian dibungkus 
dengan nama Republik dimana sang presiden cuma boneka daripada penguasa seumur 
hidup ini.

Penguasa Iran yang sebenarnya adalah Ayatollah Ali Khameini yang dulunya 
menggantikan Khomeini, jabatan ini absolut berlaku seumur hidup, yang berganti 
hanyalah presidennya saja yang diangkat oleh sang Ayatollah sendiri.

Negara Syariah Islam itu 100% merupakan negara feodalisme, kalo di-negara2 
feodal yang bukan Islam maka dominasi kekuasaan penguasanya hanya raja yang 
seumur hidup, keluarganya, dan sahabat2 atau kroninya saja, dan penggantinya 
juga ditunjuk atau dipilih oleh sang raja.  Sama dengan negara Syariah Islam, 
dominasi kekuasaan penguasanya terletak hanya pada kaum ulama yang sepaham saja 
dan juga kekuasaannya berlaku absolut seumur hidup, dan penggantinya biasanya 
ditunjuk oleh penguasa sebelumnya, tidak pernah ada hal rakyat yang memilih 
pemimpinnya.

Itulah sebabnya, semua negara2 Syariah hanyalah merupakan negara2 tyrani saja 
yang memperbudak rakyatnya dengan berbagai kepentingan mereka yang berkuasa.

Tidak banyak bedanya antara Syiah dan Sunni, meskipun nama jabatannya boleh 
jadi berbeda tapi tujuannya sama yaitu dominasi absolut se-olah2 dunia ini 
miliknya sendiri yang dihadiahkan Allah kepadanya.  Kalo di Arab Saudia, 
rajanya dinamakan Caliph dan pegawai2 kerajaan diseluruh negara berasal dari 
keluarga raja, juga jendral2nya kesemuanya adalah keturunan raja yang berkuasa 
turun temurun.  Bahkan di Arab Saudia, 75% rakyatnya memiliki darah kerajaan 
dari raja yang berkuasa sekarang ini.  Keturunan bekas2 raja sebelumnya yang 
dianggap musuh pasti ditumpas habis hingga tak ada lagi keturunan yang bisa 
mengancam tahtanya.

Iran itu sama seperti Saudi Arabia dimana negaranya penuh dengan intrik 
keluarga2 dari penguasa negara yang sedang berkuasa.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






CiKEAS> Iranian opposition to rally despite ban, as world looks on

2009-06-20 Thread sunny
http://www.hurriyet.com.tr/english/world/11907628.asp?scr=1

Sunday, June 21, 2009 08:24


  Iranian opposition to rally despite ban, as world looks on

 
 
  TEHRAN - Iran's opposition vowed to defy on Saturday an order by the 
supreme leader to halt street protests over last weeks election as US President 
Barack Obama said the world was watching.

   
  An aide to defeated presidential candidate Mehdi Karroubi told AFP the 
rally will be held in Tehran at 4:00 pm (1130 GMT).

  The rally comes as Karroubi and the two other defeated candidates, former 
premier Mir Hossein Mousavi and ex-Revolutionary Guards' chief Mohsen Rezai, 
meet officials to discuss alleged electoral violations.

  After supreme leader Ayatollah Ali Khamenei on Friday banned marches and 
warned that candidates would be held responsible for any violence, Tehran 
authorities denied permission for the march, organised by Karroubis campaign 
and a reformist group, Combattant Clerics Assembly.

  Late on Friday, witnesses reported that many members of the hardline 
Basij militia had deployed in Tehran streets, for the first time in full 
uniform and helmets, carrying clubs and some of them Kalashnikov rifles. 
However, they had withdrawn from their positions on Saturday morning.

  In demanding an end to protests, Khamenei warned that otherwise there 
could be further bloodshed beyond the seven deaths reported by state radio. 
Amnesty International said on Friday it had information of up to 10 deaths.

  Beyond Khamenei's general warning, Mousavi was singled out by the head of 
Iran's security council on Saturday for a specific one.

