Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi
Hello, LBA adalah salah satu instrument, tetapi hanya melihat kelakuan darahnya, n tdk mencocokan makanan dg tubuh. Ada banyak test a/l, LBA, Dryblood, Ph, Indican, semua tdk menjabarkan apa yg boleh atau berperformance n apa yg tdk boleh. Analisa menggunakan beberapa test tadi akan membantu menemukan yg lebih baik bila tubuh sedemikian di cuekin n sehingga menjadi tdk sensitif dlm memberikan response sebagai sign tubuh. Oleh karena itu test sesaat boleh2 saja, tetapi menghidupkan kembali sign tubuh adalah yg terpenting n akan menemani setiap saat dlmn kehidupan anda. Sallam, niko suhaili wrote: Setiap dari kita memerlukan asupan Protein, karbohidrat lemak karena dari ketiga sumber ini membentuk sistem tubuh termasuk pembangunan, perbaikan perlindungan. Seringkali saya mendapati orang yg sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yg berasal dari hewani namun oleh karena alasan agama, atau pendapat seseorang lalu tanpa mencari informasi lebih jauh, langsung mengambil keputusan utk merubah pola makan sehingga akhirnya yg terjadi adalah mengalami tendensi: Anemia, penurunan energi meningkatnya aktifitas radikal bebas. Ada beberapa cara yg bisa dilakukan utk melihat seberapa efektif makanan nutrisi yg kita makan apakah memberikan manfaat atau tidak: 1. Melakukan tes darah utk melihat secara spesifik komponen yg ingin diketahui nilainya di dalam tubuh. Cara ini cenderung jarang dilakukan karena biaya tinggi dan juga data tidak dapat dipahami oleh orang awam. 2. Dengan cara Life Blood Analysis. Utk cara ini, memang banyak ditemukan dg biaya yg relatif murah. Namun sayangnya banyak tempat yg melakukan tes seperti ini yg tidak disertai dg dasar pengetahuan yg scientific sehingga akhirnya hanya dipakai sebagai GIMMICK utk menjual sesuatu. Dan kebanyakan orang hanya fokus kepada agregasi sel darah merah dan tanpa melihat marker lainnya. Sedangkan beberapa marker lainnya itu tidak kalah pentingnya seperti kerusakan membran sel darah (bilipid) yg menunjukkan seberapa tinggi oksidasi membran sel darah dan aktifitas radikal bebas. Untuk mendapatkan gambaran seberapa baik nutrisi /makanan/suplemen yg kita konsumsi itu terserap oleh tubuh, saya masih melihat metoda Live Blood Analysis ini masih tetap yg murah, efisien dapat memberikan gambaran yang baik tentang kondisi kita saat ini. Semoga bermanfaat NIko --- On Mon, 2/23/09, m.fatkul yasir mfya...@yahoo.co.id wrote: From: m.fatkul yasir mfya...@yahoo.co.id Subject: Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi To: dokter_umum@yahoogroups.com Date: Monday, February 23, 2009, 8:09 PM Bagaimana kita mengetahui nutrisi yg dicenderungi oleh tubuh kita dokter. Agar tidak mal nutrisi Trimz Salam, m.fatkul yasir Sent from my BlackBerry® 9000 powered by INDOSAT -Original Message- From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD. puyu...@indo.net.id Date: Mon, 23 Feb 2009 13:48:39 To: dokter_umum@yahoogroups.com Subject: Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi Gresi, Tdk semua org memiliki metabolisme dg arah kecondongan utk bisa memetabolismekan karbohidrat sehingga bermabfaat bagi tubuhnya. DG keunikan masing2 org, maka bila kecendrungan anda misalnya adalah protein, lalu anda makanya carbo melulu, maka hasilnya malah anda tdk sehat, anda menajdi timbunan lemak, anda menurun vitalitasnya, dstnya, jadi tdk sekedar memeprhitungkan ttg kandungan protein saja, tetapi perlu menyikapi berbagai unsur dugetive anda, agar anda tdk malah menjadi mal nutrisi. Artinya org lain mungkin merasa sehat dg hanya makan buah n sayuran, tetapi belum tentu anda akan sama dg mereka. Sallam, Gresi Lenziany wrote: YTH Dokter, Saya berniat utk menjadi vegetarian krna ingin hidup lbh sehat, namun saya khawatir dgn vitamin en protein yg ada dlm makanan hewani, apakah bisa diagantikan dgn sayur2an??.. mohon penjelasannya. Terima kasih atas bantuannya. Regards, Gresi -- Absolutely Drug less Health Care solution Organization [Non-text portions of this message have been removed]
[Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org dewasa...
Selamat sore rekan-rekan dokter yth, Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab, bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm? mohon informasinya. Terima kasih. Salam, Frans
Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org dewasa...
Frans, Itulah gunanya bedongan n gurita yg digunakan, agar ketika anak menangis, gerakan otot perutnya trertahan n tdk lepas karena gurita. Sallam, frans paulus wrote: Selamat sore rekan-rekan dokter yth, Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab, bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm? mohon informasinya. Terima kasih. Salam, Frans -- Absolutely Drug less Health Care solution Organization
Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol orgdewasa...
Dear Pak Frans, Mohon maaf sebelumnya pak Frans, definisi pusar keluar masuk agak rancu bila kita (dokter) tidak melihat sendiri. Kemungkinan terburuk bisa saja itu adalah hernia umbilicalis. Sebaiknya dicek saja dahulu ke dokter umum minimal. Many regards, Yossi Agung Sent from my mobile device -Original Message- From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD. puyu...@indo.net.id Date: Tue, 24 Feb 2009 18:38:50 To: dokter_umum@yahoogroups.com Subject: Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org dewasa... Frans, Itulah gunanya bedongan n gurita yg digunakan, agar ketika anak menangis, gerakan otot perutnya trertahan n tdk lepas karena gurita. Sallam, frans paulus wrote: Selamat sore rekan-rekan dokter yth, Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab, bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm? mohon informasinya. Terima kasih. Salam, Frans -- Absolutely Drug less Health Care solution Organization [Non-text portions of this message have been removed]
[Dokter Umum] floaters
hello Dok, langsung aja yach, belum lama waktu saya lihat ke dinding, saya lihat ada bercak melayang2 kalo mata kita ke kiri dan ke kanan. Aku paling ngeri sama urusan mata. Gimana Dok, sarannya? Aku 38, tapi aku lupa apa sudah lama mengalami hal ini...dan putih mata aku tuh engga bersih (banyak urat2). thanks sebelomnya
[Dokter Umum] Mengapa Puyer?- tulisan seorang dokter
Ketika saya lulus menjadi seorang dokter, terus terang saya bagaikan orang buta yang baru pernah melihat merasa senang kegirangan karena status dokter yang saya sandang, tetapi masih meraba raba juga karena belum tahu apa yang harus saya lakukan. Menangani pasien pertama kalinya (sebagai seorang dokter tentunya) merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Pasien datang, mendengarkan keluhannya, memeriksa, dan memberikan obat. Puas? Tentu saja puas rasanya. Pasien puas, karena keluhan berkurang bahkan menghilang. Dan bulan berikutnya pasien ada keluhan mereka kembali kepada saya karena merasa cocok dengan obat yang saya berikan. Sebagai catatan ketika saya bilang pasien, termasuk orang tua pasien untuk pasien saya yang tergolong anak anak. Anggap saja saya sedang membicarakan pasien anak anak. Tapi apakah saya sudah menangani pasien tersebut dengan baik? Tentu saja TIDAK jawabannya. Mengurangi keluhan pasien bukan berarti menyembuhkan, bahkan tanpa disadari bisa membahayakan pasien. Ada satu titik balik dimana saya menyadari terdapat kesalahan dalam penanganan pasien saya selama ini, dan di kemudian hari saya bertemu dengan komunitas yang membuat saya semakin belajar dan belajar setiap harinya. Sebelumnya puyer menjadi andalan saya, pasien (orang tua pasien) puas, waktu yang dibutuhkan untuk menangani pasien jauh lebih singkat. Cukup berkata: oh ini batuk pilek, obatnya cukup minum, 3 hari tidak sembuh balik kembali. Rutinitas yang saya lakukan selama sekitar 6 bulan pertama saya menjadi dokter. Sampai suatu saat saya menemukan suatu kejadian yang begitu menampar saya. Datanglah seorang pasien berumur 5 bulan, datang dengan keluhan mencret mencret. Seperti biasa, meresepkan puyer sepertinya sudah ada cetakan tersendiri di otak saya. Lalu saya berikan resep puyer yang kurang lebih fungsinya menghentikan kerja usus, sehingga keluhan mencret mencret berkurang. Apa yang terjadi. Apakah puyer yang saya berikan menjadi solusi atas kasus pasien saya? Ternyata tidak. Pasien saya tidak mencret lagi, tetapi jatuh ke dalam kondisi dehidrasi sedang. Karena apa? Sudah merasa yakin dengan puyer yang saya berikan, sehingga lupa dengan tata laksana diare akut yang seharusnya, pemberian larutan rehidrasi oral. Sejak saat itu saya menyesal, bukan hanya menyesali perbuatan saya yang melupakan guideline, tetapi penyesalan itu dilanjutkan dengan penyesalan dengan entah berapa resep puyer yang saya berikan. Terkadang saya merasa, Tuhan sangat baik terhadap saya. Masih menuntun saya, meskipun dengan tamparan, ke jalan yang seharusnya. Ketika saya masih merasa tidak ada yang salah dengan puyer, tapi di komunitas itu memperdebatkan penggunaan puyer. Lalu saya bertanya pada diri saya sendiri. Saya yang salah atau mereka yang menentang puyer yang tidak mengerti. Lalu pertanyaan pertanyaan yang mengalir di komunitas itu membuat saya lebih membuka mata saya, memanfaatkan teknologi canggih untuk memperbaharui keilmuan saya. Dan ternyata sebenarnya itu bukan ilmu baru, hanya saja saya yang terlalu malas dan bodoh untuk mengamalkan pelajaran saya yang semestinya. Mengapa saya harus memberikan puyer? Saya tidak hidup di daerah yang terpencil. Dimana akses untuk obat obatan dosis anak mungkin sulit sekali. Dan kalaupun membutuhkan obat hanya satu jenis saja, tapi rasanya parasetamol sirup bisa diusahakan, hanya kalau terdesak baru menggunakan parasetamol tablet yang dihancurkan (note hanya parasetamol tablet) Ya... saya telah bermain main dengan 3 hal. Puyer, polifarmasi, dan pengobatan yang tidak rasional. Lalu kemanakah ilmu farmakologi saya. Menguapkah seiring dengan kenaikan tingkat saya. Lupakah saya bahwa setiap obat dikemas sedemikan rupa sesuai dengan cara penggunaannya. Lupakah saya dengan interaksi obat. Dua obat yang dicampur saja risiko interaksi obat cukup berat, apalagi tiga atau empat macam obat. Mungkin saya tidak lupa dengan interaksi obat, tetapi saya tidak paham betul dengan interaksi obat. Lalu dimana ilmu klinis saya. Apa iya setiap pasien dengan keluhannya, yang diterapi adalah keluhannya bukan diagnosis atau penyakit itu sendiri. Apa iya saya harus memberikan puyer hanya karena pasien saya (orang tua pasien) merasa hanya puyer yang manjur untuk keluhan anaknya. Apa iya saya harus memberikan puyer hanya untuk mempersingkat waktu kunjungan dibanding saya harus menjelaskan panjang lebar mengenai diagnosis penyakitnya. Apa iya demi semua kenyamanan orang tua, maka anak kecil harus menerima risiko yang ditimbulkan oleh puyer. Apa iya memberikan puyer supaya harga obat yang harus ditebus bisa lebih murah? Lalu bagaimana dengan risiko penyakit yang ditimbulkan dari puyer, apa bisa tergantikan dengan harga obat yang murah. Saya tidak bisa membayangkan ketika parasetamol berinteraksi dengan diazepam atau berinteraksi dengan luminal, akan menghasilkan metabolit yang justru membahayakan hati anak tersebut yang nota bene belum berfungsi dengan baik. Baru parasetamol saja, belum obat obatan yang lainnya. Saya