Re: [GM2020] DUKUNG FPI !!!!!!!!!!
--- On Thu, 6/5/08, rolins kurniawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: rolins kurniawan lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [GM2020] DUKUNG FPI !! To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Thursday, June 5, 2008, 9:21 AM saya pribadi MENENTANG pembubaran FPI, karena saya sudah tidak percaya lagi dengan lembaga yang sangat menjunjung birokrasi, yang hampir selalu membenarkan kesalahan, jika salah ya salah. saya pribadi butuh lembaga/organisasi seperti FPI untuk menjunjung kehormatan agama islam. jika tidak ada lembaga organisasi seperti FPI, apa organisasi keislaman lain mampu menggantikan posisi FPI yang selalu jeli menyingkapi dalam setiap penyimpangan yang membahayakan akidah keislaman??? wassalam ROLINS HUMONGGIO Saya jadi terkenang ketika masih duduk di bangku SMA kelas 1nbsp; pada 1983. Sewaktu saya main ke SMP saya sebagai alumni saya baru tahu bahwa seorang adik kelas saya di SMP yang duduk di kelas III dikeluarkan dari sekolah karena bersikeras memakai jilbab. Dia teman baik saya dan tak ada teman-teman atau guru yang membela hak dia untuk berjilbab dengan dalih aturan (waktu itu)nbsp; tidak memperbolehkan. Pada 1980-an itu banyak siswi yang ditendang dari SMP dan SMA Negeri karena jilbab dan tak ada yang bersuara lantang membela mereka.nbsp; Tak ada lembaga Islam (sekali lagi waktu itu)nbsp; yang mampu menjadi pressure grup agar merubah kebijakan yang tidak adil itu.nbsp; Seolah-olahpada masa itu menjadi anaknbsp; sholeh itu jadi identik dengan fanatisme agama, mendirikan negara Islam dst.nbsp; Kalau tidak ada pressure grup, maka orangbisanbsp; bebas membuka night club mempertontonkan tarian striptease di tengah warga t yang secara mayoritas tidak suka ada di dekat huniannya.nbsp; Kalau tidak ada pressure grub tempat perjudian bisa buka di tempat warga yang nota bene banayk penganutnbsp; muslim. Apa aparat kepolisian bisa dijamin menindak tempat-tempat ini? Saya melihatnbsp; memang perlu ada sebuah Pressure Grub untuk membela orang yangnbsp; menjalankan syariah agamanya tetapi dihalangi oleh sebuah sistem atau terhalang orang yang berkuasa.nbsp;nbsp;nbsp; Tetapi bukan untuk memaksa orang menjalankan syariah.nbsp; Perlu pressure grup untuknbsp; membela mayoritas warga yang tidak menghendaki tempat judi atau night club dekat rumahnya (kecuali kalau warga memang tidak menolak). Persoalannya apa iya FPI itunbsp; berdiri karena tujuan-tujuan ini?nbsp; Apa ada tujuan lain yang terselubung?nbsp; Misalnya kepentingan elite politik tertentu.nbsp; Mudah-mudahan memang murni.nbsp; Selain itu pressure grup kannbsp; bisa melakukan aksinya tanpa kekerasan (kekerasannbsp; hanya perlu kalau membela diri), tanpa aksis brutal atau melakukan pengerusakan terhadap bangunan apalagi sampai menciderai orang.nbsp; Suatu contoh pressure grub yang baik dan tidak anarki menurut sayanbsp; ialah doa para ulama menolak SDSB pada 1990-an (kalau nggak salah), pendudukan mahasiswa terhadap DPR/MPR Mei 1998,nbsp; aksi-aksi ibu-ibu korban orang hilang di Argentina. Yang menarik dari kasus FPI di Monas ini ialah sosok Munarman, Panglima Laskar Pembela Islam. Latar belakangnya ialah pernah menjadi aktifis YLBHI (Mantan Ketua YLBHI ?)nbsp; dan Kontras yang notabene juga dekat dengan Aliansi Kebangsaan, Apa yang mendorong Munarman masuk FPI? Apa karena hati nurani?nbsp; Saya menduga Munarman gelisah karena kuatnya peradaban kapitalisme. Ia seorang anti neo liberalisme. Bagi Munarman, kapitalismenbsp; itu lahnbsp; musuh Islam.nbsp; Tampaknya ia tidak bermaksud untuk memusuhi umat agama lain. Ia hanyanbsp; tidak suka adanya pihak tetentu darinbsp; Barat mengatur-ngaturnbsp; Indonesia.nbsp; Anti kapitalisme itu bukan berarti anti keberadaan Kristen atau agama lain.nbsp;nbsp; (Tetapi ini baru dugaan karena saya baca berapa wawancara dia dengan berbagai media). Namun bagaimana pun juga tindakan FPI di Monas juga tidak bisa dibenarkan.nbsp; Para pelaku penganiayaan tetap harus diproses.nbsp; FPI boleh-boleh saja dibubarkan, namun menurut sayanbsp; tetap harus ada pressure grub yang membela hak-hak umat.nbsp;nbsp; Kecuali kalau para elite politik di DPR sudah menjalankan fungsinya dengan baiknbsp; mungkin tak ada masalah. Kalau nggak?