  "Your national duty tells you to refrain from provoking illegal 
gatherings," Abbas Mohtaj, who is also deputy interior minister, said in a 
letter to him. "Should you provoke and call for these illegal rallies you will 
be responsible for the consequences," he said.

  Iran's capital has been rocked by daily demonstrations since the disputed 
re-election of President Mahmoud Ahmadinejad on June 12 drew claims from 
leading rival and former premier Mousavi of massive vote fraud.

  Siding with Ahmadinejad in his first public appearance since the vote, 
Khamenei ruled out major fraud in the poll. "The people have chosen whom they 
wanted," Khamenei said in a prayer sermon on Friday, referring to Ahmadinejad.

  "I see some people more suitable for serving the country than others but 
the people made their choice," he said to cheers from tens of thousands of 
faithful, who included Ahmadinejad.

  "World is watching"
  Afterwards, Obama warned Iran that the "world is watching" its actions. 
"I'm very concerned based on some of the tenor and tone of the statements that 
have been made that the government of Iran recognise that the world is 
watching," Obama said on US television on Friday.

  "And how they approach and deal with people who are, through peaceful 
means, trying to be heard will, I think, send a pretty clear signal to the 
international community about what Iran is and is not."

  Obama also attempted to debunk claims by some in the Iranian leadership 
that demonstrators were acting at the behest of the United States, which has 
had a history of antagonism with Iran since the 1979 Islamic revolution.

  Senior US officials earlier stressed that Washington was making strenuous 
efforts to avoid being drawn into the crisis in a way that could be used by the 
government against the demonstrators.

  "The more the United States looks like they are going to interfere, the 
more it is going to be detrimental," said one official on condition of 
anonymity. "This is not about us."

  Despite assurances by top officials that Washington would not inject 
itself into the crisis, both houses of the US Congress voted to condemn 
violence against demonstrators by the Iranian government.

  A House of Representatives resolution, adopted by a vote of 405-1, 
expressed "its support for all Iranian citizens who embrace the values of 
freedom, human rights, civil liberties and rule of law."

  Mousavi, Karroubi and Rezai invited
  Karroubi has become the second losing candidate to demand a new election, 
in a letter to the electoral watchdog the Guardians' Council.

  Mousavi has repeatedly demanded a re-run of the poll, denouncing the 
election as a "shameful fraud."

  But Khamenei said there could be no doubting Ahmadinejad's re-election to 
a second four-year term, despite the 646 alleged poll violations registered by 
the three defeated candidates with the Guardians' Council. "The legal 
mechanisms in our country do not allow cheating. How can one cheat with a 
margin of 11 million votes?"

  Mousavi, Karroubi and Rezai have been invited to set out their grievances 
before the Guardians' Council election watchdog on Saturday, with a response 
expected on Sunday.

  In addition to the United Stat

CiKEAS> Report: At least 19 killed in Iran protest

2009-06-20 Thread sunny
http://www.haaretz.com/hasen/spages/1094502.html

Last update - 08:20 21/06/2009 



 
 
  Report: At least 19 killed in Iran protests  
 
  By Haaretz Service and News Agencies  
 
  Tags: Israel News, Ahmadinejad  
 
 


  At least 19 people were killed in Iran on Saturday, CNN quoted a Tehran 
hospital source as saying, as thousands of protesters marched on waiting 
security forces that fought back with baton charges, tear gas and water 
cannons. 

  CNN also cited unconfirmed reports as putting the death toll as 150 on 
the seventh day of post-election protests, which took place in defiance of the 
Islamic Republic's highest authority. 

  Witnesses said 2,000 to 3,000 were on the streets, fewer than the 
hundreds of thousands earlier in the week, but a clear challenge to Supreme 
Leader Ayatollah Ali Khamenei, who used his sermon Friday to endorse disputed 
election results that gave hard-line President Mahmoud Ahmadinejad a landslide 
victory. 

   

  Many of the protesters, wearing black, chanted "Death to the dictator!" 
and "Death to dictatorship!" near Revolution Square in downtown Tehran, setting 
off fierce clashes with police. 

