Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3)
Ya, pak Bahan bakunya dibeli (import) Pertamina dari Luar negeri. Sedangkan Minyak mentah kita dijual (eksport) pemerintah sebagai penerimaan negara (APBN) Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah bahan baku [BB] harus dibelì?. Bukankah BB diperoleh secara gratis dari perut bumi di wilayah Indonesia? Selain itu UUD mengatakan bahwa kekayaan alam dipergunakan untuk kepentingan kesejahteraan. Agaknya ada yang tidak beres dengan kalkulasi dan penentuan harga untuk konsumen. Ada-ada saja. Tahun 1970-an semua perusahaan migas di dunia memperoleh laba berlipat ganda, terkecuali Pertamina rugi US$ 10 milyar. Tahun 2004/2005 semua perusahaan minyak dipastikan akan berlipat ganda memperoleh laba. Pertamina menaikan harga konsumsi dalam negari, alasan takut rugi ataukah mau berlipat ganda lamba untuk dimakan rayap seperti biasa?. - Original Message - From: S.Faozan To: Sent: Monday, January 10, 2005 4:07 AM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3) Hitungan mas Budi adalah : Bahan baku = Rp. 1.800,- + biaya produksi dan distribusi Rp. 540.,- = Rp. 2.340,-/liter (dengan asumsi harga minyak mentah $ 32 / barell. Kan begitu Mas Budi ? -Original Message- From: Eko Subhan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 Januari 2005 9:38 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3) Pak Budi, Yang dapat meraih keuntungan dari penjualan itu siapa ya? Kita itu Indonesia atau hanya MEREKA. Budi Sudarsono wrote: Date: Fri, 7 Jan 2005 15:39:38 +0700 From: Aam Subject: Re: Re: Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm Mas Budi rekan milis ternyata KKG nggak salah kok diperhitungannya. Sesuai dari input mas S. Fouzan( maaf klo salah) Biaya Produksi 10 % - 15 % Biaya DIstribusi 18 % - 20 % Berarti dengan estimasi harga minyak mentah Rp. 1800/l. Biaya Produksi estimasi 10% (ambil terendah) = Rp. 180/l Baiya Distribusi dll estimasi 20 % (ambil tertinggi) = Rp. 360/l maka total biaya dari minyak mentah menjadi BBM Rp. 540/l Rekan-rekan Yth., Penghitungan itu sih tak salah; tetapi sebagai mantan Menteri Kepala Bappenas, apa KKG tidak tahu bahwa minyak dalam negeri diberi harga internasional selama 5 tahun pertama produksi ladang minyak ? Kalau tidak begitu, mana ada investor mau menanam modalnya mencari sumber minyak di Indonesia yang risikonya cukup tinggi (termasuk investor Indonesia sendiri lho)? Sedang Pertamina sendiri dananya sangat terbatas. Yang penting, dari data produksi dan konsumsi yang saya kutip, amat jelas kecenderungannya bahwa mulai tahun 2004 kita menjadi negara pengimpor netto minyak bumi. Karena itu, mumpung kita masih ada pasokan dalam negeri sendiri dan mampu menyediakan subsidi, kita harus berangsur mengurangi subsidi bbm (dan listrik) supaya nanti kalau sudah amat tergantung pada impor minyak dari Timur Tengah, masyarakat kita sudah mampu membayar sesuai harga internasional. Dengan begitu, kalau kebetulan ditemukan lagi sumber minyak baru di masa mendatang, kita bisa kembali meraup keuntungan dari hasil penjualannya. Kalau kita menghabiskan minyak bumi kita sendiri, apa yang akan disisakan untuk anak-cucu kita ? Wasalam, = Budi Sudarsono Mantan Ahli Peneliti Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional Tel. (6221) 7243291 Fax. (6221) 7396189 __ Do you Yahoo!? The all-new My Yahoo! - What will yours do? http://my.yahoo.com Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. Eko Subhan Training and Research Development Sub Commision Regional Development Expert Association of Indonesian Regency Government - APKASI [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya _ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service . [Non-text portions of this message have been removed] Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi
[ekonomi-nasional] FW: Amerika Mau Ambil Ba'asyir
Sekali Lagi mohon ma'af Jika kiriman saya ini di anggap TIDAK SESUAI dng misi milis ini. Saya hanya ingin memperlihatkan INILAH WAJAH PEMERINTAHAN BANGSA KITA yg makin kacau amerika yg katanya KAMPIUN DEMOKRASI itu. Salam AL-Pacitan -Original Message- From: Agus Nadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:%5Bmailto:[EMAIL PROTECTED] Bukti Intervensi AS dalam persidangan Ustadz Abu Wawancara Fred Burks : Amerika Mau Ambil Ba'asyir oleh Fauzan Al-anshori Sejak awal Ustad Abu (panggilan akrab Abu Bakar Ba'asyir) dan seluruh aktivis MM meyakini sepenuhnya, bahwa penangkapan, penahanan, dan penyidangan atas berbagai tuduhan makar, pengeboman, dan terorisme yang ditujukan kepada beliau sejak 28 Oktober 2002 hingga detik ini merupakan pesanan mutlak dari pemerintah Amerika Serikat. Namun untuk meyakinkan publik Indonesia, kami perlu membuktikan data-datanya yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Maka kami pun secara simultan terus berusaha mengumpulkan bukti-bukti intervensi pemerintah Amerika dan sekutunya terhadap tuduhan teroris, khususnya kepada Ustad Abu, dan umumnya kepada umat Islam bangsa Indonesia. Beberapa bukti yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut: Bukti pertama yang baru terungkap adalah testimoni Fred Burks (lahir, 20/2/58), mantan penerjemah pertemuan presiden George W Bush dan presiden Megawati di Gedung Putih (19/9/01) sepekan setelah serangan WTC 11-9 yang melansir kesaksiannya di The Washington Post (9/12/04). Ia menyebut adanya negosiasi tingkat tinggi, di mana Amerika minta Indonesia menyerahkan Ust Abu ke tahanan Amerika. Tapi Megawati menolak tekanan itu. Fred Burks juga berkata bahwa tiga pekan sebelum bom Bali (12/10/02) ada pertemuan rahasia di rumah Megawati jl. Teuku Umar (16/9/02) yang dihadiri oleh Ralph L Boyce, Dubes AS untuk Indonesia, Karen Brooks (Direktur Asia National Security Council), seorang perempuan agen CIA yang diperkenalkan sebagai asisten khusus Bush, dan Burks sendiri, sedangkan Megawati hanya sendirian. Dalam pertemuan 20-an menit itu si agen CIA berkata bahwa pemerintah Amerika minta agar Ust Abu diserahkan ke Amerika karena terkait jaringan Al-Qaeda. Megawati menolak, dengan alasan kalau dia menyerahkan Ust Abu ke Amerika akan timbul instabilitas politik dan agama yang tidak akan sanggup ia tanggung. Namun si agen CIA itu justru mengancam: Jika Ba'asyir tidak diserahkan ke Amerika sebelum Konferensi APEC (enam minggu setelah pertemuan itu) situasi akan tambah sulit. Pertemuan pun bubar. Bom Bali pun meledak (12/10/02). Burks berkata: Peristiwa itu memberi alasan yang diperlukan Megawati sehingga Ba'asyir ditahan sampai sekarang, meskipun dia (Mega) tidak menyerahkannya ke Amerika. Dan karena mayoritas korban bom Bali adalah warga Australia (88 orang), peristiwa itu juga membuat pemerintah dan rakyat Australia mendukung perang melawan terorisme, padahal mereka sebelumnya enggan. Pengakuan Fred ini dilakukan untuk menghentikan penipuan oleh Amerika terhadap masyarakat Indonesia (Gatra, 1/1/05). Bukti lain yang sudah kami sampai ke publik sebelumnya adalah ketika Pemerintah AS mengutus Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Tom Ridge (10/3/04) untuk menekan Presiden Megawati, Menko Polkam SBY, dan Kapolri Jendral Da'i Bachtiar agar tetap menahan Ust Abu setelah bebas dari Rutan Salemba. Maka peristiwa itu memaksa ribuan personil PHH mengambil paksa Ust Abu pada hari Jum'at (30/4/04) pukul 06.55 setelah sejak pukul 05.00 bentrok dengan para aktivis MM dan beberapa aktivis ormas Islam lain yang turut menyambut rencana pembebasan beliau. Hasil kunjungan Tom Ridge kepada Menko Polkam SBY saat itu (8/3/04) seperti dilaporkan kantor berita Perancis AFP sebagai berikut: Isu seputar akan dijeratnya kembali Ba'asyir ini muncul ketika pihak Amerita Serikat dan beberapa diplomat asing kecewa terhadap keputusan Mahkamah Agung (MA) yang telah menetapkan 1,5 tahun penjara potong masa tahanan bagi ustad yang juga pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo itu. Sehari setelah keluarnya keputusan MA itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Tom Ridge, menemui Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono (8/3) dengan mengatakan bahwa keputusan pengadilan Indonesia terhadap Ba'asyir bukanlah keputusan yang tepat. Kami harap tidak lama lagi dia akan dibawa ke pengadilan dengan cara lain, kata Ridge seperti dikutip AFP. Beberapa saat usai pertemuan itu, ada pernyataan dari kantor Menkopolkam. Jika ada bukti baru, sama saja, dari dalam atau luar Indonesia, beliau akan didakwa lagi, ujar Harsanto, salah seorang staf Susilo Bambang Yudhoyono pada AFP. Bukti yang tak kalah pentingnya adalah ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.Dr. Syafii Maarif menulis sendiri kesaksiannya di rubrik Resonansi HU. Republika (13/4/04) saat ia diminta langsung oleh Dubes AS di Jakarta Ralph L Boyce (28/3/04) agar melobi Ketua MA dan Kapolri supaya Ust Abu tetap ditahan sebelum pemilu dilangsungkan. Untuk kepentingan itu pihak
RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that helps out
Mungkin tidak seburuk yang kita sangka... Masalahnya...memang kita tidak bisa mengalahkan Propaganda darai para West dengan kehebatan Jaringan Informasinya /agung Negara-negara Islam Kecewa Tak Diundang KTT Tsunami Senin, 10 Januari 2005 | 22:48 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Negara negara Islam dan Arab menyayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang tidak mengundang mereka dalam KTT Special ASEAN yang membahas pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh, di Jakarta Cenvention Center. Mereka menyampaikan kekecewaannya pada saya,ujar Wakil Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin Senin (10/1) di Jakarta. Padahal, menurut Din, negara-negara Islam paling banyak menyumbang. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah memberikan bantuan hibah US$ 30 juta sementara dana masyarakat yang disampaikan Raja Fahd lebih dari Rp 1 Trilyun. Ini bukan pinjaman atau cek yang sulit dicairkan,tegasnya. Negara-negara Pakistan, Turki dan Uni Emirat Arab, menurut Din, telah menyatakan kesediaannya untuk menanggulangi anak-anak yatim piatu baik pengasuhan maupun pendidikannya. Saat ini mereka telah menyediakan tanah di Jakarta yang jika Pemerintah RI menyetujui akan dibangun kompleks pendidikan, asrama, pesantren bagi 4.000 anak yatim piatu korban musibah Aceh. Ini sangat-sangat kongkrit,ujar Din. KTT yang berlangsung 6 Januari tersebut dihadiri sepuluh negara Asean plus Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Srilanka, Maladewa, Australia, Selandia Baru, Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Komisi Eropa serta lembaga Internasional seperti PBB, WHO, Unicef, World Bank, ADB, tak ada perwakilan ngara Arab dan Islam. -Original Message- From: sidqy suyitno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 10, 2005 5:56 AM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that helps out Ass.ww. Salam sejahtera. Om Swasti astu. Amitabha. Artikel di bawah ini membuat kami sendiri yang juga muslim menjadi prihatin dan merasa harus segera berintrospeksi. Semoga bermanfaat. Salam, Sidqy LP. Suyitno = When Muslims suffer, it's the West that helps out[1] Peter Bergen[2] A failure of charity KABUL Around the Islamic world it is common currency that Muslims are perpetual victims of Western and Zionist conspiracies. The bill of particulars includes the handling of prisoners at Guantánamo Bay, Israel's inequitable treatment of the Palestinians, and the deaths of thousands of civilians in Iraq - as a result first of United Nations sanctions after the Gulf war, and more recently of the American occupation. The most articulate spokesman of such views is, of course, Osama bin Laden. Yet when Muslims are suffering, it is usually the West, and often the United States, that takes the lead in helping. For instance, when the Soviet Union invaded Afghanistan in 1979, Washington mounted its largest covert aid program since Vietnam to help the Afghan resistance; when Somalis were starving in the early 1990s, President George H.W. Bush sent 25,000 American troops to help relief efforts; when Serbs were massacring Bosnian Muslims in the mid-1990s President Bill Clinton (belatedly) directed the U.S. Air Force to bomb Serbian positions, which led to the Dayton accords. More recently, it was the United States that overthrew the tyrannical government of the Taliban, a regime recognized only by three Muslim countries: Saudi Arabia, Pakistan and the United Arab Emirates. Other than Turkey, no Muslim nation has sent troops to Afghanistan to help stabilize the poorest country in the Islamic world (a few Muslim states, including Jordan, offered token deployments but were turned down). Now the same pattern - action by Western countries and inertia from Muslim states - can be seen in the efforts to provide relief for those hardest hit by the Indian Ocean tsunami. While 100,000 of the victims are from Aceh, the most Islamic of Indonesia's provinces, Muslim countries are contributing a relative pittance. The oil-rich nation of Saudi Arabia is contributing the most: a paltry $30 million, about the same as what the Netherlands is giving and less than one-tenth of the contribution from the United States. And no Arab governments participated in the conference in Jakarta on Thursday where major donors and aid organizations conferred over reconstruction efforts. This anemic effort on the part of the richest Islamic countries is emblematic of a wider political problem in the Islamic world. For all of the invocations by Muslim leaders of the ummah, or the global community of believers, they typically do little to help their fellow Muslims in times of crisis. Arab leaders and their toothless talking shops like the Arab League and the Organization of the Islamic Conference are excellent at denouncing problems in Palestine and Iraq, but most stood silent as a million died in the war between Iraq and Iran during the
[ekonomi-nasional] Aceh dan Wajah Manis Barat
syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:Aceh dan Wajah Manis Barat Oleh : Redaksi 10 Jan, 05 - 10:20 am Prolog Pagi itu, rabu tanggal 29 Desember 2004., saya sebenarnya sudah cukup lelah setelah 12 jam lebih menempuh perjalanan Magelang-Jakarta. Akan tetapi sebuah pesan pendek dari seorang teman di UIN Syarif Hidayatullah membelokkan niat saya untuk segera pulang ke kosan. Walhasil, dari Lebak Bulus saya langsung naik angkot ke arah Ciputat, lokasi kampus Islam (liberal?) itu berada. Singkat cerita, pagi sekitar pukul 10.00 WIB saya sudah berada di dalam sebuah forum bedah buku, acara yang saya ketahui dari sms teman tadi. Temanya sudah sering diangkat, meski tetap controversial: pluralisme agama. Sebenarnya ada beberapa hal yang menarik dalam forum tersebut, tetapi hanya satu hal yang akan saya singgung dalam tulisan ini, sekedar sebagai prolog. Salah satu pembicara yang hadir dalam forum, Cak Zuhairi Misrowi (Saya panggil Cak karena alumnus Al Azhar Cairo ini memang putra Madura yang juga jebolan salah satu pesantren terkenal di sana. Tetapi entah dari almamater yang mana beliau ini terjangkit virus liberal), menceritakan perkembangan Aceh pasca tsunami sebagai muqaddimah speech-nya, sebelum ia dengan gaya khas para aktivis Islam liberal (Gayanya seperti apa silahkan Anda bayangkan sendiri) memberikan pembelaan terhadap konsep pluralisme agama. Cak Zuhairi dengan antusias memaparkan bagaimana besarnya perhatian masyarakat dunia terhadap para korban bencana di Aceh. Bantuan mengalir tidak hanya dari negeri-negeri muslim, tetapi juga dari Barat. Inti ceritanya adalah mencoba menarik benang merah dari semangat kemanusiaan Barat yang tidak pandang bulu (baca:agama) dengan ide pluralisme yang dibelanya. Dalam tulisan ini, yang ingin saya kritisi bukanlah ide pluralisme agamanya, tetapi fakta bantuan yang diberikan negara-negara Barat (especially US dan UK) kepada saudara-saudara kita di Aceh. Sekilas, bantuan mereka ini seolah memperlihatkan dua wajah Barat (meminjam judul sebuah buku yang menyorot perilaku opportunis kerajaan Saudi; The Two Faces of Islam) yang kontradiktif. Barat yang imperialis dan Barat yang humanis. Inilah sebenarnya poin utama tulisan ini. Saya mencoba mendekatkan sebuah lilin kecil agar kita sama-sama bisa melihat rupa sebenarnya dari wajah Barat yang oleh sebagian kalangan terutama Cak Zuhairi dkk- terlihat manis ini. Di Balik Bantuan : Yang Nampak dan Yang Tak Nampak Pertama, mari kita cermati jumlah bantuan yang dikucurkan oleh para dermawan ini. Dalam KTT Tsunami yang di gelar di Jakarta, telah terkumpul janji bantuan pinjaman (mohon digarisbawahi untuk kata janji dan pinjaman) sebesar USD $ 4 M. Di antaranya dari AS USD $130 juta, Perancis USD $ 29,5 juta, World Bank USD $ 250 juta, dan yang terbesar dari Australia sebesar USD $ 767 juta. Sementara itu Inggris menjanjikan dana USD $ 180 juta untuk semua negara korban Tsunami, tidak spesifik untukIndonesia (Jawa Pos, Jumat 7 Januari 2005). Jumlah bantuan ini mungkin terlihat sangat besar bagi kita (terutama bagi mahasiswa yang sehari-hari masih disubsidi orang tua, he.. he..). Tapi saya akan tunjukkan sebuah angka yang jauh lebih fantastis: USD $ 150 M! Ya Saudaraku, inilah jumlah utang yang menjerat negeri ini. Sebuah angka yang membuat donasi-donasi di atas terlihat begitu kecil. Apalagi dengan status bantuan yang berupa pinjaman, tak ayal ujung-ujungnya menambah prestasi utang kita ini. Dan perlu diketahui bahwa pada tahun 2004 lalu, kita harus menyicil USD $ 14 M. (BBC News Online, Senin 16 Agustius 2004). Pertanyaannya, kepada siapa kita berhutang? Siapa lagi kalau bukan kepada paradermawan kita tadi! Dan mungkin kita telah sama-sama mafhum bahwa melalui utang inilah independensi negara ini tergadaikan. Maka tidak heran jika sebuah situs Islam di Inggris menanggapi bantuan Barat ini dengan sinis: To help with the short term disaster is one thing, but to end the dependency of nations such as Indonesia is another entirely! Kritik saya masih berlanjut. Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh The Guardian dengan judul Will Tsunami Aid Materialize?, dipaparkan kekhawatiran beberapa pihak tentang kemungkinan bahwa bantuan yang dijanjikan oleh negara-negara kaya tidak akan terealisir sepenuhnya. Kekhawatiran ini di antaranya diungkapkan oleh Robert Smith, juru bicara Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), salah satu badan di bawah PBB yang concern dalam menyikapi bencana tsunami di Asia Tenggara. Ketidakpercayaan ini bukan tanpa sebab, banyak fakta telah menunjukkan adanya disparity antara janji yang diungkapkan dengan jumlah bantuan yang benar-benar diberikan. Berikut ini contoh-contohnya. Setahun sebelum bencana tsunami ini, sebuah gempa telah mengguncang Bam, sebuah wilayah di Iran. Negara-negara dan organisasi asing waktu itu menjanjikan bantuan sebesar USD $ 1,1 M, tetapi hanya USD $ 17,5 juta yang benar-benar ngucur. Mirip
[ekonomi-nasional] mohon utk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:baca artikel2 ini penting http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/10/time/1241/idnews/270159/idkanal/10 http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/10/time/124549/idnews/270171/idkanal/10 - - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - You care about security. So do we. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Re: [wanita-muslimah] pada tahun 2004 tercatat 50 ribu warga Perancis yang masuk Islam
syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote: Publikasi: 10/01/2005 11:58 WIB eramuslim Untuk musim haji tahun ini, Muslim Perancis yang berangkat haji jumlahnya mencapai 25 ribu orang, dan sekitar 60 persennya adalah kaum muda. Kelompok haji pertama Perancis tiba di Arab Saudi tanggal 24 Desember kemarin. Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Perancis, pada tahun 2004 tercatat 50 ribu warga Perancis yang masuk Islam. Dengan demikian jumlah Muslim di Perancis diperkirakan mencapai 5 sampai 6 juta orang.(ln/iol) - Yahoo! Messenger - Communicate instantly...Ping your friends today! Download Messenger Now [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:[EMAIL PROTECTED] Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachement ... - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Do you Yahoo!? Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Pemerintah Disesalkan Tidak Undang Negara Islam (Syabab Muslim ralat: Negeri Islam) pada KTT Tsunami
syabab muslim [EMAIL PROTECTED] wrote:Pemerintah Disesalkan Tidak Undang Negara Islam (Syabab Muslim ralat: Negeri Islam) pada KTT TsunamiPublikasi: 10/01/2005 17:08 WIB eramuslim - Wakil Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin menyesalkan pemerintah tidak mengundang negara-negara Islam pada KTT Tsunami 6 Januari lalu. Saya kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak mengikut sertakan negara Islam khususnya negara Arab dalam KTT Tsunami, padahal mereka termasuk penyumbang dana paling besar, katanya dalam kesempatan jumpa pers di gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Senin (10/01). Menurut Din, negara Islam yang termasuk penyumbang dana terbesar di Aceh dan Sumatera Utara, adalah kerajaan Saudi Arabia yang menyumbangkan uang tunai sebesar 13 juta dolar, maupun dalam bentuk hibah lainnya. Bahkan dana yang dikumpulkan dari masyarakat Arab, sudah mendekati 1 trilyun rupiah. Dan sebagian dana tersebut saat ini sudah dikirim ke Indonesia. Bantuan dari negara-negara Islam di dunia sangat besar, selain bantuan uang ada juga dalam bentuk lainnya, dan saat ini kiriman bantuan tersebut sudah berada di Batam, ujarnya. Din menilai, sebaiknya pemerintah tidak mengulangi kesalahan tersebut, pada pertemuan-pertemuan Internasional selanjutnya, sehingga dapat memberikan porsi yang sama, untuk seluruh negara yang ikut berperan dalam usaha perbaikan dan pembangunan di Indonesia. (Novel/Travel) NB (Syabab Muslim): seharusnya negeri-negeri kaum muslim bukan negara-negara Islam, karena belum ada lagi Negara Islam di dunia hingga saat ini setelah runtuhnya Daulah Khilafah yang beribukota di Turki pada tahun 1924. Negara-negara yang dipahami Din Syamsuddin bukan negara Islam karena tidak menerapkan Sistem Islam secara Kaffah dan menyeluruh serta Negara Islam hanya boleh satu Negara. - - Do you Yahoo!? Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Re: -=INFO PMIK=- [Republika Online] Peristiwa 11 September Sungguh Janggal
nabila_almi [EMAIL PROTECTED] wrote: 07 Januari 2005Jerry D Gray Peristiwa 11 September Sungguh Janggal yus Jerry D Gray ingat betul kejadian yang dialaminya tanggal 11 September 2001. Saat itu, mantan kameraman freelance CNBC Asia ini tengah asyik berselancar di internet. Tiba-tiba telepon di sampingnya berdering. Hidupkan televisimu sekarang! demikian bunyi suara di ujung sana. Telepon itu berasal dari ibunda Jerry yang ketika itu berada di Wisconsin, Amerika Serikat. Jerry sendiri menetap di Jakarta -- dia sudah lama tinggal di kota ini sejak tahun 80-an. Mendengar suara gugup ibundanya, tanpa pikir lama-lama, dia pun segera menyalakan televisi. Terlihatlah suasana menegangkan usai meledaknya menara kembar World Trade Center (WTC) New York, akibat hantaman dua buah pesawat berbadan lebar. Kejadian tersebut disiarkan langsung oleh sebuah stasun televisi asing dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Serta merta, hati Jerry berkecamuk, sedih sekaligus marah melihat banyak orang tak berdosa menjadi korban. Terbayang warga di negara tempat kelahirannya itu panik bukan kepalang. Itulah awal dari peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi 11 September 2001. Sebuah kejadian yang hingga kini masih menyisakan kisah sedih. Tak hanya bagi keluarga korban yang ditinggalkan, namun juga komunitas umat Muslim di seluruh dunia. Beberapa saat setelah pihak yang berwenang di AS mengadakan penyelidikan, maka ditengarai kelompok teroris asal Timur Tengah berada di balik kejadian tersebut. Karena wilayah Timur Tengah identik dengan agama Islam, serta merta perhatian dunia pun tertuju pada Islam serta para penganutnya. Media massa Barat dengan segala reportasenya menjadikan momentum itu sebagai sarana untuk mengupas tuntas tentang Islam. Begitu gencarnya pemberitaan tentang peristiwa 11 September dan Islam sendiri, hingga tak jarang -- seperti dikhawatirkan sebagian kalangan Muslim -- media Barat kerap menyudutkan umat Islam. Hal itu pula yang kemudian membuat Jerry gundah. Berdasarkan pengamatan serta observasi terhadap gambar-gambar berita maupun informasi aktual, lelaki asal AS ini merasa bahwa banyak kejanggalan dan fakta yang disembunyikan oleh kalangan pemerintah serta media massa AS berkaitan peristiwa 11 September tadi. Apalagi kemudian, umat Islam didudukkan sebagai terdakwa dalam kejadian ini. Tetapi, kenapa Jerry merasa resah dengan berita menyudutkan dari media massa Barat terhadap Islam? Jangan lihat dia dari namanya. Jerry, atau tepatnya Haji Jerry, telah menjadi Muslim sejak 1984. Sepulang menunaikan ibadah haji, ia mengantongi nama baru, H Abdurrahman. Sebagai Muslim, lelaki kelahiran Wiesbaden Jerman, 24 September 1960, ini merasa teriris hatinya dengan tudingan tanpa dasar mengenai keterlibatan Muslim dalam tragedi WTC. Hari-hari selanjutnya, waktunya seperti habis untuk mengikuti pemberitaan 11 September melalui media cetak, televisi, maupun internet. Tapi lama kelamaan, berdasarkan pengalaman sebagai jurnalis televisi, dirinya melihat ada banyak keanehan dan kejanggalan atas kejadian tersebut. Awal kecurigaannya adalah, bagaimana CNN dapat begitu cepat menyiapkan siaran langsung 11 September ke seluruh dunia? Dari pengalamannya ketika membantu persiapan siaran sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta, paling tidak butuh waktu 20 menit untuk mengeset peralatan bagi keperluan siaran langsung di lapangan. Dikatakan, rentang waktu antara insiden penabrakan pertama dan insiden penabrakan kedua tak lebih dari 18 menit. Akan tetapi, CNN sudah mampu menayangkan langsung kejadian tabrakan kedua hanya dalam waktu kurang dari 18 menit dari tabrakan pertama, kata dia dalam bahasa Indonesia yang fasih. Jerry berasumsi, situasi ini yang tidak mungkin terlaksana dalam kondisi normal. Kecuali jika CNN memang telah mengetahui rencana peristiwa tersebut hingga dapat terlebih dahulu menyiapkan segala peralatannya, imbuhnya. Sejak itulah batin dan sanubarinya terus didera gejolak. Sampai pada akhirnya, dia memutuskan, bahwa sebagai manusia dia tidak bisa tinggal diam serta tidak melakukan apa-apa menyangkut kejanggalan ini. The needs of the many outways the needs of the few, begitu prinsipnya. Maka, Jerry pun mulai mengadakan penelitian terhadap semua gambar, pemberitaan, foto, dan video terkait peristiwa mengenaskan itu. Dari situ makin banyaklah kejanggalan serta keanehan berhasil dia temukan mengenai fakta-fakta kejadian 11 September. Semuanya itu lantas dituangkan dalam sebuah buku berjudul The Hard Evidence Exposed! The Real Truth 9-11. Salah satu kesimpulan pada buku setebal 116 halaman ini adalah: sesungguhnya ada sesuatu lebih besar di balik kejadian 11 September 2001. Perkenalan Jerry dengan Islam terjadi di Arab Saudi tahun 80-an. Saat itu dia bertugas sebagai mekanik pesawat AU AS serta menjadi instruktur di New Saudi Mechanics. Awalnya, dia mengaku enggan masuk ke Arab Saudi karena merasa takut dengan orang Arab dan
[ekonomi-nasional] Re: [Sabili] Bantu Indonesia, Arab Saudi Galang Dana Terbesar di Dunia
Bachnur Medi Wijaya (Exim) [EMAIL PROTECTED] wrote: Bantu Indonesia, Arab Saudi Galang Dana Terbesar di Dunia Sana'a, Jumat Kampanye penggalangan dana terbesar di dunia yang dilakukan Arab Saudi di seluruh daerah atas instruksi Raja Fahd Bin Abdul Aziz, berlangsung Kamis (6/1) hingga Jumat (7/1) dini hari waktu setempat yang juga melibatkan sejumlah ulama dan disiarkan langsung stasiun TV setempat. Kita lebih berhak membantu saudara-saudara kita di Indonesia tempat komunitas Muslim terbesar di dunia. Jemaah haji terbesar juga datang dari Indonesia, dan Indonesia yang paling parah menderita akibat tsunami, ujar seorang ulama, Dr. Sheikh Abdullah. Berdasarkan pemantauan hingga pukul 23.45 waktu setempat atau Jumat pagi WIB, jumlah uang tunai yang terkumpul telah mencapai lebih dari 242 juta riyal atau sekitar Rp 593 miliar. Jumlah tersebut dipastikan melonjak cepat hingga Jumat dini hari. Sebagai contoh pada pukul 23.00 uang tunai yang terkumpul sekitar 129 juta riyal, belum satu jam kemudian telah terkumpul lebih dari 242 juta riyal. Raja Fahd pribadi menyumbang 20 juta riyal, Putra Mahkota Pangeran Abdullah menyumbang 10 juta riyal, dan Deputi II PM/Menhan Pangeran Sulthan menyumbang sebesar 5 juta riyal. Sementara Pangeran Waleed Bin Talal yang juga seorang pengusaha dan milyarder Saudi menyumbang senilai 70 juta riyal, di antaranya 15 juta uang tunai, sejuta set pakaian dan 3 ribu tenda senilai 55 juta riyal. Kita ingin buktikan bahwa sangkaan media Barat umat Islam enggan membantu saudaranya yang ditimpa musibah adalah tidak benar, mari secepatnya kita ramai-ramai menyumbang dengan segala kemampuan yang ada. Kita buktikan umat Islam adalah umat rahmah bagi sekalian manusia tanpa pandang agama, ras dan bangsa, ujar Sheikh Abdullah. Menurut dia, hamlah tabaaru'at (penggalangan dana kebajikan) juga sebagai dakwah di lapangan bahwa Islam tidak sebagaimana yang dituding Barat. Kita buktikan di lapangan Islam bukan teroris seperti yang ditundingkan, katanya. Seandainya yayasan-yayasan kebajikan yang kita miliki tidak dalam keadaan sulit (karena tudingan yayasan donor gerakan terorisme oleh Barat), mereka sudah jauh lebih dahulu menuju tempat bencana dibandingkan Barat, tegasnya. Apakah dengan pemandangan yang kita saksikan saat ini, kita masih dituding teroris. Kita menggalang dana untuk para korban tanpa pandang agama, ras dan bangsa. Inilah ajaran Islam yang cinta damai dan kasih sayang sesama anak Adam, kata ulama lainnya. Hingga menjelang larut malam, pusat-pusat penggalangan dana kebajikan di seluruh propinsi di negeri kaya minyak Teluk itu nampak masih terus didatangani banyak penyumbang, sementara para petugas terus mengihitung jumlah uang tunai. Selain uang tunai, juga mobil, perhiasan, pakaian, bahan makanan dan obat-obatan juga nampak menggunung di pusat-pusat pengumpulan dana. Sebelumnya pemerintah Saudi juga telah menjanjikan bantuan dana 30 juta dollar.(Ant/Nik) MEDIWIJAYA BACHNUR HIMALAYA TUNAS TEXINDO, PT JL. Cisirung Km 2 Moh. Toha Km. 6.5 Bandung Ph. 62-22-5210777/5205777 Fax. 62-22-5205666/5203030 mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] Kunjungilah www.swaramuslim.net untuk mengetahui berita-berita serta artikel-artikel terbaru tentang Islam Untuk subscribe ke milis sabili kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Untuk unsubscribe dari milis sabili kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/sabili/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Do you Yahoo!? Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??
Artikel yang cukup menarik - Original Message - From: Eddy Nirwana To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; swaramuslim@yahoogroups.com Sent: Friday, January 07, 2005 5:05 PM Subject: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ?? Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Silahkan antum baca dan cermati..syukron http://www.vialls.com/subliminalsuggestion/tsunami.html Did New York Orchestrate The Asian Tsunami? With Afghanistan and Iraq already lost, the Wall Street bankers were all desperately looking for other ways to control our world, when suddenly and very conveniently, the Sumatran Trench exploded. Trick or Treat? Copyright Joe Vialls, 5 January 2005, Updated 6 January 2005 Tsunami 'Just Missed' India's Top Fighter Jets Nuclear Power Station, Red Update Below. USS Abraham Lincoln CVN72 Real Blast Epicenter in Sumatran Trench Mosque near Ground Zero, Aceh Others are engaging even in an eco type of terrorism, whereby they can alter the climate, set off earthquakes or volcanos remotely, through the use of electromagnetic waves. American Secretary of Defense William S. Cohen, April 1997. Big surprise! Presumably Cohen already knew that a nuclear weapon generates what he refers to obliquely as electromagnetic waves. Despite having a huge number of tsunami victims in its own State of Tamil Nadu, India completely converted the survey ship INS Nirupak into a 50-bed floating hospital in less than 72 hours, then sent it unarmed to help the desperate people of Aceh in Indonesia. . By direct comparison, America sent combat ships and armed Marines. The US Navy has two 1,000 bed hospital ships, the 'Comfort' and the 'Mercy', but neither one was dispatched. Though the USNS Comfort was deployed to New York when 3,000 Americans died in September 2001, this current lack of action sends a strong signal that 150,000 (mostly Muslim) dead in South East Asia, and half a million , are of no concern whatever to the power brokers in New York. The Indian Government knew full well that this was not a normal earthquake. On 27 December India refused to join George Bush's planned exclusive 'club of four', which would have effectively pulled this Asian nuclear power out of its new coalition with Russia, China and Brazil. On 28 December the Indian Government politely warned the American military to stay clear of Indian sovereign territory, and on 29 December the India Daily Editorial publicly questioned the nature of the event: Was this a showdown by a country to show the region what havoc can be created? ... Given the level of devastation and given the fact India is a regional power in South Asia, [the] Indian Navy has an obligation to investigate and tell the world what they found. Theoretically, the American 9 megaton W-53 thermonuclear warhead shown on the left, could easily be encased in a small 'lookalike' saturation diving chamber similar to that on the right, to protect it from the massive 10,000 pounds per square inch pressures at the bottom of the Sumatran Trench. The whole armored package would weigh less than five tons, allowing it to be slipped over the stern of any oil rig supply vessel, of which there are more than 300 in Asia alone. Who would even notice? Despite a natural human tendency to be shocked into silence by the sheer number of dead and injured across Asia on 26 December 2004, and despite also being slightly fearful of losing personal credibility because of the magnitude of the apparent crime, there are many provable irregularities in the official American tsunami story that simply have to be recorded now, or forever be lost in the sands of time. It is beyond any doubt that a giant tidal wave (tsunami) smashed its way through South and South East Asia, and still had enough legs to continue all the way across the Indian Ocean to Africa, where it killed and injured a few hundred more. So the only question we must ask, is whether this tsunami was a natural or man-made catastrophe? A natural event would be horrifying enough, but if the tsunami was man-made, then we are unquestionably looking at the biggest single war crime in global history. To make any sense at all of the irregularities, we must start at the very beginning, and then follow the course of events as they unfold, especially events in the immediate vicinity of the real tsunami epicenter, because the latter is quite different from the location being remorselessly peddled by the New York Times and CNN. At midday local Australian time I faithfully recorded the magnitude and position plotted by the Jakarta Geophysical Office in Indonesia. An earthquake measuring 6.4 on the Richter scale had hit the north of the Indonesian island of Sumatra. The Jakarta Geophysical Office meticulously noted that the epicenter of the event was located 155 miles south-southwest of Aceh Province. This location is approximately 250 miles south of the position later
Re: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??
Saya sudah menduga bahwa Joe Vallis akan menulis demikian, seperti halnya dulu waktu pemboman di Bali dia bilang itu ledakan micro nuke. Upacamannya ini membuat sebahagian petinggi agama dan pemerintah Indonesia seperti Dr Amien Rais memakai argumennya yang antara lain mengatakan bahwa :teman-teman saya yang bertitel doktor pun tak bisa membuat ledakan demikian. Kalau diadakan ledakan bom nuklie di Palung Laut paling tidak harus ada radio aktif yang tersebar dan berakibat banyak ikan yang mati dan semua kapal dangan yang lewat perairan sekitar epicentrum terkontamisnasi. - Original Message - From: Firdaus Ibrahim [EMAIL PROTECTED] To: Ekonomi Nasional ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 11, 2005 12:24 AM Subject: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ?? Artikel yang cukup menarik - Original Message - From: Eddy Nirwana To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; swaramuslim@yahoogroups.com Sent: Friday, January 07, 2005 5:05 PM Subject: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ?? Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Silahkan antum baca dan cermati..syukron http://www.vialls.com/subliminalsuggestion/tsunami.html Did New York Orchestrate The Asian Tsunami? With Afghanistan and Iraq already lost, the Wall Street bankers were all desperately looking for other ways to control our world, when suddenly and very conveniently, the Sumatran Trench exploded. Trick or Treat? Copyright Joe Vialls, 5 January 2005, Updated 6 January 2005 Tsunami 'Just Missed' India's Top Fighter Jets Nuclear Power Station, Red Update Below. USS Abraham Lincoln CVN72 Real Blast Epicenter in Sumatran Trench Mosque near Ground Zero, Aceh Others are engaging even in an eco type of terrorism, whereby they can alter the climate, set off earthquakes or volcanos remotely, through the use of electromagnetic waves. American Secretary of Defense William S. Cohen, April 1997. Big surprise! Presumably Cohen already knew that a nuclear weapon generates what he refers to obliquely as electromagnetic waves. Despite having a huge number of tsunami victims in its own State of Tamil Nadu, India completely converted the survey ship INS Nirupak into a 50-bed floating hospital in less than 72 hours, then sent it unarmed to help the desperate people of Aceh in Indonesia. . By direct comparison, America sent combat ships and armed Marines. The US Navy has two 1,000 bed hospital ships, the 'Comfort' and the 'Mercy', but neither one was dispatched. Though the USNS Comfort was deployed to New York when 3,000 Americans died in September 2001, this current lack of action sends a strong signal that 150,000 (mostly Muslim) dead in South East Asia, and half a million , are of no concern whatever to the power brokers in New York. The Indian Government knew full well that this was not a normal earthquake. On 27 December India refused to join George Bush's planned exclusive 'club of four', which would have effectively pulled this Asian nuclear power out of its new coalition with Russia, China and Brazil. On 28 December the Indian Government politely warned the American military to stay clear of Indian sovereign territory, and on 29 December the India Daily Editorial publicly questioned the nature of the event: Was this a showdown by a country to show the region what havoc can be created? ... Given the level of devastation and given the fact India is a regional power in South Asia, [the] Indian Navy has an obligation to investigate and tell the world what they found. Theoretically, the American 9 megaton W-53 thermonuclear warhead shown on the left, could easily be encased in a small 'lookalike' saturation diving chamber similar to that on the right, to protect it from the massive 10,000 pounds per square inch pressures at the bottom of the Sumatran Trench. The whole armored package would weigh less than five tons, allowing it to be slipped over the stern of any oil rig supply vessel, of which there are more than 300 in Asia alone. Who would even notice? Despite a natural human tendency to be shocked into silence by the sheer number of dead and injured across Asia on 26 December 2004, and despite also being slightly fearful of losing personal credibility because of the magnitude of the apparent crime, there are many provable irregularities in the official American tsunami story that simply have to be recorded now, or forever be lost in the sands of time. It is beyond any doubt that a giant tidal wave (tsunami) smashed its way through South and South East Asia, and still had enough legs to continue all the way across the Indian Ocean to Africa, where it killed and injured a few hundred more. So the only question we must ask, is whether this tsunami was a natural or man-made
Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3)
Jadi bisa plus minus nol, atau juga ada labanya mengingat minyak Indonesia mentah Indonesia termasuk paling kurang sulphur maupn aspal [berkualitas baik] maka harganya pun lebih tinggi. Mungkin saja sebahagian rafinery Indonesia dibangun untuk menyuling minyak mentah dari Timur Tengah yang banyak sulphurnya, makanya harus mengimpor. Faktor lain ialah produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, jadi harus impor. Saya tak tahu sekarang berapa % dari Migas dalam sumbangan untuk APBN. Apakah masih antara 60 dan 70%? - Original Message - From: Ahmad Syukri [EMAIL PROTECTED] To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Monday, January 10, 2005 9:35 AM Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3) Ya, pak Bahan bakunya dibeli (import) Pertamina dari Luar negeri. Sedangkan Minyak mentah kita dijual (eksport) pemerintah sebagai penerimaan negara (APBN) Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah bahan baku [BB] harus dibelì?. Bukankah BB diperoleh secara gratis dari perut bumi di wilayah Indonesia? Selain itu UUD mengatakan bahwa kekayaan alam dipergunakan untuk kepentingan kesejahteraan. Agaknya ada yang tidak beres dengan kalkulasi dan penentuan harga untuk konsumen. Ada-ada saja. Tahun 1970-an semua perusahaan migas di dunia memperoleh laba berlipat ganda, terkecuali Pertamina rugi US$ 10 milyar. Tahun 2004/2005 semua perusahaan minyak dipastikan akan berlipat ganda memperoleh laba. Pertamina menaikan harga konsumsi dalam negari, alasan takut rugi ataukah mau berlipat ganda lamba untuk dimakan rayap seperti biasa?. - Original Message - From: S.Faozan To: Sent: Monday, January 10, 2005 4:07 AM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3) Hitungan mas Budi adalah : Bahan baku = Rp. 1.800,- + biaya produksi dan distribusi Rp. 540.,- = Rp. 2.340,-/liter (dengan asumsi harga minyak mentah $ 32 / barell. Kan begitu Mas Budi ? -Original Message- From: Eko Subhan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 Januari 2005 9:38 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm (3) Pak Budi, Yang dapat meraih keuntungan dari penjualan itu siapa ya? Kita itu Indonesia atau hanya MEREKA. Budi Sudarsono wrote: Date: Fri, 7 Jan 2005 15:39:38 +0700 From: Aam Subject: Re: Re: Tulisan Kwik Kian Gi mengenai subsidi bbm Mas Budi rekan milis ternyata KKG nggak salah kok diperhitungannya. Sesuai dari input mas S. Fouzan( maaf klo salah) Biaya Produksi 10 % - 15 % Biaya DIstribusi 18 % - 20 % Berarti dengan estimasi harga minyak mentah Rp. 1800/l. Biaya Produksi estimasi 10% (ambil terendah) = Rp. 180/l Baiya Distribusi dll estimasi 20 % (ambil tertinggi) = Rp. 360/l maka total biaya dari minyak mentah menjadi BBM Rp. 540/l Rekan-rekan Yth., Penghitungan itu sih tak salah; tetapi sebagai mantan Menteri Kepala Bappenas, apa KKG tidak tahu bahwa minyak dalam negeri diberi harga internasional selama 5 tahun pertama produksi ladang minyak ? Kalau tidak begitu, mana ada investor mau menanam modalnya mencari sumber minyak di Indonesia yang risikonya cukup tinggi (termasuk investor Indonesia sendiri lho)? Sedang Pertamina sendiri dananya sangat terbatas. Yang penting, dari data produksi dan konsumsi yang saya kutip, amat jelas kecenderungannya bahwa mulai tahun 2004 kita menjadi negara pengimpor netto minyak bumi. Karena itu, mumpung kita masih ada pasokan dalam negeri sendiri dan mampu menyediakan subsidi, kita harus berangsur mengurangi subsidi bbm (dan listrik) supaya nanti kalau sudah amat tergantung pada impor minyak dari Timur Tengah, masyarakat kita sudah mampu membayar sesuai harga internasional. Dengan begitu, kalau kebetulan ditemukan lagi sumber minyak baru di masa mendatang, kita bisa kembali meraup keuntungan dari hasil penjualannya. Kalau kita menghabiskan minyak bumi kita sendiri, apa yang akan disisakan untuk anak-cucu kita ? Wasalam, = Budi Sudarsono Mantan Ahli Peneliti Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional Tel. (6221) 7243291 Fax. (6221) 7396189 __ Do you Yahoo!? The all-new My Yahoo! - What will yours do? http://my.yahoo.com Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. Eko Subhan Training and Research Development Sub Commision Regional Development Expert Association of Indonesian Regency Government - APKASI [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
RE: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencan a alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??
Very good point, Pak Adhi ! -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 11 Januari 2005 10:08 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ?? Tidak mengherankan kalau negara2 oportunis berlomba2 memanfatkan musibah ini demi kepentingan mereka. Tetapi kalau teori Vialls ini benar, bagaimana menjelaskan fenomena surutnya permukaan air laut sebelum tsunami datang (yg menyebabkan penduduk tepi pantai berdatangan untuk mengambil ikan) yang disaksikan banyak orang? - Original Message - From: Firdaus Ibrahim [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, January 11, 2005 6:24 am Subject: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencana alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ?? [Non-text portions of this message have been removed] Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya _ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service http://docs.yahoo.com/info/terms/ . [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Fw: [Swaramuslim] TSUNAMI di Aceh : Bencan a alam atau BOM NUKLIR DI PALUNG LAUT ??
Kalo menurut saya... Teori EKOLOGI atau BOM NUKLIR untuk menciptakan gempa buatan menimbulkan Tsunami di ACEH itu Hanyalah semacam PHSYWAR dari fihak Barat ( sebut Amerika ) untuk menakut-nakuti negara-negara lain yg ngga mau nurut sama amerika Yg di incar oleh amerika terutama negara-negara Islam atau negara yg berpenduduk Mayoritas Islam seperti Indonesia. Ini semua hanyalah menurut pemikiran saya saja Salam AL-Pacitan -Original Message- From: S.Faozan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Very good point, Pak Adhi ! [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] agama = politik ?
Rekan2,Milis ini adalah membahas masalah ekonomi, tetapi sering kali kita memberitakan agama dan politik.1. apakah agama identik dengan politik ?2. jika ya, apakah agama perlu diasosiasikan dengan politik terus menerus ?3. apa keperluannya orang2 tertentu mengasosiasikan agama secara lekat dengan politik ?4. terkait dengan aceh, mengapa ada sejumlah berita yang mengkaitkan bencana itu dengan agama dan politik ?5. Apakah pemberita atau wartawan itu umumnya memang doyang berpolemik untuk keuntungan diri at the expense of society ? Salam, Iming--- On Mon 01/10, puskim puskim lt; [EMAIL PROTECTED] gt; wrote: From: puskim puskim [mailto: [EMAIL PROTECTED]: ekonomi-nasional@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]: Mon, 10 Jan 2005 14:28:31 -0800 (PST)Subject: [ekonomi-nasional] Re: -=INFO PMIK=- [Republika Online] Peristiwa 11 September Sungguh Janggalnabila_almi wrote: 07 Januari 2005Jerry D Gray Peristiwa 11 September Sungguh Janggal yus Jerry D Gray ingat betul kejadian yang dialaminya tanggal 11 September 2001. Saat itu, mantan kameraman freelance CNBC Asia ini tengah asyik berselancar di internet. Tiba-tiba telepon di sampingnya berdering. Hidupkan televisimu sekarang! demikian bunyi suara di ujung sana. Telepon itu berasal dari ibunda Jerry yang ketika itu berada di Wisconsin, Amerika Serikat. Jerry sendiri menetap di Jakarta -- dia sudah lama tinggal di kota ini sejak tahun 80-an. Mendengar suara gugup ibundanya, tanpa pikir lama-lama, dia pun segera menyalakan televisi. Terlihatlah suasana menegangkan usai meledaknya menara kembar World Trade Center (WTC) New York, akibat hantaman dua buah pesawat berbadan lebar. Kejadian tersebut disiarkan langsung oleh sebuah stasun televisi asing dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Serta merta, hati Jerry berkecamuk, sedih sekaligus marah melihat banyak orang tak berdosa menjadi korban. Terbayang warga di negara tempat kelahirannya itu panik bukan kepalang. Itulah awal dari peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi 11 September 2001. Sebuah kejadian yang hingga kini masih menyisakan kisah sedih. Tak hanya bagi keluarga korban yang ditinggalkan, namun juga komunitas umat Muslim di seluruh dunia. Beberapa saat setelah pihak yang berwenang di AS mengadakan penyelidikan, maka ditengarai kelompok teroris asal Timur Tengah berada di balik kejadian tersebut. Karena wilayah Timur Tengah identik dengan agama Islam, serta merta perhatian dunia pun tertuju pada Islam serta para penganutnya. Media massa Barat dengan segala reportasenya menjadikan momentum itu sebagai sarana untuk mengupas tuntas tentang Islam. Begitu gencarnya pemberitaan tentang peristiwa 11 September dan Islam sendiri, hingga tak jarang -- seperti dikhawatirkan sebagian kalangan Muslim -- media Barat kerap menyudutkan umat Islam. Hal itu pula yang kemudian membuat Jerry gundah. Berdasarkan pengamatan serta observasi terhadap gambar-gambar berita maupun informasi aktual, lelaki asal AS ini merasa bahwa banyak kejanggalan dan fakta yang disembunyikan oleh kalangan pemerintah serta media massa AS berkaitan peristiwa 11 September tadi. Apalagi kemudian, umat Islam didudukkan sebagai terdakwa dalam kejadian ini. Tetapi, kenapa Jerry merasa resah dengan berita menyudutkan dari media massa Barat terhadap Islam? Jangan lihat dia dari namanya. Jerry, atau tepatnya Haji Jerry, telah menjadi Muslim sejak 1984. Sepulang menunaikan ibadah haji, ia mengantongi nama baru, H Abdurrahman. Sebagai Muslim, lelaki kelahiran Wiesbaden Jerman, 24 September 1960, ini merasa teriris hatinya dengan tudingan tanpa dasar mengenai keterlibatan Muslim dalam tragedi WTC. Hari-hari selanjutnya, waktunya seperti habis untuk mengikuti pemberitaan 11 September melalui media cetak, televisi, maupun internet. Tapi lama kelamaan, berdasarkan pengalaman sebagai jurnalis televisi, dirinya melihat ada banyak keanehan dan kejanggalan atas kejadian tersebut. Awal kecurigaannya adalah, bagaimana CNN dapat begitu cepat menyiapkan siaran langsung 11 September ke seluruh dunia? Dari pengalamannya ketika membantu persiapan siaran sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta, paling tidak butuh waktu 20 menit untuk mengeset peralatan bagi keperluan siaran langsung di lapangan. Dikatakan, rentang waktu antara insiden penabrakan pertama dan insiden penabrakan kedua tak lebih dari 18 menit. Akan tetapi, CNN sudah mampu menayangkan langsung kejadian tabrakan kedua hanya dalam waktu kurang dari 18 menit dari tabrakan pertama, kata dia dalam bahasa Indonesia yang fasih. Jerry berasumsi, situasi ini yang tidak mungkin terlaksana dalam kondisi normal. Kecuali jika CNN memang telah mengetahui rencana peristiwa tersebut hingga dapat terlebih dahulu menyiapkan segala peralatannya, imbuhnya.Sejak itulah batin dan sanubarinya terus didera gejolak. Sampai pada akhirnya, dia memutuskan, bahwa sebagai manusia dia tidak bisa tinggal diam serta tidak melakukan apa-apa menyangkut kejanggalan ini. The