[GM2020] Fwd: 04 January 2008 - Globefish Newsletter dan Program Rp 3 Milyar/Kecamatan

2008-01-20 Terurut Topik Bakri Arbie
Yth Rekan-rekan Milis,
   
  Mohon tanggapan lagi dari rekan-rekan.Kata Bung Henk adakalanya mesti diulang 
agar
  tidak terlupakan begitu saja.Odu olo.

Note: forwarded message attached.

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.--- Begin Message ---
Yth Rekan-rekan milis,
   
  Setelah Kongres Inovasi saya ingin mengusulkan topik Pembangunan Masyarakat 
Desa.
  Terutama adanya informasi tentang Program Rp 3 Milyar/kecamatan yang mestinya 
sudah mulai diluncurkan akhir tahun 2007 dan mulai pelaksanaannya tahun 2008.
  Tujuan dari Program Pro POOR presiden SBY adalah bantuan Rp 3 
Milyar/Kecamatan adalah peningkatan ekonomi pedesaan dengan cara membuat Usaha 
Kecil,Mikro bahkan menengah,membuat infrastruktur yang dirasakan penting oleh 
masyarakat setempat.
  Usaha rakyat baik usaha sendiri,usaha dengan pegawai/pekerja 3 orang,5 orang 
bahkan
  sampai 10 ataupun 25 orang.
  Saya pernah bicara dengan pengusaha sukses dari Poso,tentang UKM dan beliau 
mengatakan bahwa berusaha adalah Sunnah Nabi Mohammad SAW.Hal yang jarang 
diungkapkan oleh para Alim Ulama kita.
   
  Apa yang perlu dilakukan masyarakat tingkat desa/kecamatan ?
  Tahap Pertama adalah kumpulkan data keadaan desa,demografi,sumber daya yang 
ada,
  pendidikan,usaha yang sudah ada didaerah,pemimpin lokal formal maupun 
informal,kebijakan ataupun budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk dunia 
usaha.
  Dari DATA yang terkumpul misalnya Kecamatan Telaga diidentifikasi ada 1000 
orang 
  yang memerlukan kerja, maka perlu dikaji usaha/produk/jasa apa yang akan 
diciptakan dan berapa pegawainya agar usahanya bisa tumbuh,mempunyai daya saing 
dan market yang
  baik lokal maupun regional.Kalau bisa punya usaha dengan pekerja 10 
orang,maka diperlukan 100 unit usaha.
  Perlu Business Plan dengan data riil lapangan agar benar usahanya bisa tumbuh.
  Sebagai gambaran di Amerika terdapat 12 sukarelawan eks 
pengusaha/entrepreneur
  untuk membina agar usaha pedesaan bisa tumbuh.
   