Re: [GM2020] DUKUNG FPI !!!!!!!!!! (AYO BELAJAR OBYEKTIF)
--- On Thu, 6/5/08, Fadli Usman lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Fadli Usman lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [GM2020] DUKUNG FPI !! (AYO BELAJAR OBYEKTIF) To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Thursday, June 5, 2008, 3:30 PM Salam Saya mengajak kita semua belajar untuk obyektif. saya coba menanggapi topik ini dengan perspektif saya yang tidak memihak siapapun, namun saya mengasumsikan ada yang salah pada hal-hal tertentu. 1. FPI dan AKKBB tidak bisa dibubarkan karena merupakan hak dasar manusia untuk berserikat.Boleh dibubarkan kalau lebih banyak menimbulkan masalah.nbsp; Tetapi saya setuju setiap orang berhak berserikat.nbsp;nbsp; Kan bisa dibuat lembaga lain yang sealiran. 2. Ahmadiyah boleh hidup di Indonesia asal jangan menggunakan identitas ISlam, artinya agamanya ya agama Ahmadiyah atau aliran kepercayaan Ahmadiyah diluar Islam, orang yang mengenal banyak Tuhan saja boleh hidup disini kok, apalagi Ahmadiyah, akan tetapi jika Ahmadiyah tetap dgn identitas Islam maka itu yg harus di Bubarkan secara lembaga dan direhabilitasi secara sistem ,dsb, tapi bukan dengan KEKERASAN utk memusnahkan penganut AHMADIYAH Setuju 3. Anggota FPI yang melakukan anarkis harus dihukum, sebaliknya AKKBB yang yang berdemo tanpa izin seperti dilokasi yang ditentukan harus ditindak. Setuju sekali. Ini lebih bijak daripada membubarkan FPI. 4. AKKBB bukan kepanjangan JIL, karena terdiri dari beberapa orang di ormas Islam besar seperti Anshor dan Barisan Muda parpol lainnya, tetapi mereka bukan atas nama lembaga masing-masing. Setuju 5. BLT dan kenaikan BBM tidak ada hubungan sama sekali dengan Insiden Monas. Mungkin iya, mungkinnbsp; juga nggak.nbsp; Mudah-mudahannbsp; Insiden Monas tidaknbsp; bakal sama misteriusnya dengan insiden 13-14 Mei 2008.nbsp;nbsp; 6. Mari beropini dengan tidak mengisi hal-hal menuduh dan keliru. --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, lutfi Kobisi lt;ludien_kobisi@ ...gt; wrote: gt; gt; ada hikmah yang menjadi pembelajaran bagi kita semua gt; bahwa tuhan telah memperlihatkan dimana kebathilan gt; akan dibenamkan oleh kebenaran. gt; gt; tuhan itu maha pengasih dan penyayang, artinya FPI tidak mencerminkan gt; sifat2 ketuhanan (tidak punya rasa kasih dan sayang) dibenamkan oleh gt; Allah melalui organisasi lain yang lebih peduli dan menyayangi sesamanya. gt; gt; Hangat selalu, gt; Lutfi gt; gt; gt; gt; - Original Message gt; From: rolins kurniawan lt;[EMAIL PROTECTED] ..gt; gt; To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com gt; Sent: Wednesday, June 4, 2008 7:21:03 PM gt; Subject: Re: [GM2020] DUKUNG FPI !! gt; gt; gt; saya pribadi MENENTANG pembubaran FPI, karena saya gt; sudah tidak percaya lagi dengan lembaga yang sangat gt; menjunjung birokrasi, yang hampir selalu membenarkan gt; kesalahan, jika salah ya salah. saya pribadi butuh gt; lembaga/organisasi seperti FPI untuk menjunjung gt; kehormatan agama islam. gt; gt; jika tidak ada lembaga organisasi seperti FPI, apa gt; organisasi keislaman lain mampu menggantikan posisi gt; FPI yang selalu jeli menyingkapi dalam setiap gt; penyimpangan yang membahayakan akidah keislaman??? gt; gt; wassalam gt; gt; ROLINS HUMONGGIO gt; gt; --- romy echa lt;romy_bigfm@ yahoo. comgt; wrote: gt; gt; gt; MARI BERI DUKUNGAN KEPADA FPI gt; gt; gt; gt; Kalo pemerintah mengabulkan pembubaran FPI maka gt; gt; seharusnya pemerintah juga membubarkan AHMADIYYAH gt; gt; seCEPATnya dan Aliansi Keberagaman Agama dan gt; gt; Kepercayaan! gt; gt; gt; gt; Indonesia cuma mengakui 5 Agama gt; gt; (TITIK) baca undang2!! gt; gt; gt; gt; Nenza gt;
Re: [GM2020] SEPERTI APA FORMAT TV LOKAL YANG IDEAL UNTUK KOTA GORONTALO?