  Iran's state television, meanwhile, reported Sunday that the Islamic 
Republic has arrested members of an exiled opposition group it accused of 
"terrorist activities" including setting buses on fire and destroying public 
property. 

  The report, which did not directly mention the election or the unrest, 
said the arrested members of the Mujahideen Khalq Organisation had entered Iran 
after receiving training in neighbouring Iraq. It said they were guided by the 
group's "operation room" in Britain. 

  "Leaders of this group had encouraged members to carry out terrorist 
activities such as setting buses and gas stations on fire and attacking Basijis 
[Islamic militiamen] and destroying public property," state television said. 

  It did not say how many people were arrested or when. 

  Report: Suicide bomber attacks Khomeini shrine 

  In a separate incident, a state-run television channel reported that a 
suicide bombing at the shrine of the Islamic Revolution leader Ayatollah 
Ruhollah Khomeini killed at least two people and wounded eight. The report 
could be not independently evaluated due to government restrictions on 
journalists. 

  Also Saturday, Iranian opposition leader Mir Hossein Mousavi declared he 
is "ready for martyrdom," according to aides, as he called on his supporters to 
continue protesting despite warnings by Khamenei that violations of the law 
will result in bloodshed. 

  On his Web site, Mousavi also called for a national strike if he is 
arrested. In a letter to Iran's Guardian Council, which is investigating 
voting-fraud allegations in the June 12 presidential election, he said some 
ballot boxes had been sealed before voting began. 

  He also said thousands of his representatives had been expelled from 
polling stations and some mobile polling stations had boxes filled with fake 
ballots. 

  The council, Iran's highest legislative body, said Saturday it was ready 
to recount a random 10 percent of the votes cast in the June 12 poll to meet 
the complaints of Mousavi and two other candidates who lost to Ahmadinejad. 


  Related articles: 

  a.. ANALYSIS / Mousavi testing how far he can take Iran protests 

  a.. Zvi Bar'el / Which Iran would Israel bomb? 

  a.. Obama urges Iran to halt violence against 
 
<<0.gif>><><>

CiKEAS> Tyranical Dictactorship Tidak Akan Berubah Di Iran

2009-06-20 Thread Hafsah Salim
Tyranical Dictactorship Tidak Akan Berubah Di Iran
 
Syariah Islam itu adalah system kekuasaan diktaktorship yang "Tyranical" yang 
mengekploitasi umat dan rakyatnya untuk kepentingan penguasa dan keluarganya, 
dan kroni2nya saja.  Sedangkan kesejahteraan rakyat atau umatnya cuma berupa 
janji pahala yang akan dibayarkan Allah bukan merupakan hadiah dari negara atau 
penguasanya untuk pengabdian yang diberikan rakyat atau umatnya.  Hal inilah 
yang bisa anda temukan disemua negara2 Syariah.

Tidak Mungkin dan Tidak Bisa Ada Perubahan di Iran, karena system konstitusinya 
memang seperti itu berdasarkan Syariah.  Meskipun Syiah dan Sunni mengandung 
perbedaan2 yang besar dalam pemahaman Syariahnya, namun perbedaan2 itu hanya 
labelnya saja bukan mencakup perbedaan management ketata negaraannya.

Pelanggaran2 memang bisa berlangsung dan terjadi dimanapun disemua negara2 
diseluruh dunia, namun tindakan terhadap para pelanggar dilakukan secara adil 
tanpa pandang bulu sudah ber-abad2 ditegakkan berdasarkan hukum yang berlaku.  
Sebaliknya dengan Syariah Islam, pelanggaran hanya ditindak berdasarkan 
vested-interest dari penguasanya dan tidak perlu sejalan dengan hukum yang 
berlaku.  Kalo pelanggaran itu dilakukan oleh keluarga atau kroni si penguasa, 
maka pelanggaran itu dilindungi dan saksinya dibunuh.  Sebaliknya, terhadap 
yang dianggap musuh atau mereka yang dibenci bisa ditimpakan tuduhan fitnah 
sebagai pelanggaran dengan merekayasa saksi2 palsu.  Bahkan terhadap yang bukan 
keluarga/kroninya seringkali dihukum meskipun tidak pernah melakukan 
pelanggaran.

