Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi

2009-02-24 Terurut Topik Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD.
Hello,
LBA adalah salah satu instrument, tetapi hanya melihat kelakuan 
darahnya, n tdk mencocokan makanan dg tubuh.
Ada banyak test a/l, LBA, Dryblood, Ph, Indican, semua tdk menjabarkan 
apa yg boleh atau berperformance n apa yg tdk boleh.
Analisa menggunakan beberapa test tadi akan membantu menemukan yg lebih 
baik bila tubuh sedemikian di cuekin n sehingga menjadi tdk sensitif dlm 
memberikan response sebagai sign tubuh.
Oleh karena itu test sesaat boleh2 saja, tetapi menghidupkan kembali 
sign tubuh adalah yg terpenting n akan menemani setiap saat dlmn 
kehidupan anda.
Sallam,

niko suhaili wrote:
 Setiap dari kita memerlukan asupan Protein, karbohidrat  lemak karena dari 
 ketiga sumber ini membentuk sistem tubuh termasuk pembangunan, perbaikan  
 perlindungan.

 Seringkali saya mendapati orang yg sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yg 
 berasal dari hewani namun oleh karena alasan agama, atau pendapat seseorang 
 lalu tanpa mencari informasi lebih jauh, langsung mengambil keputusan utk 
 merubah pola makan sehingga akhirnya yg terjadi adalah mengalami tendensi: 
 Anemia, penurunan energi  meningkatnya aktifitas radikal bebas.

 Ada beberapa cara yg bisa dilakukan utk melihat seberapa efektif makanan  
 nutrisi yg kita makan apakah memberikan manfaat atau tidak:
 1. Melakukan tes darah utk melihat secara spesifik komponen yg ingin 
 diketahui nilainya di dalam tubuh. Cara ini cenderung jarang dilakukan karena 
 biaya tinggi dan juga data tidak dapat dipahami oleh orang awam.

 2. Dengan cara Life Blood Analysis. Utk cara ini, memang banyak ditemukan dg 
 biaya yg relatif murah. Namun sayangnya banyak tempat yg melakukan tes 
 seperti ini yg tidak disertai dg dasar pengetahuan yg scientific sehingga 
 akhirnya hanya dipakai sebagai GIMMICK utk menjual sesuatu. Dan kebanyakan 
 orang hanya fokus kepada agregasi sel darah merah dan tanpa melihat marker 
 lainnya. Sedangkan beberapa marker lainnya itu tidak kalah pentingnya seperti 
 kerusakan membran sel darah (bilipid) yg menunjukkan seberapa tinggi oksidasi 
 membran sel darah dan aktifitas radikal bebas.

 Untuk mendapatkan gambaran seberapa baik nutrisi 
 /makanan/suplemen yg kita konsumsi itu terserap oleh tubuh, saya masih 
 melihat metoda Live Blood Analysis ini masih tetap yg murah, efisien  dapat 
 memberikan gambaran yang baik tentang kondisi kita saat ini.

 Semoga bermanfaat

 NIko

 --- On Mon, 2/23/09, m.fatkul yasir mfya...@yahoo.co.id wrote:
 From: m.fatkul yasir mfya...@yahoo.co.id
 Subject: Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi
 To: dokter_umum@yahoogroups.com
 Date: Monday, February 23, 2009, 8:09 PM

 Bagaimana kita mengetahui nutrisi yg dicenderungi oleh tubuh kita dokter. Agar
 tidak mal nutrisi
 Trimz

 Salam,
 m.fatkul yasir

 Sent from my BlackBerry® 9000
 powered by INDOSAT

 -Original Message-
 From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD.
 puyu...@indo.net.id

 Date: Mon, 23 Feb 2009 13:48:39 
 To: dokter_umum@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Dokter Umum] Tanya Ttg Gizi


 Gresi,
 Tdk semua org memiliki metabolisme dg arah kecondongan utk bisa 
 memetabolismekan karbohidrat sehingga bermabfaat bagi tubuhnya.
 DG keunikan masing2 org, maka bila kecendrungan anda misalnya adalah 
 protein, lalu anda makanya carbo melulu, maka hasilnya malah anda tdk 
 sehat, anda menajdi timbunan lemak, anda menurun vitalitasnya, dstnya, 
 jadi tdk sekedar memeprhitungkan ttg kandungan protein saja, tetapi 
 perlu menyikapi berbagai unsur dugetive anda, agar anda tdk malah 
 menjadi mal nutrisi.
 Artinya org lain mungkin merasa sehat dg hanya makan buah n sayuran, 
 tetapi belum tentu anda akan sama dg mereka.
 Sallam,

 Gresi Lenziany wrote:
   
 YTH Dokter,
 Saya berniat utk menjadi vegetarian krna ingin hidup lbh sehat, 
 namun saya khawatir dgn vitamin en protein yg ada dlm makanan hewani,
 
 apakah bisa diagantikan dgn sayur2an??..
   
 mohon penjelasannya. Terima kasih atas bantuannya.
  
