[daarut-tauhiid] Rahasia Infaq
Rahasia Infaq Diakui atau tidak, kita dalam hidup sehari-hari masih selalu terserimpung dengan perasaan berat untuk menginfakkan sebagian harta kita kepada yang berhak. Kita sering tidak merasa tersentuh oleh anak-anak kecil yang memanggil-manggil dengan menjajakan koran di depan jendela mobil kita, saat kita berhenti di persimpangan jalan. Kita sering perhitungan untukmembantu tetangga yang kelaparan, para pengemis yang terdesak lapar, para fakir miskin yang tidak sanggup lagi membiayai anaknya sekolah. Untuk zakat saja yang merupakan kewajiban, kita selalu berusaha menghindar dan mencari-cari alasan. Apa yang membuat berat? Apakah harta kita akan berkurang? Apakah Infaq dan zakat memang menguras harta kekayaan kita? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini ada beberapa hal yang harus disadari: Pertama: kurangnya, kalau tidak ingin disebut tidak ada, kesadaran bahwa harta yang kita miliki itu sebenarnya milik Allah. Kita bukan pemilik yang sebenarnya. Kita hanya pembawa amanat. Suatu saat, sehebat apapun kita menjaga dan menyimpannya, kita pasti akan meninggalkannya. Kita pasti akan berpisah dengan harta kekayaan, bahkan kita akan diminta pertanggung jawaban mengenai sejauh mana kita menggunakan harta yang kita genggam. Tidak adanya kesadaran seperti ini, menyebabkan lahirnya pemahaman yang salah: bahwa harta itu itu milik kita sepenuhnya, ia adalah hasil keringart dan jerih payahnya. Akibatnya ia menjadi pelit dan kikir, padahal kalau ia pikirkan secara mendalam, ia akan sampai kepada sebuah jawaban, bahwa yang menentukan kaya tidaknya seseorang, bukan karena keringat dan jerih payahnya, melainkan Allah. Lihat kenyataan yang sering ada dalam kehidupan kita, banyak kita menyaksikan saudara-saudara kita bekerja keras siang dan malam, tapi ternyata rejekinya masih saja hanya cukp dimakan. Di saat yang sama kita juga menyaksikan sejumlah orang yang hanya duduk santai, bahkan tidur-tiduran,tapi Allah melimpahkan kepadanya kekayaan yang melimpah ruah. Kedua: kurang mantapnya keyakinan akan janji Allah, bahwa setiap apa yang kita infakkan akan mendapatkan ganti tujuh ratus kali lipat. Akibatnya kita selalu keberatan untuk berinfaq. Sebab kita selalu yakin bila berinfaq hartanya pasti akan berkurang, padahal janji Allah pasti dan tidak pernah diingkari. Sungguh betapa banyak bukti-bukti yang menguatkan betapa Allah melimpahkan harta orang-orang yang selalu membayar zakat dan infaq. Dalam kisah orang-orang soleh sering kita membaca bahwa mereka begitu kuat keyakinanya terhadap janji Allah tersebut, sehingga mereka tidak pernah sama sekali terbebani oleh dunia yang ada ditangan mereka. Imam Ahmad bin Hanbal, ketika diberi hadiah oleh seorang khalifah sejumlah hadiah, beliau tidak pernah berfikir bagaimana menikmati harta tersebut, malainkan beliau segera menginfakkannya kepada yang berhak. Itulah kemudian kita menyaksikan kehidupan beliau begitu berkah, dinamis dan produktif, tidak terbebani permasalahan dunia apapun. Apalagi beliau memang memilih hidup sederhana. Ketiga: kita selalu dikuasai oleh perasaan ingin dipuji, ingin dibilang bahwa kita dermawan. Kalau tidak ada yang menyaksikan atau di depan halayak, kita tidak mau bersedekah. Baru kalau kita bisa menunjukkan gengsi sosial kita mau bersedekah. Akibatnya infaq yang kita lakukan bukan atas dasar iamn, melainkan karena gengsi sosial. Dari sininya hilangnya keberkahan dalam infaq kita. Sebab Allah sangat membenci orang yang berinfaq dengan tujuan supaya dipuji orang lain. Dalam terminology agaam, sikap semacam ini dikategorikan riyak. Suatu sikap yang akan menundang dosa. Bahkan riyak disebut juga Assyirkul Asghar (syirik kecil), sebab dengan sikap tersebut ia lebih menyukai dipuji orang daripada dipuji Allah. Tegasnya ia telah mensejajarkan manusia dengan Allah. Keempat: lemahnya kesadaran bahwa setiap yang kita infaqkan akan menjadi tabungan kita di hari akhirat, yaitu kehidupan kita yang kekal kelak. Mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini memerlukan bekal khusus yang berkualitas. Bekal tersebut harus kita persiapkan dengan nilai-nilai keihlasan sewaktu di dunia. Salah satu bekal tersebut adalah berinfaq. Tidak harus dengan harta, namun dengan apa saja yang ia miliki. Mereka yang mempunyai ilmu bisa berinfaq dengan ilmu, mereka yang punya harta bisa berinfaq dengan hartanya, begitu seterusnya. Satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa barang siapa yang berinfaq di jalan Allah dengan tanpa hitungan bighairi hisab maka Allah akan membalasnya dengan tanpa hitungan pula. Amiin. * Oleh: Amir Faisal Fath, Mahasiswa Paska Sarjana, Tafsir al-Quran, International Islami Univrsity Islamabad. Sumber : Pesantren Virtual "O Allah, I declare inviolable the rights of two weak ones: the orphans and women". [An-Nasa'i].
[daarut-tauhiid] Tadabbur 07 : Ramadhan dan Limpahan Kasih Sayang
Assalamu'alaikum wr wb, Berikut ini ada artikel yang mudah-mudahan menarik untuk dibaca, Artikel dengan judul : Tadabbur 07 : Ramadhan dan Limpahan Kasih Sayang, silahkan klik aja http://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=lihatramadhan&id=99. Selasa, 26 September 06 - oleh : Redaksi PKS-Kab.Bekasi OnLine : Kasih sayang dan rahmat Allah swt. berlimpah dalam bulan Ramadhan. Pintu-pintu rahmat terbuka lebar dan pintu-pintu kemurkaan-Nya tertutup rapat. Syaitan yang menjadi simbol perusak dan pengganggu ketentraman dan kasih sayang antara manusia, dibelenggu dengan erat di neraka. Kondisi telah dibuat sedemikian rupa, sehingga kaum muslimin dapat menumbuhkan dan menyuburkan rasa kasih sayang antara mereka, khususnya orang-orang yang butuh bantuan dan ditimpa kemalangan dari orang-orang yang beriman. Memang, risalah Ramadhan bukan hanya menumbuhkan kasih sayang antara sesama orang-orang yang beriman dan manusia secara umum. Namun, kasih sayang adalah salah satu misi dan target pokok dari puasa dan ibadah Ramadhan, yang tersirat dalam misi puncak, yaitu agar kaum mukminin bertakwa. Allah swt. berfirman, ¡¦Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakw¡¦(Al-Baqarah: 183). Kasih sayang antara sesama umat Islam dan orang-orang yang beriman merupakan salah satu faktor penting dalam kesempurnaan iman. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, \" Demi Allah swt. yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak akan beriman seorang dari kalian, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya (yang beriman) sebagaimana apa yang dicintai untuk dirinya sendiri \". (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah saw. memberikan perumpamaan tentang cinta dan kasih sayang antara orang beriman laksana sebatang tubuh yang saling bertenggang rasa, saling menopang, saling mengasihi, dan berbagi rasa. Rasulullah saw. Bersabda,\" perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah laksana sebatang tubuh, dimana bila salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan \'kesulitan tidur \". (HR. Muslim) Bahkan, kasih sayang antara umat Islam merupakan salah satu karakter dan sifat pokok atau utama yang ditetapkan Allah swt. atas umat Muhammad saw. Sifat ini sangat dipuji oleh Allah swt. sebagaimana firmannya, \" Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ¡¦(Al-Fath:29) Dalam bulan Ramadhan, rasa kasih sayang dan cinta antara umat Islam, sangat tepat untuk disemai dan dipupuk kembali, sehingga tumbuh subur dan bersemi. Kasih sayang itu berupa segala macam bentuk kebaikan dan pembelaan terhadap sesama mukmin. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, \" barang siapa yang menutup aib saudaranya yang muslim di dunia, maka Allah swt. akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang membantu menyelesaikan masalah yang menghimpit saudaranya (yang beriman) di dunia, maka Allah swt. akan menyelesaikan masalah yang menghimpitnya pada hari kiamat. Dan Allah swt. pasti menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya (yang beriman) \". (HR. Muslim). Membina Sifat Kasih Sayang Rasulullah saw. memberikan contoh dan keteladanan berkenaan dengan kasih sayang. Rasulullah saw. adalah sosok yang penuh kasih dan sayang. Sifat kasih sayang telah terbina dalam diri beliau sejak masih belia. Diantara faktor yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan sifat kasih sayang dalam diri beliau adalah kecintaan dan kasih sayang terhadap binatang, khususnya terhadap kambing yang beliau gembala. Rasulullah saw. Menyebutkan bahwa tidak seorang nabi dan rasul pun yang diutus oleh Allah swt., melainkan pernah menggembala kambing. Termasuk Rasulullah saw. pernah menggembala kambing beberapa tahun, ketika masih remaja. Hikmahnya yang tersirat dalam aktivitas menggembala kambing adalah Allah swt. menguji dan mendidik mental para nabi dan rasul agar bersabar dan bersifat kasih sayang terhadap binatang, sehingga mereka lebih bisa mencintai dan lebih menyayangi manusia, umatnya, dan sesama makhluk yang lain. Sesungguhnya, kasih sayang terhadap binatang itu sendiri adalah sifat dan perilaku yang sangat mulia di sisi Allah swt. dan mendapat imbalan yang agung dari-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah saw. Bersabda, \" ketika seorang sedang berjalan-jalan, dia merasakan sangat kehausan. Kemudian dia menemukan sebuah sumur, lalu dia turun ke sumur itu dan minum sepuas-puasnya. Ketika dia naik, tiba-tiba dia melihat ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena kehausan. Dia berkata pada dirinya, pasti anjing ini ditimpa kehausan seperti aku tadi mengalami kehausan. Lalu diapun kembali turun ke sumur dan memenuhi \'khuff\' (sepatu)nya dengan air, memegangnya d
[daarut-tauhiid] Tadabbur 06 : Agar Waktu Tak Menguap Percuma
Assalamu'alaikum wr wb, Berikut ini ada artikel yang mudah-mudahan menarik untuk dibaca, Artikel dengan judul : Tadabbur 06 : Agar Waktu Tak Menguap Percuma, silahkan klik aja http://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=lihatramadhan&id=97. Senin, 25 September 06 - oleh : Redaksi PKS-Kab.Bekasi OnLine : \" Time is Money \" (Waktu adalah uang) \" Al-waqtu kas-saif illam-taqtho\'hu qatha\'aka \" (Waktu ibarat pedang, jika kamu tidak memotongnya, niscaya pedang itu yang akan memotongmu). \" Al-Waqtu huwal-hayaah \" (waktu itu adalah kehidupan itu sendiri). Karenanya ada ungkapan lain senada: \" al-waqtu \'amaar au damaar \" (waktu adalah keceriaan atau kebinasaan). Betapa banyak ungkapan-ungkapan senada yang mengindikasikan keberhargaan dan ketinggian nilai waktu bagi kehidupan. Penting dan berharganya waktu ditunjukkan Allah swt., sehingga Ia bersumpah dengan masa (baca: waktu) dalam firman-Nya, \"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran\" (Al-\'Ashr: 1-3). Demikian juga dalam ayat-ayat yang lain, Allah swt. bersumpah dengan beragam waktu dalam sehari semalam, \"Wallaili idzaa yaghsya\" (demi waktu malam saat kelam), \"wadh-dhuhaa\" (demi waktu dhuha), \"wal-fajri\" (demi waktu fajar) dan seterusnya. Secara kontekstual, ayat-ayat Allah swt. di atas mengisyaratkan dengan jelas tentang kemuliaan dan ketinggian nilai waktu. Sebagaimana ia juga mengisyaratkan bahwa manusia sangat akrab dengan keburukan dan malapetaka, karena terlena dari kejapan masa. Juga memberikan pengertian bahwa tidak ada yang lebih mahal harganya daripada umur yang dikaruniakan pada manusia. Penting dan mahalnya harga waktu, juga dijelaskan dalam teks-teks hadits Rasulullah saw., sebagai sumber kedua setelah Al-Qur\'an, antara lain : \" Dua nikmat yang banyak orang rugi di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang \" (al-hadits). \" Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari Kiamat sehingga ia ditanya tentang empat perkara, yaitu: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia lewatkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan, dan tentang ilmunya untuk apa ia gunakan \" (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani). \" Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum masa tua, kekayaanmu sebelum kemiskinan, kesehatanmu