Re: [GELORA45] Mengentaskan13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia

2019-10-15 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Kalau A Hok diberi tugas memajukan suatu daerah, pasti banyak pendukungnya
akan nyumbang
mesin2 pertanian, alat pengolahan tanah. Belum lagi dari sukarelawannya
anak2 muda yang mau
datang membantu.
Orang mau nyumbang besar kalau tahu tidak akan dikorupsi, tahu akan dipakai
untuk memajukan
masyarakat.
Yayasan Buddhis Tzu Chi itu banyak penyumbangnya. Sekolah2 Islam disumbang
oleh Tzu Chi.

Pada tanggal Sel, 15 Okt 2019 pukul 12.54 'nesare' nesa...@yahoo.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> Setuju. Semoga Ahok bisa dapat peran apa saja khususnya ngurusin Indonesia
> timur.
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> *Sent:* Monday, October 14, 2019 8:48 AM
> *To:* Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com>
> *Subject:* Re: [GELORA45] Mengentaskan13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur
> Indonesia
>
>
>
>
>
> Jatuhi saja A Hok hukum buang ke Indonesia Timur. Suruh makmurkan desa2 di
> sana dulu
>
> dengan tanam jagung dan buka peternakan.
>
> Baru boleh balik ke ibu kota ?
>
>
>
> Pada tanggal Sen, 14 Okt 2019 pukul 13.43 Sunny ambon
> ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]  menulis:
>
>
>
> *Ini berita harga mati NKRI! Sebagai penghiburan hati bagi yang tertinggal
> atau lebih jelas lagi miskin melarat dalam pelukan manis Ibu Pertiwi selama
> ini, baiklah lagu ini dinikmati* :
> https://www.youtube.com/watch?v=pXGfcgaTZr0  +
>
> https://www.youtube.com/watch?v=7WVngz-LrTs
>
>
>
>
>
>
> https://news.detik.com/kolom/d-4744920/mengentaskan-132-ribu-desa-tertinggal-di-timur-indonesia
>
>
>
> enin 14 Oktober 2019, 13:38 WIB
> KolomMengentaskan 13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia
>
> Ranggi Aditya Nugraha - detikNews
>
> *Ranggi Aditya Nugraha*
> <https://connect.detik.com/dashboard/public/ranggiadityan>
>
> *Jakarta* -
>
> Berbicara mengenai perkembangan desa, banyak tersajikan mengenai kondisi
> keterbelakangan dan keterpurukan pembangunan. Sebanyak 13,2 ribu lebih desa
> di seluruh Indonesia masih tergolong desa tertinggal. Data ini diperoleh
> dari hasil rilis data pembangunan desa oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
> beberapa bulan lalu. Data pembangunan desa tersebut terekam dari pendataan
> Potensi Desa (Podes) 2018.
>
> Podes 2018 merupakan sumber data yang menyajikan wilayah administrasi
> pemerintahan sampai level desa di seluruh Indonesia serta memuat potensi
> yang dimiliki oleh setiap desa. Dari hasil pendataan Podes 2018 dihasilkan
> nilai yang mencerminkan pembangunan suatu desa, yaitu Indeks Pembangunan
> Desa (IPD). IPD memiliki skala 0-100 yang menggambarkan tentang tingkat
> pembangunan atau perkembangan desa yang dibagi menjadi tiga status, yaitu
> tertinggal (IPD < 50), berkembang (IPD 50 - ≤ 75), dan mandiri (IPD > 75).
>
> Semakin tinggi Indeks pembangunan desanya, maka semakin tinggi tingkat
> kemandirian suatu desa. IPD itu sendiri dibentuk dari 5 dimensi, yaitu
> ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi atau
> aksesibilitas, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan.
>
>
>
> *okus di Barat*
>
> Pembangunan desa masih terfokus pada wilayah barat Indonesia. Hal tersebut
> terbukti dari nilai IPD Jawa-Bali sebesar 67,82 dan IPD Sumatera sebesar
> 60,02 yang mana angka tersebut berada di atas IPD Nasional (59,36%).
> Sedangkan pembangun desa di wilayah timur sangatlah memprihatinkan. Wilayah
> NTT, Pulau Maluku, dan Pulau Papua nilai IPD-nya berada di bawah nilai IPD
> Nasional. Yang paling memprihatinkan ialah pembangunan desa di wilayah
> Pulau Papua yang hanya 35,57 saja.
>
>
> Rendahnya nilai IPD di wilayah timur tentu saja mencerminkan bahwa
> pemerataan pembangunan di Indonesia masih minim dan hanya terfokus pada
> wilayah barat Indonesia saja. Dari 5 dimensi pembentuk IPD, dimensi kondisi
> infrastruktur Pulau Papua yang sangat memprihatinkan, yaitu hanya 19,76
> saja. Padahal di daerah lain bisa mencapai 2 sampai hampir 3 kali lipat.
>
> Di wilayah barat Indonesia, Jawa-Bali memiliki kondisi infrastruktur
> sebesar 54,78 sedangkan Sumatera memiliki nilai kondisi infrastruktur
> sebesar 46,15. Itu mengapa pentingnya pemerataan infrastruktur di wilayah
> timur Indonesia karena infrastruktur yang baik itu tak hanya boleh
> dinikmati oleh penduduk Jawa, Bali, dan Sumatera saja.
>
>
> Tidak hanya rendahnya kondisi infrastruktur yang membuat IPD wilayah timur
> rendah, melainkan dari dimensi lain pun rendah. Dimensi pelayanan dasar
> yang diterima oleh Pulau Papua hanya 26,15 sedangkan Jawa-Bali sebesar
> 68,31. Selain itu, dimensi aksesibilitas/transportasi di Pulau Papua
> sebesar 57,86 sedangkan di Jawa-Bali sebesar 81,15.
>
> Pada dimensi pelayanan 

