[ekonomi-nasional] Multiply Invitation

2006-02-07 Terurut Topik Agus Nizami
Your friend Agus has invited you to be his contact on 
Multiply.

Multiply is a web site that makes it easy to share photos, 
blogs, videos, music with the people you know. Agus is using
Multiply to keep in touch with friends and family and he 
wants to include you.

To accept Agus's invitation or learn more about Multiply, 
please visit:
http://multiply.com/i/GnnxDSeTtqsq4tzeO,6I9w

Personal message from Agus:
Saya mengundang anda mengunjungi blog saya di 
nizami.multiply.com
anda juga bisa mengunjungi www.nizami.org atau 
www.media-islam.or.id




--
If you never want to be contacted by Multiply ever again, 
even if your close friends and family invite you, go to: 
http://multiply.com/bl/GnnxDSeTtqsq4tzeO,6I9w



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Berbisnis dengan Bendera Markas Besar TNI

2006-02-07 Terurut Topik Ambon
http://kompas.com/kompas-cetak/0602/08/Politikhukum/2421060.htm

 
Berbisnis dengan Bendera Markas Besar TNI 


Wisnu Dewabrata



Proses penertiban bisnis Tentara Nasional Indonesia oleh pemerintah terus 
berjalan. Sebelumnya, Tim Supervisi Transformasi Bisnis TNI telah 
menginventarisasi 219 usaha di bawah bendera yayasan maupun koperasi dari 
berbagai kesatuan di tingkat Markas Besar TNI maupun ketiga angkatan.

Rencananya, proses inventarisasi itu akan berlanjut dengan tahap verifikasi 
bisnis TNI, yang akan memilah dan memilih bisnis mana saja yang akan diambil 
alih dan dijadikan BUMN atau dikembalikan, baik untuk tetap diteruskan maupun 
dibubarkan. Ada kriteria tertentu untuk itu semua.

Kriteria pemilihan dan pemilahan itu antara lain dengan mencari tahu unit-unit 
bisnis mana saja yang di dalamnya terdapat aset negara, berapa modal dan 
keuntungan yang dihasilkan, dan bagaimana status hukum unit-unit usaha itu.

Bisnis beraset negara paling sedikit 51 persen nantinya akan dialihkan menjadi 
BUMN jika memang dinilai menguntungkan. Akan tetapi, proses pemilahan dan 
pemilihan, yang direncanakan sudah akan tuntas Januari lalu, diakui menemui 
sejumlah kendala.

Keberadaan unit-unit usaha yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara cukup 
menyulitkan. Belum lagi persoalan teknis administrasi yang dialami setiap unit 
usaha untuk menyerahkan data. Kendala itu belakangan diakui Ketua Tim Supervisi 
Transformasi Bisnis (TSTB) TNI yang juga Sekretaris Menteri Negara BUMN, M Said 
Didu, dalam jumpa pers Jumat (3/2) lalu. Turut hadir Sekretaris Jenderal 
Departemen Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin.

Walau begitu, Didu juga meyakinkan kendala itu sama sekali tidak terkait dengan 
adanya resistensi dari kalangan militer, seperti dikhawatirkan banyak pihak. 
Menurut dia, persoalan yang dihadapi lebih bersifat teknis administrasi, 
terutama terkait pengumpulan data yang menyita waktu serta tenaga besar.

"Kelihatannya kesulitan teknis yang dihadapi di tingkat bawah oleh para 
pengelola bisnis cukup besar saat kami meminta data yang dibutuhkan, terutama 
terkait masalah hukum, inventarisasi, dan evaluasi aset. Sebab, jika data yang 
diberikan tidak prudent, itu nanti bisa berdampak pada si pemberi data 
sendiri," ujar Didu.

Untuk mengatasi kendala itu, sekaligus mempercepat prosesnya, tim memutuskan 
membentuk empat kelompok kerja yang akan menyepakati soal kriteria dan 
penanganan yang akan dilakukan terhadap unit bisnis TNI yang dialihkan ke 
pemerintah. Keempat pokja itu terdiri dari pokja kajian hukum, bisnis dan 
keuangan, sosialisasi, serta koordinasi internal.

Selain itu, tim juga merekomendasi pembentukan Badan Pengelola Aset Bisnis TNI 
yang bertugas mengakselerasi proses transformasi. Badan pengelola akan 
bertindak seperti perusahaan pengelola aset dalam skala yang lebih kecil, 
sekaligus mengumpulkan serta menampung seluruh unit usaha yang ada.

Tujuannya agar seluruh unit usaha TNI tidak terlepas, sementara status dan 
aktivitas bisnis mereka dipastikan terus berjalan seperti biasa. Badan itu tadi 
nantinya, menurut Didu, hanya akan bergerak pada tataran kebijakan dan tidak 
langsung turun tangan mengelola bisnis.

Jika rekomendasi yang diajukan diterima oleh keempat kementerian dan Markas 
Besar TNI, yang sejak awal terlibat dalam proses penertiban bisnis TNI, Badan 
Pengelola Aset Bisnis TNI akan menunjuk tenaga profesional untuk memproses 
pemilihan dan pemilahan bisnis.

Definisi bisnis TNI

Harus diakui, hingga kini TSTB TNI masih mencoba merumuskan definisi tepat soal 
apa yang dimaksud bisnis TNI. Selama ini tim berpegangan pada patokan bisnis 
TNI adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh TNI sebagai institusi.

Dengan begitu, tim dan pemerintah berpegangan pada sejumlah payung hukum, 
seperti UU Pertahanan, UU TNI, UU BUMN, UU Koperasi, dan UU Keuangan Negara.

Menurut peneliti LIPI, Jaleswari Pramodhawardhani, dalam artikelnya di Kompas 
beberapa waktu lalu, hal itu dilakukan agar dalam rancangan peraturan presiden 
(perpres) yang akan dikeluarkan tidak hanya diatur soal proses pengambilalihan, 
melainkan juga memerhatikan sejumlah hal yang dianggap akan membebani keuangan 
negara.

"Memang masalah itu masih menimbulkan pertanyaan dan kami akan mengagendakan 
untuk mendapat tafsiran hukum jelas dan tegas soal ini. Parameter kami untuk 
menertibkan adalah bisnis-bisnis yang didalamnya ada aset negara minimal 51 
persen," ujar Didu.

Definisi dan payung hukum itu setidaknya bisa dijadikan patokan. Menurut Didu, 
jika tidak memakai aturan soal keberadaan aset negara seperti itu, mereka tidak 
punya payung hukum yang bisa dipakai untuk mentransformasikan bisnis-bisnis 
tersebut menjadi BUMN.

Hal seperti itulah yang menyebabkan tim memutuskan untuk tidak mengambil alih 
perusahaan penerbangan komersial PT Mandala Airlines, yang selama ini dikelola 
Yayasan Dharma Putra Kostrad dari kesatuan Kostrad, TNI AD.

Tim melihat aset di dalam perusahaan itu 100 persen milik Kostrad sehingga 
perusa

Re: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik indra . gunawan

Orang banyak dan macem2 memang pak, yang sampeyan sebutkan tadi sebagai
berpikir pendek, di lapanagan memang banyak/bahkan lebih banyak orang yang
berpikir pendek, kita kan hidupnya di kantoran , jarang2 kita lihat orang
berpikir pendek, kalo di terminal, hampir semua orang kali berpikir pendek
:-)

Tugas tugas pemimpinlah mestinya yang membawa anak buahnya ini ke tataran
yang lebih beradab tapi lantas kalo orang2 berpikir pendek ini bergerak
sendiri, gimana ya ?!?!?!

Asal tahu di Denmark banyak warga Muslim (kalo gak salah sekitar 5 juta),
mereka rata2 dari kalangan pekerja/buruh datang dari maroko/aljazair,
mereka jadi eksklusif karena buruh2 ini tidak mau begitu saja ikutan budaya
Denmark untuk minum2 atau sex bebas, ini kemudian yang membuat orang
Denmark sendiri barangkali semacam "ketakutan", padahal mereka ini (orang2
muslim ini), bukan dari kelas terpelajar, orang Denmark cuma takut sama
kebiasaan/budaya agamis mereka, hebat bukan ???

Nabi dulu di awal2 dakwahnya yang dirangkul dulu justru dari golongan budak
dan orang2 miskin

maaf kalo keluar topik





"Ishak Somantri"

<[EMAIL PROTECTED]To: 
ekonomi-nasional@yahoogroups.com  
d>cc: [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED],
Sent by:  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED]   
[EMAIL PROTECTED]Subject: Re: 
[ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah 
groups.comsikapmu ?.





08/02/2006 10:04

Please respond to   

ekonomi-nasional









Kalau saya berpendapat, bahwa umat islam harus makin dewasa dalam melihat
dinamika sosial di sekitar kita, dalam dimensi perubahan yang yang
berdimensi banyak broadmind kita harus jalan. Jadi benturan peradaban ini
suka atau tidak suka akan terjadi. Dan kalau umat kita umat islam
reaksioner maka itu indikasi bahwa kita punya perasaaan rendah diri.
Kemarahan itu ciri ciri orang berfikir pendek, dangkal dan emosional. 20
tahun yang akan datang tidak tertutup kemungkinan anak kita atau cucu kita
akan bertannya juga bagaimana wajah nabi kita, dan kalau jawabannya sama
seperti sekarang , bagaimana reaksi cucu kita nanti belum terbayangkan.
Islam itu agama modern dan agama yang demokratis, agama yang memiliki
sistem sosial yang berkeadilan, kenapa harus rusak gara gara membakar
gedung kedutaaan, saya prihatin dengan perkembangan ini, mengumandangkan
alohuakbar sambil membakar dan merusak kepentingan umum, inikah yang
dfisebut dengan agama modern dan agama perubahan .
Marilah kita renungkan kembali perilaku kita, apa jadinnya peradaban islam
kalau merasa inferior terus.

On Tue, 7 Feb 2006, rifky pradana wrote:

> Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
> Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
> dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
> dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.
>
> Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
> di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
> bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
> Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
> 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
> menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
> Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
> telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
> kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.
>
> Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapa

RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Imam
Pak Ishak,

Coba anda renungkan sejenak bahwa iman itu bukan berarti harus melihat dulu
baru yakin. Coba anda telaah kembali rukun iman dalam agama Islam. Apakah
anda harus melihatnya dulu satu per satu dari setiap rukun iman tersebut ?
Iman itu adalah keyakinan dalam hati seseorang. Kenapa kita tidak
diperkenankan menggambar atau melukiskan wajah Nabi Muhammad SAW ? Karena
kita memang tidak bisa melukiskannya. Beliau adalah Nabi pilihan Nabi
kekasih Allah. Dan yang kedua adalah untuk menghindari kemusyirikan akibat
disalah artikan ( misal; disembah sebagai Tuhan ).  

-Original Message-
From: Ishak Somantri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 08, 2006 10:05 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah
sikapmu ?.



Kalau saya berpendapat, bahwa umat islam harus makin dewasa dalam melihat 
dinamika sosial di sekitar kita, dalam dimensi perubahan yang yang 
berdimensi banyak broadmind kita harus jalan. Jadi benturan peradaban ini 
suka atau tidak suka akan terjadi. Dan kalau umat kita umat islam 
reaksioner maka itu indikasi bahwa kita punya perasaaan rendah diri. 
Kemarahan itu ciri ciri orang berfikir pendek, dangkal dan emosional. 20 
tahun yang akan datang tidak tertutup kemungkinan anak kita atau cucu kita 
akan bertannya juga bagaimana wajah nabi kita, dan kalau jawabannya sama 
seperti sekarang , bagaimana reaksi cucu kita nanti belum terbayangkan.
Islam itu agama modern dan agama yang demokratis, agama yang memiliki 
sistem sosial yang berkeadilan, kenapa harus rusak gara gara membakar 
gedung kedutaaan, saya prihatin dengan perkembangan ini, mengumandangkan 
alohuakbar sambil membakar dan merusak kepentingan umum, inikah yang 
dfisebut dengan agama modern dan agama perubahan .
Marilah kita renungkan kembali perilaku kita, apa jadinnya peradaban islam 
kalau merasa inferior terus.

On Tue, 7 Feb 2006, rifky pradana wrote:

> Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
> Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
> dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
> dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.
>
> Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
> di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
> bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
> Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
> 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
> menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
> Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
> telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
> kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.
>
> Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
> dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
> seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
> makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.
>
> Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
> kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
> isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.
>
> Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
> atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
> harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
>
> Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
> Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
> merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
> kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
> hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
> 'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
> Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
> penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
> amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
> hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam.
>
> Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
> bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
> berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
> dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
> dihinakan.
>
> Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
> dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun ban

Re: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Ishak Somantri

Kalau saya berpendapat, bahwa umat islam harus makin dewasa dalam melihat 
dinamika sosial di sekitar kita, dalam dimensi perubahan yang yang 
berdimensi banyak broadmind kita harus jalan. Jadi benturan peradaban ini 
suka atau tidak suka akan terjadi. Dan kalau umat kita umat islam 
reaksioner maka itu indikasi bahwa kita punya perasaaan rendah diri. 
Kemarahan itu ciri ciri orang berfikir pendek, dangkal dan emosional. 20 
tahun yang akan datang tidak tertutup kemungkinan anak kita atau cucu kita 
akan bertannya juga bagaimana wajah nabi kita, dan kalau jawabannya sama 
seperti sekarang , bagaimana reaksi cucu kita nanti belum terbayangkan.
Islam itu agama modern dan agama yang demokratis, agama yang memiliki 
sistem sosial yang berkeadilan, kenapa harus rusak gara gara membakar 
gedung kedutaaan, saya prihatin dengan perkembangan ini, mengumandangkan 
alohuakbar sambil membakar dan merusak kepentingan umum, inikah yang 
dfisebut dengan agama modern dan agama perubahan .
Marilah kita renungkan kembali perilaku kita, apa jadinnya peradaban islam 
kalau merasa inferior terus.

On Tue, 7 Feb 2006, rifky pradana wrote:

> Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
> Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
> dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
> dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.
>
> Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
> di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
> bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
> Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
> 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
> menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
> Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
> telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
> kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.
>
> Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
> dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
> seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
> makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.
>
> Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
> kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
> isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.
>
> Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
> atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
> harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
>
> Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
> Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
> merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
> kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
> hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
> 'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
> Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
> penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
> amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
> hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam.
>
> Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
> bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
> berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
> dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
> dihinakan.
>
> Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
> dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun banyak yang bingung kenapa
> harus marah ketika Nabi SAW dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan
> martabat dan kehormatannya.
>
> Bukankah Islam itu agama Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta
> Damai ?, bukankah Islam itu harusnya membawa Kedamaian dan Ketentraman
> ?.
>
> Oh, seandainya Aa Gym berkenan untuk bertausiah tentang hal ini,
> tentulah akan memberikan kemaslahatan kepada umat Islam, menginta Aa Gym
> adalah ulama yang Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta Damai.
>
> Bagaimana Aa Gym, apakah orang Muslim 'harus' marah ketika Nabi SAW
> dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan martabat dan kehormatannya
> ?.
>
> Tentulah Aa Gym sebagai ulama Islam Indonesia tak akan enggan untuk
> bertausiah meluruskan pemahaman umat Islam Indonesia tentang hal ini
> yang merupakan hal penting dalam agama, dan tentulah perlu memberikan
> kesejukan kepada sebag

RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Imam
Bener Pak,
Kita tidak bisa diam dan adem ayem saja. Kalau anda semua mengaku muslim
selayaknya hati anda akan terluka begitu anda melihat karikatur yang tidak
layak tersebut. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang yang mulia dan sebagai
uswatun hasanah buat kita semua. Kita harus bersatu memprotes dan
mengutuknya serta menuntut pemberian sanksi kepada Jyllands Posten / Denmark
dengan aksi damai. Ingat, Kebebasan itu bukan berarti tak terbatas sehingga
seseorang dapat  semaunya saja / asal mangap /asal njeplak sak udele dewe.
Sorry nyimpang dari milis. 

-Original Message-
From: Jauhari Mustafa, Mr. [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 08, 2006 8:27 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah
sikapmu ?.


Nggak sesepele itu mbak masalahnya, orang yang nggak terusik
dan adem ayem saja melihat masalah ini musti syahadat lagi deh kayaknya
tapi ini kan milis ekonomi ngapain diperpanjang, toh membernya kan harusnya 
expert di bidang ekonomi bukan yang lain
- Original Message - 
From: "Ratih A, Sekaryuni" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, February 08, 2006 8:00 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.


> Sependapat untuk mensikapi dengan cara positif,
> Nabi juga selalu mengajarkan jangan marah,
> Allah sebaik-baiknya yang memberi balasan
> Sehingga kita bisa memilih bersikap baik untuk mendapat balasanNYA
> Khususnya dalam memperbaiki ekonomi nasional
> Semoga kita tidak termasuk putus asa terhadap kepastian kasih sayangNYA,
>
> Sehingga tidak perlu bertindak sebagai "korban keadaan atau tindakan
> orang lain" yang terjebak fenomena kejadian negative yang kasat mata.
> Bisa lebih mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan perintah IQRA...
> Perdalam ilmu yang bermanfaat dan amalkan, bukan marah
> Amin.
>
> Salam
> ratih
>
> -Original Message-
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rifky pradana
> Sent: Tuesday, February 07, 2006 5:23 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Subject: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.
>
> Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
> Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
> dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
> dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.
>
> Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
> di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
> bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
> Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
> 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
> menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
> Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
> telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
> kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.
>
> Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
> dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
> seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
> makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.
>
> Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
> kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
> isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.
>
> Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
> atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
> harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
>
> Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
> Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
> merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
> kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
> hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
> 'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
> Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
> penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
> amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
> hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam.
>
> Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
> bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
> berdampingan dan toleran terhadap orang l

[ekonomi-nasional] Fwd: [jurnalisprofetik] Fwd: Danish products

2006-02-07 Terurut Topik Hizbullah
Dapat dari seorang teman, silahkan kalau mau diboikot.

Hizbullah


Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuhu,

Bagi rekan-rekan yang ingin mengekspresikan our hurt over the cartoon row
dg memboikot Danish products, kebetulan saya nemu web site "Buy Danish
Campaign."  Saya rajin mengikuti berita ttg cartoon row ini dan memberikan
laporan kepada Pak Boss (misoa).  I don't believe in violent protest, but
I do support non-violent acts such as boycotting, nulis letter to the
editor, menandatangani petisi dll.

Ini dia URL address dan daftarnya:

http://buydanish.home.comcast.net/products.htm

Food:
Arla Foods is Europe's second-largest dairy company and the leading Danish
exporter to Saudi Arabia, where it sells an estimated 328 million dollars
worth of products every year
Brands
Rosenborg
Lurpak
Dofino
Denmark's Finest
Mediterra

Danish Crown (meat)
Lurmaerket Butter
Danish Bacon
Thor Fish
Danisco Food

Candy:
Toms (chocolate)
LAgermann
Galle & Jessen
Ingeborgs Chocolate

Beverages:
Tuborg Beer
Carlsberg Beer
Aalborg Aquavit (snaps)
Danish Distillers

Medicine:
Novo

Audio Equipment/Home Theater
(Theatre for those across the Pond):
B&O (Bang & Olufsen)
Cilo
Eltax
Tangent

Cigarettes:
Prince (Do not start smoking because of this fire!)

Clothing:
H2O
Hummel
Per Reumert
Munthe plus Simonsen
Bruuns Bazaar
Veromoda
Only
IC Companies
In Wear
Matinique
Sand

Shoes:
Ecco (USA Site)
Jaco

Toys:
Brio (toys)
Lego (toys)

Danish Design:
B & G Porcelain
Georg Jensen
HTH- kitchen
Morsoe (Fireplaces)
PH-lamps
Pipes
Raadvad (knives etc.)
Royal Copenhagen
Royal Danish Porcelain
Skagen (Watches)
Stelton
Trip Trap
Vesta (Windmills)

Other:
Danish Yarn
Nexo Fireplaces
Nilfisk Vacuum Cleaners (USA site since I do not speak Danish)
Watco Danish Furniture Oil


 SPONSORED LINKS
  Writing child
book
 Writing
book
 Writing
and publishing a
book
  Book
writing 
software
 Writing
a book 
report
 Business
writing 
book
 --
YAHOO! GROUPS LINKS


   -  Visit your group
"jurnalisprofetik"
   on the web.

   -  To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]>

   -  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service
   .


 --


[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Pemerintah: Anggaran Pendidikan dalam APBN Sudah Memadai

2006-02-07 Terurut Topik Sulistiono Kertawacana
Hukumonline.com

 
  HOME
PUSAT DATA
BERITA
PRODUK DAN JASA
   
   
 
 Rabu, 8 Februari 2006 Klinik  I  Agenda I  Direktori I  
 

 
Berita 
 
Pemerintah: Anggaran Pendidikan dalam APBN Sudah Memadai
[8/2/06]
Kalangan guru dan sarjana pendidikan akhirnya mempersoalkan 
anggaran pendidikan dalam APBN 2006.


Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan bahwa 
Pemerintah sudah cukup serius menangani permasalahan pendidikan di Tanah Air. 
Hal ini antara lain ditandai semakin tingginya anggaran pendidikan dalam APBN. 
Dalam APBN 2006, total anggaran pendidikan sudah hampir mencapai 20 persen, 
seperti apa yang diamanatkan UUD 1945. 

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mencontohkan, anggaran pendidikan pada 
APBN 2005 sudah mencapai Rp82 triliun. Sementara pada APBN 2006 naik drastis 
menjadi Rp125,029 triliun atau 19,3 persen dari total APBN. 

 

Atas dasar itu, Pemerintah –yang diwakili Mendiknas dan 
Menkeu—meminta Mahkamah Konstitusi menolak permohonan pengujian terhadap 
Undang-Undang No. 13 Tahun 2005 tentang APBN Tahun Anggaran 2006 yang diajukan 
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Permintaan itu disampaikan dalam 
sidang di gedung MK Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta (07/2). 

 

PGRI, bersama Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), memang 
mengajukan permohonan judicial review UU APBN 2006 sejak Desember silam. Kedua 
pemohon menganggap UU tersebut telah mengabaikan ketentuan pasal 31 ayat (4) 
UUD 1945 yang mewajibkan pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20 persen. 
Besaran itu juga sudah diperkuat dengan putusan Mahkamah Konstitusi sebelumnya 
saat menguji Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 
(perkara no. 011/PUU-III/2005). 

 

Dalam putusannya MK menyatakan bahwa pemenuhan 20 persen itu tidak 
bisa ditunda-tunda. Dengan demikian, putusan atas perkara ini menarik karena 
sekaligus menjadi batu ujian bagi putusan Mahkamah Konstitusi terdahulu.

 

 

Taruna dan H. Mustahdi, kuasa hukum pemohon, berpendapat bahwa 
Pemerintah hanya menyediakan 8,1 persen dana APBN 2006 untuk sektor pendidikan. 
Dalam lampiran anggaran berdasarkan program, tercatat Rp36,75 triliun alokasi 
untuk sektor pendidikan. Namun, itu masih dikurangi alokasi gaji dosen sehingga 
jumlahnya hanya mencapai sekitar Rp34,4 triliun, atau 8,1 persen dari APBN.

 

Pemerintah dan pemohon tampaknya berbeda persepsi mengenai alokasi 
dana APBN untuk sektor pendidikan. Jika pemohon menganggap hanya mencapai 8,1 
persen, Pemerintah justeru menganggap sudah mencapai 19,3 persen, yaitu 
Rp125,029 triliun dari total APBN Rp647 triliun. Sektor pendidikan menempati 
peringkat pertama penerima dana terbesar untuk APBN 2006. 

 

Dalam kaitan itu, pemohon mengingatkan pasal 49 ayat (2) UU 
Sisdiknas: "Dana pendidikan selain gaji pendidikan dan biaya pendidikan 
kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN pada sektor pendidikan dan 
minimal 20 persen dari APBD". 

 

Patut pula dicatat bahwa pada saat pemeriksaan perkara pengujian UU 
Sisdiknas sebelumnya, Pemerintah bertekad akan terus meningkatkan anggaran 
pendidikan hingga mencapai prosentase yang diinginkan UUD 1945. Tetapi, hal itu 
dilakukan secara bertahap. Sebab, yang hendak dibangun bukan hanya sektor 
pendidikan. Sektor lain pun membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

 

Masalahnya, bagi PGRI dan ISPI, sektor pendidikan di Indonesia 
sudah sangat tertinggal dibanding negara-negara lain. Indeks Pembangunan 
Manusia (human development index) yang dikeluarkan UNDP, misalnya, memposisikan 
Indonesia di bawah China –negara yang berpenduduk miliar—karena persoalan melek 
huruf dan lama belajar.

(Mys)

   

   
 

   
   
Tanggapan 

 Tidak ada data 

   
   

   
  Nama  : 
  Password :   
 
[Daftar Disini]  [Lupa Password]
   



   Aktual 

Pelantikan Ketua PN Jaksel
Bertempat di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, hari ini (08/2) akan 
berlangsung pelantikan pejabat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang 
baru, Andi Samsan Nganro. Andi, yang sebelumnya bertugas sebagai KPN di 
Cibinong, akan menggantikan Soedarto. Andi Jika sudah bertugas, Andi dihadapkan 
pada persoalan membenahi PN Jaksel yang selama ini dianggap 'buruk'. Belum 
lama, seorang hakim dan seorang panitera di sana ditangkap oleh Timtas Tipikor 
karena tertangkap tangan memeras
   
   
Terbaru 
   

[ekonomi-nasional] OOT-Butuh karyawan untuk di Bandung

2006-02-07 Terurut Topik Eko Yugo
Kepada  rekan-rekan yang berminat ; 
Dibutuhkan beberapa orang untuk jabatan : Bank Assurance Officer ; Pria / Wnt ; 
Pend.Min D3 (Semua Jurusan), Usia Max 28 Thn ; Berpengalaman dlm bid. 
pemasaran/marketing asuransi dan bisa berbahasa mandarin (Lebih Bagus)  lamaran 
dibawa langsung ke :  jl.Bojong Loa Gg.Al-Barokah no 185/92 Rt03/05 Panjunan - 
Bdg 022-5203038.

Bagi yang lulus test akan ditempatkan di Bandung.Test akan dilakukan pada 
tanggal 11 Februari di Bandung, paling telat lamaran sudah masuk 2 hari sebelum 
test.

Wassalam







[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] AKU KETEMU BILL GATES

2006-02-07 Terurut Topik AROMA MAKMUR
AKU KETEMU BILL GATES
   
   
  Ini suatu kisah waktu aku bertemu Bill Gates di New York, sewaktu diadakan 
temu muka antar pe-business se-antero dunia di gedung Trump Tower.
   
Setelah mondar mandir, menebar senyum kiri kanan sempat aku berdekatan dengan 
Bill Gates. Wah ini kesempatan yang jarang yang tidak boleh aku  lewatkan. 
Nggak tahunya memang Bill Gates selain murah senyum juga murah bagi bagi 
hartanya buat kepentingan charity yang ber-operasi di seantero dunia. 
   
Bukan saja murah senyum tapi juga murah menyapa orang. Aku yang sebenarnya di 
NY untuk kepentingan perusahaan ngak tahu kenapa aku bisa masuk ke gedung 
pertemuan antar orang2 gede, tapi kukesampingkan urusan kesasarnya aku ini 
ketempat ini, marilah tinjau percakapanku dengan Bill Gates si orang terkaya 
seantero dunia.
 
Sebagai selingan ceritanya Bill Gates ini , kekayaannya berjumlah 40% asset 
orang Amrik. Fabulous rich (ruarrr biasa sugihe.Red).
   
  Bill tanya aku berasal dari mana. Aku jawab dari Aussie (asia- Red.), tapi 
aku tambahi kelahiran Indonesia. Dia tertarik juga sewaktu aku bilang aku 
kelahiran Indonesia. Mungkin Bill mau invest juga ke Indonesia. Wah aku sudah 
dag dig dug, bakalan ada rezeki nomplok kali ini. Bisa2 aku nanti diutus ke 
Indonesia dan bisa2 aku ngelonjati Tommy Winata dalam jumlah harta karun. Ngak 
tahunya dia cuman tertarik sama pulau Bali untuk ber parawisata disana. 
   
Me-responsi basa basinya aku tanya bagaimana rasanya jadi orang terkaya se 
antero dunia.
   
  “Yahyah biasa aja tuh” jawabnya santai.  Diluar dugaan dia ngelanjutin 
... ”tapi kedudukanku sebagai orang terkaya se antero dunia ya tidak bisa 
dibandingkan dengan orang kaya di Indonesia”.
   
  Bill kemudian melanjutkan”terus terang aku si bukan apa2nya kalau anda 
bandingkan dengan orang kaya di Indonesia”.
   
  Lha aku kaget dan terasa kakiku terasa layu akibat ungkapannya itu, Bill 
si-orang kaya seantero dunia masih ngiri sama orang kaya di Indonesia!. Kenapa 
bisa begitu Bill, tukasku untuk cari penjelasannya lebih lanjut kenapa dia 
merasa begitu minder kalau dibandingkan dengan orang kaya di Indonesia.
  
Dia jawab: "In your country rich people can play God" Aku terasa luyuh tuh apa 
yang dikatakan ,kaki, kaki ku, saking terkejutnya terasa layu. "What do you 
mean?" aku tanya.
  
"Rich people in Indonesia not only behave like God, they control everything, 
even the life and death of any person"... "You can take one's life without any 
thought of being drag and face the law" 
   
  Aku jawab: "you mean you're invincible " 
   
  "That's right" " That's what I mean you are God if you're rich and powerful 
in Indonesia"
   
Sialan bener  (baru mau melanjutkan impian ini), .. istriku ngegugah 
aku karena hari sudah jam 5 pagi dan kita harus exercise jalan around the 
block. 
   
  Sambil jalan aku berpikir soal impianku ini. Benar juga kata Bill Gates 
(dalam impianku ini), "Wong sugih ning Indonesia iku koyo Tuhan"
  
Jadi impian itu bisa diambil sebagai pelajaran. Dari itu aku harapkan agar 
bapak2 penguasa di Indonesia sering2lah mimpi (mimpi yang positip tentunya), 
agar tidak perlu ngeloyor cari studi banding ke LN.
   
  Bagaimana dengan Pejabat Kita …???


-
 Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Jauhari Mustafa, Mr.
Nggak sesepele itu mbak masalahnya, orang yang nggak terusik
dan adem ayem saja melihat masalah ini musti syahadat lagi deh kayaknya
tapi ini kan milis ekonomi ngapain diperpanjang, toh membernya kan harusnya 
expert di bidang ekonomi bukan yang lain
- Original Message - 
From: "Ratih A, Sekaryuni" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, February 08, 2006 8:00 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.


> Sependapat untuk mensikapi dengan cara positif,
> Nabi juga selalu mengajarkan jangan marah,
> Allah sebaik-baiknya yang memberi balasan
> Sehingga kita bisa memilih bersikap baik untuk mendapat balasanNYA
> Khususnya dalam memperbaiki ekonomi nasional
> Semoga kita tidak termasuk putus asa terhadap kepastian kasih sayangNYA,
>
> Sehingga tidak perlu bertindak sebagai "korban keadaan atau tindakan
> orang lain" yang terjebak fenomena kejadian negative yang kasat mata.
> Bisa lebih mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan perintah IQRA...
> Perdalam ilmu yang bermanfaat dan amalkan, bukan marah
> Amin.
>
> Salam
> ratih
>
> -Original Message-
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rifky pradana
> Sent: Tuesday, February 07, 2006 5:23 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Subject: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.
>
> Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
> Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
> dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
> dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.
>
> Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
> di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
> bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
> Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
> 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
> menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
> Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
> Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
> telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
> kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.
>
> Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
> dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
> seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
> makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.
>
> Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
> kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
> isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.
>
> Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
> atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
> Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
> harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
> di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
>
> Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
> Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
> merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
> kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
> hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
> 'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
> Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
> penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
> amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
> hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam.
>
> Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
> bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
> berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
> dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
> dihinakan.
>
> Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
> dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun banyak yang bingung kenapa
> harus marah ketika Nabi SAW dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan
> martabat dan kehormatannya.
>
> Bukankah Islam itu agama Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta
> Damai ?, bukankah Islam itu harusnya membawa Kedamaian dan Ketentraman
> ?.
>
> Oh, seandainya Aa Gym berkenan untuk bertausiah tentang hal ini,
> tentulah akan memberikan kemaslahatan kepada umat Islam, menginta Aa Gym
> adalah ulama yang Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta Damai.
>
> Bagaimana Aa Gym, apakah orang Muslim 'harus' marah ketika Nabi SA

RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Luluk A. Achmad
Setuju banget, lagian kalo baginda rosul masih hidap, pasti karitur 
tersebut bukan hal yang patut untuk digunjingkan, apalagi diprotes.
Kemulian rasulullah tidak akan berkurang dengan karikatur tersebut, justru 
kita bisa menjadi tidak mulia kalau dengan alasan tersebut melakukan 
tindakan anarkhis.
apa bisa begitu???





"Ratih A, Sekaryuni" <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
02/08/2006 08:00 AM
Please respond to
ekonomi-nasional@yahoogroups.com


To

cc

Subject
RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.






Sependapat untuk mensikapi dengan cara positif,
Nabi juga selalu mengajarkan jangan marah,
Allah sebaik-baiknya yang memberi balasan
Sehingga kita bisa memilih bersikap baik untuk mendapat balasanNYA
Khususnya dalam memperbaiki ekonomi nasional
Semoga kita tidak termasuk putus asa terhadap kepastian kasih sayangNYA,

Sehingga tidak perlu bertindak sebagai "korban keadaan atau tindakan
orang lain" yang terjebak fenomena kejadian negative yang kasat mata.
Bisa lebih mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan perintah IQRA...
Perdalam ilmu yang bermanfaat dan amalkan, bukan marah
Amin.

Salam
ratih

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rifky pradana
Sent: Tuesday, February 07, 2006 5:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.

Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.

Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.

Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.

Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.

Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam. 

Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
dihinakan.

Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun banyak yang bingung kenapa
harus marah ketika Nabi SAW dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan
martabat dan kehormatannya.

Bukankah Islam itu agama Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta
Damai ?, bukankah Islam itu harusnya membawa Kedamaian dan Ketentraman
?.

Oh, seandainya Aa Gym berkenan untuk bertausiah tentang hal ini,
tentulah akan memberikan kemaslahatan kepada umat Islam, menginta Aa Gym
adalah ulama yang Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta Damai.

Bagaimana Aa Gym, apakah orang Muslim 'harus' marah ketika Nabi SAW
dilecehkan atau dihinakan atau di

RE: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik Ratih A, Sekaryuni
Sependapat untuk mensikapi dengan cara positif,
Nabi juga selalu mengajarkan jangan marah,
Allah sebaik-baiknya yang memberi balasan
Sehingga kita bisa memilih bersikap baik untuk mendapat balasanNYA
Khususnya dalam memperbaiki ekonomi nasional
Semoga kita tidak termasuk putus asa terhadap kepastian kasih sayangNYA,

Sehingga tidak perlu bertindak sebagai "korban keadaan atau tindakan
orang lain" yang terjebak fenomena kejadian negative yang kasat mata.
Bisa lebih mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan perintah IQRA...
Perdalam ilmu yang bermanfaat dan amalkan, bukan marah
Amin.

Salam
ratih

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rifky pradana
Sent: Tuesday, February 07, 2006 5:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.

Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.

Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.

Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.

Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.

Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam. 

Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
dihinakan.

Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun banyak yang bingung kenapa
harus marah ketika Nabi SAW dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan
martabat dan kehormatannya.

Bukankah Islam itu agama Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta
Damai ?, bukankah Islam itu harusnya membawa Kedamaian dan Ketentraman
?.

Oh, seandainya Aa Gym berkenan untuk bertausiah tentang hal ini,
tentulah akan memberikan kemaslahatan kepada umat Islam, menginta Aa Gym
adalah ulama yang Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta Damai.

Bagaimana Aa Gym, apakah orang Muslim 'harus' marah ketika Nabi SAW
dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan martabat dan kehormatannya
?.

Tentulah Aa Gym sebagai ulama Islam Indonesia tak akan enggan untuk
bertausiah meluruskan pemahaman umat Islam Indonesia tentang hal ini
yang merupakan hal penting dalam agama, dan tentulah perlu memberikan
kesejukan kepada sebagian umat Islam Indonesia yang lagi marah karena
kartunnya Nabi SAW.
Ah, Aa Gym khan bukan selebritis, beliau khan ulama, maka tentulah
sebagai ulama yang salah satu kewajibannya adalah mencerdaskan umatnya,
tentulah beliau tak akan berkeberatan, karena beliau juga tak
berkeberatan untuk bertausiah ketika terjadi 

Re: [ekonomi-nasional] Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan oleh Sahat Sibarani dan Martin Sihombing

2006-02-07 Terurut Topik Ambon
Saya tak tahu tentang kualitas minyak yang dihasilkan kelapa sawit, tetapi
kalau dilihat dari segi kegunaan saya kira kelapa lebih unggul, buah kelapa
bisa langsung dimakan, dibaut santan, dibuat ice cream, airnya bisa langsung
diminum atau dibuat infus. Bisa langsung dikasi makan untuk ternak. Jadi
petani benar-benar rugi bila tanah mereka dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Saya kira begitu, bagi yang mau membetulkan atau menambah  apa ang saya
sebutkan diatas, dipersilahkan.


- Original Message - 
From: "Mira Wijaya Kusuma" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "sastra pembebasan" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, February 07, 2006 6:25 PM
Subject: [ekonomi-nasional] Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan oleh 
Sahat Sibarani dan Martin Sihombing


> Catatan laluta:
>
>  "Kebijakan PKS, Pabrik Kelapa Sawit mengakibatkan Perkebunan Rakyat 
> seluas 1.222,2 ha terkapar lunglai serta tidak mampu bersaing dengan 
> kekuatan komplot dari 10 besar pemain perkebunan Kelapa sawit dan 
> Perusahaan perkebunan Swasta."  Informasi lengkap silahkan baca berita 
> berjudul "Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan" oleh Sahat Sibarani 
> dan Martin Sihombing.
>
>  La Luta Continua!
>
>  ***
>
> Sumber: http://www.bisnis.com/
>
>  Kamis, 02/02/2006 14:22 WIB
>
>  Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan
>
>  oleh : Sahat Sibarani dan Martin Sihombing
>
>  Setelah dijejali persoalan pajak ekspor (PE), kandungan beta charotine, 
> harga yang aik turun, kini industri kelapa sawit kembali direcoki 
> persoalan. Kali ini oleh adanya kebijakan larangan mendirikan pabrik 
> kelapa sawit tanpa memiliki kebun. Akibatnya, industri kelapa sawit di 
> Indonesia seperti kata pepatah tak putus dirundung malang.
>
>  Persoalan yang terakhir itu, kini, bahkan mendorong Komisi Pengawas 
> Persaingan Usaha (KPPU) untuk masuk. KPPU kabarnya kini tengah mengkaji 
> industri sektor perkebunan kelapa sawit, terkait adanya larangan pendirian 
> pabrik kelapa sawit (PKS) jika tidak disertai kepemilikan perkebunan 
> kelapa sawit sendiri.
>
>  Selama ini, kecenderungannya, pemerintah tidak memberikan izin 
> pembangunan PKS jika perusahaan tersebut tidak memiliki perkebunan sendiri 
> yang bisa menjamin pasokan bahan baku sawit.
>
>  10 Pemain terbesar perkebunan kelapa sawit
>
>  Grup areal  (000 ha)
>
>  Raja Garuda Mas   317,9
> Kumpulan Gutrie Bhd 288,9
> Sinar Mas Grup 208
> Astra Agro Lestari 189,9
> Asian Agri Group  150
> Cilandra Perkasa Group  60,9
> Socfindo Group  46,8
> Kurnia Group 42,9
> Lonsum Group  40,5
> Bakrie Group20,1
> Lainnya (200 perusahaan) 983,3
> Perusahaan perkebunan swasta 2.349,4
> Perusahaan Perkebunan Negara   680,5
> Perkebunan Rakyat   1.222,2
>
>  Total   4.252
>
>  Sumber: Arwin Rasyid (diolah dari Data Consul Inc & sumber lainnya)
>
>  Padahal, dalam UU No 18/2004 tentang Perkebunan maupun berdasarkan 
> Keputusan Menteri Pertanian No 357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman 
> Perizinan Usaha, hal itu tidak diatur. Jika ada ketentuan itu hanya 
> mensyaratkan terjaminnya pasokan sawit tanpa membatasi dari kebun sendiri 
> atau kebun rakyat.
>
>  Kepala Kantor Perwakilan KPPU Medan, Dedi Sani Ardi, mengungkapkan 
> larangan pembangunan PKS tanpa kebun ini berpotensi melanggar UU No 5 
> tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak 
> Sehat. Sebab larangan itu berpotensi menimbulkan penyalahgunaan posisi 
> dominan dari kalangan pengusaha pemilik PKS terhadap petani sawit. Bahkan 
> memungkinkan terjadinya potensi hambatan pasar yang dikondisikan, yang 
> menyebabkan pengusaha yang tidak memiliki kebun sendiri tidak bisa 
> mendirikan PKS.
>
>  Kebijakan larangan pendirian PKS tanpa kebun, menyebabkan banyak 
> pengusaha yang ingin masuk bisnis ini tapi tidak memiliki kebun sendiri 
> menjadi terhambat. Akibatnya jumlah PKS menjadi terbatas dan tidak bisa 
> mengimbangi pertumbuhan kebun sawit rakyat yang cukup tinggi. Sehingga 
> posisi tawar pemilik PKS menjadi jauh lebih kuat dibanding petani sawit. 
> "Petani sawit sering menjadi pihak yang dirugikan," kata Dedi.
>
>  Bahkan, katanya, menurut laporan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia 
> (APKSI) petani seperti (terpaksa) harus menjual sawit di bawah harga 
> pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang ditetapkan oleh Tim 
> Penetapan Harga Pembelian TBS sebagaimana yang diatur Keputusan Menteri 
> perhubungan No 627 tahun 1998.
>  Di Sumatra Utara, misalnya, PKS justru banyak dibangun di Kabupaten 
> Langkat. Padahal perkebunan kelapa sawit terbesar di Sumut berada di 
> Kabupaten Labuhan Batu.
>
>  Akibatnya, petani perkebunan rakyat di Labuhan Batu tidak memiliki banyak 
> pilihan dan dikondisikan harus menjual hasil panennya hanya kepada 
> beberapa PKS dengan harga jauh di bawah harga yang ditetapkan Tim 
> Penetapan Harga Pembelian TBS sebagimana yang diatur Keputusan Menteri 

[ekonomi-nasional] Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan oleh Sahat Sibarani dan Martin Sihombing

2006-02-07 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Catatan laluta:
   
  "Kebijakan PKS, Pabrik Kelapa Sawit mengakibatkan Perkebunan Rakyat seluas 
1.222,2 ha terkapar lunglai serta tidak mampu bersaing dengan kekuatan komplot 
dari 10 besar pemain perkebunan Kelapa sawit dan Perusahaan perkebunan Swasta." 
 Informasi lengkap silahkan baca berita berjudul "Kebijakan PKS tanpa kebun 
sarat kepentingan" oleh Sahat Sibarani dan Martin Sihombing. 
   
  La Luta Continua!
   
  ***
  
Sumber: http://www.bisnis.com/
   
  Kamis, 02/02/2006 14:22 WIB
   
  Kebijakan PKS tanpa kebun sarat kepentingan 
   
  oleh : Sahat Sibarani dan Martin Sihombing 
   
  Setelah dijejali persoalan pajak ekspor (PE), kandungan beta charotine, harga 
yang aik turun, kini industri kelapa sawit kembali direcoki persoalan. Kali ini 
oleh adanya kebijakan larangan mendirikan pabrik kelapa sawit tanpa memiliki 
kebun. Akibatnya, industri kelapa sawit di Indonesia seperti kata pepatah tak 
putus dirundung malang. 
   
  Persoalan yang terakhir itu, kini, bahkan mendorong Komisi Pengawas 
Persaingan Usaha (KPPU) untuk masuk. KPPU kabarnya kini tengah mengkaji 
industri sektor perkebunan kelapa sawit, terkait adanya larangan pendirian 
pabrik kelapa sawit (PKS) jika tidak disertai kepemilikan perkebunan kelapa 
sawit sendiri. 
   
  Selama ini, kecenderungannya, pemerintah tidak memberikan izin pembangunan 
PKS jika perusahaan tersebut tidak memiliki perkebunan sendiri yang bisa 
menjamin pasokan bahan baku sawit. 
   
  10 Pemain terbesar perkebunan kelapa sawit 

  Grup areal  (000 ha) 

  Raja Garuda Mas   317,9 
Kumpulan Gutrie Bhd 288,9 
Sinar Mas Grup 208 
Astra Agro Lestari 189,9 
Asian Agri Group  150 
Cilandra Perkasa Group  60,9 
Socfindo Group  46,8 
Kurnia Group 42,9 
Lonsum Group  40,5 
Bakrie Group20,1 
Lainnya (200 perusahaan) 983,3 
Perusahaan perkebunan swasta 2.349,4 
Perusahaan Perkebunan Negara   680,5 
Perkebunan Rakyat   1.222,2 

  Total   4.252 
   
  Sumber: Arwin Rasyid (diolah dari Data Consul Inc & sumber lainnya) 
   
  Padahal, dalam UU No 18/2004 tentang Perkebunan maupun berdasarkan Keputusan 
Menteri Pertanian No 357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha, 
hal itu tidak diatur. Jika ada ketentuan itu hanya mensyaratkan terjaminnya 
pasokan sawit tanpa membatasi dari kebun sendiri atau kebun rakyat. 
   
  Kepala Kantor Perwakilan KPPU Medan, Dedi Sani Ardi, mengungkapkan larangan 
pembangunan PKS tanpa kebun ini berpotensi melanggar UU No 5 tahun 1999 tentang 
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Sebab larangan itu 
berpotensi menimbulkan penyalahgunaan posisi dominan dari kalangan pengusaha 
pemilik PKS terhadap petani sawit. Bahkan memungkinkan terjadinya potensi 
hambatan pasar yang dikondisikan, yang menyebabkan pengusaha yang tidak 
memiliki kebun sendiri tidak bisa mendirikan PKS. 
   
  Kebijakan larangan pendirian PKS tanpa kebun, menyebabkan banyak pengusaha 
yang ingin masuk bisnis ini tapi tidak memiliki kebun sendiri menjadi 
terhambat. Akibatnya jumlah PKS menjadi terbatas dan tidak bisa mengimbangi 
pertumbuhan kebun sawit rakyat yang cukup tinggi. Sehingga posisi tawar pemilik 
PKS menjadi jauh lebih kuat dibanding petani sawit. "Petani sawit sering 
menjadi pihak yang dirugikan," kata Dedi. 
   
  Bahkan, katanya, menurut laporan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia 
(APKSI) petani seperti (terpaksa) harus menjual sawit di bawah harga pembelian 
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga 
Pembelian TBS sebagaimana yang diatur Keputusan Menteri perhubungan No 627 
tahun 1998. 
  Di Sumatra Utara, misalnya, PKS justru banyak dibangun di Kabupaten Langkat. 
Padahal perkebunan kelapa sawit terbesar di Sumut berada di Kabupaten Labuhan 
Batu. 
   
  Akibatnya, petani perkebunan rakyat di Labuhan Batu tidak memiliki banyak 
pilihan dan dikondisikan harus menjual hasil panennya hanya kepada beberapa PKS 
dengan harga jauh di bawah harga yang ditetapkan Tim Penetapan Harga Pembelian 
TBS sebagimana yang diatur Keputusan Menteri perhubungan No. 627 tahun 1998. 
  Pembatasan pembelian 
   
  Modusnya adalah perusahaan pemilik PKS membatasi pembelian TBS sawit petani 
rakyat dengan alasan pasokan berlebih. Petani disuruh untuk menunggu penjualan 
TBS sampai pasokan normal, atau menjual dengan harga dibawah harga yang 
ditetapkan. Dalam kondisi ini petani terpaksa harus menjual TBS sawitnya dengan 
harga lebih murah. "Jika harus menunggu, maka rendemen dan kualitasnya akan 
turun dan menyebabkan penurunan harga," ujarnya. 
   
  Seharusnya tidak perlu ada pembatasan dalam pendirian PKS tanpa kebun. Karena 
selain tidak diatur dalam peraturan, pengusaha yang mendirikan PKS tanpa kebun 
juga sudah mempertimbangkan kela-yakan usahanya termasuk pengadaan bahan baku 
sebelum mendirikan usahanya. 
   
  Menurut Dedi, alasan sebagian kalangan, terutama pengusah

[ekonomi-nasional] US and Australia's Role in E. Timor

2006-02-07 Terurut Topik A_Dharmawan
US and Australia’s Role in E. Timor

Fawaz Turki
Arab News senior columnist


The 2,500-page report, presented to the United Nations last Friday by East
Timor’s President Xanana Gusmao did not hold back. It provided a detailed
account of Indonesia’s 24-year occupation of the island nation, where
Jakarta’s military forces, along with local militias they supported,
reportedly killed close to 180,000 East Timorese through torture,
starvation, arbitrary execution and massacres.

The report, key excerpts of which were leaked to Australian and American
newspapers, including The Australian and The Washington Post, also charged
Indonesia with using napalm in its counterinsurgency campaign and
“starvation as a weapon of war,” condemning thousands of civilians to death
in camps for displaced Timorese.

This devastating report does not come as a surprise to those of us who have
closely followed the tragic events in East Timor since 1975 — when the
occupation began — nor would it come as a surprise to us to discover that,
were a war crimes tribunal to be held, the accused will not be exclusively
Indonesian officials but Australian and American ones as well. First,
context. In August 1999, this remote, impoverished island erupted into
violence in the wake of a referendum.

The violence, however, was not the beginning but the endgame of a long
struggle that went back almost a quarter century, to the time when the
Indonesian military invaded the former Portuguese colony in 1975 and annexed
it as Indonesia’s “27th province” the following year. For both the US and
Australia it was, from the get-go, real politic, where, following in the
tradition of Machiavelli, you conduct your foreign policy without a
politico-moral impulse, a foreign policy driven by the notion of “what’s in
it for us.” And the devil with the human cost to others.

To the US at the time, soon after Indonesian paratroopers dropped from the
sky on Dili, East Timor’s capital, on Dec. 8, 1975, support for Jakarta was
immediate and unstinting. The invasion of the island coincided with the fall
of Vietnam seven months earlier and was seen by Washington as a
counterbalance to the successes of the Communists in Saigon.

In addition, Washington gained the right from President Suharto of free
passage through the deep sea of Lombok and the Ombai water straits for
American nuclear submarines directed against Soviet targets. Such was
Washington’s support of the invasion then that 90 percent of the weaponry
used in the operation was supplied by Americans.

While American interests in Indonesia’s seizure of East Timor were
strategic, Australia’s were economic. The vast oil reserves that were known
to exist under the seabed between the Australian coastline and the little
troubled island were enormous, and with that in mind a secret agreement was
signed, by virtue of which these oil reserves would be shared between
Indonesia and Australia. Canberra then, as a quid pro quo, extended official
recognition in 1976 to Indonesia’s annexation — becoming the only capital in
the Western alliance to do so. Washington pressed ahead with its massive
arms sales to Indonesia and continued the training program of its military
forces.

The Aussies not only adopted the same disingenuous and cavalier approach as
their American counterparts, but actually took it upon themselves to lobby
in international forums on behalf of their patrons in Jakarta. Australian
Foreign Minister Gareth Evans, according to a report in the Australian
Financial Review that appeared on Nov. 24, 1994, took the opportunity, while
on an official visit to the US, to meet with editors of the New York Times
and chastise them about “the paper’s criticisms of human rights violations
in Indonesia” and its “continued harping on Indonesia’s invasion of East
Timor.”

That was to be the end of that, with everyone living happily after. But it
didn’t work out that way.

Oh, yes, those were the days, my friend — the cold war days when “stability
at the cost of democracy” was the coin of the realm, when as a big power you
turned a blind eye to the excesses of your two-bit dictator friends, and a
deaf ear to the entreaties of those subversive democrats and reformers, in
lesser endowed countries around the world.

The killing of a 180,000 people out of a pre-invasion population of 650,000
is a lot of people. It puts to shame those ministers, commentators,
diplomats and academics, both in the US and Australia, who at the time not
only played down or ignored the consistent human rights abuses by Jakarta
but acted as a “Jakarta lobby” that opposed East Timor’s legitimate claims
for independence.

Indonesia’s military chief, Gen. Endriartono Sutarto, denied the allegations
in the report. He said: “I’m not at all sure that such a huge number of
deaths came about as the result of the actions of Indonesia’s armed forces
and police at the time.” And he denied that napalm was used.

“It is not true that we deliberately carried out massacres

Re: [ekonomi-nasional] Penyusutan BUMN Jadi 50 Paling Cepat 2009

2006-02-07 Terurut Topik Sulhan Askandar

  Ya pasti dong, kan untuk bancaan biaya pemilu
ditahun 2009. Kalau tidak memang biayanya dari
mana.Pokoknya semua disetel untuk kepentingan elit.


--- Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> MEDIA INDONESIA
> Sabtu, 04 Februari 2006 05:02
> 
> 
> Penyusutan BUMN Jadi 50 Paling Cepat 2009
> Penulis: Raja Suhud
> 
>  
> 
> JAKARTA--MIOL: Pemerintah memperkirakan perampingan
> jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sekitar
> 150 menjadi 50, paling cepat bisa dilakukan pada
> 2009.
> 
> Menurut Menteri Negara BUMN Sugiharto penciutan
> jumlah BUMN tidak akan berjalan mudah karena akan
> mendapat banyak tentangan.
> 
> "Perkiraannya, paling cepat 2009. Kita akan
> melakukannya secara bertahap," kata Sugiharto usai
> penandatanganan kerjasama PT Danareksa dengan LKBN
> Antara di Jakarta, Jumat (3/2).
> 
> Sugiharto menambahkan bahwa pada 2005 lalu sudah
> mulai proses pengurangan terhadap 20 hingga 27 BUMN.
> 
> Menurut dia, kebijakan penurunan jumlah BUMN ini
> merupakan langkah revolusioner yang sarat dengan
> resistensi dari berbagai pihak, sehingga harus
> dilakukan secara bertahap dan hati-hati.
> 
> "Akan sarat resistensinya baik dari karyawan,
> masyarakat, regulator, dan Pemda. Semua variabel
> yang bisa jadi faktor risiko harus dilitigasi
> serendah mungkin. Oleh karena itu kami tidak mau
> terburu-buru," ujarnya.
> 
> Ia menjelaskan bahwa jumlah BUMN yang banyak di
> sektor-sektor yang sama sangat tidak efisien dan
> menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan.
> 
> "Ini menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan serta
> manfaat ekonomi secara makronya tidak signifikan.
> Jadi itu yang harus dikurangi supaya tidak ada
> potensi moral abuse yang banyak," tegasnya.
> 
> Sugiharto mencontohkan, sejumlah sektor yang
> dianggap tidak efisien seperti BUMN di bidang
> percetakan dan konstruksi. Hal ini untuk mencegah
> agar mereka tidak perlu saling bersaing.
> 
> "Jadi daripada saling bersaing sebaiknya
> disinergikan beberapa BUMN, baik itu manajemen dan
> korporatnya," kata Sugiharto.
> 
> Pada 2005, Kementerian BUMN sudah mengkaji
> penggabungan beberapa BUMN seperti di bidang
> pertambangan, perikanan, dan pupuk.
> 
> Ia mengatakan baha untuk mencegah adanya resistensi
> penggabungan BUMN, Kementerian BUMN akan memberikan
> strategic direction penggabungan ini dan menyerahkan
> prosesnya kepada BUMN terkait. Sehingga terjadi
> proses yang lebih siap untuk menerima proses merger.
> (Uud/OL-03)
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Jabodetabekjur Bonrang jogsurlisulbonpap.....(apa ni...)

2006-02-07 Terurut Topik A_Dharmawan
Penggabungan Jabodetabekjur Bentur UU No 32/2004
Selasa, 07 Pebruari 2006 | 20:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rachmat Yassin tidak
sependapat dengan usulan provinsi megapolitan yang dipersepsdikan sebagai
penyatuan wilayah Jakarta dengan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan
Cianjur (Jabodetabekjur). Jika dipaksakan akan berbenturan dengan
Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

“Dalam undang-undang tersebut tidak ada aturan penggabungan satu wilayah
propinsi ke propinsi lain,” kata Rachmat. Kalau yang direncanakan soal
pemekaran
kota, kabupaten atau provinsi, bisa saja dilakukan koordinasi dengan
Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.

"Gubernur Jawa Barat juga menyebutkan kalau tidak merubah wilayah
adminitrasi tentu bisa diterima," ujar Yassin. Jika alasan penyatuan wilayah
untuk memudahkan pengelolaan kawasan serta mengatasi berbagai masalah yang
berimpitan jelas, ia
akan menolak keras.

Karena alasan itu hanya untuk mempermudah akses penggelolaan pengawasan. Ia
berharap sebaiknya Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso berpikir bagaimana ibukota
Negara
itu melakukan sharing dengan daerah-daerah penyangga Jakarta, supaya bisa
bermitra dan tidak terlalu terlihat disparitasnya.

DEFFAN PURNAMA




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Artikel: Mempersoalkan Keterangan Lunas Debitor BPPN

2006-02-07 Terurut Topik Sulistiono Kertawacana
rame2 para debitor BPPN berniat menghadap presiden..saya lampirkan artikel saya 
yg telah diterbitkan 2 tahun lalu..semoga bermanfaat..
(dimuat harian bisnis Indoensia edisi tanggal 26 Februari 2004 Kolom Kebijakan 
Publik halaman T3 

Mempersoalkan Keterangan Lunas Debitor BPPN

Oleh: Sulistiono Kertawacana*


Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 17 Februari lalu telah 
menyampaikan Surat Keterangan lunas (SKL) kepada Sudwikatmono (Bank Surya) dan 
the Nin King (Bank Danahutama). Pemberian SKL tersebut merupakan tindak lanjut 
penyelesaian bagi debitur (pemegang saham bank) yang telah menandatangani 
Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) dan telah memenuhi kewajibannya. 
Dua nama lainnya yang akan menerima SKL adalah Ibrahim Risjad dan Hendra Liem 
(hukumonline.com 17/2).

SKL merupakan surat yang dikeluarkan BPPN atas pelunasan seluruh kewajiban 
utang debitur PKPS. Dengan SKL, maka debitur tidak mendapat tuntutan hukum, 
sekalipun pernah melakukan tindak pidana, seperti pelanggaran batas maksimum 
pemberian kredit (BMPK). Artinya pemberian SKL adalah identik dengan pemberian 
release and discharge (R&D) yang banyak dikecam berbagai kalangan. Selanjutnya 
akan disebut R&D dalam tulisan ini.

Pemberian R&D diawali perjanjian pemerintah melalui BPPN berupa PKPS dengan 
debitur selaku pemegang saham bank yang telah menerima Bantuan Likuiditas Bank 
Indonesia (BLBI) dalam 3 macam. Yakni Master of Settlement and Acqusition 
Agreement (MSAA), Master of Refinancing and Note Issuance Agreement (MRNIA), 
dan Akta Pengakuan Utang

Tap MPR No.X/2001 (Tap MPR) menugaskan presiden konsisten melaksanakan MSAA dan 
MRNIA. Bagi yang belum memenuhi kewajibannya akan diambil tindakan tegas, 
sesuai dengan UU No.25/ 2000 tentang Propenas BAB IV butir C No.2,3,4. 


  Obligor Yang Memenuhi Kewajiban Pada BPPN
 
  Obligor 
 Bank 
 Kewajiban 
 
  Nirwan Bakrie
 Bank Nusa Nasional
 Rp3,359 triliun
 
  Husodo Angkosubroto
 Bank Sewu Internasional
 Rp209,2 miliar
 
  Iwan Suhardiman
 Bank Tamara
 Rp35,6 miliar
 
  The Tje Min
 Bank Hastin
 Rp139,8 miliar
 
  The Ning Kong
 Bank Baja Internasioal
 Rp45,1 miliar
 

  Obligor Yang Belum Memenuhi Kewajiban Pada BPPN
 
  Marimutu Sinivasan
 Bank Putera Multikarsa
 Rp1,13 triliun
 
  Adisaputra Januardy & James Januardy
 Bank Namura Internusa
 Rp123,0 miliar
 
  Lidya Mochtar
 Bank Tamara
 Rp202,8 miliar
 
  Omar Putihrai
 Bank Tamara
 Rp190,2 miliar
 
  Ulung Bursa
 Bank Lautan Berlian
 Rp615,4 miliar
 
  Atang Latief
 Bank Indonesia Raya
 Rp325,4 miliar
 
  Hashim Djojohadikusumo
 Bank Pelita dan Istimarat
 Rp119 miliar
 

  Obligor Yang Menunggu Selesainya Restrukturisasi Utang Grup Tirtamas
 
  Bank 
 Eks Pemegang Saham 
 Kewajiban 
 
  Bank Papan Sejahtera
 Hashim Djojohadikusumo
 Rp216,98 miliar
 
Al Njoo
 Rp108,5 miliar
 
Honggo Wendratno
 Rp108,5 miliar
 

Ket: Data per 14 februari 2004 Bisnis/Budi Prakarsa

Sumber: BPPN


PKPS memuat klausul R&D yang menetapkan pemerintah akan memberikan pelepasan 
dan pembebasan dari tuntutan perdata dan pidana kepada debitur yang telah 
melunasi kewajibannya. Untuk itu, presiden menerbitkan Instruksi Presiden No.8 
tahun 2002 tentang Pemberian Jaminan Kepastian Hukum Kepada Debitur Yang Telah 
Menyelesaikan Kewajibannya Atau Tindakan Hukum Kepada Debitur Yang Tidak 
Menyelesaikan Kewajibannya Berdasarkan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham 
(Inpres No.8/2002). Kesan yang timbul, Inpres No.8/2002 merupakan kebijakan 
presiden dalam menafsirkan amanat TAP MPR. 

Dua Klausula

Inpres No.8/2002 memberikan instruksi diantaranya kepada Ketua BPPN. Setidaknya 
ada 2 klausul penting dalam Inpres No.8/2002 yang menimbulkan pertanyaan.

Satu, kepada debitur yang telah menyelesaikan PKPS, akan diberikan bukti 
penyelesaian berupa pelepasan dan pembebasan dari tuntutan perdata dan pidana 
(baca: R&D -pen). 

Kedua, jika terhadap debitur masih dalam penyelidikan, penyidikan dan/atau 
penuntutan oleh instansi penegak hukum, maka sekaligus juga dilakukan dengan 
proses penghentian penanganan aspek pidananya, yang pelaksanaannya tetap 
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sungguh, tidak terdapat relevansi antara pembayaran kewajiban terhadap utang 
piutang yang menjadi kewajiban debitur selaku pemegang saham bank dalam 
penyehatan dengan pemberian jaminan pembebasan dalam perkara pidana (di bidang 
perbankan).

Kewajiban membayar utang para debitur merupakan konsekuensi logis bagi debitur 
yang telah menerima BLBI dari pemerintah. Karenanya, tidaklah pantas pelunasan 
kewajiban yang timbul dari PKPS, membebaskan debitur dari ancaman pidana ( 
diantaranya pelanggaran BMPK).

Pelaku tindak pi

[ekonomi-nasional] Nabi SAW dilecehkan, bagaimanakah sikapmu ?.

2006-02-07 Terurut Topik rifky pradana
Pembahasan ini tentunya khusus diperuntukkan bagi mereka yang beragama
Islam saja, karena menyangkut tentang keyakinan dari ajaran agama yang
dipeluk oleh dirinya, dan tak mungkin membahas sesuatu keyakinan ini
dengan kacamatayang bersumber dari ajaran agama lainnya.

Ketika Nabi Muhammad SAW di-leceh-kan atau di-hina-kan atau
di-rendah-kan, sebagai bagaimana seorang Muslim harus bersikap ?,
bagaimanakah sesungguhnya ajaran Islam mengajarkan tentang hal itu ?.
Apakah sebagai umatnya, muslim perlu melakukan sesuatu untuk membela
'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Atau tak perlu melakukan sesuatu, toh dibela atau pun tidak tak akan
menambah atau mengurangi 'martabat dan kehormatan' beliau Nabi SAW ?.
Sebenarnya bagaimanakah kedudukan beliau Nabi SAW ?, mengingat beliau
Nabi SAW itu adalah mahkluk-Nya yang terpilih diantara yang mereka yang
telah dipilih-Nya, yang namanya disebutkan bersama nama-Nya dalam dua
kalimah Syahadat yang menjadi tanda keimanan Muslim.

Terngianglah ingatan tiga puluh tahun silam ketika mendapatkan wejangan
dari guru ngaji di surau di kampung nun jauh disana : Tak beriman
seseorang sebelum orang itu mencintainya melebihi cintanya kepada semua
makhluk-Nya, begitulah seharusnya seorang Islam.

Cinta kita kepada beliau Nabi SAW seharusnya kadarnya melebihi cinta
kita kepada makhluknya yang lain, tentulah melebihi cinta kita kepada
isteri kita, begitulah mungkin maksud guru ngaji di kampung itu.

Kemudian, bagaimanakah sikap jika ketika yang kita cintai itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika isteri yang kita cintai itu di-leceh-kan
atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.
Bagaimanakah sikap kita ketika Nabi SAW (yg kata guru ngaji kampung itu
harusnya kita cintai melebihi cinta kita kepada isteri kita) itu
di-leceh-kan atau di-hina-kan atau di-rendah-kan ?.

Bagaimanakah fiqh memfatwakan ini ?.
Guru ngaji di kampung itu pernah membuka buku (kitab) kuno yang katanya
merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Imam yang agung yang hidup di
kurun waktu sekian ratus tahun yang lalu di Baghdad Irak : mati adalah
hukuman bagi mereka yang melecehkan atau menghinakan atau merendahkan
'martabat dan kehormatan' Nabi SAW.
Maka, kita pun menjadi termangu-mangu keheranan dan takjub ketika si
penulis ayat-ayat setan difatwakan mati oleh Imam Khomeini. Oh, kejam
amat ya ?, dimanakah letak Rahmatan Lil Alamin agama Islam ?, begitu
hati kita umat Islam Indonesia ini bergumam. 

Teringat pula ucapan seorang budayawan barat yang pernah mengatakan
bahwa akan sulit bagi barat untuk memahami kenapa umat Islam dapat hidup
berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang beragama lain
dengannya tapi tak dapat mentoleransi jika Nabi mereka Muhammad
dihinakan.

Oh, bukan hanya meraka yang di barat saja yang keheranan, beberapa orang
dari kebanyakan umat Islam Indonesia pun banyak yang bingung kenapa
harus marah ketika Nabi SAW dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan
martabat dan kehormatannya.

Bukankah Islam itu agama Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta
Damai ?, bukankah Islam itu harusnya membawa Kedamaian dan Ketentraman
?.

Oh, seandainya Aa Gym berkenan untuk bertausiah tentang hal ini,
tentulah akan memberikan kemaslahatan kepada umat Islam, menginta Aa Gym
adalah ulama yang Rahmatan Lil Alamin yang Sejuk dan Teduh serta Damai.

Bagaimana Aa Gym, apakah orang Muslim 'harus' marah ketika Nabi SAW
dilecehkan atau dihinakan atau direndahakan martabat dan kehormatannya
?.

Tentulah Aa Gym sebagai ulama Islam Indonesia tak akan enggan untuk
bertausiah meluruskan pemahaman umat Islam Indonesia tentang hal ini
yang merupakan hal penting dalam agama, dan tentulah perlu memberikan
kesejukan kepada sebagian umat Islam Indonesia yang lagi marah karena
kartunnya Nabi SAW.
Ah, Aa Gym khan bukan selebritis, beliau khan ulama, maka tentulah
sebagai ulama yang salah satu kewajibannya adalah mencerdaskan umatnya,
tentulah beliau tak akan berkeberatan, karena beliau juga tak
berkeberatan untuk bertausiah ketika terjadi kontroversi film buruan
cium gue dan beliau juga tak berkeberatan memberikan kesejukan pada umat
Islam ketika harga BBM akan dinaikkan berlipat-lipat kali kenaikan
harganya.

Wallahu'alambishawab.
Jakarta, 01-02-2006.
* * *
 



















-- 
http://www.fastmail.fm - The professional email service



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Re: Undangan meliput Hearing Panja Freeport dg Amien Rais

2006-02-07 Terurut Topik Blekok K


-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
Sent: Tuesday, February 07, 2006 4:36 AM
 
--Q--
Bodoh banget para pejabat kita. Kok rela cuma dapat
10%? Para ekonom Neoliberalis, terutama yang mangkal
di salah satu universitas negeri kok diam saja?

B comment: disitulah sebenarnya "kehebatan" perunding-perunding kita,
mereka bukan ekonom tapi para oportunis yang gak mikir bagaimana nantinya
nasib bangsa dan negara.yang penting bisa nilep sekian persen
dikantongnya... Nah itu pula yang terus menular kepada generasi kita
selanjutnya.. "guru kencing berdiri, murid be-ol berlari"

BK





Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Tembak Dulu, Lupakan Kemudian

2006-02-07 Terurut Topik Ambon
Harta yang ditembak mati menjadi milik keluarga?

- Original Message - 
From: "Ahmadi Agung" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, February 07, 2006 5:55 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Tembak Dulu, Lupakan Kemudian


> Maka saya akan TERUS TETAP selalu Mengusulkan
>
> TEMBAK MATI Para BANDIT alias Para KORUPTOR..
>
> Salam
> AL-Pacitan
>
>
> -Original Message-
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com 
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Farid Gaban
>
>
> Ratusan ribu nelayan di seluruh Indonesia, yang rata-rata hidupnya
> sudah miskin, berhenti melaut, beralih profesi atau menerima hidup
> lebih miskin setelah pencabutan subsidi bahan bakar drastis pada
> Oktober tahun lalu. Dan lebih parah lagi, usaha nelayan dianggap
> sebagai industri, sehingga harga solar yang mereka beli adalah harga
> yang tidak bersubsidi.
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/