--- On Wed, 5/28/08, Pandu Nusantara lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Pandu Nusantara lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [GM2020] SEPERTI APA FORMAT TV LOKAL YANG IDEAL UNTUK KOTA GORONTALO? To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Wednesday, May 28, 2008, 6:26 AM Salam kenal Pak Heru, Kekuatan TV Lokal tentu saja pada kelokalannya yang tidak dimiliki oleh Stasiun TV Nasional. Tinggal bagaimana mengemas segmen lokal menjadi siaran yang menarik dan bermutu sehingganbsp; menariknbsp; pemirsa. Konten lokal ini terutama dalam bentuk peristiwa lokal, dialog lokal, trend lokal, kebutuhan informasi lokal. Contoh yang paling dekat adalah siaran Selamat Pagi Bupati (SPB) di Ratih TV Kebumen. Siaran dengan durasi 1 jam ini mampu mengalahkan siaran TV Nasional di kebumen. Ketertarikan pemirsa lokal karena siaran live ini menjadi alat kontrol sosial, segala hal yang terkait dengan kondisi sosial masyarakat bisa ditanyakan langsung pada Bupatinya.Comment Persoalannyanbsp; apakah SDM di Gorontalo mau dan mampu?nbsp; Saya pernah ngobrol dengan rekan saya yang pernahd itugaskan empat bulan di Wamena, Papua untuk sebuah stasiun televisi swasta yang ingin membuat televisi komunitas. Hasilnya bikin berita saja tiga jam, masuk kerja seenak-enaknya.nbsp; Kalau bisa bikin dulu sekolah atau kursus televisi atau kirim putra-putra Gorontalo kuliah di Broadcasting, Jakarta atau belajar dulu di televisi sini.nbsp;nbsp; Jangan sampai juga SDM yang sebeutlnya bagus malah kabur dan memilih kerja di Jakarta.. Walaupun mengandalkan konten lokal, TV lokal jangan terjebak dengan stereotip kedaerahan. Mengisi siaran dengan lagu-lagu daerah dengan hanya mengandalkan VCD seperti yang terjadi di salah satu Tv lokal yang ada di Gorontalo. Tidak ada masalah dengan lagu daerah, tetapi dengan penggarapan audio visual yang dikemas menarik dan modern, tayangan ini bisa lebih baik dari sekedar seperti memindahkan pita audio ke tayangan visual Comment: Kalau soal kontent lokalnbsp; saya setuju jangan terjebak setereotype kedaerahan. Tayangan luar nggak apa-apa diambil sepertinbsp; model National geographicnbsp; atau tayangan yang mengedukasi masyarakat agar mencintai lingkungannya tanpa mengguruinbsp; atau film luar dari negeri yang kulturnya bisa diterima di Gorontalo, misalnya film Iran (banyak yang bagus dari film Hollywood). Tayangan sinetron lokal boleh, tetapi sekali lagi SDM-nya mampu nggak? Apa mau artis dari Gorontalo seperti Cynthia Lamusu,nbsp; Sarah Idol main sinetron? Atau mereka mau ikutnbsp; acara satu jam bersama artis sukses asal Gorontalo? TV Lokal juga bukan sekedar peralatan canggih, studio yang cantik dan belasan karyawan. TV lokal harus didukung oleh dana yang besar untuk memproduksi siaran yang bermutu. Minimnya Production House di Gorontalo menjadi salah satu alasan TV lokal wajib didukung oleh siaran produk sendiri. Disamping dukungan dana juga dibutuhkan SDM yang memiliki beragam keahlian dan kreativitas.Comment: Memang begitu. televisi adalah industri.nbsp;nbsp; Pemasang iklan yang menjadi sumber dana tentunya juga punya hitungan.nbsp; Saya kira televisi lokal tumbuh kalau ekonomi masyarakat juga tumbuh.nbsp; Cara lain ialah televisi lokal berlangganan atau TV Cabel, tetapi berapa yang mau? Berapa uang yang mampu dibayarkan?nbsp; Televisi lokal tumbuh subur di negara sepertinbsp; Amerika karena ekonominya juga merata. nbsp; Hal lain yang perlu diperhatikan oleh TV Lokal adalah jam tayang.nbsp; Pemilihan jam tayang terkait persaingan dengan siaran TV Nasional yang sudah terlebih dahulu eksis. Menurut hasil penelitian Communications Executive AGB Nielsen Media Research yang dilansir Tempo Interaktif 8 Mei 2008, terjadi penurunan drastis pemirsa TV lokal di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan perubahan strategi pengelola TV lokal dengan meletakkan acara andalannya pada Primetime pukul 18.00 - 22.00 yang juga dibidik oleh TV Nasional. Di Surabaya, dari 18 ribu turun menjadi 13 ribu pemirsa perhari.nbsp; Tetapi sebaliknya di Makassar, dengan mebidik pada jam tayang alternatifnbsp; (bukan Primetime) terjadi kenaikan dari 1000 menjadi 2000 pemirsa perhari. Comment:Menarik. soal jam tayang ini. Jangan lupa Televisi nasional sifatnya serakahnbsp; karena pengiklannya menuntut demikian meraup pemirsa seluasnya dan jangan lupa lembaga surveinbsp; juga harus dikritisi bias kepentingan. Mungkin itu dulu yang bisa kita diskusikan, semoga di lain hari ada kesempatan untuk berdiskusi lebih banyak. Rgrds, Pandu Pada 26 Mei 2008 21:22, heru lt;[EMAIL PROTECTED]gt; menulis: Terima kasih salam kenal juga buat pak Arfan, Pak Kibor dan Titien. Dalam kesempatan ini kami ingin sharing ke semua anggota Milis mengenai format TV lokal seperti apa yang sesuai dengan Gorontalo. atau seperti apa TV Lokal yang diinginkan Masyarakat Gorontalo. Saat ini di Kota Gorontalo telah ada beberapa
