Bls: [ekonomi-nasional] Ketika petani pas
Pertanyaanya adalah apakah tekhnologi dan pengolahan yang diajarkan di Universitas/Institut Pertanian bisa memandirikan petani? apakah Pemuda yang mempunyai pendidikan lebih bagus mempunyai jaminan untuk membangun pertanian lebih maju? Selama Orientasi Pendidikan Pertanian masih menggunakan mazhab Agribisnis/Kebutuhan Pasar selama itu pula petani tidak akan mandiri. Dari: "widan...@ovi.com" Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 17 Juni, 2010 11:01:05 Judul: Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pas Sebenarnya sudah banyak upaya untuk memandirikan petani. Teknologi pembuatan bibit sampai pengolahan hasil panen sudah tersedia. Sayangnya transfer teknologinya sering terhambat oleh resistensi petani itu sendiri. Ini berkait dengan minimnya pendidikan mereka. Maka alangkah baiknya kalau putra2 desa yang saat ini ada di kota-kota yang notabene berpendidikan lebih bagus untuk pulang kampung membangun pertanian yang lebih maju. * Original msg. * From: nizam...@yahoo.com Sent: 09:01:14 16-06-2010 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pasrah Petani itu miskin. Sementara beras jika terlalu mahal bisa tidak terbeli oleh rakyat. Bisa terjadi malapetaka kelaparan. Herannya dengan situasi sesulit itu masih tega kapitalis bermain di pembibitan, pupuk, dan pestisida kimia dgn harga yang tinggi. Untuk meminta mereka menurunkan harga sulit. Karena orientasi mereka memang bisnis. Untuk itu perlu dicari cara agar para petani bisa menghasilkan bibit sendiri, pupuk sendiri, dan pestisida alami sendiri. Minimal koperasi petani. Menurut saya parpol yang peduli bisa menggunakan jaringan dan pakar pertanian untuk memberdayakan petani dgn niat yang ikhlas (jangan pakai pamrih politik). Toh nanti masyarakat juga tahu jika mereka sungguh2 atau tidak. === -- Ovi Mail: Available in 20 languages http://mail.ovi.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pas
mohon maaf ibu widaning, sebenarnya pendidikan bukan persoalan untuk transfer teknologi. persoalan justru terletak pada para teknokrat yang tidak bisa menyederhanakan bahasa ilmiah ke bahasa mereka. tpi, sy mau konfirm dulu maksud dari transfer teknologi yang resisten. soalnya, mereka di sana sudah memakai traktor untuk di sawah datar. untuk sawah sengkedan, bisa memakai traktor atau kerbau. cara bertanam, mereka sudah memakai teknologi yang sederhana sehingga jarak masing2 benih terjaga. untuk penggunaan pupuk, mereka juga sudah paham tidak boleh berlebihan dan sesuai dengan takaran. kalau kelebihan, padi akan tumbuh 'loyo'. para petani itu sudah paham digembleng alam kapan harus bertanam dan kapan tidak boleh bertanam. bila memaksakan diri akan menghasilkan padi berkualitas rendah. ini bukan mitos, melainkan suatu kenyataan. mereka juga paham berapa kadar kandungan air biji beras dengan hanya merasakannya pada telapak tangan. dan, saya pernah menyaksikan sendiri ketika cara itu dibandingkan dengan tester (maaf kalau salah tulis), ternyata tidak meleset. tapi, alat tester itu justru membuat mereka terjerat dengan aksi penipuan karena alat tersebut bisa disetel sesuai dengan keinginan penggunanya. dengan cara menyetel kandungan air, petani dipaksa menjual beras dengan harga murah dengan alasan kandungan airnya sangat tinggi. mereka nggak bodoh. mereka juga membandingkan tester di pembeli dengan tester lain. tapi, jalur distribusi beras sudah mereka dikuasai pihak tertentu sehingga mereka mengalah. mungkin bisa share di mana resistennya itu. tnx --- On Thu, 6/17/10, widan...@ovi.com wrote: > From: widan...@ovi.com > Subject: Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pas > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > Date: Thursday, June 17, 2010, 12:01 AM > Sebenarnya sudah banyak upaya untuk > memandirikan petani. Teknologi pembuatan bibit sampai > pengolahan hasil panen sudah tersedia. Sayangnya transfer > teknologinya sering terhambat oleh resistensi petani itu > sendiri. Ini berkait dengan minimnya pendidikan mereka. > Maka alangkah baiknya kalau putra2 desa yang saat ini ada > di kota-kota yang notabene berpendidikan lebih bagus > untuk pulang kampung membangun pertanian yang lebih > maju. > > * Original msg. * > From: > nizam...@yahoo.com > Sent: > 09:01:14 > 16-06-2010 > To: > ekonomi-nasional@yahoogroups.com > Subject: > Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pasrah > > Petani itu miskin. > Sementara beras jika terlalu mahal bisa tidak terbeli oleh > rakyat. Bisa terjadi malapetaka kelaparan. > > Herannya dengan situasi sesulit itu masih tega kapitalis > bermain di pembibitan, pupuk, dan pestisida kimia dgn harga > yang tinggi. > > Untuk meminta mereka menurunkan harga sulit. Karena > orientasi mereka memang bisnis. > > Untuk itu perlu dicari cara agar para petani bisa > menghasilkan bibit sendiri, pupuk sendiri, dan pestisida > alami sendiri. Minimal koperasi petani. > > Menurut saya parpol yang peduli bisa menggunakan jaringan > dan pakar pertanian untuk memberdayakan petani dgn niat yang > ikhlas (jangan pakai pamrih politik). Toh nanti masyarakat > juga tahu jika mereka sungguh2 atau tidak. > > > === > > > -- > Ovi Mail: Available in 20 languages > http://mail.ovi.com > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com > http://capresindonesia.wordpress.com > http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! > Groups Links > > > ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com > > >
Re: [ekonomi-nasional] Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri
Tdk hanya sekedar kampanye, tapi perbaikan pelayanan penting untuk di evaluasi.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: john...@thinkapril.com Sender: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Date: Thu, 17 Jun 2010 02:45:36 To: Reply-To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: [ekonomi-nasional] Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri Himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mengutamakanpengobatan di rumah sakit dalam negeri semakin digencarkan, hal ini ditandaidengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kesehatan Rakyat Agung Laksonoyang menghimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk tidak berobat ke luarnegeri dan memilih pengobatan di dalam negeri pada acara pembukaan Munas Ke-4Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) di Jakarta (16/6). Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35064 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Fw: [iagd] SYARIAH MEMBABAT PORNOGRAFI DAN SEKS BEBAS=> MODERNISASI DAN POST COLONIALISM
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: nainggolan syahganda Date: Wed, 16 Jun 2010 21:16:20 To: Reply-To: i...@iagditb.net Subject: Re: [iagd] SYARIAH MEMBABAT PORNOGRAFI DAN SEKS BEBAS=> MODERNISASI DAN POST COLONIALISM Baru2 ini Din Syamsudin mengatakan bahwa vido porno "AL" meerupakan konsekwensi dari modernisasi. Apa itu modernisasi? Modernisasi adalah suatu projek peradaban yang dibangun oleh negara-negara penjajah terhadap negara bekas jajahan yang dimulai sejak tahun 50an, paska perang dunia kedua. Negara-negara yang baru merdeka merupakan negara miskin yang harus "dibantu" agar keluar dari kemiskinannya. Untuk itu perlu dilakukan upaya pembangunan di negara-negara miskin ini dengan merubah negara tersebut dari negara-negara agrasris menjadi negara industri. Dalam projek ini, berbagai ahli dari barat di datangkan ke Indonesia, misalnya, untuk meneliti kebutuhan-kebutuhan pembangunan tersebut. Para ahli itu meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti ekonomi, sosiologi, antropologi dll. Di Indonesia, misalnya, dikenal antropolog Amerika Cliffort Gerzt dan Prof Alice Dewey dari California University, yang datang pd tahun 1963. Untuk membangun sinergi yang sama, negara2 barat ini mengundang intelektual2 Indonesia belajar ke Amereika dan Eropa, yang antara lain kita kenal seperti Prof Soemitro, Emil Salim, dll. Sebuah kesimpulan dari projek ini adalah bahwa negara-negara miskin ini membutuhkan modal yang besar, alih teknologi, para ahli, model pembangunan barat dan yang terakhir kesamaan budaya. Kesamaan budaya ini intinya adalah tidak mungkin membangun dalam model yang sama dengan negara2 maju jika budayanya sangat berbeda. Para antropolog, misalnya, menemukan budaya2 yang "lemah" dari masyarakat kita seperti kurang disiplin, suka melempar tanggung jawab, pemalas, mistisisme (tidak rasional), dll. Budaya ini merupakan penghambat dalam pembangunan. Para ahli-ahli tersebut sepakat bahwa industrialisasi harus disertai penghancuran budaya-budaya asli tersebut. Lebih jauh lagi para ahli menemukan bahwa budaya ini, di Indonesia, sangat terkait dari sumbernya yaitu budaya Islam. Sehingga pembangunan ini akan sukses jika Islam sebagai "way of life" harus dihapuskan. Projek pembangunan model barat ini menawarkan bantuan pembangunan kepada negara-negara miskin dengan syarat dilakukannya penerapan budaya barat. Di masa Soekarno, tawaran ini ditolak bahkan Soekarno mengusir seluruh kekuatan barat dari Indonesia. Namun di masa Soeharto, justru model pembangunan ini yang diadopsi sepenuhnya. Konsekwensinya, di masa Soeharto berbagai aliran dana asing, teknologi, ahli membanjiri Indonesia. Perubahan budaya di mulai di daerah2 Industri. Daerah-daerah industri mulai dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan bekerja, seperti panti pijat, karaoke, night club dan tempat maksiat. "work and leisure" merupakan suatu kesatuan sehingga pekerja dapat memaksimumkan kerjanya. Ketika TV menjadi media utama tahun 70an, berbagai budaya barat yang seronok menghiasi program-program TV. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan Indonesia seperti barat. Film-film karton seperi Lessie (sekarang sepeerti Scoobido, Tom and Jerry, dll) diputar pada saat-saat anak2 di masjid mengaji, sehingga mereka mempunyai pemikat untuk meninggalkan pengajian. Sistem kalender Islam diganti, liburan Jumat diganti Minggu. Ormas-orams Islam di jinakkan. Semangatnya satu, pemangunan YES! Setelah sepuluh tahun pertama berlalu sejak masuknya modernisasi, persepsi masyarakat Indonesia tentang sesuatu mulai berubah. Simbol keluarga teladan adalah keluarga kaya, rumah gedongan, baju gonta ganti, senang ke disko, mobil bagus, dll. Simbol buruk adalah guru-guru ngaji, tamatan pesantren dan IAIN, yang mengajarkan kebenaran tapi hidup dalam kemiskinan. Pergi ngaji merupakan kampungan, pergi ke diskotek merupakan kelaziman. Orang tua pun menyekolahkan anak-anaknya atas basis harapan adanya mobilitas vertikal. Jangan pernah memilih jurusan yang tidak membuat kaya. Orang-orang tuapun tidak akan mencari menantunya berbasis akhlak, melainkan berbasis material. VIDIO SEX "AL" dan "Kemunafikan" kita Setelah 40 tahun modernisai, apa yang tadi disebutkan sosiolog tadi bahwa sesungguhnya masyarakat kita sudah lama sakit, begitulah jika kita melihat sejarahnya sejak modernisasi dilakukan. Sex bebas merupakan konsekwensi yang kita pilih ketika budaya barat kita anggap sebagai jawaban atas budaya kita sendiri. AL bahkan tidak perlu merasa malu karena hal itu merupakan hak privat mereka. TV-TV sekarang bahkan bukan hanya mengekspose sex model AL, tapi juga mempertontonkan gaya-gaya kehomo-homoan sebagai simbol baru yang penting diterima sebagai bagian budaya. Tapi AL mengerti bahwa dia sebenarnya "dinikmati" jutaan manusia Indonesia yang men "search" mereka dari paman Google. Wajah mereka yang "seksi" yang sudah men
Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pas
Sebenarnya sudah banyak upaya untuk memandirikan petani. Teknologi pembuatan bibit sampai pengolahan hasil panen sudah tersedia. Sayangnya transfer teknologinya sering terhambat oleh resistensi petani itu sendiri. Ini berkait dengan minimnya pendidikan mereka. Maka alangkah baiknya kalau putra2 desa yang saat ini ada di kota-kota yang notabene berpendidikan lebih bagus untuk pulang kampung membangun pertanian yang lebih maju. * Original msg. * From: nizam...@yahoo.com Sent: 09:01:14 16-06-2010 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Ketika petani pasrah Petani itu miskin. Sementara beras jika terlalu mahal bisa tidak terbeli oleh rakyat. Bisa terjadi malapetaka kelaparan. Herannya dengan situasi sesulit itu masih tega kapitalis bermain di pembibitan, pupuk, dan pestisida kimia dgn harga yang tinggi. Untuk meminta mereka menurunkan harga sulit. Karena orientasi mereka memang bisnis. Untuk itu perlu dicari cara agar para petani bisa menghasilkan bibit sendiri, pupuk sendiri, dan pestisida alami sendiri. Minimal koperasi petani. Menurut saya parpol yang peduli bisa menggunakan jaringan dan pakar pertanian untuk memberdayakan petani dgn niat yang ikhlas (jangan pakai pamrih politik). Toh nanti masyarakat juga tahu jika mereka sungguh2 atau tidak. === -- Ovi Mail: Available in 20 languages http://mail.ovi.com
[ekonomi-nasional] KENAIKAN TARIF LISTRIK MEMBERATKAN RAKYAT
TDL Naik karena listrik dikomersialisasikan agar "INVESTOR ASING" mau masuk membangun tenaga listrik. Investor asing, mau dapat untung yang besar hingga tarif listrik harus naik. Harusnya pemerintah dgn pajak dan iuran listrik bisa membangun pembangkit listrik seperti dulu. Kenaikan TDL lebih untuk kepentingan "Investor Asing". Bukan rakyat. Kenaikan tarif listrik akan semakin memberatkan rakyat karena harga2 barang ikut naik. Bisa jadi banyak pabrik tutup karena beban operasional terus meningkat dan pengangguran bertambah. Penerimaan pajak pemerintah pun akhirnya berkurang kecuali jika pemerintah ingin memerah sampai ke tulang... Harusnya gas yang murah jangan diekspor ke luar negeri sebaliknya dipakai untuk mengganti BBM yang mahal untuk listrik. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone
Bls: [ekonomi-nasional] Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri
Pengobatan dalam negeri seperti RS Omni Internasional pun harus introspeksi. Jika pasien mengeluh, jangan mempidana pasiennya. Nanti orang takut untuk jadi pasien di situ. Pernah saya ke satu RS, di sana ada tabel grafik bahwa kelas 1 ranjang terisi 80%, kelas 2 terisi 70%, dst. Seolah2 ada target supaya tempat tidur RS tersebut terisi 100%. Jadi pasien dibuat selama mungkin menginap di situ kecuali ada pasien baru. Pernah keponakan saya dirawat di RS itu. Ipar saya ingin membawanya pulang tapi ditahan2 oleh dokter di sana dgn alasan penyakitnya parah, dsb. Ternyata setelah ngotot bisa juga dibawa pulang dan tidak apa2. Teman saya juga bilang kenapa orang2 suka ke RS di luar negeri seperti Singapura karena mereka lebih jujur. Mereka tidak memaksa pasien harus menginap di RS. Diberi pilihan untuk menginap atau rawat jalan. Jika memang harus menginap, baru pasien menginap. Itu pun jika sudah sembuh, 2-3 hari saja sudah pulang. Di Indonesia, 6 hari menginap belum tentu sembuh hingga biaya bisa Rp 20 juta lebih. Dihitung2, ke RS Singapura jadi lebih murah. Jadi RS dalam negeri hendaknya profesional. Sebab zaman internet ini, pasien juga sudah banyak yang pintar dan saling tukar info. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada Rab, 16/6/10, john...@thinkapril.com menulis: Dari: john...@thinkapril.com Judul: [ekonomi-nasional] Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri Kepada: john...@thinkapril.com Tanggal: Rabu, 16 Juni, 2010, 7:45 PM Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri Himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mengutamakanpengobatan di rumah sakit dalam negeri semakin digencarkan, hal ini ditandaidengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kesehatan Rakyat Agung Laksonoyang menghimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk tidak berobat ke luarnegeri dan memilih pengobatan di dalam negeri pada acara pembukaan Munas Ke-4Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) di Jakarta (16/6). Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35064 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri
Pemerintah Ajak Masyarakat Cintai Pengobatan Dalam Negeri Himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mengutamakanpengobatan di rumah sakit dalam negeri semakin digencarkan, hal ini ditandaidengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kesehatan Rakyat Agung Laksonoyang menghimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk tidak berobat ke luarnegeri dan memilih pengobatan di dalam negeri pada acara pembukaan Munas Ke-4Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) di Jakarta (16/6). Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35064 [Non-text portions of this message have been removed]