[daarut-tauhiid] Catatan Lebaran III: Khutbah Id, Diantara Pesan Moral dan Belah Ketupat

2006-11-04 Terurut Topik Bayu Gautama
Catatan Lebaran III: Khutbah Id, Diantara Pesan Moral dan Belah Ketupat

  Ada yang menarik jika kita mau memperhatikan pelaksanaan sholad Id. Di banyak 
tempat, seiring dengan bertahun-tahun kita mengikuti sholat Id di berbagai 
tempat maupun di tempat yang itu-itu saja, cobalah perhatikan satu acara inti 
dari rangkaian sholat Idul Fitri. Yang dimaksud yakni pada saat khutbah Id, 
sesaat seusai sholat Id dilaksanakan. 
   
  Ketika khatib naik mimbar, seketika itu pula sebagian kecil jamaah 
meninggalkan lapangan/tempat pelaksanaan sholat. Ada sebagian ibu-ibu beralasan 
menyiapkan makanan bagi anggota keluarganya, agar jika sepulang mereka dari 
sholat Id, makanan sudah tersaji. Entah apa pun alasannya, sangat menarik untuk 
mengkaji hal ini lebih lanjut. 
   
  Bisa dibayangkan perasaan semua khatib yang naik mimbar usai sholat Id, itu 
pun andai mereka memahami. Tapi sebagai seorang yang senantiasa berhadapan 
dengan khalayak manusia, tentu saja para khatib ini tahu persis semua masalah 
yang kerap terjadi pada saat pesan moral dan ceramah tengah disampaikan. Salah 
satunya, ditinggalkan jamaah. Bedanya, jika di moment yang lain jamaah 
meninggalkan arena tabligh lantaran beberapa sebab, misalnya, penceramahnya 
tidak bagus, materinya kurang mengena, atau acaranya terlalu malam dan lain 
sebagainya. Namun semoga bisa disimpulkan, jamaah sholat Id yang meninggalkan 
lapangan sesaat ketika sang khatib baru saja berucap, “Assalaamu’alaikumE 
mungkin karena mereka menganggap khutbah Idul Fitri tak lebih penting dari 
ketupat dan kue lebaran yang menanti di rumah. 
   
  Mari kita bayangkan sejenak. Khatib sholat Id harus berdiri diantara dua hal 
penting, kepentingan untuk menyampaikan pesan moralnya dan kepentingan para 
jamaah yang berharap khatib tak berlama-lama menyampaikan ceramahnya, lantaran 
mereka ingin segera ‘berlebaranE Singkatnya, khatib berdiri diantara pesan 
moral dan belah ketupat. Benarkah? 
   
  Sesekali –mungkin saat sholat Id tahun depan- jangan terlalu serius dan 
khusyuk menyimak ceramah khatib. Coba sedikit celingak-celinguk ke kanan, kiri, 
depan, dan belakang, perhatikan para jamaah lainnya. Ada yang terpejam, namun 
telinga masih mendengar. Sebagian bahkan sudah tertidur pulas, nampak dari 
ayunan kepalanya. Sebagian yang tidak tidur terbagi dua, yang serius menyimak 
ceramah dan satu lagi yang terlihat sedikit gusar berharap tak lebih dari lima 
menit khatib berdiri di mimbar. 
   
  Lima menit ceramah berlangsung, yang terpejam sudah tertidur, yang tertidur 
sudah bermimpi, yang gusar makin gelisah. Satu persatu perangkat sholat mulai 
dikemas, peci, mukena, sajadah mulai dilipat. Ada yang berselonjor kaki, 
menekuk lutut sambil membenamkan wajah diantara kedua lututnya. Beberapa orang 
nampak mengubah posisi duduknya, miring ke kanan, ke kiri, ada pula yang 
jomplang ke belakang dengan menjadikan dua lengan sebagai penyanggah tubuh. 
Lihat lebih jauh ke belakang, ada yang saling ‘berceramahE tandingan ceramah 
sang khatib. Ngobrol, membuat topik lain yang dianggap lebih seru ketimbang 
tema yang disodorkan khatib. 
   
  Kasihan sekali nasib khatib di atas mimbar. Berapa persen yang benar-benar 
menyimak pesan moral yang disampaikannya? Atau jangan-jangan ada khatib yang 
tidak peduli dengan hal demikian dan terus saja menyelesaikan baca teks ceramah 
di tangannya. Suka tidak suka, ada yang menyimak atau lebih suka tertidur, yang 
penting tugas selesai. 
   
  Lima belas menit belum juga selesai ceramah sang khatib. Padahal belah 
ketupat sudah menari-nari di pelupuk mata jamaah. Beberapa tempat sudah lowong, 
menyisakan koran-koran lusuh yang ditinggalkan begitu saja, sekaligus menjadi 
pekerjaan tambahan panitia penyelenggara sholat Id untuk membersihkannya. Boleh 
ditebak, sebagian jamaah yang bertahan mungkin hanya tidak enak meninggalkan 
tempat sholat. Mungkin karena orang tuanya masih bertahan, suaminya masih 
serius menyimak, temannya belum beranjak. Sebagian lainnya justru malu jika 
sendirian melenggang, sambil lirik kanan kiri andai ada jamaah lain yang 
beranjak pergi dan bisa dijadikan teman menanggung malu. Jamaah lainnya 
menanti-nanti kalimat, “demikian khutbah yang bisa saya sampaikanE dari sang 
khatib. 
   
  Ada yang salah dengan pelaksanaan sholat Id kita? Semoga bisa menjadi koreksi 
tersendiri. Bagi kita para jamaah, juga para khatib yang bertugas menyampaikan 
pesan moral nan religius. Tentu saja tidak semua khatib mengalami nasib seperti 
ini, berdiri diantara pesan moral dan belah ketupat. Sama halnya dengan tidak 
semua jamaah mementingkan belah ketupat tinimbang menyelesaikan seluruh 
rangkaian sholat Id dengan penuh khidmat dan khusyuk. Wallaahu ‘a’lam. 
   
  Bayu Gawtama
 



===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
ht

[daarut-tauhiid] MAWLANA JALALUDIN RUMI

2006-11-04 Terurut Topik arief ludiantoro
MAWLANA JALALUDIN RUMI
Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani
Dari Buku Mercy Oceans


Mari Kemari, Datang..Datanglah
Mari kemari datanglah siapapun dirimu.
Pengelana, Peragu, dan Pecinta mari..kemari datanglah
Tak penting kau percaya atau tidak..
Mari, kemari … datanglah

Kami bukanlah caravan yang patah hati ...
atau pintu-pintu dari keputus asa-an, 
Mari kemari datanglah... 
Meski kau telah jatuh ribuan kali, 
Meski kau telah patahkan ribuan janji, 
Mari kemari…datang... datanglah sekali lagi…

( Mawlana Jalaludin Rumi )


Mawlana Jalaludin Rumi

“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih
jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap
orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih
yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, dia
begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang
tidak pernah sekarat.  Dia adalah dia dan dia dan
mereka adalah dia.  Ini adalah sebuah rahasia, jika
kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya. 
Maulana memahaminya, bagi yang lain ini adalah suatu
hal yang terlarang.”

( Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazhim Adil
al-Haqqani - Cucu dari Mawlana Rumi, Lefke, Cyprus
Turki, September 1998)

Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi juga seorang
tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Rumi adalah
guru nomor satu Thariqat Maulawiah, sebuah thariqat
yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah
sekitarnya. Thariqat Maulawiah pernah berpengaruh
besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan
kalangan seniman sekitar tahun l648. 

Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan
akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Di
zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit
itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila
mampu digapai oleh indera dan akal.  Segala sesuatu
yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan
cepat mereka ingkari dan tidak diakui. 

Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah
yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib.
Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula,
kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat
mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam
agama samawi, bisa menjadi goyah. 

Rumi mengatakan, "Orientasi kepada indera dalam
menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan
yang dipelopori kelompok Mu'tazilah. Mereka merupakan
para budak yang tunduk patuh kepada panca indera.
Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah.
Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak
terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula
memanjakannya." 

Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena
tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum
pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan
selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah
penyembuhan yang terkandung dalam obat. "Padahal, yang
lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang
tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah
Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah
kegunaannya tersembunyi di dalamnya?" tegas Rumi. 

PENGARUH TABRIZ

Fariduddin Attar, salah seorang ulama dan tokoh sufi,
ketika berjumpa dengan Rumi yang baru berusia 5 tahun
pernah meramalkan bahwa si kecil itu kelak akan
menjadi tokoh spiritual besar. Sejarah kemudian
mencatat, ramalan Fariduddin Attar itu tidak meleset. 

Rumi, Lahir di Balkh, Afghanistan pada 604 H atau 30
September 1207. Mawlana Rumi menyandang nama lengkap
Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi.
Adapun panggilan Rumi karena sebagian besar hidupnya
dihabiskan di Konya (kini Turki), yang dahulu dikenal
sebagai daerah Rum (Roma). 

Ayahnya, Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, adalah
seorang ulama besar bermadzhab Hanafi. Dan karena
kharisma dan tingginya penguasaan ilmu agamanya, ia
digelari Sulthanul Ulama. Namun rupanya gelar itu
menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain. Dan
mereka pun melancarkan fitnah dan mengadukan Bahauddin
ke penguasa. Celakanya sang penguasa terpengaruh
hingga Bahauddin harus meninggalkan Balkh, termasuk
keluarganya.   Ketika itu Rumi baru berusia lima
tahun. Sejak itu Bahauddin bersama keluarganya hidup
berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain.
Mereka pernah tinggal di Sinabur (Iran timur laut).
Dari Sinabur pindah ke Baghdad, Makkah, Malattya
(Turki), Laranda (Iran tenggara) dan terakhir menetap
di Konya, Turki. Raja Konya Alauddin Kaiqubad,
mengangkat ayah Rumi sebagai penasihatnya, dan juga
mengangkatnya sebagai pimpinan sebuah perguruan agama
yang didirikan di ibukota tersebut. Di kota ini pula
ayah Rumi wafat ketika Rumi berusia 24 tahun. 

Di samping kepada ayahnya, Rumi juga berguru kepada
Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, sahabat dan
pengganti ayahnya memimpin perguruan. Rumi juga
menimba ilmu di Syam (Suriah) atas saran gurunya itu.
Beliau baru kembali ke Konya pada 634 H, dan ikut
mengajar di perguruan tersebut. 

Setelah Burhanuddin wafat, Rumi menggantikannya
sebagai guru

[daarut-tauhiid] OOT: Scholarship_Master Program in International Economics and Development

2006-11-04 Terurut Topik AHMAD SYAMIL
Assalamu alaikum wr wb

The deadline for fall admission is January 19, 2007. 

Wassalam,

Ahmad Syamil
Arkansas
 
http://www.clt.astate.edu/asyamil/
 
=
Organisasi non-profit Indonesian Production and Operations Management
Society (IPOMS)- Turut Memajukan SDM dan Industri Indonesia.

http://www.ipoms.or.id

Milis:

http://finance.groups.yahoo.com/group/APICS-ID/

[EMAIL PROTECTED]


From: Academy of International Business List [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 
Behalf Of Eden, Lorraine
Sent: Monday, October 30, 2006 9:32 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [AIB-L] looking for excellent undergraduate students