Re: [GM2020] Lokalisasi Atau Globalisasi
--- On Thu, 5/22/08, kilo_r29 lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: kilo_r29 lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [GM2020] Lokalisasi Atau Globalisasi To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Thursday, May 22, 2008, 11:03 PM dua kata yang hampir sama tapi mempunyai makna yang berbeda. kira2 pemerintah daerah mengadopsi yang mana ya.Saya menduga kalau ada yang setuju lokalisasi berangkat dari ide Ali Sadikin sewaktu menjadi Gubernur DKI agar PSK tidak berkeliaran di mana-mana dan bisa dikontrol soal kesehatan. Penyebaran Penyakit HIV/AIDS bisa lebih dikontrol.nbsp; Jakarta sangat heterogen. Ada pelaut-pelaut mancanegara yang sekadar mampir (makanya lokalisasi di Kramat Tunggak dekat Tanjung Priuk) dan setahu saya zaman Hindia Belanda juga ada lokalisasi di Kali Jodo.nbsp; Dengan ada lokalisasi angka penyakit kelamin bisa lebih dipantau. Saya pernah baca artikelnya tentang prostitusi Tempo Doeloe..nbsp; Tentunya juga soal uang... Persoalannya Gorontalo bukan Jakarta. Masyarakatnya lebih homogen. Nilai-nilai islamnya masih kuat. Saya juga pernah baca di Aceh Utara tahun 1990-an ada reaksi keras terhadap pelacuran yang dilakukan pendatang, baik PSK-nya maupun pemakainya.nbsp; Jadi memang tidak tepat lokalisasi di Gorontalo.nbsp; Untuk Gorontalo saya bersikap tidak setuju.nbsp; Begitu juga untuk Aceh dan beberapa daerah lain yang kental nilai ke-Islamannya. Hanya saja soal pelacuran yang disalahkan selalu perempuannya. Mengapa dalam jarang saya lihat yang disorot lelaki pemakainya. Lebih senang digaruk perempuannya. Padahal dalam masyarakat patriarki penyebab ada pelacuran adanya konsumennya. Tanpa konsumen bisnis ini mati sendiri. Jadi konsumennya yang harus dibuat kapok. Pertanyaan saya kalau ada ide lokalisasi siapa sih konsumen yang dituju di Gorontalo? Kebutuhan para pendatang (entah wisatawan atau pebisnis)nbsp;nbsp; atau kebutuhannbsp; lelaki setempat?nbsp;nbsp; Perlu ada survei untuk itu.nbsp; Hingga bisa tahu penyebabnya apa. Saya pernah ke Gorontalo bersama satu rombongan udah lama 10 tahunan lalu, ada dua anggota rombongan bisik-bisik berburu dagingnbsp; ketika kita singgah di Gorontalo.nbsp; Dua orang itu menghilang dan misah dari rombongan entah ke mana selama berapa jam. Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages |Files |Photos |Links |Polls |Members |Calendar Majulah Gorontalo kita! Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity nbsp;1 New Members Visit Your Group New business? Get new customers. List your web site in Yahoo! Search. Cat Groups on Yahoo! Groups discuss everything related to cats. Wellness Spot on Yahoo! Groups A resource for living the Curves lifestyle. .
Re: [GM2020] Petisi: Tinjau Kembali Tayangan Idola Cilik dan Tayangan-tayangan yang Tidak Sesuai dengan Usia Anak di Televisi Nasional
Ada tiga gelombang penyanyi cilik menurut saya, yaitu gelombang 1970-an, gelombang 1990-an dan gelombang 2000-an. Gelombang pertama 1970-an didominasi oleh anak-anak penyanyi juga, misalnya Chicha anak Nomo Koeswoyo Koes Plus, Adi Bing Slamet anak Bing Slamet, Vien Is Haryanto, Joan Tanamal, Bobby Shandora Muchsin walaupun ada yang bukan seperti Ira Maya Sopha, Diana Papilaya, Dina Mariana, Nourma Yunita... Gelombang pertama ini membawa lagu-lagu yang memang untuk anak-anak. Misalnya Lagu Chicha Heli, Kelinciku atau Boneka Poni-nya Ira Maya Sopha, Kodok-nya Joan Tanamal dialog antara anak dan ibu...Gaya mereka juga gaya anak-anak... tidak ditampilkan dewasa...pada waktu itu sebagian dari penyanyi cilik itu punya film-nya sendirinya yang juga film anak-anak..Chicha, Diana, Joan, dan sebagainya...hingga cvitranya memang anak-anak. Menurut saya film-filmnya juga normatif, menghormati orang tua, sopan santun, tidak ada lasan untuk melihat sisi negatif dari penyanyi cilik ini. Hanya saja apa yang terjadi ketika mereka dewasa? Diana Papilaya yang menyelesaikan pendidikan sarjananya Jurusan arsitektur Universitas Trisakti dan punya karir gemilang di luar dunia entertainment. Ira Maya Sopha pendidikannya tidak begitu sukses, tetapi ia punya karir gemilang di dunia film saat ini. Kita lihat Chicha Koeswoyo tenggelam dan pendidikannya nggak terlalu bagus,untung kehidupan perkawinannya baik sampai sekarang, Adi Bing Slamet masih terus eksis dan punya album dewasa, namun kehidupan perkawinannya sempat suram, juga Sari Yok Koeswoyo, Joan Tanamal sempat kena narkoba namun sempat kuliah.. Irwanto, dosen dari Unika atmjaya pernah saya wawancarai dan bilang bahwa penyanyi cilik punya resiko akan hancur-hancuran hidupnya di masa dewasanya. Heintje umpamanya, penyanyi cilik dari Jerman mengalami hal itu... Walau pun tidak selalu terjadi, namun pada kasus penyanyi cilik 1970-an sebagian terjadi.. Saya