Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Nah, berarti jangan dipisahkan lagi ya, Pak... antara kompetensi dengan moral, apalagi untuk melihat pejabat publik. Soal latar keputusan bail-out untuk kepentingan apa/siapa, seperti yang Anda bilang, toh... bila di kemudian hari terbukti. Mari kita lihat nanti hasil audit investigasi BPK. Selama menunggu itu kelar, ya gossip dan analisa juga akan beredar, sebagaimana posting Anda ini. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Namanya juga isu sudah terbuka. Sekali lagi, dalam hal ini saya lebih tertarik menimba ilmu, manakah keputusan terbaik yang mesti diambil dalam kasus ini, ditutup atau diselamatkan? Apa pertimbangannya? Bagaimana perhitungannya? Kalo Anda ada ilmu soal ini, saya tunggu kedermawanannya untuk berbagi. Soal fraud, sebagaimana sejak awal saya menanggapi Bung Jauzi, semua pejabat (terutama pengawasan) dalam BI perlu diperiksa. Salam, Dari: Adyanto Aditomo Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 7 September, 2009 21:23:08 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Asep Kurniawan, Bila Moral adalah bagian dari Kompetensi, jadi kesimpulannya apa dong??? Bila dikemudian hari terbukti bahwa keputusan untuk bailout Bank Century itu dilakukan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan Para Deposan Besar (Group PT Sampoerna dengan deposito mencapai Rp. 1,85 Triliun dan Hartati Murdaya dengan Deposito Rp. 325 Milyar), maka masa depan perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang akan suram, karena Pemegang Peran Utama Perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang adalah pihak yang terlibat dalam bailout Bank Century. Banyak yang terheran - heran, mengapa ada deposito dalam jumlah yang fantastis di bank gurem sekelas Bank Century??? Masalahnya para pemilik Deposito tersebut merupakan donatur SBY dalam Pileg dan Pilpres 2009. Semoga saja keinginan SBY untuk berkoalisi dengan PDIP dan Golkar dalam kabinet mendatang tidak dilatar belakangi oleh kasus Bank Century, dimana menurut JK bila kasus ini diungkapkan ke masyarakat akan merubah peta politik di Indonesia. Sayang JK menolak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut. Atas pernyataan JK tersebut, masyarakat jadi menduga - duga: Apakah Koalisi dalam Kabinet Mendatang untuk berbagi sama rata "kue kekuasaan" antar Partai - Partai peserta pendukung Pilpres tidak dilatar belakangi oleh terungkapnya kasus bailout Bank Century??? Semoga saja semua "dugaan miring" tersebut akibat pernyataan JK yang kurang jelas tidak benar adanya. Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Bung Asep Kurniawan, Bila Moral adalah bagian dari Kompetensi, jadi kesimpulannya apa dong??? Bila dikemudian hari terbukti bahwa keputusan untuk bailout Bank Century itu dilakukan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan Para Deposan Besar (Group PT Sampoerna dengan deposito mencapai Rp. 1,85 Triliun dan Hartati Murdaya dengan Deposito Rp. 325 Milyar), maka masa depan perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang akan suram, karena Pemegang Peran Utama Perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang adalah pihak yang terlibat dalam bailout Bank Century. Banyak yang terheran - heran, mengapa ada deposito dalam jumlah yang fantastis di bank gurem sekelas Bank Century??? Masalahnya para pemilik Deposito tersebut merupakan donatur SBY dalam Pileg dan Pilpres 2009. Semoga saja keinginan SBY untuk berkoalisi dengan PDIP dan Golkar dalam kabinet mendatang tidak dilatar belakangi oleh kasus Bank Century, dimana menurut JK bila kasus ini diungkapkan ke masyarakat akan merubah peta politik di Indonesia. Sayang JK menolak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut. Atas pernyataan JK tersebut, masyarakat jadi menduga - duga: Apakah Koalisi dalam Kabinet Mendatang untuk berbagi sama rata "kue kekuasaan" antar Partai - Partai peserta pendukung Pilpres tidak dilatar belakangi oleh terungkapnya kasus bailout Bank Century??? Semoga saja semua "dugaan miring" tersebut akibat pernyataan JK yang kurang jelas tidak benar adanya. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Sen, 7/9/09, Asep Kurniawan menulis: Dari: Asep Kurniawan Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 7 September, 2009, 10:10 AM Maaf, menurut saya ini salah satu cermin dari pikiran salah yang masih barangkali memang menggejala. Kompetensi itu termasuk moral di dalamnya. Salah besar jika memisahkan 'kompetensi' (hanya skill and knowledge?) dari moral, apalagi untuk pejabat. Salam,
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Maaf, menurut saya ini salah satu cermin dari pikiran salah yang masih barangkali memang menggejala. Kompetensi itu termasuk moral di dalamnya. Salah besar jika memisahkan 'kompetensi' (hanya skill and knowledge?) dari moral, apalagi untuk pejabat. Salam, Dari: Adyanto Aditomo Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 09:23:56 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Asep Kurniawan, Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di kabinet. Yang penting adalah: Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century??? Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps??? Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal menunggu waktu. Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan harus ditalangi oleh APBN. Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini. Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal Moral. Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan yang harus dilakukannya? ?? Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke DPR??? Ini persoalan moral atau kompetensi?? ? Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab??? Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Bung Asep Kurniawan, Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di kabinet. Yang penting adalah: Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century??? Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps??? Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal menunggu waktu. Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan harus ditalangi oleh APBN. Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini. Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal Moral. Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan yang harus dilakukannya??? Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke DPR??? Ini persoalan moral atau kompetensi??? Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 3/9/09, Asep Kurniawan menulis: Dari: Asep Kurniawan Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 2:59 PM Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut kabinet. Salam,
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut kabinet. Salam, Dari: Adyanto Aditomo Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 12:22:43 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Bung Martin Wijaya, � Jadi kesimpulan anda soal kasus Bank Century ini apa??? Apakah kasus ini akibat kelemahan BI yang kemudian untuk penyelamatannya diambil alih oleh Mentri Keuangan sebagai Ketua LPS??? Saya setuju bahwa kesalahan BI tersebut tidak sepenuhnya kesalahan Boediono, tetapi juga merupakan kesalahan pendahulunya, termasuk Besan SBY yang saat ini sudah dipenjara akibat KKN. � Agak berbeda dengan kasus di Amerika, dimana bangkrutnya Bank tersebut memang diakibatkan dari krisis keuangan yang parah, tetapi pada kasus Bank Century, kata pejabat BI dan JK,�diakibatkan oleh salah urus pemiliknya, mulai dari menjarah uang nasabah, melakukan transfer uang nasabah tanpa ijin nasabah yang bersangkutan, mengeluarkan Surat Berharga Bodong dan sebagainya. Jadi sesuai pernyataan JK, penyebabnya memang benar - benar kriminal. BI yang mengetahui tindakan kriminal pemilik Bank ternyata hanya duduk manis saja dan tidak melakukan tindakan apapun sampai kondisi keuangannya menjadi begitu parah. Sampai disini, apakah informasi ini, terutama yang berasal dari JK, Pimpinan BI�dan�Media Massa�ini benar adanya atau cuma fitnah??? � Selain data diatas, diinformasikan juga�oleh Pimpinan BI,�bahwa diluar kasus Bank Century, ada 13 Bank lagi yang kondisinya mirip dengan Bank Century. Katanya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya karena apa yang sudah mereka lakukan selama ini sudah merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan oleh BI. Pertanyaan saya: Begitu lemahkan posisi BI terhadap Bank yang ada dibawah pengawasannya? ?? Bila benar demikian, memang masuk akal kekhawatiran masayarakat bahwa akan terjadi BLBI Jilid 2. � Salam, � Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
"Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong konglomerat pribumi P ARB.." Hehehe.. jadi ngat lagi memang, bagaimana kuat pemberitaan soal perseteruan JK dan Sri Mulyani soal Bumi Resources. Dari: Martin Widjaja Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; mediacare mediacare Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 15:13:49 Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Sebenarnya karena nggak ngerti benar soal 'resiko sistemik' yang kompleks saya takut mengomentari soal ini. Mengikuti opini 'campur aduk' yang pakar sampai pada komentar P JK yang saya kira mengulang cara berkomentar ceplas ceplos yang akhirnya menghancurkan beliau dalam pilpres di Aceh... Adalah benar belaka kalau kebrengsekan otoritas BI [ yg kala itu pendahulu P Budiono] kalau B Century nggak ditindak padahal indikasinya sudah parah thn 2003 - 2005 [ ulasan P Drajat W di TV kemarin]. Saya jadi teringat kasus Bank Suma yang juga kalah clearing namun karena penguasa waktu itu [ Maestro MHS ] mau ngambil Astra ] dihancurkanlah Om William dengan Astranya . Bandingkan penguasa yang sama ketika me rule out BI dll untuk menyelamatkan Bank Duta yang dibobol cucu Pahlawan Nasional Otto Iskandar Dinata . Disebut2nya BLBI jilid pertama sebenarnya ngga persis sama dengan kasus B Century namun di sama2kan. Kehancuran Bank2 besar kepunyaan konglomerat bangsat karena memang kemudian menjarah uang negara yang dikucurkan buat menyelamatkan bank2 tsb kemudian dibayar dengan asset2 yang di gelembungkan , trus ketika asset2 tsb dijual semua pejabat nya sepertinya ikut memanfaatkan menikmati jual murah, dapat komisi dll yang berarti sistim benar namun pelaksanaan penuh dengan amok KKN hampir di semua lini pejabatnya. Politikus kita sampai saat ini sepertinya juga berilusi senaknya tergantung siapa yang mau dijadikan sasaran tembak. Kasus B Century disebut BLBI jilid dua dengan sasaran tembak P Budiono dan Ibu Ani sungguh kurang adil. Saya coba perhatikan ketika kepanikan di otoritas keuangan AS dan dunia, semua politikus yg 'ahli' kebanyaklan bungkam. Demikian sulitnya menghitung effek kerusakan sistim ekonomi ke Indonesia dihadapi oleh tim ekonomi pimpinan P Budiono dan Ibu Ani dengan 'cermat' Kekuatiran bank2 kita akan rontok macam thn 1998 memang dihadapi agak berlebihan, namun kalau otoritas keuangan AS menyelamatkan Fannie Mae dll sampai Citi Bank saya rasa kita harus berani mengakui keadaanya sulit dihitung begitu seenaknya . Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong konglomerat pribumi P ARB , menyebabkan saya ngga percaya ada permainan seperti halnya Maestro MHS di bank Suma atau penguasa2 lain pada tahun 1998 dalam mem bail out bank2 yang kolaps. Yang saya bayangkan adalah bagaimana mengerikan kalau bank2 yang tampaknya sehat [ macam Citi Bank AS ] tiba2 harus rontok macam B Century terutama kalau di rush out nasabahnya.. . Memang kalau sudah selesai masalahnya, kelihatan faktor kesulitan2 yang sebenarnya kita bisa bicara apa saja termasuk ber politik2 an menilai kebijaksanaan P Budiono dan Ibu Ani saat itu. Sama kalau kita sedih dan ter heran2 kenapa Maestro MHS bisa munduk2 teken MOU dengan juragan IMF Camdesus dulu. Saya girang lihat Ketua BPK sudah kembali garang diminta ngusut kasus B Century ini oleh KPK dan DPR , entah kalau ada kesimpulannya mau diapakan laporan BPK itu seperti laporan2 lain yang ibaratnya masuk lemari ngumpulin debu doang Saya berdoa semoga benar Ibu Ani dan P Budiono NGGAK PERNAH makan duit dalam menentukan kebijaksanaanya , dengan demikian kalau memang dinilai salah , yah memang Ibu Ani dan P Budiono itu lebih goblok dari P JK atau politisi2 handal yang dulu diam sekarang kenceng bersuara Salam , martin - jkt
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Bung Martin Wijaya, � Jadi kesimpulan anda soal kasus Bank Century ini apa??? Apakah kasus ini akibat kelemahan BI yang kemudian untuk penyelamatannya diambil alih oleh Mentri Keuangan sebagai Ketua LPS??? Saya setuju bahwa kesalahan BI tersebut tidak sepenuhnya kesalahan Boediono, tetapi juga merupakan kesalahan pendahulunya, termasuk Besan SBY yang saat ini sudah dipenjara akibat KKN. � Agak berbeda dengan kasus di Amerika, dimana bangkrutnya Bank tersebut memang diakibatkan dari krisis keuangan yang parah, tetapi pada kasus Bank Century, kata pejabat BI dan JK,�diakibatkan oleh salah urus pemiliknya, mulai dari menjarah uang nasabah, melakukan transfer uang nasabah tanpa ijin nasabah yang bersangkutan, mengeluarkan Surat Berharga Bodong dan sebagainya. Jadi sesuai pernyataan JK, penyebabnya memang benar - benar kriminal. BI yang mengetahui tindakan kriminal pemilik Bank ternyata hanya duduk manis saja dan tidak melakukan tindakan apapun sampai kondisi keuangannya menjadi begitu parah. Sampai disini, apakah informasi ini, terutama yang berasal dari JK, Pimpinan BI�dan�Media Massa�ini benar adanya atau cuma fitnah??? � Selain data diatas, diinformasikan juga�oleh Pimpinan BI,�bahwa diluar kasus Bank Century, ada 13 Bank lagi yang kondisinya mirip dengan Bank Century. Katanya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya karena apa yang sudah mereka lakukan selama ini sudah merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan oleh BI. Pertanyaan saya: Begitu lemahkan posisi BI terhadap Bank yang ada dibawah pengawasannya??? Bila benar demikian, memang masuk akal kekhawatiran masayarakat bahwa akan terjadi BLBI Jilid 2. � Salam, � Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 2/9/09, Martin Widjaja menulis: Dari: Martin Widjaja Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "mediacare mediacare" Tanggal: Rabu, 2 September, 2009, 8:13 AM � Sebenarnya karena nggak ngerti benar soal 'resiko sistemik' yang kompleks saya takut mengomentari soal ini. Mengikuti opini 'campur aduk' yang pakar sampai pada komentar P JK yang saya kira mengulang cara berkomentar ceplas ceplos yang akhirnya menghancurkan beliau dalam pilpres di Aceh... Adalah benar belaka kalau kebrengsekan otoritas BI [ yg kala itu pendahulu P Budiono] kalau B Century nggak ditindak padahal indikasinya sudah parah thn 2003 - 2005 [ ulasan P Drajat W di TV kemarin]. Saya jadi teringat kasus Bank Suma yang juga kalah clearing namun karena penguasa waktu itu [ Maestro MHS ] mau ngambil Astra ] dihancurkanlah Om William dengan Astranya . Bandingkan penguasa yang sama ketika me rule out BI dll untuk menyelamatkan Bank Duta yang dibobol cucu Pahlawan Nasional Otto Iskandar Dinata . Disebut2nya BLBI jilid pertama sebenarnya ngga persis sama dengan kasus B Century namun di sama2kan. Kehancuran Bank2 besar kepunyaan konglomerat bangsat karena memang kemudian menjarah uang negara yang dikucurkan buat menyelamatkan bank2 tsb kemudian dibayar dengan asset2 yang di gelembungkan , trus ketika asset2 tsb dijual semua pejabat nya sepertinya ikut memanfaatkan menikmati jual murah, dapat komisi dll yang berarti sistim benar namun pelaksanaan penuh dengan amok KKN hampir di semua lini pejabatnya. Politikus kita sampai saat ini sepertinya juga berilusi senaknya tergantung siapa yang mau dijadikan sasaran tembak. Kasus B Century disebut BLBI jilid dua dengan sasaran tembak P Budiono dan Ibu Ani sungguh kurang adil. Saya coba perhatikan ketika kepanikan di otoritas keuangan AS dan dunia, semua politikus yg 'ahli' kebanyaklan bungkam. Demikian sulitnya menghitung effek kerusakan sistim ekonomi ke Indonesia dihadapi oleh tim ekonomi pimpinan P Budiono dan Ibu Ani dengan 'cermat' Kekuatiran bank2 kita akan rontok macam thn 1998 memang dihadapi agak berlebihan, namun kalau otoritas keuangan AS menyelamatkan Fannie Mae dll sampai Citi Bank saya rasa kita harus berani mengakui keadaanya sulit dihitung begitu seenaknya . Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong konglomerat pribumi P ARB , menyebabkan saya ngga percaya ada permainan seperti halnya Maestro MHS di bank Suma atau penguasa2 lain pada tahun 1998 dalam mem bail out bank2 yang kolaps. Yang saya bayangkan adalah bagaimana mengerikan kalau bank2 yang tampaknya sehat [ macam Citi Bank AS ] tiba2 harus rontok macam B Century terutama kalau di rush out nasabahnya.. . Memang kalau sudah selesai masalahnya, kelihatan faktor kesulitan2 yang sebenarnya kita bisa bicara apa saja termasuk ber politik2 an menilai kebijaksanaan P Budiono dan Ibu Ani saat itu. Sama kalau kita sedih dan ter heran2 kenapa Maestro MHS bisa munduk2 teken MOU dengan juragan IMF Camdesus dulu. Saya girang lihat Ketua BPK sudah kembali garang diminta ngusut kasus B Century ini oleh KPK dan DPR , entah kalau ada kesimpulannya mau diapakan laporan BPK itu seperti lapora