 Regards,
 Gresi
  
-- 

   Absolutely Drug less Health Care solution Organization



[Non-text portions of this message have been removed]



[Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org dewasa...

2009-02-24 Terurut Topik frans paulus
Selamat sore rekan-rekan  dokter yth,

Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi 
saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab,
bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm?
mohon informasinya.
Terima kasih.

Salam,
Frans


Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org dewasa...

2009-02-24 Terurut Topik Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD.
Frans,
Itulah gunanya bedongan n gurita yg digunakan, agar ketika anak 
menangis, gerakan otot perutnya trertahan n tdk lepas karena gurita.
Sallam,

frans paulus wrote:
 Selamat sore rekan-rekan  dokter yth,

 Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi 
 saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab,
 bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm?
 mohon informasinya.
 Terima kasih.

 Salam,
 Frans

   

-- 

   Absolutely Drug less Health Care solution Organization



Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol orgdewasa...

2009-02-24 Terurut Topik Yossi Arioseno
Dear Pak Frans,

Mohon maaf sebelumnya pak Frans, definisi pusar keluar masuk agak rancu bila 
kita (dokter) tidak melihat sendiri. Kemungkinan terburuk bisa saja itu adalah 
hernia umbilicalis.
Sebaiknya dicek saja dahulu ke dokter umum minimal.

Many regards,
Yossi Agung

Sent from my mobile device

-Original Message-
From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD. puyu...@indo.net.id

Date: Tue, 24 Feb 2009 18:38:50 
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Subject: Re: [Dokter Umum] Pusar bayi 2 bln nongol/bodong sebesar jempol org
 dewasa...


Frans,
Itulah gunanya bedongan n gurita yg digunakan, agar ketika anak 
menangis, gerakan otot perutnya trertahan n tdk lepas karena gurita.
Sallam,

frans paulus wrote:
 Selamat sore rekan-rekan  dokter yth,

 Bayi saya usia skrg 2 bln pusarnya masih nongol keluar / bodong, apalagi 
 saat ia menangis atau ketika 'ngeden' saat akan bab,
 bagaimana mengatasinya supaya pusarnya tidak nongol lagi / masuk ke dlm?
 mohon informasinya.
 Terima kasih.

 Salam,
 Frans

   

-- 

   Absolutely Drug less Health Care solution Organization




[Non-text portions of this message have been removed]



[Dokter Umum] floaters

2009-02-24 Terurut Topik samba
hello Dok,
langsung aja yach, belum lama waktu saya lihat ke dinding, saya lihat
ada bercak melayang2 kalo mata kita ke kiri dan ke kanan. Aku paling
ngeri sama urusan mata. Gimana Dok, sarannya? 
Aku 38, tapi aku lupa apa sudah lama mengalami hal ini...dan putih
mata aku tuh engga bersih (banyak urat2).

thanks sebelomnya





[Dokter Umum] Mengapa Puyer?- tulisan seorang dokter

2009-02-24 Terurut Topik hoesana

 

Ketika saya lulus menjadi seorang dokter, terus terang saya bagaikan
orang
buta yang baru pernah melihat merasa senang kegirangan karena status
dokter
yang saya sandang, tetapi masih meraba raba juga karena belum tahu apa
yang
harus saya lakukan.

Menangani pasien pertama kalinya (sebagai seorang dokter tentunya)
merupakan
suatu kebanggaan tersendiri. Pasien datang, mendengarkan keluhannya,
memeriksa, dan memberikan obat.
Puas? Tentu saja puas rasanya. Pasien puas, karena keluhan berkurang
bahkan
menghilang. Dan bulan berikutnya pasien ada keluhan mereka kembali
kepada
saya karena merasa cocok dengan obat yang saya berikan.

Sebagai catatan ketika saya bilang pasien, termasuk orang tua pasien
untuk
pasien saya yang tergolong anak anak. Anggap saja saya sedang
membicarakan
pasien anak anak.

Tapi apakah saya sudah menangani pasien tersebut dengan baik? Tentu saja
TIDAK jawabannya.
Mengurangi keluhan pasien bukan berarti menyembuhkan, bahkan tanpa
disadari
bisa membahayakan pasien.

Ada satu titik balik dimana saya menyadari terdapat kesalahan dalam
penanganan pasien saya selama ini, dan di kemudian hari saya bertemu
dengan
komunitas yang membuat saya semakin belajar dan belajar setiap harinya.