sendiri cenderung bilang gelombang pertama penyanyi cilik lebih positif. Oh, ya televisi cuma satu yaitu TVRI. Kita lihat gelombang kedua, ada Eno Lerian, Trio Kwek Kwek, Joshua,Agnes Monica, Mereka hadir di kala televisi swasta bermunculan... pencipta lagu mereka sudah komersial dan inilah era penyanyi cilik dipaksa menjadi dewasa. Hal ini pernah saya kritisi sewaktu kerja di sebuah majalah berita. Lagu anak-anak sudah menjadi industri.. Apa yang terjadi ketika mereka dewasa? Lihat saja di Infotainment. Umumnya mereka terus berkarir di dunia entertainment dan tak seorang pun yang punya karir di luar entertainment seperti penyanyi cilik 1970-an. Namun ada yang positif seperti Sheirina yang luar biasa, pendidikan tak tertinggal, mampu bikin lagu, fenomenal terhadap permusikan Indonesia, dan bila ditelaah ternyata kontrol orang tuanya cukup ketat hingga Sherina tidak dieksploitasi saja.. Dhea Ananda dan Leoni juga terkontrol, Marshanda juga...mereka di bawah menajemen keluarga yang baik-baik..Juga Tasya.. Gelombang berikutnya adalah penyanyi clik model kontes seperti AFI dan sejenisnya kelihatannya hanya menjiplak kontes orang dewasanya persis sama kayak tangis-tangisan... mereka sudah jadi industri. Mengapa mereka nggak disuruh membawakan lagu-lagu AT Mahmud atau Ibu Kasur dengan gaya baru? Bagaimana mereka dewasa nanti waktu menjawabnya? Tetapi televisi dominan sekali, semua hitungannya adalah komersial, kapitalistik, tiruan model televisi di negara barat... Saya khawatir pada gelombang ketiga ini. Irvan Sincerely, The Undersignedhttp://www.petitiononline.com/mod_perl/signed.cgi?wrmindo http://www.petitiononline.com/wrmindo/ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [GM2020] Apresiasi FILM A2C (Ayat Ayat Cinta)
Bagaimana pun juga Ayat-ayat Cinta di atas rata-rata film Indonesia yang beredar setahun belakangan ini. Di sejumlah bioskop di Jakarta full box untuk semua jam pertunjukkan. Yang antri bukan hanya ABG tetapi rombongan ibu-ibu. Di Bioskop dekat rumah saya, karcis habis hingga dua pertunjukkan di depannya. Misalnya jam 2, pertunjukkan jam 4 dan jam 6 habis. Ludes. Akting Fedi Nuril memang nggak terlalu istimewa. Kecuali dalam berapa degan dia berhasil menggambar kegamangan Fahri. Misalnya waktu di penjara sholatnya terganggu kekhusyuannya dan air matanya bercucuran. Ini sangat manusiawi. Akting Carrisa Puteri pemeran Maria, Rianti Cartwright pemeran Aisyah begitu bagus. Ketika Aisyah meminta Fahri menikahi Maria lalu dia memangis ke luar kamar rumah sakit dan dihibur ibu Maria itu juga sangat menyentuh. Maria penagnut Kristen koptik faham Al Qur'an terutama surat Maryam sangat meyakinkan, dialognya dnegan Fahri di Metro. Cariisa juga main bagus ketika dia berinetraksi dengan Fahri maupun dengan teman sekamar Fahri. Banyak adegan dahsyat ketika seorang pria Mesir memaki Aisyah karena membantu turis Amerika, seorang ibu tua dan putrinya denagn memebrinya tempat duduk. Orang Amerika kafir dan teroris karena membom Afganistan dst...jadi nggak layak diperlakukan baik. Fahri lalu mengingatkan Nabi mengajarkan memuliakan tamunya... lewat adegan itu bahwa orang Mesir yang semena-mena terhadap turis asing sama ngawurnya dengan Bush yang memerintahkan penyerangan Irak, Afghanistan... Walaupun banyak yang tidak setuju bahwa Ayat-ayat Cinta adalah film Islami. Saya setuju cara dakwah yang menarik di zaman MTV ini dengan cara itu atau cara Deddy Mizwar dalam filmnya. Tidak sok menggurui dan dengan gaya anak muda sekarang? Kalau ingin film denagn idealisme ya bintangnya harus yang top seperti Gie diperankan Nicholas Saputra, baru kena di hati anak muda...atau Deddy Mizwar mengggunakan Tora Sudiro dalam Naga Bonar Jadi 2. Saya rekomendasi film ini dengan tiga bintang. Cuma ada pertanyaan saya pada ceritanya, mengapa polisi Mesir begitu mudah menangkap Fahri karena pengaduan perkosaan dari seorang perempuan Mesir yang sudah terjadi berapa bulan lalu (karena hamil). Dalam novelnya disebutkan Mesir menagnut praduga bersalah..boleh jadi. Apa semua negara Arab begitu? Hanya saja kok giliran TKW Indonesia diperkosa susah banget dapat keadilan? Apa karena wanitanya bukan orang Arab dan pelakunya orang Arab? -Original Message- From: Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] Sent: 2008-03-02 11:21:54 GMT+08:00 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: Re: [GM2020] Apresiasi FILM A2C (Ayat Ayat Cinta) ** Tapi sayang yaâ¦.. GORONTALO kita yang tercinta belum mempunyai bioskop seperti XXI. Jangankan bioskop yang sekaliber XXI, bioskop yang biasa aja sepertinya sudah tidak ada di Gorontalo, bahkan sudah di tutup. ** Bung Ramang, walupun di Gorontalo gak ada bioskop (lagi) tapi kita di Gorontalo juga bisa nonton Ayat-Ayat Cinta juga (kualitas DVD malah), saya sampe bosan nontonnya karena dah ada di Laptop saya Filmnya. Ok..Gak papa kok biar gak nonton di Bioskop tapi minimal kita bisa tahu bahwa Film itu gak persis banget sama novelnya...OK... Mengenai statement dari bung ramang Tapi sayang yaâ¦.. GORONTALO kita yang tercinta belum mempunyai bioskop seperti XXI...Sabar dikit kenapa? Orang BCA aja baru buka, semua itu butuh proses euyJadi kalau ada modal silahakan invest di Gorontalo, jangan hanya ngomong-ngomong aja yaOK. Jangan melihat Gorontalo menggunakan kacamata kita yang selalu melihat dimana kita berada, ya terang jauh lah...Ok Kaka Bolo Maapu, AL Majulah Gorontalo kita! Yahoo! Groups Links Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
Re: [GM2020] Kasus Kelaparan Bukti Elit Politik Tak Peka Lingkungan Sosial
Saya gatal untuk komentar.. Terlepas dari kematiannya karena kelaparan atau diare atau apa tetap saja kemiskinan jadi faktornya. Padahal UUD 1945 sudah mengamanatkan Fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara Yang terjadi malah rakyat mensubsidi pemerintah buat orang miskin. Contohnya penumpang bus yang kasih pengamen Rp 500 atau Rp.1000 itu juga subsidi atau kasih anak jalanan..Bukankah harusnya pemerintah yang menolong, kasih modal kek... Malah yang terjadi seperti di Jakarta adalah pemberantasan kemiskinan. Maksudnya orang miskin diberantas. Pedagang kaki lima yang mau kerjakeras digusur dan harus mengalah untuk kepentingan bisnis besar atau dengan dalih lahan terbuka hijau dst...loh bukankah mal yang bikin habis lahan terbuka hijau? Yang bikin kesal kok duit untuk anggota DPR atau DPRD minta naik gaji atau fasilitas selalu tersedia...? Irvan --- verrianto madjowa [EMAIL PROTECTED] wrote: semoga kejadian seperti dibawah ini tidak ada di gorontalo. verri === http://antara.co.id/arc/2008/3/3/kasus-kelaparan-bukti-elit-politik-tak-peka-lingkungan-sosial/ 03/03/08 12:28 Kasus Kelaparan Bukti Elit Politik Tak Peka Lingkungan Sosial Jakarta (ANTARA News) - Kematian seorang ibu hamil beserta anak balitanya di Makassar, pekan lalu yang diduga akibat kelaparan, dapat disebut sebagai salah satu bukti bahwa elit politik di Indonesia saat ini tidak memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial. Sekretaris Dewan Nasional Setara Institut, Rm A Benny Susetyo Pr, Senin, di Jakarta, mengatakan bahwa elit politik yang seharusnya melayani masyarakat, sekarang cenderung tidak memiliki kesadaran akan kemanusiaan dan keadilan. Kondisi ini akibat dari perlakuan para elit yang menempatkan politik sebagai pertarungan kapital dan kapitalisme politik telah menciptakan hilangnya kesadaran bahwa berpolitik tidak lagi untuk melayani rakyat, melainkan logikanya berbalik dengan menjadikan politik sebagai perdagangan jabatan,,kata Benny. Menurut Benny, keutamaan pejabat publik untuk peka terhadap penderitaan rakyat sudah hilang dan ketidakpekaan itu merupakan cermin dari matinya akal sehat dalam menciptakan keadaban politik. Sementara itu, politisi dari Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf mengajak semua warga untuk menghentikan kebohongan publik dan menegakkan keadilan. Nurhayati mengharapkan para pejabat pemerintah daerah untuk memikul tanggung jawab, bukan hanya menyalahkan pemerintah pusat dalam kasus seperti musibah yang menimpa keluarga penarik becak di Makassar itu. Era reformasi yang ditandai dengan semakin kuatnya pemerintahan daerah dengan sistem otonomi daerah, seharusnya bukan sekedar dipandang dari sisi jabatan dan kedudukan pejabat daerah, melainkan juga diikuti tanggung jawab pejabat terhadap rakyat yang telah memilih mereka sebagai pemimpin. Pemerintah pusat, menurut Nurhayati, telah mengeluarkan banyak kebijakan yang pro-rakyat kecil melalui pemberian berbagai dana khusus di bidang kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan. Jika bantuan-bantuan itu tidak sampai ke rakyat di daerah, maka perlu diusut penghambatnya, dan dicari tahu siapa yang harus bertanggungjawab, tegasnya. Warga Makassar, Dg Basse (35), yang sedang hamil dan anaknya Bahir (5) meninggal dunia Jumat pekan lalu dan dilaporkan akibat kelaparan. Namun pejabat Dinas Kesehatan setempat kemudian membantah korban meninggal akibat kelaparan, tetapi akibat kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) yang terjadi karena kedua korban terserang diare. (*) Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [GM2020] Re: Bioskop di Gorontalo
--- imusafir [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin akan lebih Baik kalau Gorontalo itu menjadi satu-satunya Propinsi di Indonesia yang tidak punya bioskop karena selain lebih banyak mudharatnya, keberadaan bioskop bukanlah indikasi kemajuan suatu daerah... malah menjadi sarana Penjajahan pemikiran dalam bentuk yang lebih modern. Bolo Maapu Musafir Nggak juga Bung Bolo soal mudarat atau tidak tergantung film apa yang diputar. Lagi kriteria film yang mudarat itu apa sih? Saya kira bioskop perlu ada. Karena bisa jadi sarana pengembangan budaya. Bioskop juga bisa menjadi tempat acara kesenian. Nggak perlu besar-besar..seperti di Gothe Institute di Jakarta kapasitas seratusan orang...Bioskop bisa jadi tempat mahasiswa berapresiasi... Yang nggak perlu ada itu mal. Saat ini Gorontalo jangan sampai ada pusat shopping centre yang menimbulkan sifat konsumtif kecuali kalau tingkat perekonomiannya sudah tinggi. Jangan sampai seperti di Bandung, masyarakatnya dipaksa menjadi Jakarta. Yang terjadi seperti belalang pengunjung mal yang cuma segitu-segitu saja pindah ke mal yang baru dan meninggalkan yang lama...akibatnya mal lama sepi... Irvan --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Kata saya pe spupu kalau dulu di Gtlo itu bnyk bioskop. Ada bioskop Abdi Budaya di Telaga, Murni (skrng jdi t4 esek2), Pelita, Ideal, bioskop bwakaraeng Lmboto, dgn yg satu lagi di jl andalas. Selain itu ada bnyak layar tancapnya jga. Katanya lagi bioskop di Gtlo biasanya putar film2 lokal seperti ratapan kuburan anak tiri, tarzan kota, sayur (?) sepuh dll. Namun beralih ke film bollywood hingga film ranjang bergoyang yg posternya wuih... Terus sebelum di putar biasanya di umumkan di jalan raya dgn mobil keliling kampung pake pengeras suara Saksikan saudara...Film yg dibintangi oleh Farouk afero, roy marten, rano karno di bioskop pelita dgn judul..Beranak dalam kubur...Nanti malam jam 7 sekarang dgn luasnya pengguna vcd dvd blueray dan hadirnya odiva, ezy, ultradisk.. Kian melengkapi hiburan keluarga. Saya dan kawan2 sih pernah ada rencana bikin film indie genre horror dgn lokasi di lab mipa UNG, skenario udah ada. Perlengkapannya juga. Cuma kendalanya gak ada yg mau jadi kuntilanak. Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [GM2020] 2050 Jakarta Utara Tenggelam
Loh, kalau itu terjadi tidak mengherankan... saya pernah menulis di sbeuah media lokal di Kelapa Gading berapa tahun lalu bahawa tanah di Sunter di Jakarta Utara sudah turun karena beban bangunan, Kelapa Gading bebas banjir maksudnya banjir bebas masuk Kelapa Gading..:) Kelapa Gading saluran airnya amburadul dan tidak tertata padahal malnya ada tujuh dan pemukiman cluster elite-nya banyak... Solusi mereka sih gampang aja..mereka tinggikan tanah mereka sendiri, maksudnya hanya berapa cluster dan tempat apartemen atau wilayah bisnis yang duitnya kencang. Ya..mereka ini nggak banjir yang kebanjiran rumah orang yang duitnya nggak kencang... --- ramang H.demolinggo [EMAIL PROTECTED] wrote: 2050 Jakarta Utara Tenggelam Mon Mar 3, 2008 3:03 pm Refleksi: *Jakut tengelam, mungkin juga segera akan menyusul Jaksel, karena sekarang ombak semkin besar. Jadi mungkin tak banyak bisa dilakukan selain mengucapkan: Bye bye Jakarta, Adios! Wah, seram! Kalau bukan pembangunan yang menyebabkan, maka pasti kutukan Illahi. Bila demikian halnya maka pertanyaannya ialah apa alasan Allah untuk mencemplungkan Jakarta ke dasar laut Jawa?* http://www.suarapem baruan.com/ News/2008/ 03/01/Utama/ ut01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY 2050, Jakut Tenggelam *Kondisi Jakarta juga diperparah oleh turunnya permukaan tanah akibat pola pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Rata-rata penurunan muka tanah di Jakarta berkisar 0,87 cm per tahun.Keberadaan gedung-gedung pencakar langit yang menghujam tanah Jakarta perlu dikaji ulang.* [JAKARTA] Laju pemanasan global yang berlangsung saat ini mengancam kelestarian sejumlah kawasan di Indonesia. Dalam 100 tahun terakhir suhu permukaan bumi naik satu derajat Celsius, dan mengakibatkan naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Menurut Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Keluatan dan Perikanan Indroyono Susilo kepada *SP*, di Jakarta, Sabtu (1/3), fenomena tersebut bisa dilihat dengan semakin tingginya intensitas tumpahan air laut ke darat (rob), termasuk banjir besar yang merendam sebagian wilayah di DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Lumpuhnya Bandara Soekarno Hatta, juga tak lepas dari akibat fenomena naiknya muka air laut. Berdasarkan simulasi yang dilakukan BRKP, pada tahun 2050, sekitar 25 persen wilayah Jakarta Utara (Jakut) akan tenggelam. Kawasan seperti Ancol, Pantai Indah Kapuk, Koja, dan Tanjung Priok hilang dari peta Indonesia. Kawasan seluas 160 kilometer persegi atau sekitar 25 persen wilayah Jakarta akan tenggelam secara permanen, ungkap Indroyono. Secara kasat mata, lanjutnya, tanda-tanda awal tenggelamnya kawasan itu bisa dilihat dari garis pantai di utara kota yang dulu bernama Batavia ini, sudah berubah. Garis pantai mulai masuk ke daratan akibat proses abrasi (pengikisan daratan oleh air laut). Laju kenaikan muka laut rata-rata 0,57 cm per tahun. Kecepatan naik muka air laut di beberapa wilayah utara Jakarta berbeda-beda. Tetapi, menurut hasil penelitian tim dari Institut Teknologi Bandung, tren yang muncul menunjukkan kenaikan. Pada 1925, kondisi muka laut di Teluk Jakarta tercatat 51,19 cm. Dalam 25 tahun berikutnya (1950), muka laut bertambah 14,37 cm. Pada 25 tahun selanjutnya (1975), terjadi kenaikan muka laut 14,38 cm. Jumlah kenaikan muka laut Teluk Jakarta setiap 25 tahun berada di kisaran 14,37 cm, atau rata-rata kenaikan per tahun 8 mm. Berdasarkan asumsi tersebut, pada 2050 diperkirakan muka laut di Teluk Jakarta akan mencapai 123,06 cm (1,23 meter). Indroyono mengingatkan, hasil riset lembaga penelitian internasional dari badan riset Australia yang menyebutkan kenaikan muka laut yang secara berangsur-angsur menunjukkan tren kenaikan, akan mengancam kelangsungan negara kepulauan. Dalam penelitian itu disebutkan, pada 2001, Tuvalu, negara kepulauan di Samudera Pasifik, terpaksa mengungsikan 11.000 warganya akibat kenaikan muka laut. Tuvalu terpaksa menandatangani perjanjian dengan Selandia Baru, agar mau menerima warganya yang terpaksa diungsikan. Kondisi ini tidak terlepas dari peristiwa yang terjadi pada 1995-2002, yakni semenanjung Kutub Selatan kehilangan sandaran es seluas 12.500 kilometer persegi, atau setara empat kali lipat luas wilayah Luksemburg. Jika masyarakat Jakarta termasuk pemerintah tidak mengambil langkah-langkah positif, misalnya memperbaiki wilayah pesisir dengan menumbuhkan kembali vegetasi bakau, bukan tidak mungkin sebagian warga Jakarta akan menjadi pengungsi cuaca seperti yang dialami warga Tuvalu. Sementara itu, peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Armi Susandi mengatakan, kondisi Jakarta juga diperparah oleh turunnya permukaan tanah akibat pola pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Rata-rata penurunan muka tanah di Jakarta
Re: [GM2020] Bangsa Muslim di Eropa Merdeka
--- balibudu [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada akhir 1992 (seingat saya) saya pernah membaca artikel Majalah Times. Ada laporan yang menyebutkan bahwa negara-negara besar akan cenderung pecah. Kanada akan menghadapi masalah Queebec-nya. Sebuah negara bagian yang berbahasa Prancis. Sedangkan Kanada mayoritas Inggris. Cina menghadapi masalah Tibet. Sedangkan Indonesia menghadapi persoalan Aceh, Papua, Timor Timur dan Maluku Selatan. Kenyataannya 1999 Timor Timur lepas. Persoalannya memang kencenderungan konflik etnis, agama, ras hingga bahasa seperti yang pernah ditulis Clifford Geertz masih laten (pelajaran wkatu kuliah dulu dua puluh tahun lalu). Sri Lanka yang negara kecil saja masih ada seperatis seperti Tamil. Konflik etnis menjadi kuat manakala diperkuat oleh ketidakadilan ekonomi. GAM menjadi kuat karena uang dihasilkan industri di Aceh Utara tidak berimbas pada penduduk asli. Papua juga begitu. Ada beberapa penelitian tentang itu sepanjang 1990-an. Awalnya kan pembentukan propinsi baru ada juga yang berawal dari perbedaan etnis dan agama atau persoalan primordial lainnya. Gorontalo misalnya memang beda dari Sulawesi Utara. Secara sejarah, budaya, agama yang saya baca memang bisa dimengerti menjadi propinsi baru. Banten juga saya faham karena memang akar sejarahnya kuat. Mereka memang beda dari Jawa Barat, padahal sama-sama berbahasa Sunda (hanya lebih kasar Banten). Hanya kadang-kadang tidak konsisten. Misalnya kalau pakai semangat primordial, harusnya Riau Kepulauan tidak perlu pisah dari Riau Daratan. Harusnya Sumatra Timur (deli, medan) gabungnya dengan Riau kan sama-sama Melayu? Tapanuli bisa jadi propinsi sendiri, karena etnis dominan di sana jelas. Oke, kembali ke persoalan separatis. Saya kira Aceh nggak lagi akrena tuntutan mereka sudah dikabulkan. Harusnya Papua juga diakomodir keinginannya. Saya kira kalau mereka lepas bakal punya persoalan etnis juga. Papua Nugini saja sering perang suku. Lihat kini Timor Timur sudah satu etnis masih berantam soal kekuasaan. Di Eropa sana kecenderungan negara kecil hal yang biasa. Itu ada akarnya ada dalam sejarahnya. Di sana negara kota sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Peta Eropa sering mengalami perubahaan dari abad ke abad. Eropa bagian Timur memang laten karena masalahnya kompleks. Sudah masalah etnis dtambah masalah ketidakadilan ekonomi. Di Eropa Barat saja yang lebih makmur masih ada separatis seperti Basque di Spanyol. Mengenai sikap Indonesia saya setuju dengan kebijakan Deplu memang harus hati-hati dan mengkaji dulu untuk memberikan pernyataan. Harus dihitung implikasinya pada republik ini nanti-nantinya. Jangan terbawa semangat bahwa ada Republik Muslim Merdeka di Eropa. Jangan lupa kemungkinanAmerika Serikat memang ingin punya sekutu di Eropa Timur. Mereka ingin punya sahabat muslim. Bagaimana nanti kalau kemerdekaan Maluku Selatan yang mayoritas Kristen tiba-tiba diakui negara barat? Bukankah nantinya semangatnya sama He..ada republik kristen di nusantara? Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping