[GELORA45] Digitalisasi Renminbi

2020-10-23 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


   Kolom


 Digitalisasi Renminbi

Ahmad Syaifuddin Zuhri - detikNews
Jumat, 23 Okt 2020 17:05 WIB
0 komentar 

SHAREURL telah disalin 


Ahmad Syaifuddin ZuhriFoto: Ahmad Syaifuddin Zuhri

*Jakarta*-

Sore itu, kulihat sekilas jam di ponsel menunjukkan angka pukul 3, angka 
indikasi suhu di aplikasi Wheater update menunjukkan 40 derajat celcius. 
Dengan peluh yang menetes, Saya menuntun sepeda motor listrik yang 
bannya sedang bocor. Akhir Agustus, Wuhan sedang musim panas, angin pun 
di luar jadi panas. Saya mencari tambal ban terdekat. Beruntungnya, tak 
jauh dari kompleks pemukiman kami, masih ada tambal ban tradisional.


Di antara teknologi canggih, gedung megah dan tinggi. Menemukan tukang 
tambal ban adalah sebuah kemewahan tersendiri. Di China ini, mengendarai 
motor listrik atau naik angkutan publik yang nyaman dan murah adalah 
pilihan utama bagi kami dan kebanyakan warganya.


Kupandangi kakek Shifu, Tukang tambal ban itu usianya sudah cukup tua. 
Dari fisiknya, mungkin usianya sudah di atas 60 tahun. Dengan dibantu 
istrinya yang setia di situ. Kakek Shifu ini lapaknya sangat sederhana, 
di bawah pohon yang sangat rindang, beralaskan tanah dan beratap langit. 
Dengan sangat cekatan dia membongkar ban motor saya.


Sambil saya dan istri ajak ngobrol. Tak terasa, cepat selesai. Istri 
saya ambil ponselnya dan tanya ke Shifu 'WeChat atau Alipay, Shifu?', 
Shifu menjawab 'dou keyi' atau semuanya bisa. Ia lalu membuka aplikasi 
WeChat, memilih fitur pembayaran dan memindai kode cepat atau QR Code 
milik Shifu yang dicetak laminating dan dikalungkan di lehernya. Seperti 
kebanyakan pedagang pinggir jalan lainnya. Istri saya mengetik angka dan 
transfer sekian Yuan ke akun Shifu. Langsung saldo uang gaib alias uang 
digital berkurang dan berpindah ke akun Shifu tersebut. Simpel, cepat, 
dan transparan.


Saat ini di China, jarang sekali membawa dompet dan membawa uang fisik 
ke mana-mana. Cukup modal bawa ponsel, punya saldo di akun bank dan 
pastinya juga pulsa data. Kita sudah bisa hidup. Tak takut tersesat atau 
kelaparan. Kata Shifu, sebelum kami pulang ''Sekarang bawa uang tunai, 
gengsi dan malu, itu sudah kuno alias primitif'. Ah... bisa aja Shifu 
ini, batin saya sambil tersenyum.


Kemajuan teknologi di China memang luar biasa. Sejak kami pertama kali 
menginjakkan kaki di China musim gugur 2011, menyaksikan sendiri 
bagaimana lompatan kemajuan teknologi internet dan digitalnya.


*WeChat dan Alipay*

Ada dua platform utama pembayaran digital di ponsel, WeChat Pay dan 
Alipay. Aplikasi WeChat Pay berawal dari media sosial WeChat yang 
dirilis 2011. Saat ini WeChat sudah menjadi mega super apps. Sementara 
platform Alipay memang dikembangkan sejak awal dari pembayaran digital, 
dan saat ini juga menjadi aplikasi mega super apps. Dua aplikasi 
tersebut wajib dimiliki oleh warga China dan warga asing yang tinggal di 
China. Aplikasi sapu jagat, apapun ada di aplikasi tersebut. Ibaratnya, 
jika tak punya aplikasi tersebut, kita tidak bisa hidup di China.


China Media GroupChina Media Group-Pembayaran digital di pasar 
tradisional China Foto: China Media Group


Platform media sosial WeChat dikembangkan oleh Tencent, salah satu 
perusahaan raksasa internet dan teknologi di dunia besutan Pony Ma atau 
Ma Huateng. Konglomerat kelahiran tahun 1971 dan terkaya kedua di China 
versi Hurun Report 2020 itu, awalnya bikin WeChat hanya sebatas platform 
berkirim pesan yang mengadaptasi dari WhatsApp. Tencent mengembangkan 
WeChat dari media sosial QQ, semacam Facebook, yang sangat populer 
sebelumnya. Berawal dari situ, pengembangan dan popularitas WeChat mulai 
menggeser QQ.


Pada 2014, WeChat mulai membuat kampanye pembayaran digital melalui 
penyebaran Hongbao atau angpao lewat acara Gala China New Year, sebuah 
acara live malam tahun baru Imlek dari Beijing di CCTV dengan penonton 
ratusan juta dan sangat populer di China. Penonton tinggal menonton 
acara live program tersebut dan membuka aplikasi WeChat. Pada 
menit-menit tertentu untuk menggoyang ponselnya sedemikian rupa agar 
mendapatkan angpao yang nantinya dikirim ke saldo pengguna.


Hingga 2015, aplikasi pembayaran WeChat Pay sebagian besar masih sebatas 
untuk transaksi berkirim saldo antar penggunanya dan penggunaan masih 
relatif terbatas. Mulai 2016, WeChat mulai mengembangkan serius WeChat 
Pay dengan pengguna lebih dari 800 juta orang.


WeChat Pay mulai masif digunakan untuk transaksi pembayaran tidak hanya 
di penjualan online. Tapi hingga gerai atau warung-warung mikro kecil di 
pinggir jalan. Pada 2018 WeChat mulai naik menjadi aplikasi super app, 
yang di dalamnya semua ada. Mulai dari media sosial, pembayaran, layanan 
travel, navigasi, lacak dan pesan kurir ekspedisi, pesan makanan, 
layanan resmi pemerintah, swasta dan banyak lagi.


China Media G

[GELORA45] Digitalisasi Renminbi

2020-10-23 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


-- 
j.gedearka 



https://news.detik.com/kolom/d-5225934/digitalisasi-renminbi?tag_from=wp_cb_kolom_list



Kolom

Digitalisasi Renminbi

Ahmad Syaifuddin Zuhri - detikNews

Jumat, 23 Okt 2020 17:05 WIB
0 komentar
SHARE
URL telah disalin
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Foto: Ahmad Syaifuddin Zuhri
Jakarta -

Sore itu, kulihat sekilas jam di ponsel menunjukkan angka pukul 3, angka 
indikasi suhu di aplikasi Wheater update menunjukkan 40 derajat celcius. Dengan 
peluh yang menetes, Saya menuntun sepeda motor listrik yang bannya sedang 
bocor. Akhir Agustus, Wuhan sedang musim panas, angin pun di luar jadi panas. 
Saya mencari tambal ban terdekat. Beruntungnya, tak jauh dari kompleks 
pemukiman kami, masih ada tambal ban tradisional.

Di antara teknologi canggih, gedung megah dan tinggi. Menemukan tukang tambal 
ban adalah sebuah kemewahan tersendiri. Di China ini, mengendarai motor listrik 
atau naik angkutan publik yang nyaman dan murah adalah pilihan utama bagi kami 
dan kebanyakan warganya.

Kupandangi kakek Shifu, Tukang tambal ban itu usianya sudah cukup tua. Dari 
fisiknya, mungkin usianya sudah di atas 60 tahun. Dengan dibantu istrinya yang 
setia di situ. Kakek Shifu ini lapaknya sangat sederhana, di bawah pohon yang 
sangat rindang, beralaskan tanah dan beratap langit. Dengan sangat cekatan dia 
membongkar ban motor saya.

Sambil saya dan istri ajak ngobrol. Tak terasa, cepat selesai. Istri saya ambil 
ponselnya dan tanya ke Shifu 'WeChat atau Alipay, Shifu?', Shifu menjawab 'dou 
keyi' atau semuanya bisa. Ia lalu membuka aplikasi WeChat, memilih fitur 
pembayaran dan memindai kode cepat atau QR Code milik Shifu yang dicetak 
laminating dan dikalungkan di lehernya. Seperti kebanyakan pedagang pinggir 
jalan lainnya. Istri saya mengetik angka dan transfer sekian Yuan ke akun 
Shifu. Langsung saldo uang gaib alias uang digital berkurang dan berpindah ke 
akun Shifu tersebut. Simpel, cepat, dan transparan.

Saat ini di China, jarang sekali membawa dompet dan membawa uang fisik ke 
mana-mana. Cukup modal bawa ponsel, punya saldo di akun bank dan pastinya juga 
pulsa data. Kita sudah bisa hidup. Tak takut tersesat atau kelaparan. Kata 
Shifu, sebelum kami pulang ''Sekarang bawa uang tunai, gengsi dan malu, itu 
sudah kuno alias primitif'. Ah... bisa aja Shifu ini, batin saya sambil 
tersenyum.

Kemajuan teknologi di China memang luar biasa. Sejak kami pertama kali 
menginjakkan kaki di China musim gugur 2011, menyaksikan sendiri bagaimana 
lompatan kemajuan teknologi internet dan digitalnya.

WeChat dan Alipay

Ada dua platform utama pembayaran digital di ponsel, WeChat Pay dan Alipay. 
Aplikasi WeChat Pay berawal dari media sosial WeChat yang dirilis 2011. Saat 
ini WeChat sudah menjadi mega super apps. Sementara platform Alipay memang 
dikembangkan sejak awal dari pembayaran digital, dan saat ini juga menjadi 
aplikasi mega super apps. Dua aplikasi tersebut wajib dimiliki oleh warga China 
dan warga asing yang tinggal di China. Aplikasi sapu jagat, apapun ada di 
aplikasi tersebut. Ibaratnya, jika tak punya aplikasi tersebut, kita tidak bisa 
hidup di China.
China Media GroupChina Media Group-Pembayaran digital di pasar tradisional 
China Foto: China Media Group

Platform media sosial WeChat dikembangkan oleh Tencent, salah satu perusahaan 
raksasa internet dan teknologi di dunia besutan Pony Ma atau Ma Huateng. 
Konglomerat kelahiran tahun 1971 dan terkaya kedua di China versi Hurun Report 
2020 itu, awalnya bikin WeChat hanya sebatas platform berkirim pesan yang 
mengadaptasi dari WhatsApp. Tencent mengembangkan WeChat dari media sosial QQ, 
semacam Facebook, yang sangat populer sebelumnya. Berawal dari situ, 
pengembangan dan popularitas WeChat mulai menggeser QQ.

Pada 2014, WeChat mulai membuat kampanye pembayaran digital melalui penyebaran 
Hongbao atau angpao lewat acara Gala China New Year, sebuah acara live malam 
tahun baru Imlek dari Beijing di CCTV dengan penonton ratusan juta dan sangat 
populer di China. Penonton tinggal menonton acara live program tersebut dan 
membuka aplikasi WeChat. Pada menit-menit tertentu untuk menggoyang ponselnya 
sedemikian rupa agar mendapatkan angpao yang nantinya dikirim ke saldo pengguna.

Hingga 2015, aplikasi pembayaran WeChat Pay sebagian besar masih sebatas untuk 
transaksi berkirim saldo antar penggunanya dan penggunaan masih relatif 
terbatas. Mulai 2016, WeChat mulai mengembangkan serius WeChat Pay dengan 
pengguna lebih dari 800 juta orang.

WeChat Pay mulai masif digunakan untuk transaksi pembayaran tidak hanya di 
penjualan online. Tapi hingga gerai atau warung-warung mikro kecil di pinggir 
jalan. Pada 2018 WeChat mulai naik menjadi aplikasi super app, yang di dalamnya 
semua ada. Mulai dari media sosial, pembayaran, layanan travel, navigasi, lacak 
dan pesan kurir ekspedisi, pesan makanan, layanan resmi pemerintah, swasta dan 
banyak lagi.
China Media GroupChina Media Group-Bayar tol dengan digital mobile payment 
Foto: China Media Group

Sementara Ali