Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
iya memang hal-hal yang tabu seperti ini ga perlu di ekspos, karena nantinya memalukan baik Anak-anak itu sendiri maupun orang tua dan keluarga..Nah saya menghimbau bagi para kuli tinta mohon mengerti dan menyadari berita-berita apa yang pantas di ekspos atau tidak piss Bolo Maapu ju. --- On Thu, 11/13/08, Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Thursday, November 13, 2008, 4:05 AM Kase kursus kasana dulu li pak Ayub.monggo. .. wass. --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, abdul ayub wrote: > > yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua > > wassalam > > --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois [EMAIL PROTECTED] . wrote: > > From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] . > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM > > > > > > > > > aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo > > > > > > From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] com> > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > > > > > > ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo > > > > > > From: abdul ayub > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > > > > > > > > > alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. > sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. > mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku > apalagi mereka masih anak2 > gimana para wartawan! di milis ini??? > > > wassalam > > --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > From: Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> > Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > To: "gorontalo maju" > Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM > > > > > > > > > > > > > Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP > > > > Selasa, 04 Nopember 2008 > > Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa > > GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. > > Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. > > Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. > > Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
Kase kursus kasana dulu li pak Ayub.monggo... wass. --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, abdul ayub <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua > > wassalam > > --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois [EMAIL PROTECTED] wrote: > > From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM > > > > > > > > > aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo > > > > > > From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] com> > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > > > > > > ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo > > > > > > From: abdul ayub > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM > Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > > > > > > > > > alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. > sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. > mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku > apalagi mereka masih anak2 > gimana para wartawan! di milis ini??? > > > wassalam > > --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > From: Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> > Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo > To: "gorontalo maju" > Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM > > > > > > > > > > > > > Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP > > > > Selasa, 04 Nopember 2008 > > Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa > > GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. > > Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. > > Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. > > Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. > > Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. > > Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras s
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua wassalam --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED] com> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo From: abdul ayub To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku apalagi mereka masih anak2 gimana para wartawan! di milis ini??? wassalam --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: "gorontalo maju" Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Selasa, 04 Nopember 2008 Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun ini naik. Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus jaga tusuk di lubang panta," kata para korban. "Saya pigi jemput Acil (nama disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua wassalam --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED] com> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo From: abdul ayub To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku apalagi mereka masih anak2 gimana para wartawan! di milis ini??? wassalam --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: "gorontalo maju" Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Selasa, 04 Nopember 2008 Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun ini naik. Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus jaga tusuk di lubang panta," kata para korban. "Saya pigi jemput Acil (nama disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo From: abdul ayub To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku apalagi mereka masih anak2 gimana para wartawan! di milis ini??? wassalam --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: "gorontalo maju" Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Selasa, 04 Nopember 2008 Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid.. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun ini naik. Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus jaga tusuk di lubang panta," kata para korban. "Saya pigi jemput Acil (nama disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, dia harus dihukum," lanjutnya. Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya kasus sodomi ini. "Pihak Kepolis
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo From: abdul ayub <[EMAIL PROTECTED]> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku apalagi mereka masih anak2 gimana para wartawan! di milis ini??? wassalam --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: "gorontalo maju" Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Selasa, 04 Nopember 2008 Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun ini naik. Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus jaga tusuk di lubang panta," kata para korban. "Saya pigi jemput Acil (nama disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, dia harus dihukum," lanjutnya. Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya kasus sodomi ini. "Pihak Kepolisian jangan tebang pilih atau pilih kasih menindaklanjuti kasus ini dan diberikan hukuman yang setimpal," timpal Ais. Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Bachrudin Ismail melalui Kabid Humas AKBP Burhan Pulubuhu mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tersebut namun belum menerima informasi dari pihak Reskrim terkait berbagai indikasinya. "Sudah ada, tapi inf
Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi. sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan. mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku apalagi mereka masih anak2 gimana para wartawan! di milis ini??? wassalam --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo To: "gorontalo maju" Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Selasa, 04 Nopember 2008 Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo. Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib' dengan Dik. Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras. Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam. Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu. Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun ini naik. Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus jaga tusuk di lubang panta," kata para korban. "Saya pigi jemput Acil (nama disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, dia harus dihukum," lanjutnya. Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya kasus sodomi ini. "Pihak Kepolisian jangan tebang pilih atau pilih kasih menindaklanjuti kasus ini dan diberikan hukuman yang setimpal," timpal Ais. Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Bachrudin Ismail melalui Kabid Humas AKBP Burhan Pulubuhu mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tersebut namun belum menerima informasi dari pihak Reskrim terkait berbagai indikasinya. "Sudah ada, tapi informasinya belum diterima. Mungkin masih ditindaklanjuti, " ujar Burhan. Dia menambahkan, walaupun sudah ada indikasinya namun dalam menangani sebuah kasus harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan jika terbukti akan ditindak sesuai hukum yang berlaku. gpinfo Kisah Siswa Korban Sodomi Selasa, 04 Nopember 2008 Ingin Merokok Gratis Malah Dapat "Cerutu" Tergiur akan rokok yang banyak, kebebasan bermain dan juga pemberian beberapa fasilitas seperti Play station (PS) serta menggunakan motor. Tapi semua fasilitas itu harus dibayar mahal dengan mengorbankan salah satu "barang berharga" mereka. Korban Sodomi yang masih belia ini mengaku tak pernah menyangka akan