Dear AIB'rs: 
If you are currently teaching senior undergraduate students who are trying to 
decide where to go to graduate school next year.
I want to draw your attention to the Masters in International Affairs degree 
program offered by the Bush School of Government and Public Service here at 
Texas A&M. I am an adjunct faculty member and have been teaching in the Bush 
School on a part-time basis since it opened in 1997. While the School is named 
after the 41st President of the United States (George Bush Sr) and he and 
Barbara Bush visit regularly, the School is non-partisan with graduate students 
from all walks of life and interests, many from outside the United States.
I teach two courses in the masters program - one a graduate seminar on 
Multinational Enterprises, and starting in January, a new course on 
International Transfer Pricing. More information on both courses can be found 
here: http://www.voxprof.com/eden/eden-teaching.html. 
The quality of the MPIA students in my classes is excellent, and I'd like to 
continue to teach the "best and the brightest". So, if you have one or two 
superb undergraduate seniors, who don't want to do (or don't have the work 
experience for) an MBA, think about encouraging them to come to Texas A&M and 
become Aggies - one of world's largest and strongest network of former 
students. 
A letter from Professor Adel Varghese about the program is attached below. I'd 
also be happy to answer any questions you or your students might have about the 
program. The Bush School's website is http://bush.tamu.edu. 
best wishes, Lorraine Eden 
Lorraine Eden 
Professor of Management and Texas A&M Faculty Fellow 
Mays Business School 
TAMU 4221, 415D Wehner Bldg 
Texas A&M University 
College Station, TX 77843-4221 
Phone: 979/862-4053 (w) 979/693-1626 (h) Fax: 979/845-9641 
Email: [EMAIL PROTECTED] Home Page: http://www.voxprof.com 
Office Hours: Tuesdays 1-3 pm or by appointment. 
~~~ 
Transfer Pricing Module starts January 2007: 
http://www.voxprof.com/eden/eden-transfer-pricing.html 
 
Dear  Professor: 
I am a faculty member involved in student recruiting at the public policy 
school of Texas A & M University.  Named the Bush School after the 41st 
president, our school is relatively new and we are interested in building our 
Masters Track in International Economics and Development within our 
International Affairs Program.  Since you advise and/or teach students who are 
interested in careers in public or international service, we would appreciate 
if you could name students in your class that would be interested in this 
opportunity.  We are looking for a small number of well-qualified applicants 
for next year's entering class and beyond.  
Here are some key considerations:
o All students receive a generous scholarship opportunity with an average 
amount greater than $ 7,000 in financial aid, a laptop computer, and an office 
carrel.
o Each program is small by design, creating a close faculty-student 
intellectual community, but taking advantage of the resources of a large, 
public university.
o Our programs are definitely non-partisan, academically challenging and enroll 
well-qualified students from across the country and around the world-entering 
students' mean undergrad GPA is 3.5.
o Students may pursue a regional focus such as the Middle East, South Asia, and 
China.
o Recently, Bush graduates are extremely successful in securing excellent 
opportunities in relevant career employment.
o Texas A&M University is in College Station-90 minutes northeast of Houston.

The deadline for fall admission is January 19, 2007.  Successful applicants 
show strong academic ability, a disposition toward leadership and a commitment 
to serving others in an international setting.  At this time, about ten 
students are admitted into the international economics and development track 
every fall, coming from a range of diverse backgrounds and degrees.  
Again, if you could send the names (and if possible, phone numbers and 
addresses) of interested students, I would greatly appreciate your help. You 
may e-mail me at [EMAIL PROTECTED] 
Sincerely, 
Adel Varghese, Ph.D. 
(Economics, University of Pennsylvania, 1996) 
Recruiting Liason for International Economics and

[daarut-tauhiid] Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam

2006-11-04 Terurut Topik arief ludiantoro
Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam
Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Suhbat 24 Agustus 2006*

A`udzu billahi min asy-shaitaan ir-rajiim  Bismillahi
'r-Rahmani 'r-Rahiim 
Nawaytu'l-arba` iin, nawaytu'l-`itikaaf,
nawaytu'l-khalwah,nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluuk,
nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadza'l-masjid 

Pada sesi sebelumnya dikemukakan tentang tidak ada
satupun yang bisa mengerti tentang Peningkatan
Samudera Pengtahuan Nabi salallahu alaihi wasalam. Dan
peningkatan beliau ini tidak terhitung, kalian tidak
dapat menghitungnya. Karena dalam setiap kesempatan
peningkatan beliau merupakan kenaikan berganda dari
yang sebelumnya.  

Ini tidak berarti bahwa dalam setiap kenaikan beliau
mencapai jarak yang lebih pendek dari sebelumnya,
namun beliau menempuh jarak 2 kali dari sebelumnya.
Yang selanjutnya akan menjadi 4x dari sebelumnya lalu
16x dari sebelumnya dan seterusnya. Inilah bagaimana
Nabi (saw) mengalami kenaikan dalam setiap waktu 2x
dari kenaikan pertama. Dan awliyaullah bahkan tidak
dapat mengerti pengetahuan dan realitas yang Allah swt
pakaikan kepada kekasihNya Muhammad saw dari satu
kenaikan ke kenaikan lain. Mereka mungkin mengambil
setetes dari samudera dan satu tetes itu cukup membuat
mereka terlena dan mabuk.

Kebesaran yang Allah swt berikan kepada Sayyidina
Muhammad (saw) tidak dapat dijelaskan dan karena
itulah Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur'an:
Laqad ja`akum rasulun min anfusikum…. Bil muminiina
raufun rahiim fa in tawallaw, fa qul hasbiyAllahu La
ilaha ill-Allah. Allah swt telah mengirimkan kepada
kalian. *Laqad ja`akum min anfusikum rasulun min
anfusikum* –dari diri kalian sendiri. Artinya bahwa
dari dalam diri setiap orang memiliki koneksi kepada
Nabi (saw). Bila diandaikan jika Nabi (saw) adalah
sumber utama energi lalu setiap orang terhubung
kesana. Di setiap rumah kalian memiliki energi listrik
yang dialirkan dari sumber utama, itulah mengapa kita
mengatakan listrik ini (energi) datang dari listrik
itu (sumber energi listrik .pet). Di rumah listrik
datang dari sumber yang sama. Itulah sebabnya juga
kami mengatakan kamu berasal dari kamu.

Allah telah mengirimkan ke tengah-tengah kamu seorang
pembawa amanat. Itulah arti literalnya. Namun dalam
arti hakikatnya adalah Allah swt telah mengirimkan
seorang pembawa amanat bagi semua manusia, dari sisi
manapun orang itu telah mewarisi dan memiliki koneksi
kepada para Nabi dan hanya Allah mengetahui yang
terbaik. Dari setiap ke-aku-an dari kita ada sebuah
koneksi/koneksi kepada para nabi. Artinya bahwa setiap
individu memiliki sebuah hubungan. Dan para nabi dapat
meraih kita melalui dengan melacak koneksi yang menuju
ke-aku-an dalam diri setiap manusia.
Laqad ja`akum rasulun min anfusikum – datang dari
dirimu sendiri.

Tidak datang dari … artinya beliau (Nabi (saw))
laksana sebuah sumber energi utama dan setiap orang