Sebelumnya puyer menjadi andalan saya, pasien (orang tua pasien) puas,
waktu
yang dibutuhkan untuk menangani pasien jauh lebih singkat. Cukup
berkata: oh
ini batuk pilek, obatnya cukup minum, 3 hari tidak sembuh balik kembali.
Rutinitas yang saya lakukan selama sekitar 6 bulan pertama saya menjadi
dokter.

Sampai suatu saat saya menemukan suatu kejadian yang begitu menampar
saya.
Datanglah seorang pasien berumur 5 bulan, datang dengan keluhan mencret
mencret. Seperti biasa, meresepkan puyer sepertinya sudah ada cetakan
tersendiri di otak saya. Lalu saya berikan resep puyer yang kurang lebih
fungsinya menghentikan kerja usus, sehingga keluhan mencret mencret
berkurang.
Apa yang terjadi. Apakah puyer yang saya berikan menjadi solusi atas
kasus
pasien saya? Ternyata tidak. Pasien saya tidak mencret lagi, tetapi
jatuh ke
dalam kondisi dehidrasi sedang. Karena apa? Sudah merasa yakin dengan
puyer
yang saya berikan, sehingga lupa dengan tata laksana diare akut yang
seharusnya, pemberian larutan rehidrasi oral.

Sejak saat itu saya menyesal, bukan hanya menyesali perbuatan saya yang
melupakan guideline, tetapi penyesalan itu dilanjutkan dengan penyesalan
dengan entah berapa resep puyer yang saya berikan.

Terkadang saya merasa, Tuhan sangat baik terhadap saya. Masih menuntun
saya,
meskipun dengan tamparan, ke jalan yang seharusnya.

Ketika saya masih merasa tidak ada yang salah dengan puyer, tapi di
komunitas itu memperdebatkan penggunaan puyer. Lalu saya bertanya pada
diri
saya sendiri. Saya yang salah atau mereka yang menentang puyer yang
tidak
mengerti.

Lalu pertanyaan pertanyaan yang mengalir di komunitas itu membuat saya
lebih
membuka mata saya, memanfaatkan teknologi canggih untuk memperbaharui
keilmuan saya. Dan ternyata sebenarnya itu bukan ilmu baru, hanya saja
saya
yang terlalu malas dan bodoh untuk mengamalkan pelajaran saya yang
semestinya.

Mengapa saya harus memberikan puyer? Saya tidak hidup di daerah yang
terpencil. Dimana akses untuk obat obatan dosis anak mungkin sulit
sekali.
Dan kalaupun membutuhkan obat hanya satu jenis saja, tapi rasanya
parasetamol sirup bisa diusahakan, hanya kalau terdesak baru menggunakan
parasetamol tablet yang dihancurkan (note hanya parasetamol tablet)

Ya... saya telah bermain main dengan 3 hal. Puyer, polifarmasi, dan
pengobatan yang tidak rasional.

Lalu kemanakah ilmu farmakologi saya. Menguapkah seiring dengan kenaikan
tingkat saya. Lupakah saya bahwa setiap obat dikemas sedemikan rupa
sesuai
dengan cara penggunaannya. Lupakah saya dengan interaksi obat. Dua obat
yang
dicampur saja risiko interaksi obat cukup berat, apalagi tiga atau empat
macam obat. Mungkin saya tidak lupa dengan interaksi obat, tetapi saya
tidak
paham betul dengan interaksi obat.

Lalu dimana ilmu klinis saya. Apa iya setiap pasien dengan keluhannya,
yang
diterapi adalah keluhannya bukan diagnosis atau penyakit itu sendiri.

Apa iya saya harus memberikan puyer hanya karena pasien saya (orang tua
pasien) merasa hanya puyer yang manjur untuk keluhan anaknya.
Apa iya saya harus memberikan puyer hanya untuk mempersingkat waktu
kunjungan dibanding saya harus menjelaskan panjang lebar mengenai
diagnosis
penyakitnya.
Apa iya demi semua kenyamanan orang tua, maka anak kecil harus menerima
risiko yang ditimbulkan oleh puyer.
Apa iya memberikan puyer supaya harga obat yang harus ditebus bisa lebih
murah? Lalu bagaimana dengan risiko penyakit yang ditimbulkan dari
puyer,
apa bisa tergantikan dengan harga obat yang murah.

Saya tidak bisa membayangkan ketika parasetamol berinteraksi dengan
diazepam
atau berinteraksi dengan luminal, akan menghasilkan metabolit yang
justru
membahayakan hati anak tersebut yang nota bene belum berfungsi dengan
baik.
Baru parasetamol saja, belum obat obatan yang lainnya.

Saya