sebelum sakit, masa hidup sebelum engkau mati \" (Al-Hadits). Kesadaran akan penting dan berharganya waktu tersebut, juga dimiliki para salafuna shalih (pendahulu kita). Mereka mengungkapkan kesadaran itu dengan kata-kata indah, antara lain: \" Orang mukmin tidak bergerak melangkah kecuali untuk tiga perkara, yaitu: membekali diri untuk akhirat, atau mencari nafkah untuk hidup, atau sekedar menikmati hal-hal yang tidak diharamkan \". \" Saya (Umar bin Khathab ra.) benci melihat orang punya waktu luang tanpa diisi dengan aktivitas berdimensi ukhrawi, tak pula kegiatan duniawi \". \" Kewajiban lebih banyak dari pada waktu yang tersedia \". \" Peluang adalah emas, kesibukan adalah keberkahan, tidak dapat mengatur waktu adalah bencana \". \" Malam dan siang adalah modal kekayaan orang mukmin. Keuntungannya adalah sorga, sedangkan kerugiannya adalah neraka\". Sehingga, kita pun dapat meneladani mereka dengan ungkapan nurani: \"Tiada waktu tanpa tilawah dengan al-Qur\'an\", \"Tiada saat-saat, tanpa aktivitas yang diridhai-Nya\", ŵiada peluang kecuali bermanfaat\". Itulah ungkapan nurani yang bermuara pada firman Sang Pencipta nurani: \"Maka jika engkau berpeluang (waktu kosong) hendaknya diisi (dengan yang bermanfaat)\" (Al-Insyirah: 7). Waktu¡¦. oh waktu¡¦, demikian berharga engkau. Masa¡¦ Oh masa, tiada berguna penyesalan atas masa lalu. Ramadhan merupakan salah satu masa dan waktu bagi kehidupan kita. Bahkan, Islam memandang Ramadhan adalah waktu dan peluang investasi kebajikan untuk kehidupan akhirat, saat Allah meminta pertanggungjawaban setiap waktu dan masa yang digunakan manusia. Tak terkecuali. Investasi yang ditawarkan bukan sekedar sesuatu yang mendatangkan keuntungan duniawi belaka. Keuntungannya pun tidak sekedar keuntungan, tetapi keuntungan yang berlipat ganda, untung dunia dan akhirat. Sebagai ilustrasi, jika ada seseorang kaya raya menawarkan kepada Anda modal besar untuk diinvestasikan dalam sebuah bisnis mulia. Bahkan orang kaya itu memberikan hibah pemberian kepada Anda dan bukan pinjaman modal. Apa sikap Anda dan bagaimana selayaknya Anda lakukan terhadap modal besar tersebut? Karena harta modal itu pemberian untuk anda, Anda bebas bersikap dan memperlakukannya. Tetapi pantaskah Anda berfoya-foya dengan harta itu? Layakkah Anda mensia-siakan hartanya? Bijakkah Anda ketika Anda hanya berucap \"syukron\" (terima kasih), tanpa ada upaya bagaimana agar Anda bisa hidup wajar dan penuh keceriaan? Selaku orang bijak d
[daarut-tauhiid] ZAKAT ON LINE DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHIID
Informasi: ZAKAT ONLINE DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHIID Alhamdulillah, sekarang Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid sudah bisa menampung Zakat dengan cara yang mudah melalui ATM Bank BNI. Jangan khawatir, rekening Darut Tauhiid itu ada di BNI Syariah.. (Giro Wadi'ah)... Bagi yang mau menyalurkan zakat profesinya mudah (bisa juga zakat maal dll) Caranya : - Tentu saja harus punya Tabungan di BNI dengan menggunakan ATM misalnya tabungan di BNI Syariah. - Hitung dulu jumlah zakatnya. untuk zakat profesi 2,5% dari penghasilan / gaji yang diterima. Kemudian catat nominalnya. - Lalu gunakan ATM BNI, seperti layaknya transaksi menggunakan ATM BNI... - Menu yang dipilih adalah pembayaran pilih jenis pembayaran? Zakat Lembaga Penyalur Zakat? pilih Dompet Peduli Daarut Tauhid. - Lalu input nominal zakat yang akan kita transfer dari tabungan kita (melalui ATM). - Setelah selesai maka nanti akan ada struk bukti transfer. Selesai.. Mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanyaInsya Allah === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Jilbab Wanita Muslimah
Assalaamu'alaikum wr. wb. Oleh karena ada yang bertanya masalah jilbab (beda dengan khimar!) yang syarÃÊ, berikut ana nukilkan artikelnya karena ana bukan ustadz/daÃÊ: Jilbab Wanita Muslimah Dewasa ini kita melihat banyak kaum muslimah yang tidak berjilbab dan apabila ada yang berjilbab bukan dengan tujuan untuk menutup aurat-aurat mereka akan tetapi dengan tujuan mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga mereka walaupun berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk tubuh mereka dan mereka masih ber-tasyabbuh kepada orang kafir. Tidak hanya itu mereka menghina wanita muslimah yang mengenakan jilbab yang syarÃÊ, dengan mengatakan itu pakaian orang kolot, pakaian orang radikal, dan mereka mengatakan jilbab (yang syarÃÊ) adalah budaya arab yang sudah ketinggalan zaman, serta banyak lagi ejekan-ejekan yang tidak pantas keluar dari mulut seorang muslim. Hal ini karena kejahilan dan ketidak pedulian mereka untuk mencari ilmu tentang pakaian wanita muslimah yang syarÃÊ. Untuk itu pada edisi ini kami berusaha berbagi ilmu mengenai Jilbab Wanita Muslimah yang sesuai dengan tuntunan syariÃÂt, artikel ini bukan saja khusus untuk kaum hawa, namun para ikhwan, bapak, kakek juga berkewajiban untuk mempelajarinya dan memahami serta mengamalkannya dengan cara mengajak saudari-saudari kita yang berada dibawah tanggung jawabnya dan sekitarnya. MELIPUTI SELURUH BADAN SELAIN YANG DIKECUALIKAN Syarat ini terdapat dalam Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat An-Nuur ayat 31, yang artinya: Ŭatakanlah kepada wanita yang beriman Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka (mertua) atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara mereka (kakak dan adiknya) atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (keponakan) atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita...¡¦ Juga Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al-Ahzab ayat 59, yang artinya: Å©ai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: Å©endaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.¡¦Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.¡¦ Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya: Å«anganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi (yang bukan mahram/halal nikah), kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.¡¦Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. Å®aksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.¡¦ Al-Qurthubi berkata: Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : Ÿahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.¡¦Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Semoga Allah memberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.¡¦ BUKAN SEBAGAI PERHIASAN Ini berdasarkan Firman Allah Ta'ala dalam surat An-Nuur ayat 31, yang artinya: Å¥an janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka.¡¦Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki-laki melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan oleh Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al-Ahzab ayat 33, yang artinya: Å¥an hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti oang-orang jahiliyah.¡¦ Juga berdasarkan sabda Nabi shalallohu 'alahi wa sallam: Å¢da tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai imamnya (penguasa) serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.¡¦(Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fath
[daarut-tauhiid] Fw: Kerja itu cuma selingan...
- Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..." Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis. Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari kayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis. Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispun tampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh, memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya. Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggak ada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cuma sebentar saja." Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres & selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak, tidur juga susah."cerita Pak Azis lagi. Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah dan stres. Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenai bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah sempurna. Dari desainer grafis hingga jadi arsitek. Dengan keserbabisaannya itu, pak Azis merasa puas dan bangga, karena punya penghasilan tinggi. Tapi setelah peristiwa angin puting-beliung itu, pak Azis kembali bangkrut, beliau bertanya dalam hati : "apa sih yang kurang" apa salahku " ? Akhirnya pak Azis menekuni ibadah secara mendalam "Seperti musafir atau walisongo, saya mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjid besar dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi." Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya saya bisa tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian seperti sediakala. "Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya." "Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid itu ?" "Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam, kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud juga jadi terasa enak. Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yang lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra." "Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?" "Alhamdulillah. Sekarang ini saya menganggap bhw yg utama itu adalah shalat. Jadi, saya dan temen-temen menganggap kerja itu cuma sekedar selingan aja." "Selingan ?" "Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra." Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun sudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu menjadi lengang seketika. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambil berjalan menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya : "Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..." Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas di jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis. Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai orang yang sering berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalat sebagai waktu rehat, cuma selingan, malah saya cenderung lebih mementingkan pekerjaan kantor. Padahal sholat yang akan bantu kita nantinya...(sungguh saya orang yang merugi..) Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum selesai, atau rapat dengan klien dirasakan tanggung untuk diakhiri. Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih semangat dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti. padahal dunia ini akan saya tinggalkan..juga ..kenapa saya begitu bodoh.. Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama. Mulai saat itu saya berjanji untuk mulai shalat di awal waktu.. Kalau Anda tidak mengirimkan email ini ke temen Anda..ya ga papa sih. Cuma kalo dikirim mungkin ada gunanya bagi mereka gitu loh. === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar ===
[daarut-tauhiid] Puasa dimulai dengan Niat
Assalaamu'alaikum wr. wb. PUASA DIMULAI DENGAN NIAT Puasa hendaklah dimulai dengan niat. Tanpa niat puasa tidak syah Hal ini sejalan dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang berbunyi: Å´esungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niat. Dan sesungguhnya tiap-tiap orang yang beramal itu ditentukan oleh apa yang ia niatkan¡¦ Niat dalam menjalankan ibadah puasa ini adalah semata-mata karena Allah. Karena mengharap ridho dan kasih-Nya. Dengan kata lain bukan dikarenakan malu kepada tetangga atau kepada orang lain, dan bukan pula karena faktor politis dan sebagainya, akan tetapi dikarenakan oleh Allah semata. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al-QurÃÂn surat Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi: Å®ereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.¡¦ Apa itu niat ? Kalau kita bicara tentang niat, kami kira sudah tidak ada lagi yang tidak tahu atau mengerti apa itu niat. Sebab niat itu sudah menjadi bahasa Indonesia dan sudah sering kita pakai sehari-hari. Namun demikian tidak ada salahnya kalau hal ini kita kaji kembali untuk menyegarkan ingatan. Niat adalah keinginan hati yang kemudian diiringi dengan perbuatan. Dalam bahasa Arab didefinisikan sebagai berikut: Å®enyengajakan sesuatu yang dibarengi dengan perbuatan¡¦ Umpamanya, kita mempunyai keinginan untuk pergi ke salah satu tempat. Katakanlah ke Medan atau ke Surabaya. Kemudian keinginan tersebut kita iringi atau barengi dengan pelaksanaan, maka itulah yang dikatakan niat. Tapi andaikata tidak dibarengi dengan perbuatan atau pelaksanaan maka belum dikatakan niat. Yang demikian ini baru dikatakan angan-angan. Dalam bahasa Arab disebut dengan ŵamanni¡¦ Demikian juga halnya dalam menjalankan ibadah puasa ini. Kalau kita sudah ada keinginan untuk mengerjakan puasa, kemudian kita laksanakan keinginan itu, maka sudah termasuk dengan apa yang disebut niat. Menempatkan niat Ada yang mengatakan niat puasa itu hendaklah dilakukan setiap malam bulan Ramadhan. Demikian pendapat Imam SyafiÃÊ. Hal ini berdasarkan kepada salah satu hadist Nabi yang berbunyi: Å£arang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya.¡¦(Riwayat Malik) Kemudian ada hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tarmidzi dan NasaÃÊ, yang berbunyi: ÅÃarang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.¡¦ Namun demikian, ada ulama yang mengatakan niat itu cukup sekali saja waktu awal Ramadhan atau waktu memulai puasa. Demikian pendapat Imam Maliki dan Imam Ahmad. Kesimpulannya, niat itu harus ada, sebab tidak syah puasa kalau tidak pakai niat. Permasalahannya niat itu perlu dilapazdkan atau tidak ? Niat itu sebaiknya dilafadzkan, seandainya tidak dilafadzkan juga tidak apa-apa dan tetap syah puasanya. Mengenai waktu memasang niat itu sama saja. Apakah itu pada awal Ramadhan atau setiap malam mau puasa. Narasumber: Buku űuasa bukan sekedar kewajiban¡¦ Tambahan: Niat puasa adanya di dalam hati dan hukumnya wajib, sedangkan melapadzkannya (mengucapkan niatnya) sunah. Perbedaan antara puasa sunah dengan puasa wajib adalah pada waktu niatnya. Kalau puasa sunah lupa niat pada malam hari boleh saja niatnya pada pagi hari, asalkan belum makan/minum apa-apa, sedangkan puasa wajib pada bulan Ramadhan diniatkan pada malam hari atau sebelum fajar ketika makan sahur. Kalau niatnya sudah masuk fajar, menurut ilmu Å®antik¡¦dan kitab Á¶shul Fiqih ÅÈhoyatul wushul¡¦bukannya tidak ada puasa / puasanya tidak syah. Puasanya tetap syah, hanya nilainya jadi puasa sunah biasa. Sedangkan puasanya tetap harus diteruskan sebagaimana biasanya, tidak boleh dibatalkan Nanti setelah Ramadhan puasanya harus diQodho (diganti dengan niat membayar puasa Ramadhan). Memasang niat sebaiknya pada malam awal Ramadhan kita niatkan puasa satu bulan penuh, sedangkan pada malam-malam berikutnya tetap kita niatkan setiap malam. Keterangan: Niat puasa satu bulan seluruhnya adalah untuk menjaga-jaga takut ada yang lupa niat pada malam berikutnya. Niat puasa setiap malam Ramadhan adalah untuk menyegarkan atau memperbaharui niat kita. Tapi walaupun seumpamanya kita lupa niat, kita tidak usah mengqodho-nya karena diawal Ramadhan kita sudah niat untuk seluruhnya. Adapun bacaan niatnya sbb: - Untuk bacaan niat satu bulan penuh pada awal Ramadhan: ůawaitu shauma sahri romadhona kullihi¡¦(Saya niat puasa pada bulan Ramadhan satu bulan seluruhnya). - Untuk niat puasa pada setiap malam: ůawaitu shauma ghodin ÃÂn adaai fardhu syahri romadhona hadzihis-sanati lillahi taÃÂla¡¦(Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan karena Allah TaÃÂla) Lebih bagus lagi menurut tata bahasa Arab bacanya di-idhofatkan semua (kashroh) yaitu : - Untuk niat puasa pada setiap malam: ůawaitu shauma ghodin ÃÂn adaai fardhi syahri romadhoni hadz
[daarut-tauhiid] OOT: obat herbal
assalamu'alaykum wr wb mohon bantuan rekan-rekan, saat ini ibu saya sakit kanker, meski perlahan, kankernya menyusut dengan mengkonsumsi daun benalu dari pohon kelor. problemnya, tidak mudah mendapati benalu di pohon kelor, jika rekan-rekan ada mengetahui dimana saya bisa mendapatkannya, mohon dapat informasikan ke saya, sebelumnya diucapkan terima kasih. semoga Allah meridloi niat baik, ikhtiar kita. wassalamu'alaykum wr wb === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Sahur menjelang Fajar
AssalaamuÃÂlaikum wr. wb. SAHUR MENJELANG FAJAR Makan sahur tidaklah wajib. Dan tidak pula termasuk dari salah satu rukun atau syarat syahnya puasa. Tanpa makan sahur puasa akan tetap syah selama tidak melanggar ketentuan yang membatalkan puasa. Cuma saja, kalau kita makan sahur, setidaknya akan memperoleh dua keuntungan: Menambah daya tahan tubuh dalam menjalankan ibadah puasa. Mendapat pahala sunah karena Rasulullah melakukannya. Rasulullah kalau berpuasa selalu makan sahur berarti mengikuti apa yang telah dilakukan Nabi. Barang siapa yang mengikuti perbuatan Nabi akan mendapat ganjaran pahala. Justru itu, jangan beranggapan orang yang tidak makan sahur akan memperoleh pahala lebih banyak. Tidak sekali-kali tidak. Å£ersahurlah kamu bahwasanya sahur itu membawa berkah¡¦(MuttafaqaÃÂlaih) Waktu makan sahur Waktu makan sahur bukan tengah malam dan bukan pula seusai sholat taraweh. Banyak orang yang makan sahur seusai sholat taraweh atau menjelang tidur. Dengan tujuan agar tidak perlu bangun lagi lewat tengah malam. Nampaknya bangun setelah lewat tengah malam, maksudnya sepertiga malam terakhir, yang lebih dikenal dengan istilah menjelang fajar, terasa berat. Justru itulah, seusai sholat taraweh atau menjelang tidur langsung makan dengan niat makan sahur. Dan ada juga yang melakukan makan sahur itu tengah malam tepat. Semua itu salah dan keliru. Rasulullah tidak pernah melakukan itu. Orang yang makan sahur tengah malam atau seusai sholat taraweh tidaklah mendapat pahala sahur. Karena tidak termasuk dalam katagori apa yang dinamakan dengan sahur. Maka kalau ingin mendapat pahala, ikutilah petunjuk Rasulullah. Kalau Rasulullah makan sahur, waktunya itu diatur sedemikian rupa. Yaitu beberapa saat menjelang fajar menyingsing. Biasanya tidak lama seusai Rasulullah makan sahur, beliau langsung ke Masjid untuk sholat Subuh. Hal ini dijelaskan oleh Rasul dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan Zait bin Tsabit, yang bunyinya: Ŭami bersahur bersama Rasulullah Saw, kemudian bangun untuk sembahyang Subuh. Ketika bertanya berapa lama diantara sahur hingga sembahyang Subuh itu ? Jawabnya, sekitar membaca 50 ayat.¡¦ Demikianlah Rasulullah menjelaskan dalam salah satu haditsnya tentang waktu makan sahur itu. Sementara kalau kita melihat pula ayat Al-Quran atau firman Allah, memang tidak jauh berbeda. Lapadznya yang tidak sama, tapi isinya tetap serupa. Untuk lebih jelasnya lihat firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya: Å®akan dan minumlah kamu hingga terang bagimu benang yang putih dari benang yang hitam dari fajar. Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam hari.¡¦ Dengan jalan demikian jelaslah bagi kita bahwa yang namanya makan sahur waktunya menjelang fajar menyingsing. Dengan kata lain, bukan tengah malam dan tidak pula seusai sholat taraweh. Barangsiapa yang makan sahur sesuai dengan garis yang ditentukan akan mendapat pahala. Dan hukumnya sunah. Narasumber: Buku űuasa bukan sekedar kewajiban¡¦ === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] >>Disunnahkan Memperbanyak Membaca Al-Qur'an<
