Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-16 Terurut Topik bamboopinetrees
Hei Pak Haniwar,


Aku sempat merasakan masa kecil (kecil banget2, he he he) di tempat itu sebelum 
akhirnya bapakku dipindahtugaskan ke Surabaya (dan kemudian balik lagi ke 
Jakarta).  Yang sangat kukenang yaitu Kali Ciliwung nan bersih yang di 
tepiannya banyak rumpun bambu serta kekokohan penyangga jalur kereta api 
Jatinegara itu.  He he he.


Perencanaan yang kuat dan tidak dikorupsi demi kepentingan sesaat membuat kita 
harus kehilangan kecantikan dan keanggunan layanan publik.  Jerman Barat 
terlalu jauh jika ingin kita perbandingkan disini, Pak.  Jangankan ketepatan 
waktu, ketersediaan transportasi yang layak pun makin jauh dari harapan saat 
ini.  Ketika saya kuliah dulu saya masih bisa naik bis kota dengan lumayan 
nyaman dan jalanan yang tak sesemrawut sekarang.  Saat ini para pelajar tak 
lagi bisa disangui dengan uang sedikit karena mahalnya biaya transportasi, 
belum lagi u/makannya.  Di Jerman Barat sana ada mensa yang akan mengenayangkan 
perut pelajar dengan keterjaminan daya beli konsumennya dan kualitas 
kebersihannnya.

Sewaktu saya masih jadi mahasiswa tingkat 2, awal2 90an dulu, saya pingin 
banget menghimpun dan nyedian tempat makan bagi para pekerja di sekitar Jl Jen. 
Sudirman, yang harus berbaju cantik2 dan bagus tapi harus kena becek2 dan 
sempit2an saat makan siang di gang2 sempit dekat kantor mereka karena jk makan 
di restoe mahal maka gajinya nggak akan cukuplah, yaow.  Seandainya Pemda punya 
otak dan hati maka yg bisa mereka lakukan menyediakan tempat berjualan bagi 
para pedagang kaki lima, yang memang jelas menjadi pemasok makanan bagi para 
warga kotanya yg sedang bekerja, dan mendidik mereka u/mampu memenuhi baku 
kebersihan dan kesehatan.  Namun apa lacur, para pedagang kaki lima makin tak 
memiliki tempat u/mempertahankan hidupnya karena harus bersedia disaingi o/para 
pemodal yg membangun restoran2.


ED

Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]

Date: Sat, 15 Nov 2008 10:08:22
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi
  Pembangunannya Terlambat


aku ingat masa kecilku  , tinggal di Mester (
jatinegara) tepatnya di Gang Kelor ( Jl Slamet
Riadi.)  nah waktu itu   di rumahku sudah ada
saluran PAM dan saluran gas negara . gak perlu
pakai elpiji., juga gakpunya pompa listrik, juga
gak beli awqua gallon. Lalu utk transportasi ada
trem.. yg hubungkan Kampung Melayu dgn Harmoni.
Kira kira persis konsep bus way. tentunya aja
Kereta api sudah ada juga baik dr Jatinegara ke
manggarai maupun ke kota dan Priok.

Yg aneh.. bukannya maju.. eh sekarang trem nya di
hapus... di kira kuno kali, padahal di banyak
negara eropa sekalipun sampai hari ini masih di pertahankan.

coba kalau trem nya diteruskan .. dgn lebih
banyak rute..kan enak ya... saturute tiap 3 tahun
aja.., kita siudha punya belasan rute.


belum lagi kita lihat kok sekarang susah dapat
rumah yg tersambung dgn PAN dan gas negara ?


kenapa kita mundur ya ??


lalui ngat rahun 78 aku di Jerman, waduh naik U
bahn  ( kereta bawah tanah) atau naik bus nyaman
amat. Bisa beli karcis harian, dan bisa naik
sepuasnya selama hari itu  tanpa bayar
lagi.  Lalu ada jam kedatangan di tiap halte
bus.., yg bisa dipercaya ketepatan waktunya. Jadi
misal utk sampai ketempat kerja kita pta maesti
naik bus  dr halte terdekat jam 7. Kita datang
aja ke halte jam 7 kurang 1 menit. Pasti gak
ketinggalan bus dan pasti sampai di kantor di jam y kita harap.



Mesti nya wajar kan kalau kondisi jerman tiga
puluh tahun lalu  di Jerman , menjadi ada nyata
di Indoensia sekarang. Jadi kita cuma ketinggalan 30 tahun

Tapi kenapa gak ya.  Kondisi kita saat ini jauh
lebih buruk dari kondisi jerman 30 tahun lalu
.Artinya kita ketinggalan jauh lebih banayk dr 30 tahun ya ?



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-15 Terurut Topik Haniwar Syarif
aku ingat masa kecilku  , tinggal di Mester (
jatinegara) tepatnya di Gang Kelor ( Jl Slamet
Riadi.)  nah waktu itu   di rumahku sudah ada
saluran PAM dan saluran gas negara . gak perlu
pakai elpiji., juga gakpunya pompa listrik, juga
gak beli awqua gallon. Lalu utk transportasi ada
trem.. yg hubungkan Kampung Melayu dgn Harmoni.
Kira kira persis konsep bus way. tentunya aja
Kereta api sudah ada juga baik dr Jatinegara ke
manggarai maupun ke kota dan Priok.

Yg aneh.. bukannya maju.. eh sekarang trem nya di
hapus... di kira kuno kali, padahal di banyak
negara eropa sekalipun sampai hari ini masih di pertahankan.

coba kalau trem nya diteruskan .. dgn lebih
banyak rute..kan enak ya... saturute tiap 3 tahun
aja.., kita siudha punya belasan rute.


belum lagi kita lihat kok sekarang susah dapat
rumah yg tersambung dgn PAN dan gas negara ?


kenapa kita mundur ya ??


lalui ngat rahun 78 aku di Jerman, waduh naik U
bahn  ( kereta bawah tanah) atau naik bus nyaman
amat. Bisa beli karcis harian, dan bisa naik
sepuasnya selama hari itu  tanpa bayar
lagi.  Lalu ada jam kedatangan di tiap halte
bus.., yg bisa dipercaya ketepatan waktunya. Jadi
misal utk sampai ketempat kerja kita pta maesti
naik bus  dr halte terdekat jam 7. Kita datang
aja ke halte jam 7 kurang 1 menit. Pasti gak
ketinggalan bus dan pasti sampai di kantor di jam y kita harap.



Mesti nya wajar kan kalau kondisi jerman tiga
puluh tahun lalu  di Jerman , menjadi ada nyata
di Indoensia sekarang. Jadi kita cuma ketinggalan 30 tahun

Tapi kenapa gak ya.  Kondisi kita saat ini jauh
lebih buruk dari kondisi jerman 30 tahun lalu
.Artinya kita ketinggalan jauh lebih banayk dr 30 tahun ya ?

Quo vadis Indoensia ??

HS

At 09:38 PM 14-11-08, you wrote:

Belanda sebagai pemerintah (meski harus dilihat
dalam kacamata sebagai penjajah) tahu persis apa
hakikat menjadi penyelenggara negara dlm konteks
penyediaan layanan publik. Ada sistim
transportasi yg terencana, sistim kesehatan dan
arah pembangunan kesehatan yg jelas dll deh.

ED

Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-14 Terurut Topik bamboopinetrees
Belanda sebagai pemerintah (meski harus dilihat dalam kacamata sebagai 
penjajah) tahu persis apa hakikat menjadi penyelenggara negara dlm konteks 
penyediaan layanan publik.  Ada sistim transportasi yg terencana, sistim 
kesehatan dan arah pembangunan kesehatan yg jelas dll deh.


ED


Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Sulaeman_H. [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 13 Nov 2008 22:34:10
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi 
Pembangunannya Terlambat


Idealnya pembangunan dua-duanya (tol dan kereta) itu harus jalan pesat di
tanah air. Tinggal dilihat dari sudut studi kelayakan wilayah mana yang
tepat dibangun jalan tol dan wilayah mana tepat dibangun jalan kereta. Di
Singapura ada jalan ring-road dan ada jalur kereta MRT yang bisa memudahkan
penduduk bergerak di disekitar kota pulau itu. Di Bangkok Ada kereta layang
(sky train), ada kereta bawah tanah (subway) dan ada kereta api konvensional
seperti di Gambir. Disamping itu jalan tol di Bangkok juga mulai
diperbanyak. Bangkok sedikit lebih nyaman transportasinya daripada Jakarta.
Malah sekarang kabarnya ada bus kota gratis dijurusan tertentu.

DI Malaysia, jalan tol dibangun membentang dari Singapura sampai hampir ke
wilayah utara Malaysia dekat perbatasan  dengan Thailand. DI Kuala Lumpur
sendiri ada mono-rail, ada MRT dan ada kereta api biasa. Malaysia malah
lebih unik dalam hal prestasi pembangunan tol. Perusahaan Malaysia pembangun
jalan tol telah melakukan ekspansi bisnis hingga punya proyek besar di India
membangun jalan tol. Indonesia yang banyak pakar jalan tol tidak bisa
ekspansi seperti ini. Mentok dinegeri sendiri.

Memberi kelancaran transportasi kepada rakyat di seluruh pelosok Indonesia
berarti memberi kelancaran peredaran roda ekonomi karena bisnis antar
wilayah akan lebih lancar kalau transportasi lancar. Seperti peredaran darah
memerlukan urat, maka peredaran ekonomi memerlukan transportasi. Jalan raya
dan rel kereta api itulah uratnya transportasi darat. Kalau jalan raya
dibangun asal jadi atau sekedar akal menghabiskan dana APBN dan kemudian
kualitasnya dibuat berubang-lubang maka membangun jalan berlubang bagaikan
punya pembuluh nadi yang tersendat penyakit asam urat. Peredaran darah akan
terhalang dan sakit atau mati.

Ketika Belanda menjajah pulau Jawa, maka Belada sekuat tenaga membangun
jalan Anyer - Panarukan yang panjangnya mungkin hampir 1000km. Setelah itu
mereka membangun jalan kereta-api dibeberapa wilayah. Itu artinya Belanda
tahu betul betapa pentingnya jalan untuk transportasi demi kelancaran
pemerintahannya.
SH


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-13 Terurut Topik W. Asmarandana
Jalan tol banyak dibangun krn lebih menguntungan dr sisi bisnis dibanding jalan 
rel..
Selain itu masalah kepemilikan infrastrukturnya..jalan tol dimiliki oleh PU dan 
dikelola oleh Jasa Marga, sdngkan Jalan Rel oleh Dephub dan PT.KAI








Salam,

Wina. A


Powered by Indosat BlackBerry�

-Original Message-
From: sonar sihombing [EMAIL PROTECTED]

Date: Tue, 11 Nov 2008 18:41:21
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi 
Pembangunannya Terlambat


Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api?
Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...!
ss



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-13 Terurut Topik Sulaeman_H .
Idealnya pembangunan dua-duanya (tol dan kereta) itu harus jalan pesat di
tanah air. Tinggal dilihat dari sudut studi kelayakan wilayah mana yang
tepat dibangun jalan tol dan wilayah mana tepat dibangun jalan kereta. Di
Singapura ada jalan ring-road dan ada jalur kereta MRT yang bisa memudahkan
penduduk bergerak di disekitar kota pulau itu. Di Bangkok Ada kereta layang
(sky train), ada kereta bawah tanah (subway) dan ada kereta api konvensional
seperti di Gambir. Disamping itu jalan tol di Bangkok juga mulai
diperbanyak. Bangkok sedikit lebih nyaman transportasinya daripada Jakarta.
Malah sekarang kabarnya ada bus kota gratis dijurusan tertentu.

DI Malaysia, jalan tol dibangun membentang dari Singapura sampai hampir ke
wilayah utara Malaysia dekat perbatasan  dengan Thailand. DI Kuala Lumpur
sendiri ada mono-rail, ada MRT dan ada kereta api biasa. Malaysia malah
lebih unik dalam hal prestasi pembangunan tol. Perusahaan Malaysia pembangun
jalan tol telah melakukan ekspansi bisnis hingga punya proyek besar di India
membangun jalan tol. Indonesia yang banyak pakar jalan tol tidak bisa
ekspansi seperti ini. Mentok dinegeri sendiri.

Memberi kelancaran transportasi kepada rakyat di seluruh pelosok Indonesia
berarti memberi kelancaran peredaran roda ekonomi karena bisnis antar
wilayah akan lebih lancar kalau transportasi lancar. Seperti peredaran darah
memerlukan urat, maka peredaran ekonomi memerlukan transportasi. Jalan raya
dan rel kereta api itulah uratnya transportasi darat. Kalau jalan raya
dibangun asal jadi atau sekedar akal menghabiskan dana APBN dan kemudian
kualitasnya dibuat berubang-lubang maka membangun jalan berlubang bagaikan
punya pembuluh nadi yang tersendat penyakit asam urat. Peredaran darah akan
terhalang dan sakit atau mati.

Ketika Belanda menjajah pulau Jawa, maka Belada sekuat tenaga membangun
jalan Anyer - Panarukan yang panjangnya mungkin hampir 1000km. Setelah itu
mereka membangun jalan kereta-api dibeberapa wilayah. Itu artinya Belanda
tahu betul betapa pentingnya jalan untuk transportasi demi kelancaran
pemerintahannya.
SH

2008/11/12 sonar sihombing [EMAIL PROTECTED]

   Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api?
 Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...!
 ss

 --- On Wed, 11/12/08, Agus Hamonangan [EMAIL 
 PROTECTED]agushamonangan%40yahoo.co.id
 wrote:

 From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]agushamonangan%40yahoo.co.id
 
 Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi
 Pembangunannya Terlambat
 To: 
 Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 Date: Wednesday, November 12, 2008, 9:22 AM


 SURABAYA,SELASA - Indonesia boleh menjadi pelopor pembangunan jalan
 tol di kawasan Asia, namun pembangunannya sangat lambat. Setiap
 tahunnya hanya tergarap sepanjang 21,6 kilometer. Dalam pengembangan
 jalan tol, Indonesia kini berada pada urutan kelima dari enam negara
 besar di Asia.

 Indonesia paling awal memulai pembangunan jalan tol dengan
 dibangunnya Tol Jagorawi tahun 1978. Sekarang kita ketinggalan
 dibandingkan negara Asia lainnya, kata Direktur Utama PT Jasa Marga
 Tbk Frans Sunito di sela-sela acara Joint Technical Conference ke-10
 pengembangan jalan tol di Surabaya, Senin (10/11). Acara itu diikuti
 enam negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea, Malaysia, Indonesia, dan
 Thailand.

 China yang baru mengawali pembangunan jalan tol 1990, lanjutnya, tapi
 mereka mampu membangun jalan tol sepanjang 45.000 kilometer atau
 rata-rata 3.000 kilometer per tahun. Sementara itu, pembangunan jalan
 tol di Indonesia yang telah berjalan 30 tahun baru mencapai sekitar
 650 kilometer.

 Perkembangan pesat juga dialami Malaysia yang mengawali pembangunannya
 1980 dengan belajar di Indonesia. Kini, negeri jiran itu telah
 membangun sepanjang 2.000 kilometer.

 Dari enam negara tersebut, Indonesia berada pada urutan kelima dengan
 total pembangunan jalan tol sepanjang 650 kilometer. Adapun Thailand
 berada pada urutan keenam dengan pembangunan sejauh 170 kilometer.

 Menurut Frans, negara-negara tersebut sangat memberikan dukungan
 pembangunan jalan tol dengan pengalokasian dana besar. Selain itu,
 pembangunan jalan benar-benar dikelola negara dan tidak sepenuhnya
 diserahkan kepada swasta.

 Negara-negara luar tak tanggung-tanggung mengalokasikan subsidi dana
 hingga 100 persen. Sebaliknya, di Indonesia pembangunan jalan tol
 hampir seluruhnya diserahkan kepada investor sehingga
 investor-investor pasti akan memilih jalur yang layak saja, kata Frans.

 Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Okke Merlina menambahkan, berdasarkan
 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004, pemerintah mewajibkan PT
 Jasa Marga Tbk untuk bekerja sama dengan institusi atau pihak swasta
 dalam pengoperasian ruas-ruas baru jalan tol.

 Frans menambahkan, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk
 mengoptimalkan pembangunan jalan tol. Beberapa hambatan mendasar yang
 kadang terjadi, yaitu sulitnya pengucuran kredit dari 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-12 Terurut Topik sonar sihombing
Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api?
Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...!
ss

--- On Wed, 11/12/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi 
Pembangunannya Terlambat
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 12, 2008, 9:22 AM






SURABAYA,SELASA - Indonesia boleh menjadi pelopor pembangunan jalan
tol di kawasan Asia, namun pembangunannya sangat lambat. Setiap
tahunnya hanya tergarap sepanjang 21,6 kilometer. Dalam pengembangan
jalan tol, Indonesia kini berada pada urutan kelima dari enam negara
besar di Asia.

Indonesia paling awal memulai pembangunan jalan tol dengan
dibangunnya Tol Jagorawi tahun 1978. Sekarang kita ketinggalan
dibandingkan negara Asia lainnya, kata Direktur Utama PT Jasa Marga
Tbk Frans Sunito di sela-sela acara Joint Technical Conference ke-10
pengembangan jalan tol di Surabaya, Senin (10/11). Acara itu diikuti
enam negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea, Malaysia, Indonesia, dan
Thailand.

China yang baru mengawali pembangunan jalan tol 1990, lanjutnya, tapi
mereka mampu membangun jalan tol sepanjang 45.000 kilometer atau
rata-rata 3.000 kilometer per tahun. Sementara itu, pembangunan jalan
tol di Indonesia yang telah berjalan 30 tahun baru mencapai sekitar
650 kilometer.

Perkembangan pesat juga dialami Malaysia yang mengawali pembangunannya
1980 dengan belajar di Indonesia. Kini, negeri jiran itu telah
membangun sepanjang 2.000 kilometer.

Dari enam negara tersebut, Indonesia berada pada urutan kelima dengan
total pembangunan jalan tol sepanjang 650 kilometer. Adapun Thailand
berada pada urutan keenam dengan pembangunan sejauh 170 kilometer.

Menurut Frans, negara-negara tersebut sangat memberikan dukungan
pembangunan jalan tol dengan pengalokasian dana besar. Selain itu,
pembangunan jalan benar-benar dikelola negara dan tidak sepenuhnya
diserahkan kepada swasta.

Negara-negara luar tak tanggung-tanggung mengalokasikan subsidi dana
hingga 100 persen. Sebaliknya, di Indonesia pembangunan jalan tol
hampir seluruhnya diserahkan kepada investor sehingga
investor-investor pasti akan memilih jalur yang layak saja, kata Frans.

Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Okke Merlina menambahkan, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004, pemerintah mewajibkan PT
Jasa Marga Tbk untuk bekerja sama dengan institusi atau pihak swasta
dalam pengoperasian ruas-ruas baru jalan tol.

Frans menambahkan, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk
mengoptimalkan pembangunan jalan tol. Beberapa hambatan mendasar yang
kadang terjadi, yaitu sulitnya pengucuran kredit dari perbankan dan
tidak semua jalan tol memiliki kelayakan secara ekonomis.

ABK
Sumber : KOMPAS

http://kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 11/11/0839/ indonesia. 
pelopor.jalan. tol.tapi. pembungan. terlambat

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat

2008-11-12 Terurut Topik William T. Gunawan
kalau penambahan jalur saya rasa kurang tepat, mungin yg perlu jadi proritas
adalah peremajaan dari pada rel rel yg sudah ada, seperti kita ketahui,
banyaknya kecelakaan KA (anjlok dari rel) itu di karenakan sebagian besar
rel yg ada sudah aus.


2008/11/12 sonar sihombing [EMAIL PROTECTED]

   Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api?
 Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...!
 ss