  Mengingat pekerjaan besar dalam memakmurkan pedesaan maka Konsep yang 
digunakan
  adalah ABCD dan ABG.
  Asset Based Community Development/ABCD ini yang dibahas/analisis oleh ABG atau
  A adalah Akademisi/Orang Pintar/Inventor/Alim Ulama lokal ditambah dengan 
Akademisi dari luar daerah untuk membantu kalau diperlukan.Misalnya bagaimana 
membuat Aquaculture dalam perikanan ataupun membuat minyak bakar dari pohon 
jarak atau memelihara sapi dengan lebih efisien dan berkelanjutan.Terlampir 
data Perikanan Dunia.
  B adalah Pe-Bisnis yang berniat untuk USAHA atau para Entrepreneur lokal yang 
akan mendapatkan dana bergulir untuk usahanya.
  G adalah Government yang menyediakan dana,memberikan teknologi tepat guna 
ataupun 
  mencarikan Market seperti apa yang telah dilakukan Pak Fadel untuk 
jagung,sapi dan
  mungkin nanti Ikan.Perizinan usaha/pajak dan ekspor yang tidak berbelit.
  Terlampir data/informasi tentang Perikanan DUNIA kalau mau terjun ke pasar 
Dunia.
  Semua hal diatas memerlukan Cm atau Critical Mass yang singkatnya adalah kalau
  saya mau membuat bom nuklir kalau dibawah massa tertentu dipastikan tidak 
bisa meledak.Jadi perlu ada critical mass atau resource untuk menjawab 
tantangan ekonominya.
  Misalnya Eropa bergabung untuk bisa bersaing dengan Amerika dan Asia Pacific.
  Begitu pula Kecamatan harus bisa mencapai critical mass untuk bisa 
menumbuhkan desanya.Dalam arti perlu kajian ABCD untuk bisa menumbuhkan 
pedesaan yang
  kita inginkan dan tidak tergantung pada aspirasi tanpa kajian ABCD-nya.
  Perlu teknologi tepat guna untuk daerah bersangkutan,manajemen usaha yang 
benar,
  pekerja yang punya niat dan motivasi yang kuat.
  Hal ini untuk mencegah agar jangan terjadi seperti cerita Bung Henk tentang 
pedesaan
  Gorontalo yang tetap miskin.
  Cina dengan KONSEP ABG lebih revolusioner dengan mengangkat pejabatnya juga 
sebagai manager usaha desa sehingga mereka mendapat pembagian keuntungan dari 
usaha daerah,jadi benar usaha dan bukan jadi peminta-minta dengan cara 
mempersulit usaha.
  Hal ini yang disebut sebagai BUERAU-PRENEUR.
  Nah gabungan BUEREAU-PRENEUR dengan ENTREPRENEUR dibantu dengan DANA
  Rp 3 Milyar/Kecamatan dengan Konsep ABCD dan ABG mudah-mudahan bisa jalan di 
  Indonesia atau at least GORONTALO yang berada dalam jangkauan pemikiran kita.
  Cina ekonominya bisa tumbuh diatas 10 %/tahun karena konsep ini.
  Namun hal diatas tidak cukup,UKM perlu dipantau bagaimana jalannya agar bisa 
diidentifikasi dari awal sukses tidaknya.Monitor dan Evaluasi dengan Sistem 
Informatika
  atau SMS perlu dilakukan agar usaha dan modal yang diberikan tidak MUBAZIR 
jadinya.
  Kebiasaan kita adalah program diluncurkan tapi tidak ada pemantauan yang 
senantiasa
  memberikan umpan balik untuk corrective action.
  Kalau sudah terlambat corrective action maka jadilah kemubaziran.
  Pada para Moderator ataupun Kelompok SSG atau yang minat bisa menjadi 
Pengumpul DATA untuk ABCD
 

RE: [GM2020] Fwd: 04 January 2008 - Globefish Newsletter dan Program Rp 3 Milyar/Kecamatan

2008-01-08 Terurut Topik R. H. Uno
Dear pak Bakri,
 
Ruarr biasa visi anda untuk memajukan Gorontalo,salut! Tinggal
follow-upnya..semoga pemerintah daerah meresponsnya dengan baik.
Barangkali te Nino bisa meneruskan ide ini melalui media di Gorontalo,
te Arter bisa cerita ini ke Bappeda, te Arifin Suaib bisa sampaikan ini
ke David Bobihu, demikian pula teman2 lain yang SUDAH didalam organisasi
Pemda.
 
Wass.OH
 
-Original Message-
From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Bakri Arbie
Sent: Wednesday, January 09, 2008 5:50 AM
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Cc: Budi Setiawan Dr.; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [GM2020] Fwd: 04 January 2008 - Globefish Newsletter dan
Program Rp 3 Milyar/Kecamatan
 