terhubung dengan beliau. Ketika seseorang sangat dekat
dengan kalian, ketika seseorang terhubung dengan
kalian, (maka) kalian terhubung kepada Nabi saw,
itulah mengapa *ummat an-Nabi* berada dalam pelukan'
Nabi saw, antara 'sayap-sayap' dan lengan-lengan
beliau, dibawah 'sayap-sayap' dan lengan-lengan
beliau, mereka (ummat an-Nabi) tidak dapat keluar. 

Itulah alasan mengapa dia 'bersama kalian'. Kalian
berada dalam pengaruh Nabi (saw). Ketika kalian berada
dibawah 'sayap' dan lengannya, beliau sangat
memperhatikan kalian, itulah kenapa beliau bersabda
*Hariisun alaykum*. Beliau tidak memberikan kesempatan
bagi setan untuk menarik kalian keluar. Dan juga
itulah alasan mengapa hal ini menjadi berkesinambungan
dalam penjelasan sebelumnya yang dipaparkan oleh
Grandsyekh, bahwa *la`an-Allah al kafiriin,
la`an-Allah al-musyrikiin, la`an-Allah al-munaafiqiin*
, kutukan itu datang dari karakter-karatkter buruk. 

Saat kutukan datang kepada mereka, kutukan ini seperti
mesin cuci. Saat pakaian dimasukkan ke dalam mesin
cuci apa yang terjadi? Mesin itu akan membersihkan
pakaian. Begitu pula dengan halnya dengan
karakter-karakter ini, dalam Kehadirat Illahi akan
dibersihkan. Itulah alasannya beliau sangat
memperhatikan kalian, *wa bil muminiina raufun rahiim*
untuk kelompok kalian, *muminiina*… beliau
memperhatikan kita karena 'steker' kita adalah steker
yang bagus, sehingga kita menjadi Muslim. Dan dengan
sebagian orang yang *raufun rahiim* apa artinya Rauf?
Lemah lembut. 

Memiliki belas kasihan. Dan *rahiim* – penyayang.
Bukan hanya pengasih. *Rahman* memiliki arti pengasih.
*Rahiim* adalah rasa pengasih untuk mengampuni kalian.
Artinya jika kalian berada dilingkup dikasihi dan
kalian dibawah lingkup belas kasihan, artinya
dimanapun (tingkat) Nabi (saw), beliau akan bersama
kalian, kalian berada dalam tingkatan yang bergerak.
Meskipun kalian tidak mengerti setetes dari
pengetahuan ini tapi Nabi (saw) tidak akan membiarkan
kalian keluar dari lengan dan sayap beliau. Itulah
mengapa semua Ummah 'bergelantungan' dengan Nabi (saw)
dan tidak ada satupun yang akan tertinggal. 

Setiap orang akan berada dalam Mi

[daarut-tauhiid] belajarlah dari khadijah

2006-11-04 Terurut Topik none
  Belajarlah dari Khadijah
   
  Oleh: Fatimah Usman
  ''ALLAH tidak menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang 
lebih baik daripada Khadijah ra. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang 
mengingkari kenabianku; dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan 
diriku; dia membantuku dengan harta kekayaannya ketika orang lain tidak mau 
memberiku, dan dari rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari 
perempuan lain.''
  Demikian terjemahan dari Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang seringkali 
didengar oleh para sahabat beliau, termasuk oleh istri beliau sesudahnya, 
Aisyah, sehingga dia sangat cemburu kepada Khadijah sekalipun sudah almarhum.
  Khadijah adalah seorang istri yang penuh dengan sifat keibuan, mampu menjadi 
pelipur lara di saat sang suami (waktu itu belum menjadi nabi) mengalami 
kehausan kasih sayang karena sejak kecil sudah yatim-piatu. Beliau istri yang 
penyabar dan penuh perhatian, sekalipun suami (Muhammad) suka pergi untuk 
ber-tahannuts (menyendiri dan merenung) di gua-gua di luar Kota Makkah. Beliau 
sebagai penyejuk dan penenang jiwa, termasuk saat suaminya pulang ke rumah di 
pagi buta dalam keadaan ketakutan. Tubuhnya gemetar, dengan wajah yang pucat 
pasi dan terbata-bata menceriterakan kejadian dahsyat yang baru saja dialami.
  Di Gua Hira malam itu, Muhammad didatangi seseorang yang belum pernah 
dikenalnya, yang ternyata malaikat Jibril. Melalui Jibril, beliau menerima lima 
ayat dari surat Al-'Alaq, yang terjemahnya: ''Bacalah (hai Muhammad) dengan 
nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu 
yang menggantung. Bacalah, dan Tuhanmu yang Paling Mulia yang telah mengajari 
dengan pena. Mengajari manusia, apa saja yang tidak diketahuinya."
  Ketakutan dan kegelisahan suami seketika lenyap di saat Khadijah merangkul 
dan mendekap ke dada beliau dengan sikap lembut dan dengan kata-kata yang 
menghibur, sehingga tenanglah hati Muhammad sampai tertidur di sampingnya.
  Di saat itulah, Khadijah diam-diam mengunjungi saudaranya yang bernama 
Waraqah bin Naufal, dan menceriterakan kejadian yang telah dialami suami, dan 
beliau memperoleh kepastian bahwa Muhammad telah dipilih oleh Allah menjadi 
Nabi!
  Rasa syukur bercampur kagum dan cinta, ingin sekali beliau menyampaikan 
perasaan itu secepatnya kepada suami. Maka di saat sang suami menyatakan bahwa 
dirinya diperintahkan untuk mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah, dan 
''siapakah kiranya orang yang mau kuajak?'', Khadijah segera menjawab dengan 
mantap penuh keyakinan: ''Aku yang menyambut ajakanmu wahai Muhammad! Ajaklah 
aku sebelum mengajak orang lain, aku mengaku Islam, membenarkan kerasulanmu dan 
mengimani Tuhanmu.''
  Tidak hanya sebagai mukmin-mukminah pertama, Khadijah juga merelakan seberapa 
pun harta bendanya dipergunakan untuk membiayai dakwah yang penuh hambatan. 
Beliau yang terkenal sebagai pengusaha ekspor-impor yang disegani kala itu, 
kaya raya, dan bangsawan, sama sekali tak keberatan ketika harus meninggalkan 
kemegahannya untuk hidup mengungsi ke Syi'ib Abu Thalib yang sangat sederhana, 
demi menyelamatkan agama barunya dari amukan kaum Quraisy.
  Siksaan dan penindasan dari kafir (Quraisy) yang menabuh genderang perang, 
bertahun-tahun beliau alami bersama keluarga, namun ketabahan dan kesetiaan 
beliau kepada suami dan perjuangannya tetap mengagumkan setiap orang. Belum 
lagi lelabuh beliau dalam melahirkan dan mendidik enam putra-putri Rasulullah 
Muhammad SAW yang sangat dicintai, yakni: Qasim, Abdullah (keduanya meninggal 
di saat kecil), Zaynab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah.
  Seperempat abad Khadijah membuktikan dirinya sebagai istri shalihah. Oleh 
karenanya secara jujur Rasulullah mengakui, keberadaannya tak pernah 
tergantikan! Jiwanya tetap hidup meski jasadnya telah wafat, bayangannya tetap 
menyertai sepanjang kehidupan Rasulullah. Hal itu terlihat, setiap beliau 
bercerita atau mendengar nama Khadijah disebut, wajah beliau langsung 
berbinar-binar bahagia. Cinta kasih beliau kepada Khadijah menjadikan beliau 
tak pernah menduakannya.
  Keteladanan seorang ummul mukminin yang akan tetap abadi sepanjang sejarah 
hidup umat Islam di dunia. Seorang istri yang siap hidup bersama suami dalam 
suka dan dukanya, dalam sehat dan sakitnya, dalam penindasan dan 
pengagungannya. Istri yang siap menjadi bemper bagi perjuangan suci sang suami, 
tanpa rasa takut akan risiko besar yang harus dihadapinya. Istri yang 
senantiasa memiliki semangat untuk menyinkronkan setiap langkah positif 
suaminya (bukan hanya sebatas mendukung), sehingga upaya seiring-sejalan dalam 
mengarungi hidup lebih mudah dilakukan, sekalipun pada dasarnya memiliki 
perbedaan-perbedaan yang sangat jelas.
  - Penulis adalah dosen IAIN Walisongo Semarang.
  
 



===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yaho

[daarut-tauhiid] Berdialog Dengan Al Quran

2006-11-04 Terurut Topik Diana Oktaria
BERDIALOG DENGAN AL QURAN
   
  Di antara tuntutan tadabur Al Quran adalah berdialog dan berinteraksi dengan 
Al Quran dengan akal dan hatinya.
   
  Caranya adalah dengan mencurahkan hatinya untuk mentafakuri makna yang ia 
baca, mengetahui makna setiap ayat, merenungkan perintah-perintah dan 
larangan-larangannya, serta menerimanya dengan sepenuh hati.
   
  Apabila ketika ia membaca Al Quran tersebut ia menyadari kekurangannya pada 
masa lalu,
  Maka ia segera bertobat dan memohon ampun kepada Allh SWT.
   
  Jika ia membaca ayat rahmat, 
  Maka ia pun merasakan gembira dan memohon kebaikan kepada Allah SWT.
   
  Jika ia membaca ayat azab,
  Maka ia berdoa untuk dihindari dari azab dan memohon perlindungan kepada 
Allah SWT.
   
  Ketika membaca ayat yang menyucikan Allah SWT,
  Maka ia segera menyucikan dan memuji Allah SWT
   
  Sedangkan jika ia melewati ayat doa,
  Maka ia segera berdoa dan memohon dengan sangat kepada Allah SWT
   
  Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata,
  ”Aku shalat bersama Nabi saw. Pada suatu malam , kemudian beliau membaca 
surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran.
  Beliau membacanya dengan perlahan-lahan.
  Jika ia membca ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih kepada Allah SWT.
  Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau segera berdoa.
  Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka beliau segera memohon 
perlindungan kepada Allah SWT.E
   
  E.Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahanE  (QS Al Muzzammil 73:4)
   
  “dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu 
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi 
bagian.E  (QS Al Isra 17:106)
   
  Ia harus memusatkan hatinya untuk memikirkan makna apa yang ia baca dengan 
lidahnya, mengetahui makna setiap ayat, dan tidak melanjutkan ayat selanjutnya 
hingga ia mengetahui makna ayat itu.
   
  Jika ia melewati ayat rahmat,
  Maka hendaknya ia berhenti dan bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh 
Allah SWT itu dan berdoa kepada Allah SWT agar dimasukkan ke dalam surga.
   
  Sedangkan jika ia membaca ayat azab,
  Maka hendaknya ia berhenti untuk merenungkan maknanya. 
  Jika ia termasuk golongan kafir, maka hendaknya ia segera beriman, dan 
mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah SWT semata, mengetahui tempat ancaman, 
dan memohon kepada Allah SWT agar dijaga dari neraka.E   
  Jika melewati ayat yang di dalamnya terdapat panggilan bagi orang-orang yang 
beriman seperti.”Hai orang-orang yang berimanE
  Hendaknya ia berhenti dahulu di situ
  -Ada sebagian orang yang mengucapkan, ”Aku penuhi panggilan-Mu wahai RabbkuE
  Dan memperhatikan redaksi selanjutnya dari apa yang diperintahkan dan apa 
yang dilarang, dan ia meyakini akan menjalankannya.
  Jika hal itu adalah sesuatu yang pernah ia lalaikan di masa lalu, maka 
hendaknya ia segera memohon ampunan atas perilakunya pada waktu itu, dan 
bertobat kepada Allah SWT atas kekurangannya itu.
   
  Allah SWT berfirman,
  “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang 
semurni-murninya..E  (QS At-Tahrim 66:8)
   
  Jika ia membaca ayat ini, hendaknya ia mengingkari perbuatan-perbuatannya di 
dalam dirinya serta dosa-dosanya dengan orang lain, seperti kedzaliman, ghibah 
(menggunjing orang lain), dan yang lainnya.
  Dan, ia segera melunasi kedzalimannya itu dan memohon ampunan atas amal 
perbuatan yang tidak lengkap ia kerjakan.
  Kemudian, ia berniat untuk menunaikannya, dan memohon untuk dibebaskan dari 
kedzalimannyan kepada orang yang ia dzalimi jika ia masih ada bersamanya, atau 
menulis surat meminta maaf jika ia berada di tempat lain, serta mengembalikan 
apa yang pernah ia ambil dengan dzalim dari orang lain.
   
  Dan ia bertekad untuk menunaikan itu semua pada saat ia membaca Al Quran 
sehingga Allah SWT mengetahui bahwa ia telah mendengar dan menaati firman-Nya
   
  Jika ia melewati suatu ayat yang ia tidak tahu maknanya,
  Maka ia segera mengingat atau mencatatnya untuk kemudian menanyakan kepada 
orang yang mengetahui maknanya, sehingga ia menjadi penuntut ilmu Al Quran dan 
menjalankan isinya.
   
  Jika suatu ayat diperselisihkan oleh ulama tentang pengertiannya,
  Maka hendaknya ia mengambil pemahaman yang paling ringan.
  Dan jika ia berhati-hati dan memilih pendapat yang paling kuat, maka itu 
lebih baik dan lebih selamat bagi agamanya.
   
  Jika ayat yang ia baca adalah ayat-ayat yang di dalamnya Allah SWT 
menceritakan berita umat-umat yang telah lalu,
  Maka perhatikanlah hal itu, dan lihatlah apa yang diputuskan bagi umat itu, 
selanjutnya kembalilah bersyukur kepada Allah SWT atas semua itu.
   
  Jika yang ia baca adalah ayat-ayat perintah atau larangan,
  Maka niatkanlah untuk menjalankan perintah itu dan mengajak orang lain untuk 
menjalankannya, serta menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya.
   
  Jika yang ia baca ancaman yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi kaum mukminin,
  Maka hendaknya ia memperhatikan hatinya. 
  Jika ia cenderung un

[daarut-tauhiid] AMERIKA : Karena Hijab Dan Aqidahnya, Seorang Wanita Muslimah Di Bunuh Di California

2006-11-04 Terurut Topik wini wicaksono
  
  Assalammu'alaikum wr.wb.
Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. 
  Semoga kita semua,khususnya segenap kaum muslimah bisa bercermin atas 
keistiqomahan saudara kita ini.
  
  Wassalammu'alaikum wr.wb.
  Wini Wicaksono
  
   http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=526
  AMERIKA: Karena Hijab Dan Aqidahnya, Seorang Wanita Muslimah Di Bunuh 
  Di California!!!
  Selasa, 31 Oktober 06
  
  Kota Permount, kawasan California Amerika, hari Kamis lalu menjadi 
  saksi sebuah tindakan kriminal sadis yang menelan korban seorang 
  wanita Muslimah berdarah Afghanistan. 
  
  Pada pukul 14.30, hari Kamis lalu, ba'da Zhuhur waktu setempat, 
  Aliyah Anshari (37 tahun) keluar dari rumahnya yang terletak di 
  Gleenmore, di kota Permount, California menuju ke sekolah dasar untuk 
  menemani putrinya yang berusia 3 tahun pulang dari sekolah menuju ke 
  rumah seperti biasanya. Saat berjalan di pinggir jalan raya, tiba-
  tiba seorang laki-laki warga Amerika turun dari mobilnya sembari 
  mengeluarkan sepucuk pistol lalu menembakkannya ke arah kepala Aliyah 
  sebanyak 6 tembakan sehingga seketika itu wanita Muslimah itu tewas 
  sedangkan laki-laki durjana itu langsung melarikan diri.!! 
  
  Aliyah Anshari lahir dari sebuah keluarga agamis asal Afghanistan. Ia 
  seorang wanita yang sangat kuat memegang aqidah Islamiah dan selalu 
  mengajak teman-teman wanitanya serta tetangganya untuk selalu menjaga 
  akhlak Islam dan syiar-syiar agama, khususnya hijab Islam. Ia menilai 
  hijab Islam merupakan tameng yang dapat menjaga wanita Muslimah. 
  
  Sekali pun Aliyah sudah tinggal di Amerika sejak tahun 1985 bersama 
  suami da enam orang anaknya, namun ia sama sekali tidak terpengaruh 
  dengan lingkungan Amerika. Ia dikenal tetap konsisten mengenakan 
  hijab Islam dan istiqamah dalam menjalankan ajaran agama Islam. 
  
  Karena hijab, tidak membuka wajah serta komitmennya terhadap ajaran 
  Islam, ia kurang disukai. Karena itu, mereka membunuhnya di hadapan 
  putrinya yang baru berusia 3 tahun di negara yang mengklaim sebagai 
  negara kebebasan wanita dan demokrasi.!!?? 
  
  Saat dihubungi via telepon, Ahmad Anshari, suami Aliyah mengatakan, 
  isterinya -mudah-mudahan- mati syahid karena komitmen dengan hijb dan 