Hal2 seperti inilah yang berlangsung sepanjang sejarah Syariah Islam, sejak 
nabi Muhammad masih hidup, Aisyah tertangkap basah berzinah, dan Ali sebagai 
pemimpin berusaha menghukumnya.  Namun karena Ayahnya, Abu Baqar menganggap 
dirinya sebagai sahabat nabi, maka tuduhan itu dianggapnya fitnah, bahkan 
saksi2nya diculik dan dibunuh, kemudian kejadian ini menjadi pertikaian yang 
besar sehingga nabi Muhammad sendiri jadi korban dan menemui ajalnya dimana Ali 
seumur hidupnya di-kejar2 akhirnya juga berhasil dijagal.

Amerika sudah mengeluarkan pernyataannya, yaitu tak mau ikut campur dalam 
kemelut politik di Iran.

> "sunny"  wrote:
> Shaken by the protest, the supreme
> leader Ayatollah Ali Khamanei asked
> the 12-member Guardian Council to
> investigate the challengers' 
> complaints. The Council is the 
> ultimate authority for validating
> the poll.

Masalahnya, memang sudah salah systemnya sehingga tak bisa ada calon yang bisa 
disupport karena dalam system yang salah akan menghasilkan juga suksesi yang 
salah.

> Its result, leaked to the
> Sunday Times of London, showed 
> 58% backing Mousavi. Little wonder
> that the official result of 62.6%
> for the incumbent and nearly 34% for
> Mousavi - collated and announced
> within two hours of the polling
> ending at midnight without the
> presence of the candidates' 
> monitors - came as a shock to most
> people in Iran and abroad.

Cara pemilu di Iran itu tidak tercantum dalam Syariah Islam, sehingga pemilu 
yang berlangsung itu hanyalah basa basi memenuhi persyaratan yang ditetapkan 
oleh Perserikatan Bangsa2 dalam kaitannya dengan kewajiban setiap anggauta 
untuk penegakkan Demokrasi dan HAM.

Oleh karena itulah, tak peduli siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetap 
seorang presiden hanya syah bila diangkat, ditunjuk, dan dilantik oleh pimpinan 
tertinggi dewan majelis Ayatollah.

> Since then, among the varying
> statistics that have appeared
> on the opposition websites, one,
> attributed to an "informed source"
> in the Interior Ministry, gives
> Mousavi 57.2% of the vote,
> Ahmadinejad 28%, and the remaining
> two contestants together nearly 15%,
> versus the 3% accorded to them by the
> official count.

Jadi sebelum pemilu itu dilangsungkan, sang Ayatollah itu sudah menetapkan si A 
ini yang harus jadi presiden, maka apabila dalam pemilu yang berlangsung 
kemudian kebetulan si A mendapatkan dukungan suara terbanyak, maka banyak orang 
mengira si A itu jadi presiden karena menang dalam pengumpulan suara.  Namun 
celakanya, si A ini ternyata suaranya jeblok cuma dapat 17%, tapi karena 
berdasarkan konstitusi Syariah itu kekuasaan untuk mengangkat presiden berada 
ditangan Ketua Majelis Dewan Ayatollah, maka sang Ayatollah langsung 
mengumumkan si A sebagai yang terpilih menjabat presiden meskipun pengumpulan 
suaranya cuma 17% terkalahkan oleh saingan yang lainnya.

Masyarakat di Iran sendiri terkecoh karena mereka sama sekali tidak memahami 
cara2 Syariah yang sebenarnya, apalagi dibandingkan dengan Demokrasi.  
Kebanyakan ulama sering mendakwahkan se-olah2 Demokrasi itu asalnya dari Islam. 
 Dan apabila kejadian seperti kasus sekarang ini, maka bisa dipastikan 
kerusuhan akan berlangsung terus sampai satu dari lawannya hancur.  Dalam Islam 
tidak ada kata mengalah ataupun kompromi dengan musuh, yang ada cuma kata2 
hancurkan musuh dan kerusuhan aka