Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-13 Terurut Topik reza romantis
iya memang hal-hal yang tabu seperti ini ga perlu di ekspos, karena nantinya 
memalukan baik Anak-anak itu sendiri maupun orang tua dan keluarga..Nah 
saya menghimbau bagi para kuli tinta mohon mengerti  dan menyadari 
berita-berita apa yang pantas di ekspos atau tidak 


piss
Bolo Maapu ju.

--- On Thu, 11/13/08, Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Sitti Zumbrunn Uno <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis"  Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:05 AM













Kase kursus kasana dulu li pak Ayub.monggo. ..



wass.



--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, abdul ayub 

wrote:

>

> yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode

etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu

samua

>

> wassalam

>

> --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois [EMAIL PROTECTED] . wrote:

>

> From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] .

> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7

Siswa SMP Gorontalo

> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM

>

>

>

>

>

>

>

>

> aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI

atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo

>

>

>

>

>

> From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] com>

> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM

> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7

Siswa SMP Gorontalo

>

>

>

>

>

> ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak

asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi

menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam

uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu

olo

>

>

>

>

>

> From: abdul ayub 

> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM

> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7

Siswa SMP Gorontalo

>

>

>

>

>

>

>

>

> alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto

korban sodomi.

> sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan

lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk

tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan.

> mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku

> apalagi mereka masih anak2

> gimana para wartawan! di milis ini???

>

>

> wassalam

>

> --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> wrote:

>

> From: Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com>

> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

> To: "gorontalo maju" 

> Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM

>

>

>

>

>

>

>

>

>

>

>

>

> Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP

>

>

>

> Selasa, 04 Nopember 2008

>

> Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

>

> GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala

Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa

isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di

Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang

siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo.

>

> Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak

sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak

kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende

salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini

langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk

mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula

beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib'

dengan Dik.

>

> Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu.

Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain

anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu

sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan,

Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras.

>

> Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan

temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan

(oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red)

deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai

fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-13 Terurut Topik Sitti Zumbrunn Uno

Kase kursus kasana dulu li pak Ayub.monggo...

wass.




--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, abdul ayub <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode
etik,deng yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu
samua
>
> wassalam
>
> --- On Wed, 11/12/08, Lois Lois [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7
Siswa SMP Gorontalo
> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
> aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI
atau PWI pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo
>
>
>
>
>
> From: Lois Lois [EMAIL PROTECTED] com>
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM
> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7
Siswa SMP Gorontalo
>
>
>
>
>
> ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak
asusila, termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi
menjaga nama baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam
uu pers no 40/1999. kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu
olo
>
>
>
>
>
> From: abdul ayub 
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM
> Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7
Siswa SMP Gorontalo
>
>
>
>
>
>
>
>
> alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto
korban sodomi.
> sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan
lingkungan karena perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk
tidak di publikasikan demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
> mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
> apalagi mereka masih anak2
> gimana para wartawan! di milis ini???
>
>
> wassalam
>
> --- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com> wrote:
>
> From: Nhink Budhy [EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
> To: "gorontalo maju" 
> Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP
>
>
>
> Selasa, 04 Nopember 2008
>
> Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa
>
> GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa
isu tak sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di
Polres Bone Bolango berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang
siswa salah satu SMP di Kota Barat, Kota Gorontalo.
>
> Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak
sekolah kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak
kesayangan-red) tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende
salah seorang wali murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini
langsung mendesak Dik (nama disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk
mengakui hal tersebut. Dari pengakuan Dik, tak disangka menyusul pula
beberapa penuturan beberapa teman sebayanya yang mengaku 'senasib'
dengan Dik.
>
> Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu.
Diduga, Dula sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain
anak di rumahnya kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu
sebagai 'umpan' untuk menjerat para mangsanya. Sebut saja diajak makan,
Play Station 2, nonton film blue, rokok, hingga minuman keras.
>
> Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan
temannya dan seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan
(oknum Polisi-red) banyak rokok. Abis itu main PS (Play Station-red)
deng nonton bokep," bilangnya polos. Karena 'dimanja' dengan berbagai
fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, para Anak Baru Gede (ABG)
ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga larut malam.
>
> Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya,
pak Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari
menonton film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng
bagitu (dengan mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka,
tindakan oknum polisi berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali
dan, diantara para korban sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar
bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu somo penaikan kelas," tambah Dik yang
menjadi 'anak emas' pak polisi itu.
>
> Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara
membuat mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras s

