[ekonomi-nasional] Biang Kisruh Dunia beraksi kembali..(Masyarakat Papua Diminta Tidak Terpancing Isu Dukungan Kongres AS)

2005-08-06 Terurut Topik A_Dharmawan
Masyarakat Papua Diminta Tidak Terpancing Isu Dukungan Kongres AS

Jayapura ( Berita ) : Masyarakat Papua diminta tetap tenang dan menahan diri
serta tidak terpancing dengan isu "Papua Merdeka" yang dukung dan dibahas di
Kongres Amerika Serikat (AS) dan kini telah memanas di Indonesia.

Permintaan itu disampaikan, Anggota DPD asal Provinsi Papua, Tonny Tesar
Banua, ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Jakarta kepada Antara
di Jayapura, Sabtu (06/08).

Menurut Tonny, masyarakat Papua sebaiknya tidak terpancing dengan isu "Papua
Merdeka", karena hal itu tidak mungkin terjadi bagi rakyat Papua.

Masyarakat Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun, apalagi campur tangan
negara asing.

Dikatakan, berbagai keluhan dari masyarakat tentang pembangunan di Papua
bukan hal yang baru, tetapi perlu disikapi secara baik, agar pembangunan ke
depan lebih menyentuh kepada masyarakat.

Otonomi Khusus (Otsus) merupakan solusi bagi masyarakat Papua untuk
menikmati berbagai hasil pembangunan yang dikerjakan pemerintah, sehingga
cepat atau lambat, akan dirasakan hasilnya.

Tonny mengakui, untuk membangun Provinsi Papua yang luasnya tiga kali pulau
Jawa itu, tidak seperti mimpi dan semudah membalik telapak tangan, tetapi
membutuhkan kerja keras serta dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia
yang ada di daerah itu.

Pemerintah AS, sebagai negara Adikuasa sebaiknya tidak mencapuri urusan
dalam negeri Indonesia, karena Papua sudah diakui, sebagai bagian dari NKRI
melalui hasil Pepera Tahun 1963, sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi.

Keutuhan dan kedaulatan Negara Indonesia sudah diakui dunia Internasional
mulai dari Sabang-Merauke, sehingga tidak perlu di politisir lagi oleh
negara luar.

Menyinggung tentang tanggal 15 Agustus 2005, rencana aksi Dewan Adat Papua,
mengembalikan/menolak UU Otsus Papua, kata Tonny, mereka harus berpikir
secara arif dan bijaksana, karena ulah oknum tertentu akan merugikan rakyat
banyak.

"Rencana Dewan Adat Papua untuk mengembalikan UU Otsus harus dikaji secara
baik, dampak positif dan negatifnya, karena menyangkut kepantingan
masyarakat banyak di Papua, " ujar Tonny.

Masalah Papua bukan masalah biasa-biasa, tetapi harus diseriusi pemerintah
pusat dengan memperhatikan dan melaksanakan secara konsisten UU Otsus Papua
sebagai barometer dalam pelaksanaan pembangunan di provinsi tertimur itu.

"Sebagai anggota DPD utusan Provinsi Papua, saya minta kepada pemerintah
pusat, agar konsisten menjalankan UU Otsus Papua, yang kini menjadi masalah
serius dan mendapat tanggapan dari dunia luar. (ant)



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h81rrne/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123341940/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
">Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy.
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] RUU 2601 Kongres AS

2005-08-06 Terurut Topik Ambon
Alasan apa mereka mau memechakan Indonesia kalau modal mereka bisa 
diinvestasikan dengan kondisi yang menguntungkan

- Original Message - 
From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, August 06, 2005 6:12 AM
Subject: [ekonomi-nasional] RUU 2601 Kongres AS


> Jumat, 05 Agustus 2005
> Papua Dimasukan Skenario Global AS untuk Pecah Belah NKRI
>
> Jakarta-RoL-- Munculnya perkembangan Propinsi Papua yang didorong 
> memisahkan
> diri dari NKRI yang termaktub dalam draft RUU 2601 di  Kongres AS, tidak
> lebih sebagai skenario global Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memecah
> belah negara dan menguasai pusat-pusat ekonomi di negera-negara 
> berkembang.
>
> Demikian salah satu analisis yang mencuat dalam dialektika demokrasi
> bertajuk Menangkal Manuver Intervensi Amerika Terhadap Papua di Gedung
> MPR/DPR , Jumat. Diskusi menghadirkan Ketua Fraksi PDIP DPR Thahjo Kumolo,
> Yorrys Raweyai dari Fraksi Golkar DPR asal Papua dan pengamat politik
> Kusnanto Anggoro dari CSIS. Papua sebagai wilayah yang memiliki potensi
> minyak, emas, uranium, kayu dan sebagainya sehingga memicu pihak lain 
> untuk
> menguasainya.
>
> Namun Indonesia tidak perlu reaktif berlebihan merespon manuver anggota
> Kongres AS tersebut karena yang dibutuhkan adalah diplomasi agar Papua 
> yang
> secara yuridis sebagai bagian dari NKRI itu tidak lepas dari NKRI.Tjahjo
> Kumolo menyatakan, khawatir meski pemerintah AS mendukung keutuhan NKRI 
> dan
> memliki hak veto untuk menolak atau menerima RUU 2601 Kongres AS tersebut.
> Namun mencermati dominasi AS di Asia Pasifik, di mana Indonesia sedang
> menyelesaikan Aceh dan Selat Malaka, maka sikap Kongres AS tersebut harus
> diwaspadai.
>
> Reaksi Presiden Susilo bambang Yudhoyono ketika berada di China juga mesti
> disambut positif dengan rasa penyesalannya pada Kongres AS itu.Selama ini
> setiap presiden (RI, red) berkunjung ke China, AS selalu bersikap tidak
> baik, katanya.Tjahyo Kumolo mengungkapkan, ada benang merah atau kaitan
> antara Papua dengan Amerika Serikat, PBB, dan Australia. Ada beberapa 
> warga
> Papua yang melakukan hubungan intensif dengan anggota Kongres AS.
>
> Karena itu, DPR mesti bersikap waspada agar Amerika memahami masalah Papua
> sebagai bagian dari NKRI dan itu sudah final. Kalau tidak direspons serius
> intervensi AS tersebut bisa berakibat serius bagi NKRI, katanya. Ditambah
> lagi dengan demo-demo yang sepertinya sudah disiapkan secara sistematis di
> Papua. Misalnya pada tanggal 68 (Mengevaluasi Otsus),  9  Agustus (hari
> bumi) dan 11 Agustus 2005 ini melakukan aksi damai di seluruh Papua untuk
> evaluasi otonomi khusus.
>
> Jadi,kalau berani kita harus putuskan hubungan diplomatik dengan
> AS,katanya.Kusnanto Anggoro sependapat jika intervensi AS ini tidak lepas
> dari skenario global Amerika Serikat, Uni Eropa dan Australia untuk 
> mencapai
> tujuan ekonominya. Karena itu, dalam setiap intervensi ke negara lain,
> seperti di Uni Soviet, AS selalu mengusung slogan HAM, demokrasi,dan
> lingkungan hidup.
>
> Hanya saja Kusnanto meminta masyarakat dan pemerintah tidak emosional 
> karena
> yang dibutuhkan adalah diplomasi dan keseriusan pemerintah dalam
> mengimplemntasikan otonomi khusus Papua.Dari pengamalan politik selama 
> ini,
> langkah-langkah Kongres AS biasanya gagal. Tapi, kita tetap tidak boleh
> menganggap remeh karena masalah Papua adalah masalah domestik dan itu
> terkait erat dengan Freeport dan Papua sendiri yang mengandung potensi
> ekonomi sangat besar, katanya.
>
> Namun Yorrys meminta pemerintah dan masyarakat tidak emosional karena 
> sikap
> Kongres AS itu biasa saja, di mana setiap tahun Kongres AS itu selalu
> mengajukan RUU dan dalam RUU 2601 itu terdapat klausul peninjauan otonomi
> khusus. Jadi, yang dipikirkan oleh pemerintah adalah keseriusan realisasi
> otonomi khusus, yang diterapkan sejak 2003, dan sejak Desember 2004 sudah
> dibahas oleh Komisi I DPR. Yang penting sekarang ini solusi dan konkretnya
> pelaksanaan Otsus itu sendiri, katanya.
>
> Sementara itu, Ketua Umum MKGR Priyo Budisantoso menegaskankan pihaknya
> menolak intervensi Amerika Serikat dan tetap mendukung penuh bahwa Papua
> sebagai bagian dari NKRI.Kita tolak intervensi asing ke dalam Papua, dan
> mendukung sepenuhnya usaha pemerintah untuk menyelesaikan masalah Papua
> sebagai bagian dari NKRI, kata anggota DPR  dari Golkar itu.
>
>
>
>
>
> ---
> Outgoing mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005
>
>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h91j8ts/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123322447/A=2894354/R=0/SIG=11qvf79s7/*http://http://www.globalgiving.com/cb/cidi/c_darfur.html";>Help
 Sudanese refugees