  ajaran agama. Ia menambahkan, aparat kepolisian meminta agar 
  dilakukan otopsi namun `kami menolaknya karena hal itu bertentangan 
  dengan aqidah Islam kami. Karena ia berhijab dan telah menutup 
  wajahnya selama hayatnya dari pandangan laki-laki asing, maka adalah 
  lebih baik kalau ia dikuburkan demikian pula (tidak dibuka wajahnya 
  karena alasan otopsi-red)." 
  
  Dalam pada itu, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga Anshari, 
  segerombolan kaum Muslimin, di antaranya para pemimpin Dewan Hubungan 
  Islam-Amerika (CAIR), cabangan setempat yang diwakili Syaikh Hamzah 
  Yusuf, berdatangan menuju rumah duka untuk menyampaikan ta'ziah. 
  
  Para ulama dan pemimpin Islam Amerika serta sejumlah lembaga HAM 
  mengutuk tindakan kriminal sadis tersebut. 
  
  Hamayun Anshari, kakak tertua Aliyah mengatakan, "Kebudayaan 
  Amerika –lah yang mendorongan orang untuk melakukan pembunuhan, 
  penghancuran dan menyulut kebencian kaum Muslimin melalui media-media 
  masa dan film-film. Bagaimana bisa, seorang wanita dibunuh sedang ia 
  sedang bersama putrinya saat berjalan di pinggir jalan raya? Ini aksi 
  terorisme.!!" 
  
  Di tempat terpisah, seorang perwira kepolisian setempat, Jeff Swadeez 
  menjelaskan, belum ditemukan alasan atau pun sebab pembunuhan 
  tersebut. Ia juga mengaku belum mengetahui kronologis kejadiannya. Ia 
  menyiratkan, pihak kepolisian telah menangkap seorang tersangka 
  sejauh satu mil dari tempat kejadian untuk mencocokkan mobilnya 
  dengan mobil pelaku. 
  
  Di rumah duka, sebagian wanita yang merupakan teman-teman Aliyah 
  mengatakan, mereka akan tetap komitmen memakai hijab dan busana 
  muslimah sekali pun akan dibunuh. Salah seorang dari mereka, bernama 
  Suzan Azhim mengatakan, "Andai para pelaku kriminal itu membunuh 
  semua manusia di muka bumi ini, saya tidak akan meninggalkan hijab 
  dan akan tetap berpegang pada aqidah islam saya.!!" (ismo/AH) 
  
  
  
  



===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! G

[daarut-tauhiid] Wisata religi ke Bandung, mengapa tidak?

2006-11-04 Terurut Topik al-palagani
Wisata religi ke Bandung, mengapa tidak?

Oleh Muhammad Sufyan
Kontributor Bisnis Indonesia
(http://www.bisnis.com/)


Kota Bandung tidak hanya dikenal sebagai salah satu tujuan wisata
karena potensi alamnya. Sejumlah tempat kegiatan keagamaan pun ramai
diserbu wisatawan yang dikenal dengan wisata religi.

---

Di antara beberapa lokasi tujuan wisata religi di Bandung, Pondok
Pesantren Daarut Tauhid (DT) dan Menara Masjid Raya Bandung termasuk
paling banyak diminati. Pemandangan tampak saat berkunjung ke satu
lokasi yang berada di kawasan Bandung utara.

Saat masuk ke lokasi itu lamat-lamat terdengar koor yang melafalkan
dzikir. Dengan suara lirih, koor menggema di seluruh ruangan masjid
yang ukurannya tidak seberapa. Beberapa jamaah terlihat menunduk dalam
sambil air mata yang menetes. Ritual muhasabah atau kontemplasi secara
berjemaah itu terasa khusuk membelah dinginnya udara kawasan Bandung
utara di malam hari.

Di paruh akhir malam, saat sebagian besar masyarakat lainnya terlelap,
para wisatawan kembali diundang masuk masjid. Mereka berkumpul bersama
mengerjakan qiyamul lail atau salat malam yang diselingi aktivitas
taubatan nasuha (bertobat).

Kemudian pada pada pagi harinya wisatawan diajak mengikuti senam
ringan massal. Mereka yang memiliki kocek lebih, bisa mengikuti
aktivitas pelatihan outbound ke Cikole, Lembang atau Cigugur Tengah,
Parongpong.

Dalam menjalankan seluruh jadwal wisata itu, balutan busana muslim
wajib dikenakan. Antara kaum pria dan wanita dilarang keras bercampur
baur, semuanya biasa dipisahkan oleh hijab (garis pembatas).

Busana berwarna putih tampak dominan. Jilbab, kopiah, gamis, dan baju
koko berwarna putih memang sangat dianjurkan digunakan. Saat wisatawan
bertemu dengan sesamanya, ucapan uluk salam selalu terdengar,
"Assalamualaikum, ikhwan fillah"

Begitulah sepintas ilustrasi kegiatan wisata religi di Pondok
Pesantren Daarut Tauhid (DT) pimpinan K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa
Gym) yang berlokasi di Gegerkalong Girang, Kec. Sukasari, Kota
Bandung.

Berbeda dengan pariwisata lainnya yang cenderung hura-hura, wisata
yang satu ini terasa lebih sejuk dan menentramkan. Itu karena nafsu
duniawi yang kerap mewarnai kegiatan pelesiran, justru dikekang bahkan
dimatikan dalam wisata tersebut.

Meski begitu peminatnya tidak pernah sepi. Bahkan di tengah rona
kehidupan duniawi yang kian hari kian keras, kebutuhan spritualitas
masyarakat tampak terus meningkat.

Humas Daarut Tauhid Arief Rahman menyebutkan jumlah wisatawan yang
mengikuti wisata religi di tempat tersebut berkisar 15.000 pengunjung
per bulan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Mayoritas pengunjung, kata dia, berasal dari wisatawan nusantara asal
Aceh, Lampung, Kalimantan, Makassar, hingga Maluku. Bisa dikatakan
masyarakat dari seluruh penjuru negeri pernah berkunjung ke pesantren
yang berdiri pada 1991 ini.

"Sebanyak 80% wisatawan Nusantara itu merupakan rombongan yang
menggunakan bus wisata. Sisanya adalah wisatawan keluarga yang datang
jauh-jauh ke DT menggunakan mobil pribadinya," katanya.

Sementara itu, wisatawan asing yang berkunjung ke DT umumya berasal
dari kawasan Asia Pasifik seperti Australia, Jepang, China, Korea,
Malaysia, dan lainnya. Bukan hanya wisatawan biasa, bahkan serombongan
Shaolin China pun pernah bertamasya ke pesantren ini pada 2004.

Masuk katalog

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar Idjudin Budiana
memperkirakan setiap tahun sedikitnya ada 35.000 wisatawan asal
Malaysia yang berkunjung ke pesantren yang terletak di kawasan Ledeng
yang dingin ini.

Agen wisata di negeri jiran itu, sambungnya, selalu mencantumkan DT
sebagai salah satu destinasi dalam katalog objek wisata Indonesia yang
ditawarkan. Terlebih lagi nama Aa Gym begitu familiar di Malaysia.

Arief mengungkapkan minat wisatawan yang tinggi itu utamanya
berpangkal dari sebuah kegiatan tausiyah (ceramah) Aa Gym pada setiap
Kamis malam pukul 19.30-22.00 dan Minggu siang pukul 11.00-12.00.

Ceramah yang mengambil contoh riil dari kehidupan sehari-hari dan
dituturkan dalam gaya yang ringan itu, telah membuat kawasan
Gegerkalong Girang di akhir pekan selalu penuh sesak oleh mobil
pengunjung dan lautan manusia.

Seorang pengunjung asal Cianjur, Siti Khadijah mengatakan dirinya
harus datang mulai ba'da salat ashar agar bisa mendapat tausyiah Aa
Gym secara tatap muka.

"Kalau datangnya agak sore susah mendapat tempat di masjid. Nantinya
mendengar ceramah harus di luar masjid seperti di lapangan parkir atau
pinggir jalan Gegerkalong. Itupun tidak face to face cuma melihat dari
layar televisi," ujar karyawati swasta itu. Selain ceramah wisatawan
juga sangat meminati kegiatan berfoto bersama Aa Gym dan istrinya,
Ninih Muthmainah, atau mengikuti tur di komplek pesantren berupa
kunjungan ke berbagai anak perusahaan DT.

Berfoto bareng ini biasa dilakukan usai ceramah di serambi depan rumah
panggung Aa Gym yang teduh itu.

Kemajuan perusahan milik Aa Gym di bidang bisnis, mulai dari bisnis
air minum kemasan, paket wisata, ritel, busana

[daarut-tauhiid] Meraih Keberkahan dalam Makanan

2006-11-04 Terurut Topik al-palagani
sumber:
http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232


Meraih Keberkahan dalam Makanan