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-12 Terurut Topik abdul ayub
yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng 
yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua
 
wassalam

--- On Wed, 11/12/08, Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM








aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI 
pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo 





From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED] com>
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo





ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, 
termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama 
baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. 
kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo





From: abdul ayub 
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo








alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi.
sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena 
perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan 
demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
apalagi mereka masih anak2 
gimana para wartawan! di milis ini???
 
 
wassalam

--- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
To: "gorontalo maju" 
Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM












Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 



Selasa, 04 Nopember 2008 

Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala 
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak 
sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango 
berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota 
Barat, Kota Gorontalo.

Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah 
kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) 
tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali 
murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama 
disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan 
Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya 
yang mengaku 'senasib' dengan Dik.

Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula 
sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya 
kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat 
para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, 
rokok, hingga minuman keras.

Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan 
seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak 
rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. 
Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, 
para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga 
larut malam.

Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak 
Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton 
film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan 
mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi 
berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban 
sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu 
somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu.

Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat 
mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno 
sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun 
ini naik.

Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para 
mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus 
jaga tusuk di lubang panta," kata para korban.  "Saya pigi jemput Acil (nama 
disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak 
anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-12 Terurut Topik abdul ayub
yang ba foto depe nama deice gorontalo post, sangat melanggar kode etik,deng 
yang ba muat olo,soalnya menyebar luaskan,mo kase kursus dulu samua
 
wassalam

--- On Wed, 11/12/08, Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 12, 2008, 11:39 PM








aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI 
pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo 





From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED] com>
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo





ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, 
termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama 
baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. 
kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo





From: abdul ayub 
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo








alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi.
sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena 
perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan 
demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
apalagi mereka masih anak2 
gimana para wartawan! di milis ini???
 
 
wassalam

--- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
To: "gorontalo maju" 
Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM












Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 



Selasa, 04 Nopember 2008 

Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala 
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak 
sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango 
berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota 
Barat, Kota Gorontalo.

Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah 
kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) 
tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali 
murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama 
disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan 
Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya 
yang mengaku 'senasib' dengan Dik.

Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula 
sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya 
kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat 
para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, 
rokok, hingga minuman keras.

Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan 
seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak 
rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. 
Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, 
para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga 
larut malam.

Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak 
Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton 
film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan 
mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi 
berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban 
sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu 
somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu.

Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat 
mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno 
sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun 
ini naik.

Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para 
mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus 
jaga tusuk di lubang panta," kata para korban.  "Saya pigi jemput Acil (nama 
disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak 
anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-12 Terurut Topik Lois Lois
aduuh, diatur dalam uu pers atau kode etik yaa... ya maaf. orang AJI atau PWI 
pasti lebih tahu dan lebih pandai menjelaskan. odu olo 





From: Lois Lois <[EMAIL PROTECTED]>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:31:45 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo


ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, 
termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama 
baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. 
kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo





From: abdul ayub 
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo


alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi.
sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena 
perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan 
demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
apalagi mereka masih anak2 
gimana para wartawan! di milis ini???


wassalam

--- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
To: "gorontalo maju" 
Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM


Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP  
Selasa, 04 Nopember 2008  
Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala 
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak 
sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango 
berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota 
Barat, Kota Gorontalo.

Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah 
kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) 
tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali 
murid.. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama 
disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan 
Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya 
yang mengaku 'senasib' dengan Dik.

Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula 
sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya 
kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat 
para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, 
rokok, hingga minuman keras.

Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan 
seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak 
rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. 
Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, 
para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga 
larut malam.

Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak 
Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton 
film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan 
mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi 
berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban 
sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu 
somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu.

Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat 
mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno 
sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun 
ini naik.

Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para 
mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus 
jaga tusuk di lubang panta," kata para korban.  "Saya pigi jemput Acil (nama 
disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak 
anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota 
Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika 
anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, 
dia harus dihukum," lanjutnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota 
Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya 
kasus sodomi ini. "Pihak Kepolis

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-12 Terurut Topik Lois Lois
ya, identitas korban terutama anak-anak pada kasus dugaan tindak asusila, 
termasuk foto, tidak boleh dipublikasi (bisa di-blur siih) demi menjaga nama 
baik dan masa depan ybs. saya kira itu jelas diatur dalam uu pers no 40/1999. 
kemerdekaan pers bukan untuk mencari sensasi. odu olo





From: abdul ayub <[EMAIL PROTECTED]>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:12:48 PM
Subject: Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 
Gorontalo


alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi.
sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena 
perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan 
demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
apalagi mereka masih anak2 
gimana para wartawan! di milis ini???


wassalam

--- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
To: "gorontalo maju" 
Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM


Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP  
Selasa, 04 Nopember 2008  
Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala 
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak 
sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango 
berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota 
Barat, Kota Gorontalo.

Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah 
kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) 
tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali 
murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama 
disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan 
Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya 
yang mengaku 'senasib' dengan Dik.

Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula 
sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya 
kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat 
para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, 
rokok, hingga minuman keras.

Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan 
seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak 
rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. 
Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, 
para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga 
larut malam.

Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak 
Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton 
film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan 
mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi 
berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban 
sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu 
somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu.

Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat 
mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno 
sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun 
ini naik.

Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para 
mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus 
jaga tusuk di lubang panta," kata para korban.  "Saya pigi jemput Acil (nama 
disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak 
anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota 
Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika 
anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, 
dia harus dihukum," lanjutnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota 
Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya 
kasus sodomi ini. "Pihak Kepolisian jangan tebang pilih atau pilih kasih 
menindaklanjuti kasus ini dan diberikan hukuman yang setimpal," timpal Ais.

Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Bachrudin Ismail melalui Kabid Humas AKBP Burhan 
Pulubuhu mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tersebut namun belum 
menerima informasi dari pihak Reskrim terkait berbagai indikasinya. "Sudah ada, 
tapi inf

Re: [GM2020] "berita yg nggak etis" Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo

2008-11-12 Terurut Topik abdul ayub
alangkah tidak baiknya berita di bawah ini karena menapilkan foto korban sodomi.
sebagai jurnalis hendaknya mempetimbangkan kejiwaan anak dan lingkungan karena 
perjalan mereka masih panjang hargai hak2 mereka untuk tidak di publikasikan 
demi perkembangan jiwa anak di masa depan.
mereka juga kan malu dan mereka korban bukan pelaku
apalagi mereka masih anak2 
gimana para wartawan! di milis ini???
 
 
wassalam

--- On Mon, 11/3/08, Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Nhink Budhy <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] Kembali: Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP Gorontalo
To: "gorontalo maju" 
Date: Monday, November 3, 2008, 7:37 PM














Oknum Polisi Sodomi 7 Siswa SMP 



Selasa, 04 Nopember 2008 

Terbongkar Setelah Sekolah Layangkan Surat Panggilan ke Ortu Siswa

GORONTALO - Belum habis di benak kita kasus rekaman pembicaraan Kepala 
Kejaksaan Negeri (Kajari) Tilamuta, kali ini giliran Kepolisian diterpa isu tak 
sedap. Yakni seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polres Bone Bolango 
berinisial AB alias Dula diduga menyodomi 7 orang siswa salah satu SMP di Kota 
Barat, Kota Gorontalo.

Dugaan kasus sodomi ini terbongkar berawal dari surat panggilan pihak sekolah 
kepada salah satu wali murid. "Padahal ti Nunu (sebutan anak kesayangan-red) 
tiap hari ka sekolah, masak ada panggilan," ujar Pende salah seorang wali 
murid. Setelah itu, lanjut Dia, wanita baya ini langsung mendesak Dik (nama 
disamarkan-red) , 14 tahun, cucunya untuk mengakui hal tersebut. Dari pengakuan 
Dik, tak disangka menyusul pula beberapa penuturan beberapa teman sebayanya 
yang mengaku 'senasib' dengan Dik.

Sedikitnya ada tujuh siswa kelas III SMP Kecamatan Kota Barat itu. Diduga, Dula 
sang oknum polisi itu menjadikan berbagai fasilitas bermain anak di rumahnya 
kompleks Puncur, Kelurahan Bugis, Kota Timur itu sebagai 'umpan' untuk menjerat 
para mangsanya. Sebut saja diajak makan, Play Station 2, nonton film blue, 
rokok, hingga minuman keras.

Kepada Gorontalo Post Dik mengaku, awalnya hanya menerima ajakan temannya dan 
seterusnya seperti itu. "Dorang bilang pa ti Komendan (oknum Polisi-red) banyak 
rokok. Abis itu main PS (Play Station-red) deng nonton bokep," bilangnya polos. 
Karena 'dimanja' dengan berbagai fasilitas yang senang digandrungi pelajar itu, 
para Anak Baru Gede (ABG) ini pun sering berkumpul di rumah tersebut hingga 
larut malam.

Tak hanya itu, menurut penuturan Dik yang turut diamini enam temannya, pak 
Polisi memaksa mereka untuk meminum minuman keras beralkohol sembari menonton 
film porno. "Nanti tiga hari kemudian baru ti Komdan bekeng bagitu (dengan 
mimik malu-red) pa torang," katanya. Menurut mereka, tindakan oknum polisi 
berpangkat Bripka itu dilakukan tidak hanya sekali dan, diantara para korban 
sepakat mengaku, jika kejadian itu sekitar bulan Juli 2008. "Pokoknya waktu 
somo penaikan kelas," tambah Dik yang menjadi 'anak emas' pak polisi itu.

Diduga, modus yang dilakukan sang oknum polisi tersebut dengan cara membuat 
mangsanya tidak berdaya dengan minuman keras serta menyajikan film porno 
sehingga birahi para pelajar yang rata-rata berumur 13 sampai dengan 14 tahun 
ini naik.

Dengan begitu, sang pelaku agak leluasa untuk melakukan aksinya dimana para 
mangsanya sedang dalam posisi 'on'. "Dia jaga (maaf) isap saya punya, terus 
jaga tusuk di lubang panta," kata para korban.  "Saya pigi jemput Acil (nama 
disamarkan-red) di rumah komendan sekitar jam 12 malam, ternyata banyak 
anak-anak disitu ada ba nonton," beber Karim Mohamad, 36, warga Pilolodaa Kota 
Barat yang mengaku orang tua korban. Dia menambahkan, tidak menerima jika 
anaknya diperlakukan layaknya budak seksual seperti itu. "Saya tidak terima, 
dia harus dihukum," lanjutnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Ais Dulialo, 31, warga kelurahan Paguyaman Kota 
Tengah. Dia berharap jika dalam menjalankan proses hukum terkait dengan adanya 
kasus sodomi ini. "Pihak Kepolisian jangan tebang pilih atau pilih kasih 
menindaklanjuti kasus ini dan diberikan hukuman yang setimpal," timpal Ais.

Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Bachrudin Ismail melalui Kabid Humas AKBP Burhan 
Pulubuhu mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tersebut namun belum 
menerima informasi dari pihak Reskrim terkait berbagai indikasinya. "Sudah ada, 
tapi informasinya belum diterima. Mungkin masih ditindaklanjuti, " ujar Burhan. 
Dia menambahkan, walaupun sudah ada indikasinya namun dalam menangani sebuah 
kasus harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan jika terbukti akan 
ditindak sesuai hukum yang berlaku. gpinfo 
 
 




Kisah Siswa Korban Sodomi 



Selasa, 04 Nopember 2008 

Ingin Merokok Gratis Malah Dapat "Cerutu"   

Tergiur akan rokok yang banyak, kebebasan bermain dan juga pemberian beberapa 
fasilitas seperti Play station (PS) serta menggunakan motor. Tapi semua 
fasilitas itu harus dibayar mahal dengan mengorbankan salah satu "barang 
berharga" mereka.


 
Korban Sodomi yang masih belia ini mengaku tak pernah menyangka akan