RE: [GELORA45] Mengentaskan13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia

2019-10-15 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Setuju. Semoga Ahok bisa dapat peran apa saja khususnya ngurusin Indonesia 
timur.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Monday, October 14, 2019 8:48 AM
To: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] 
Subject: Re: [GELORA45] Mengentaskan13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia

 

  

Jatuhi saja A Hok hukum buang ke Indonesia Timur. Suruh makmurkan desa2 di sana 
dulu

dengan tanam jagung dan buka peternakan.

Baru boleh balik ke ibu kota ?

 

Pada tanggal Sen, 14 Okt 2019 pukul 13.43 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
<mailto:ilmeseng...@gmail.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Ini berita harga mati NKRI! Sebagai penghiburan hati bagi yang tertinggal atau 
lebih jelas lagi miskin melarat dalam pelukan manis Ibu Pertiwi selama ini, 
baiklah lagu ini dinikmati : <https://www.youtube.com/watch?v=pXGfcgaTZr0> 
https://www.youtube.com/watch?v=pXGfcgaTZr0  +

https://www.youtube.com/watch?v=7WVngz-LrTs  

 

 

https://news.detik.com/kolom/d-4744920/mengentaskan-132-ribu-desa-tertinggal-di-timur-indonesia
 

 

enin 14 Oktober 2019, 13:38 WIB


Kolom


Mengentaskan 13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia


Ranggi Aditya Nugraha - detikNews

 <https://connect.detik.com/dashboard/public/ranggiadityan> Ranggi Aditya 
Nugraha

Jakarta -

Berbicara mengenai perkembangan desa, banyak tersajikan mengenai kondisi 
keterbelakangan dan keterpurukan pembangunan. Sebanyak 13,2 ribu lebih desa di 
seluruh Indonesia masih tergolong desa tertinggal. Data ini diperoleh dari 
hasil rilis data pembangunan desa oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa 
bulan lalu. Data pembangunan desa tersebut terekam dari pendataan Potensi Desa 
(Podes) 2018.

Podes 2018 merupakan sumber data yang menyajikan wilayah administrasi 
pemerintahan sampai level desa di seluruh Indonesia serta memuat potensi yang 
dimiliki oleh setiap desa. Dari hasil pendataan Podes 2018 dihasilkan nilai 
yang mencerminkan pembangunan suatu desa, yaitu Indeks Pembangunan Desa (IPD). 
IPD memiliki skala 0-100 yang menggambarkan tentang tingkat pembangunan atau 
perkembangan desa yang dibagi menjadi tiga status, yaitu tertinggal (IPD < 50), 
berkembang (IPD 50 - ≤ 75), dan mandiri (IPD > 75).

Semakin tinggi Indeks pembangunan desanya, maka semakin tinggi tingkat 
kemandirian suatu desa. IPD itu sendiri dibentuk dari 5 dimensi, yaitu 
ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi atau 
aksesibilitas, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan.

 

okus di Barat

Pembangunan desa masih terfokus pada wilayah barat Indonesia. Hal tersebut 
terbukti dari nilai IPD Jawa-Bali sebesar 67,82 dan IPD Sumatera sebesar 60,02 
yang mana angka tersebut berada di atas IPD Nasional (59,36%). Sedangkan 
pembangun desa di wilayah timur sangatlah memprihatinkan. Wilayah NTT, Pulau 
Maluku, dan Pulau Papua nilai IPD-nya berada di bawah nilai IPD Nasional. Yang 
paling memprihatinkan ialah pembangunan desa di wilayah Pulau Papua yang hanya 
35,57 saja.


Rendahnya nilai IPD di wilayah timur tentu saja mencerminkan bahwa pemerataan 
pembangunan di Indonesia masih minim dan hanya terfokus pada wilayah barat 
Indonesia saja. Dari 5 dimensi pembentuk IPD, dimensi kondisi infrastruktur 
Pulau Papua yang sangat memprihatinkan, yaitu hanya 19,76 saja. Padahal di 
daerah lain bisa mencapai 2 sampai hampir 3 kali lipat.

Di wilayah barat Indonesia, Jawa-Bali memiliki kondisi infrastruktur sebesar 
54,78 sedangkan Sumatera memiliki nilai kondisi infrastruktur sebesar 46,15. 
Itu mengapa pentingnya pemerataan infrastruktur di wilayah timur Indonesia 
karena infrastruktur yang baik itu tak hanya boleh dinikmati oleh penduduk 
Jawa, Bali, dan Sumatera saja.


Tidak hanya rendahnya kondisi infrastruktur yang membuat IPD wilayah timur 
rendah, melainkan dari dimensi lain pun rendah. Dimensi pelayanan dasar yang 
diterima oleh Pulau Papua hanya 26,15 sedangkan Jawa-Bali sebesar 68,31. Selain 
itu, dimensi aksesibilitas/transportasi di Pulau Papua sebesar 57,86 sedangkan 
di Jawa-Bali sebesar 81,15.

Pada dimensi pelayanan umum, wilayah Pulau Papua sebesar 42,02 sedangkan di 
Jawa-Bali sebesar 59,14. Dan pada dimensi penyelenggaraan pemerintah pun, 
wilayah Pulau Papua masih berada di bawah Jawa-Bali, yaitu sebesar 52,24 untuk 
wilayah Pulau Papua sedangkan Jawa-Bali 82,34.


Dari hasil Podes 2018 juga diperoleh hasil status pembangunan desa. Indonesia 
masih memiliki 13,2 ribu desa yang berstatus desa tertinggal. Dan lagi-lagi 
wilayah Pulau Papua didominasi oleh desa tertinggal. Sebanyak 82,81 persen 
wilayah Pulau Papua berstatus desa tertinggal dan hanya 0,18 persen saja yang 
berstatus desa mandiri. Hal ini sangatlah memprihatinkan.

Bila dilihat di wilayah lain, Jawa-Bali hanya memiliki 0,85 persen saja yang 
berstatus desa tertinggal sedangkan desa mandirinya sebesar 16,61. Seperti 
peribahasa "bagai bumi dan langit" bila melihat pembangunan wilayah barat 
Indone

Re: [GELORA45] Mengentaskan13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia

2019-10-14 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Jatuhi saja A Hok hukum buang ke Indonesia Timur. Suruh makmurkan desa2 di
sana dulu
dengan tanam jagung dan buka peternakan.
Baru boleh balik ke ibu kota ?

Pada tanggal Sen, 14 Okt 2019 pukul 13.43 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> *Ini berita harga mati NKRI! Sebagai penghiburan hati bagi yang tertinggal
> atau lebih jelas lagi miskin melarat dalam pelukan manis Ibu Pertiwi selama
> ini, baiklah lagu ini dinikmati* :
> https://www.youtube.com/watch?v=pXGfcgaTZr0  +
>
> https://www.youtube.com/watch?v=7WVngz-LrTs
>
>
>
>
> https://news.detik.com/kolom/d-4744920/mengentaskan-132-ribu-desa-tertinggal-di-timur-indonesia
>
>
> enin 14 Oktober 2019, 13:38 WIB
> *Kolom* *Mengentaskan 13,2 Ribu Desa Tertinggal di Timur Indonesia*
>
> Ranggi Aditya Nugraha - detikNews
>
> *Ranggi Aditya Nugraha*
> 
>
> *Jakarta* -
>
> Berbicara mengenai perkembangan desa, banyak tersajikan mengenai kondisi
> keterbelakangan dan keterpurukan pembangunan. Sebanyak 13,2 ribu lebih desa
> di seluruh Indonesia masih tergolong desa tertinggal. Data ini diperoleh
> dari hasil rilis data pembangunan desa oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
> beberapa bulan lalu. Data pembangunan desa tersebut terekam dari pendataan
> Potensi Desa (Podes) 2018.
>
> Podes 2018 merupakan sumber data yang menyajikan wilayah administrasi
> pemerintahan sampai level desa di seluruh Indonesia serta memuat potensi
> yang dimiliki oleh setiap desa. Dari hasil pendataan Podes 2018 dihasilkan
> nilai yang mencerminkan pembangunan suatu desa, yaitu Indeks Pembangunan
> Desa (IPD). IPD memiliki skala 0-100 yang menggambarkan tentang tingkat
> pembangunan atau perkembangan desa yang dibagi menjadi tiga status, yaitu
> tertinggal (IPD < 50), berkembang (IPD 50 - ≤ 75), dan mandiri (IPD > 75).
>
> Semakin tinggi Indeks pembangunan desanya, maka semakin tinggi tingkat
> kemandirian suatu desa. IPD itu sendiri dibentuk dari 5 dimensi, yaitu
> ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi atau
> aksesibilitas, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan.
>
>
>
> *okus di Barat*
>
> Pembangunan desa masih terfokus pada wilayah barat Indonesia. Hal tersebut
> terbukti dari nilai IPD Jawa-Bali sebesar 67,82 dan IPD Sumatera sebesar
> 60,02 yang mana angka tersebut berada di atas IPD Nasional (59,36%).
> Sedangkan pembangun desa di wilayah timur sangatlah memprihatinkan. Wilayah
> NTT, Pulau Maluku, dan Pulau Papua nilai IPD-nya berada di bawah nilai IPD
> Nasional. Yang paling memprihatinkan ialah pembangunan desa di wilayah
> Pulau Papua yang hanya 35,57 saja.
>
>
> Rendahnya nilai IPD di wilayah timur tentu saja mencerminkan bahwa
> pemerataan pembangunan di Indonesia masih minim dan hanya terfokus pada
> wilayah barat Indonesia saja. Dari 5 dimensi pembentuk IPD, dimensi kondisi
> infrastruktur Pulau Papua yang sangat memprihatinkan, yaitu hanya 19,76
> saja. Padahal di daerah lain bisa mencapai 2 sampai hampir 3 kali lipat.
>
> Di wilayah barat Indonesia, Jawa-Bali memiliki kondisi infrastruktur
> sebesar 54,78 sedangkan Sumatera memiliki nilai kondisi infrastruktur
> sebesar 46,15. Itu mengapa pentingnya pemerataan infrastruktur di wilayah
> timur Indonesia karena infrastruktur yang baik itu tak hanya boleh
> dinikmati oleh penduduk Jawa, Bali, dan Sumatera saja.
>
>
> Tidak hanya rendahnya kondisi infrastruktur yang membuat IPD wilayah timur
> rendah, melainkan dari dimensi lain pun rendah. Dimensi pelayanan dasar
> yang diterima oleh Pulau Papua hanya 26,15 sedangkan Jawa-Bali sebesar
> 68,31. Selain itu, dimensi aksesibilitas/transportasi di Pulau Papua
> sebesar 57,86 sedangkan di Jawa-Bali sebesar 81,15.
>
> Pada dimensi pelayanan umum, wilayah Pulau Papua sebesar 42,02 sedangkan
> di Jawa-Bali sebesar 59,14. Dan pada dimensi penyelenggaraan pemerintah
> pun, wilayah Pulau Papua masih berada di bawah Jawa-Bali, yaitu sebesar
> 52,24 untuk wilayah Pulau Papua sedangkan Jawa-Bali 82,34.
>
>
> Dari hasil Podes 2018 juga diperoleh hasil status pembangunan desa.
> Indonesia masih memiliki 13,2 ribu desa yang berstatus desa tertinggal. Dan
> lagi-lagi wilayah Pulau Papua didominasi oleh desa tertinggal. Sebanyak
> 82,81 persen wilayah Pulau Papua berstatus desa tertinggal dan hanya 0,18
> persen saja yang berstatus desa mandiri. Hal ini sangatlah memprihatinkan..
>
> Bila dilihat di wilayah lain, Jawa-Bali hanya memiliki 0,85 persen saja
> yang berstatus desa tertinggal sedangkan desa mandirinya sebesar 16,61.
> Seperti peribahasa "bagai bumi dan langit" bila melihat pembangunan wilayah
> barat Indonesia dan wilayah timur Indonesia.
>
>
> Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 131/2015 dinyatakan bahwa daerah
> tertinggal ditetapkan berdasarkan enam kriteria, yaitu perekonomian
> masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan
> daerah, aksesibilitas, dan karakteristik daerahnya. Dari peraturan tersebut
> ditetapkan terdapat 122 kabupaten