[daarut-tauhiid] Catatan Lebaran III: Khutbah Id, Diantara Pesan Moral dan Belah Ketupat
Catatan Lebaran III: Khutbah Id, Diantara Pesan Moral dan Belah Ketupat Ada yang menarik jika kita mau memperhatikan pelaksanaan sholad Id. Di banyak tempat, seiring dengan bertahun-tahun kita mengikuti sholat Id di berbagai tempat maupun di tempat yang itu-itu saja, cobalah perhatikan satu acara inti dari rangkaian sholat Idul Fitri. Yang dimaksud yakni pada saat khutbah Id, sesaat seusai sholat Id dilaksanakan. Ketika khatib naik mimbar, seketika itu pula sebagian kecil jamaah meninggalkan lapangan/tempat pelaksanaan sholat. Ada sebagian ibu-ibu beralasan menyiapkan makanan bagi anggota keluarganya, agar jika sepulang mereka dari sholat Id, makanan sudah tersaji. Entah apa pun alasannya, sangat menarik untuk mengkaji hal ini lebih lanjut. Bisa dibayangkan perasaan semua khatib yang naik mimbar usai sholat Id, itu pun andai mereka memahami. Tapi sebagai seorang yang senantiasa berhadapan dengan khalayak manusia, tentu saja para khatib ini tahu persis semua masalah yang kerap terjadi pada saat pesan moral dan ceramah tengah disampaikan. Salah satunya, ditinggalkan jamaah. Bedanya, jika di moment yang lain jamaah meninggalkan arena tabligh lantaran beberapa sebab, misalnya, penceramahnya tidak bagus, materinya kurang mengena, atau acaranya terlalu malam dan lain sebagainya. Namun semoga bisa disimpulkan, jamaah sholat Id yang meninggalkan lapangan sesaat ketika sang khatib baru saja berucap, AssalaamualaikumE mungkin karena mereka menganggap khutbah Idul Fitri tak lebih penting dari ketupat dan kue lebaran yang menanti di rumah. Mari kita bayangkan sejenak. Khatib sholat Id harus berdiri diantara dua hal penting, kepentingan untuk menyampaikan pesan moralnya dan kepentingan para jamaah yang berharap khatib tak berlama-lama menyampaikan ceramahnya, lantaran mereka ingin segera berlebaranE Singkatnya, khatib berdiri diantara pesan moral dan belah ketupat. Benarkah? Sesekali mungkin saat sholat Id tahun depan- jangan terlalu serius dan khusyuk menyimak ceramah khatib. Coba sedikit celingak-celinguk ke kanan, kiri, depan, dan belakang, perhatikan para jamaah lainnya. Ada yang terpejam, namun telinga masih mendengar. Sebagian bahkan sudah tertidur pulas, nampak dari ayunan kepalanya. Sebagian yang tidak tidur terbagi dua, yang serius menyimak ceramah dan satu lagi yang terlihat sedikit gusar berharap tak lebih dari lima menit khatib berdiri di mimbar. Lima menit ceramah berlangsung, yang terpejam sudah tertidur, yang tertidur sudah bermimpi, yang gusar makin gelisah. Satu persatu perangkat sholat mulai dikemas, peci, mukena, sajadah mulai dilipat. Ada yang berselonjor kaki, menekuk lutut sambil membenamkan wajah diantara kedua lututnya. Beberapa orang nampak mengubah posisi duduknya, miring ke kanan, ke kiri, ada pula yang jomplang ke belakang dengan menjadikan dua lengan sebagai penyanggah tubuh. Lihat lebih jauh ke belakang, ada yang saling berceramahE tandingan ceramah sang khatib. Ngobrol, membuat topik lain yang dianggap lebih seru ketimbang tema yang disodorkan khatib. Kasihan sekali nasib khatib di atas mimbar. Berapa persen yang benar-benar menyimak pesan moral yang disampaikannya? Atau jangan-jangan ada khatib yang tidak peduli dengan hal demikian dan terus saja menyelesaikan baca teks ceramah di tangannya. Suka tidak suka, ada yang menyimak atau lebih suka tertidur, yang penting tugas selesai. Lima belas menit belum juga selesai ceramah sang khatib. Padahal belah ketupat sudah menari-nari di pelupuk mata jamaah. Beberapa tempat sudah lowong, menyisakan koran-koran lusuh yang ditinggalkan begitu saja, sekaligus menjadi pekerjaan tambahan panitia penyelenggara sholat Id untuk membersihkannya. Boleh ditebak, sebagian jamaah yang bertahan mungkin hanya tidak enak meninggalkan tempat sholat. Mungkin karena orang tuanya masih bertahan, suaminya masih serius menyimak, temannya belum beranjak. Sebagian lainnya justru malu jika sendirian melenggang, sambil lirik kanan kiri andai ada jamaah lain yang beranjak pergi dan bisa dijadikan teman menanggung malu. Jamaah lainnya menanti-nanti kalimat, demikian khutbah yang bisa saya sampaikanE dari sang khatib. Ada yang salah dengan pelaksanaan sholat Id kita? Semoga bisa menjadi koreksi tersendiri. Bagi kita para jamaah, juga para khatib yang bertugas menyampaikan pesan moral nan religius. Tentu saja tidak semua khatib mengalami nasib seperti ini, berdiri diantara pesan moral dan belah ketupat. Sama halnya dengan tidak semua jamaah mementingkan belah ketupat tinimbang menyelesaikan seluruh rangkaian sholat Id dengan penuh khidmat dan khusyuk. Wallaahu alam. Bayu Gawtama === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: ht
[daarut-tauhiid] MAWLANA JALALUDIN RUMI
MAWLANA JALALUDIN RUMI Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Dari Buku Mercy Oceans Mari Kemari, Datang..Datanglah Mari kemari datanglah siapapun dirimu. Pengelana, Peragu, dan Pecinta mari..kemari datanglah Tak penting kau percaya atau tidak.. Mari, kemari datanglah Kami bukanlah caravan yang patah hati ... atau pintu-pintu dari keputus asa-an, Mari kemari datanglah... Meski kau telah jatuh ribuan kali, Meski kau telah patahkan ribuan janji, Mari kemari datang... datanglah sekali lagi ( Mawlana Jalaludin Rumi ) Mawlana Jalaludin Rumi Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya. Maulana memahaminya, bagi yang lain ini adalah suatu hal yang terlarang. ( Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazhim Adil al-Haqqani - Cucu dari Mawlana Rumi, Lefke, Cyprus Turki, September 1998) Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi juga seorang tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Rumi adalah guru nomor satu Thariqat Maulawiah, sebuah thariqat yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Thariqat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman sekitar tahun l648. Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Di zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui. Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah. Rumi mengatakan, "Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu'tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya." Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. "Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?" tegas Rumi. PENGARUH TABRIZ Fariduddin Attar, salah seorang ulama dan tokoh sufi, ketika berjumpa dengan Rumi yang baru berusia 5 tahun pernah meramalkan bahwa si kecil itu kelak akan menjadi tokoh spiritual besar. Sejarah kemudian mencatat, ramalan Fariduddin Attar itu tidak meleset. Rumi, Lahir di Balkh, Afghanistan pada 604 H atau 30 September 1207. Mawlana Rumi menyandang nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi. Adapun panggilan Rumi karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di Konya (kini Turki), yang dahulu dikenal sebagai daerah Rum (Roma). Ayahnya, Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, adalah seorang ulama besar bermadzhab Hanafi. Dan karena kharisma dan tingginya penguasaan ilmu agamanya, ia digelari Sulthanul Ulama. Namun rupanya gelar itu menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain. Dan mereka pun melancarkan fitnah dan mengadukan Bahauddin ke penguasa. Celakanya sang penguasa terpengaruh hingga Bahauddin harus meninggalkan Balkh, termasuk keluarganya. Ketika itu Rumi baru berusia lima tahun. Sejak itu Bahauddin bersama keluarganya hidup berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain. Mereka pernah tinggal di Sinabur (Iran timur laut). Dari Sinabur pindah ke Baghdad, Makkah, Malattya (Turki), Laranda (Iran tenggara) dan terakhir menetap di Konya, Turki. Raja Konya Alauddin Kaiqubad, mengangkat ayah Rumi sebagai penasihatnya, dan juga mengangkatnya sebagai pimpinan sebuah perguruan agama yang didirikan di ibukota tersebut. Di kota ini pula ayah Rumi wafat ketika Rumi berusia 24 tahun. Di samping kepada ayahnya, Rumi juga berguru kepada Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, sahabat dan pengganti ayahnya memimpin perguruan. Rumi juga menimba ilmu di Syam (Suriah) atas saran gurunya itu. Beliau baru kembali ke Konya pada 634 H, dan ikut mengajar di perguruan tersebut. Setelah Burhanuddin wafat, Rumi menggantikannya sebagai guru
[daarut-tauhiid] OOT: Scholarship_Master Program in International Economics and Development
Assalamu alaikum wr wb The deadline for fall admission is January 19, 2007. Wassalam, Ahmad Syamil Arkansas http://www.clt.astate.edu/asyamil/ = Organisasi non-profit Indonesian Production and Operations Management Society (IPOMS)- Turut Memajukan SDM dan Industri Indonesia. http://www.ipoms.or.id Milis: http://finance.groups.yahoo.com/group/APICS-ID/ [EMAIL PROTECTED] From: Academy of International Business List [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Eden, Lorraine Sent: Monday, October 30, 2006 9:32 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [AIB-L] looking for excellent undergraduate students Dear AIB'rs: If you are currently teaching senior undergraduate students who are trying to decide where to go to graduate school next year. I want to draw your attention to the Masters in International Affairs degree program offered by the Bush School of Government and Public Service here at Texas A&M. I am an adjunct faculty member and have been teaching in the Bush School on a part-time basis since it opened in 1997. While the School is named after the 41st President of the United States (George Bush Sr) and he and Barbara Bush visit regularly, the School is non-partisan with graduate students from all walks of life and interests, many from outside the United States. I teach two courses in the masters program - one a graduate seminar on Multinational Enterprises, and starting in January, a new course on International Transfer Pricing. More information on both courses can be found here: http://www.voxprof.com/eden/eden-teaching.html. The quality of the MPIA students in my classes is excellent, and I'd like to continue to teach the "best and the brightest". So, if you have one or two superb undergraduate seniors, who don't want to do (or don't have the work experience for) an MBA, think about encouraging them to come to Texas A&M and become Aggies - one of world's largest and strongest network of former students. A letter from Professor Adel Varghese about the program is attached below. I'd also be happy to answer any questions you or your students might have about the program. The Bush School's website is http://bush.tamu.edu. best wishes, Lorraine Eden Lorraine Eden Professor of Management and Texas A&M Faculty Fellow Mays Business School TAMU 4221, 415D Wehner Bldg Texas A&M University College Station, TX 77843-4221 Phone: 979/862-4053 (w) 979/693-1626 (h) Fax: 979/845-9641 Email: [EMAIL PROTECTED] Home Page: http://www.voxprof.com Office Hours: Tuesdays 1-3 pm or by appointment. ~~~ Transfer Pricing Module starts January 2007: http://www.voxprof.com/eden/eden-transfer-pricing.html Dear Professor: I am a faculty member involved in student recruiting at the public policy school of Texas A & M University. Named the Bush School after the 41st president, our school is relatively new and we are interested in building our Masters Track in International Economics and Development within our International Affairs Program. Since you advise and/or teach students who are interested in careers in public or international service, we would appreciate if you could name students in your class that would be interested in this opportunity. We are looking for a small number of well-qualified applicants for next year's entering class and beyond. Here are some key considerations: o All students receive a generous scholarship opportunity with an average amount greater than $ 7,000 in financial aid, a laptop computer, and an office carrel. o Each program is small by design, creating a close faculty-student intellectual community, but taking advantage of the resources of a large, public university. o Our programs are definitely non-partisan, academically challenging and enroll well-qualified students from across the country and around the world-entering students' mean undergrad GPA is 3.5. o Students may pursue a regional focus such as the Middle East, South Asia, and China. o Recently, Bush graduates are extremely successful in securing excellent opportunities in relevant career employment. o Texas A&M University is in College Station-90 minutes northeast of Houston. The deadline for fall admission is January 19, 2007. Successful applicants show strong academic ability, a disposition toward leadership and a commitment to serving others in an international setting. At this time, about ten students are admitted into the international economics and development track every fall, coming from a range of diverse backgrounds and degrees. Again, if you could send the names (and if possible, phone numbers and addresses) of interested students, I would greatly appreciate your help. You may e-mail me at [EMAIL PROTECTED] Sincerely, Adel Varghese, Ph.D. (Economics, University of Pennsylvania, 1996) Recruiting Liason for International Economics and