Ada satu doa hampir semua orang hapal, termasuk anak-anak TPA. Yaitu
doa sebelum makan, "Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa
'adzaabannaar." Artinya, "Ya Allah berkahilah kami dalam rezeki yang
telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa
neraka" (HR Ibnu As-Sani).

Inti dari doa ini adalah "memohon keberkahan" dari rezeki yang telah
Allah karuniakan, sehingga kita terpelihara dari keburukan (terutama
dari siksa neraka). Andai kita mampu menyelami makna berkah dan mampu
mengaplikasikan dalam tataran praktis, maka akan efek yang luar biasa
dalam hidup.

Konsep berkah
Kata "berkah" berasal dari kata kerja baraka. Kata ini, menurut
Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Alquran, dari segi bahasa,
mengacu kepada arti al-luzum (kelaziman), dan juga berarti al-tsubut
(ketetapan atau keberadaan), dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya
kebaikan Tuhan). Senada dengan Al-Asfahani, Lewis Ma'luf, juga
mengartikan kata baraka dengan arti "menetap pada sesuatu tempat".
Dari arti ini, muncul istilah birkah, yaitu tempat air pada kamar
mandi. Tempat air tersebut dinamakan birkah karena ia menampung air,
sehingga air dapat menetap atau tertampung di dalamnya.

Dari kata al-birkah inilah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan
berkah sebagai "kebaikan yang banyak dan tetap" atau "tetapnya
kebaikan Allah terhadap sesuatu". Hampir senada dengan Al-Utsaimin,
Ibnul Qayyim memaknai berkah sebagai "kenikmatan dan tambahan".

Ketika hendak makan, kita memohon agar rezeki yang kita nikmati
diberkahi Allah SWT. Apa artinya? Kita makan bukan sekadar mengobati
rasa lapar dan memenuhi selera semata, tapi juga untuk menjaga
ketaatan kepada Allah SWT. Dengan makan itu kita berharap bisa
konsisten dalam ketakwaan.

Karena itu, agar berkah, maka makanan yang kita konsumsi harus
memenuhi standar-standar yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Setidaknya ada dua syarat. Yaitu halal dan thayyib (baik), serta
memperhatikan adab-adab yang dicontohkan Rasul SAW.



Halal dan Thayyib
Dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 168, Allah SWT berfirman, "Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Ayat ini memberi penekanan agar setiap manusia hanya mengonsumsi
makanan yang halal dan thayyib (baik). Halal dapat diartikan
dibolehkannya sesuatu oleh Allah SWT berdasar suatu prinsip yang
sesuai dengan aturan-Nya. Sehingga makna halal dalam ayat ini
menyiratkan pentingnya semangat spiritual dalam memperoleh dan
mengonsumsi makanan.

Para ahli fuqaha membagi halal ini ke dalam dua bagian, yaitu halal
secara dzat-nya dan halal secara perolehan. Makanan yang haram secara
dzat-nya adalah bangkai (binatang yang menghembuskan nyawanya tanpa
disembelih secara sah, kecuali ikan dan belalang), khamr, babi dan
turunannya, binatang buas (bertaring), binatang pemakan kotoran, darah
yang mengalir, dan sebagainya. (QS Al-Baqarah [2]: 173).

Ada pula jenis yang haram bukan karena dzat-nya, tapi karena diperoleh
dengan cara haram, atau ditujukan untuk perbuatan haram. Haram jenis
kedua ini lebih luas lagi cakupannya, lebih sulit menghindarinya,
sering tersamarkan, konsekuensi yang ditimbulkannya pun lebih berat.

Setidaknya ada beberapa hal yang bisa membuat makanan yang kita
makanan berubah statusnya dari halal menjadi haram.

1. Makanan hasil riba (QS Al-Baqarah [2]: 275-276; 278-280)
2. Memakan harta anak yatim secara batil (QS Al-Baqarah [2]: 220; QS
An-Nisaa' [4]: 10). Memakan harta anak yatim termasuk satu dari tujuh
dosa besar yang membinasakan (HR Bukhari Muslim).
3. Makanan yang didapatkan dengan cara batil (mengeksploitasi dan
memeras serta merugikan, termasuk harta hasil KKN, merampok, mencuri)
(QS An-Nisaa' [4]: 29; QS Al-Baqarah [2]: 188; QS Al-Maidah [5]: 38)
4. Memalsu dan mengurangi timbangan (QS Al-Muthaffifin [83]: 1-3)
5. Harta hasil perbuatan tidak pantas, seperti hasil pornografi,
pornoaksi, dan pelacuran (QS An-Nur [24]: 19)
6. Harta hasil berkhianat/curang (QS Ali Imran [3]: 161, QS An-Nisaa'
[4]: 58; QS Al-Anfaal [8]: 27)
7. Harta yang ditimbun (QS Al-Humazah [104]: 1-4, QS At-Taubah [9]: 34)

Bila konsep halal lebih bernuansa "ukhrawi", maka konsep thayyib lebih
bersifat "duniawi". Dalam arti lebih menyentuh unsur dzatnya. Thayyib
ini harus memenuhi standar gizi serta proporsional (baik, seimbang dan
sesuai untuk kesehatan tubuh). Sebab, baik menurut A belum tentu baik
menurut B. Baik bagi bayi belum tentu baik menurut orang dewasa. Baik
menurut orang sakit belum tentu baik menurut orang sehat.

Sesungguhnya, kita akan mendapatkan kebaikan berlimpah bila makanan
yang kita konsumsi terjamin kehalalannya, serta memenuhi standar gizi
dan proporsional bagi tubuh. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah
di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan

[daarut-tauhiid] Bertawakal menghadapi musibah

2006-11-04 Terurut Topik seismic_yuni
Bertawakkal Menghadapi Musibah

Ceramah Agama oleh Ustadz Hasan Baharun
Ibnu ?Abbas seorang sahabat Nabi yang terkenal sebagai ahli tafsir,
dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Thirmidzi bercerita.
Pada suatu hari yang tidak disebutkan oleh beliau tanda-tandanya bahwa:

?Aku sedang berada di belakang Rasul SAW, tiba-tiba beliau melihatku
seraya berucap: ?Wahai Buyung, Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa
kalimat.? Ibnu ?Abbas yang kala itu masih belia tapi sangat cerdik,
segera memasang telinga, dan dengan antusias menyimak nasihat yang
akan disampaikan Rasul SAW.

?Jagalah dan peliharalah baik-baik perintah Allah, jauhilah
larangannya, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah dan peliharalah
perintah Allah, jauhilah larangan-Nya. Niscaya Allah selalu berada di
hadapanmu.?

Selanjutnya beliau bersabda lagi:
?Bila engkau meminta sesuatu mintalah pada Allah, dan bila memohon
sesuatu mohonlah pada Allah semata. Bahwa seandainya seluruh umat di
jagad raya ini bersatu padu untuk memberi suatu manfaat apapun
kepadamu, mereka tidak akan sanggup kecuali apa yang sudah dicatat
oleh Allah sebelumnya kepadamu, dan seandainya seluruh umat manusia
bersatu padu dan berkelompok untuk berbuat mudharat kepadamu, mereka
tidak akan mampu melakukan itu kecuali yang ditakdirkan Allah
kepadamu. Pena yang ditakdirkan mengurus segala yang ada di semesta
ini sudah diangkat, tinta dalam lembaran tulisan itu sudah pula kering.?

Hadis Shahih riwayat Turmudzi ini perlu direnungkan dan diresapi, di
saat-saat kita tengah menghadapi kesibukan dan tuntutan hidup yang
makin hari makin bertambah liku-likunya. Sehingga untuk mengatasi
berbagai problema yang datang susul-menyusul dan demi memenuhi
kebutuhan hidup di era globalisasi yang didominasi oleh budaya Barat,
falsafat hidupnya yang serba materialistis dan egoistis, acapkali
menimbulkan kegoncangan jiwa, menghilangkan ketenangan batin. Bahkan
banyak yang sampai kehilangan tempat berpijak dan tali bergantung.
Sedang jiwa yang goncang, dan batin yang tidak tenang serta resah
gelisah adalah merupakan azab sengsara bagi diri seseorang yang hidup
di muka bumi ini.

Hadis Nabi yang telah disampaikan oleh Ibnu ?Abbas tersebut merupakan
bekal dan santapan rohani bagi setiap mukmin yang ingin memperkuat
mental dan membina ketahanan jiwa, sehingga dapat meneruskan
perjalanan hidupnya dengan menegakkan kepala tidak merasa minder