APA HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN Oleh Lajnah Da'imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta Pertanyaan. Lajnah Da'imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Apakah hukum membaca Al-Qur'an, wajib atau sunnah, karena kami sering ditanya tentang hukumnya. Di antara kami ada yang mengatakan bahwa hukumnya tidak wajib, bila membacanya tidak mengapa dan jika tidak membacanya tidak apa-apa. Bila pernyataan itu benar tentu banyak orang yang meninggalkan Al-Qur'an, maka apa hukum meninggalkannya dan apa pula hukum membacanya ? Jawaban. Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga terlipah kepada RasulNya, keluarga dan shabatnya, wa ba'du. Yang disyariatkan sebagai hak bagi orang Islam adalah selalu menjaga untuk membaca Al-Qur'an dan melakukannya sesuai kemampuan sebagai pelaksanaan atas firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an)" [Al-Ankabut : 45] Dan firmanNya. "Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al-Qur'an)" [Al-Kahfi : 27] Juga firmanNya tentang nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam "Artinya : Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri. Dan supaya aku membaca Al-Qur'an (kepada manusia)" [An-Naml : 91-92] Dan karena sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya dia datang memberi syafa'at bagi pembacanya di hari Kiamat" [1] Seharusnya seorang muslim itu menjauhi dari meninggalkannya dan dari memutuskan hubungan dengannya, walau dengan cara apapun bentuk meninggalkan itu yang telah disebutkan oleh para ulama dalam menafsirkan makna hajrul Qur'an. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata di dalam Tafsinya (Tafsir Ibnu Katsir 6/117) : Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman memberi khabar tentang Rasul dan NabiNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkata. "Artinya : Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan" [Al-Furqan : 30] Itu karena orang-orang musyrik tidak mau diam memperhatikan dan mendengarkan Al-Qur'an sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Dan orang-orang yang kafir berkata,'Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur'an dengan sungguh-sungguh dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya" [Fushishilat : 26] Bila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka membuat gaduh, hiruk pikuk dan perkataan-perkataan lain sehingga tidak mendengarnya, ini termasuk makna hujran Al-Qur'an. Tidak beriman kepadanya dan tidak membenarkannya termasuk makna hujran. Tidak men-tadabburi dan tidak berusaha memahaminya termasuk hujran. Tidak mengamalkannya, tidak melaksanakan perintahnya dan tidak menjauhi larangan-larangan termasuk makna hujran. Berpaling darinya kepada hal lain, baik berupa sya'ir, percakapan, permainan, pembicaraan atau tuntunan yang diambil dari selain Al-Qur'an, semua itu termasuk makna hujran. Wabillah at-taufiq wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi wa sallam. [Disalin dari buku 70 Fatwa Fii Ihtiraamil Qur'an, edisi Indonesia 70 Fatwa Tentang Al-Qur'an, Penyusun Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, hal. 8-11. Darul Haq] _ Foote Note [1]. Dikeluarkan oleh Muslim no. 804, dalam Shalat Al-Musafirin wa Qashruhu, bab II dari hadits Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu DISUNNAHKAN MEMPERBANYAK MEMBACA AL-QUR'AN Oleh Lajnah Da'imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta Pertanyaan. Lajnah Da'imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Apakah membaca Al-Qur'an itu wajib atau sunnah ? Dan apa hukum meninggalkannya, apakah haram atau makruh ?. Jawaban. Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada RasulNya beserta keluarga dan shabatnya, wa ba'du. Allah telah menurunkan Al-Qur'an untuk diimani, dipelajari, dibaca, di-tadabburi, diamalkan, dijadikan sandaran hukum, dijadikan rujukan dan untuk dijadikan obat dari berbagai penyakit dan kotoran hati serta untuk hikmah-hikmah lain yang Allah kehendaki dari penurunannya. Manusia terkadang suka meninggalkan Al-Qur'an, dia tidak beriman, tidak mendengarkan dan tidak memperhatikannya. Terkadang dia mengimaninya, namun tidak mempelajarinya. Terkadang dia mempelajarinya, namun tidak membacanya. Terkadang dia membacanya, namun tidak men-tadabburinya. Terkadang tadabbur sering ia lakukan, namun ia tidak mengamalkannya. Ia tidak menghalalkan apa yang dihalalkannya dan tidak mengharamkan apa yang diharamkannya. Dia tidak menjadikannya sebagai sandaran dan rujukan hukum. Dia juga tidak berobat dengannya dari penyakit-penyakit hati dan jasmani. Maka hajrul Qur'an (meninggalkan Al-Qur'an) terjadi dari seseorang sesuai dengan kadar keberpalingan dia darinya, sebagaimana yang telah dijelaskan. Hendaknya seorang hamba bertakwa kepada Allah dalam (rangka menyelamatkan) dirinya dan hendaknya dia berkemauan keras untuk mengambil manfaat dari Al-Qur'an dalam segala hal yang memungkinkan serta hendaklah dia mengetahui
[daarut-tauhiid] Khalid Misy��l: Lima Permintaan Hamas untuk Indonesia
Wawancara eksklusif kontributor Majalah Hidayatullah dan Situs Hidayatullah.com, Dzikrullah W Pramudya dan Santi W Soekanto, dengan Khalid Misy'al, orang nomor satu HAMAS di Suriah. Hidayatullah.com ãeginilah selalu cara Allah Subhaanahu wa Ta'ala memperkuat dan mendewasakan umat Islam, yaitu dengan memberi cobaan berat. Palestina dan Masjidil Aqsha yang kini dipimpin orang-orang yang shalih, hanif, dan menyayangi rakyat, hari-hari ini sedang diuji dengan tiga tekanan besar: Pertama, embargo keuangan internasional yang dikompori Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Kedua, sabotase politik yang terus-menerus dilakukan oleh oknum-oknum dari rezim Orotitas Palestina yang kalah pemilu dan lebih ingin hidup "damai" di bawah Israel. Ketiga, semakin ganasnya penjajahan Israel menangkapi para pemimpin Palestina dan memperlakukan rakyatnya lebih biadab dari rezim Apartheid Afrika Selatan puluhan tahun silam. Khalid Misy'al adalah pusat pusaran ujian bangsa Palestina saat ini. Dialah orang nomor satu di Harakah Al-Muqaawamah Al-Islamiyah (Hamas: Gerakan Perlawanan Islam). Usianya 50 tahun. Tepat sembilan tahun yang lalu ia pernah setengah mati setengah hidup, gara-gara syaraf di dekat telinganya diinjeksi gas racun oleh dua agen Mossad di Yordania. Sepuluh agen berpaspor Kanada dikirim PM Israel waktu itu Benjamin Netanyahu untuk membunuh Misy'al. Walaupun dua agen berhasil ditaklukkan oleh satu orang pengawal Misy'al, tapi racun sudah terlanjur disutikkan. Kedua agen Mossad yang dibekuk itu lalu ditukar dengan antidote (penawar racun), dan... dibebaskannya Asy-Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Alih-alih berhasil membunuh Misy'al, Israel malah terpaksa melepas ulama mujahid besar itu dari hukuman penjara seumur hidup. Allaahu Akbar.Sebagai salah satu pemegang saham kemenangan Hamas dalam pemilu enam bulan silam, Misy'al tidak mentang-mentang. Dia