[daarut-tauhiid] Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam
Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam Shaykh Muhammad Hisham Kabbani Suhbat 24 Agustus 2006* A`udzu billahi min asy-shaitaan ir-rajiim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim Nawaytu'l-arba` iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah,nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadza'l-masjid Pada sesi sebelumnya dikemukakan tentang tidak ada satupun yang bisa mengerti tentang Peningkatan Samudera Pengtahuan Nabi salallahu alaihi wasalam. Dan peningkatan beliau ini tidak terhitung, kalian tidak dapat menghitungnya. Karena dalam setiap kesempatan peningkatan beliau merupakan kenaikan berganda dari yang sebelumnya. Ini tidak berarti bahwa dalam setiap kenaikan beliau mencapai jarak yang lebih pendek dari sebelumnya, namun beliau menempuh jarak 2 kali dari sebelumnya. Yang selanjutnya akan menjadi 4x dari sebelumnya lalu 16x dari sebelumnya dan seterusnya. Inilah bagaimana Nabi (saw) mengalami kenaikan dalam setiap waktu 2x dari kenaikan pertama. Dan awliyaullah bahkan tidak dapat mengerti pengetahuan dan realitas yang Allah swt pakaikan kepada kekasihNya Muhammad saw dari satu kenaikan ke kenaikan lain. Mereka mungkin mengambil setetes dari samudera dan satu tetes itu cukup membuat mereka terlena dan mabuk. Kebesaran yang Allah swt berikan kepada Sayyidina Muhammad (saw) tidak dapat dijelaskan dan karena itulah Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur'an: Laqad ja`akum rasulun min anfusikum . Bil muminiina raufun rahiim fa in tawallaw, fa qul hasbiyAllahu La ilaha ill-Allah. Allah swt telah mengirimkan kepada kalian. *Laqad ja`akum min anfusikum rasulun min anfusikum* dari diri kalian sendiri. Artinya bahwa dari dalam diri setiap orang memiliki koneksi kepada Nabi (saw). Bila diandaikan jika Nabi (saw) adalah sumber utama energi lalu setiap orang terhubung kesana. Di setiap rumah kalian memiliki energi listrik yang dialirkan dari sumber utama, itulah mengapa kita mengatakan listrik ini (energi) datang dari listrik itu (sumber energi listrik .pet). Di rumah listrik datang dari sumber yang sama. Itulah sebabnya juga kami mengatakan kamu berasal dari kamu. Allah telah mengirimkan ke tengah-tengah kamu seorang pembawa amanat. Itulah arti literalnya. Namun dalam arti hakikatnya adalah Allah swt telah mengirimkan seorang pembawa amanat bagi semua manusia, dari sisi manapun orang itu telah mewarisi dan memiliki koneksi kepada para Nabi dan hanya Allah mengetahui yang terbaik. Dari setiap ke-aku-an dari kita ada sebuah koneksi/koneksi kepada para nabi. Artinya bahwa setiap individu memiliki sebuah hubungan. Dan para nabi dapat meraih kita melalui dengan melacak koneksi yang menuju ke-aku-an dalam diri setiap manusia. Laqad ja`akum rasulun min anfusikum datang dari dirimu sendiri. Tidak datang dari artinya beliau (Nabi (saw)) laksana sebuah sumber energi utama dan setiap orang terhubung dengan beliau. Ketika seseorang sangat dekat dengan kalian, ketika seseorang terhubung dengan kalian, (maka) kalian terhubung kepada Nabi saw, itulah mengapa *ummat an-Nabi* berada dalam pelukan' Nabi saw, antara 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, dibawah 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, mereka (ummat an-Nabi) tidak dapat keluar. Itulah alasan mengapa dia 'bersama kalian'. Kalian berada dalam pengaruh Nabi (saw). Ketika kalian berada dibawah 'sayap' dan lengannya, beliau sangat memperhatikan kalian, itulah kenapa beliau bersabda *Hariisun alaykum*. Beliau tidak memberikan kesempatan bagi setan untuk menarik kalian keluar. Dan juga itulah alasan mengapa hal ini menjadi berkesinambungan dalam penjelasan sebelumnya yang dipaparkan oleh Grandsyekh, bahwa *la`an-Allah al kafiriin, la`an-Allah al-musyrikiin, la`an-Allah al-munaafiqiin* , kutukan itu datang dari karakter-karatkter buruk. Saat kutukan datang kepada mereka, kutukan ini seperti mesin cuci. Saat pakaian dimasukkan ke dalam mesin cuci apa yang terjadi? Mesin itu akan membersihkan pakaian. Begitu pula dengan halnya dengan karakter-karakter ini, dalam Kehadirat Illahi akan dibersihkan. Itulah alasannya beliau sangat memperhatikan kalian, *wa bil muminiina raufun rahiim* untuk kelompok kalian, *muminiina* beliau memperhatikan kita karena 'steker' kita adalah steker yang bagus, sehingga kita menjadi Muslim. Dan dengan sebagian orang yang *raufun rahiim* apa artinya Rauf? Lemah lembut. Memiliki belas kasihan. Dan *rahiim* penyayang. Bukan hanya pengasih. *Rahman* memiliki arti pengasih. *Rahiim* adalah rasa pengasih untuk mengampuni kalian. Artinya jika kalian berada dilingkup dikasihi dan kalian dibawah lingkup belas kasihan, artinya dimanapun (tingkat) Nabi (saw), beliau akan bersama kalian, kalian berada dalam tingkatan yang bergerak. Meskipun kalian tidak mengerti setetes dari pengetahuan ini tapi Nabi (saw) tidak akan membiarkan kalian keluar dari lengan dan sayap beliau. Itulah mengapa semua Ummah 'bergelantungan' dengan Nabi (saw) dan tidak ada satupun yang akan tertinggal. Setiap orang akan berada dalam Mi
[daarut-tauhiid] belajarlah dari khadijah
Belajarlah dari Khadijah Oleh: Fatimah Usman ''ALLAH tidak menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang lebih baik daripada Khadijah ra. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari kenabianku; dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan diriku; dia membantuku dengan harta kekayaannya ketika orang lain tidak mau memberiku, dan dari rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari perempuan lain.'' Demikian terjemahan dari Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang seringkali didengar oleh para sahabat beliau, termasuk oleh istri beliau sesudahnya, Aisyah, sehingga dia sangat cemburu kepada Khadijah sekalipun sudah almarhum. Khadijah adalah seorang istri yang penuh dengan sifat keibuan, mampu menjadi pelipur lara di saat sang suami (waktu itu belum menjadi nabi) mengalami kehausan kasih sayang karena sejak kecil sudah yatim-piatu. Beliau istri yang penyabar dan penuh perhatian, sekalipun suami (Muhammad) suka pergi untuk ber-tahannuts (menyendiri dan merenung) di gua-gua di luar Kota Makkah. Beliau sebagai penyejuk dan penenang jiwa, termasuk saat suaminya pulang ke rumah di pagi buta dalam keadaan ketakutan. Tubuhnya gemetar, dengan wajah yang pucat pasi dan terbata-bata menceriterakan kejadian dahsyat yang baru saja dialami. Di Gua Hira malam itu, Muhammad didatangi seseorang yang belum pernah dikenalnya, yang ternyata malaikat Jibril. Melalui Jibril, beliau menerima lima ayat dari surat Al-'Alaq, yang terjemahnya: ''Bacalah (hai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung. Bacalah, dan Tuhanmu yang Paling Mulia yang telah mengajari dengan pena. Mengajari manusia, apa saja yang tidak diketahuinya." Ketakutan dan kegelisahan suami seketika lenyap di saat Khadijah merangkul dan mendekap ke dada beliau dengan sikap lembut dan dengan kata-kata yang menghibur, sehingga tenanglah hati Muhammad sampai tertidur di sampingnya. Di saat itulah, Khadijah diam-diam mengunjungi saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal, dan menceriterakan kejadian yang telah dialami suami, dan beliau memperoleh kepastian bahwa Muhammad telah dipilih oleh Allah menjadi Nabi! Rasa syukur bercampur kagum dan cinta, ingin sekali beliau menyampaikan perasaan itu secepatnya kepada suami. Maka di saat sang suami menyatakan bahwa dirinya diperintahkan untuk mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah, dan ''siapakah kiranya orang yang mau kuajak?'', Khadijah segera menjawab dengan mantap penuh keyakinan: ''Aku yang menyambut ajakanmu wahai Muhammad! Ajaklah aku sebelum mengajak orang lain, aku mengaku Islam, membenarkan kerasulanmu dan mengimani Tuhanmu.'' Tidak hanya sebagai mukmin-mukminah pertama, Khadijah juga merelakan seberapa pun harta bendanya dipergunakan untuk membiayai dakwah yang penuh hambatan. Beliau yang terkenal sebagai pengusaha ekspor-impor yang disegani kala itu, kaya raya, dan bangsawan, sama sekali tak keberatan ketika harus meninggalkan kemegahannya untuk hidup mengungsi ke Syi'ib Abu Thalib yang sangat sederhana, demi menyelamatkan agama barunya dari amukan kaum Quraisy. Siksaan dan penindasan dari kafir (Quraisy) yang menabuh genderang perang, bertahun-tahun beliau alami bersama keluarga, namun ketabahan dan kesetiaan beliau kepada suami dan perjuangannya tetap mengagumkan setiap orang. Belum lagi lelabuh beliau dalam melahirkan dan mendidik enam putra-putri Rasulullah Muhammad SAW yang sangat dicintai, yakni: Qasim, Abdullah (keduanya meninggal di saat kecil), Zaynab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah. Seperempat abad Khadijah membuktikan dirinya sebagai istri shalihah. Oleh karenanya secara jujur Rasulullah mengakui, keberadaannya tak pernah tergantikan! Jiwanya tetap hidup meski jasadnya telah wafat, bayangannya tetap menyertai sepanjang kehidupan Rasulullah. Hal itu terlihat, setiap beliau bercerita atau mendengar nama Khadijah disebut, wajah beliau langsung berbinar-binar bahagia. Cinta kasih beliau kepada Khadijah menjadikan beliau tak pernah menduakannya. Keteladanan seorang ummul mukminin yang akan tetap abadi sepanjang sejarah hidup umat Islam di dunia. Seorang istri yang siap hidup bersama suami dalam suka dan dukanya, dalam sehat dan sakitnya, dalam penindasan dan pengagungannya. Istri yang siap menjadi bemper bagi perjuangan suci sang suami, tanpa rasa takut akan risiko besar yang harus dihadapinya. Istri yang senantiasa memiliki semangat untuk menyinkronkan setiap langkah positif suaminya (bukan hanya sebatas mendukung), sehingga upaya seiring-sejalan dalam mengarungi hidup lebih mudah dilakukan, sekalipun pada dasarnya memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat jelas. - Penulis adalah dosen IAIN Walisongo Semarang. === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yaho
[daarut-tauhiid] Berdialog Dengan Al Quran
BERDIALOG DENGAN AL QURAN Di antara tuntutan tadabur Al Quran adalah berdialog dan berinteraksi dengan Al Quran dengan akal dan hatinya. Caranya adalah dengan mencurahkan hatinya untuk mentafakuri makna yang ia baca, mengetahui makna setiap ayat, merenungkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta menerimanya dengan sepenuh hati. Apabila ketika ia membaca Al Quran tersebut ia menyadari kekurangannya pada masa lalu, Maka ia segera bertobat dan memohon ampun kepada Allh SWT. Jika ia membaca ayat rahmat, Maka ia pun merasakan gembira dan memohon kebaikan kepada Allah SWT. Jika ia membaca ayat azab, Maka ia berdoa untuk dihindari dari azab dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ketika membaca ayat yang menyucikan Allah SWT, Maka ia segera menyucikan dan memuji Allah SWT Sedangkan jika ia melewati ayat doa, Maka ia segera berdoa dan memohon dengan sangat kepada Allah SWT Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, Aku shalat bersama Nabi saw. Pada suatu malam , kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran. Beliau membacanya dengan perlahan-lahan. Jika ia membca ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih kepada Allah SWT. Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau segera berdoa. Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka beliau segera memohon perlindungan kepada Allah SWT.E E.Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahanE (QS Al Muzzammil 73:4) dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.E (QS Al Isra 17:106) Ia harus memusatkan hatinya untuk memikirkan makna apa yang ia baca dengan lidahnya, mengetahui makna setiap ayat, dan tidak melanjutkan ayat selanjutnya hingga ia mengetahui makna ayat itu. Jika ia melewati ayat rahmat, Maka hendaknya ia berhenti dan bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT itu dan berdoa kepada Allah SWT agar dimasukkan ke dalam surga. Sedangkan jika ia membaca ayat azab, Maka hendaknya ia berhenti untuk merenungkan maknanya. Jika ia termasuk golongan kafir, maka hendaknya ia segera beriman, dan mengucapkan, Aku beriman kepada Allah SWT semata, mengetahui tempat ancaman, dan memohon kepada Allah SWT agar dijaga dari neraka.E Jika melewati ayat yang di dalamnya terdapat panggilan bagi orang-orang yang beriman seperti.Hai orang-orang yang berimanE Hendaknya ia berhenti dahulu di situ -Ada sebagian orang yang mengucapkan, Aku penuhi panggilan-Mu wahai RabbkuE Dan memperhatikan redaksi selanjutnya dari apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang, dan