Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3)

2005-01-10 Terurut Topik Ahmad Syukri

Ya, pak Bahan bakunya dibeli (import) Pertamina dari Luar negeri.
Sedangkan Minyak mentah kita dijual (eksport) pemerintah sebagai penerimaan 
negara (APBN)

Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:

Apakah bahan baku [BB] harus dibelì?.

Bukankah BB diperoleh secara gratis dari perut bumi di wilayah Indonesia?

Selain itu UUD mengatakan bahwa kekayaan alam dipergunakan untuk 
kepentingan kesejahteraan.

Agaknya ada yang tidak beres dengan kalkulasi dan penentuan harga untuk 
konsumen.

Ada-ada saja. Tahun 1970-an semua perusahaan migas di dunia memperoleh laba 
berlipat ganda, terkecuali Pertamina rugi US$ 10 milyar. Tahun 2004/2005 
semua perusahaan minyak dipastikan akan berlipat ganda memperoleh laba. 
Pertamina menaikan harga konsumsi dalam negari, alasan takut rugi ataukah 
mau berlipat ganda lamba untuk dimakan rayap seperti biasa?.


- Original Message - 
From: S.Faozan 
To: 
Sent: Monday, January 10, 2005 4:07 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm 
(3)



 Hitungan mas Budi adalah : Bahan baku = Rp. 1.800,- + biaya produksi dan
 distribusi Rp. 540.,- = Rp. 2.340,-/liter (dengan asumsi harga minyak 
 mentah
 $ 32 / barell. Kan begitu Mas Budi ?

 -Original Message-
 From: Eko Subhan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 10 Januari 2005 9:38
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm
 (3)


 Pak Budi,

 Yang dapat meraih keuntungan dari penjualan itu siapa ya? Kita itu 
 Indonesia
 atau hanya MEREKA.


 Budi Sudarsono wrote:
Date: Fri, 7 Jan 2005 15:39:38 +0700
From: Aam 
Subject: Re: Re: Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm

Mas Budi  rekan milis
ternyata KKG nggak salah kok diperhitungannya.

Sesuai dari input mas S. Fouzan( maaf klo salah)
Biaya Produksi 10 % - 15 %
Biaya DIstribusi 18 % - 20 %

Berarti dengan estimasi harga minyak mentah Rp. 1800/l.
Biaya Produksi estimasi 10% (ambil terendah) = Rp. 180/l
Baiya Distribusi dll estimasi 20 % (ambil tertinggi) = Rp. 360/l

maka total biaya dari minyak mentah menjadi BBM Rp. 540/l

 Rekan-rekan Yth.,

 Penghitungan itu sih tak salah; tetapi sebagai mantan Menteri Kepala
 Bappenas, apa KKG tidak tahu bahwa minyak dalam negeri diberi harga
 internasional selama 5 tahun pertama produksi ladang minyak ? Kalau
 tidak begitu, mana ada investor mau menanam modalnya mencari sumber
 minyak di Indonesia yang risikonya cukup tinggi (termasuk investor
 Indonesia sendiri lho)? Sedang Pertamina sendiri dananya sangat
 terbatas.

 Yang penting, dari data produksi dan konsumsi yang saya kutip, amat
 jelas kecenderungannya bahwa mulai tahun 2004 kita menjadi negara
 pengimpor netto minyak bumi. Karena itu, mumpung kita masih ada
 pasokan dalam negeri sendiri dan mampu menyediakan subsidi, kita
 harus berangsur mengurangi subsidi bbm (dan listrik) supaya nanti
 kalau sudah amat tergantung pada impor minyak dari Timur Tengah,
 masyarakat kita sudah mampu membayar sesuai harga internasional.
 Dengan begitu, kalau kebetulan ditemukan lagi sumber minyak baru di
 masa mendatang, kita bisa kembali meraup keuntungan dari hasil
 penjualannya.
 Kalau kita menghabiskan minyak bumi kita sendiri, apa yang akan
 disisakan untuk anak-cucu kita ?

 Wasalam,

 =
 Budi Sudarsono
 Mantan Ahli Peneliti Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional
 Tel. (6221) 7243291
 Fax. (6221) 7396189



 __
 Do you Yahoo!?
 The all-new My Yahoo! - What will yours do?
 http://my.yahoo.com 


 Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
 
 Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya




 -
 Yahoo! Groups Links

 To visit your group on the web, go to:
 http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/
 

 To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

 Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



 Eko Subhan
 Training and Research Development Sub Commision
 Regional Development Expert
 Association of Indonesian Regency Government - APKASI
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com 

 [Non-text portions of this message have been removed]



 Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
 
 Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya




 _

 Yahoo! Groups Links


 * To visit your group on the web, go to:
 http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/
 


 * To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
 


 * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service
 .




 [Non-text portions of this message have been removed]




 Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
 Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya

 Yahoo! Groups Links







 




Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi 

[ekonomi-nasional] FW: Amerika Mau Ambil Ba'asyir

2005-01-10 Terurut Topik Ahmadi Agung

Sekali Lagi mohon ma'af
 
Jika kiriman saya ini  di anggap TIDAK SESUAI dng misi milis ini.
 
Saya hanya ingin memperlihatkan INILAH WAJAH PEMERINTAHAN BANGSA KITA yg
makin kacau  amerika yg katanya KAMPIUN DEMOKRASI itu.
 
Salam
AL-Pacitan
 
 
-Original Message-
From: Agus Nadi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:%5Bmailto:[EMAIL PROTECTED] 

 Bukti Intervensi AS dalam persidangan Ustadz Abu

Wawancara Fred Burks : Amerika Mau Ambil Ba'asyir
oleh Fauzan Al-anshori
Sejak awal Ustad Abu (panggilan akrab Abu Bakar Ba'asyir) dan seluruh
aktivis MM meyakini sepenuhnya, bahwa penangkapan, penahanan, dan
penyidangan atas berbagai tuduhan makar, pengeboman, dan terorisme yang
ditujukan kepada beliau sejak 28 Oktober 2002 hingga detik ini merupakan
pesanan mutlak dari pemerintah Amerika Serikat. Namun untuk meyakinkan
publik Indonesia, kami perlu membuktikan data-datanya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Maka kami pun secara simultan terus
berusaha mengumpulkan bukti-bukti intervensi pemerintah Amerika dan
sekutunya terhadap tuduhan teroris, khususnya kepada Ustad Abu, dan umumnya
kepada umat Islam bangsa Indonesia. Beberapa bukti yang dapat kami sampaikan
pada kesempatan ini adalah sebagai berikut:

Bukti pertama yang baru terungkap adalah testimoni Fred Burks (lahir,
20/2/58), mantan penerjemah pertemuan presiden George W Bush dan presiden
Megawati di Gedung Putih (19/9/01) sepekan setelah serangan WTC 11-9 yang
melansir kesaksiannya di The Washington Post (9/12/04). Ia menyebut adanya
negosiasi tingkat tinggi, di mana Amerika minta Indonesia menyerahkan Ust
Abu ke tahanan Amerika. Tapi Megawati menolak tekanan itu.

Fred Burks juga berkata bahwa tiga pekan sebelum bom Bali (12/10/02) ada
pertemuan rahasia di rumah Megawati jl. Teuku Umar (16/9/02) yang dihadiri
oleh Ralph L Boyce, Dubes AS untuk Indonesia, Karen Brooks (Direktur Asia
National Security Council), seorang perempuan agen CIA yang diperkenalkan
sebagai asisten khusus Bush, dan Burks sendiri, sedangkan Megawati hanya
sendirian. Dalam pertemuan 20-an menit itu si agen CIA berkata bahwa
pemerintah Amerika minta agar Ust Abu diserahkan ke Amerika karena terkait
jaringan Al-Qaeda. Megawati menolak, dengan alasan kalau dia menyerahkan Ust
Abu ke Amerika akan timbul instabilitas politik dan agama yang tidak akan
sanggup ia tanggung.

Namun si agen CIA itu justru mengancam: Jika Ba'asyir tidak diserahkan ke
Amerika sebelum Konferensi APEC (enam minggu setelah pertemuan itu) situasi
akan tambah sulit. Pertemuan pun bubar. Bom Bali pun meledak (12/10/02).
Burks berkata: Peristiwa itu memberi alasan yang diperlukan Megawati
sehingga Ba'asyir ditahan sampai sekarang, meskipun dia (Mega) tidak
menyerahkannya ke Amerika.

Dan karena mayoritas korban bom Bali adalah warga Australia (88 orang),
peristiwa itu juga membuat pemerintah dan rakyat Australia mendukung perang
melawan terorisme, padahal mereka sebelumnya enggan. Pengakuan Fred ini
dilakukan untuk menghentikan penipuan oleh Amerika terhadap masyarakat
Indonesia (Gatra, 1/1/05).

Bukti lain yang sudah kami sampai ke publik sebelumnya adalah ketika
Pemerintah AS mengutus Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Tom Ridge (10/3/04)
untuk menekan Presiden Megawati, Menko Polkam SBY, dan Kapolri Jendral Da'i
Bachtiar agar tetap menahan Ust Abu setelah bebas dari Rutan Salemba. Maka
peristiwa itu memaksa ribuan personil PHH mengambil paksa Ust Abu pada hari
Jum'at (30/4/04) pukul 06.55 setelah sejak pukul 05.00 bentrok dengan para
aktivis MM dan beberapa aktivis ormas Islam lain yang turut menyambut
rencana pembebasan beliau.

Hasil kunjungan Tom Ridge kepada Menko Polkam SBY saat itu (8/3/04) seperti
dilaporkan kantor berita Perancis AFP sebagai berikut: Isu seputar akan
dijeratnya kembali Ba'asyir ini muncul ketika pihak Amerita Serikat dan
beberapa diplomat asing kecewa terhadap keputusan Mahkamah Agung (MA) yang
telah menetapkan 1,5 tahun penjara potong masa tahanan bagi ustad yang juga
pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo itu.

Sehari setelah keluarnya keputusan MA itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri
Amerika Serikat Tom Ridge, menemui Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono
(8/3) dengan mengatakan bahwa keputusan pengadilan Indonesia terhadap
Ba'asyir bukanlah keputusan yang tepat. Kami harap tidak lama lagi dia akan
dibawa ke pengadilan dengan cara lain, kata Ridge seperti dikutip AFP.
Beberapa saat usai pertemuan itu, ada pernyataan dari kantor Menkopolkam.
Jika ada bukti baru, sama saja, dari dalam atau luar Indonesia, beliau akan
didakwa lagi, ujar Harsanto, salah seorang staf
Susilo Bambang Yudhoyono pada AFP.

Bukti yang tak kalah pentingnya adalah ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah
Prof.Dr. Syafii Maarif menulis sendiri kesaksiannya di rubrik Resonansi HU.
Republika (13/4/04) saat ia diminta langsung oleh Dubes AS di Jakarta Ralph
L Boyce (28/3/04) agar melobi Ketua MA dan Kapolri supaya Ust Abu tetap
ditahan sebelum pemilu dilangsungkan. Untuk kepentingan itu pihak 

RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that helps out

2005-01-10 Terurut Topik A_Dharmawan

Mungkin tidak seburuk yang kita sangka...
Masalahnya...memang kita tidak bisa mengalahkan Propaganda darai para
West  dengan kehebatan Jaringan Informasinya

/agung


Negara-negara Islam Kecewa Tak Diundang KTT Tsunami
Senin, 10 Januari 2005 | 22:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Negara negara Islam dan Arab menyayangkan sikap
Pemerintah Indonesia yang tidak mengundang mereka dalam KTT Special ASEAN
yang membahas pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh, di Jakarta Cenvention
Center. “Mereka menyampaikan kekecewaannya pada saya,”ujar Wakil Ketua
Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin Senin (10/1) di Jakarta.

Padahal, menurut Din, negara-negara Islam paling banyak menyumbang.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah memberikan bantuan hibah US$ 30 juta
sementara dana masyarakat yang disampaikan Raja Fahd lebih dari Rp 1
Trilyun. “Ini bukan pinjaman atau cek yang sulit dicairkan,”tegasnya.

Negara-negara Pakistan, Turki dan Uni Emirat Arab, menurut Din, telah
menyatakan kesediaannya untuk menanggulangi anak-anak yatim piatu baik
pengasuhan maupun pendidikannya. Saat ini mereka telah menyediakan tanah di
Jakarta yang jika Pemerintah RI menyetujui akan dibangun kompleks
pendidikan, asrama, pesantren bagi 4.000 anak yatim piatu korban musibah
Aceh. “Ini sangat-sangat kongkrit,”ujar Din.

KTT yang berlangsung 6 Januari tersebut dihadiri sepuluh negara Asean plus
Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Srilanka, Maladewa, Australia, Selandia
Baru, Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Komisi Eropa serta lembaga
Internasional seperti PBB, WHO, Unicef, World Bank, ADB, tak ada perwakilan
ngara Arab dan Islam.



-Original Message-
From: sidqy suyitno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, January 10, 2005 5:56 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that
helps out




Ass.ww. Salam sejahtera. Om Swasti astu. Amitabha.

Artikel di bawah ini membuat kami sendiri yang juga muslim menjadi prihatin
dan merasa harus segera berintrospeksi. Semoga bermanfaat.

Salam,

Sidqy LP. Suyitno



=

When Muslims suffer, it's the West that helps out[1]

Peter Bergen[2]



A failure of charity

KABUL Around the Islamic world it is common currency that Muslims are
perpetual victims of Western and Zionist conspiracies. The bill of
particulars includes the handling of prisoners at Guantánamo Bay, Israel's
inequitable treatment of the Palestinians, and the deaths of thousands of
civilians in Iraq - as a result first of United Nations sanctions after the
Gulf war, and more recently of the American occupation. The most articulate
spokesman of such views is, of course, Osama bin Laden.

Yet when Muslims are suffering, it is usually the West, and often the United
States, that takes the lead in helping. For instance, when the Soviet Union
invaded Afghanistan in 1979, Washington mounted its largest covert aid
program since Vietnam to help the Afghan resistance; when Somalis were
starving in the early 1990s, President George H.W. Bush sent 25,000 American
troops to help relief efforts; when Serbs were massacring Bosnian Muslims in
the mid-1990s President Bill Clinton (belatedly) directed the U.S. Air Force
to bomb Serbian positions, which led to the Dayton accords.

More recently, it was the United States that overthrew the tyrannical
government of the Taliban, a regime recognized only by three Muslim
countries: Saudi Arabia, Pakistan and the United Arab Emirates. Other than
Turkey, no Muslim nation has sent troops to Afghanistan to help stabilize
the poorest country in the Islamic world (a few Muslim states, including
Jordan, offered token deployments but were turned down).

Now the same pattern - action by Western countries and inertia from Muslim
states - can be seen in the efforts to provide relief for those hardest hit
by the Indian Ocean tsunami. While 100,000 of the victims are from Aceh, the
most Islamic of Indonesia's provinces, Muslim countries are contributing a
relative pittance.

The oil-rich nation of Saudi Arabia is contributing the most: a paltry $30
million, about the same as what the Netherlands is giving and less than
one-tenth of the contribution from the United States. And no Arab
governments participated in the conference in Jakarta on Thursday where
major donors and aid organizations conferred over reconstruction efforts.

This anemic effort on the part of the richest Islamic countries is
emblematic of a wider political problem in the Islamic world. For all of the
invocations by Muslim leaders of the ummah, or the global community of
believers, they typically do little to help their fellow Muslims in times of
crisis.

Arab leaders and their toothless talking shops like the Arab League and the
Organization of the Islamic Conference are excellent at denouncing problems
in Palestine and Iraq, but most stood silent as a million died in the war
between Iraq and Iran during the 

[ekonomi-nasional] Aceh dan Wajah Manis Barat

2005-01-10 Terurut Topik puskim puskim



syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:Aceh dan Wajah Manis Barat
Oleh : Redaksi 10 Jan, 05 - 10:20 am 



Prolog
Pagi itu, rabu tanggal 29 Desember 2004., saya sebenarnya sudah cukup lelah 
setelah 12 jam lebih menempuh perjalanan Magelang-Jakarta. Akan tetapi sebuah 
pesan pendek dari seorang teman di UIN Syarif Hidayatullah membelokkan niat 
saya untuk segera pulang ke kosan. Walhasil, dari Lebak Bulus saya langsung 
naik angkot ke arah Ciputat, lokasi kampus Islam (liberal?) itu berada. Singkat 
cerita, pagi sekitar pukul 10.00 WIB saya sudah berada di dalam sebuah forum 
bedah buku, acara yang saya ketahui dari sms teman tadi. Temanya sudah sering 
diangkat, meski tetap controversial: pluralisme agama. Sebenarnya ada beberapa 
hal yang menarik dalam forum tersebut, tetapi hanya satu hal yang akan saya 
singgung dalam tulisan ini, sekedar sebagai prolog.

Salah satu pembicara yang hadir dalam forum, Cak Zuhairi Misrowi (Saya panggil 
“Cak” karena alumnus Al Azhar Cairo ini memang putra Madura yang juga jebolan 
salah satu pesantren terkenal di sana. Tetapi entah dari almamater yang mana 
beliau ini terjangkit virus liberal), menceritakan perkembangan Aceh pasca 
tsunami sebagai muqaddimah speech-nya, sebelum ia dengan gaya khas para aktivis 
Islam liberal (Gayanya seperti apa silahkan Anda bayangkan sendiri) memberikan 
pembelaan terhadap konsep pluralisme agama.

Cak Zuhairi dengan antusias memaparkan bagaimana besarnya perhatian masyarakat 
dunia terhadap para korban bencana di Aceh. Bantuan mengalir tidak hanya dari 
negeri-negeri muslim, tetapi juga dari Barat. Inti ceritanya adalah mencoba 
menarik benang merah dari “semangat kemanusiaan” Barat yang tidak pandang bulu 
(baca:agama) dengan ide pluralisme yang dibelanya. Dalam tulisan ini, yang 
ingin saya kritisi bukanlah ide pluralisme agamanya, tetapi fakta bantuan yang 
diberikan negara-negara Barat (especially US dan UK) kepada saudara-saudara 
kita di Aceh. 

Sekilas, bantuan mereka ini seolah memperlihatkan dua wajah Barat (meminjam 
judul sebuah buku yang menyorot perilaku opportunis kerajaan Saudi; The Two 
Faces of Islam) yang kontradiktif. Barat yang imperialis dan Barat yang 
humanis. Inilah sebenarnya poin utama tulisan ini. Saya mencoba mendekatkan 
sebuah lilin kecil agar kita sama-sama bisa melihat rupa sebenarnya dari wajah 
Barat yang oleh sebagian kalangan –terutama Cak Zuhairi dkk- terlihat manis ini.

Di Balik Bantuan : Yang Nampak dan Yang Tak Nampak
Pertama, mari kita cermati jumlah bantuan yang dikucurkan oleh para “dermawan” 
ini. Dalam KTT Tsunami yang di gelar di Jakarta, telah terkumpul janji bantuan 
pinjaman (mohon digarisbawahi untuk kata “janji” dan “pinjaman”) sebesar USD $ 
4 M. Di antaranya dari AS USD $130 juta, Perancis USD $ 29,5 juta, World Bank 
USD $ 250 juta, dan yang terbesar dari Australia sebesar USD $ 767 juta. 
Sementara itu Inggris menjanjikan dana USD $ 180 juta untuk semua negara korban 
Tsunami, tidak spesifik untukIndonesia (Jawa Pos, Jumat 7 Januari 2005).

Jumlah bantuan ini mungkin terlihat sangat besar bagi kita (terutama bagi 
mahasiswa yang sehari-hari masih disubsidi orang tua, he.. he..). Tapi saya 
akan tunjukkan sebuah angka yang jauh lebih fantastis: USD $ 150 M! Ya 
Saudaraku, inilah jumlah utang yang menjerat negeri ini. Sebuah angka yang 
membuat donasi-donasi di atas terlihat begitu kecil. Apalagi dengan status 
bantuan yang berupa pinjaman, tak ayal ujung-ujungnya menambah prestasi utang 
kita ini. Dan perlu diketahui bahwa pada tahun 2004 lalu, kita harus menyicil 
USD $ 14 M. (BBC News Online, Senin 16 Agustius 2004). Pertanyaannya, kepada 
siapa kita berhutang? Siapa lagi kalau bukan kepada para”dermawan” kita tadi! 
Dan mungkin kita telah sama-sama mafhum bahwa melalui utang inilah independensi 
negara ini tergadaikan. Maka tidak heran jika sebuah situs Islam di Inggris 
menanggapi bantuan Barat ini dengan sinis: To help with the short term disaster 
is one thing, but to end the dependency of nations such as Indonesia is another
 entirely!

Kritik saya masih berlanjut. Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh The Guardian 
dengan judul ”Will Tsunami Aid Materialize?”, dipaparkan kekhawatiran beberapa 
pihak tentang kemungkinan bahwa bantuan yang dijanjikan oleh negara-negara kaya 
tidak akan terealisir sepenuhnya. Kekhawatiran ini di antaranya diungkapkan 
oleh Robert Smith, juru bicara Office for the Coordination of Humanitarian 
Affairs (OCHA), salah satu badan di bawah PBB yang concern dalam menyikapi 
bencana tsunami di Asia Tenggara. Ketidakpercayaan ini bukan tanpa sebab, 
banyak fakta telah menunjukkan adanya disparity antara janji yang diungkapkan 
dengan jumlah bantuan yang benar-benar diberikan. Berikut ini contoh-contohnya.

Setahun sebelum bencana tsunami ini, sebuah gempa telah mengguncang Bam, sebuah 
wilayah di Iran. Negara-negara dan organisasi asing waktu itu menjanjikan 
bantuan sebesar USD $ 1,1 M, tetapi hanya USD $ 17,5 juta yang benar-benar 
ngucur. Mirip 

[ekonomi-nasional] mohon utk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman

2005-01-10 Terurut Topik puskim puskim



syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:baca artikel2 ini penting 
 
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/10/time/1241/idnews/270159/idkanal/10
 
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/10/time/124549/idnews/270171/idkanal/10
 


-








-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - You care about security. So do we.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Re: [wanita-muslimah] pada tahun 2004 tercatat 50 ribu warga Perancis yang masuk Islam

2005-01-10 Terurut Topik puskim puskim



syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Publikasi: 10/01/2005 11:58 WIB

eramuslim

Untuk musim haji tahun ini, Muslim Perancis yang berangkat haji jumlahnya 
mencapai 25 ribu orang, dan sekitar 60 persennya adalah kaum muda. Kelompok 
haji pertama Perancis tiba di Arab Saudi tanggal 24 Desember kemarin.

Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Perancis, pada tahun 2004 tercatat 
50 ribu warga Perancis yang masuk Islam. Dengan demikian jumlah Muslim di 
Perancis diperkirakan mencapai 5 sampai 6 juta orang.(ln/iol)




-
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly...Ping your friends today! 
Download Messenger Now

[Non-text portions of this message have been removed]





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:[EMAIL PROTECTED]
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachement ... 



-
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 




-
Do you Yahoo!?
 Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Pemerintah Disesalkan Tidak Undang Negara Islam (Syabab Muslim ralat: Negeri Islam) pada KTT Tsunami

2005-01-10 Terurut Topik puskim puskim



syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:Pemerintah Disesalkan Tidak Undang 
Negara Islam (Syabab Muslim ralat: Negeri Islam) pada KTT TsunamiPublikasi: 
10/01/2005 17:08 WIB
eramuslim - Wakil Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin menyesalkan pemerintah tidak 
mengundang negara-negara Islam pada KTT Tsunami 6 Januari lalu.

Saya kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak mengikut sertakan negara Islam 
khususnya negara Arab dalam KTT Tsunami, padahal mereka termasuk penyumbang 
dana paling besar, katanya dalam kesempatan jumpa pers di gedung PP 
Muhammadiyah Jakarta, Senin (10/01).

Menurut Din, negara Islam yang termasuk penyumbang dana terbesar di Aceh dan 
Sumatera Utara, adalah kerajaan Saudi Arabia yang menyumbangkan uang tunai 
sebesar 13 juta dolar, maupun dalam bentuk hibah lainnya. Bahkan dana yang 
dikumpulkan dari masyarakat Arab, sudah mendekati 1 trilyun rupiah. Dan 
sebagian dana tersebut saat ini sudah dikirim ke Indonesia.

Bantuan dari negara-negara Islam di dunia sangat besar, selain bantuan uang 
ada juga dalam bentuk lainnya, dan saat ini kiriman bantuan tersebut sudah 
berada di Batam, ujarnya.

Din menilai, sebaiknya pemerintah tidak mengulangi kesalahan tersebut, pada 
pertemuan-pertemuan Internasional selanjutnya, sehingga dapat memberikan porsi 
yang sama, untuk seluruh negara yang ikut berperan dalam usaha perbaikan dan 
pembangunan di Indonesia. (Novel/Travel)

NB (Syabab Muslim): seharusnya negeri-negeri kaum muslim bukan negara-negara 
Islam, karena belum ada lagi Negara Islam di dunia hingga saat ini setelah 
runtuhnya Daulah Khilafah yang beribukota di Turki pada tahun 1924. 
Negara-negara yang dipahami Din Syamsuddin bukan negara Islam karena tidak 
menerapkan Sistem Islam secara Kaffah dan menyeluruh serta Negara Islam hanya 
boleh satu Negara.







-



-
Do you Yahoo!?
 Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Re: -=INFO PMIK=- [Republika Online] Peristiwa 11 September Sungguh Janggal

2005-01-10 Terurut Topik puskim puskim



nabila_almi [EMAIL PROTECTED] wrote: 
07 Januari 2005Jerry D Gray 
Peristiwa 11 September Sungguh Janggal 
yus 

Jerry D Gray ingat betul kejadian yang dialaminya tanggal 11 September 2001. 
Saat itu, mantan kameraman freelance CNBC Asia ini tengah asyik berselancar di 
internet. Tiba-tiba telepon di sampingnya berdering. Hidupkan televisimu 
sekarang! demikian bunyi suara di ujung sana. 

Telepon itu berasal dari ibunda Jerry yang ketika itu berada di Wisconsin, 
Amerika Serikat. Jerry sendiri menetap di Jakarta -- dia sudah lama tinggal di 
kota ini sejak tahun 80-an. Mendengar suara gugup ibundanya, tanpa pikir 
lama-lama, dia pun segera menyalakan televisi. 

Terlihatlah suasana menegangkan usai meledaknya menara kembar World Trade 
Center (WTC) New York, akibat hantaman dua buah pesawat berbadan lebar. 
Kejadian tersebut disiarkan langsung oleh sebuah stasun televisi asing dan 
disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Serta merta, hati Jerry berkecamuk, 
sedih sekaligus marah melihat banyak orang tak berdosa menjadi korban. 
Terbayang warga di negara tempat kelahirannya itu panik bukan kepalang. 

Itulah awal dari peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi 11 September 
2001. Sebuah kejadian yang hingga kini masih menyisakan kisah sedih. Tak hanya 
bagi keluarga korban yang ditinggalkan, namun juga komunitas umat Muslim di 
seluruh dunia. Beberapa saat setelah pihak yang berwenang di AS mengadakan 
penyelidikan, maka ditengarai kelompok teroris asal Timur Tengah berada di 
balik kejadian tersebut. Karena wilayah Timur Tengah identik dengan agama 
Islam, serta merta perhatian dunia pun tertuju pada Islam serta para 
penganutnya. 

Media massa Barat dengan segala reportasenya menjadikan momentum itu sebagai 
sarana untuk mengupas tuntas tentang Islam. Begitu gencarnya pemberitaan 
tentang peristiwa 11 September dan Islam sendiri, hingga tak jarang -- seperti 
dikhawatirkan sebagian kalangan Muslim -- media Barat kerap menyudutkan umat 
Islam. 

Hal itu pula yang kemudian membuat Jerry gundah. Berdasarkan pengamatan serta 
observasi terhadap gambar-gambar berita maupun informasi aktual, lelaki asal AS 
ini merasa bahwa banyak kejanggalan dan fakta yang disembunyikan oleh kalangan 
pemerintah serta media massa AS berkaitan peristiwa 11 September tadi. Apalagi 
kemudian, umat Islam didudukkan sebagai terdakwa dalam kejadian ini. 

Tetapi, kenapa Jerry merasa resah dengan berita menyudutkan dari media massa 
Barat terhadap Islam? Jangan lihat dia dari namanya. Jerry, atau tepatnya Haji 
Jerry, telah menjadi Muslim sejak 1984. Sepulang menunaikan ibadah haji, ia 
mengantongi nama baru, H Abdurrahman. 

Sebagai Muslim, lelaki kelahiran Wiesbaden Jerman, 24 September 1960, ini 
merasa teriris hatinya dengan tudingan tanpa dasar mengenai keterlibatan Muslim 
dalam tragedi WTC. Hari-hari selanjutnya, waktunya seperti habis untuk 
mengikuti pemberitaan 11 September melalui media cetak, televisi, maupun 
internet. Tapi lama kelamaan, berdasarkan pengalaman sebagai jurnalis televisi, 
dirinya melihat ada banyak keanehan dan kejanggalan atas kejadian tersebut. 

Awal kecurigaannya adalah, bagaimana CNN dapat begitu cepat menyiapkan siaran 
langsung 11 September ke seluruh dunia? Dari pengalamannya ketika membantu 
persiapan siaran sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta, paling tidak butuh 
waktu 20 menit untuk mengeset peralatan bagi keperluan siaran langsung di 
lapangan. 

Dikatakan, rentang waktu antara insiden penabrakan pertama dan insiden 
penabrakan kedua tak lebih dari 18 menit. Akan tetapi, CNN sudah mampu 
menayangkan langsung kejadian tabrakan kedua hanya dalam waktu kurang dari 18 
menit dari tabrakan pertama, kata dia dalam bahasa Indonesia yang fasih. Jerry 
berasumsi, situasi ini yang tidak mungkin terlaksana dalam kondisi normal. 
Kecuali jika CNN memang telah mengetahui rencana peristiwa tersebut hingga 
dapat terlebih dahulu menyiapkan segala peralatannya, imbuhnya.

Sejak itulah batin dan sanubarinya terus didera gejolak. Sampai pada akhirnya, 
dia memutuskan, bahwa sebagai manusia dia tidak bisa tinggal diam serta tidak 
melakukan apa-apa menyangkut kejanggalan ini. The needs of the many outways the 
needs of the few, begitu prinsipnya. Maka, Jerry pun mulai mengadakan 
penelitian terhadap semua gambar, pemberitaan, foto, dan video terkait 
peristiwa mengenaskan itu. 

Dari situ makin banyaklah kejanggalan serta keanehan berhasil dia temukan 
mengenai fakta-fakta kejadian 11 September. Semuanya itu lantas dituangkan 
dalam sebuah buku berjudul The Hard Evidence Exposed! The Real Truth 9-11. 
Salah satu kesimpulan pada buku setebal 116 halaman ini adalah: sesungguhnya 
ada sesuatu lebih besar di balik kejadian 11 September 2001. 

Perkenalan Jerry dengan Islam terjadi di Arab Saudi tahun 80-an. Saat itu dia 
bertugas sebagai mekanik pesawat AU AS serta menjadi instruktur di New Saudi 
Mechanics. Awalnya, dia mengaku enggan masuk ke Arab Saudi karena merasa takut 
dengan orang Arab dan 

[ekonomi-nasional] Re: [Sabili] Bantu Indonesia, Arab Saudi Galang Dana Terbesar di Dunia

2005-01-10 Terurut Topik syabab muslim



Bachnur Medi Wijaya (Exim) [EMAIL PROTECTED] wrote: 


Bantu Indonesia, Arab Saudi Galang Dana Terbesar di Dunia
Sana'a, Jumat 






Kampanye penggalangan dana terbesar di dunia yang dilakukan Arab Saudi di
seluruh daerah atas instruksi Raja Fahd Bin Abdul Aziz, berlangsung Kamis
(6/1) hingga Jumat (7/1) dini hari waktu setempat yang juga melibatkan
sejumlah ulama dan disiarkan langsung stasiun TV setempat.
Kita lebih berhak membantu saudara-saudara kita di Indonesia tempat
komunitas Muslim terbesar di dunia. Jemaah haji terbesar juga datang dari
Indonesia, dan Indonesia yang paling parah menderita akibat tsunami, ujar
seorang ulama, Dr. Sheikh Abdullah.
Berdasarkan pemantauan hingga pukul 23.45 waktu setempat atau Jumat pagi
WIB, jumlah uang tunai yang terkumpul telah mencapai lebih dari 242 juta
riyal atau sekitar Rp 593 miliar. Jumlah tersebut dipastikan melonjak cepat
hingga Jumat dini hari. Sebagai contoh pada pukul 23.00 uang tunai yang
terkumpul sekitar 129 juta riyal, belum satu jam kemudian telah terkumpul
lebih dari 242 juta riyal.
Raja Fahd pribadi menyumbang 20 juta riyal, Putra Mahkota Pangeran Abdullah
menyumbang 10 juta riyal, dan Deputi II PM/Menhan Pangeran Sulthan
menyumbang sebesar 5 juta riyal.
Sementara Pangeran Waleed Bin Talal yang juga seorang pengusaha dan
milyarder Saudi menyumbang senilai 70 juta riyal, di antaranya 15 juta uang
tunai, sejuta set pakaian dan 3 ribu tenda senilai 55 juta riyal. Kita
ingin buktikan bahwa sangkaan media Barat umat Islam enggan membantu
saudaranya yang ditimpa musibah adalah tidak benar, mari secepatnya kita
ramai-ramai menyumbang dengan segala kemampuan yang ada. Kita buktikan umat
Islam adalah umat rahmah bagi sekalian manusia tanpa pandang agama, ras dan
bangsa, ujar Sheikh Abdullah.
Menurut dia, hamlah tabaaru'at (penggalangan dana kebajikan) juga sebagai
dakwah di lapangan bahwa Islam tidak sebagaimana yang dituding Barat. Kita
buktikan di lapangan Islam bukan teroris seperti yang ditundingkan,
katanya.
Seandainya yayasan-yayasan kebajikan yang kita miliki tidak dalam keadaan
sulit (karena tudingan yayasan donor gerakan terorisme oleh Barat), mereka
sudah jauh lebih dahulu menuju tempat bencana dibandingkan Barat, tegasnya.
Apakah dengan pemandangan yang kita saksikan saat ini, kita masih dituding
teroris. Kita menggalang dana untuk para korban tanpa pandang agama, ras dan
bangsa. Inilah ajaran Islam yang cinta damai dan kasih sayang sesama anak
Adam, kata ulama lainnya.
Hingga menjelang larut malam, pusat-pusat penggalangan dana kebajikan di
seluruh propinsi di negeri kaya minyak Teluk itu nampak masih terus
didatangani banyak penyumbang, sementara para petugas terus mengihitung
jumlah uang tunai. Selain uang tunai, juga mobil, perhiasan, pakaian, bahan
makanan dan obat-obatan juga nampak menggunung di pusat-pusat pengumpulan
dana. Sebelumnya pemerintah Saudi juga telah menjanjikan bantuan dana 30
juta dollar.(Ant/Nik)


MEDIWIJAYA BACHNUR
HIMALAYA TUNAS TEXINDO, PT
JL. Cisirung Km 2 
Moh. Toha Km. 6.5 Bandung
Ph. 62-22-5210777/5205777 
Fax. 62-22-5205666/5203030
mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]



[Non-text portions of this message have been removed]



Kunjungilah www.swaramuslim.net untuk mengetahui berita-berita serta 
artikel-artikel terbaru tentang Islam

Untuk subscribe ke milis sabili kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Untuk unsubscribe dari milis sabili kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]





-
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/sabili/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 








-
Do you Yahoo!?
 Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??

2005-01-10 Terurut Topik Firdaus Ibrahim

Artikel yang cukup menarik


- Original Message - 
From: Eddy Nirwana 
To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
swaramuslim@yahoogroups.com 
Sent: Friday, January 07, 2005 5:05 PM
Subject: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG 
LAUT ??


Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Silahkan antum baca dan cermati..syukron

http://www.vialls.com/subliminalsuggestion/tsunami.html
Did New York Orchestrate The Asian Tsunami? 
With Afghanistan and Iraq already lost, the Wall Street bankers were all
desperately looking for other ways to control our world, when suddenly and
very conveniently, the Sumatran Trench exploded. Trick or Treat? 
Copyright Joe Vialls, 5 January 2005, Updated 6 January 2005 
Tsunami 'Just Missed' India's Top Fighter Jets  Nuclear Power Station, Red
Update Below. 

USS Abraham Lincoln CVN72 
Real Blast Epicenter in Sumatran Trench 
Mosque near Ground Zero, Aceh 
Others are engaging even in an eco type of terrorism, whereby they can
alter the climate, set off earthquakes or volcanos remotely, through the use
of electromagnetic waves. American
Secretary of Defense William S. Cohen, April 1997. Big surprise! Presumably
Cohen already knew that a nuclear weapon generates what he refers to
obliquely as electromagnetic waves. 
Despite having a huge number of tsunami victims in its own State of Tamil
Nadu, India completely converted the survey ship INS Nirupak into a 50-bed
floating hospital in less than 72 hours, then sent it unarmed to help the
desperate people of Aceh in Indonesia. . By direct comparison, America sent
combat ships and armed Marines. The US Navy has two 1,000 bed hospital
ships, the 'Comfort' and the 'Mercy', but neither one was dispatched. Though
the USNS Comfort was deployed to New York when 3,000 Americans died in
September 2001, this current lack of action sends a strong signal that
150,000 (mostly Muslim) dead in South East Asia, and half a million , are of
no concern whatever to the power brokers in New York. 
The Indian Government knew full well that this was not a normal
earthquake. On 27 December India refused to join George Bush's planned
exclusive 'club of four', which would have effectively pulled this Asian
nuclear power out of its new coalition with Russia, China and Brazil. On 28
December the Indian Government politely warned the American military to stay
clear of Indian sovereign territory, and on 29 December the India Daily
Editorial publicly questioned the nature of the event: Was this a showdown
by a country to show the region what havoc can be created? ... Given the
level of devastation and given the fact India is a regional power in South
Asia, [the] Indian Navy has an obligation to investigate and tell the world
what they found. 
Theoretically, the American 9 megaton W-53 thermonuclear warhead shown on
the left, could easily be encased in a small 'lookalike' saturation diving
chamber similar to that on the right, to protect it from the massive 10,000
pounds per square inch pressures at the bottom of the Sumatran Trench. The
whole armored package would weigh less than five tons, allowing it to be
slipped over the stern of any oil rig supply vessel, of which there are more
than 300 in Asia alone. Who would even notice? 
Despite a natural human tendency to be shocked into silence by the sheer
number of dead and injured across Asia on 26 December 2004, and despite also
being slightly fearful of losing personal credibility because of the
magnitude of the apparent crime, there are many provable irregularities in
the official American tsunami story that simply have to be recorded now, or
forever be lost in the sands of time. 
It is beyond any doubt that a giant tidal wave (tsunami) smashed its way
through South and South East Asia, and still had enough legs to continue all
the way across the Indian Ocean to Africa, where it killed and injured a few
hundred more. So the only question we must ask, is whether this tsunami was
a natural or man-made catastrophe? A natural event would be horrifying
enough, but if the tsunami was man-made, then we are unquestionably looking
at the biggest single war crime in global history. 
To make any sense at all of the irregularities, we must start at the very
beginning, and then follow the course of events as they unfold, especially
events in the immediate vicinity of the real tsunami epicenter, because the
latter is quite different from the location being remorselessly peddled by
the New York Times and CNN. 
At midday local Australian time I faithfully recorded the magnitude and
position plotted by the Jakarta Geophysical Office in Indonesia. An
earthquake measuring 6.4 on the Richter scale had hit the north of the
Indonesian island of Sumatra. The Jakarta Geophysical Office meticulously
noted that the epicenter of the event was located 155 miles south-southwest
of Aceh Province. 
This location is approximately 250 miles south of the position later

Re: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??

2005-01-10 Terurut Topik Ambon

Saya sudah menduga  bahwa Joe Vallis akan menulis demikian, seperti halnya 
dulu waktu pemboman di Bali dia bilang itu ledakan micro nuke. Upacamannya 
ini membuat sebahagian petinggi agama dan pemerintah Indonesia seperti Dr 
Amien Rais memakai argumennya yang  antara lain mengatakan bahwa 
:teman-teman saya yang bertitel doktor pun tak bisa membuat ledakan 
demikian.

Kalau diadakan ledakan bom nuklie di Palung Laut paling tidak harus ada 
radio aktif yang tersebar dan berakibat banyak ikan yang mati dan semua 
kapal dangan yang lewat perairan sekitar epicentrum terkontamisnasi.

- Original Message - 
From: Firdaus Ibrahim [EMAIL PROTECTED]
To: Ekonomi Nasional ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, January 11, 2005 12:24 AM
Subject: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam 
atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??



 Artikel yang cukup menarik


 - Original Message - 
 From: Eddy Nirwana
 To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
 [EMAIL PROTECTED] ; swaramuslim@yahoogroups.com
 Sent: Friday, January 07, 2005 5:05 PM
 Subject: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI 
 PALUNG LAUT ??


 Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
 Silahkan antum baca dan cermati..syukron

 http://www.vialls.com/subliminalsuggestion/tsunami.html
 Did New York Orchestrate The Asian Tsunami?
 With Afghanistan and Iraq already lost, the Wall Street bankers were all
 desperately looking for other ways to control our world, when suddenly and
 very conveniently, the Sumatran Trench exploded. Trick or Treat?
 Copyright Joe Vialls, 5 January 2005, Updated 6 January 2005
 Tsunami 'Just Missed' India's Top Fighter Jets  Nuclear Power Station, 
 Red
 Update Below.

 USS Abraham Lincoln CVN72
 Real Blast Epicenter in Sumatran Trench
 Mosque near Ground Zero, Aceh
 Others are engaging even in an eco type of terrorism, whereby they can
 alter the climate, set off earthquakes or volcanos remotely, through the 
 use
 of electromagnetic waves. American
 Secretary of Defense William S. Cohen, April 1997. Big surprise! 
 Presumably
 Cohen already knew that a nuclear weapon generates what he refers to
 obliquely as electromagnetic waves.
 Despite having a huge number of tsunami victims in its own State of Tamil
 Nadu, India completely converted the survey ship INS Nirupak into a 50-bed
 floating hospital in less than 72 hours, then sent it unarmed to help the
 desperate people of Aceh in Indonesia. . By direct comparison, America 
 sent
 combat ships and armed Marines. The US Navy has two 1,000 bed hospital
 ships, the 'Comfort' and the 'Mercy', but neither one was dispatched. 
 Though
 the USNS Comfort was deployed to New York when 3,000 Americans died in
 September 2001, this current lack of action sends a strong signal that
 150,000 (mostly Muslim) dead in South East Asia, and half a million , are 
 of
 no concern whatever to the power brokers in New York.
 The Indian Government knew full well that this was not a normal
 earthquake. On 27 December India refused to join George Bush's planned
 exclusive 'club of four', which would have effectively pulled this Asian
 nuclear power out of its new coalition with Russia, China and Brazil. On 
 28
 December the Indian Government politely warned the American military to 
 stay
 clear of Indian sovereign territory, and on 29 December the India Daily
 Editorial publicly questioned the nature of the event: Was this a 
 showdown
 by a country to show the region what havoc can be created? ... Given the
 level of devastation and given the fact India is a regional power in South
 Asia, [the] Indian Navy has an obligation to investigate and tell the 
 world
 what they found.
 Theoretically, the American 9 megaton W-53 thermonuclear warhead shown on
 the left, could easily be encased in a small 'lookalike' saturation diving
 chamber similar to that on the right, to protect it from the massive 
 10,000
 pounds per square inch pressures at the bottom of the Sumatran Trench. The
 whole armored package would weigh less than five tons, allowing it to be
 slipped over the stern of any oil rig supply vessel, of which there are 
 more
 than 300 in Asia alone. Who would even notice?
 Despite a natural human tendency to be shocked into silence by the sheer
 number of dead and injured across Asia on 26 December 2004, and despite 
 also
 being slightly fearful of losing personal credibility because of the
 magnitude of the apparent crime, there are many provable irregularities in
 the official American tsunami story that simply have to be recorded now, 
 or
 forever be lost in the sands of time.
 It is beyond any doubt that a giant tidal wave (tsunami) smashed its way
 through South and South East Asia, and still had enough legs to continue 
 all
 the way across the Indian Ocean to Africa, where it killed and injured a 
 few
 hundred more. So the only question we must ask, is whether this tsunami 
 was
 a natural or man-made 

Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3)

2005-01-10 Terurut Topik Ambon

Jadi bisa plus minus nol, atau juga ada labanya mengingat minyak Indonesia 
mentah Indonesia termasuk paling kurang sulphur maupn aspal [berkualitas 
baik] maka harganya pun lebih tinggi.

Mungkin saja sebahagian rafinery Indonesia dibangun untuk menyuling minyak 
mentah dari Timur Tengah yang banyak sulphurnya, makanya harus mengimpor.

Faktor lain ialah produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan konsumsi 
dalam negeri, jadi harus impor.

Saya tak tahu sekarang berapa % dari Migas dalam sumbangan untuk APBN. 
Apakah masih antara 60 dan 70%?

- Original Message - 
From: Ahmad Syukri [EMAIL PROTECTED]
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 10, 2005 9:35 AM
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm 
(3)



Ya, pak Bahan bakunya dibeli (import) Pertamina dari Luar negeri.
Sedangkan Minyak mentah kita dijual (eksport) pemerintah sebagai penerimaan 
negara (APBN)

Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:

Apakah bahan baku [BB] harus dibelì?.

Bukankah BB diperoleh secara gratis dari perut bumi di wilayah Indonesia?

Selain itu UUD mengatakan bahwa kekayaan alam dipergunakan untuk
kepentingan kesejahteraan.

Agaknya ada yang tidak beres dengan kalkulasi dan penentuan harga untuk
konsumen.

Ada-ada saja. Tahun 1970-an semua perusahaan migas di dunia memperoleh laba
berlipat ganda, terkecuali Pertamina rugi US$ 10 milyar. Tahun 2004/2005
semua perusahaan minyak dipastikan akan berlipat ganda memperoleh laba.
Pertamina menaikan harga konsumsi dalam negari, alasan takut rugi ataukah
mau berlipat ganda lamba untuk dimakan rayap seperti biasa?.


- Original Message - 
From: S.Faozan
To:
Sent: Monday, January 10, 2005 4:07 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm
(3)



 Hitungan mas Budi adalah : Bahan baku = Rp. 1.800,- + biaya produksi dan
 distribusi Rp. 540.,- = Rp. 2.340,-/liter (dengan asumsi harga minyak
 mentah
 $ 32 / barell. Kan begitu Mas Budi ?

 -Original Message-
 From: Eko Subhan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 10 Januari 2005 9:38
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm
 (3)


 Pak Budi,

 Yang dapat meraih keuntungan dari penjualan itu siapa ya? Kita itu
 Indonesia
 atau hanya MEREKA.


 Budi Sudarsono wrote:
Date: Fri, 7 Jan 2005 15:39:38 +0700
From: Aam
Subject: Re: Re: Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm

Mas Budi  rekan milis
ternyata KKG nggak salah kok diperhitungannya.

Sesuai dari input mas S. Fouzan( maaf klo salah)
Biaya Produksi 10 % - 15 %
Biaya DIstribusi 18 % - 20 %

Berarti dengan estimasi harga minyak mentah Rp. 1800/l.
Biaya Produksi estimasi 10% (ambil terendah) = Rp. 180/l
Baiya Distribusi dll estimasi 20 % (ambil tertinggi) = Rp. 360/l

maka total biaya dari minyak mentah menjadi BBM Rp. 540/l

 Rekan-rekan Yth.,

 Penghitungan itu sih tak salah; tetapi sebagai mantan Menteri Kepala
 Bappenas, apa KKG tidak tahu bahwa minyak dalam negeri diberi harga
 internasional selama 5 tahun pertama produksi ladang minyak ? Kalau
 tidak begitu, mana ada investor mau menanam modalnya mencari sumber
 minyak di Indonesia yang risikonya cukup tinggi (termasuk investor
 Indonesia sendiri lho)? Sedang Pertamina sendiri dananya sangat
 terbatas.

 Yang penting, dari data produksi dan konsumsi yang saya kutip, amat
 jelas kecenderungannya bahwa mulai tahun 2004 kita menjadi negara
 pengimpor netto minyak bumi. Karena itu, mumpung kita masih ada
 pasokan dalam negeri sendiri dan mampu menyediakan subsidi, kita
 harus berangsur mengurangi subsidi bbm (dan listrik) supaya nanti
 kalau sudah amat tergantung pada impor minyak dari Timur Tengah,
 masyarakat kita sudah mampu membayar sesuai harga internasional.
 Dengan begitu, kalau kebetulan ditemukan lagi sumber minyak baru di
 masa mendatang, kita bisa kembali meraup keuntungan dari hasil
 penjualannya.
 Kalau kita menghabiskan minyak bumi kita sendiri, apa yang akan
 disisakan untuk anak-cucu kita ?

 Wasalam,

 =
 Budi Sudarsono
 Mantan Ahli Peneliti Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional
 Tel. (6221) 7243291
 Fax. (6221) 7396189



 __
 Do you Yahoo!?
 The all-new My Yahoo! - What will yours do?
 http://my.yahoo.com


 Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com

 Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya




 -
 Yahoo! Groups Links

 To visit your group on the web, go to:
 http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/


 To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

 Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



 Eko Subhan
 Training and Research Development Sub Commision
 Regional Development Expert
 Association of Indonesian Regency Government - APKASI
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
 

RE: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencan a alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??

2005-01-10 Terurut Topik S.Faozan

Very good point, Pak Adhi !

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 11 Januari 2005 10:08
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana
alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??



Tidak mengherankan kalau negara2 oportunis berlomba2 memanfatkan musibah ini
demi kepentingan mereka. Tetapi kalau teori Vialls ini benar, bagaimana
menjelaskan fenomena surutnya permukaan air laut sebelum tsunami datang (yg
menyebabkan penduduk tepi pantai berdatangan untuk mengambil ikan) yang
disaksikan banyak orang? 


- Original Message -
From: Firdaus Ibrahim [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, January 11, 2005 6:24 am
Subject: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh :  Bencana
alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??



[Non-text portions of this message have been removed]



Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
http://www.DariWindowsKeLinux.com 
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya




  _  

Yahoo! Groups Links


*   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ 
  

*   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  

*   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service
http://docs.yahoo.com/info/terms/ . 




[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencan a alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??

2005-01-10 Terurut Topik Ahmadi Agung

Kalo menurut saya...
 
Teori EKOLOGI atau BOM NUKLIR untuk menciptakan gempa buatan  menimbulkan
Tsunami di ACEH itu
 
Hanyalah semacam PHSYWAR dari fihak Barat ( sebut Amerika ) untuk
menakut-nakuti negara-negara lain yg ngga mau nurut sama amerika
 
Yg di incar oleh amerika terutama negara-negara Islam atau negara yg
berpenduduk Mayoritas Islam seperti Indonesia.
 
Ini semua hanyalah menurut pemikiran saya saja
 
Salam
AL-Pacitan
 
 
-Original Message-
From: S.Faozan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
Very good point, Pak Adhi !

 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] agama = politik ?

2005-01-10 Terurut Topik iming

 Rekan2,Milis ini adalah membahas masalah ekonomi, tetapi sering kali kita 
memberitakan agama dan politik.1. apakah agama identik dengan politik ?2. jika 
ya, apakah agama perlu diasosiasikan dengan politik terus menerus ?3. apa 
keperluannya orang2 tertentu mengasosiasikan agama secara lekat dengan politik 
?4. terkait dengan aceh, mengapa ada sejumlah berita yang mengkaitkan bencana 
itu dengan agama dan politik ?5. Apakah pemberita atau wartawan itu umumnya 
memang doyang berpolemik untuk keuntungan diri at the expense of society ? 
Salam, Iming--- On Mon 01/10, puskim puskim lt; [EMAIL PROTECTED] gt; wrote:
From: puskim puskim [mailto: [EMAIL PROTECTED]: 
ekonomi-nasional@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]: Mon, 10 Jan 2005 14:28:31 
-0800 (PST)Subject: [ekonomi-nasional] Re: -=INFO PMIK=- [Republika Online] 
Peristiwa 11 September Sungguh Janggalnabila_almi wrote: 07 Januari 2005Jerry D 
Gray Peristiwa 11 September Sungguh Janggal yus Jerry D Gray ingat betul 
kejadian yang dialaminya tanggal 11 September 2001. Saat itu, mantan kameraman 
freelance CNBC Asia ini tengah asyik berselancar di internet. Tiba-tiba telepon 
di sampingnya berdering. Hidupkan televisimu sekarang! demikian bunyi suara 
di ujung sana. Telepon itu berasal dari ibunda Jerry yang ketika itu berada di 
Wisconsin, Amerika Serikat. Jerry sendiri menetap di Jakarta -- dia sudah lama 
tinggal di kota ini sejak tahun 80-an. Mendengar suara gugup ibundanya, tanpa 
pikir lama-lama, dia pun segera menyalakan televisi. Terlihatlah suasana 
menegangkan usai meledaknya menara kembar World Trade Center (WTC) New York, 
akibat hantaman dua buah pesawat berbadan lebar. Kejadian tersebut disiarkan 
langsung oleh sebuah stasun televisi asing dan disebarluaskan ke seluruh 
penjuru dunia. Serta merta, hati Jerry berkecamuk, sedih sekaligus marah 
melihat banyak orang tak berdosa menjadi korban. Terbayang warga di negara 
tempat kelahirannya itu panik bukan kepalang. Itulah awal dari peristiwa yang 
kemudian dikenal sebagai Tragedi 11 September 2001. Sebuah kejadian yang hingga 
kini masih menyisakan kisah sedih. Tak hanya bagi keluarga korban yang 
ditinggalkan, namun juga komunitas umat Muslim di seluruh dunia. Beberapa saat 
setelah pihak yang berwenang di AS mengadakan penyelidikan, maka ditengarai 
kelompok teroris asal Timur Tengah berada di balik kejadian tersebut. Karena 
wilayah Timur Tengah identik dengan agama Islam, serta merta perhatian dunia 
pun tertuju pada Islam serta para penganutnya. Media massa Barat dengan segala 
reportasenya menjadikan momentum itu sebagai sarana untuk mengupas tuntas 
tentang Islam. Begitu gencarnya pemberitaan tentang peristiwa 11 September dan 
Islam sendiri, hingga tak jarang -- seperti dikhawatirkan sebagian kalangan 
Muslim -- media Barat kerap menyudutkan umat Islam. Hal itu pula yang kemudian 
membuat Jerry gundah. Berdasarkan pengamatan serta observasi terhadap 
gambar-gambar berita maupun informasi aktual, lelaki asal AS ini merasa bahwa 
banyak kejanggalan dan fakta yang disembunyikan oleh kalangan pemerintah serta 
media massa AS berkaitan peristiwa 11 September tadi. Apalagi kemudian, umat 
Islam didudukkan sebagai terdakwa dalam kejadian ini. Tetapi, kenapa Jerry 
merasa resah dengan berita menyudutkan dari media massa Barat terhadap Islam? 
Jangan lihat dia dari namanya. Jerry, atau tepatnya Haji Jerry, telah menjadi 
Muslim sejak 1984. Sepulang menunaikan ibadah haji, ia mengantongi nama baru, H 
Abdurrahman. Sebagai Muslim, lelaki kelahiran Wiesbaden Jerman, 24 September 
1960, ini merasa teriris hatinya dengan tudingan tanpa dasar mengenai 
keterlibatan Muslim dalam tragedi WTC. Hari-hari selanjutnya, waktunya seperti 
habis untuk mengikuti pemberitaan 11 September melalui media cetak, televisi, 
maupun internet. Tapi lama kelamaan, berdasarkan pengalaman sebagai jurnalis 
televisi, dirinya melihat ada banyak keanehan dan kejanggalan atas kejadian 
tersebut. Awal kecurigaannya adalah, bagaimana CNN dapat begitu cepat 
menyiapkan siaran langsung 11 September ke seluruh dunia? Dari pengalamannya 
ketika membantu persiapan siaran sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta, 
paling tidak butuh waktu 20 menit untuk mengeset peralatan bagi keperluan 
siaran langsung di lapangan. Dikatakan, rentang waktu antara insiden penabrakan 
pertama dan insiden penabrakan kedua tak lebih dari 18 menit. Akan tetapi, CNN 
sudah mampu menayangkan langsung kejadian tabrakan kedua hanya dalam waktu 
kurang dari 18 menit dari tabrakan pertama, kata dia dalam bahasa Indonesia 
yang fasih. Jerry berasumsi, situasi ini yang tidak mungkin terlaksana dalam 
kondisi normal. Kecuali jika CNN memang telah mengetahui rencana peristiwa 
tersebut hingga dapat terlebih dahulu 
 menyiapkan segala peralatannya, imbuhnya.Sejak itulah batin dan sanubarinya 
terus didera gejolak. Sampai pada akhirnya, dia memutuskan, bahwa sebagai 
manusia dia tidak bisa tinggal diam serta tidak melakukan apa-apa menyangkut 
kejanggalan ini. The