memberi jalan bagi Ismail Haniyah untuk menjadi perdana menteri, dan meneruskan kehidupannya yang selalu di bawah ancaman di Suriah untuk memimpin organisasi jihad terbesar dewasa ini. Alhamdulillah, kontributor majalah Hidayatullah dan kolumnis situs Hidayatullah.com, Dzikrullah W. Pramudya diizinkan Allah bertemu dan mewawancarai Khalid Misy'al. Wawancara ini disertai istri Dzikrullah, Santi W Soekanto, yang sehari-harinya memegang amanah sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Alia. Permintaan wawancara sudah diajukan tiga minggu sebelumnya, saat pasangan suami-istri tersebut berada di Libanon Selatan dalam sebuah misi kemanusiaan bersama tim dokter MER-C (Medical Emergency Rescue Committee). Sepekan sebelum wawancara, penghubung mereka yang juga orang Hamas mengaku diperiksa habis-habisan oleh atasannya.Tiga hari menjelang wawancara baru terjadi kontak via telepon yang intensif antara Dzikrullah dengan orang Hamas yang berganti-ganti. Sehari sebelum mereka pulang ke Jakarta, baru ada kepastian dari Hamas. Pasti diterima, tapi waktu dan tempat masih dimajumundurkan, dirahasiakan. Jadwal wawancara dimajukan dari jadwal yang sudah disepakati sebelumnya.Menjelang wawancara, Dzikru dan Santi dijemput dengan hangat dan ramah oleh seorang petinggi Hamas. Tempat pertemuan di sebuah masjid sesudah shalat maghrib, di Damaskus, bekas ibukota Khilafah Bani Umayyah dan kini ibukota Republik Arab Suriah. Hari sudah gelap, tapi beberapa orang berbadan tegap masih terlihat berdiri dan duduk di tempat yang kurang lazim, di sekitar masjid. Mereka berdua diajak masuk ke sebuah sedan yang berkaca sangat gelap. "Di dalam mobil suasana sudah lebih akrab. Kami saling bertukar salam dan doa. Namun suasana tegang malah meningkat karena tiba-tiba saja supir membentangkan tirai hitam sehingga kami sama sekali tak bisa melihat jalan di depan. Keadaan gelap itu hampir-hampir sama dengan kalau mata kami ditutup kain hitam," kenang Dzikru. Mobil berjalan cukup cepat, melambat di beberapa belokan, tapi ngebut sebisa mungkin, sampai akhirnya masuk ke sebuah garasi. Sebelum mereka keluar dari mobil, pagar baja tebal berwarna gelap di belakang mobil ditutup secara otomatis. Mereka kemudian dibimbing masuk dan menemukan beberapa orang yang baru selesai menunaikan shalat Maghrib berjama'ah. Hampir semua pria yang ada di ruangan itu menyandang senjata di dada atau di pinggangnya. Semuanya menyambut dengan senyum akrab dan genggaman tangan yang erat. "Silakan masuk.. silakan masuk... Ahlan wa sahlan..""Telepon seluler kami diamankan. Sebuah mesin detektor logam untuk barang dan manusia dioperasikan. Salah seorang pria di dekat mesin itu tidak tersenyum sama sekali. Matanya tajam memandangi bola mata kami satu per satu. Salah seorang dari kami mengucapkan salam dan tersenyum kepada pria gagah ini. Di belahan dunia manapun, kepada bangsa manapun, senyum selalu ampuh untuk mencairkan suasana. Kali ini tidak mempan. Matanya tetap menyorot tajam. Bibir pria itu hanya bergerak sedikit menjawab salam, tangannya mengisyara
[daarut-tauhiid] Melawan Ego dengan Menjadi Rendah Hati
Melawan Ego dengan Menjadi Rendah Hati Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani Dari buku Melawan Ego Bismillah hirRohman nirRohim Menghormati semua orang adalah tugas kita, ini adalah ajaran agama kita. Jalan Sufisme yang sejati memerintahkan kita untuk menghormati semua orang. Seseorang bisa saja tidak peduli dalam jalannya atau mempunyai karakter yang buruk dan brutal dan bisa jadi akan menyerangmu. Tetapi kalian tidak perlu untuk turun ke tingkatannya dan berkelahi dengannya. Syaikh Sa'adi Syirazi , seorang penyair Sufi bercerita dalam suatu kisah. Suatu ketika ada seseorang yang digigit seekor anjing. Dia tidak bisa tidur semalaman karena kesakitan. Anaknya bertanya apa yang telah menimpa dirinya. Dia berkata Hari ini seekor anjing menggigitku, anak itu kemudian bertanya, Mengapa engkau tidak menggigitnya kembali?. Syaikh menjawab, Oh anakku, aku bisa saja menahan sakitku, tetapi aku tidak akan menjadi anjing seperti anjing itu. Ketika kita menerima dan menyadari bahwa ego kita bagaikan binatang buas, maka kalian tidak akan marah dengan siapa pun. Itu adalah kerendahan hati dan merupakan dasar bagi pembangunan karakter yang baik. Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani bercerita mengenai Grandsyaikhnya Syaikh Abu Ahmad as-Sughuri yang merupakan seorang Wali Kutub selama 40 tahun. Tak seorang pun dapat meraih derajat kewalian sebelum mencapai derajat manusia yang sangat rendah hati. Hal ini maksudnya adalah dengan menolak segala jabatan untuknya. Syaikh tidak mempunyai apapun didalam hatinya, bagaikan bumi di bawah telapak kaki semua orang. Jika tidak ada bumi, maka tak seorang pun bisa berdiri. Wali membawa semua orang. Syaikh Abu Ahmad pernah berkata mengenai egonya, Jika para pengikutku danorang-orang desa mengenalku seperti aku mengenali diriku ini, maka mereka niscaya tidak akan mengizinkan aku tinggal bersama mereka, bahkan mereka akan melempariku dengan batu dan mengusirku. Begitu rendah hatinya Syaikh Abu Ahmad Sughuri, beliau melihat dirinya sebagai seorang yang mempunyai ego terburuk, dan berpikir, Allah menjaga egoku, tetapi tetap saja egoku yang terburuk. Beliau memandang derajat tinggi yang disandangnya hanya berasal dari Allah swt semata, bukan dari dirinya sendiri. Sahabat Nabi sallallahu alaihi wasalam, Abu Bakar ash-Shiddiq ra mempunyai derajat tertinggi di antara semua ummat setelah Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang paling benar dan jujur dalam iman dan keyakinannya. Rasulullah bersabda, Jika iman seluruh ummatku ditimbang dengan imannya Abu Bakar , maka imannya Abu Bakar akan lebih berat. Tetapi Abu Bakar berkata kepada dirinya, Wahai Shiddiq yang tidak patuh, dalam pandanganku, apapun yang mereka katakan, kamu harus bertaubat dan memohon ampun. Dimana ketika kita ketika memandang rendah diri kita sendiri, sama dengan keledai, maka derajat terendah adalah derajat yang tertinggi. Abu Yazid Bistami qs berkata, Tak seorang pun dapat mencium realitas iman kecuali dia memandang level egonya lebih buruk daripada Firaun, Namrud, Setan dan Abu Jahal. Kita mungkin akan berkata, Baiklah, Aku terima. Aku memang seperti itu, egoku yang terburuk. Tetapi ada sejumlah ujian untuk itu. Jika