RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Yap, OK... Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI, bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu... Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right now.. Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA yg lain..???. Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja, tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER ( dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk makin Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu RATUSAN JUTA Rakyat kita So' kembali lagi..SIAPA BERANI..? Salam AL-Pacitan -Original Message- From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step must be doing now. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Mas Nizami, Sekadar membetulkan: Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis .. Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat dioptimalkan... Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor.. Salam, rio -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin jual-beli dollar untuk spekulasi. Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi. Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam itu (mis: kedelai). Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal itu? --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap, OK... Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI, bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu... Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right now.. Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA yg lain..???. Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja, tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER ( dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk makin Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu RATUSAN JUTA Rakyat kita So' kembali lagi..SIAPA BERANI..? Salam AL-Pacitan -Original Message- From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step must be doing now. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Start your day with Yahoo! - make it your home page http://www.yahoo.com/r/hs Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Mas Rio, iklim di Indonesia bermacam2. Di Malang yang sejuk bisa ditanam pohon apel. Kedelai juga bisa ditanam di Indonesia. Data BPS menunjukkan produksi Kedelai Indonesia sebanyak 723.000 ton pada tahun 2004. Nah bisakah kita meningkatkan angka tersebut dengan membuka lebih banyak lahan kedelai? Kutipan dari BPS: Produksi Kedelai Tahun 2004 (Angka Tetap) Sebesar 723 Ribu Ton Biji Kering. http://www.bps.go.id/releases/Production_Of_Paddy_Maize_And_Soybeans/Bahasa_Indonesia/ --- Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Nizami, Sekadar membetulkan: Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis .. Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat dioptimalkan... Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor.. Salam, rio -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin jual-beli dollar untuk spekulasi. Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi. Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam itu (mis: kedelai). Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal itu? --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap, OK... Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI, bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu... Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right now.. Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA yg lain..???. Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja, tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER ( dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk makin Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu RATUSAN JUTA Rakyat kita So' kembali lagi..SIAPA BERANI..? Salam AL-Pacitan -Original Message- From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step must be doing now. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Start your day with Yahoo! - make it your home page http://www.yahoo.com/r/hs Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups
Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil tidak optimal. - Original Message - From: Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED] To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Friday, August 26, 2005 10:40 AM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Mas Nizami, Sekadar membetulkan: Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis .. Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat dioptimalkan... Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor.. Salam, rio -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin jual-beli dollar untuk spekulasi. Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi. Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam itu (mis: kedelai). Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal itu? --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap, OK... Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI, bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu... Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right now.. Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA yg lain..???. Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja, tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER ( dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk makin Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu RATUSAN JUTA Rakyat kita So' kembali lagi..SIAPA BERANI..? Salam AL-Pacitan -Original Message- From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini demi perbaikan generasi berikutnya. Radical step must be doing now. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Start your day with Yahoo! - make it your home page http://www.yahoo.com/r/hs Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Beberapa waktu yang lalu saya iseng menghitung jumlah kendaraan yang saya temui di jalan tol Jakarta-Cikampek. Yang saya bedakan adalah kendaraan Jepang dengan non-Jepang. Ternyata didapat angka 95% adalah kendaraan Jepang. Begitu juga ketika keluar dari Jalan Tol ketika saya hitung Motor yang Jepang dan non-Jepang didapat angka yang hampir sama. Tapi kemudian saya ingat bahwa mobil sayapun juga buatan Jepang. Sampe dirumah saya hitung lagi barang-barang buatan lokal murni dan lokal asing. ternyata cuman krupuk, trasi, cabe, elekan, serok dan alat-alat sepele yang lain yang saya yakin asli lokal. Mungkin inilah yang agak jarang terfikirkan oleh yang terhormat para PENGUASA/PEMIMPIN kita dan juga KITA-NYA SENDIRI. Kita bangsa yang tidak punya rasa kebanggaan terhadap bangsa sendiri. Semenjak saya menikah beberapa tahun yang lalu saya sempat MENGHARAMKAN istri saya beli sesuatu di INDOMART dan ALFAMART dekat rumah. Dia harus beli diwarung-warung tradisional Tapi semakin hari ternyata kegoda juga sekali-sekali datang ke tempat SIALAN itu... Yah Gagal maning-gagal maning saya mengembangan sikap MANDIRI dalam lingkungan terkecil yang saya kuasai... Ma'afkan aku Indonesia-ku.. Aku hanya sa'UPRIT upil ditengah SAMUDRA yang luas... KALO SAJA ADA KOMUNITAS YANG SAYA HARAPKAN. On Fri, Aug 26, 2005 at 10:59:25AM +0200, Ambon wrote: Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil tidak optimal. - Original Message - From: Rio Wardhanu [EMAIL PROTECTED] To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Friday, August 26, 2005 10:40 AM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Mas Nizami, Sekadar membetulkan: Kedelai itu tanaman Sub-tropis, bukan tanaman tropis .. Sehingga pada dasarnya iklim di Nusantara kedelai kurang dapat dioptimalkan... Bayangkan: bahkan tanaman yang ndeso sekalipun ternyata harus impor.. Salam, rio -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, August 26, 2005 3:09 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Banyak cara. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia (termasuk para pejabat) masih menyimpan dollar. Di Detik.com diberitakan 30% nasabah bank BNI menyimpan dalam Dollar. Banyak juga orang Indonesia meski tidak pergi ke luar negeri atau bukan importir, tapi rajin jual-beli dollar untuk spekulasi. Nah seperti itu harus diberantas, misalnya dengan pajak lebih tinggi untuk simpanan dollar. Jika orang ingin memborong dollar, pemerintah bisa menetapkan batas maksimal (mis USD 1 juta). Lebih dari itu harus menunjukkan bukti bahwa dia benar2 memerlukannya (mis untuk impor) bukan untuk spekulasi. Kita juga kelewatan dalam hal impor barang. Kita impor makanan nabati senilai Rp 13 trilyun per tahun. Belum barang lainnya. Padahal para petani kita bisa menanam itu (mis: kedelai). Kemudian, kebijakan tim ekonomi SBY yang menaikan harga BBM, toll, gas, dsb memang menurunkan nilai rupiah secara real. Nah bisakah SBY menghentikan hal itu? --- Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap, OK... Makanya jika memang demikian masalahnya Bagimanapun juga itu HARUS DI MULAI, bagaimana caranya cadangan devisa kita agar siap untuk itu... Jika memang hal itu adalah syarat utama untuk kita bisa me-MATOK nilai tukar rupiah dng Dollar maka Pemerintah harus memulai dari saat ini juga , right now.. Tapi apakah memang hanya itu sebagai prasyarat - nya, apakah TIDAK ADA CARA yg lain..???. Pada PRINSIP-nya bagi saya jika Pemerintah entah Presiden-nya siapa saja, tanpa di berani melakukan TINDAKAN RADIKAL atau malah RADIKAL REVOLUSIONER ( dlm arti Positif ) maka Negara gita hanya akan terus Terpuruk makin Terpuruk Gonjang-ganjing yg mana KORBAN-nya TETAP, yaitu RATUSAN JUTA Rakyat kita So' kembali lagi..SIAPA BERANI..? Salam AL-Pacitan -Original Message- From: hermawan wawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] sebagian saya setuju dengan pendapat anda, tetapi ada hal hal yang perlu dipertimbangkan antara lain persediaan cadangan devisa kita. perlu diketahui untuk mengubah pola fix exchange rate (nilai mata uang tetap) diperlukan cadangan devisa yang sangat besar. kondisi riil saat ini nilai cadangan devisa kita sebesar 32 milliar $ (kompas,agustus) padahal kondisi cadangan devisa yang paling aman untuk berjaga-jaga) apabila kita mematok kurs dollar tetap (fix) sekitar $ 60 M, jadi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan persediaan cadangan devisa kita melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi (upaya eksternal), sekaligus dibarengi dengan upaya internal berupa peningkatan kinerja dan pembersihan kkn secara radikal. saya setuju apabila kita menghukum 1 generasi saat ini demi
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
mau Bisa di Intensifkan gimana Kang AMbon... Lha wong Lahan Subur-nya aja udah pada jadi Perumahan Mewah, jadi mal-mal dsb... Trus jika masih ada Pertanian, Haraga Pestisida, HARGA PUPUK-nya Selangit hampir-hampir NGGA TEERJANGKAU oleh Para Petani... Hmmm... Salam AL-Pacitan -Original Message- From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED] Mungkin disebabkan karena pertaniannya tidak intensifkan, sehingga hasil tidak optimal. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Mas Sopi... Ati-ati lho mas kalau pengen bermain haram-mengharamkan.. Ntar dikira anggota MUI, apalagi menyangkut masalah belanja..hehehe Untuk mobil dan mekanik lainnya kita emang nyerah deh... Oh ya, mandiri itu bukan sekadar apa-apa harus bisa sendiri lho Mas... Jaman Semarang kalo semuanya harus dipenuhi negeri sendiri, mana mungkin..?! Kata ponakan saya mah: HAREE GENE MASEH BUAT SENDIRHI..?! Masalahnya adalah Kita kurang bisa menghargai produk sendiri... TV ada kok produk nasional, Apapun ada kok produk nasionalnya... Tau nggak kalo ada sound system buatan anak negeri yang juara dimana-mana tapi gak kedengaran suaranya.. bahkan sama kita-kita.. Nama produknya suara..yang punya orang Jatiwaringin; Blind test yang pernah dilakukan orang selalu menilai produk ini lebih bagus dari produk lainnya (termasuk buatan jepang)... Cuma berhubung harga dan kualitas produk kita memang terkadang kalah dengan produk luar jadi kita lebih memilih produk luar.. sebetulnya kita cinta produk negeri sendiri..atau duit pribadi..sih..? salam... rio *ngomongin komunitas...* mengutip kata seorang teman: bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mohd. Sopi Sent: Friday, August 26, 2005 4:18 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Beberapa waktu yang lalu saya iseng menghitung jumlah kendaraan yang saya temui di jalan tol Jakarta-Cikampek. Yang saya bedakan adalah kendaraan Jepang dengan non-Jepang. Ternyata didapat angka 95% adalah kendaraan Jepang. Begitu juga ketika keluar dari Jalan Tol ketika saya hitung Motor yang Jepang dan non-Jepang didapat angka yang hampir sama. Tapi kemudian saya ingat bahwa mobil sayapun juga buatan Jepang. Sampe dirumah saya hitung lagi barang-barang buatan lokal murni dan lokal asing. ternyata cuman krupuk, trasi, cabe, elekan, serok dan alat-alat sepele yang lain yang saya yakin asli lokal. Mungkin inilah yang agak jarang terfikirkan oleh yang terhormat para PENGUASA/PEMIMPIN kita dan juga KITA-NYA SENDIRI. Kita bangsa yang tidak punya rasa kebanggaan terhadap bangsa sendiri. Semenjak saya menikah beberapa tahun yang lalu saya sempat MENGHARAMKAN istri saya beli sesuatu di INDOMART dan ALFAMART dekat rumah. Dia harus beli diwarung-warung tradisional Tapi semakin hari ternyata kegoda juga sekali-sekali datang ke tempat SIALAN itu... Yah Gagal maning-gagal maning saya mengembangan sikap MANDIRI dalam lingkungan terkecil yang saya kuasai... Ma'afkan aku Indonesia-ku.. Aku hanya sa'UPRIT upil ditengah SAMUDRA yang luas... KALO SAJA ADA KOMUNITAS YANG SAYA HARAPKAN. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Waduh iyha yha RUSAK semua hmm.. Yha OK-lah karena saya juga udah Pusing saya Mo Pulang dulu Mas Nizami rekan semuanya... InsyaAllah sampai jumpa lagi senin... Jabat Erat AL-Pacitan -Original Message- From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sebetulnya di luar Jawa masih banyak lahan kosong mas Ahmadi. Cuma biasanya sudah dikuasai oleh perusahaan/MNC baik untuk perkebunan, hph, atau pun pertambangan. Artikel di Jatam: Jika pemerintah mengabulkan usulan pengubahan status kawasan lindung menjadi wilayah penambangan, diperkirakan sekitar 11,4 juta hektar kawasan lindung dan konservasi akan hilang. http://www.jatam.org/indonesia/newsletter/uploaded/gg16.html http://www.jatam.org/indonesia/newsletter/uploaded/gg16.html Nah yang akan hilang saja 11,4 juta hektar, bagaimana yang sudah dikuasai? Jika tanah tsb dibagikan kepada para petani berapa juta orang yang dapat? [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
-Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Imron Asran Kalo memang mau di patok, berapa sih nilai rupiah yg akan di patok terhadap dolar US, bagaimana dasar perhitungannya. Katakanlah sudah dapat suatu nilai tertentu, BI cukup US Dollar gak (cadangan Devisa) untuk mengantisipasi kalo nanti semua Rupiah di tukar dolar, jangan2 nanti Cadangan Devisa habis sampai 0, gimana caranya mau ngimpor dari luar. Bung Imron, pergerakan nilai tukar rupiah selama 2 tahun terakhir hanya berubah kurang dari Rp 1000 per dollar. Yaitu dari Rp 9.280 pada tanggal 24 Agustus 2004 menjadi Rp 10.165 pada tanggal 24 Agustus 2005. Nah pemerintah tinggal mematok di angka tersebut selama setahun, setelah itu bisa direvaluasi/devaluasi. Dengan cara ini, justru beban pemerintah bertambah ringan. Karena para spekulan valas tidak bermain pemerintah tidak terlalu pusing harus mengeluarkan uang untuk intervensi pasar uang. Sebab dengan mata uang mengambang, ketika spekulan valas kelas kakap macam George Soros masuk, negara kita pasti tidak berdaya dan mata uang rupiah akan hancur. Pemerintah tinggal memfilter mana permintaan dollar yang dilakukan karena impor. Misalkan ada permintaan dollar sebesar USD 1 milyar, pemerintah kan bisa melihat dari perusahaan X yang memang melakukan impor atau dari agen George Soros cs. Ini harus ada mekanismenya. Selain itu, tingginya transaksi harus terekam datanya sehingga memudahkan pemerintah untuk menarik pajak. Ini akan mengurangi gerak spekulan valas serta mendata wajib pajak. Aneh jika ada perusahaan yang transaksi valasnya mencapai milyaran dollar tapi pajaknya kurang dari Rp 1 milyar. Memang banyak aspek yang harus diperhatikan, tapi saya yakin pemerintah kita pernah mematok rupiah dan berhasil, begitu pula pemerintah Cina sekarang. Kita pasti bisa. Tentu saja saya sangat tidak berkompeten untuk hal ini, tapi sbg seorang awam tentu kita juga harus tahu banyak hal yg harus dipertimbangkan dan yg harus di perhitungkan secara cermat dan akurat. Untuk sederhananya misal jumlah uang yg beredar, nilai Cad. Devisa yg ada di BI, perkiraan nilai impor /export, belum lagi factor2 external, dan macam2 tentunya. Nah seharusnya para ekonom yg kompeten bisa memberikan analisa atau pendapat untuk kita2 yg awam ini atau orang biasa ini. Imron -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ardi St. Majo Endah Sent: Wednesday, August 24, 2005 11:35 AM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 meneruskan pendapat bung nizami; saya setuju bahwa: Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah, sehingga para spekulan mati kutu. Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang. Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi. Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin melemahkan nilai rupiah secara real. selanjutnya adalah bicara soal political pressure untuk mendorong pemerintah mengadopsi solusi yang sudah disebut oleh bung Nizami. usul saya, bisakah bung Nizami membuatnya draf petisi rakyat untuk ketahanan rupiah atau apalah namanya yang menarik. kemudian dilempar kemilis ini dan yang setuju silahkan menyatakan persetujuannya dengan melampirkan no KTP/Paspor. setelah terkumpul dukungan, saya mendukung bagi moderator milis ini untuk mengeluarkan press statement atau melakukan press conference atas nama milis ekonomi nasional.. opsi terbuka lainnya adalah: milis ekonomi nasional menyelenggarakan seminar nasional dengan tajuk mengamankan rupiah dari aksi perjudian pelaku pasar derivatif bagaimana tanggapannya...? --- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote: sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa sampai BI juga tidak bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar? parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa mengamankan nilai tukar dari situasi yang membuat perekonomian nasional makin melemah ini? On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dolar Tembus Level Rp 10.000 Jakarta- Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar. Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp 10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran Rp 9.975-Rp 9.995. Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak terkendalinya permintaan terhadap dolar AS. Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana
RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
He..he...he, Anda benar sekali, Imron -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rozy afrial Sent: Wednesday, August 24, 2005 3:11 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 Rekan-rekan milis ekonomi-nasional, terutama Bung Moderator, Kritik sedikit boleh kan, Saya heran milis ini adalah tempat berdiskusi masalah. Tetapi justru disini banyak yang asal bunyi dalam menanggapi berbagai fenomena ekonomi, lebih-lebih banyak sekali yang dengan lantang mengkritisi berbagai instrument kebijakan ekonomi baik itu fiskal maupun moneter, padahal mereka tidak mengerti apa-apa tentang apa dan bagaimana fungsi instrumen tersebut, bagaimana serta dalam kondisi apa instrumen tersebut dapat bekerja efektif. Hal ini akan berakibat terhadap kredibilitas dan visiting rate milis ini, banyak orang yg sebenarnya faham dan mengerti ekonomi akhirnya malas utk aktif dalam milis ini. Contoh kasus, yang lagi ramai adalam tentang fenemena merosotnya Rupiah terhadap US $. Banyak sekali yang dengan mudah mensimplifikasi masalah ini adalah akibat rezim devisa bebas yg kita anut sehingga harus segera diganti dengan fix rate currency. Mengertikah anda (terutama yg asbun) apa dan bagaimanakan fix currency rate itu. Prerequisite apa yg diperlukan utk dpt mengimplementasikan. Kondisi dalam negeri seperti apa yg menjadi prasyarat (inflasi, suku bunga, tingkat konsumsi dll). Bagaimana kondisi riil fundamental ekonomi kita sekarang (apakah banyak diantara kita yg sadar bahwa secara formal yg disampaikan adalah hanya artifisial saja). Bagaimana teknis instrument moneternya? Berapa besar reserve yang diperlukan? Selain itu apakah semua transaksi dollar yg terjadi (baik private maupun public) tercatat oleh negara (state). Perlu diketahui sektor swasta saat ini bebas berhutang di singapura, swiss, germany, US atau mana saja tanpa ada institusi pemerintah yang mencatat atau memantaunya, sehingga kita tidak pernah tahu seberapa besar dan kapan kebutuhan dollar (utk bayar hutang) terbesar di negeri ini terjadi. Belum lagi trend suku bunga di US yang meningkat serta harga minyak dunia yang cenderung terus menanjak, semua itu akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang suatu negara. Sekali lagi saya bukannya setuju atau tidak setuju terhadap opsi fix rate currency, tetapi pointnya adalah berhati-hatilah dan bertanggung jawablah beargumen, tidak asal asbun. Sekaligus juga hal ini berarti undangan bagi yg berkompeten utk menyampaikan komentar dan argumennya. Tabik Rozy Afrial J. - Original Message - From: A Nizami To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 24, 2005 1:50 PM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000 -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Imron Asran Kalo memang mau di patok, berapa sih nilai rupiah yg akan di patok terhadap dolar US, bagaimana dasar perhitungannya. Katakanlah sudah dapat suatu nilai tertentu, BI cukup US Dollar gak (cadangan Devisa) untuk mengantisipasi kalo nanti semua Rupiah di tukar dolar, jangan2 nanti Cadangan Devisa habis sampai 0, gimana caranya mau ngimpor dari luar. Bung Imron, pergerakan nilai tukar rupiah selama 2 tahun terakhir hanya berubah kurang dari Rp 1000 per dollar. Yaitu dari Rp 9.280 pada tanggal 24 Agustus 2004 menjadi Rp 10.165 pada tanggal 24 Agustus 2005. Nah pemerintah tinggal mematok di angka tersebut selama setahun, setelah itu bisa direvaluasi/devaluasi. Dengan cara ini, justru beban pemerintah bertambah ringan. Karena para spekulan valas tidak bermain pemerintah tidak terlalu pusing harus mengeluarkan uang untuk intervensi pasar uang. Sebab dengan mata uang mengambang, ketika spekulan valas kelas kakap macam George Soros masuk, negara kita pasti tidak berdaya dan mata uang rupiah akan hancur. Pemerintah tinggal memfilter mana permintaan dollar yang dilakukan karena impor. Misalkan ada permintaan dollar sebesar USD 1 milyar, pemerintah kan bisa melihat dari perusahaan X yang memang melakukan impor atau dari agen George Soros cs. Ini harus ada mekanismenya. Selain itu, tingginya transaksi harus terekam datanya sehingga memudahkan pemerintah untuk menarik pajak. Ini akan mengurangi gerak spekulan valas serta mendata wajib pajak. Aneh jika ada perusahaan yang transaksi valasnya mencapai milyaran dollar tapi pajaknya kurang dari Rp 1 milyar. Memang banyak aspek yang harus diperhatikan, tapi saya yakin pemerintah kita pernah mematok rupiah dan berhasil, begitu pula pemerintah Cina sekarang. Kita pasti bisa. Tentu saja saya sangat tidak berkompeten untuk hal ini, tapi sbg seorang awam tentu kita juga harus tahu banyak hal yg harus dipertimbangkan dan yg harus di perhitungkan secara cermat dan akurat. Untuk sederhananya misal jumlah uang yg beredar
Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah, sehingga para spekulan mati kutu. Kalau pemerintah mengintervensi dengan cara membeli/menjual valas (yang bisa menghabiskan puluhan trilyun rupiah lebih), maka para spekulan justru senang pasar jadi ramai. Jika spekulan valas kelas kakap seperti George Soros masuk lewat agennya di sini, maka rupiah bisa sekarat seperti krismon beberapa tahun lalu:) Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang. Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi. Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin melemahkan nilai rupiah secara real. --- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote: sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa sampai BI juga tidak bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar? parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa mengamankan nilai tukar dari situasi yang membuat perekonomian nasional makin melemah ini? On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dolar Tembus Level Rp 10.000 Jakarta Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar. Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp 10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran Rp 9.975-Rp 9.995. Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak terkendalinya permintaan terhadap dolar AS. Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang bisa menjawab, sekali-pun Bank Indonesia (BI). Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp 10.000 pagi ini, disebabkan oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan korporasi sampai para speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun pasar modal. Prilaku Pelaku Pasar Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas dari perilaku pelaku pasar domestik serta asing. Mereka (pelaku pasar-red) banyak yang melepas kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil penjualan ke dolar AS. Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi menggantungkan harapan pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk memperkuat kurs rupiah. BI tidak bisa berbuat banyak karena memang perdagangan valuta asing di Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita terperangkap oleh pemikiran bahwa negara yang baik adalah yang serba liberal, kata dia. Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis mata uang kedua jika nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak terkendali seperti saat ini. Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau Rp 12.000, katanya. Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah mengatakan, pelemahan rupiah dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan inflasi. Dari sisi kebijakan moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku bunga BI). Sementara beban pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri juga akan semakin bertambah besar. Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah melakukan intervensi ke pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000 per dolar dan diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi perdagangan Senin (22/8). Angka ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah selama 3,5 tahun terakhir. Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan lebih dari 2 persen. Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah melakukan intervensi dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020. (Danang J Murdono/Sigit Wibowo) http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links -- Kusfiardi Coordinator Koalisi Anti Utang (KAU) Anti Debt Coalition Indonesia Jl. Tegal Parang Utara No. 14 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Indonesia Phone: +62 21 7919 3363 Fax: +62 21 794 1673 [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- font face=arial size=-1a href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hsv93pq/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124816241/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org Put more honey in your
Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
meneruskan pendapat bung nizami; saya setuju bahwa: Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah, sehingga para spekulan mati kutu. Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang. Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi. Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin melemahkan nilai rupiah secara real. selanjutnya adalah bicara soal political pressure untuk mendorong pemerintah mengadopsi solusi yang sudah disebut oleh bung Nizami. usul saya, bisakah bung Nizami membuatnya draf petisi rakyat untuk ketahanan rupiah atau apalah namanya yang menarik. kemudian dilempar kemilis ini dan yang setuju silahkan menyatakan persetujuannya dengan melampirkan no KTP/Paspor. setelah terkumpul dukungan, saya mendukung bagi moderator milis ini untuk mengeluarkan press statement atau melakukan press conference atas nama milis ekonomi nasional.. opsi terbuka lainnya adalah: milis ekonomi nasional menyelenggarakan seminar nasional dengan tajuk mengamankan rupiah dari aksi perjudian pelaku pasar derivatif bagaimana tanggapannya...? --- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote: sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa sampai BI juga tidak bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar? parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa mengamankan nilai tukar dari situasi yang membuat perekonomian nasional makin melemah ini? On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dolar Tembus Level Rp 10.000 Jakarta Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar. Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp 10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran Rp 9.975-Rp 9.995. Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak terkendalinya permintaan terhadap dolar AS. Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang bisa menjawab, sekali-pun Bank Indonesia (BI). Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp 10.000 pagi ini, disebabkan oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan korporasi sampai para speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun pasar modal. Prilaku Pelaku Pasar Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas dari perilaku pelaku pasar domestik serta asing. Mereka (pelaku pasar-red) banyak yang melepas kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil penjualan ke dolar AS. Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi menggantungkan harapan pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk memperkuat kurs rupiah. BI tidak bisa berbuat banyak karena memang perdagangan valuta asing di Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita terperangkap oleh pemikiran bahwa negara yang baik adalah yang serba liberal, kata dia. Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis mata uang kedua jika nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak terkendali seperti saat ini. Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau Rp 12.000, katanya. Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah mengatakan, pelemahan rupiah dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan inflasi. Dari sisi kebijakan moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku bunga BI). Sementara beban pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri juga akan semakin bertambah besar. Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah melakukan intervensi ke pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000 per dolar dan diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi perdagangan Senin (22/8). Angka ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah selama 3,5 tahun terakhir. Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan lebih dari 2 persen. Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah melakukan intervensi dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020. (Danang J Murdono/Sigit Wibowo) http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links -- Kusfiardi
[ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000
Dolar Tembus Level Rp 10.000 Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar. Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp 10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran Rp 9.975-Rp 9.995. Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak terkendalinya permintaan terhadap dolar AS. “Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara suplai sangat terbatas,” katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana saja yang membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang bisa menjawab, sekali-pun Bank Indonesia (BI). Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp 10.000 pagi ini, disebabkan oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan korporasi sampai para speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun pasar modal. Prilaku Pelaku Pasar Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas dari perilaku pelaku pasar domestik serta asing. “Mereka (pelaku pasar-red) banyak yang melepas kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil penjualan ke dolar AS. Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi menggantungkan harapan pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk memperkuat kurs rupiah. “BI tidak bisa berbuat banyak karena memang perdagangan valuta asing di Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita terperangkap oleh pemikiran bahwa negara yang baik adalah yang serba liberal,” kata dia. Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis mata uang kedua jika nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak terkendali seperti saat ini. “Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau Rp 12.000,” katanya. Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah mengatakan, pelemahan rupiah dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan inflasi. Dari sisi kebijakan moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku bunga BI). Sementara beban pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri juga akan semakin bertambah besar. Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah melakukan intervensi ke pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000 per dolar dan diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi perdagangan Senin (22/8). Angka ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah selama 3,5 tahun terakhir. Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan lebih dari 2 persen. Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah melakukan intervensi dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020. (Danang J Murdono/Sigit Wibowo) http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 Yahoo! Groups Sponsor ~-- font face=arial size=-1a href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h2hdenh/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124718711/A=2894354/R=0/SIG=11qvf79s7/*http://http://www.globalgiving.com/cb/cidi/c_darfur.html;Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving/a./font ~- Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/