ia meyakini akan menjalankannya. Jika hal itu adalah sesuatu yang pernah ia lalaikan di masa lalu, maka hendaknya ia segera memohon ampunan atas perilakunya pada waktu itu, dan bertobat kepada Allah SWT atas kekurangannya itu. Allah SWT berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya..E (QS At-Tahrim 66:8) Jika ia membaca ayat ini, hendaknya ia mengingkari perbuatan-perbuatannya di dalam dirinya serta dosa-dosanya dengan orang lain, seperti kedzaliman, ghibah (menggunjing orang lain), dan yang lainnya. Dan, ia segera melunasi kedzalimannya itu dan memohon ampunan atas amal perbuatan yang tidak lengkap ia kerjakan. Kemudian, ia berniat untuk menunaikannya, dan memohon untuk dibebaskan dari kedzalimannyan kepada orang yang ia dzalimi jika ia masih ada bersamanya, atau menulis surat meminta maaf jika ia berada di tempat lain, serta mengembalikan apa yang pernah ia ambil dengan dzalim dari orang lain. Dan ia bertekad untuk menunaikan itu semua pada saat ia membaca Al Quran sehingga Allah SWT mengetahui bahwa ia telah mendengar dan menaati firman-Nya Jika ia melewati suatu ayat yang ia tidak tahu maknanya, Maka ia segera mengingat atau mencatatnya untuk kemudian menanyakan kepada orang yang mengetahui maknanya, sehingga ia menjadi penuntut ilmu Al Quran dan menjalankan isinya. Jika suatu ayat diperselisihkan oleh ulama tentang pengertiannya, Maka hendaknya ia mengambil pemahaman yang paling ringan. Dan jika ia berhati-hati dan memilih pendapat yang paling kuat, maka itu lebih baik dan lebih selamat bagi agamanya. Jika ayat yang ia baca adalah ayat-ayat yang di dalamnya Allah SWT menceritakan berita umat-umat yang telah lalu, Maka perhatikanlah hal itu, dan lihatlah apa yang diputuskan bagi umat itu, selanjutnya kembalilah bersyukur kepada Allah SWT atas semua itu. Jika yang ia baca adalah ayat-ayat perintah atau larangan, Maka niatkanlah untuk menjalankan perintah itu dan mengajak orang lain untuk menjalankannya, serta menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya. Jika yang ia baca ancaman yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi kaum mukminin, Maka hendaknya ia memperhatikan hatinya. Jika ia cenderung un
[daarut-tauhiid] AMERIKA : Karena Hijab Dan Aqidahnya, Seorang Wanita Muslimah Di Bunuh Di California
Assalammu'alaikum wr.wb. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Semoga kita semua,khususnya segenap kaum muslimah bisa bercermin atas keistiqomahan saudara kita ini. Wassalammu'alaikum wr.wb. Wini Wicaksono http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=526 AMERIKA: Karena Hijab Dan Aqidahnya, Seorang Wanita Muslimah Di Bunuh Di California!!! Selasa, 31 Oktober 06 Kota Permount, kawasan California Amerika, hari Kamis lalu menjadi saksi sebuah tindakan kriminal sadis yang menelan korban seorang wanita Muslimah berdarah Afghanistan. Pada pukul 14.30, hari Kamis lalu, ba'da Zhuhur waktu setempat, Aliyah Anshari (37 tahun) keluar dari rumahnya yang terletak di Gleenmore, di kota Permount, California menuju ke sekolah dasar untuk menemani putrinya yang berusia 3 tahun pulang dari sekolah menuju ke rumah seperti biasanya. Saat berjalan di pinggir jalan raya, tiba- tiba seorang laki-laki warga Amerika turun dari mobilnya sembari mengeluarkan sepucuk pistol lalu menembakkannya ke arah kepala Aliyah sebanyak 6 tembakan sehingga seketika itu wanita Muslimah itu tewas sedangkan laki-laki durjana itu langsung melarikan diri.!! Aliyah Anshari lahir dari sebuah keluarga agamis asal Afghanistan. Ia seorang wanita yang sangat kuat memegang aqidah Islamiah dan selalu mengajak teman-teman wanitanya serta tetangganya untuk selalu menjaga akhlak Islam dan syiar-syiar agama, khususnya hijab Islam. Ia menilai hijab Islam merupakan tameng yang dapat menjaga wanita Muslimah. Sekali pun Aliyah sudah tinggal di Amerika sejak tahun 1985 bersama suami da enam orang anaknya, namun ia sama sekali tidak terpengaruh dengan lingkungan Amerika. Ia dikenal tetap konsisten mengenakan hijab Islam dan istiqamah dalam menjalankan ajaran agama Islam. Karena hijab, tidak membuka wajah serta komitmennya terhadap ajaran Islam, ia kurang disukai. Karena itu, mereka membunuhnya di hadapan putrinya yang baru berusia 3 tahun di negara yang mengklaim sebagai negara kebebasan wanita dan demokrasi.!!?? Saat dihubungi via telepon, Ahmad Anshari, suami Aliyah mengatakan, isterinya -mudah-mudahan- mati syahid karena komitmen dengan hijb dan ajaran agama. Ia menambahkan, aparat kepolisian meminta agar dilakukan otopsi namun `kami menolaknya karena hal itu bertentangan dengan aqidah Islam kami. Karena ia berhijab dan telah menutup wajahnya selama hayatnya dari pandangan laki-laki asing, maka adalah lebih baik kalau ia dikuburkan demikian pula (tidak dibuka wajahnya karena alasan otopsi-red)." Dalam pada itu, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga Anshari, segerombolan kaum Muslimin, di antaranya para pemimpin Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), cabangan setempat yang diwakili Syaikh Hamzah Yusuf, berdatangan menuju rumah duka untuk menyampaikan ta'ziah. Para ulama dan pemimpin Islam Amerika serta sejumlah lembaga HAM mengutuk tindakan kriminal sadis tersebut. Hamayun Anshari, kakak tertua Aliyah mengatakan, "Kebudayaan Amerika lah yang mendorongan orang untuk melakukan pembunuhan, penghancuran dan menyulut kebencian kaum Muslimin melalui media-media masa dan film-film. Bagaimana bisa, seorang wanita dibunuh sedang ia sedang bersama putrinya saat berjalan di pinggir jalan raya? Ini aksi terorisme.!!" Di tempat terpisah, seorang perwira kepolisian setempat, Jeff Swadeez menjelaskan, belum ditemukan alasan atau pun sebab pembunuhan tersebut. Ia juga mengaku belum mengetahui kronologis kejadiannya. Ia menyiratkan, pihak kepolisian telah menangkap seorang tersangka sejauh satu mil dari tempat kejadian untuk mencocokkan mobilnya dengan mobil pelaku. Di rumah duka, sebagian wanita yang merupakan teman-teman Aliyah mengatakan, mereka akan tetap komitmen memakai hijab dan busana muslimah sekali pun akan dibunuh. Salah seorang dari mereka, bernama Suzan Azhim mengatakan, "Andai para pelaku kriminal itu membunuh semua manusia di muka bumi ini, saya tidak akan meninggalkan hijab dan akan tetap berpegang pada aqidah islam saya.!!" (ismo/AH) === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! G
[daarut-tauhiid] Wisata religi ke Bandung, mengapa tidak?
Wisata religi ke Bandung, mengapa tidak? Oleh Muhammad Sufyan Kontributor Bisnis Indonesia (http://www.bisnis.com/) Kota Bandung tidak hanya dikenal sebagai salah satu tujuan wisata karena potensi alamnya. Sejumlah tempat kegiatan keagamaan pun ramai diserbu wisatawan yang dikenal dengan wisata religi. --- Di antara beberapa lokasi tujuan wisata religi di Bandung, Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT) dan Menara Masjid Raya Bandung termasuk paling banyak diminati. Pemandangan tampak saat berkunjung ke satu lokasi yang berada di kawasan Bandung utara. Saat masuk ke lokasi itu lamat-lamat terdengar koor yang melafalkan dzikir. Dengan suara lirih, koor menggema di seluruh ruangan masjid yang ukurannya tidak seberapa. Beberapa jamaah terlihat menunduk dalam sambil air mata yang menetes. Ritual muhasabah atau kontemplasi secara berjemaah itu terasa khusuk membelah dinginnya udara kawasan Bandung utara di malam hari. Di paruh akhir malam, saat sebagian besar masyarakat lainnya terlelap, para wisatawan kembali diundang masuk masjid. Mereka berkumpul bersama mengerjakan qiyamul lail atau salat malam yang diselingi aktivitas taubatan nasuha (bertobat). Kemudian pada pada pagi harinya wisatawan diajak mengikuti senam ringan massal. Mereka yang memiliki kocek lebih, bisa mengikuti aktivitas pelatihan outbound ke Cikole, Lembang atau Cigugur Tengah, Parongpong. Dalam menjalankan seluruh jadwal wisata itu, balutan busana muslim wajib dikenakan. Antara kaum pria dan wanita dilarang keras bercampur baur, semuanya biasa dipisahkan oleh hijab (garis pembatas). Busana berwarna putih tampak dominan. Jilbab, kopiah, gamis, dan baju koko berwarna putih memang sangat dianjurkan digunakan. Saat wisatawan bertemu dengan sesamanya, ucapan uluk salam selalu terdengar, "Assalamualaikum, ikhwan fillah" Begitulah sepintas ilustrasi kegiatan wisata religi di Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT) pimpinan K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang berlokasi di Gegerkalong Girang, Kec. Sukasari, Kota Bandung. Berbeda dengan pariwisata lainnya yang cenderung hura-hura, wisata yang satu ini terasa lebih sejuk dan menentramkan. Itu karena nafsu duniawi yang kerap mewarnai kegiatan pelesiran, justru dikekang bahkan dimatikan dalam wisata tersebut. Meski begitu peminatnya tidak pernah sepi. Bahkan di tengah rona kehidupan duniawi yang kian hari kian keras, kebutuhan spritualitas masyarakat tampak terus meningkat. Humas Daarut Tauhid Arief Rahman menyebutkan jumlah wisatawan yang mengikuti wisata religi di tempat tersebut berkisar 15.000 pengunjung per bulan, baik dari dalam maupun luar negeri. Mayoritas pengunjung, kata dia, berasal dari wisatawan nusantara asal Aceh, Lampung, Kalimantan, Makassar, hingga Maluku. Bisa dikatakan masyarakat dari seluruh penjuru negeri pernah berkunjung ke pesantren yang berdiri pada 1991 ini. "Sebanyak 80% wisatawan Nusantara itu merupakan rombongan yang menggunakan bus wisata. Sisanya adalah wisatawan keluarga yang datang jauh-jauh ke DT menggunakan mobil pribadinya," katanya. Sementara itu, wisatawan asing yang berkunjung ke DT umumya berasal dari kawasan Asia Pasifik seperti Australia, Jepang, China, Korea, Malaysia, dan lainnya. Bukan hanya wisatawan biasa, bahkan serombongan Shaolin China pun pernah bertamasya ke pesantren ini pada 2004. Masuk katalog Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar Idjudin Budiana memperkirakan setiap tahun sedikitnya ada 35.000 wisatawan asal Malaysia yang berkunjung ke pesantren yang terletak di kawasan Ledeng yang dingin ini. Agen wisata di negeri jiran itu, sambungnya, selalu mencantumkan DT sebagai salah satu destinasi dalam katalog objek wisata Indonesia yang ditawarkan. Terlebih lagi nama Aa Gym begitu familiar di Malaysia. Arief mengungkapkan minat wisatawan yang tinggi itu utamanya berpangkal dari sebuah kegiatan tausiyah (ceramah) Aa Gym pada setiap Kamis malam pukul 19.30-22.00 dan Minggu siang pukul 11.00-12.00. Ceramah yang mengambil contoh riil dari kehidupan sehari-hari dan dituturkan dalam gaya yang ringan itu, telah membuat kawasan Gegerkalong Girang di akhir pekan selalu penuh sesak oleh mobil pengunjung dan lautan manusia. Seorang pengunjung asal Cianjur, Siti Khadijah mengatakan dirinya harus datang mulai ba'da salat ashar agar bisa mendapat tausyiah Aa Gym secara tatap muka. "Kalau datangnya agak sore susah mendapat tempat di masjid. Nantinya mendengar ceramah harus di luar masjid seperti di lapangan parkir atau pinggir jalan Gegerkalong. Itupun tidak face to face cuma melihat dari layar televisi," ujar karyawati swasta itu. Selain ceramah wisatawan juga sangat meminati kegiatan berfoto bersama Aa Gym dan istrinya, Ninih Muthmainah, atau mengikuti tur di komplek pesantren berupa kunjungan ke berbagai anak perusahaan DT. Berfoto bareng ini biasa dilakukan usai ceramah di serambi depan rumah panggung Aa Gym yang teduh itu. Kemajuan perusahan milik Aa Gym di bidang bisnis, mulai dari bisnis air minum kemasan, paket wisata, ritel, busana
[daarut-tauhiid] Meraih Keberkahan dalam Makanan
sumber: http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232 Meraih Keberkahan dalam Makanan Ada satu doa hampir semua orang hapal, termasuk anak-anak TPA. Yaitu doa sebelum makan, "Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa 'adzaabannaar." Artinya, "Ya Allah berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka" (HR Ibnu As-Sani). Inti dari doa ini adalah "memohon keberkahan" dari rezeki yang telah Allah karuniakan, sehingga kita terpelihara dari keburukan (terutama dari siksa neraka). Andai kita mampu menyelami makna berkah dan mampu mengaplikasikan dalam tataran praktis, maka akan efek yang luar biasa dalam hidup. Konsep berkah Kata "berkah" berasal dari kata kerja baraka. Kata ini, menurut Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Alquran, dari segi bahasa, mengacu kepada arti al-luzum (kelaziman), dan juga berarti al-tsubut (ketetapan atau keberadaan), dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Senada dengan Al-Asfahani, Lewis Ma'luf, juga mengartikan kata baraka dengan arti "menetap pada sesuatu tempat". Dari arti ini, muncul istilah birkah, yaitu tempat air pada kamar mandi. Tempat air tersebut dinamakan birkah karena ia menampung air, sehingga air dapat menetap atau tertampung di dalamnya. Dari kata al-birkah inilah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan berkah sebagai "kebaikan yang banyak dan tetap" atau "tetapnya kebaikan Allah terhadap sesuatu". Hampir senada dengan Al-Utsaimin, Ibnul Qayyim memaknai berkah sebagai "kenikmatan dan tambahan". Ketika hendak makan, kita memohon agar rezeki yang kita nikmati diberkahi Allah SWT. Apa artinya? Kita makan bukan sekadar mengobati rasa lapar dan memenuhi selera semata, tapi juga untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Dengan makan itu kita berharap bisa konsisten dalam ketakwaan. Karena itu, agar berkah, maka makanan yang kita konsumsi harus memenuhi standar-standar yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Setidaknya ada dua syarat. Yaitu halal dan thayyib (baik), serta memperhatikan adab-adab yang dicontohkan Rasul SAW. Halal dan Thayyib Dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 168, Allah SWT berfirman, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Ayat ini memberi penekanan agar setiap manusia hanya mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik). Halal dapat diartikan dibolehkannya sesuatu oleh Allah SWT berdasar suatu prinsip yang sesuai dengan aturan-Nya. Sehingga makna halal dalam ayat ini menyiratkan pentingnya semangat spiritual dalam memperoleh dan mengonsumsi makanan. Para ahli fuqaha membagi halal ini ke dalam dua bagian, yaitu halal secara dzat-nya dan halal secara perolehan. Makanan yang haram secara dzat-nya adalah bangkai (binatang yang menghembuskan nyawanya tanpa disembelih secara sah, kecuali ikan dan belalang), khamr, babi dan turunannya, binatang buas (bertaring), binatang pemakan kotoran, darah yang mengalir, dan sebagainya. (QS Al-Baqarah [2]: 173). Ada pula jenis yang haram bukan karena dzat-nya, tapi karena diperoleh dengan cara haram, atau ditujukan untuk perbuatan haram. Haram jenis kedua ini lebih luas lagi cakupannya, lebih sulit menghindarinya, sering tersamarkan, konsekuensi yang ditimbulkannya pun lebih berat. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa membuat makanan yang kita makanan berubah statusnya dari halal menjadi haram. 1. Makanan hasil riba (QS Al-Baqarah [2]: 275-276; 278-280) 2. Memakan harta anak yatim secara batil (QS Al-Baqarah [2]: 220; QS An-Nisaa' [4]: 10). Memakan harta anak yatim termasuk satu dari tujuh dosa besar yang membinasakan (HR Bukhari Muslim). 3. Makanan yang didapatkan dengan cara batil (mengeksploitasi dan memeras serta merugikan, termasuk harta hasil KKN, merampok, mencuri) (QS An-Nisaa' [4]: 29; QS Al-Baqarah [2]: 188; QS Al-Maidah [5]: 38) 4. Memalsu dan mengurangi timbangan (QS Al-Muthaffifin [83]: 1-3) 5. Harta hasil perbuatan tidak pantas, seperti hasil pornografi, pornoaksi, dan pelacuran (QS An-Nur [24]: 19) 6. Harta hasil berkhianat/curang (QS Ali Imran [3]: 161, QS An-Nisaa' [4]: 58; QS Al-Anfaal [8]: 27) 7. Harta yang ditimbun (QS Al-Humazah [104]: 1-4, QS At-Taubah [9]: 34) Bila konsep halal lebih bernuansa "ukhrawi", maka konsep thayyib lebih bersifat "duniawi". Dalam arti lebih menyentuh unsur dzatnya. Thayyib ini harus memenuhi standar gizi serta proporsional (baik, seimbang dan sesuai untuk kesehatan tubuh). Sebab, baik menurut A belum tentu baik menurut B. Baik bagi bayi belum tentu baik menurut orang dewasa. Baik menurut orang sakit belum tentu baik menurut orang sehat. Sesungguhnya, kita akan mendapatkan kebaikan berlimpah bila makanan yang kita konsumsi terjamin kehalalannya, serta memenuhi standar gizi dan proporsional bagi tubuh. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
[daarut-tauhiid] Bertawakal menghadapi musibah
Bertawakkal Menghadapi Musibah Ceramah Agama oleh Ustadz Hasan Baharun Ibnu ?Abbas seorang sahabat Nabi yang terkenal sebagai ahli tafsir, dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Thirmidzi bercerita. Pada suatu hari yang tidak disebutkan oleh beliau tanda-tandanya bahwa: ?Aku sedang berada di belakang Rasul SAW, tiba-tiba beliau melihatku seraya berucap: ?Wahai Buyung, Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.? Ibnu ?Abbas yang kala itu masih belia tapi sangat cerdik, segera memasang telinga, dan dengan antusias menyimak nasihat yang akan disampaikan Rasul SAW. ?Jagalah dan peliharalah baik-baik perintah Allah, jauhilah larangannya, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah dan peliharalah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya. Niscaya Allah selalu berada di hadapanmu.? Selanjutnya beliau bersabda lagi: ?Bila engkau meminta sesuatu mintalah pada Allah, dan bila memohon sesuatu mohonlah pada Allah semata. Bahwa seandainya seluruh umat di jagad raya ini bersatu padu untuk memberi suatu manfaat apapun kepadamu, mereka tidak akan sanggup kecuali apa yang sudah dicatat oleh Allah sebelumnya kepadamu, dan seandainya seluruh umat manusia bersatu padu dan berkelompok untuk berbuat mudharat kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukan itu kecuali yang ditakdirkan Allah kepadamu. Pena yang ditakdirkan mengurus segala yang ada di semesta ini sudah diangkat, tinta dalam lembaran tulisan itu sudah pula kering.? Hadis Shahih riwayat Turmudzi ini perlu direnungkan dan diresapi, di saat-saat kita tengah menghadapi kesibukan dan tuntutan hidup yang makin hari makin bertambah liku-likunya. Sehingga untuk mengatasi berbagai problema yang datang susul-menyusul dan demi memenuhi kebutuhan hidup di era globalisasi yang didominasi oleh budaya Barat, falsafat hidupnya yang serba materialistis dan egoistis, acapkali menimbulkan kegoncangan jiwa, menghilangkan ketenangan batin. Bahkan banyak yang sampai kehilangan tempat berpijak dan tali bergantung. Sedang jiwa yang goncang, dan batin yang tidak tenang serta resah gelisah adalah merupakan azab sengsara bagi diri seseorang yang hidup di muka bumi ini. Hadis Nabi yang telah disampaikan oleh Ibnu ?Abbas tersebut merupakan bekal dan santapan rohani bagi setiap mukmin yang ingin memperkuat mental dan membina ketahanan jiwa, sehingga dapat meneruskan perjalanan hidupnya dengan menegakkan kepala tidak merasa minder menghadapi tantangan dan kehidupan ini. Dan pasti juga ia akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang dengan sikap pasrah serta tawakkal kepada Allah Kholiq Robbul ?Alamin. Maka ia akan jauh daripada rasa kecewa dan frustasi, sebab ia yakin seyakin-yakinnya bahwa setiap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya -- baik itu manfaat atau mudharat, semua itu merupakan sebagian dari takdir Ilahi Rabbi secara keseluruhan yang telah ditetapkan sebelumnya bagi segenap makhluk. Sebagaimana firman Allah: 22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. Maka seorang mukmin sepatutnya tak mudah patah hati, tidak putus asa jika belum berhasil dalam usaha atau jika belum tercapai apa yang didambakan dan dicita-citakannya. Tidak bersangka buruk kepada Allah apabila suatu musibah menimpa dirinya, atau menyesali nasib dirinya manakala petaka yang di luar perhitungan manusia itu datang melandanya. Dia akan segera kembalikan semua itu kepada Allah. Karena di balik semua musibah apapun bentuknya, niscaya ada hikmahnya. Walaupun seringkali tidak terjangkau oleh akal fikiran manusia yang terbatas itu. Alangkah tepatnya apa yang dikatakan oleh tokoh sufi Ibnu ?Atho?illah: ?Siapa yang menyangka terlepasnya takdir Allah yang pahit dari anugerahnya yang manis, maka itu pertanda dangkal dan buruk sangka pendapatnya. ? Sebaliknya seorang mukmin bila berhasil dalam usahanya, dan sukses dengan gemilang, mereka tidak merasa bangga apalagi sombong. Karena tanpa pertolongan dan izin Allah jelas ia tidak akan dapat meraih prestasi hidup. Meskipun mereka yang gigih dalam berusaha, lebih terampil, paling ahli, tapi mereka belum tentu memperoleh hasil seperti yang didapatnya. Maka, usaha yang keras saja, sekalipun sudah sedemikian maksimalnya bukan jaminan dan bukan kunci sukses dalam meraih cita-cita di dunia ini. Manusia boleh berbuat, berusaha, berencana tapi Allah juga yang menentukan hasilnya. Oleh karena itu bila seseorang itu berhasil dan sukses, ia tidak tiba-tiba lupa daratan, tapi bersyukur kepada Allah. Dialah sumber segala nikmat dan anugerah. Dan apabila gagal, tidak kecewa atau putus asa. Itulah sikap mental seorang mukmin hakiki yang percaya
[daarut-tauhiid] Hezbollah
Hezbollah 1/1/2003 GMT http://www.aljazeera.com/me.asp?service_ID=10029 Hezbollah (meaning Party of God) is a political and military party in Lebanon founded in 1982 to fight the IsraelI occupation in southern Lebanon. It is regarded by many in the Arab and Muslim world as a legitimate militant Shia political party in Lebanon . In addition to its military wing, Hezbollah maintains a civilian arm, which runs hospitals, various news services, and eductional facilities. Hezbollah has denounced some acts of terror, like the September 11 attacks and the murder of Nick Berg. History Origins Hezbollah was formed from numerous other Lebanese Shia groups shortly after Israel's 1982 invasion, largely fought in mainly Shia southern Lebanon. The group was conceived by Iran, or at least was aided in its inception by the arrival in Lebanon of 1,500 Islamic revolutionary guards from Iran, three years after that country's own Islamic Revolution in 1979. Iran, as an Islamic republic remains a close ally, financial backer, arms supplier and model for Hezbollah. Syria backs Hezbollah morally and has also supplied it with money and arms, such as Katyusha rockets. One of the main objective of Hezbollah at the time was to spread the Iranian Revolution. Since then, the party has publicly declared that it will suspend its attempts to create an islamic state in Lebanon "because the conditions are not met". It remained underground for a number of years and did not make a public announcement of its existence till 1985, until which time its earliest members operated under the auspices of the "Lebanese National Resistance", an amalgam of forces united in their opposition to the Israeli invasion. Hezbollah during the Lebanese war (1982-1990) After emerging during the civil war of the early 1980s, Hezbollah focused on expelling Israeli and Western forces from Lebanon. There may also have been (attempted) terrorist attacks against Hezbollah. According to Bob Woodward's book Veil: The Secret Wars of the CIA, the CIA asked Elie Hobeika to kill Hezbollah's spiritual leader Fadlallah, but asked for minimal bloodshed. The assassination attempt failed to kill Fadlallah but more than 80 civilans died. The fiasco lead the CIA to terminate its relationship with Elie Hobeika. Conflict in South Lebanon South Lebanon was occupied by Israel between 1982 and 2000. Hezbollah fought a guerilla war against Israel and the South Lebanon Army. The fighting culminated during Operation Grapes of Wrath in April 1996 when Israel launched an assault and air-campaign against Hezbollah. The campaign failed and resulted in the Israelis killing more than 100 civilians in one incident alone. In May 2000, Israel withdrew its army from south Lebanon. This was widely considered a victory for Hezbollah and boosted its popularity in Lebanon. The move did not end the conflict because Hezbollah is still contesting Israel's control of the Shebaa farms region. Hezbollah's role in the Israeli withdrawal from southern gained the organization respect in Lebanon, particularly among the country's Shia community, which comprises 40% of Lebanon's three million citizens. The President of Lebanon, Emile Lahoud, said: "For us Lebanese, and I can tell you a majority of Lebanese, Hezbollah is a national resistance movement. If it wasn't for them, we couldn't have liberated our land. And because of that, we have big esteem for the Hezbollah movement." Hezbollah after the Israeli withdrawal In May 22, 2000, Israel withdrew from Lebanon to the UN-agreed Israeli border, and their pullout was certified by the UN as complete. However, Hezbollah says the Shebaa Farms, a 28 sq. km. area, which is still occupied by Israel, to be Lebanese territory, and on that basis has continued to attack Israeli forces in that area. The UN recognizes the Shebaa farms as part of the Golan Heights, and thus occupied Syrian (and not Lebanese) territory. Israel continues to overfly Lebanese territory, eliciting condemnation from the UN Secretary-General's representative in Lebanon. Hezbollah's anti-aircraft fire has on some occasions landed within the northern border region of Israel, inciting condemnation from the UN Secretary-General. On November 7, 2004, Hezbollah responded to the repeated Israeli violations of Lebanese airspace by flying an unmanned drone aircraft over northern Israel. Hezbollah abducted three IDF soldiers during an October 2000 attack in Shebaa Farms, and sought to obtain the release of 14 Lebanese prisoners, some of whom had been held since 1978. On January 25, 2004, Hezbollah and Israel agreed on an exchange of prisoners. The prisoner swap was carried out on January 29: 30 Lebanese and Arab prisoners, the remains of 60 Lebanese militants and civilians, 420 Palestinian prisoners, and maps showing Israeli mines in South Lebanon were exchanged for an Israeli businessman and army reserve colonel kidnapped in