ada yang memanggil kita dengan sebutan, Hei Keledai! kemudian kita merasa geram kepada mereka dan menyahut, apa!, berarti kita telah membuktikan bahwa kita memang keledai. Bihurmati habib, Al-Fatihah. Wa min Allah at Tawfiq 11. Hancurkan Dinding Ego Kalian Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Dari buku Melawan Ego Bismillah hirRohman nirRohim Armageddon akan terjadi, bukan karena hukuman Allah SWT; tetapi karena ego kalian, yang tidak pernah puas. Satu kata dari Rasulullah sallAllahu alaihi wassalam memperjelas semua situasi sekarang yang kita hadapi, "Aku berlindung kepada Allah dari pengetahuan yang tidak membawa manfaat kepada orang yang bersangkutan, atau bagi kemanusiaan. Aku juga berlindung kepada Allah dari kejahatan ego yang hanya menginginkan kesenangan dan kenikmatan fisik, tidak ada yang lain." Semoga Allah mengampuni kita. Kata-kata doa ini adalah sesuatu yang penting. Oleh sebab itu, Rasulullah saw bersabda, "Aku dating untuk menghilangkan karakteristik buruk ego manusia. Aku datang untuk menyandangkan kalian dengan kualitas terbaik, nilai terbaik, pakaian terbaik kalian, sehingga kalian akan berada di Hadirat Ilahi dengan Pakaian Ilahi yang terbaik dan paling berharga." Nilai-nilai tersebut adalah pakaian terbaik bagi kalian. Jika kalian tidak mengenakan pakaian itu, kalian akan diusir, karena ego kalian tidak pernah merasa cukup. Dan Neraka juga akan berkata, "Wahai Tuhanku, jika ada lebih banyak lagi, Aku mohon agar mereka dikirimkan kepadaku. Kirimkanlah padaku orang-orang dengan keinginan egonya, mereka akan temukan bahwa apa yang mereka inginkan ada pada levelku." Setelah Revolusi Perancis, tembok besar yang mencegah orang untuk bersikap patuh menjadi hancur. Jangan dikira bahwa itu semua terjadi demikian-bahwa mereka mendobrak pintu B
[daarut-tauhiid] Agenda Bakti Sosial Ramadhan 1427 H
Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh, Dear Netters yang dirahmati Allah SWT... Bagaimana kabar rangkaian ibadah ramadhannya ? Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridhoNya untuk kita semua, amiin Dengan ini kami ingin menginformasikan beberapa agenda kegiatan sosial yang insyaAllah akan kami lakukan selama Ramadhan 1427 H. Semoga dengan informasi ini bisa membuka hati kita, sehingga bisa tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan acara ini, amiin :) a). Ahad, 1 Oktober 2006, insyaAllah ada 2 agenda kegiatan sosial, yaitu : 1. Baksos Peduli Pemulung di Kalisari, Pasar Rebo, Jaktim. Acara ini diselenggarakan oleh MQCC (Manajemen Qalbu Cyber Community) dan Alumni SMU 39 Jakarta (angkatan 97). Lokasi acara di Masjid Markaz Qur'an (Ust. Abdul 'Azis Abdul Ra'uf, Lc). Acara : Pemberian Santunan (uang), sembako, buka bersama dll. 2. Buka Bersama Anak Yatim dan Dhu'afa di Yayasan Yatim Piatu Nurul Huda, Rumbut, Pasir Gunung, Cimanggis, Depok. Penyelenggara : Komunitas TDA Peduli. Acara : Pemberian Motivasi kepada anak-anak, Buka Bersama, Pembagian Bingkisan dll b). Ahad, 8 Oktober 2006, insyaAllah juga ada 2 kali baksos yaitu di Masjid Raihanul Hamim, Mampang - Jaksel dan Penjaringan - Jakut (korban kebakaran). Penyelenggara : Komunitas TDA Peduli bekerjasama dengan PT. CKP dan Yayasan Fatmawati. Acara : InsyaAllah Pembagian Paket Sembako, Sajadah dll c). Ahad, 22 Oktober 2006, insyaAllah di Kec. Jogorogo Kab. Ngawi - Jatim (kampung halaman saya). Penyelenggara : Inisiatif pribadi, biasanya dibantu rekan-rekan dari DPD PKS Ngawi. Acara seperti ini sudah kami lakukan secara rutin sejak beberapa tahun terakhir. Subhanallah, respon dari masyarakat sangat luar biasa, karena mereka memang butuh 'sentuhan' empati dan peduli dari kita. Masyarakat di kampung saya itu mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Mendapat bantuan sembako senilai Rp 15.000 saja, binar di wajah mereka sampai susah diungkapkan dengan kata-kata. Di Ramadhan tahun ini insyaAllah kami akan mengadakan kegiatan Pengobatan Gratis, Pembagian Paket Sembako, dan Pesantren 'Super Kilat' untuk anak-anak. Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu Unilever memberikan bantuan 30 duz Sunsilk dan Surf. Juga 2 kardus buku tulis dari rekan-rekan di PT. Cusson. Sekarang tinggal mencari tambahan bantuan untuk pembelian sembako (biasanya beras, gula, minyak, dan mie instan) serta untuk biaya pengobatan gratis. Oleh karenanya, jika para netters saat ini diberikan kelapangan rezeki, atau ingin menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh serta fidyah, tak usah sungkan-sungkan untuk menghubungi saya. InsyaAllah saya akan salurkan langsung kepada mereka yang berhak menerimanya. Terlebih saat ini adalah bulan Ramadhan, di mana setiap amalan yang kita lakukan insyaAllah akan dilipat gandakan pahalanya. Jadi, mari kita terus berlomba dalam mengejar amal kebaikan tersebut. Seperti biasa, bagi para netters di manapun berada yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan di atas, bisa transfer dana ke rekening di bawah ini : - Bank Syariah Mandiri Cab. Warung Buncit No.Rek.0030035790 an Yayasan Portalinfaq - Bank Mandiri Cab. Kuningan No.Rek.124-0001079798 an Yayasan Portalinfaq - BCA Cab. Arteri Pondok Indah No.Rek.291-300-5244 an Yayasan Portalinfaq - BNI Cab. Bekasi No 00155.875.47 an Kosirotun - Bank Muammalat No 9000-251-877 an Kosirotun Untuk transparansi, setelah transfer kami mohon dengan sangat untuk konfirmasi ke Kosi via SMS ke 08128510372 atau email [EMAIL PROTECTED] com atau YM : anak_ngw dengan mengetik : RAMADHAN, Nama Bank dan Jumlah Bantuan Besar harapan kami banyak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan di atas. Di dalam rezeki dan kenikmatan yang kita nikmati saat ini, sesungguhnya ada hak saudara-saudara kita yang mungkin saat ini kondisinya kurang begitu beruntung. Marilah kita bagi kebahagiaan tersebut agar terlihat keceriaan di wajah mereka. Sekian informasi yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Selamat Menunaikan Rangkaian Ibadah Ramadhan, semoga kita semua kelak bisa menjadi pemenang dan mendapat gelar taqwa dari Allah SWT, amiin yaa Rabbal 'alamiin... Wassalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh, Kosi # Email ini bisa disebarkan ke rekan atau milis yang lain # Ruang Berbagi Simpati dan Peduli : http://peduli.multiply.com === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsu