RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Ahmadi Agung
Yap, OK...
 
Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI,
bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu...
 
Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar
rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right
now..
 
Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA
yg lain..???.
 
Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja,
tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER (
dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk  makin
Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu  RATUSAN JUTA
Rakyat kita
 
So' kembali lagi..SIAPA BERANI..?
 
Salam
AL-Pacitan
 
 
 

-Original Message-
From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]


sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui
untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan
cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan
devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan
devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs
dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah
bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui
peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus
dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan
kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini
demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step must be doing now.





[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Rio Wardhanu
Mas Nizami,
Sekadar membetulkan:
Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis ..
Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat
dioptimalkan...

Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor..
Salam,
rio

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia
(termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di
Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan
dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak
pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin
jual-beli dollar untuk spekulasi.

Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan
pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. 

Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa
menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari
itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2
memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi.

Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor
makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum
barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam
itu (mis: kedelai).

Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan
harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai
rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal
itu?

--- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yap, OK...
  
 Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun
 juga itu HARUS DI MULAI,
 bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap
 untuk itu...
  
 Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita
 bisa me-MATOK nilai tukar
 rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari
 saat ini juga , right
 now..
  
 Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat -
 nya, apakah TIDAK ADA CARA
 yg lain..???.
  
 Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah
 Presiden-nya siapa saja,
 tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau
 malah RADIKAL REVOLUSIONER (
 dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus
 Terpuruk  makin
 Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP,
 yaitu  RATUSAN JUTA
 Rakyat kita
  
 So' kembali lagi..SIAPA BERANI..?
  
 Salam
 AL-Pacitan
  
  
  
 
 -Original Message-
 From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
 sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi
 ada hal hal yang perlu
 dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan
 devisa kita. perlu diketahui
 untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata
 uang tetap) diperlukan
 cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat
 ini nilai cadangan
 devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus)
 padahal kondisi cadangan
 devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila
 kita mematok kurs
 dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu
 dipikirkan adalah
 bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan
 cadangan devisa kita melalui
 peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya
 eksternal), sekaligus
 dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan
 kinerja dan pembersihan
 kkn secara radikal. saya setuju apabila kita
 menghukum 1 generasi saat ini
 demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step
 must be doing now.
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links



 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik A Nizami
Mas Rio, iklim di Indonesia bermacam2. Di Malang yang
sejuk bisa ditanam pohon apel. Kedelai juga bisa
ditanam di Indonesia. Data BPS menunjukkan produksi
Kedelai Indonesia sebanyak 723.000 ton pada tahun
2004. Nah bisakah kita meningkatkan angka tersebut
dengan membuka lebih banyak lahan kedelai?

Kutipan dari BPS:

Produksi Kedelai Tahun 2004 (Angka Tetap) Sebesar 723
Ribu Ton Biji Kering.
http://www.bps.go.id/releases/Production_Of_Paddy_Maize_And_Soybeans/Bahasa_Indonesia/


--- Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Nizami,
 Sekadar membetulkan:
 Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis
 ..
 Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai
 kurang dapat
 dioptimalkan...
 
 Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun
 ternyata harus impor..
 Salam,
 rio
 
 -Original Message-
 From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of A Nizami
 Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level
 Rp 10.000
 
 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia
 (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di
 Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan
 dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski
 tidak
 pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin
 jual-beli dollar untuk spekulasi.
 
 Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan
 pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. 
 
 Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa
 menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih
 dari
 itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2
 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk
 spekulasi.
 
 Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita
 impor
 makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun.
 Belum
 barang lainnya. Padahal para petani kita bisa
 menanam
 itu (mis: kedelai).
 
 Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan
 harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai
 rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal
 itu?
 
 --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Yap, OK...
   
  Makanya jika memang demikian masalahnya
 Bagimanapun
  juga itu HARUS DI MULAI,
  bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap
  untuk itu...
   
  Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita
  bisa me-MATOK nilai tukar
  rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai
 dari
  saat ini juga , right
  now..
   
  Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat -
  nya, apakah TIDAK ADA CARA
  yg lain..???.
   
  Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah
  Presiden-nya siapa saja,
  tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau
  malah RADIKAL REVOLUSIONER (
  dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan
 terus
  Terpuruk  makin
  Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP,
  yaitu  RATUSAN JUTA
  Rakyat kita
   
  So' kembali lagi..SIAPA BERANI..?
   
  Salam
  AL-Pacitan
   
   
   
  
  -Original Message-
  From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  
  
  sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi
  ada hal hal yang perlu
  dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan
  devisa kita. perlu diketahui
  untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata
  uang tetap) diperlukan
  cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil
 saat
  ini nilai cadangan
  devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus)
  padahal kondisi cadangan
  devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga)
 apabila
  kita mematok kurs
  dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu
  dipikirkan adalah
  bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan
  cadangan devisa kita melalui
  peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya
  eksternal), sekaligus
  dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan
  kinerja dan pembersihan
  kkn secara radikal. saya setuju apabila kita
  menghukum 1 generasi saat ini
  demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step
  must be doing now.
  
  
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been
  removed]
  
  
 
 
 Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media
 Dakwah
 Kirim email ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 
 
   
 
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 
 http://www.yahoo.com/r/hs 
  
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke
 [EMAIL PROTECTED] 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
  
 
 
 


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups

Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Ambon
Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil 
tidak optimal.

- Original Message - 
From: Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED]
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Sent: Friday, August 26, 2005 10:40 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000


 Mas Nizami,
 Sekadar membetulkan:
 Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis ..
 Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat
 dioptimalkan...

 Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor..
 Salam,
 rio

 -Original Message-
 From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
 Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia
 (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di
 Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan
 dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak
 pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin
 jual-beli dollar untuk spekulasi.

 Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan
 pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar.

 Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa
 menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari
 itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2
 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi.

 Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor
 makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum
 barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam
 itu (mis: kedelai).

 Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan
 harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai
 rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal
 itu?

 --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yap, OK...

 Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun
 juga itu HARUS DI MULAI,
 bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap
 untuk itu...

 Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita
 bisa me-MATOK nilai tukar
 rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari
 saat ini juga , right
 now..

 Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat -
 nya, apakah TIDAK ADA CARA
 yg lain..???.

 Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah
 Presiden-nya siapa saja,
 tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau
 malah RADIKAL REVOLUSIONER (
 dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus
 Terpuruk  makin
 Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP,
 yaitu  RATUSAN JUTA
 Rakyat kita

 So' kembali lagi..SIAPA BERANI..?

 Salam
 AL-Pacitan




 -Original Message-
 From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]


 sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi
 ada hal hal yang perlu
 dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan
 devisa kita. perlu diketahui
 untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata
 uang tetap) diperlukan
 cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat
 ini nilai cadangan
 devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus)
 padahal kondisi cadangan
 devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila
 kita mematok kurs
 dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu
 dipikirkan adalah
 bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan
 cadangan devisa kita melalui
 peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya
 eksternal), sekaligus
 dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan
 kinerja dan pembersihan
 kkn secara radikal. saya setuju apabila kita
 menghukum 1 generasi saat ini
 demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step
 must be doing now.





 [Non-text portions of this message have been
 removed]




 Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
 Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]



 
 Start your day with Yahoo! - make it your home page
 http://www.yahoo.com/r/hs




 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links









 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links





 



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Mohd. Sopi
Beberapa waktu yang lalu saya iseng menghitung jumlah kendaraan yang saya
temui di jalan tol Jakarta-Cikampek. Yang saya bedakan adalah kendaraan
Jepang dengan non-Jepang. Ternyata didapat angka 95% adalah kendaraan
Jepang. Begitu juga ketika keluar dari Jalan Tol ketika saya hitung Motor
yang Jepang dan non-Jepang didapat angka yang hampir sama.
Tapi kemudian saya ingat bahwa mobil sayapun juga buatan Jepang.
Sampe dirumah saya hitung lagi barang-barang buatan lokal murni dan lokal
asing. ternyata cuman krupuk, trasi, cabe, elekan, serok dan alat-alat
sepele yang lain yang saya yakin asli lokal.

Mungkin inilah yang agak jarang terfikirkan oleh yang terhormat para
PENGUASA/PEMIMPIN kita dan juga KITA-NYA SENDIRI. Kita bangsa yang tidak
punya rasa kebanggaan terhadap bangsa sendiri. Semenjak saya menikah
beberapa tahun yang lalu saya sempat MENGHARAMKAN istri saya beli
sesuatu di INDOMART dan ALFAMART dekat rumah. Dia harus beli
diwarung-warung tradisional
Tapi semakin hari ternyata kegoda juga sekali-sekali datang ke tempat
SIALAN itu... Yah

Gagal maning-gagal maning saya mengembangan sikap MANDIRI dalam lingkungan
terkecil yang saya kuasai...

Ma'afkan aku Indonesia-ku..
Aku hanya sa'UPRIT upil ditengah SAMUDRA yang luas...
KALO SAJA ADA KOMUNITAS YANG SAYA HARAPKAN.

On Fri, Aug 26, 2005 at 10:59:25AM +0200, Ambon wrote:
 Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil 
 tidak optimal.
 
 - Original Message - 
 From: Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED]
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Sent: Friday, August 26, 2005 10:40 AM
 Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
 
 
  Mas Nizami,
  Sekadar membetulkan:
  Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis ..
  Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat
  dioptimalkan...
 
  Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor..
  Salam,
  rio
 
  -Original Message-
  From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
  Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
 
  Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia
  (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di
  Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan
  dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak
  pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin
  jual-beli dollar untuk spekulasi.
 
  Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan
  pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar.
 
  Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa
  menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari
  itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2
  memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi.
 
  Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor
  makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum
  barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam
  itu (mis: kedelai).
 
  Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan
  harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai
  rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal
  itu?
 
  --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Yap, OK...
 
  Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun
  juga itu HARUS DI MULAI,
  bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap
  untuk itu...
 
  Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita
  bisa me-MATOK nilai tukar
  rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari
  saat ini juga , right
  now..
 
  Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat -
  nya, apakah TIDAK ADA CARA
  yg lain..???.
 
  Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah
  Presiden-nya siapa saja,
  tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau
  malah RADIKAL REVOLUSIONER (
  dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus
  Terpuruk  makin
  Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP,
  yaitu  RATUSAN JUTA
  Rakyat kita
 
  So' kembali lagi..SIAPA BERANI..?
 
  Salam
  AL-Pacitan
 
 
 
 
  -Original Message-
  From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
  sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi
  ada hal hal yang perlu
  dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan
  devisa kita. perlu diketahui
  untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata
  uang tetap) diperlukan
  cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat
  ini nilai cadangan
  devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus)
  padahal kondisi cadangan
  devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila
  kita mematok kurs
  dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu
  dipikirkan adalah
  bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan
  cadangan devisa kita melalui
  peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya
  eksternal), sekaligus
  dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan
  kinerja dan pembersihan
  kkn secara radikal. saya setuju apabila kita
  menghukum 1 generasi saat ini
  demi

RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Ahmadi Agung
mau Bisa di Intensifkan gimana Kang AMbon...
 
Lha wong Lahan Subur-nya aja udah pada jadi Perumahan Mewah, jadi mal-mal
dsb...
 
Trus jika masih ada Pertanian, Haraga Pestisida, HARGA PUPUK-nya Selangit
hampir-hampir NGGA TEERJANGKAU oleh Para Petani...
 
Hmmm...
 
Salam
AL-Pacitan
 

-Original Message-
From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil 
tidak optimal.





[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Rio Wardhanu
Mas Sopi...
Ati-ati lho mas kalau pengen bermain haram-mengharamkan..
Ntar dikira anggota MUI, apalagi menyangkut masalah belanja..hehehe

Untuk mobil dan mekanik lainnya kita emang nyerah deh...

Oh ya, mandiri itu bukan sekadar apa-apa harus bisa sendiri lho Mas...
Jaman Semarang kalo semuanya harus dipenuhi negeri sendiri, mana
mungkin..?!
Kata ponakan saya mah:
HAREE GENE MASEH BUAT SENDIRHI..?!

Masalahnya adalah
Kita kurang bisa menghargai produk sendiri...
TV ada kok produk nasional,
Apapun ada kok produk nasionalnya...

Tau nggak kalo ada sound system buatan anak negeri yang juara
dimana-mana tapi gak kedengaran suaranya.. bahkan sama kita-kita..
Nama produknya suara..yang punya orang Jatiwaringin;
Blind test yang pernah dilakukan orang selalu menilai produk ini lebih
bagus dari produk lainnya (termasuk buatan jepang)...

Cuma berhubung harga dan kualitas produk  kita memang terkadang kalah
dengan produk luar jadi kita lebih memilih produk luar..

sebetulnya kita cinta produk negeri sendiri..atau duit pribadi..sih..?

salam...
rio
*ngomongin komunitas...*
mengutip kata seorang teman:
bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah
dunianya


-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mohd. Sopi
Sent: Friday, August 26, 2005 4:18 PM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

Beberapa waktu yang lalu saya iseng menghitung jumlah kendaraan yang
saya
temui di jalan tol Jakarta-Cikampek. Yang saya bedakan adalah kendaraan
Jepang dengan non-Jepang. Ternyata didapat angka 95% adalah kendaraan
Jepang. Begitu juga ketika keluar dari Jalan Tol ketika saya hitung
Motor
yang Jepang dan non-Jepang didapat angka yang hampir sama.
Tapi kemudian saya ingat bahwa mobil sayapun juga buatan Jepang.
Sampe dirumah saya hitung lagi barang-barang buatan lokal murni dan
lokal
asing. ternyata cuman krupuk, trasi, cabe, elekan, serok dan alat-alat
sepele yang lain yang saya yakin asli lokal.

Mungkin inilah yang agak jarang terfikirkan oleh yang terhormat para
PENGUASA/PEMIMPIN kita dan juga KITA-NYA SENDIRI. Kita bangsa yang tidak
punya rasa kebanggaan terhadap bangsa sendiri. Semenjak saya menikah
beberapa tahun yang lalu saya sempat MENGHARAMKAN istri saya beli
sesuatu di INDOMART dan ALFAMART dekat rumah. Dia harus beli
diwarung-warung tradisional
Tapi semakin hari ternyata kegoda juga sekali-sekali datang ke tempat
SIALAN itu... Yah

Gagal maning-gagal maning saya mengembangan sikap MANDIRI dalam
lingkungan
terkecil yang saya kuasai...

Ma'afkan aku Indonesia-ku..
Aku hanya sa'UPRIT upil ditengah SAMUDRA yang luas...
KALO SAJA ADA KOMUNITAS YANG SAYA HARAPKAN.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-26 Terurut Topik Ahmadi Agung
Waduh iyha yha 
 
RUSAK semua  hmm..
 
Yha OK-lah karena saya juga udah Pusing saya Mo Pulang dulu Mas Nizami 
rekan semuanya...
 
InsyaAllah sampai jumpa lagi senin...
 
Jabat Erat
AL-Pacitan
 

-Original Message-
From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Sebetulnya di luar Jawa masih banyak lahan kosong mas
Ahmadi. Cuma biasanya sudah dikuasai oleh
perusahaan/MNC baik untuk perkebunan, hph, atau pun
pertambangan.

Artikel di Jatam:
Jika pemerintah mengabulkan usulan pengubahan status
kawasan lindung menjadi wilayah penambangan,
diperkirakan sekitar 11,4 juta hektar kawasan lindung
dan konservasi akan hilang.
http://www.jatam.org/indonesia/newsletter/uploaded/gg16.html
http://www.jatam.org/indonesia/newsletter/uploaded/gg16.html 

Nah yang akan hilang saja 11,4 juta hektar, bagaimana
yang sudah dikuasai? Jika tanah tsb dibagikan kepada
para petani berapa juta orang yang dapat?




[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-24 Terurut Topik A Nizami


 -Original Message-
 From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Imron Asran
 Kalo memang mau di patok, berapa sih nilai rupiah yg akan di patok
 terhadap dolar US, bagaimana dasar perhitungannya. Katakanlah sudah
 dapat suatu nilai tertentu, BI cukup US Dollar gak (cadangan Devisa)
 untuk mengantisipasi kalo nanti semua Rupiah di tukar dolar, jangan2
 nanti Cadangan Devisa habis sampai 0, gimana caranya mau ngimpor dari
 luar.

Bung Imron, pergerakan nilai tukar rupiah selama 2 tahun terakhir hanya
berubah kurang dari Rp 1000 per dollar. Yaitu dari Rp 9.280 pada tanggal 24
Agustus 2004 menjadi Rp 10.165 pada tanggal 24 Agustus 2005. Nah pemerintah
tinggal mematok di angka tersebut selama setahun, setelah itu bisa
direvaluasi/devaluasi.

Dengan cara ini, justru beban pemerintah bertambah ringan. Karena para
spekulan valas tidak bermain pemerintah tidak terlalu pusing harus
mengeluarkan uang untuk intervensi pasar uang. Sebab dengan mata uang
mengambang, ketika spekulan valas kelas kakap macam George Soros masuk,
negara kita pasti tidak berdaya dan mata uang rupiah akan hancur.

Pemerintah tinggal memfilter mana permintaan dollar yang dilakukan karena
impor. Misalkan ada permintaan dollar sebesar USD 1 milyar, pemerintah kan
bisa melihat dari perusahaan X yang memang melakukan impor atau dari agen
George Soros cs. Ini harus ada mekanismenya. Selain itu, tingginya transaksi
harus terekam datanya sehingga memudahkan pemerintah untuk menarik pajak.

Ini akan mengurangi gerak spekulan valas serta mendata wajib pajak. Aneh
jika ada perusahaan yang transaksi valasnya mencapai milyaran dollar tapi
pajaknya kurang dari Rp 1 milyar.

Memang banyak aspek yang harus diperhatikan, tapi saya yakin pemerintah kita
pernah mematok rupiah dan berhasil, begitu pula pemerintah Cina sekarang.
Kita pasti bisa.

 Tentu saja saya sangat tidak berkompeten untuk hal ini, tapi sbg seorang
 awam tentu kita juga harus tahu banyak hal yg harus dipertimbangkan dan
 yg harus di perhitungkan secara cermat dan akurat. Untuk sederhananya
 misal jumlah uang yg beredar, nilai Cad. Devisa yg ada di BI, perkiraan
 nilai impor /export, belum lagi factor2 external, dan macam2 tentunya.
 Nah seharusnya para ekonom yg kompeten bisa memberikan analisa atau
 pendapat untuk kita2 yg awam ini atau orang biasa ini.



 Imron

 -Original Message-
 From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ardi St. Majo
 Endah
 Sent: Wednesday, August 24, 2005 11:35 AM
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

 meneruskan pendapat bung nizami;
 saya setuju bahwa:

  Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah,
  sehingga para spekulan mati kutu.
 
 Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita
  lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang.
  Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi.
  Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan
  kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin
  melemahkan nilai rupiah secara real.

 selanjutnya adalah bicara soal political pressure untuk mendorong
 pemerintah
 mengadopsi solusi yang sudah disebut oleh bung Nizami.
 usul saya, bisakah bung Nizami membuatnya draf petisi rakyat untuk
 ketahanan
 rupiah atau apalah namanya yang menarik.
 kemudian dilempar kemilis ini dan yang setuju silahkan menyatakan
 persetujuannya dengan melampirkan no KTP/Paspor.
 setelah terkumpul dukungan, saya mendukung bagi moderator milis ini
 untuk
 mengeluarkan press statement atau melakukan press conference atas nama
 milis
 ekonomi nasional..
 opsi terbuka lainnya adalah: milis ekonomi nasional menyelenggarakan
 seminar
 nasional dengan tajuk mengamankan rupiah dari aksi perjudian pelaku
 pasar
 derivatif
 bagaimana tanggapannya...?

 --- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa
   sampai BI juga tidak
   bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan
   dolar dalam jumlah besar?
   parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa
   mengamankan nilai tukar dari
   situasi yang membuat perekonomian nasional makin
   melemah ini?
  
  
   On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]
   wrote:
   
   
Dolar Tembus Level Rp 10.000
   
Jakarta- Dolar AS akhirnya menembus level
   psikologis Rp 10.000 per dolar.
Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar
   diperdagangkan pada kisaran Rp
10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat
   (19/8) yang berada di kisaran
Rp 9.975-Rp 9.995.
Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar
   uang Farial Anwar
mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah
   diperkirakan oleh pelaku
pasar.
Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain
   adalah semakin tidak
terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar
   biasa besarnya sementara
suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya
   pihak-pihak mana

RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-24 Terurut Topik Imron Asran
He..he...he,

Anda benar sekali,

Imron 

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rozy afrial
Sent: Wednesday, August 24, 2005 3:11 PM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

Rekan-rekan milis ekonomi-nasional, terutama Bung Moderator,

Kritik sedikit boleh kan, 

Saya heran milis ini adalah tempat berdiskusi masalah. Tetapi justru
disini banyak yang asal bunyi dalam menanggapi berbagai fenomena
ekonomi, lebih-lebih banyak sekali yang dengan lantang mengkritisi
berbagai instrument kebijakan ekonomi baik itu fiskal maupun moneter,
padahal mereka tidak mengerti apa-apa tentang apa dan bagaimana fungsi
instrumen tersebut,  bagaimana serta dalam kondisi apa instrumen
tersebut dapat bekerja efektif. 

Hal ini akan berakibat terhadap kredibilitas dan visiting rate milis
ini, banyak orang yg sebenarnya faham dan mengerti ekonomi akhirnya
malas utk aktif dalam milis ini.

Contoh kasus, yang lagi ramai adalam tentang fenemena merosotnya Rupiah
terhadap US $. Banyak sekali yang dengan mudah mensimplifikasi masalah
ini adalah akibat rezim devisa bebas yg kita anut sehingga harus segera
diganti dengan fix rate currency. Mengertikah anda (terutama yg asbun)
apa dan bagaimanakan fix currency rate itu. Prerequisite apa yg
diperlukan utk dpt mengimplementasikan. Kondisi dalam negeri seperti apa
yg menjadi prasyarat (inflasi, suku bunga, tingkat konsumsi dll).
Bagaimana kondisi riil fundamental ekonomi kita sekarang (apakah banyak
diantara kita yg sadar bahwa secara formal yg disampaikan adalah hanya
artifisial saja). Bagaimana teknis instrument moneternya? Berapa besar
reserve yang diperlukan? Selain itu apakah semua transaksi dollar yg
terjadi (baik private maupun public) tercatat oleh negara (state). 
Perlu diketahui sektor swasta saat ini bebas berhutang di singapura,
swiss, germany, US atau mana saja tanpa ada institusi pemerintah  yang
mencatat atau memantaunya, sehingga kita tidak pernah tahu seberapa
besar dan kapan kebutuhan dollar (utk bayar hutang) terbesar di negeri
ini terjadi. Belum lagi trend suku bunga di US yang meningkat serta
harga minyak dunia yang cenderung terus menanjak, semua itu akan
berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang suatu negara.

Sekali lagi saya bukannya setuju atau tidak setuju terhadap opsi fix
rate currency, tetapi pointnya adalah berhati-hatilah dan bertanggung
jawablah beargumen, tidak asal asbun. Sekaligus juga hal ini berarti
undangan bagi yg berkompeten utk menyampaikan komentar dan argumennya.



Tabik
Rozy Afrial J.

  - Original Message - 
  From: A Nizami 
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, August 24, 2005 1:50 PM
  Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000




   -Original Message-
   From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Imron Asran
   Kalo memang mau di patok, berapa sih nilai rupiah yg akan di patok
   terhadap dolar US, bagaimana dasar perhitungannya. Katakanlah sudah
   dapat suatu nilai tertentu, BI cukup US Dollar gak (cadangan Devisa)
   untuk mengantisipasi kalo nanti semua Rupiah di tukar dolar, jangan2
   nanti Cadangan Devisa habis sampai 0, gimana caranya mau ngimpor
dari
   luar.

  Bung Imron, pergerakan nilai tukar rupiah selama 2 tahun terakhir
hanya
  berubah kurang dari Rp 1000 per dollar. Yaitu dari Rp 9.280 pada
tanggal 24
  Agustus 2004 menjadi Rp 10.165 pada tanggal 24 Agustus 2005. Nah
pemerintah
  tinggal mematok di angka tersebut selama setahun, setelah itu bisa
  direvaluasi/devaluasi.

  Dengan cara ini, justru beban pemerintah bertambah ringan. Karena para
  spekulan valas tidak bermain pemerintah tidak terlalu pusing harus
  mengeluarkan uang untuk intervensi pasar uang. Sebab dengan mata uang
  mengambang, ketika spekulan valas kelas kakap macam George Soros
masuk,
  negara kita pasti tidak berdaya dan mata uang rupiah akan hancur.

  Pemerintah tinggal memfilter mana permintaan dollar yang dilakukan
karena
  impor. Misalkan ada permintaan dollar sebesar USD 1 milyar, pemerintah
kan
  bisa melihat dari perusahaan X yang memang melakukan impor atau dari
agen
  George Soros cs. Ini harus ada mekanismenya. Selain itu, tingginya
transaksi
  harus terekam datanya sehingga memudahkan pemerintah untuk menarik
pajak.

  Ini akan mengurangi gerak spekulan valas serta mendata wajib pajak.
Aneh
  jika ada perusahaan yang transaksi valasnya mencapai milyaran dollar
tapi
  pajaknya kurang dari Rp 1 milyar.

  Memang banyak aspek yang harus diperhatikan, tapi saya yakin
pemerintah kita
  pernah mematok rupiah dan berhasil, begitu pula pemerintah Cina
sekarang.
  Kita pasti bisa.

   Tentu saja saya sangat tidak berkompeten untuk hal ini, tapi sbg
seorang
   awam tentu kita juga harus tahu banyak hal yg harus dipertimbangkan
dan
   yg harus di perhitungkan secara cermat dan akurat. Untuk
sederhananya
   misal jumlah uang yg beredar

Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-23 Terurut Topik A Nizami
Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah,
sehingga para spekulan mati kutu. Kalau pemerintah
mengintervensi dengan cara membeli/menjual valas (yang
bisa menghabiskan puluhan trilyun rupiah lebih), maka
para spekulan justru senang pasar jadi ramai. Jika
spekulan valas kelas kakap seperti George Soros masuk
lewat agennya di sini, maka rupiah bisa sekarat
seperti krismon beberapa tahun lalu:)

Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita
lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang.
Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi.

Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan
kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin
melemahkan nilai rupiah secara real.


--- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa
 sampai BI juga tidak 
 bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan
 dolar dalam jumlah besar? 
 parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa
 mengamankan nilai tukar dari 
 situasi yang membuat perekonomian nasional makin
 melemah ini?
 
 
 On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
  
  Dolar Tembus Level Rp 10.000
  
  Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level
 psikologis Rp 10.000 per dolar.
  Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar
 diperdagangkan pada kisaran Rp
  10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat
 (19/8) yang berada di kisaran
  Rp 9.975-Rp 9.995.
  Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar
 uang Farial Anwar
  mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah
 diperkirakan oleh pelaku 
  pasar.
  Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain
 adalah semakin tidak
  terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
  Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar
 biasa besarnya sementara
  suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya
 pihak-pihak mana saja 
  yang
  membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga
 menyebabkan 
  ketidakseimbangan
  pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang
 bisa menjawab, sekali-pun
  Bank Indonesia (BI).
  Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp
 10.000 pagi ini, 
  disebabkan
  oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan
 korporasi sampai para
  speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun
 pasar modal.
  
  Prilaku Pelaku Pasar
  Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
 Bursa Efek Jakarta (BEJ)
  beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas
 dari perilaku pelaku
  pasar domestik serta asing. Mereka (pelaku
 pasar-red) banyak yang melepas
  kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil
 penjualan ke dolar AS.
  Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi
 menggantungkan harapan
  pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk
 memperkuat kurs rupiah.
  BI tidak bisa berbuat banyak karena memang
 perdagangan valuta asing di
  Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita
 terperangkap oleh pemikiran 
  bahwa
  negara yang baik adalah yang serba liberal, kata
 dia.
  Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami
 krisis mata uang kedua 
  jika
  nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak
 terkendali seperti saat ini.
  Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau
 Rp 12.000, katanya.
  Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah
 mengatakan, pelemahan 
  rupiah
  dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan
 inflasi. Dari sisi kebijakan
  moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku
 bunga BI). Sementara 
  beban
  pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri
 juga akan semakin 
  bertambah
  besar.
  Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah
 melakukan intervensi ke
  pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000
 per dolar dan
  diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi
 perdagangan Senin (22/8). Angka
  ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah
 selama 3,5 tahun terakhir.
  Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan
 lebih dari 2 persen.
  Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah
 melakukan intervensi
  dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020.
 (Danang J Murdono/Sigit
  Wibowo)
  
 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html
  ---
  Outgoing mail is certified Virus Free.
  Checked by AVG anti-virus system
 (http://www.grisoft.com).
  Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release
 Date: 2/14/2005
  
  
  
  
  
  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
  Kirim email ke
 [EMAIL PROTECTED]
  Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 -- 
 Kusfiardi
 Coordinator 
 Koalisi Anti Utang (KAU)
 Anti Debt Coalition Indonesia
 
 Jl. Tegal Parang Utara No. 14
 Mampang Prapatan 
 Jakarta Selatan 12790
 Indonesia
 
 Phone: +62 21 7919 3363
 Fax: +62 21 794 1673
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 
 
  Yahoo! Groups Sponsor
 ~-- 
 font face=arial size=-1a

href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hsv93pq/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124816241/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
 Put more honey in your 

Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-23 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
meneruskan pendapat bung nizami;
saya setuju bahwa:

 Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah,
 sehingga para spekulan mati kutu.
 
Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita
 lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang.
 Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi.
 Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan
 kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin
 melemahkan nilai rupiah secara real.

selanjutnya adalah bicara soal political pressure untuk mendorong pemerintah 
mengadopsi solusi yang sudah disebut oleh bung Nizami.
usul saya, bisakah bung Nizami membuatnya draf petisi rakyat untuk ketahanan 
rupiah atau apalah namanya yang menarik.
kemudian dilempar kemilis ini dan yang setuju silahkan menyatakan 
persetujuannya dengan melampirkan no KTP/Paspor.
setelah terkumpul dukungan, saya mendukung bagi moderator milis ini untuk 
mengeluarkan press statement atau melakukan press conference atas nama milis 
ekonomi nasional..
opsi terbuka lainnya adalah: milis ekonomi nasional menyelenggarakan seminar 
nasional dengan tajuk mengamankan rupiah dari aksi perjudian pelaku pasar 
derivatif
bagaimana tanggapannya...?

--- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa
  sampai BI juga tidak
  bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan
  dolar dalam jumlah besar?
  parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa
  mengamankan nilai tukar dari
  situasi yang membuat perekonomian nasional makin
  melemah ini?
 
 
  On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
  
   Dolar Tembus Level Rp 10.000
  
   Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level
  psikologis Rp 10.000 per dolar.
   Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar
  diperdagangkan pada kisaran Rp
   10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat
  (19/8) yang berada di kisaran
   Rp 9.975-Rp 9.995.
   Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar
  uang Farial Anwar
   mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah
  diperkirakan oleh pelaku
   pasar.
   Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain
  adalah semakin tidak
   terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
   Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar
  biasa besarnya sementara
   suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya
  pihak-pihak mana saja
   yang
   membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga
  menyebabkan
   ketidakseimbangan
   pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang
  bisa menjawab, sekali-pun
   Bank Indonesia (BI).
   Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp
  10.000 pagi ini,
   disebabkan
   oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan
  korporasi sampai para
   speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun
  pasar modal.
  
   Prilaku Pelaku Pasar
   Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
  Bursa Efek Jakarta (BEJ)
   beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas
  dari perilaku pelaku
   pasar domestik serta asing. Mereka (pelaku
  pasar-red) banyak yang melepas
   kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil
  penjualan ke dolar AS.
   Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi
  menggantungkan harapan
   pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk
  memperkuat kurs rupiah.
   BI tidak bisa berbuat banyak karena memang
  perdagangan valuta asing di
   Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita
  terperangkap oleh pemikiran
   bahwa
   negara yang baik adalah yang serba liberal, kata
  dia.
   Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami
  krisis mata uang kedua
   jika
   nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak
  terkendali seperti saat ini.
   Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau
  Rp 12.000, katanya.
   Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah
  mengatakan, pelemahan
   rupiah
   dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan
  inflasi. Dari sisi kebijakan
   moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku
  bunga BI). Sementara
   beban
   pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri
  juga akan semakin
   bertambah
   besar.
   Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah
  melakukan intervensi ke
   pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000
  per dolar dan
   diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi
  perdagangan Senin (22/8). Angka
   ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah
  selama 3,5 tahun terakhir.
   Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan
  lebih dari 2 persen.
   Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah
  melakukan intervensi
   dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020.
  (Danang J Murdono/Sigit
   Wibowo)
  
  
 
 http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html
   ---
   Outgoing mail is certified Virus Free.
   Checked by AVG anti-virus system
  (http://www.grisoft.com).
   Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release
  Date: 2/14/2005
  
  
  
  
  
   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
   Kirim email ke
  [EMAIL PROTECTED]
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
  
 
 
  --
  Kusfiardi
  

[ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-22 Terurut Topik A_Dharmawan

Dolar Tembus Level Rp 10.000

Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar.
Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp
10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran
Rp 9.975-Rp 9.995.
Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar
mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar.
Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak
terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
“Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara
suplai sangat terbatas,” katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana saja yang
membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang bisa menjawab, sekali-pun
Bank Indonesia (BI).
Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp 10.000 pagi ini, disebabkan
oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan korporasi sampai para
speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun pasar modal.

Prilaku Pelaku Pasar
Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas dari perilaku pelaku
pasar domestik serta asing. “Mereka (pelaku pasar-red) banyak yang melepas
kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil penjualan ke dolar AS.
Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi menggantungkan harapan
pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk memperkuat kurs rupiah.
“BI tidak bisa berbuat banyak karena memang perdagangan valuta asing di
Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita terperangkap oleh pemikiran bahwa
negara yang baik adalah yang serba liberal,” kata dia.
Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis mata uang kedua jika
nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak terkendali seperti saat ini.
“Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau Rp 12.000,” katanya.
Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah mengatakan, pelemahan rupiah
dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan inflasi. Dari sisi kebijakan
moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku bunga BI). Sementara beban
pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri juga akan semakin bertambah
besar.
Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah melakukan intervensi ke
pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000 per dolar dan
diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi perdagangan Senin (22/8). Angka
ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah selama 3,5 tahun terakhir.
Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan lebih dari 2 persen.
Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah melakukan intervensi
dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020. (Danang J Murdono/Sigit
Wibowo)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h2hdenh/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124718711/A=2894354/R=0/SIG=11qvf79s7/*http://http://www.globalgiving.com/cb/cidi/c_darfur.html;Help
 Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/