Yth Rekan-rekan milis,
 
Setelah Kongres Inovasi saya ingin mengusulkan topik Pembangunan
Masyarakat Desa.
Terutama adanya informasi tentang Program Rp 3 Milyar/kecamatan yang
mestinya sudah mulai diluncurkan akhir tahun 2007 dan mulai
pelaksanaannya tahun 2008.
Tujuan dari Program Pro POOR presiden SBY adalah bantuan Rp 3
Milyar/Kecamatan adalah peningkatan ekonomi pedesaan dengan cara membuat
Usaha Kecil,Mikro bahkan menengah,membuat infrastruktur yang dirasakan
penting oleh masyarakat setempat.
Usaha rakyat baik usaha sendiri,usaha dengan pegawai/pekerja 3 orang,5
orang bahkan
sampai 10 ataupun 25 orang.
Saya pernah bicara dengan pengusaha sukses dari Poso,tentang UKM dan
beliau mengatakan bahwa berusaha adalah Sunnah Nabi Mohammad SAW.Hal
yang jarang diungkapkan oleh para Alim Ulama kita.
 
Apa yang perlu dilakukan masyarakat tingkat d! esa/kecamatan ?
Tahap Pertama adalah kumpulkan data keadaan desa,demografi,sumber daya
yang ada,
pendidikan,usaha yang sudah ada didaerah,pemimpin lokal formal maupun
informal,kebijakan ataupun budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk
dunia usaha.
Dari DATA yang terkumpul misalnya Kecamatan Telaga diidentifikasi ada
1000 orang 
yang memerlukan kerja, maka perlu dikaji usaha/produk/jasa apa yang akan
diciptakan dan berapa pegawainya agar usahanya bisa tumbuh,mempunyai
daya saing dan market yang
baik lokal maupun regional.Kalau bisa punya usaha dengan pekerja 10
orang,maka diperlukan 100 unit usaha.
Perlu Business Plan dengan data riil lapangan agar benar usahanya bisa
tumbuh.
Sebagai gambaran di Amerika terdapat 12 sukarelawan eks
pengusaha/entrepreneur
untuk membina agar usaha pedesaan bisa tumbuh.
 
Mengingat pekerjaan besar dalam memakmurkan ! pedesaan maka Konsep yang
digunakan
adalah ABCD dan ABG.
Asset Based Community Development/ABCD ini yang dibahas/analisis oleh
ABG atau
A adalah Akademisi/Orang Pintar/Inventor/Alim Ulama lokal ditambah
dengan Akademisi dari luar daerah untuk membantu kalau
diperlukan.Misalnya bagaimana membuat Aquaculture dalam perikanan
ataupun membuat minyak bakar dari pohon jarak atau memelihara sapi
dengan lebih efisien dan berkelanjutan.Terlampir data Perikanan Dunia.
B adalah Pe-Bisnis yang berniat untuk USAHA atau para Entrepreneur lokal
yang akan mendapatkan dana bergulir untuk usahanya.
G adalah Government yang menyediakan dana,memberikan teknologi tepat
guna ataupun 
mencarikan Market seperti apa yang telah dilakukan Pak Fadel untuk
jagung,sapi dan
mungkin nanti Ikan.Perizinan usaha/pajak dan ekspor yang tidak berbelit.
Terlampir data/informasi tentang Perikanan DUNIA kalau mau terjun! ke
pasar Dunia.
Semua hal diatas memerlukan Cm atau Critical Mass yang singkatnya adalah
kalau
saya mau membuat bom nuklir kalau dibawah massa tertentu dipastikan
tidak bisa meledak.Jadi perlu ada critical mass atau resource untuk
menjawab tantangan ekonominya.
Misalnya Eropa bergabung untuk bisa bersaing dengan Amerika dan Asia
Pacific.
Begitu pula Kecamatan harus bisa mencapai critical mass untuk bisa
menumbuhkan desanya.Dalam arti perlu kajian ABCD untuk bisa menumbuhkan
pedesaan yang
kita inginkan dan tidak tergantung pada aspirasi tanpa kajian ABCD-nya.
Perlu teknologi tepat guna untuk daerah bersangkutan,manajemen usaha
yang benar,
pekerja yang punya niat dan motivasi yang kuat.
Hal ini untuk mencegah agar jangan terjadi seperti cerita Bung Henk
tentang pedesaan
Gorontalo yang tetap miskin.
Cina dengan KONSEP ABG lebih revolusioner dengan mengangkat pejabatnya
juga sebagai manager usaha desa sehingga mereka mendapat pembagian
keuntungan dari usaha daerah,jadi benar usaha dan bukan jadi
peminta-minta dengan cara mempersulit usaha.
Hal ini yang disebut sebagai BUERAU-PRENEUR.
Nah gabungan BUEREAU-PRENEUR dengan ENTREPRENEUR dibantu dengan DANA
Rp 3 Milyar/Kecamatan dengan Konsep ABCD dan ABG mudah-mudahan bisa
jalan di 
Indonesia atau at least GORONTALO yang berada dalam jangkauan pemikiran
kita.
Cina ekonominya bisa tumbuh diatas 10 %/tahun karena konsep ini.
Namun hal diatas tidak cukup,UKM perlu dipantau bagaimana jalannya agar
bisa diidentifikasi dari awal sukses tidaknya.Monitor dan Evaluasi
dengan Sistem Informatika
atau SMS perlu dilakukan agar usaha dan modal yang diberikan tidak
MUBAZIR jadinya.
Kebiasaan kita

[GM2020] Fwd: 04 January 2008 - Globefish Newsletter dan Program Rp 3 Milyar/Kecamatan

2008-01-08 Terurut Topik Bakri Arbie
Yth Rekan-rekan milis,
   
  Setelah Kongres Inovasi saya ingin mengusulkan topik Pembangunan Masyarakat 
Desa.
  Terutama adanya informasi tentang Program Rp 3 Milyar/kecamatan yang mestinya 
sudah mulai diluncurkan akhir tahun 2007 dan mulai pelaksanaannya tahun 2008.
  Tujuan dari Program Pro POOR presiden SBY adalah bantuan Rp 3 
Milyar/Kecamatan adalah peningkatan ekonomi pedesaan dengan cara membuat Usaha 
Kecil,Mikro bahkan menengah,membuat infrastruktur yang dirasakan penting oleh 
masyarakat setempat.
  Usaha rakyat baik usaha sendiri,usaha dengan pegawai/pekerja 3 orang,5 orang 
bahkan
  sampai 10 ataupun 25 orang.
  Saya pernah bicara dengan pengusaha sukses dari Poso,tentang UKM dan beliau 
mengatakan bahwa berusaha adalah Sunnah Nabi Mohammad SAW.Hal yang jarang 
diungkapkan oleh para Alim Ulama kita.
   
  Apa yang perlu dilakukan masyarakat tingkat desa/kecamatan ?
  Tahap Pertama adalah kumpulkan data keadaan desa,demografi,sumber daya yang 
ada,
  pendidikan,usaha yang sudah ada didaerah,pemimpin lokal formal maupun 
informal,kebijakan ataupun budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk dunia 
usaha.
  Dari DATA yang terkumpul misalnya Kecamatan Telaga diidentifikasi ada 1000 
orang 
  yang memerlukan kerja, maka perlu dikaji usaha/produk/jasa apa yang akan 
diciptakan dan berapa pegawainya agar usahanya bisa tumbuh,mempunyai daya saing 
dan market yang
  baik lokal maupun regional.Kalau bisa punya usaha dengan pekerja 10 
orang,maka diperlukan 100 unit usaha.
  Perlu Business Plan dengan data riil lapangan agar benar usahanya bisa tumbuh.
  Sebagai gambaran di Amerika terdapat 12 sukarelawan eks 
pengusaha/entrepreneur
  untuk membina agar usaha pedesaan bisa tumbuh.
   
  Mengingat pekerjaan besar dalam memakmurkan pedesaan maka Konsep yang 
digunakan
  adalah ABCD dan ABG.
  Asset Based Community Development/ABCD ini yang dibahas/analisis oleh ABG atau
  A adalah Akademisi/Orang Pintar/Inventor/Alim Ulama lokal ditambah dengan 
Akademisi dari luar daerah untuk membantu kalau diperlukan.Misalnya bagaimana 
membuat Aquaculture dalam perikanan ataupun membuat minyak bakar dari pohon 
jarak atau memelihara sapi dengan lebih efisien dan berkelanjutan.Terlampir 
data Perikanan Dunia.
  B adalah Pe-Bisnis yang berniat untuk USAHA atau para Entrepreneur lokal yang 
akan mendapatkan dana bergulir untuk usahanya.
  G adalah Government yang menyediakan dana,memberikan teknologi tepat guna 
ataupun 
  mencarikan Market seperti apa yang telah dilakukan Pak Fadel untuk 
jagung,sapi dan
  mungkin nanti Ikan.Perizinan usaha/pajak dan ekspor yang tidak berbelit.
  Terlampir data/informasi tentang Perikanan DUNIA kalau mau terjun ke pasar 
Dunia.
  Semua hal diatas memerlukan Cm atau Critical Mass yang singkatnya adalah kalau
  saya mau membuat bom nuklir kalau dibawah massa tertentu dipastikan tidak 
bisa meledak.Jadi perlu ada critical mass atau resource untuk menjawab 
tantangan ekonominya.
  Misalnya Eropa bergabung untuk bisa bersaing dengan Amerika dan Asia Pacific.
  Begitu pula Kecamatan harus bisa mencapai critical mass untuk bisa 
menumbuhkan desanya.Dalam arti perlu kajian ABCD untuk bisa menumbuhkan 
pedesaan yang
  kita inginkan dan tidak tergantung pada aspirasi tanpa kajian ABCD-nya.
  Perlu teknologi tepat guna untuk daerah bersangkutan,manajemen usaha yang 
benar,
  pekerja yang punya niat dan motivasi yang kuat.
  Hal ini untuk mencegah agar jangan terjadi seperti cerita Bung Henk tentang 
pedesaan
  Gorontalo yang tetap miskin.
  Cina dengan KONSEP ABG lebih revolusioner dengan mengangkat pejabatnya juga 
sebagai manager usaha desa sehingga mereka mendapat pembagian keuntungan dari 
usaha daerah,jadi benar usaha dan bukan jadi peminta-minta dengan cara 
mempersulit usaha.
  Hal ini yang disebut sebagai BUERAU-PRENEUR.
  Nah gabungan BUEREAU-PRENEUR dengan ENTREPRENEUR dibantu dengan DANA
  Rp 3 Milyar/Kecamatan dengan Konsep ABCD dan ABG mudah-mudahan bisa jalan di 
  Indonesia atau at least GORONTALO yang berada dalam jangkauan pemikiran kita.
  Cina ekonominya bisa tumbuh diatas 10 %/tahun karena konsep ini.
  Namun hal diatas tidak cukup,UKM perlu dipantau bagaimana jalannya agar bisa 
diidentifikasi dari awal sukses tidaknya.Monitor dan Evaluasi dengan Sistem 
Informatika
  atau SMS perlu dilakukan agar usaha dan modal yang diberikan tidak MUBAZIR 
jadinya.
  Kebiasaan kita adalah program diluncurkan tapi tidak ada pemantauan yang 
senantiasa
  memberikan umpan balik untuk corrective action.
  Kalau sudah terlambat corrective action maka jadilah kemubaziran.
  Pada para Moderator ataupun Kelompok SSG atau yang minat bisa menjadi 
Pengumpul DATA untuk ABCD
  agar Gorontalo siap menerima PROGRAM Rp 3 Milyar/Kecamatan dan SUKSES.
  Harus SUKSES oleh karena SURVIVAL kita tergantung pada SUKSESNYA PROGRAM 
PRO-POOR.INNOVATE or DIE. Odu olo.

Note: forwarded message attached.

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo!