Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Hei Pak Haniwar, Aku sempat merasakan masa kecil (kecil banget2, he he he) di tempat itu sebelum akhirnya bapakku dipindahtugaskan ke Surabaya (dan kemudian balik lagi ke Jakarta). Yang sangat kukenang yaitu Kali Ciliwung nan bersih yang di tepiannya banyak rumpun bambu serta kekokohan penyangga jalur kereta api Jatinegara itu. He he he. Perencanaan yang kuat dan tidak dikorupsi demi kepentingan sesaat membuat kita harus kehilangan kecantikan dan keanggunan layanan publik. Jerman Barat terlalu jauh jika ingin kita perbandingkan disini, Pak. Jangankan ketepatan waktu, ketersediaan transportasi yang layak pun makin jauh dari harapan saat ini. Ketika saya kuliah dulu saya masih bisa naik bis kota dengan lumayan nyaman dan jalanan yang tak sesemrawut sekarang. Saat ini para pelajar tak lagi bisa disangui dengan uang sedikit karena mahalnya biaya transportasi, belum lagi u/makannya. Di Jerman Barat sana ada mensa yang akan mengenayangkan perut pelajar dengan keterjaminan daya beli konsumennya dan kualitas kebersihannnya. Sewaktu saya masih jadi mahasiswa tingkat 2, awal2 90an dulu, saya pingin banget menghimpun dan nyedian tempat makan bagi para pekerja di sekitar Jl Jen. Sudirman, yang harus berbaju cantik2 dan bagus tapi harus kena becek2 dan sempit2an saat makan siang di gang2 sempit dekat kantor mereka karena jk makan di restoe mahal maka gajinya nggak akan cukuplah, yaow. Seandainya Pemda punya otak dan hati maka yg bisa mereka lakukan menyediakan tempat berjualan bagi para pedagang kaki lima, yang memang jelas menjadi pemasok makanan bagi para warga kotanya yg sedang bekerja, dan mendidik mereka u/mampu memenuhi baku kebersihan dan kesehatan. Namun apa lacur, para pedagang kaki lima makin tak memiliki tempat u/mempertahankan hidupnya karena harus bersedia disaingi o/para pemodal yg membangun restoran2. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 15 Nov 2008 10:08:22 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat aku ingat masa kecilku , tinggal di Mester ( jatinegara) tepatnya di Gang Kelor ( Jl Slamet Riadi.) nah waktu itu di rumahku sudah ada saluran PAM dan saluran gas negara . gak perlu pakai elpiji., juga gakpunya pompa listrik, juga gak beli awqua gallon. Lalu utk transportasi ada trem.. yg hubungkan Kampung Melayu dgn Harmoni. Kira kira persis konsep bus way. tentunya aja Kereta api sudah ada juga baik dr Jatinegara ke manggarai maupun ke kota dan Priok. Yg aneh.. bukannya maju.. eh sekarang trem nya di hapus... di kira kuno kali, padahal di banyak negara eropa sekalipun sampai hari ini masih di pertahankan. coba kalau trem nya diteruskan .. dgn lebih banyak rute..kan enak ya... saturute tiap 3 tahun aja.., kita siudha punya belasan rute. belum lagi kita lihat kok sekarang susah dapat rumah yg tersambung dgn PAN dan gas negara ? kenapa kita mundur ya ?? lalui ngat rahun 78 aku di Jerman, waduh naik U bahn ( kereta bawah tanah) atau naik bus nyaman amat. Bisa beli karcis harian, dan bisa naik sepuasnya selama hari itu tanpa bayar lagi. Lalu ada jam kedatangan di tiap halte bus.., yg bisa dipercaya ketepatan waktunya. Jadi misal utk sampai ketempat kerja kita pta maesti naik bus dr halte terdekat jam 7. Kita datang aja ke halte jam 7 kurang 1 menit. Pasti gak ketinggalan bus dan pasti sampai di kantor di jam y kita harap. Mesti nya wajar kan kalau kondisi jerman tiga puluh tahun lalu di Jerman , menjadi ada nyata di Indoensia sekarang. Jadi kita cuma ketinggalan 30 tahun Tapi kenapa gak ya. Kondisi kita saat ini jauh lebih buruk dari kondisi jerman 30 tahun lalu .Artinya kita ketinggalan jauh lebih banayk dr 30 tahun ya ?
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
aku ingat masa kecilku , tinggal di Mester ( jatinegara) tepatnya di Gang Kelor ( Jl Slamet Riadi.) nah waktu itu di rumahku sudah ada saluran PAM dan saluran gas negara . gak perlu pakai elpiji., juga gakpunya pompa listrik, juga gak beli awqua gallon. Lalu utk transportasi ada trem.. yg hubungkan Kampung Melayu dgn Harmoni. Kira kira persis konsep bus way. tentunya aja Kereta api sudah ada juga baik dr Jatinegara ke manggarai maupun ke kota dan Priok. Yg aneh.. bukannya maju.. eh sekarang trem nya di hapus... di kira kuno kali, padahal di banyak negara eropa sekalipun sampai hari ini masih di pertahankan. coba kalau trem nya diteruskan .. dgn lebih banyak rute..kan enak ya... saturute tiap 3 tahun aja.., kita siudha punya belasan rute. belum lagi kita lihat kok sekarang susah dapat rumah yg tersambung dgn PAN dan gas negara ? kenapa kita mundur ya ?? lalui ngat rahun 78 aku di Jerman, waduh naik U bahn ( kereta bawah tanah) atau naik bus nyaman amat. Bisa beli karcis harian, dan bisa naik sepuasnya selama hari itu tanpa bayar lagi. Lalu ada jam kedatangan di tiap halte bus.., yg bisa dipercaya ketepatan waktunya. Jadi misal utk sampai ketempat kerja kita pta maesti naik bus dr halte terdekat jam 7. Kita datang aja ke halte jam 7 kurang 1 menit. Pasti gak ketinggalan bus dan pasti sampai di kantor di jam y kita harap. Mesti nya wajar kan kalau kondisi jerman tiga puluh tahun lalu di Jerman , menjadi ada nyata di Indoensia sekarang. Jadi kita cuma ketinggalan 30 tahun Tapi kenapa gak ya. Kondisi kita saat ini jauh lebih buruk dari kondisi jerman 30 tahun lalu .Artinya kita ketinggalan jauh lebih banayk dr 30 tahun ya ? Quo vadis Indoensia ?? HS At 09:38 PM 14-11-08, you wrote: Belanda sebagai pemerintah (meski harus dilihat dalam kacamata sebagai penjajah) tahu persis apa hakikat menjadi penyelenggara negara dlm konteks penyediaan layanan publik. Ada sistim transportasi yg terencana, sistim kesehatan dan arah pembangunan kesehatan yg jelas dll deh. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Belanda sebagai pemerintah (meski harus dilihat dalam kacamata sebagai penjajah) tahu persis apa hakikat menjadi penyelenggara negara dlm konteks penyediaan layanan publik. Ada sistim transportasi yg terencana, sistim kesehatan dan arah pembangunan kesehatan yg jelas dll deh. ED Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Sulaeman_H. [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 13 Nov 2008 22:34:10 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat Idealnya pembangunan dua-duanya (tol dan kereta) itu harus jalan pesat di tanah air. Tinggal dilihat dari sudut studi kelayakan wilayah mana yang tepat dibangun jalan tol dan wilayah mana tepat dibangun jalan kereta. Di Singapura ada jalan ring-road dan ada jalur kereta MRT yang bisa memudahkan penduduk bergerak di disekitar kota pulau itu. Di Bangkok Ada kereta layang (sky train), ada kereta bawah tanah (subway) dan ada kereta api konvensional seperti di Gambir. Disamping itu jalan tol di Bangkok juga mulai diperbanyak. Bangkok sedikit lebih nyaman transportasinya daripada Jakarta. Malah sekarang kabarnya ada bus kota gratis dijurusan tertentu. DI Malaysia, jalan tol dibangun membentang dari Singapura sampai hampir ke wilayah utara Malaysia dekat perbatasan dengan Thailand. DI Kuala Lumpur sendiri ada mono-rail, ada MRT dan ada kereta api biasa. Malaysia malah lebih unik dalam hal prestasi pembangunan tol. Perusahaan Malaysia pembangun jalan tol telah melakukan ekspansi bisnis hingga punya proyek besar di India membangun jalan tol. Indonesia yang banyak pakar jalan tol tidak bisa ekspansi seperti ini. Mentok dinegeri sendiri. Memberi kelancaran transportasi kepada rakyat di seluruh pelosok Indonesia berarti memberi kelancaran peredaran roda ekonomi karena bisnis antar wilayah akan lebih lancar kalau transportasi lancar. Seperti peredaran darah memerlukan urat, maka peredaran ekonomi memerlukan transportasi. Jalan raya dan rel kereta api itulah uratnya transportasi darat. Kalau jalan raya dibangun asal jadi atau sekedar akal menghabiskan dana APBN dan kemudian kualitasnya dibuat berubang-lubang maka membangun jalan berlubang bagaikan punya pembuluh nadi yang tersendat penyakit asam urat. Peredaran darah akan terhalang dan sakit atau mati. Ketika Belanda menjajah pulau Jawa, maka Belada sekuat tenaga membangun jalan Anyer - Panarukan yang panjangnya mungkin hampir 1000km. Setelah itu mereka membangun jalan kereta-api dibeberapa wilayah. Itu artinya Belanda tahu betul betapa pentingnya jalan untuk transportasi demi kelancaran pemerintahannya. SH
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Jalan tol banyak dibangun krn lebih menguntungan dr sisi bisnis dibanding jalan rel.. Selain itu masalah kepemilikan infrastrukturnya..jalan tol dimiliki oleh PU dan dikelola oleh Jasa Marga, sdngkan Jalan Rel oleh Dephub dan PT.KAI Salam, Wina. A Powered by Indosat BlackBerry� -Original Message- From: sonar sihombing [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 11 Nov 2008 18:41:21 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api? Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...! ss
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Idealnya pembangunan dua-duanya (tol dan kereta) itu harus jalan pesat di tanah air. Tinggal dilihat dari sudut studi kelayakan wilayah mana yang tepat dibangun jalan tol dan wilayah mana tepat dibangun jalan kereta. Di Singapura ada jalan ring-road dan ada jalur kereta MRT yang bisa memudahkan penduduk bergerak di disekitar kota pulau itu. Di Bangkok Ada kereta layang (sky train), ada kereta bawah tanah (subway) dan ada kereta api konvensional seperti di Gambir. Disamping itu jalan tol di Bangkok juga mulai diperbanyak. Bangkok sedikit lebih nyaman transportasinya daripada Jakarta. Malah sekarang kabarnya ada bus kota gratis dijurusan tertentu. DI Malaysia, jalan tol dibangun membentang dari Singapura sampai hampir ke wilayah utara Malaysia dekat perbatasan dengan Thailand. DI Kuala Lumpur sendiri ada mono-rail, ada MRT dan ada kereta api biasa. Malaysia malah lebih unik dalam hal prestasi pembangunan tol. Perusahaan Malaysia pembangun jalan tol telah melakukan ekspansi bisnis hingga punya proyek besar di India membangun jalan tol. Indonesia yang banyak pakar jalan tol tidak bisa ekspansi seperti ini. Mentok dinegeri sendiri. Memberi kelancaran transportasi kepada rakyat di seluruh pelosok Indonesia berarti memberi kelancaran peredaran roda ekonomi karena bisnis antar wilayah akan lebih lancar kalau transportasi lancar. Seperti peredaran darah memerlukan urat, maka peredaran ekonomi memerlukan transportasi. Jalan raya dan rel kereta api itulah uratnya transportasi darat. Kalau jalan raya dibangun asal jadi atau sekedar akal menghabiskan dana APBN dan kemudian kualitasnya dibuat berubang-lubang maka membangun jalan berlubang bagaikan punya pembuluh nadi yang tersendat penyakit asam urat. Peredaran darah akan terhalang dan sakit atau mati. Ketika Belanda menjajah pulau Jawa, maka Belada sekuat tenaga membangun jalan Anyer - Panarukan yang panjangnya mungkin hampir 1000km. Setelah itu mereka membangun jalan kereta-api dibeberapa wilayah. Itu artinya Belanda tahu betul betapa pentingnya jalan untuk transportasi demi kelancaran pemerintahannya. SH 2008/11/12 sonar sihombing [EMAIL PROTECTED] Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api? Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...! ss --- On Wed, 11/12/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]agushamonangan%40yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]agushamonangan%40yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com Date: Wednesday, November 12, 2008, 9:22 AM SURABAYA,SELASA - Indonesia boleh menjadi pelopor pembangunan jalan tol di kawasan Asia, namun pembangunannya sangat lambat. Setiap tahunnya hanya tergarap sepanjang 21,6 kilometer. Dalam pengembangan jalan tol, Indonesia kini berada pada urutan kelima dari enam negara besar di Asia. Indonesia paling awal memulai pembangunan jalan tol dengan dibangunnya Tol Jagorawi tahun 1978. Sekarang kita ketinggalan dibandingkan negara Asia lainnya, kata Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Frans Sunito di sela-sela acara Joint Technical Conference ke-10 pengembangan jalan tol di Surabaya, Senin (10/11). Acara itu diikuti enam negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. China yang baru mengawali pembangunan jalan tol 1990, lanjutnya, tapi mereka mampu membangun jalan tol sepanjang 45.000 kilometer atau rata-rata 3.000 kilometer per tahun. Sementara itu, pembangunan jalan tol di Indonesia yang telah berjalan 30 tahun baru mencapai sekitar 650 kilometer. Perkembangan pesat juga dialami Malaysia yang mengawali pembangunannya 1980 dengan belajar di Indonesia. Kini, negeri jiran itu telah membangun sepanjang 2.000 kilometer. Dari enam negara tersebut, Indonesia berada pada urutan kelima dengan total pembangunan jalan tol sepanjang 650 kilometer. Adapun Thailand berada pada urutan keenam dengan pembangunan sejauh 170 kilometer. Menurut Frans, negara-negara tersebut sangat memberikan dukungan pembangunan jalan tol dengan pengalokasian dana besar. Selain itu, pembangunan jalan benar-benar dikelola negara dan tidak sepenuhnya diserahkan kepada swasta. Negara-negara luar tak tanggung-tanggung mengalokasikan subsidi dana hingga 100 persen. Sebaliknya, di Indonesia pembangunan jalan tol hampir seluruhnya diserahkan kepada investor sehingga investor-investor pasti akan memilih jalur yang layak saja, kata Frans. Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Okke Merlina menambahkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004, pemerintah mewajibkan PT Jasa Marga Tbk untuk bekerja sama dengan institusi atau pihak swasta dalam pengoperasian ruas-ruas baru jalan tol. Frans menambahkan, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan pembangunan jalan tol. Beberapa hambatan mendasar yang kadang terjadi, yaitu sulitnya pengucuran kredit dari
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api? Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...! ss --- On Wed, 11/12/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, November 12, 2008, 9:22 AM SURABAYA,SELASA - Indonesia boleh menjadi pelopor pembangunan jalan tol di kawasan Asia, namun pembangunannya sangat lambat. Setiap tahunnya hanya tergarap sepanjang 21,6 kilometer. Dalam pengembangan jalan tol, Indonesia kini berada pada urutan kelima dari enam negara besar di Asia. Indonesia paling awal memulai pembangunan jalan tol dengan dibangunnya Tol Jagorawi tahun 1978. Sekarang kita ketinggalan dibandingkan negara Asia lainnya, kata Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Frans Sunito di sela-sela acara Joint Technical Conference ke-10 pengembangan jalan tol di Surabaya, Senin (10/11). Acara itu diikuti enam negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. China yang baru mengawali pembangunan jalan tol 1990, lanjutnya, tapi mereka mampu membangun jalan tol sepanjang 45.000 kilometer atau rata-rata 3.000 kilometer per tahun. Sementara itu, pembangunan jalan tol di Indonesia yang telah berjalan 30 tahun baru mencapai sekitar 650 kilometer. Perkembangan pesat juga dialami Malaysia yang mengawali pembangunannya 1980 dengan belajar di Indonesia. Kini, negeri jiran itu telah membangun sepanjang 2.000 kilometer. Dari enam negara tersebut, Indonesia berada pada urutan kelima dengan total pembangunan jalan tol sepanjang 650 kilometer. Adapun Thailand berada pada urutan keenam dengan pembangunan sejauh 170 kilometer. Menurut Frans, negara-negara tersebut sangat memberikan dukungan pembangunan jalan tol dengan pengalokasian dana besar. Selain itu, pembangunan jalan benar-benar dikelola negara dan tidak sepenuhnya diserahkan kepada swasta. Negara-negara luar tak tanggung-tanggung mengalokasikan subsidi dana hingga 100 persen. Sebaliknya, di Indonesia pembangunan jalan tol hampir seluruhnya diserahkan kepada investor sehingga investor-investor pasti akan memilih jalur yang layak saja, kata Frans. Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Okke Merlina menambahkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004, pemerintah mewajibkan PT Jasa Marga Tbk untuk bekerja sama dengan institusi atau pihak swasta dalam pengoperasian ruas-ruas baru jalan tol. Frans menambahkan, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan pembangunan jalan tol. Beberapa hambatan mendasar yang kadang terjadi, yaitu sulitnya pengucuran kredit dari perbankan dan tidak semua jalan tol memiliki kelayakan secara ekonomis. ABK Sumber : KOMPAS http://kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 11/11/0839/ indonesia. pelopor.jalan. tol.tapi. pembungan. terlambat [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Pelopor Jalan Tol, Tapi Pembangunannya Terlambat
kalau penambahan jalur saya rasa kurang tepat, mungin yg perlu jadi proritas adalah peremajaan dari pada rel rel yg sudah ada, seperti kita ketahui, banyaknya kecelakaan KA (anjlok dari rel) itu di karenakan sebagian besar rel yg ada sudah aus. 2008/11/12 sonar sihombing [EMAIL PROTECTED] Kalau bukan pernambahan jalan tol, apakah ada penambahan rel kereta api? Kalau ada penambahan rel kereta api justeru lebih baik...! ss