menghadapi tantangan dan kehidupan ini. Dan pasti juga ia akan
menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang dengan sikap pasrah
serta tawakkal kepada Allah Kholiq Robbul ?Alamin.

Maka ia akan jauh daripada rasa kecewa dan frustasi, sebab ia yakin
seyakin-yakinnya bahwa setiap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
-- baik itu manfaat atau mudharat, semua itu merupakan sebagian dari
takdir Ilahi Rabbi secara keseluruhan yang telah ditetapkan sebelumnya
bagi segenap makhluk. Sebagaimana firman Allah:

22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.
23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak
menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Maka seorang mukmin sepatutnya tak mudah patah hati, tidak putus asa
jika belum berhasil dalam usaha atau jika belum tercapai apa yang
didambakan dan dicita-citakannya. Tidak bersangka buruk kepada Allah
apabila suatu musibah menimpa dirinya, atau menyesali nasib dirinya
manakala petaka yang di luar perhitungan manusia itu datang
melandanya. Dia akan segera kembalikan semua itu kepada Allah. Karena
di balik semua musibah apapun bentuknya, niscaya ada hikmahnya.
Walaupun seringkali tidak terjangkau oleh akal fikiran manusia yang
terbatas itu. Alangkah tepatnya apa yang dikatakan oleh tokoh sufi
Ibnu ?Atho?illah: ?Siapa yang menyangka terlepasnya takdir Allah yang
pahit dari anugerahnya yang manis, maka itu pertanda dangkal dan buruk
sangka pendapatnya. ?

Sebaliknya seorang mukmin bila berhasil dalam usahanya, dan sukses
dengan gemilang, mereka tidak merasa bangga apalagi sombong. Karena
tanpa pertolongan dan izin Allah jelas ia tidak akan dapat meraih
prestasi hidup. Meskipun mereka yang gigih dalam berusaha, lebih
terampil, paling ahli, tapi mereka belum tentu memperoleh hasil
seperti yang didapatnya. Maka, usaha yang keras saja, sekalipun sudah
sedemikian maksimalnya bukan jaminan dan bukan kunci sukses dalam
meraih cita-cita di dunia ini. Manusia boleh berbuat, berusaha,
berencana tapi Allah juga yang menentukan hasilnya.

Oleh karena itu bila seseorang itu berhasil dan sukses, ia tidak
tiba-tiba lupa daratan, tapi bersyukur kepada Allah. Dialah sumber
segala nikmat dan anugerah. Dan apabila gagal, tidak kecewa atau putus
asa. Itulah sikap mental seorang mukmin hakiki yang percaya

[daarut-tauhiid] Hezbollah

2006-11-04 Terurut Topik abuluthfia
Hezbollah 
1/1/2003 GMT  


http://www.aljazeera.com/me.asp?service_ID=10029

Hezbollah (meaning Party of God) is a political and military party 
in Lebanon founded in 1982 to fight the IsraelI occupation in 
southern Lebanon. It is regarded by many in the Arab and Muslim 
world as a legitimate militant Shia political party in Lebanon . In 
addition to its military wing, Hezbollah maintains a civilian arm, 
which runs hospitals, various news services, and eductional 
facilities.

Hezbollah has denounced some acts of terror, like the September 11 
attacks and the murder of Nick Berg. 

History
Origins

Hezbollah was formed from numerous other Lebanese Shia groups 
shortly after Israel's 1982 invasion, largely fought in mainly Shia 
southern Lebanon. The group was conceived by Iran, or at least was 
aided in its inception by the arrival in Lebanon of 1,500 Islamic 
revolutionary guards from Iran, three years after that country's own 
Islamic Revolution in 1979. Iran, as an Islamic republic remains a 
close ally, financial backer, arms supplier and model for Hezbollah. 
Syria backs Hezbollah morally and has also supplied it with money 
and arms, such as Katyusha rockets. 

One of the main objective of Hezbollah at the time was to spread the 
Iranian Revolution. Since then, the party has publicly declared that 
it will suspend its attempts to create an islamic state in 
Lebanon "because the conditions are not met". It remained 
underground for a number of years and did not make a public 
announcement of its existence till 1985, until which time its 
earliest members operated under the auspices of the "Lebanese 
National Resistance", an amalgam of forces united in their 
opposition to the Israeli invasion.

Hezbollah during the Lebanese war (1982-1990)

After emerging during the civil war of the early 1980s, Hezbollah 
focused on expelling Israeli and Western forces from Lebanon.
There may also have been (attempted) terrorist attacks against 
Hezbollah. According to Bob Woodward's book Veil: The Secret Wars of 
the CIA, the CIA asked Elie Hobeika to kill Hezbollah's spiritual 
leader Fadlallah, but asked for minimal bloodshed. The assassination 
attempt failed to kill Fadlallah but more than 80 civilans died. The 
fiasco lead the CIA to terminate its relationship with Elie Hobeika.

Conflict in South Lebanon

South Lebanon was occupied by Israel between 1982 and 2000. 
Hezbollah fought a guerilla war against Israel and the South Lebanon 
Army. The fighting culminated during Operation Grapes of Wrath in 
April 1996 when Israel launched an assault and air-campaign against 
Hezbollah. The campaign failed and resulted in the Israelis killing 
more than 100 civilians in one incident alone.

In May 2000, Israel withdrew its army from south Lebanon. This was 
widely considered a victory for Hezbollah and boosted its popularity 
in Lebanon. The move did not end the conflict because Hezbollah is 
still contesting Israel's control of the Shebaa farms region.

Hezbollah's role in the Israeli withdrawal from southern gained the 
organization respect in Lebanon, particularly among the country's 
Shia community, which comprises 40% of Lebanon's three million 
citizens. The President of Lebanon, Emile Lahoud, said: "For us 
Lebanese, and I can tell you a majority of Lebanese, Hezbollah is a 
national resistance movement. If it wasn't for them, we couldn't 
have liberated our land. And because of that, we have big esteem for 
the Hezbollah movement." 

Hezbollah after the Israeli withdrawal

In May 22, 2000, Israel withdrew from Lebanon to the UN-agreed 
Israeli border, and their pullout was certified by the UN as 
complete. However, Hezbollah says the Shebaa Farms, a 28 sq. km. 
area, which is still occupied by Israel, to be Lebanese territory, 
and on that basis has continued to attack Israeli forces in that 
area. The UN recognizes the Shebaa farms as part of the Golan 
Heights, and thus occupied Syrian (and not Lebanese) territory.

Israel continues to overfly Lebanese territory, eliciting 
condemnation from the UN Secretary-General's representative in 
Lebanon. Hezbollah's anti-aircraft fire has on some occasions landed 
within the northern border region of Israel, inciting condemnation 
from the UN Secretary-General. On November 7, 2004, Hezbollah 
responded to the repeated Israeli violations of Lebanese airspace by 
flying an unmanned drone aircraft over northern Israel. 

Hezbollah abducted three IDF soldiers during an October 2000 attack 
in Shebaa Farms, and sought to obtain the release of 14 Lebanese 
prisoners, some of whom had been held since 1978. On January 25, 
2004, Hezbollah and Israel agreed on an exchange of prisoners. The 
prisoner swap was carried out on January 29: 30 Lebanese and Arab 
prisoners, the remains of 60 Lebanese militants and civilians, 420 
Palestinian prisoners, and maps showing Israeli mines in South 
Lebanon were exchanged for an Israeli businessman and army reserve 
colonel kidnapped in